Anda di halaman 1dari 9

IKLIM & PENGARUHNYA

PADA PERSEBARAN TUMBUHAN


Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah
Geografi Hewan dan Tumbuan

Dosen Pembimbing
Drs. Amsal Amri, M.Pd

Disusun Oleh :
GEBRINA REZKI
1606101040035

PROGRAM STUDI GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM
BANDA ACEH
2017
GEOGRAFI HEWAN DAN TUMBUHAN

“ IKLIM ”

A. Pengantar Biogegrafi
Biogeografi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari makhluk hidup dan
geografi, dalam penyebaran atau distribusi makhluk hidup di bagian bumi termasuk asal dan
cara penyebarannya. Penyebaran makhluk hidup dibedakan atas penyebaran hewan dan
tumbuhan. Organisme yang dipelajari mencakup organisme yang masih hidup dan organisme
yang sudah punah. Faktor-faktor lingkungan seperti suhu, curah hujan, jenis tanah dan
topografi sangat mempengaruhi pola distribusi dari suatu makhluk hidup. Biogeografi
terbagi menjadi Zoografi (biogeografi hewan) dan Fitografi (biogeografi tumbuhan)
Studi tentang penyebaran spesies menunjukkan bahwa spesies-spesies berasal dari
satu tempat, namun selanjutnya menyebar ke berbagai daerah. Organisme tersebut
mengadakan diferensiasi selanjutnya menjadi subspesies baru dan spesies yang cocok
terhadap daerah yang ditempatinya.
Salah satu dasar mempelajari biogeografi adalah bahwa setiap hewan dan tumbuhan
muncul atau mengalami evolusi sekali saja pada masa lampau. Suatu tempat tertentu asal
suatu jenis disebut pusat asal usul. Orang yang pertama kali mengemukakan adanya
hubungan antara makhluk hidup dengan daerah / wilayah tertentu di permukaan bumi adalah
Alfred Russel Wallace.
Pada tahun 1800-an ia menerbitkan buku yang mengungkapkan adanya pola
penyebaran makhluk hidup di bumi. Wallace membagi bumi menjadi 6 wilayah biogeografi
karena masing-masing wilayah memiliki tumbuhan dan hewan yang khas dan unik.

B. Iklim Sebagai sang “Tuan”


Iklim disebut juga sebagai sang “tuan” karena iklim cenderung menyediakan faktor
keseluruhan yang paling penting yang menentukan agihan tumbuhan, pada tahap ini kita
selayaknya memberikan beberapa garis besar tipe-tipe iklim utama dibumi dengan ciri-ciri
vegetasi yang berkaitan.
Dari unsur alami iklimlah yang paling jauh dapat mengendalikan kehidupan
tumbuhan, dan studi tentang iklim, yaitu klimatologi. Klimatologi menangani masalah
keadaan-keadaan atmosfer yang mempengaruhi kehidupan-kehidupan khususnya cahaya,
suhu, curah hujan, daya penguapan dan angin. Faktor-faktor tambahan meliputiradiasi,
keadaan awan, dan angin. Komponen-komponen itu sering saling berhubungan, berbagai
kombinasinya memberikan kepada kita ciri-ciri iklim berbagai bagian di bumi, yang
untuktujuan kita dapat dalam garis besar dibagi menjadi tiga bagian. Bagian-bagian itu adalah
wilayah kutub, wilayah iklim sedang, dan wilayah tropika.
Iklim daerah sedang dan negara-negara yang berbatasan kebanyakan cukup panas
dan lembab. Iklim di daerah-daerah itu menunjukan fluktuasi yang jelas bersifat musiman
dan harian, dan juga variasi besar dari tempat yang satu ketempat yang lain. Rata-rata bulan
terpanas setiap tahun biasanya diatas 100C, dan curah hujan tahunan jauh lebih dari 762 mm.
Vegetasinya cenderung cukup subur, sekurang-kurangnya dalam kondisi yang
menguntungkan, dengan pohon dan semak-semak yang berdominasi luas tetapi tumbuhan
terna melampaui pohon-pohon dan semak-semak tadi dalam jumlah dan varietasnya.
Iklim-iklim daerah sekitar kutub dan daerah-daerah yang berelevasi tinggi
kebanyakan bersifat keras, dengan suhu rata-rata dalam bulan bulan yang palingt panas
dibawah 10oC. Presipitasi kebanyakan dalam bentuk salju dan kurang dari 254 mm setiap
tahun, walupan karena suhu yang selalu rendah kelembababan nisbi mungkin cukup tinggi,
dan daya penguapannya rendah. Kebanyakan daerah kutub terdapat fluktuasi musiman yang
besar dan fluktuasi harian yang besar dikebanyakan daerah Alpin (pengunungan yang tinggi).
Vegetasi kebanyakan rendah dan sedikit – terdiri atas semak-semak kerdil, terna (termasuk
banyak yang berperawakan seperti rumput), lumut kerak, dan lumut.
Iklim daerah tropika dan daerah-daerah yang berbatsan adalah panas dan sangat
lembab dengan suhu rata-rata dalam bulan terdingin biasanya diatas 17.80C dan curah hujan
seringkali lebat (misalnya 200-400 cm). Vegetasi berkisar dari hutan hujan yang paling subur
di dunia sampai berbagai komunitas semak, lahan rumput, dan komunitas gurun dengan
semakin berkurangnya air yang tersedia.

