Anda di halaman 1dari 2

Nama : Narulita Putri Kriesanto

Kelas : XI IPA 5

Nomer : 20

Tanean Lanjhang

Madura adalah salah satu pulau yang terdiri dari beberapa pulau yang mengelilinginya, dan
madura terdiri dari empat kabupaten, yaitu Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep.
Sedangkan pada kabupaten Sumenep sendiri terdiri dari kurang lebih 125 pulang yang berada
dikawan kabupaten tersebut. Pulau-pulau tersebut adalah Raas, Poteran, Sepudi, Kangean dan
masih banyak lagi diantaranya.

Banyak kebudayaan yang ada di Sumenep, diantaranya adalah Nyadar, Ojung dan juga
beberapa peninggalan bersejarah yang menjadi daya tarik wisata lokal maupun nasional
untuk mengunjunginya. Salah satu yang merupakan kebudayaan lokal dari peninggalan
sejarah adalah kebudayaan “Tanean Lanjhang”. Dan kebudayaan ini adalah kebudayaan yang
asli dari Sumenep.

Tanean Lanjhang (Halaman Panjang) adalah Permukiman tradisional Madura adalah suatu
kumpulan rumah yang terdiri atas keluargakeluarga yang mengikatnya. Letaknya sangat
berdekatan dengan lahan garapan, mata air atau sungai. Antara permukiman dengan lahan
garapan hanya dibatasi tanaman hidup atau peninggian tanah yang disebut galengan atau
tabun, sehingga masing-masing kelompok menjadi terpisah oleh lahan garapannya. Satu
kelompok rumah terdiri atas 2 sampai 10 rumah, atau dihuni sepuluh keluarga yaitu keluarga
batih yang terdiri dari orang tua, anak, cucu, cicit dan seterusnya. Jadi hubungan keluarga
kandung merupakan ciri khas dari kelompok ini.

Yang paling menarik dari kebudayaan bangunan ini adalah posisi rumah yang berjejer
memanjang sebanyak orang yang tinggal dilingkungan tersebut, dan keberadaan orang-orang
tersebut masih berada dalamm satu keluarga yang utuh. Biasanya sanak saudara yang tinggal
dalam satu kelompok tersebut sengaja tidak dipisahkan oleh para orang tua mereka atau
saudara-saudara mereka sendiri untuk lebih menguatkan rasa dan keterikatan emosional
mereka. Dari kondisi tersebut sebenarnya digunakan untuk mencari penghidupan yang baik,
sebab dari tata letaknya tidak jauh dari lahan dan sugar atau sumber air lainnya.

Arah dari letak bangunan ini mengarah ke selatan dan utara, sedangkan Tanean Lanjhang
tersebut membujur dari barat-timur. Arah tersebut menentukan usia tua atau muda, biasanya
usia yang telah lebih matang (para orang tua) berada disebelah barat dari keberadaan tanean
lanjhang tersebut. Sedangkan para anak muda biasanya berada diujung timur Tanean
Lanjhang itu sendiri.

Ada juga hal yang terunik dari segi bangunan Tanean Lanjhang, selain dari bentuknya yang
berupa rumah joglo (rumah bangsal dll), cungkup atap bangunan juga menyiratkan bahwa
yang tinggal di dalamnya adalah membedakan antara jenis misalnya perempuan atau laki-
laki. Hal tersebut bisa dilihat dari bentuk cungkupnya. Laki-laki biasanya berbentuk cungkup
yang menyeruapi bentuk tanduk, sedangkan bentuk cungkup bangunan dari perempuan
adalah berbentuk cungkup biasa.

Terbentuknya permukiman tradisional Madura (tanean lanjhang) diawali dengan sebuah


rumah induk yang disebut dengan tonghuh. Tonghuh adalah rumah cikal bakal atau leluhur
suatu keluarga. Tonghuh dilengkapi dengan langgar, kandang, dan dapur. Apabila sebuah
keluarga memiliki anak yang berumah tangga, khususnya anak perempuan, maka orang tua
akan mempunyai keharusan untuk membuatkan rumah bagi anak perempuan. Para orang tua
dari anak perempuan biasanya menerima atau dalam artian suami yang harus ikut kerumah
sang istri. Ssecara tidak langsung orang tua dari perempuan harus mempersiapkan tempat
untuk menantu mereka nantinya.

Penempatan rumah untuk anak perempuan berada pada posisi di sebelah timurnya. Kelompok
pemukiman yang demikian disebut pamengkang, demikian juga bila generasi berikutnya
telah menempati maka akan terbentuk koren dan sampai tanean lanjang. Susunan demikian
terus menerus berkembang dari masa ke masa. Dan akan sedikit menekan pergerakan
kelompok lain di luar keluarga mereka untuk memasuki area tanean lanjhang ini. Pola
permukiman seperti ini mengakibatkan tersebarnya sebuah kelompok-kelompok keluarga,
sehingga akan menjadikan sebuah kelompok-kelompok kecil didaerah tertentu.

Apabila susunan ini terlalu panjang maka susunan berubah menjadi berhadapan. Urutan
susunan rumah tetap dimulai dari ujung barat kemudian berakhir di ujung timur.
Pertimbangan ini dikaitkan dengan terbatasnya lahan garapan, sehingga sebisa mungkin tidak
mengurangi lahan garapan yang ada. Jadi, untuk melacak satu alur keturunan dapat dilacak
melalui susunan penghuni rumahnya. Generasi terpanjang dapat dilihat sampai dengan 5
generasi yaitu di tanean lanjang. Posisi tonghuh selalu ada di ujung barat sesudah langgar.
Langgar selalu berada di ujung barat sebagai akhiran masa bangunan yang ada. Susunan
rumah tersebut selalu berorientasi utara-selatan. halaman di tengah inilah yang disebut tanean
lanjhang.

Anda mungkin juga menyukai