Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hipotesis merupakan dugaan yang mungkin benar atau mungkin saja


salah. Hipotesis akan ditolak jika salah atau palsu dan akan diterima jika fakta-
fakta membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis dengan begitu
sangat tergantung kepada hasil-hasil penyelidikan terhadap fakta-fakta yang
dikumpulkan. Hipotesis juga dapat dipandang sebagai konklusi, suatu konklusi
yang bersifat sementara. Sebagai konklusi tentu hipotesis tidak dibuat dengan
semena-mena, melainkan atas dasar pengetahuan-pengetahuan tertentu.

Hipotesis-hipotesis selalu merupakan petunjuk jalan bagi kegiatan-


kegiatan dalam perencanaan pola-pola researchnya, dimana data akan
dikumpulkan, teknik analisis, dan arah penyimpulannya. Pengetahuan ini sebagian
diambil dari hasil-hasil serta problematik-problematik yang timbul dari
penyelidikan-penyelidikan yang mendahului, dari renungan-renungan atas dasar
pertimbangan-pertimbangan yang masuk akal, ataupun dari hasil-hasil
penyelidikan eksploratif yang dilakukan sendiri. Hipotesis kerja harus dinyatakan
dalam bentuk statemen, tidak boleh dalam bentuk pertanyaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hipotesis?
2. Apa yang dimaksud dengan menguji hipotesis?
3. Apa saja jenis-jenis hipotesis?
4. Apa saja bentuk-bentuk Hipotesis?
5. Apa saja kriteria dan kegunaan Hipotesis?
6. Bagaimana Tahap-Tahap Pembentukan Hipotesis Secara Umum?
7. Bagaimana Prosedur Pengujian Hipotesis?
8. Bagaimana Karakteristik Hipotesis?

1
C. Kompetensi yang akan dicapai

1. Untuk mengetahui maksud dari hipotesis


2. Untuk mengetahui maksud dari menguji hipotesis
3. Untuk mengetahui jenis-jenis hipotesis
4. Untuk mengetahui bentuk-bentuk hipotesis
5. Untuk mengetahui kriteria dan kegunaan hipotesis
6. Untuk mengetahui tahap-tahap pembentukan hipotesis secara umum
7. Untuk mengetahui prosedur pengujian hipotesis
8. Untuk mengetahui karakteristik hipotesis

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Hipotesis berasal dari dua suku kata yaitu, Hypo (belum tentu benar) dan
tesis (kesimpulan). Jadi hipotesis adalah hasil atau kesimpulan yang ditentukan
dari sebuah penelitian yang belum tentu kebenarannya, dan baru akan menjadi
benar jika sudah disertai dengan bukti-bukti.
Adapun definisi hipotesis menurut para ahli, yaitu:
Menurut Sekaran (2005), mendefinisikan hipotesis sebagai hubungan yang
diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih variable yang diungkap dalam
bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hipotesis merupakan jawaban sementara atas
pertanyaan penelitian. Dalam hal ini hipotesis sangat berkaitan dengan perumusan
masalah, karena perumusan masalah merupakan pertanyaan penelitian yang harus
dijawab pada hipotesis, dan dalam menjawab rumusan masalah dalam hipotesis
haruslah berdasar pada teori dan empiris.
Menurut Atmadilaga (1994), penyusunan hipotesis berupa logika berpikir
deduktif dalam rangka mengambil kesimpulan khusus dari kesimpulan umum
berupa premis-premis. Adapun kebenaran logika deduktif menganut asas
koherensi. Artinya mengingat bahwa premis-premis itu merupakan sumber
informasi yang tidak perlu diuji lagi kebenaran ilmiahnya, maka dengan
sendirinya hipotesis sebagai kesimpulan dari premis-premis itu mempunyai
kepastian kebenaran pula.
Menurut Fraenkel dan Welen (1990:40), berpendapat bahwa hipotesis
merupakan prediksi mengenai kemungkinan hasil dari suatu penelitian
Dalam yatim Riyanto (1996:13), menyatakan bahwa hipotesis merupakan
jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan yang diajukan dalam
penelitian. Hipotesisi belum tentu benar. Benar atau tidaknya suatu hipotesis
tergantung pengujian dari dara empiris.