B. Faktor-Faktor Iklim
Faktor-faktor iklim meliputi sifat-sifat umum iklim daerah, misalnya menunjukkan
fluktuasi berdaur harian, musiman, atau berjangka panjang. Pada lima faktor iklim utama
yang sekarang harus kita prhatikan pada gilirannya : kombinasi faktor-faktor itulah
menentukan tipe-tipe vegetasi, dan dengan demikian faktor-faktor itu tidak dapat ditempatkan
menurut urutan pentingnya :
1. Cahaya
Seperti yang kiat lihat cahaya merupakan suatu fator yang esensial untuk fotosintesis.
Iklim cahaya pada suatu tempat bergantung pada lamannya penyinaran, agihan waktu,
intensitas, dan kualitas cahaya, yang diterima, meskipun sejauh ini bagi tumbuhan
yang bersangkutan masa yang efektif dapat dimodifikasikan oleh kedinginan atau
kekeringan. Selanjutnya, untuk pembungaan yang berhasil, banyak tumbuhan yang
membutuhkan hari yang relatif panjang atau sebaliknya.
2. Suhu
Faktor ini mempunyai arti yang vital , karena suhu menentukan kecepatan reaksi-
reaksi dan kegiatan-kegiatan kimiawi yang mencakup kehidupan. Adapun intensitas
respirasi daun sepenuhnya dipengaruhi oleh suhu udara dan berlangsung secara terus-
menerus sepanjang umur tumbuhan. Maka semakin rendah suhu udara harian akan
semakin rendah penggunaan karbohidrat untuk respirasi. Produksi gugus karbohidrat
netto harian pada tanaman merupakan produk bruto fotosintesis siang hari dikurangi
pemanfaatan untuk respirasi selama 24 jam. Maka pada kisaran toleransi, semakin
tinggi intensitas radiasi PAR yang berlangsung semakin lama, disertai suhu udara
yang rendah akan menghasilkan produk fotosintesis netto yang semakin tinggi.
3. Presipitasi ( Curah Hujan)
Banyaknya hujan, khususnya yang jatuh suatu daerah selama setahun sangat penting,
karena curah hujan terutama menentukan ketersediaan air dan proses-proses
pertumbuhan vital lainnya. Dengan ketersediaan air inilah terdapat ketersesuaian yang
besar dengan vegetasi; dan walaupun jumlah setahunnya mungkin merupakan sifat
yang paling penting untuk pohon, musim jatuhnya hujan dapat merupakan suatu
masalah yang sangat penting untuk tumbuhan terna dan lahan rumput. Dengan
berkurangnya curah hujan, terdapat kecenderungan semakin lebih banyak tumbuhan
xeromorf (yaitu tumbuhan dengan sifat yang untuk membantu penghambatan air,
sedangkan xerofita merupakan tumbuahan yang umumnya hidup di tempat yang
kering). Pada ekstrem yang lain kita dapati hidrofita atau tumbuhan rawa, sedangkan
diantara xerofita dan hidrofita terdapat yang disebut mesofita, yang hidup dalam
habitat yang biasanya tidak menunjukan adanya kekurangan maupun kelebihan air.
Bentuk lain presipitasi adalah salju, hujan es dan embun.
4. Daya Penguapan
Daya penguapan udara merupak suatu faktor yang penting sekali bagi kehidupan
tumbuhan, karena langsung berpengaruh terhadap transpirasi pada tumbuhan. Daya
penguapan ditunjukan kira-kira oleh lembab nisbi. Penguapan mengintegrasikan
kandungan air dalam udara dengan suhu, angin, dan faktor waktu dan dapa
dibandingkan dengan tumbuhan yang ditempatkan di samping.
5. Angin
Karena ada gesekan dengan permukaan tanah, batuan, bangunan, dan selain itu semua
sifat-sifat fisiografi utama dan masa vegetasi, angin cenderung untuk meningkatkan
kecepatannya dengan semakin tinggi dari permukaan tanah. Angin pada umumnya
mempengaruhi fakto-faktor ekologi lainnya di suatu tempat misalnyakandunagn air
dalam udara dan suhu, melalui pengaruhnya terhadap penguapan air tetapi juga dapat
mempunyai pengaruh langsung terhadap vegetasi, terutama dengan menumbangkan
pohon-pohon atau dengan mematahkan dahan-dahan atsu bagian lainnya. Secara
mekanik angin juga dapat menyebabkan terjadinya erosi tanah abrasi vegetasi,
melalui partikel-partikel yang dibawanya, dan dari segi fisiologi dapa mengurangi
kecepatan pertumbuhan dengan mengganti udara yang basah dengan udara yang
kering, dan akibatnya meningkatkan transpirasi dan menurunkan turgor sel-sel
tumbuhan yang dipengaruhi. Hal ini menerangkan mengapa pertumbuhan pohon-
pohon dan semak-semak sering terjadi di tempat-tempat yang jauh dari tiupan angin
yang terus menerus pada keadaan yang terdadah, dan keterbatasan pohon-pohon dan
semak menjadi kerdil di tempat yang merupakan depresi terlindung.

