Anda di halaman 1dari 11

Hubungan Pengtahuan Sikap Orangtua dan peran perawat dengan Upaya Pencegahan

Ulang Pneumonia pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Tahun 2017

Hubungan Pengetahuan Sikap Orangtua dan Peran Perawat dengan Upaya


Pencegahan Ulang Pneumonia pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Putri
Ayu Tahun 2017.

Subang Aini Nasution, S.KM., M.Kes


DIII Kebidanan
Universitas Adiwangsa Jambi

ABSTRAK

Pneumonia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak


berusia dibawah 5 tahun (balita). Pneumonia terjadi pada 10%-15% dari semua
infeksi pernafasan. Penderita pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Putri
Ayu meningkat dari tahun 2015-2016. Pada tahun 2015, jumlah penderita Pneumonia
pada balita adalah 180 balita., kemudian pada tahun 2016 mengalami kenaikan
menjadi 194 balita.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross
sectional yang bertujuan mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap orang tua,
dan peran perawat dengan upaya pencegahan ulang pneumonia pada balita di wilayah
kerja Puskesmas Putri Ayu Tahun 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
balita yang menderita Pneumonia di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi
dengan jumlah sampel 65 orang. Data yang terkumpul dianalisis secara univariat dan
bivariat dengan uji chi square. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan
wawancara dengan menggunakan kuesioner.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui dari 65 responden sebagian (50,8%)
baik dalam melakukan upaya pencegahan ulang pneumonia pada balita, sebagian
(53,8%) pengetahuan responden rendah tentang pencegahan ulang pneumonia,
sebagian (55,4%) sikap responden kurang baik, dan sebagian (53,8%) peran perawat
baik. Serta terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan (P-value 0,034),
sikap orang tua (P-value 0,004), dan peran perawat (P-value 0,019) dengan upaya
Pencegahan ulang pneumonia pada Balita di wilayah kerja puskesmas putri ayu tahun
2017.
Diharapkan bagi perawat di Puskesmas Putri Ayu dapat memberikan
informasi kepada orang tua yang anaknya menderita pneumonia untuk dapat
melakukan upaya pencegahan ulang pneumonia pada balita di rumah dengan
memberikan nutrisi yang baik, menjauhkan anak dari pajanan asap rokok,
memberikan obat secara teratur berdasarkan anjuran dokter,dll.

SCIENTIA JOURNAL Vol. 6 No. 02 Desember 2017


STIKES PRIMA JAMBI 107
Hubungan Pengtahuan Sikap Orangtua dan peran perawat dengan Upaya Pencegahan
Ulang Pneumonia pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Tahun 2017

Kata Kunci :Sikap, Pengetahuan, Peran Perawat, Upaya Pencegahan Ulang


Pneumonia pada Balita
Daftar Bacaan : 24 (1997-2016)

SCIENTIA JOURNAL Vol. 6 No. 02 Desember 2017


STIKES PRIMA JAMBI 108
Hubungan Pengtahuan Sikap Orangtua dan peran perawat dengan Upaya Pencegahan
Ulang Pneumonia pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Tahun 2017

