Early Maghfiroh Innayati Dzikir Sebagaikendaliemosi Bagi Remaja PDF
Early Maghfiroh Innayati Dzikir Sebagaikendaliemosi Bagi Remaja PDF
BAGI REMAJA
Early Maghfiroh Innayati*
Abstract
I. Fendahuluan
Pada masa sekarang ini, remaja seringkali menjadi pusat perhatian
dan merupakan topik yang selalu hangat dibicarakan, sehingga media massa
maupun seminar-seminar menjadikan remaja obyek pembahasan. Masalah
remaja begitu memprihatinkan keluarga, masyarakat maupun pemerintah.
Beberapa media massa baik cetak maupun elektronik, telah memuat tindak
kriminal yang dilakukan oleh para remaja ataupun korbannya adalah remaja.
Kenyataan ini menimbulkan pertanyaan, 'mengapa hal ini terjadi ?'
1
Hurlock, E. B., Adolescent Development, (Tokyo: McGraw-Hill Kogakhusa Ltd, 1973), p.
38.
2
Goleman, D, Kecerdastm Emosimal, 0akarta : Gramedia Ulama, 1997), p. 26
J
Hurlock, E. B., Adolescent , p. 42
4
Departemen Agama RI, Al Qur'an dan Terjemahnya, Jakarta : Proyek Pengadaan Kitab
Suci AI Qur'an Departemen Agama RI, 1983), p. 779
5
Daradjat, Z., llmu ]iwa Agama 0akarta,: Bulan Bintang, 1996), p. 23
84 Aplikasia, Jurnal Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol. VI, No. 1 Juni 2005:83-91
sabar dan kuat menanggung cobaan hidup, membangkitkan rasa tenang
dan tentram sehingga dapat menerima kesulitan dalam hidup seperti dalam
Q.S. Ar Ra'du ayat 28 yang artinya adalah "(yaitu) orang-orang yang ber-
iman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,
hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram".6
Tulisan singkat ini akan membahas bagaimana dzikir itu dapat menjadi
pengendali emosi bagi seorang remaja.
11
Afriann, S., Hubungan Intensitas Dzikir dan Kendali Emosi pada Remaja Akhir, Skripsi
(tidak dilerbitkan), (Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM, 1999), p. 18
12
Hurlock, E. B., Adolescent p. 8
13
Sukanto, Najsiologi: Refleksi Analisis tentang Diri dan Tingkah Laku Manusia, (Surabaya :
Risalah Gush, 1995), p. 8
14
Ash-Shiddiqy, H., Pedoman Dzifar dan Do'a, Jakarta : Bulan Binlang, 1989), p. 36
15
Fuadi, N., Konsep Dzikir dalam al-Qur'an, Tests (tidak diterbitkan), (Yogyakarta :
Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga, 1992), p. 9
Aplikasia, Jurnal Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol. VI, No. 1 Juni 2005:83-91
Menurut Afrianti, faktor yang mempengaruhi dzikir adalah keimanan,
kebiasaan, pola asuh orang tua dan lingkungan.16
Adapun faedah dzikir di antaranya adalah (1) memelihara dan mem-
bentengi diri dari maksiat, (2) memberikan sinaran kepada hati, (3)
menghilangkan kekeruhan jiwa, (4) menghasilkan rahmat dan inayah Allah,
dan (5) mendatangkan kebahagiaan dunia dan akhirat.17
Dalam kaitannya dengan emosi, watak yang baik ialah apabila dalam
diri seseorang telah tertanam nilai-nilai yang baik sehingga terbentuk pola
penilaian dan kesiapan aksi dengan lingkungan yang diasumsikan baik.
Dzikir mengingat Allah diharapkan dapat menjadi pemandu seseorang
untuk diterima oleh lingkungan.