C. Pengaruh Cuaca Dan Iklim Terhadap Persebaran Vegetasi


Vegetasi adalah istilah untuk keseluruhan komunitas tetumbuhan. Vegetasi
merupakan bagian hidup yang tersusun dari tetumbuhan yang menempati suatu ekosistem.
Persebaran Tumbuhan ditentukan oleh faktor geologis, geografis (seperti ketinggian dan garis
lintang) dan curah hujan. Dengan demikian disetiap belahan bumi akan berbeda jenis
vegetasinya. Menurut Merriem persebaran tumbuhan dari khatulistiwa ke daerah lintang
tinggi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Keanekaragaman tumbuhan berkurang
2. Kerapatan tumbuhan semakin renggang
3. Ketinggian tumbuhan semakin berkurang
Berdasarkan topografi, semakin tinggi suatu tempat maka suhu udara semakin rendah.
Dengan demikian vegetasi di setiap ketinggian akan berbeda tergantung suhu yang
mempengaruhi tumbuhan tersebut. Iklim, terutama suhu udara dan curah hujan, mempunyai
pengruh yang besar terhadap persebaran flora. Indonesia beriklim tropis sehingga suhu udara
rata-rata tiap tahun menjadi cukup tinggi. Oleh sebab itu, tumbuh-tumbuhan di Indonesia
tumbuh sepanjang tahun dan tidak menngalami musim gugur seperti di negara-negara
beriklim subtropis. Selain itu, perbedaan intensitas curah hujan di tiap-tiap wilayah Indonesia
mempengaruhi jenis dan pertumbuhan floranya.
1) Pengaruh cuaca dan iklim terhadap persebaran vegetasi di Indonesia
Berdasarkan banyak sedikitnya curah hujan di tiap daerah, pembagian flora di Indonesia
antara lain sebagai berikut :
 Hutan hujan tropis. Hutan ini sangat lebat dan sinar matahari tidak dapat menembus ke
bawah. Contohnya terdapat di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
 Hutan musim. Hutan yang daun-daunnya meranggas pada musim kemarau dan tumbuh
di musim penghujan. Terdapat di daerah-daerah lintang tinggi dengan curah hujan yang
sedang, seperti hutan jati di Jawa dan Sulawesi (Buton).
 Sabana. Merupakan daerah yang bersuhu udara tinggi dengan curah hujan sedikit,
terdapat padang rumput yang diselingi semak belukar (sabana). Contohnya terdapat di
NTB, NTT dan Sulawesi Tengah.