karena besarnya probabilitas bakteri


PENDAHULUAN sebagai penyebab pneumonia dan
Batuk pilek merupakan penyakit dengan bukti – bukti empiris yang kuat
yang umumnya terjadi pada anak – anak sehingga terapi standar pneumonia
terutama balita. Batuk pilek yang diikuti menggunakan antimicrobials (Rizanda,
dengan nafas cepat atau sesak 2006).
menunjukkan adanya gejala peradangan Terdapat berbagai faktor resiko
pada paru, apabila sudah menyerang yang menyebabkan tingginya angka
paru maka sudah masuk tahap serius mortalitas pneumonia pada balita di
dan harus segera diobati karena dapat negara berkembang. Faktor resiko
menimbulkan kematian, keadaan seperti tersebut adalah: pneumonia yang terjadi
ini yang disebut sebagai pneumonia pada masa bayi, berat badan lahir
(Rizanda, 2006). Pneumonia rendah (BBLR), tidak mendapat
merupakan peradangan paru – paru imunisasi, tidak mendapat ASI yang
yang dapat disebabkan oleh bakterial adekuat, malnutrisi, defisiensi vitamin A,
(staphylococcus, pneumococcus, atau tingginya prevalens kolonisasi bakteri
streptococcus) atau infeksi viral patogen di nasofaring, dan tingginya
(Respiratory Syncytial Virus). (Harwina, pajanan terhadap polusi udara (polusi
2010). industri atau asap rokok) (Nastiti, 2012).
Di Indonesia, insiden pneumonia
Pneumonia hingga saat ini masih cenderung meningkat tajam dari 5 per
tercatat sebagai masalah kesehatan 10.000 penduduk tahun 1990 menjadi
utama pada balita di negara 212,6 per 10.000 penduduk pada tahun
berkembang. Pneumonia merupakan 1998. (Depkes, 2000). Hasil survei
penyebab utama morbiditas dan kesehatan nasional (Surkesnas) tahun
mortalitas anak berusia dibawah 5 tahun 2001 yang menunjukkan bahwa proporsi
(balita). Diperkirakan hampir seperlima kematian balita akibat ISPA masih terlalu
kematian balita diseluruh dunia, lebih tinggi yakni sebesar 28% dan 80% kasus
kurang 2 juta balita, meninggal setiap kematian ISPA pada balita adalah akibat
tahun akibat pneumonia, sebagian besar pneumonia. Angka kematian balita
terjadi di Afrika dan Asia Tenggara akibat pneumonia pada akhir tahun 2000
(Nastiti, 2012). di Indonesia diperkirakan sekitar 9/1000
Pneumonia terjadi pada 10% - balita, berarti rata-rata 1 anak balita
15% dari semua infeksi pernapasan, indonesia meninggal akibat pneumonia
insiden pada anak yang berusia kurang setiap 5 menit (Depkes, 2004).
dari 5 tahun adalah 40 dalam 1000; pada Pneumonia jika dilakukan
anak yang berusia 9 sampai 15 tahun, intervensi secara efektif, akan
insidens menurun sampai 9 dalam 1000 mengurangi angka kematian, yaitu
(Cecily & Linda, 2009). Menurut Mary dengan memperbaiki manajemen kasus
(2005), pneumonia rata – rata terjadi dan memastikan adanya penyediaan
pada dua sampai empat balita dalam antibiotik yang tepat secara teratur
populasi 100 orang balita. melalui fasilitas perawatan tingkat
Di negara – negara berkembang, pertama. Pedoman ini kemudian
bakteri merupakan penyebab utama dari dikembangkan dan diintegrasikan ke
pneumonia pada balita. Diperkirakan program manajemen terpadu balita sakit
besarnya persentase bakteri sebagai / MTBS. Pneumonia tetaplah tinggi
penyebabnya adalah sebesar 50%. Oleh meskipun sudah lebih dari 25 tahun
SCIENTIA JOURNAL Vol. 6 No. 02 Desember 2017
STIKES PRIMA JAMBI 109
Hubungan Pengtahuan Sikap Orangtua dan peran perawat dengan Upaya Pencegahan
Ulang Pneumonia pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Tahun 2017