3
Suharsimi Arikanto (1995:71), mendefinisikan bahwa hipotesis sebagai
alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang
diujikan dalam penelitiannya.
Pengertian Hipotesis Penelitian Menurut Sugiyono (2009: 96), hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana
rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan
sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori. Hipotesis
dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara atas
masalah yang dirumuskan.
Hipotesis merupakan salah satu unsur teori yang didapat melalui analisis
perbandingan. Analisis perbandingan antara kelompok tidak hanya menganalisis
kategori, tetapi mempercepat adanya hubungan yang disimpulkan antara
kelompok tersebut, dan hal itu dinamakan hipotesis kerja. Yang perlu ditekankan
di sini ialah bahwa status hipotesis kerja ialah sesuatu yang disarankan, bahkan
sesuatu yang diuji di antara hubungan kategori dan kawasannya. Perlu pula
dikemukan bahwa hipotesis kerja senantiasa diverifikasi sepanjang penelitian itu
berlangsung.
Pertanyaan yang perlu dijawab selanjutnya ialah, kapan penyusunan
hipotesis kerja itu dilakukan? Secara tradisional biasanya hipotesis itu telah
disusun terlebih dahulu dan penelitian kualitatif lainnya masih ada yang tetap
menggunakan cara demikian. Namun, pada penelitian kualitatif, peneliti segera
akan terlibat dalam arena pembentukan hipotesis kerja sejak awal terjun ke
lapangan penelitian. Penyusunan hipotesis kerja itu dilakukan terlepas dari apakah
ia mulai dari kosong ataukah ia mulai dengan sejumlah maksud tertentu yang
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Jadi, dengan demikian peneliti sejak awal penelitian lapangan akan aktif
menyusun hipotesis kerja dalam rangka pembentukan teori. Keaktifan tersebut
mencakup baik penyusunan hipotesis kerja baru maupun verifikasi hipotesis kerja
melalui perbandingan antar kelompok, hipotesis kerja ganda demikian akan dicari
dan ditemukan secara simultan pada setiap langkah penelitian, yaitu pada tahap
pengumpulan data, pemberian kode, maupun pada tahap analisis data. Perlu pula

4
dikemukakan bahwa sebagian akan dicari dan ditemukan dalam jangka waktu
yang lama karena pembentukan ataupun verifikasinya berkaitan dengan
perkembangan peristiwa sosial tertentu. Sementara itu hipotesis kerja baru terus
menerus diusahakan agar dapat ditemukan.

Berikut ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis yang baik :


- Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variabel
Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih,
disini harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut
mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan kemudian diselidiki sampai
dimana perubahan dalam variabel yang satu membawa perubahan pada
variabel yang lain.

- Hipotesis harus Dapat Diuji


Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal
ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.

- Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan-

Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan


sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan
penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang
sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai
dasar. Serta poin ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk
memeriksa literatur dengan tepat oleh karena itu suatu hipotesis harus
dirumuskan bedasar dari laporan penelitian sebelumnya.

- Hipotesis Dinyatakan Secara Sederhana

Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk


kalimat deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna
dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan
hipotesis tersebut.

5
Perbedaan penelitian kualitatif dengan kuantitatif ditinjau dari aspek Hipotesis
hipotesis Deskriptif, korelasional, Cenderung untuk mencari dan
perbandingan-kausal, dan menemukan dan
eksperimen menyimpulkan hipotesis.
Hipotesis dilihat sebagai
sesuatu yang tentative,
berkembang, dan didasarkan
pada sesuatu studi tertentu.

Penelitian kualitatif juga mengenal adanya hipotesis kerja dan pada dasarnya hal
itu telah menjadi teori substantive. Hanya bedanya hipotesis kerja dirumuskan
sementara data dikumpulkan, jadi tidak disusun sebelumnya. Hipotesis keja
demikian dapat lebih disempurnakan sementara pengumpulan data berlangsung.
Hal demikian tidak mungkin dilakukan pada penelitian kuantitatif. Pengujian
hipotesis kerja juga dilakukan dalam rangka reduksi data.

Unsur teori (hipotesis) dan contohnya


Unsur teori Jenis teori
Substantif Formal
Hipotesis kerja Makin tinggi kerugian Makin tinggi nilai
masyarakat dari pasien yang masyarakt seseorang
meninggal, makin kurang penundaan
pelayanan yang
1) Makin baik perawatannya
diterimanya dari para
2) Makin banyak perawat yang ahli.
mengembangkan alasan
kematian untuk menjelaskan
kematiannya.

B. Menguji Hipotesis

Suatu hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data empiris, yakni


berdasarkan apa yang dapat diamati dan dapat diukur. Untuk itu peneliti harus
mencari situasi empiris yang memberi data yang diperlukan. Setelah kita

6
mengumpulkan data, selanjutnya kita harus menyimpulkan hipotesis , apakah
harus menerima atau menolak hipotesis. Ada bahayanya seorang peneliti
cenderung untuk menerima atau membenarkan hipotesisnya, karena ia
dipengaruhi bias atau perasangka.

Dengan menggunakan data kuantitatif yang diolah menurut ketentuan


statistik dapat ditiadakan bias itu sedapat mungkin, jadi seorang peneliti harus
jujur, jangan memanipulasi data, dan harus menjunjung tinggi penelitian sebagai
usaha untuk mencari kebenaran.