Dengan kata lain, bahwa antara dzikir dan kendali emosi adalah dua
hal yang tidak dapat dipisahkan. Dzikir adalah salah satu cara untuk
mengendalikan emosi yang tidak terkendali. Kendali emosi pada remaja
merupakan usaha pengaturan proses emosi yang disengaja yang me-
mungkinkan individu menampilkan perilaku yang serasi. Remaja diharap-
kan dapat mengendalikan emosi dengan tidak merasa tertekan dan dapat
melegakan diri dari energi emosi sehingga reaksi fisiologis yang menyertai
pengalaman emosi tidak mengganggu dirinya dan interaksinya dengan
orang lain.18
Kendali emosi tidak hanya berkaitan dengan pengendalian perilaku
yang tampak sehingga diterima masyarakat, akan tetapi juga melibatkan
pengendalian gejolak-gejolak dari dalam diri yang meliputi perasaan dan
reaksi-rekasi fisiologis yang menyertai pengalaman emosi tertentu. Menurut
Lazarus, ada dua faktor yang mempengaruhi pola-pola emosi sesorang yaitu
faktor sosial budaya dan faktor biologis dalam hal ini adalah temperamen.19
Menurut Campus, temperamen sebagai sebuah aspek emosi yang dalam
hal ini semua manusia sebagai individu mempunyai pengalaman emosi
yang relatif sama, akan tetapi masing-masing individu tersebut juga memiliki
nilai ambang yang berbeda. Ada individu yang mungkin mengalami
kesulitan untuk meredakan amarahnya dalam waktu yang singkat,
sementara individu yang lain mungkin dapat segera terbebas dari rasa
amarahnya dan dapat segera tenang.20
16
Afrianti, S., Hubungan , p. 20
17
Ash-Shiddiqy, H., Pedoman , p. 50
" Hurlock, E. B., Adolescent , p. 45
" Lazarus, R. S., Emotion and Adaptation, (New York: Oxford University Press, 1991), p. 67
" Afrianti, S., Hubungan , p. 42
21
Daradjat, Z., limit Jiwa , p. 45
22
Departem Agama RI., Al-Qur'an , p. 268
" Ash-Shiddiqy., Pedoman , p. 59
21
Ibid., p. 43
Aplikasia, Jurnal Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol. VI, No. 1 Juni 2005:83-91
dan jika seorang remaja telah mendapatkan suatu ketenangan dalam hidup
maka kesuksesan pun akan dapat cepat teraih. Menurut Goleman, seseorang
untuk dapat sukses bukan hanya ditentukan oleh intelegensinya tapi juga
kecerdasan secara emosional yaitu orang-orang yang dapat mengolah dan
mengendalikan emosinya.26 Orang yang dapat mengontrol emosinya dan
mampu menahan pemuasan nafsu maka akan lebih mampu mencapai
kehidupan yang lebih baik.
Dengan demikian, dzikir yang dikerjakan oleh remaja merupakan salah
satu atau sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, selain itu juga
sebagai media yang mengandung permohonan atau do'a agar dengan
mengerjakan dzikir secara sungguh-sungguh maka Allah akan memberikan
petunjuk serta ketenangan batin.
Hal ini sesuai dengan pendapat al-Hafizh bahwa yang disebut dengan
dzikir (dipandang berdzikir) adalah mengerjakan segala tugas agama yang
diwajibkan Allah dan menjauhi larangan-Nya. Karena itu, membaca al-
Qur'an, membaca al- Hadits, mempelajari Umu-Umu agama, melaksanakan
shalat thathawu juga disebut dzikir.27
Religiusitas remaja dan kegiatan mereka dalam aktivitas keagamaan
memiliki pengaruh yang cukup berarti terhadap kepribadian seorang
remaja. Dalam hal ini kehidupan keagamaan memberikan kekuatan jiwa
bagi seseorang untuk menghadapi tantangan dan cobaan hidup, memberi-
kan bantuan moral dalam menghadapi krisis serta memberikan sikap rela
menerima kenyataan yang telah ditakdirkan Tuhan.28 Pemecahan masalah
kehidupan melalui keagamaan akan menungkatkan kualitas kehidupan
itu sendiri ke nilai spiritual yang lebih baik sehingga seseorang akan mem-
peroleh keseimbangan mental dari keyakinannya itu.