penerapan MTBS di Indonesis bukan karena ibunya tidak sekolah,


(Kartasasmita, 2010). melainkan karena anak – anak tersebut
mendapatkan makanan yang kurang
Menurut Azis (2008), ada tiga
komponen dalam penerapan MTBS, memadai, ataupun terlambat di bawa ke
yaitu meningkatkan keterampilan pelayanan kesehatan (Rizanda, 2006).
petugas kesehatan dalam tatalaksana Pendidikan ibu yang lebih tinggi akan
kasus balita sakit, memperbaiki sistem memudahkan ibu menyerap informasi
kesehatan agar penanganan penyakit atau pengetahuan untuk menuju hidup
pada balita lebih efektif, dan sehat serta mengatasi masalah
memperbaiki praktek keluarga dan kesehatannya (Depkes RI, 2005).
masyarakat dalam perawatan dirumah Pengetahuan dan sikap mengenai
dan upaya pencarian pertolongan kasus kesehatan akan berpengaruh terhadap
balita sakit. Penilaian Pneumonia dalam perilaku sebagai hasil jangka panjang
MTBS adalah adanya keluhan batuk, dari pendidikan kesehatan hal itu
sulit untuk bernapas, tarikan dinding dikarenakan dari pengetahuan dan sikap
dada kedalam, dan napas cepat. itulah akan tercipta upaya pencegahan
Dikatakan Pneumonia berat jika adanya kekambuhan yang dilakukan orangtua
tanda bahaya umum, tarikan dinding terhadap balitanya (Notoatmojo, 2007).
Dampak ketidaktahuan orangtua, banyak
dada kedalam, dan adanya stridor,
dikatakan pneumonia apabila ditemukan balita yang masuk rumah sakit dengan
tanda frekuensi napas yang sangat gejala yang berat dan kemungkinan
cepat, dan batuk bukan pneumonia untuk sembuh sangat kecil sehingga
apabila tanda dan gejala hanya batuk banyak balita yang meninggal akibat
saja. Salah satu penatalaksanaan pneumonia. Upaya-upaya baik promotif,
pneumonia dalam MTBS adalah preventif dan kuratif perlu dilakukan
kunjungan ulang pada balita setelah 2 dalam rangka menanggulangi
hari, memiliki tujuan untuk menilai pneumonia, upaya tersebut antara lain
derajat pneumonia, melakukan memberikan pendidikan kesehatan bagi
perawatan dan pengobatan dengan orangtua yang balitanya menderita
antibiotika (WHO, 2006). pneumonia yang berkunjung ke Rumah
Sakit, imunisasi untuk meningkatkan
Pada umumnya orangtua kekebalan tubuh balita dan pengobatan
menganggap batuk, pilek tidak pada penderita pneumonia (Rizanda,
membahayakan karena penyakit ini 2006).
dapat mengenai balita berulang kali. Menurut Rizanda (2006), perawat
Tetapi mereka tidak mengerti bahwa merupakan salah satu tenaga kesehatan
penyakit ini dapat berkembang menjadi sedangkan puskesmas merupakan
penyakit yang berat terutama saat daya sarana pelayanan kesehatan, peran
tahan tubuh balita menurun, misalnya perawat di puskesmas sebagai
komplikasi pneumonia. pelaksana pelayanan kesehatan kepada
(Ngastiyah,2012). masyarakat. Dalam pemberian
Tingkat pengetahuan juga pelayanan kesehatan tersebut ada
berdampak besar dalam kejadian beberapa program yang dijalankan oleh
pneumonia balita, dan ini biasanya puskesmas, salah satu programnya
berkaitan erat dengan pendidikan ibu. adalah program pemberantasan penyakit
Tingginya morbiditas atau mortalitas menular. Program ini mempunyai tujuan
SCIENTIA JOURNAL Vol. 6 No. 02 Desember 2017
STIKES PRIMA JAMBI 110
Hubungan Pengtahuan Sikap Orangtua dan peran perawat dengan Upaya Pencegahan
Ulang Pneumonia pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Tahun 2017

untuk menurunkan angka kesakitan dan berdarah dengue. Pendekatan ini


angka kematian akibat penyakit menular dilakukan dengan tujuan untuk melihat
serta pencegahan melalui imunisasi. hubungan antara variabel Independen dan
Salah satu penyakit menular tersebut variabel Dependen pada waktu yang
adalah penyakit Infeksi Saluran bersamaan.
Pernafasan Akut (ISPA). Menurut Perry
& Potter (2005) pencegahan penyakit Populasi dan Sampel
diklasifikasikan menjadi 3 yaitu (1)
pencegahan primer yang mencakup Populasi adalah wilayah
peningkatan kesehatan dan pencegahan generalisasi yang terdiri dari obyek atau
penyakit, (2) pencegahan sekunder yang subyek yang mempunyai kuantitas dan
mencakup deteksi dini terhadap penyakit karakteristik tertentu yang ditetapkan
dan komplikasinya, (3) pencegahan oleh peneliti untuk dipelajari dan
tersier mencakup usaha untuk kemudian ditarik kesimpulannya
mempertahankan kesehatan yang (Sugiyono, 2006). Populasi pada
optimal setelah mengalami suatu penelitian ini adalah balita yang
penyakit atau ketidakmampuan. menderita penyakit Pneumonia di
Berdasarkan survey awal yang wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu Kota
dilakukan penulis pada 5 orangtua yang Jambi Tahun 2017, dengan jumlah
balitanya menderita pneumonia, mereka populasi 194.
mengatakan tidak mengetahui Sampel adalah sebagian dari
bagaimana cara pencegahan ulang jumlah dan karakteristik yang dimiliki
pneumonia pada balita dan orangtua oleh populasi (Sugiyono, 2006). Sampel
tidak memberikan obat secara teratur, dalam penelitian ini adalah balita yang
karena kurangnya pengetahuan dari menderita penyakit Pneumonia di
orangtua, sikap orangtua dan informasi wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu Kota
yang diberikan oleh perawat sehingga Jambi.
mengakibatkan beberapa balita harus
mengalami kambuh ulang pneumonia
yang tanpa diketahui orangtua penyakit Analisa Data
ini merupakan penyakit yang berbahaya.
Dari uraian diatas, maka peneliti Analisis univariat Analisis ini
tertarik untuk melakukan penelitian bertujuan untuk mendapatkan gambaran
tentang hubungan pengetahuan, sikap distribusi frekuensi dan proporsi dari
orangtua, dan peran perawat dengan berbagai variabel yang diteliti, baik
upaya pencegahan ulang pneumonia variabel independen yaitu pengetahuan,
pada balita di wilayah kerja Puskesmas sikap, dan peran petugas kesehatan
Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2017. maupun variabel dependen yaitu
penatalaksanaan diare pada balita oleh
ibu. Analisis ini dapat disajikan dalam
METODE PENELITIAN bentuk tabel, hologram, dan diagram.