C. Jenis-jenis Hipotesis

Menurut Suharsimi Arikunto, jenis Hipotesis penelitian pendidikan dapat


digolongkan menjadi dua yaitu :

1. Hipotesis Kerja, atau disebut juga dengan Hipotesis alternatif (Ha).


Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y,
atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
2. Hipotesis Nol (Null hypotheses) Ho. Hipotesis nol sering juga disebut
Hipotesis statistik,karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat
statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Bertolak pada pemikiran
diatas dapat penulis kemukakan bahwa dalam penelitian ini penulis
mengajukan hipotesis kerja dan hipotesis nihil (nol).

D. Bentuk-bentuk Hipotesis

Bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah


penelitian. Bila dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah
penelitian ada tiga yaitu : rumusan masalah deskriptif (variabel mandiri),
komparatif (perbandingan), dan asosiatif (hubungan). Oleh karena itu, maka
bentuk hipotesis penelitian juga ada tiga yaitu hipotesis deskriptif, komparatif, dan
asosiatif.

7
a. Hipotesis Deskriptif

Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah


deskriptif, yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri. Contoh:

1) Seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh coffe. Peneliti ingin


mengetahui apakah ada pengaruh cafein terhadap susahnya tidur
seseorang.
- Rumusan masalah : Seberapa semangat belajar mahasiswa
Perguruan Tinggi Negeri?
- Ho : Semangat belajar mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri =
75% dari kriteria ideal yang ditetapkan.
- H1 : Semangat belajar mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri ≠
75% dari kriteria ideal yang ditetapkan.
2) Kepala desa ingin mengetahui sikap penduduk desanya. Kepala desa
ingin mengetahui apakah terdapat kecendrungan perbedaan pendapat
di masyarakat dalam menerima kebijakan baru.
- Rumusan masalah : apakah terdapat kecendrungan perbedaan
pendapat di masyarakat dalam menerima kebijakan baru?
- Ho : tidak terdapat kecendrungan perbedaan pendapat di
masyarakat dalam menerima kebijakan baru.
- H1 : terdapat kecendrungan perbedaan pendapat di masyarakat
dalam menerima kebijakan baru

b. Hipotesis Komparatif

Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan


masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau
sampel yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda. Contoh :

1) Sebuah toko yang menjual donat yang berasa coklat dan strawbery.
Penjual ingin mengetaui apakah konsumen lebih menyukai donat
berasa coklat atau stawbery. Dari semua pembeli dihari senin
berjumlah 50 orang. Dari semua pembeli diketahui 35 orang

8
menyukaidonat berasa coklat dan 15 orang menyukai donat berasa
strowbery.

- Rumusan masalah : apakah konsumen lebih menyukai donat


berasa coklat atau stawbery?
- Ho : tidak ada perbedaan minat konumen yang lebih menyukai
donat berasa coklat atau strawbery.
- H1 : ada perbedaan minat konsumen yang lebih menyukai donat
berasa coklat atau strawberry.
2) Peneliti ingin mengetahui manfaat mind map terhadap hafalan siswa di
suatu SMA . Peneliti berasumsi akan ada perbedaan hafalan siswa
setelah dan sebelum memakai mind map dalam menghafal pelajaran.
- Rumusan masalah : Apakah akan ada perbedaan hafalan siswa
setelah dan sebelum memakai mind map dalam menghafal
pelajaran.
- Ho: Tidak ada perbedaan hafalan siswa setelah dan sebelum
memakai mind map dalam menghafal pelajaran.
- Ha: Ada perbedaan hafalan siswa setelah dan sebelum memakai
mind map dalam menghafal pelajaran.
c. Hipotesis Asosiatif
Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Contoh
:

1). Seorang peneliti ingin mengetahui sikap sombong terhadap kekayaan.


Peneliti ingin mengetahui apakah ada pengaruh kekayaan dengan sifat
sombong.

- Rumusan masalah : apakah ada hubungan kekayaan dengan sifat


sombong?
- Ho: tidak ada hubungan kekayaan dengan sifat sombong.
- Ha : ada hubungan kekayaan dengan sifat sombong.

2) Peneliti ingin mengetahui sikap anak terhadap minat belajar. Apakah


ada pengaruh game online terhadap minat belajar anak.

9
- Rumusan masalah : apakah ada pengaruh game online terhadap
kurangnya minat belajar seorang anak?
- Ho: tidak ada pengaruh game online terhadap kurangnya minat
belajar seorang anak.
- Ha : ada pengaruh game online terhadap kurangnya minat
belajar seorang anak.

E. Kriteria dan Kegunaan Hipotesis


Hipotesis yang baik hendaknya memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih
variabel.
2. Harus jelas, tidak membingungkan, dan dalam bentuk deklaratif
(pernyataan).
3. Harus dapat di uji secara empires, artinya seseorang mengumpulkan data
yang tersedidi lapangan guna menguji kebenaran hipotesis tersebut.
4. Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan para ahli atau
hasil penelitian yang relevan.