Dengan demikian, dzikir pada seorang remaja akan memberikan
kekuatan jiwa bagi diri remaja itu sendiri untuk dapat menghadapi segala
tantangan dan cobaan hidup. Dzikir juga dapat menjadi daya kontrol dan
kendali terhadap dorongan dari dalam diri remaja itu sendiri yang tidak
sesuai dengan harapan sosial yang ada.
Pada akhirnya, seorang remaja yang telah melakukan pengalaman
dzikir secara intensif akan berusaha untuk dapat lebih baik dan lebih tenang
25
Afrianti,S., Hubungan p. 22
26
Goleman, D., Kecerdasan , p. 16
27
Ash-Shiddiqy, H., Pedoman , p. 38
28
Subandi, Hubungan antara Tingkat Religiusitas dengan Kecemasan pada Remaja.
Laporan Pmelitian (Hdak diterbitkan), (Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM, 1988), p. 25
IV. Simpulan
Dzikir dengan mengingat dan mengucapkan nama dan sifat Allah
secara berulang-ulang baik dalam tasbih, tahmid, shalat, rnembaca al qur'an
dan do'a akan membuat seorang remaja dapat mengendalikan emosinya
karena mampu mengatur proses yang secara sengaja memungkinkannya
untuk menampilkan perilaku yang serasi dan adekuat baik dari dalam diri
remaja itu sendiri maupun dari dunia luar. Dengan demikian dzikir dapat
menjadi alternatif bagi tindakan pencegahan terhadap kemungkinan
timbulnya 'kasus' remaja di masyarakat sekaligus juga menjadi dasar bagi
seorang remaja untuk dapat membuat pertimbangan yang masak dalam
menghadapi berbagai permasalahan sehingga terbentuk pribadi yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
90 Aplikasia, Jurnal Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol. VI, No. 1 Juni 2005:83-91
S. Afrianti, 1999. Hubungan Intensitas Dzikir dan Kendali Emosi pada
Remaja Akhir. Skripsi (tidak diterbitkan), Yogyakarta : Fakultas
Psikologi UGM.
Subandi. 1998. Hubungan antara Tingkat Religiusitas dengan Kecemasan
pada Remaja. Laporan Penelitian (tidak diterbitkan). Yogyakarta:
Fakultas Psikologi UGM.
Sukanto. 1995. Nafsiologi : Refleksi Analisis tentang Din dan Tingkah Laku
Manusia. Surabaya : Risalah Gusti.
Zakiyah Daradjat, 1996. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta : Bulan Bintang.
PENJELASAN TENTANG
JURNAL "APLIKASIA" LPM UIN
SUNANKALIJAGA
YOGYAKARTA
V. . Sasaran Pembaca :
1. Dosen UIN.
2. Tokoh masyarakat, baik formal maupun informal.
3. Tokoh agama dan Da'i.
4. Dan Iain-lain.
92 Aplikasia, Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. VI, No. Uuni 2005:92-94
VII. Standard Penulisan :
1. Lingkup bahas tulisan : tentang agama, sosial budaya dan
pemanfaatannya untuk kemajuan masyarakat.
2. Sistematika penulisan :
a. Abstrak (diusahakan berbahasa Inggris)
b. Pendahuluan (latar belakang dan rumusan masalah).
c. Kerangka teoritik/Dasar-dasar pemikiran.
d. Data sekaligus analisis/pernbahasan.
e. Kesimpulan/saran.
f. Referensi.
TRANSLITERASI ARAB-LATIN
HURUF NAMA TRANSLITERASI KETERANGAN
ARAB HURUF LATIN
1 ALIF A TANDA MADD
C_l BAA B
d) TAA T
d) TSAA TS
£ JIIM J
C HAA H
j ZAA Z
o» SUN S
Lampiran 93
3>
CH SYIIN SY
LK> SHOOD SH HURUF ISTI'LAA
f MUM M
u NUUN N
0 HAA H
J WAAVVU W
<^ YAA Y
£ HAMZAH '
MAADD VOKAL
|MW (TANDA RANGKAP
PANJANG) AA-II-UU
tf TASYDIID KONSONAN
RANGKAP
94 Aplikasia, Jumal Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol. VI, No. 1 Juni 2005:92-94