Penelitian ini menggunakan Cross Analisis bivariat Analisis ini


Sectional untuk melihat hubungan peran bertujuan untuk membuktikan ada
petugas, pengetahuan dan motivasi tidaknya hubungan yang bermakna
keluarga terhadap pertolongan pertama antara variabel
pada penderita penyakit demam

SCIENTIA JOURNAL Vol. 6 No. 02 Desember 2017


STIKES PRIMA JAMBI 111
Hubungan Pengtahuan Sikap Orangtua dan peran perawat dengan Upaya Pencegahan
Ulang Pneumonia pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Tahun 2017

independen dengan variabel dan motivasi. Faktor pendukung meliputi


dependen, analisis menggunakan uji ketersediaan sarana kesehatan dan
statistik chi square dan derajat akses pelayanan kesehatan. Faktor
kemaknaan p  0,05. Sehingga apabila pendorong meliputi dukungan sosial,
hasil perhitungan menunjukkan nilai p  sikap dan perilaku petugas kesehatan.
alpa (0,05), maka dikatakan secara Pada umumnya, orang tua yang
statistik kedua variabel yang diteliti balitanya pernah mengalami pneumonia
terdapat hubungan yang bermakna. lebih dari satu kali, biasanya tidak
melakukan upaya pencegahan ulang
HASIL PENELITIAN pneumonia pada balita dengan baik,
1. Gambaran Upaya Pencegahan orangtua tidak segera membawa
Ulang Pneumonia Pada Balita anaknya ke Rumah Sakit ataupun
Berdasarkan hasil penelitian Puskesmas saat keadaan anak sudah
diketahui bahwa sebanyak 33 (50,8%) memburuk, dan anak juga tidak
responden sudah baik dalam melakukan diberikan gizi yang baik saat sakit,
upaya pencegahan ulang pneumonia sedangkan orangtua yang melakukan
pada balita, tetapi ada sebanyak 32 upaya pencegahan ulang pada balita
(49,2%) responden masih kurang baik tidak mengalami kambuh ulang.
dalam melakukan upaya pencegahan
ulang pneumonia pada balita, hal ini 2. Hubungan Pengetahuan Dengan
dikarenakan orang tua tidak mengetahui Upaya Pencegahan Ulang
cara atau tindakan apa yang harus Pneumonia Pada Balita.
mereka lakukan untuk mencegah agar Hasil analisa data diketahui
pneumonia pada balita tidak terulang sebagian besar 35 (53,,8%) responden
lagi, orangtua tidak segera membawa yang berpengetahuan rendah tidak
anaknya ke Rumah Sakit ataupun melakukan upaya pencegahan ulang
Puskesmas saat keadaan anak sudah pneumonia pada balita. Hasil uji statistik
semakin berat, tidak menjaga kebersihan menunjukkan ada hubungan yang
rumah, tidak memberikan obat secara bermakna antara pengetahuan dengan
teratur, dan disertai dengan kurang upaya pencegahan ulang pneumonia
diberikan gizi yang baik pada balita. pada balita dengan p-value (0,034).
Semakin tinggi pengetahuan, sikap Hasil penelitian ini sejalan dengan
orang tua, dan peran perawat, maka penelitian Muchlastriningsih (2007)
semakin banyak ibu yang tahu dengan melakukan penelitian pada 400
bagaimana cara atau tindakan yang bisa ibu yang mempunyai balita diketahui
dilakukan untuk upaya pencegahan bahwa sebanyak 52,91% pengetahuan
ulang pneumonia pada balita, begitu ibu rendah tentang penatalaksanaan
juga sebaliknya, semakin rendah pneumonia di rumah. Rendahnya
pengetahuan, sikap orang tua, dan penatalaksanaan pneumonia yang baik
peran perawat maka para orang tua yang dilakukan ibu di rumah karena
tidak bisa melakukan upaya pencegahan adanya faktor ketidaktahuan ibu tentang
ulang pneumonia pada balita. pneumonia dan penatalaksanaan
Green (1980) dalam Notoadmojo pneumonia di rumah.
(2007) mengidentifikasi bahwa perilaku Sebagian besar responden yang
kesehatan dipengaruhi oleh 3 faktor mengetahui dan melakukan upaya
predisposisi yang meliputi pengetahuan, pencegahan ulang pneumonia pada
sikap, kepercayaan diri, tradisi, persepsi balita karena mereka tidak ingin anaknya
mengalami kekambuhan ulang.
SCIENTIA JOURNAL Vol. 6 No. 02 Desember 2017
STIKES PRIMA JAMBI 112
Hubungan Pengtahuan Sikap Orangtua dan peran perawat dengan Upaya Pencegahan
Ulang Pneumonia pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Tahun 2017