Sedangkan perumusan hipotesis berguna untuk :


1. Memfokuskan masalah.
2. Mengidentifikasikan data-data yang relevan untuk di kumpulkan.
3. Menunjukan bentuk desain penelitian, termasuk teknis analisis yang akan
di gunakan.
4. Menjelaskan gejala sosial.
5. Mendapat kerangka penyimpulan, dan
6. Merangsang penelitian lebih lanjut.

Secara garis besar, hipotesis menurut (M. Nazir, 1999 : 183). memberikan
beberapa kegunaan dalam sebuah penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja
peneliti;
2. Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta;
3. Sebagai alat sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai berai
tanpa koordinasi kedalam suatu kesatua penting dan menyeluruh;

10
4. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan
antar fakta

F. Tahap-Tahap Pembentukan Hipotesis Secara Umum


Tahap-tahap pembentukan hipotesis pada umumnya sebagai berikut:
1) Penentuan masalah

Dasar penalaran ilmiah ialah kekayaan pengetahuan ilmiah yang biasanya


timbul karena sesuatu keadaan atau peristiwa yang terlihat tidak atau tidak
dapat diterangkan berdasarkan hukum atau teori atau dalil-dalil ilmu yang
sudah diketahui. Dasar penalaran pun sebaiknya dikerjakan dengan sadar
dengan perumusan yang tepat. Dalam proses penalaran ilmiah tersebut,
penentuan masalah mendapat bentuk perumusan masalah.

2) Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer (preliminary hypothesis)


Dugaan atau anggapan sementara yang menjadi pangkal bertolak dari
semua kegiatan. Ini digunakan juga dalam penalaran ilmiah. Tanpa
hipotesis preliminer, observasi tidak akan terarah. Fakta yang terkumpul
mungkin tidak akan dapat digunakan untuk menyimpulkan suatu konklusi,
karena tidak relevan dengan masalah yang dihadapi. Karena tidak
dirumuskan secara eksplisit, dalam penelitian, hipotesis priliminer
dianggap bukan hipotesis keseluruhan penelitian, namun merupakan
sebuah hipotesis yang hanya digunakan untuk melakukan uji coba sebelum
penelitian sebenarnya dilaksanakan.

3) Pengumpulan fakta
Dalam penalaran ilmiah, diantara jumlah fakta yang besarnya tak terbatas
itu hanya dipilih fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis preliminer yang
perumusannya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan memilih fakta.

11
4) Formulasi hipotesis
Pembentukan hipotesis dapat melalui ilham atau intuisi, dimana logika
tidak dapat berkata apa-apa tentang hal ini. Hipotesis diciptakan saat
terdapat hubungan tertentu diantara sejumlah fakta. Sebagai contoh sebuah
apel jatuh dari pohon ketika Newton tidur di bawahnya dan teringat
olehnya bahwa semua benda pasti jatuh dan seketika itu pula dilihat
hipotesisnya, yang dikenal dengan hukum gravitasi.

5) Pengujian hipotesis
Artinya mencocokkan hipotesis dengan keadaan yang dapat
diobservasi dalam istilah ilmiah hal ini disebut verifikasi (pembenaran).
Apabila hipotesis terbukti cocok dengan fakta maka disebut konfirmasi.
Terjadi falsifikasi (penyalahan) jika usaha menemukan fakta dalam
pengujian hipotesis tidak sesuai dengan hipotesis, dan jika usaha itu tidak
berhasil, maka hipotesis tidak terbantah oleh fakta yang
dinamakan koroborasi (corroboration). Hipotesis yang sering mendapat
konfirmasi atau koroborasi dapat disebut teori.

6) Aplikasi/penerapan

Apabila hipotesis itu benar dan dapat diadakan menjadi ramalan (dalam
istilah ilmiah disebut prediksi), dan ramalan itu harus terbukti cocok
dengan fakta. Kemudian harus dapat diverifikasikan/koroborasikan dengan
fakta.

olehnya bahwa semua benda pasti jatuh dan seketika itu pula dilihat
hipotesanya, yang dikenal dengan hukum gravitasi.