2) Pengaruh cuaca dan iklim terhadap persebaran vegetasi dunia:


 Padang Rumput

Vegetasi ini terdapat di daerah tropis sampai subtropis dengan curah hujan antara 25
cm – 50 cm pertahun. Ciri-ciri vegetasi yaitu tidak ada pohon melainkan rumput
(Graminae). Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Vegetasi di
daerah ini tergantung pada kelembaban. Terdapat pada daerah Hongaria, Amerika Utara,
Argentina dan Rusia Selatan.
 Gurun

Daerah ini berbatasan dengan padang rumput. Semakin jauh dari padang rumput maka
keadaan semakin gersang. Curah hujannya sangat rendah berkisar kurang dari 25 cm per
tahun dan hujan turun tidak lebat juga tidak teratur. Ciri-ciri vegetasi dengan jumlah
pohon sangat sedikit yang tumbuh adalah jenis tumbuhan tahan kering (xerofit), berbunga
dan berbuah dalam waktu pendek (efermer).
Matahari bersinar terik didaerah ini hingga suhu pada musim panas dapat mencapai
40o dan amplitudo suhu hariannya sangat besar. Tanah yang tandus dan kandungan air
yang sangat rendah membuat tumbuhan dan hewan-hewan tertentu saja yang dapat
bertahan di daerah ini. Tumbuhan yang dapat bertahan di gurun di antaranya kaktus yang
memiliki batang yang dapat menyimpan cadangan air dalam waktu yang lama, berdaun
seperti duri atau tak berdaun dan memiliki akar panjang, sedangkan hewan yang dapat
bertahan di gurun di antaranya adalah unta dan ular. Daerah gurun Gobi (RRC), gurun
Sahara (Afrika Utara), gurun Kalahari (Afrika Selatan).

 Tundra

Tundra merupakan daerah yang dingin dan beku. Terdapat didaerah kutub dan
beriklim kutub. Pepohonan disini amat pendek (semak) dan lumut kerak (Lichenes). Masa
pertumbuhan sangat pendek karena pada musim dingin air membeku menjadi es.
Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Selain tumbuhan, terdapat pula hewan
yang hidup didaerah ini seperti beruang kutub, rusa kutub, serigala, burung-burung yang
bermigrasi. Beberapa diantara mereka ada yang menetap dan ada pula yang datang hanya
pada saat musim panas.

 Hutan hujan tropis

Berada di daerah tropis dan subtropis. Mempunyai spesies pohon yang beragam dan
sepanjang tahun selalu mendapatkan air. Bioma hutan hujan tropis terdapat di kawasan
garis khatulistiwa di seluruh dunia, seperti Asia tengah termasuk Indonesia, Amerika
tengah dan selatan, Afrika, serta Australia. Hutan hujan tropis memiliki temperatur dengan
kisaran 25°C per tahun dan curah hujan yang tinggi sekitar 200 cm per tahun. Ketinggian
tumbuhan 20 m sampai 40 m. Pepohonannya berdaun lebar dan terdapat jenis pohon dari
sulur hingga kayu keras. Hewan di daerah ini pun beragam.

 Hutan gugur

Terdapat di daerah yang memiliki dua musim. Pada musim panas, dedaunan akan
berwarna hijau. Sedangkan pada musim dingin, pepohonan akan mengugurkan
dedaunannya. Terdapat pada daerah iklim sedang, seperti Eropa, sebagian Asia dan
Amerika. Curah hujan antara 75 cm – 100 cm per tahun. Hewan yang hidup di bioma ini
antara lain tikus, beruang, bajing, dan burung. Beberapa hewan pada bioma ini dapat
melakukan hibernasi, yaitu tidur panjang selama musim dingin dengan terlebih dahulu
mengonsumsi banyak makanan.

 Taiga

Didominasi oleh tumbuhan yang berdaun seperti jarum (conifer). Bioma ini memiliki
curah hujan 35 cm sampai dengan 40 cm per tahun. Daerah ini sangat basah karena
penguapan yang rendah. Ciri-ciri lainnya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya
taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan
sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali.
Hutan yang didominasi oleh tanaman pohon pinus berdaun seperti jarum.
Persebarannya di Indonesia sangat merata dan beraneka. Banyak tumbuhan yang hanya
tumbuh di Indonesia (endemic). Dari 300.000 jenis tumbuhan di bumi ini kurang lebih
37.000 jenis (12,3%) terdapat di Indonesia. Hal ini karena Indonesia terletak di antara dua
kawasan biogeografi, yaitu Oriental dan Australia. Ada beberapa jenis tumbuhan langka
yang tumbuh di Indonesia, misalnya bunga Raflesia di Bengkulu, D.I. Aceh, Sumatera
Barat, Kalimantan Timur, Jambi dan Jawa Barat.

Anda mungkin juga menyukai