Sebagian besar responden yang tidak pengetahuannya tersebut (Notoadmodjo,


melakukan upaya pencegahan ulang 2003). Dalam hal ini, orang tua yang
pneumonia pada balita karena mereka mengetahui tentang upaya pencegahan
tidak mengetahui bagaimana cara ulang pneumonia pada balita.
melakukan upaya pencegahan, kurang Perawat berperan sebagai
mendapat informasi dari perawat, dan penyuluh yang dapat memberikan
mereka menganggap napas yang sesak, informasi pada orang tua mengenai
dan disertai batuk merupakan hal yang penyakit pneumonia, bahaya pneumonia
biasa dialami oleh balita. dan bagaimana cara menangani
Dari analisa kuesioner diketahui pneumonia pada balita. Pemberian
bahwa pengetahuan responden rendah informasi yang dapat dilakukan adalah
terutama tentang pengertian Pnemonia, dengan memberikan penyuluhan secara
gejala-gejala pneumonia, penyebab kontiniu dan melakukan survei ke rumah-
pneumonia, dan cara menangani balita rumah pada responden sehingga dapat
yang menderita Pneumonia. diketahui permasalahan yang dihadapi
Pengetahuan yang rendah dapat masyarakat (Rizanda, 2006).
mempengaruhi ibu dalam melakukan Mengingat masih banyaknya
penanganan Pneumonia pada balita. orangtua yang berpengetahuan rendah
Menurut Notoatmodjo (2003:128), mengenai upaya pencegahan ulang
pengetahuan merupakan domain yang pneumonia pada balita, maka perlu
sangat penting untuk terbentuknya upaya peningkatan informasi pada orang
tindakan seseorang. tua saat mereka ke puskesmas, melalui
Pengetahuan mempengaruhi konsultasi maupun pemberian lembar
perilaku dan sikap, perilaku yang tidak balik tentang upaya pencegahan ulang
didasari oleh pengetahuan tidak akan pneumonia pada balita.
berlangsung lama. Perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan 3. Hubungan Sikap Dengan Upaya
berlangsung lama, maka semakin tinggi Pencegahan Ulang Pneumonia
pengetahuan akan semakin banyak juga Pada Balita.
orang tua yang melakukan upaya Hasil analisa data diketahui
pencegahan ulang pneumonia pada sebagian besar 36 (55,4%) orang tua
balita, semakin rendah pengetahuan yang memiliki sikap kurang baik dalam
maka akan semakin sedikit orang tua melakukan upaya pencegahan ulang
yang melakukan upaya pencegahan pneumonia pada balita. Hasil uji statistik
ulang pneumonia pada balita (Rizanda, menunjukkan ada hubungan yang
2006). bermakna antara sikap dengan upaya
Seseorang yang berperilaku baik pencegahan ulang pneumonia pada
dalam kesehatan dimulai dari adanya balita, dengan p-value (0,004).
kesadaran dalam mengetahui manfaat Dari analisa kuesioner didapatkan,
sesuatu terhadap dirinya, setelah sebagian besar responden memiliki
menyadari kemudian seseorang merasa sikap yang kurang baik dalam
tertarik, dalam ketertarikan timbul sikap melakukan upaya pencegahan ulang
yang sudah lebih baik lagi. Setelah pneumonia pada balita, hal tersebut
merasa tertarik seseorang mulai terjadi dikarenakan orang tua
mencoba melakukan sesuatu sesuai menganggap informasi mengenai upaya
degan apa yang dikehendaki baru pencegahan ulang pneumonia itu
kemudian berprilaku sesuai dengan penting tidak terlalu penting, dan orang
SCIENTIA JOURNAL Vol. 6 No. 02 Desember 2017
STIKES PRIMA JAMBI 113
Hubungan Pengtahuan Sikap Orangtua dan peran perawat dengan Upaya Pencegahan
Ulang Pneumonia pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Tahun 2017