Maka dari itu kita juga harus mengetahui manfaat dari sebuah hipotesis,
karena hipotesis banyak memberikan manfaat, baik dalam proses dan langkah
penelitian maupun dalam memberikan penjelasan suatu gejala yang
diteliti. Manfaat hipotesis bagi proses dan langkah penelitian, terutama dalam
menentukan proses pengumpulan data, seperti metode penelitian, instrument yang

12
harus digunakan, sampel atau sumber data, dan teknik analisis data. Unsur-unsur
tersebut dapat ditetapkan berdasarkan rumusan hipotesis. Dengan kata lain,
hipotesis dapat member petunjuk yang baik terhadap kegiatan penelitian,
khususnya proses pengumpulan data.
Adapun manfaat hipotesis dalam hal penjelasan gejala yang diteliti dapat
dilihat dari pernyataan hubungan variable-variabel penelitian. Manfaat lain dari
hipotesis ialah memudahkan peneliti dalam menarik kesimpulan penelitian, yakni
menarik pernyataan-pernyataan hipotesis yang telah teruji kebenarannya. Dengan
demikian, akan mempermudah peneliti maupun pembaca menangkap makna
kesimpulan penelitian.

13
G. Prosedur Pengujian Hipotesis
Fungsi hipotesis adalah untuk memberi suatu pernyataan terkaan tentang
hubungan tentatif antara fenomena-fenomena dalam penelitian. Kemudian
hubungan tentatif ini akan diuji validitasnya melelui teknik-teknik yang sesuai
untuk keperluan pengujian. Bagi seorang peneliti, hipotesis bukan merupakan
suatu hal yang menjadi vested interes, dalam artian bahwa hipotesis harus selalu
diterima kebenarannya. Jika hipotesis ditolak berarti tidak sesuai dengan datanya.
Untuk menguji hipotesis, diperlukan data atau fakta-fakta. Kerangka pengujian
harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum sipeneliti mengumpulkan data.

Pengujian hipotesis memerlukan pengetahuan yang luas mengenai teori,


kerangka teori, penguasaan, penggunaan teori secara logis, statistik dan teknik-
teknik pengujian. Cara pengujian hipotesis bergantung dari metode dan desain
penelitian yang digunakan. Salah satu cara yang sering dipakai adalah berdasarkan
uji statistik.
Dalam menguji hipotesis ini, ada beberapa langkah yang harus dilalui,
dikenel dengan prosedur pengujian hipotesis, yaitu sebagai berikut.
1. Menentukan formulasi hipotesisnya, meliputi Hipotesis nol (Ho) dan
Hipotesis alternatif (Ha)
2. Menentukan syaraf nyata dan nilai tabel.
3. Menentukan kriteria pengujian.
4. Melakukan uji statistik.
5. Membuat kesimpulan.

H. Karakteristik Hipotesis

Satu hipotesis dapat diuji apabila hipotesis tersebut dirumuskan dengan


benar. Kegagalan merumuskan hipotesis akan mengaburkan hasil penelitian.
Meskipun hipotesis telah memenuhi syarat secara proporsional, jika hipotesis
tersebut masih abstrak bukan saja membingungkan prosedur penelitian, melainkan
juga sukar diuji secara nyata. Untuk dapat memformulasikan hipotesis yang baik
dan benar, sedikitnya harus memiliki beberapa ciri-ciri pokok, yakni:

14
Hipotesis diturunkan dari suatu teori yang disusun untuk
menjelaskan masalah dan dinyatakan dalam proposisi-proposisi. Oleh sebab itu,
hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara atas masalah yang
dirumuskan atau searah dengan tujuan penelitian.
Hipotesis harus dinyatakan secara jelas, dalam istilah yang benar dan
secara operasional. Aturan untuk, menguji satu hipotesis secara empiris adalah
harus mendefinisikan secara operasional semua variabel dalam hipotesis dan
diketahui secara pasti variabel independen dan variabel dependen.
Hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur
secara empiris dan memberikan gambaran mengenai fenomena yang diteliti.
Untuk hipotesis deskriptif berarti hipotesis secara jelas
menyatakan kondisi, ukuran, atau distribusi suatu variabel atau fenomenanya yang
dinyatakan dalam nilai-nilai yang mempunyai makna.
Hipotesis harus bebas nilai. Artinya nilai-nilai yang dimiliki peneliti dan
preferensi subyektivitas tidak memiliki tempat di dalam pendekatan ilmiah seperti
halnya dalam hipotesis.
Hipotesis harus dapat diuji. Untuk itu, instrumen harus ada (atau dapat
dikembangkan) yang akan menggambarkan ukuran yang valid dari variabel yang
diliputi. Kemudian, hipotesis dapat diuji dengan metode yang tersedia yang dapat
digunakan untuk mengujinya sebab peneliti dapat merumuskan hipotesis
yang bersih, bebas nilai, dan spesifik, serta menemukan bahwa tidak
ada metode penelitian untuk mengujinya. Oleh sebab itu, evaluasi hipotesis
bergantung pada eksistensi metode-metode untuk mengujinya, baik
metode pengamatan, pengumpulan data, analisis data, maupun generalisasi.
Hipotesis harus spesifik. Hipotesis harus bersifat spesifik yang menunjuk
kenyataan sebenarnya. Peneliti harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan
yang sebenarnya. Peneliti harus memiliki hubungan eksplisit yang diharapkan di
antara variabel dalam istilah arah (seperti, positif dan negatif).
Sementara menurut Moh.Nazir ciri-ciri hipotesis yang baik yaitu
mempunyai