tua juga tidak segera membawa anaknya


ke rumah sakit ataupun puskesmas yang dikemukakan oleh Notoatmodjo
apabila anak memiliki tanda gejala (2003:121) untuk berperilaku sehat,
dengan napas yang cepat. Sebagian masyarakat kadang-kadang bukan
responden ternyata memiliki sikap yang hanya perlu pengetahuan dan sikap
baik karena mereka menganggap napas positif, dan dukungan fasilitas saja,
yang cepat adalah hal yang tidak boleh melainkan diperlukan perilaku contoh
dianggap biasa saja, oleh sebab itu (acuan) dari para tokoh masyarakat,
mereka segera membawa anaknya ke tokoh agama, para petugas, lebih-lebih
rumah sakit atau ke puskesmas agar para petugas kesehatan. Pemberian
tidak memperberat keadaan balitanya. contoh misalnya mengenai cara
Hasil penelitian ini sejalan dengan pemberian kompres, cairan yang harus
penelitian Muchlastriningsih (2007) diberikan pada balita yang menderita
dalam penelitiannya tentang peranan ibu pneumonia. Dengan pemberian contoh
dalam penanganan ISPA pada balita di ini diharapkan ibu dapat menangani
Jawa Barat didapatkan bahwa sikap ibu balita yang menderita pneumonia
terhadap penatalaksanaan pneumonia di dengan baik. Kegiatan tersebut dapat
rumah negatif. Sebagian besar ibu dilakukan pada kegiatan yang ada di
mengatakan bahwa balita yang terkena masyarakat seperti posyandu, arisan
pneumonia merupakan hal yang biasa dan lain-lain.
dan penyebabnya berhubungan dengan 4. Hubungan Peran Perawat Dengan
perubahan perilaku balita. Ibu tidak Upaya Pencegahan Ulang
berusaha mencari pengobatan karena Pneumonia Pada Balita
dianggap hal yang biasa terjadi pada
balita. Hasil penelitian diketahui sebagian
Menurut Notoatmodjo (2003:125) besar 35 (53,8%) responden
sikap adalah reaksi atau respon mengatakan peran perawat sudah baik
seseorang yang masih tertutup terhadap dalam memberikan informasi tentang
stimulus atau objek. Sikap tidak upaya pencegahan ulang pneumonia
langsung dilihat, tetapi hanya dapat pada balita. Hasil uji statistik
ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku menunjukkan ada hubungan yang
tertutup. bermakna antara perawat dengan upaya
pencegahan ulang pneumonia pada
Menurut Notoatmodjo (2003:125) balita, dengan p-value (0,019).
sebelum seseorang berperilaku, ia harus
Berdasarkan analisa kuesioner,
tahu dulu apa manfaatnya bagi
sebagian besar responden menilai
keluarganya, dirinya baru kemudian ia bahwa peran perawat sudah baik dalam
berfikir tersebut ia akan menilai dari segi memberikan informasi mengenai upaya
keuntungan dan kerugiannya. Dalam pencegahan ulang pneumonia pada
berfikir tersebut timbul keinginan untuk balita, tetapi sebagian responden menilai
bertindak.
bahwa peran perawat masih kurang
Melihat uraian di atas maka baik, responden menilai perawat tidak
petugas kesehatan perlu memberikan memberikan informasi yang jelas
informasi kepada orangtua tentang mengenai upaya pencegahan ulang
bagaimana cara pencegahan pneumonia pneumonia, dan tidak memberitahu apa
yang baik. Hal ini sesuai dengan teori akibatnya apabila tidak ditangani dengan
serius.
SCIENTIA JOURNAL Vol. 6 No. 02 Desember 2017
STIKES PRIMA JAMBI 114
Hubungan Pengtahuan Sikap Orangtua dan peran perawat dengan Upaya Pencegahan
Ulang Pneumonia pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Tahun 2017

Semakin sering perawat memberikan pengkajian terhadap keluarga dan


informasi tentang upaya pencegahan diskusi bersama terhadap keprihatinan-
ulang pneumonia pada balita maka akan keprihatinan dan masalah-masalah
semakin banyak orangtua yang mengerti keluarga, maka perawat keluarga dan
dan melakukan upaya pencegahan keluarga perlu memutuskan apakah
ulang pneumonia, sedangkan apabila intervensi keluarga yang akan dilakukan.
perawat tidak sering memberikan Kriteria untuk membuat keputusan
informasi mengenai upaya pencegahan termasuk keinginan dan motivasi pasien
ulang pneumonia maka akan semakin keluarga dalam menerima bantuan dan
sedikit juga orangtua yang melakukan mencoba memecahkan masalah-
upaya pencegahan ulang. masalahnya dan tingkat berfungsinya
Menurut Green (1980) dalam keluarga, tingkat keterampilan keluarga
Notoatmodjo (2005:28) bahwa salah itu sendiri, serta sumber-sumber yang
satu faktor yang mempengaruhi perilaku tersedia (Friedman, 2002:67).
seseorang adalah adanya peran petugas Peran perawat dalam hal ini adalah
kesehatan. Pengetahuan, sikap dan sebagai komunikator, seharusnya
fasilitas yang tersedia kadang-kadang menyampaikan informasi kepada orang
belum menjamin terjadinya perilaku tua agar orang tua melakukan upaya
seseorang atau masyarakat. Sering pencegahan ulang pneumonia pada
terjadi, bahwa masyarakat sudah tahu balita karena itu merupakan hal yang
manfaat tindakan tersebut dan juga telah sangat penting. Mengingat masih kurang
tesedia di lingkungannya fasilitas baiknya peran perawat dalam
pelayanan kesehatan, tetapi mereka memberikan informasi, maka perawat
belum mengikuti tindakan tersebut perlu meningkatkan penyuluhan tentang
karena alasan yang sederhana, yakni upaya pencegahan ulang pneumonia
pak kiai atau tokoh masyarakat yang pada balita dan dampak apabila hal
dihormatinya tidak atau belum mengikuti tersebut tidak dilakukan (Rizanda, 2006).
program tersebut. Dalam hal ini jelas Selain itu, perawat juga perlu
terlihat bahwa toma (tokoh masyarakat) mengetahui atau mengenali pneumonia
merupakan faktor penguat (reinforcing) itu sendiri, biasanya balita akan
bagi terjadinya perilaku seseorang atau mengalami pernapasan yang cepat
masyarakat. (sesak), batuk, demam tinggi, mual dan
Perawat merupakan salah satu muntah, gelisah. Perawat juga perlu
pemberi pelayanan kesehatan, harus melakukan tindakan dini agar tidak
mampu untuk melakukan upaya untuk memperburuk keadaan balita, seperti
promosi dan pemeliharaan kesehatan mengkaji adanya distres pernapasan,
serta mencegah terjadinya penyakit. memberi obat sesuai indikasi, dan
Adapun peran perawat yaitu melakukan memberikan informasi kepada orangtua
intervensi keperawatan keluarga, tahap (Mary, 2005).
intervensi ini diawali dengan
penyelesaian perencanaan perawat. SIMPULAN
Impelementasi dapat dilakukan oleh Dari hasil penelitian dan
banyak orang : yaitu klien (individu dan
pembahasan didapatkan beberapa
keluarga), perawat dan anggota tim kesimpulan sebagai berikut:
perawatan kesehatan yang lain, keluarga 1. Sebagian besar responden (50,8%)
luas, dan orang-orang lain dalam sudah baik dalam melakukan upaya
jaringan kerja sosial keluarga. Mengikuti
SCIENTIA JOURNAL Vol. 6 No. 02 Desember 2017
STIKES PRIMA JAMBI 115
Hubungan Pengtahuan Sikap Orangtua dan peran perawat dengan Upaya Pencegahan
Ulang Pneumonia pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Tahun 2017