15
a. Harus menyatakan hubungan.
b. Harus sesuai dengan fakta.
c. Harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan tumbuhnya ilmu
pengetahuan.
d. Harus dapat diuji.
e. Harus sederhana.
f. Harus bisa menerangkan fakta.
Dengan demikian secara umum, hipotesis yang baik harus
mempertimbangkan fakta-fakta yang relevan, harus masuk akal dan tidak
bertentangan dengan hukum alam yang telah diciptakan Tuhan. Hipotesis harus
dapat diuji dengan aplikasi dediktif atai induktif untuk verifikasi.
Selain itu hipotesis juga dapat dibagi menjadi beberapa macam jenis dan
tergantung dari pendekatan kita dalam membaginya. Hipotesis dapat kita bagi
sebagai berikut:

1. Hipotesis tentang perbedaan vs hubungan


Hipotesis dapat kita bagi dengan melihat apakah pernyataan sementara
yang diberikan adalah hubungan ataukah perbedaan. Hipotesis tentang hubungan
adalah pernyataan rekaan yang menyatakan tentang saling berhubungan antara
dua variable atau lebih, yang mendasari tekhnik korelasi atau regresi. Sebaliknya
hipotesis yang menjelaskan perbedaan menyatakan adanya ketidaksamaan
antarvariabel tertentu disebabkan oleh adanya pengaruh variable yang berbeda-
beda. Hipotesis ini mendasari tekhnik penelitian yang komparatif. Hipotesis
tentang hubungan dan perbedaan merupakan hipotesis hubungan analitis.
Hipotesis ini, secara analitis menyatakan hubungan atau perbedaan satu sifat
dengan sifat yang lain.
2. Hipotesis kerja vs hipotesis nul
Dengan melihat pada cara seorang peneliti menyusun pernyataan dalam
hipotesisnya, hipotesis dapat dibedakan antara hipotesis kerja dan nul. Hipotesis
nul, yang mula-mula diperkenalkan oleh bapak statistika Fisher diformulasikan

16
untuk ditolak sesudah pengujian. Dalam hipotesis nul ini, selalu ada implikasi
“tidak ada beda”. Perumusannya bisa dalam bentuk:
“Tidak ada beda antara…dengan…” Hipotesis nul dapat juga ditulis dalam
bentuk: “…tidak mem…”
Hipotesis nul biasanya diuji dengan menggunakan statistika. Seperti telah
dinyatakan diatas, hipotesis nul biasanya ditolak. Dengan menolak hipotesis nul,
maka kita menerima hipotesis pasangan, yang disebut hipotesis alternatef.
Hipotesis nul biasanya digunakan dalam penelitian eksperimental. Akhir-akhir ini
hipotesis nul juga digunakan dalam penelitian social, seperti penelitian dibidang
sosiologi, pendidikan, dan lain-lain.

3. Hipotesis common sense dan ideal


Hipotesis acapkali menyatakan terkaan tentang dalil dan pemikiran
bersahaja dan common sense (akal sehat). Hipotesis ini biasanya menyatakan
hubungan keseragaman kegiatan terapan. Contohnya, hipotesis sederhana tentang
produksi dan status pemilikan tanah, hipotesis mengenai hubungan tenaga kerja
dengan luas garapan, hubungan antara dosen pemupukan dengan daya tahan
terhadap insekta, hubungan antara kegiatan-kegiatan dalam industry, dan
sebagainya.
Sebaliknya, hipotesis yang menyatakan hubungan yang kompleks
dinamakan hipotesis jenis ideal. Hipotesis ini bertujuan untuk menguji adanya
hubungan logis antara keseragaman-keseragaman pengalaman empiris. Hipotesis
ideal adalah peningkatan dari hipotesis analitis. Misalnya, kita mempunyai suatu
hipotesis ideal tentang keseragaman empiris dan hubungan antar daerah, jenis
tanah, luas garapan, jenis pupuk, dan sebagainya.