2. pencegahan ulang pneumonia Pernapasan Akut Untuk


pada balita, sebagian responden Penanggulangan Pneumonia Pada
(53.8%) pengetahuan responden Balita. Jakarta.
rendah, sebagian (55.4%) sikap
responden rendah tentang upaya Departemen Kesehatan Republik
pencegahan ulang pneumonia Indonesia. 2005 Pelayanan
pada balita, dan sebagian (53,8%) Keperawatan, Depkes RI, Jakarta
peran perawat sudah baik dalam Elizabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologi.
upaya pencegahan pneumonia Jakarta: EGC.
pada balita.
3. Terdapat hubungan yang Harwina. 2010. Asuhan Keperawatan
bermakna antara pengetahuan Anak Dengan Gangguan Sistem
dengan upaya pencegahan ulang Pernapasan. Jakarta: Trans Info Media.
pneumonia pada balita diwilayah
kerja Puskesmas Putri Ayu Tahun Lamesshow,S.(1997). Besar Sampel
2017. dalam Penelitian Kesehatan. Gadjah
4. Terdapat hubungan yang Mada University Press :
bermakna antara sikap dengan Yogyakarta
upaya pencegahan ulang
Lynda juall carpenito. 2009. Diagnosis
pneumonia pada balita diwilayah
keperawatan aplikasi pada praktik klinis.
kerja Puskesmas Putri Ayu Tahun
Edisi 9. EGC. Jakarta.
2017 .
5. Terdapat hubungan yang
Mary. 2005. Panduan Belajar
bermakna antara peran perawat
Keperawatan Pediatrik. EGC. Jakarta.
dengan upaya pencegahan ulang
pneumonia pada balita diwilayah
Misnadiarly, 2008. Pneumonia Pada
kerja Puskesmas Putri Ayu Tahun
Anak, Balita, Orang dewasa, Usia Lanjut
2017.
Edisi I. Pustaka Obor Populer. Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA Nastiti. 2012. Buku Ajar Respirologi


Anak. Edisi Pertama. Jakarta: Badan
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penerbit IDAI.
Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek,
Ngastiyah. 2012. Perawatan anak sakit.
Rineka Cipta, Jakarta.
EGC. Jakarta.
Azwar S, 2005. Sikap Manusia: Teori
dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar,
Notoatmodjo. 2010. Metodologi
Jakarta.
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cecily dan Linda. 2009. Buku Saku Cipta.
Keperawatan Pediatri Edisi 5. EGC.
Notoatmodjo. 2007. Promosi Kesehatan
Jakarta.
dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
David. 2008.Dasar – Dasar Pediatri.
EGC. Jakarta Nursalam.2008. Konsep & Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Departemen Kesehatan Republik
Pedoman skripsi, tesis dan instrument
Indonesia. 2004. Pedoman
Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran
SCIENTIA JOURNAL Vol. 6 No. 02 Desember 2017
STIKES PRIMA JAMBI 116
Hubungan Pengtahuan Sikap Orangtua dan peran perawat dengan Upaya Pencegahan
Ulang Pneumonia pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Tahun 2017

penelitian keperawatan. Salemba


Medika, Jakarta.

Nursalam. (2002). Pendekatan Praktis


Metodologi Riset Keperawatan.Jakarta:
Sagung seto

Potter dan Perry, 2005. Buku Ajar


Fudamental Keperawatan ; Konsep,
Proses dan Praktik Edisi 4 Vol 2. EGC.
Jakarta

Purwanto, Heri, 2006. Pengantar


Perilaku Manusia Untuk Keperawatan.
Jakarta : EGC

Rizanda. 2006. Pneumonia Balita: Di


Indonesia Dan Peranan Kabupaten
Dalam Menanggulanginya. Padang:
Andalas University Press.

STIKES, 2005. Pedoman Penulisan


Skripsi, STIKES, Jambi.

Sugiyono, 2006. Statistika Untuk


Penelitian, Alfabeta, Bandung.

Suriadi. 2006. Asuhan Keperawatan


pada Anak. Edisi 2. Jakarta: Sagung
Seto.

SCIENTIA JOURNAL Vol. 6 No. 02 Desember 2017


STIKES PRIMA JAMBI 117

Anda mungkin juga menyukai