17
BAB III
PENUTUP

A. RANGKUMAN
Hipotesis berasal dari dua penggal kata, hypo=di bawah; thesa=kebenaran.
Jadi hipotesis secara etimologis artinya kebenaran yang masih diragukan.
Hipotesis dapat diartika sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti kebenarannya melalui data yang
terkumpul.
Adapun karakteristik yang dimiliki oleh sebuah hipotesis ialah;
hipotesis diturunkan dari suatu teori yang disusun untuk menjelaskan masalah dan
dinyatakan dalam proposisi-proposisi, hipotesis harus dinyatakan secara jelas,
hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur secara empiris dan
memberikan gambaran mengenai fenomena yang diteliti, hipotesis
harus bebas nilai, hipotesis harus dapat diuji, dan hipotesis harus
spesifik. Sementara bentuk-bentuk yang dimiliki oleh sebuah hipotesis, yaitu
diantaranya; hipotesis deskriptif, hipotesis komparatif, dan hipotesis asosiatif.
Good dan Secates secara khusus memberikan beberapa sumber yang dapat
dijadikan sebagai dasar bagi perumusan hipotesis, yaitu seperti kebudayaan
dimana ilmu tersebut dibentuk, ilmu itu sendiri yang menghasilkan teori dan teori
memberi arah kepada penelitian, analogi merupakan sumber hipotesis, dan reaksi
individu terhadap sesuatu dan pengalaman.
Hipotesis merupakan dugaan sementara yang mengandung pernyataan-
pernyataan ilmiah, tetapi masih memerlukan pengujian. Maka dari itu,
merumuskan hipotesis bukanlah hal yang mudah, yaitu; tidak adanya kerangka,
kurangnya kemampuan untuk menggunakan kerangka teori yang sudah ada, dan
gagal berkenalan dengan tekhnik-tekhnik penelitian yang ada untuk dapat
merangkaikan kata-kata dalam membuat hipotesis secara benar.
Tahap-tahap pembentukan hipotesis pada umumnya ialah;
penentuan masalah, hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer,

18
pengumpulan fakta, formulasi hipotes, pengujian hipotesa, dan
aplikasi/penerapan.
Secara garis besar, hipotesis memberikan beberapa kegunaan dalam
sebuah penelitian yaitu seperti; memberikan batasan serta memperkecil jangkauan
penelitian dan kerja peneliti, mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan
hubungan antar fakta, sebagai alat sederhana dalam memfokuskan fakta yang
bercerai berai tanpa koordinasi kedalam suatu kesatua penting dan menyeluruh,
sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta.
Dalam menguji hipotesis ini, ada beberapa langkah yang harus dilalui,
dikenel dengan prosedur pengujian hipotesis, yaitu menentukan formulasi
hipotesisnya, menentukan syaraf nyata dan nilai table, menentukan kriteria
pengujian, melakukan uji statistik, dan membuat kesimpulan. Tetapi selain itu,
karakteristik dari sebuah hipotesis juga merupakan dugaan terhadap keadaan
variabel mandiri, dan dinyatakan dalam kalimat yang jelas, dan dapat diuji dengan
data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
pertanyaan. Status hipotesis kerja ialah sesuatu yang disarankan, bahkan sesuatu
yang diuji di antara hubungan kategori dan kawasannya. Perlu pula dikemukakan
bahwa hipotesis kerja senantiasa diverifikasi sepanjang penelitian itu berlangsung.

Suatu hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data empiris, yakni


berdasarkan apa yang dapat diamati dan dapat diukur. Untuk itu peneliti harus
mencari situasi empiris yang memberi data yang diperlukan. Setelah kita
mengumpulkan data, selanjutnya kita harus menyimpulkan hipotesis , apakah
harus menerima atau menolak hipotesis.

Jenis-jenis hipotesis:
1. Hipotesis Kerja, atau disebut juga dengan Hipotesis alternatif (Ha)
2. Hipotesis Nol (Null hypotheses) Ho

Peneliti sangat perlu menyediakan informasi yang cukup sebagai dasar


membuat keputusan. Informasi ini dinamakan uraian rinci. Menyusun uraian rinci

19
merupakan strategi suatu situasi. Menyusun uraian rinci pada dasarnya bergantung
pada focus konteks. Uraian tersebut hendaknya memaparkan secara khusus segala
sesuatu yang perlu diketahui oleh pembaca agar ia dapat memahami penemuan-
penemuan.

Tahap analisis data secara umum:


1. Menemukan tema dan merumuskan hipotesis kerja.
2. Menganalisis berdasarkan hipotesis kerja
3. Menyusun hipotesis kerja.

Secara garis besar, hipotesis memberikan beberapa kegunaan dalam


sebuah penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja
peneliti;
2. Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta;
3. Sebagai alat sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai berai tanpa
koordinasi kedalam suatu kesatua penting dan menyeluruh;
4. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan
antar fakta (M. Nazir, 1999 : 183).

B. GLOSARIUM
A
Analisis Data :
menentukan arti yang sebenarnya dan signifikan dari data yang telah
diorganisasikan dalam suatu pola yang logis.proses yang berisi usaha secara
formal untuk menemukan tema-tema, merumuskan hipotesis kerja(ide)
seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan
bantuan pada tema dan hipotesis kerja itu.
Analisis Data Deskriptif :
Merupakan pengolahan data hasil penelitian dengan tujuan agar kumpulan
data ini bermakna

20
D
Daftar Pustaka :
Daftar yang mencamtumkan judul buku,nama pengarang ,penerbit,dsb yang
ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau buku,dan disusun
menurut abjad
Data Induktif :
Pengolahan data untuk menguji hipotesis yang selanjutnya untuk generalisasi
dari sampel ke populasi.
Data Kualitatif :
Data yang dinyatakan dalam bentuk kalimat / tulisan.Data yang pada
umumnya sukar diukur/menunjukan kualitas tertentu untuk kepentingan
penyusunan instrumenpenelitian biasanya data kualitatif disusun dalam skala
tertentu
Data Kuantatif :
Data yang bersifat angka. Data terukur, biasanya dapat dinyatakan dalam
satuan tertentu penting buat pengelolaan statistik, penyusunan tabel, dsb,
persyaratan yang harus dipenuhi agar data kuantitatif bernilai untuk
pengelolaan dapat dipelajari dalam ilmu statistik
Deskripsi :
Berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih rinci atau
membedakannya dengan fenomena yang lain.

Distribusi Frekuensi :
Merupakan rangkuman yang telah diolah atas data-data yang diperoleh saat
penelitian ke laporan dengan kuesionerdan interview guide
E
Eksplanasi :
Mengkaji hubungan sebab akibat diantara dua fenomena atau lebih
Eksplorasi
Berkaitan dengan upaya untuk menentukan apakah suatu fenomena atau tidak
H

21
Hasil penelitian :
Sajian lengkap dengan data lengkap dari setiap siklus,sehingga memberikan
gambaran yang jelas berupa perbaikan yang diperoleh dari hasil keegiatan
observasi,menyangkut berbagai aspek konsentrasi penelitian, yang dibuat
dalam bentuk grafik/tabeldengan diberikan berbagai penjelasan dan analisis
data.

Hipotesis :
Penjelasan yang bersifat sementara untuk tingkah laku,kejadian atau peristiwa
yang sudah atau akan terjadi
Hipotesis directional :
Hipotesis yang menyatakan sifat atau arah hubungan secara tegas antara dua
atau lebih variabel.

Hipotesis nondirectional :
Hipotesis yang tidak menyatakan arah hubungan atau variabel.
I
Identifikasi Masalah :
Uraian tentang berbagai masalah yang ditemukan yang relevan dengan topik
penelitian. Masalah yang diuraikan dipilah-pilah menjadi masalah yang lebih
kecil,dan dipilih yang paling penting untuk diteliti

Induksi :
Pengambilan keputusan dengan menggunakan data tanpa menggunakan
hipotesis
Induktif :
Mengembangkan teori atau hipotesis melalui pengungkapan fakta.
Instrumen penelitian
Suatu alat yang digunakan mengukur variabel yang diteliti.
K
Kesimpulan :

22
Butir-butir temuan (hasil penelitian dan pembahasan) yang disajikan secara
singkat dan jelas

Konsep :

Istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak


kejadian keadaan kelompok / individuyang menjadi pusat perhatian ilmu
sosial

Kuisioner (angket)

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat


pertanyaan atay pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab

L
Landasan teori
Satu set teori yang dipilih oleh peneliti sebagai tuntunan untuk mengerjakan
penelitian lebih lanjut dan juga termasuk untuk menulis hipotesis.
Latar belakang
Dasar atau titik tolak untuk memberikan pemahaman kepada pembaca atau
pendengar mengenai apa yang ingin kita sampaikan.
Logika Ilmiah
Gabungan antara logika deduktif dan induktif dimana rasionalisme dan
empirisme bersama-sama dalam suatu system dengan mekanisme
korektif.

M
Masalah
Suatu situasi yg berisi kesenjangan dan bersifat teka-teki, yang dapat
menimbulkan kerawanan, hambatan, ancaman ataupun gangguan.

Masalah penelitian
Keraguan yang timbul terhadap suatu peristiwa atau keadaan tertentu berupa
kesangsian tentang tingkat kebenarannya suatu peristiwa atau keadaan.

23
Membatasi masalah
Memisahkan variabel /komponen /aspek yang diteliti dari yang tidak diteliti.
Merumuskan masalah
Memetakan variabel /komponen /aspek yg terlibat dalam suatu tema masalah
dengan menggunakan pola pikir atau dasar teori tertentu.

Metode
Cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar
tercapai sesuai dengan yang dikehendaki.

Metode ilmiah
Prosedur atau cara tertentu yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan.

Metode Penelitian
Cara ilmiah untuk mendapatkan informasi dengan tujuan dan kegunaan
tertentu.

Metodologi Penelitian
Pengetahuan yang mengkaji ketentuan mengenai metode-metode yang
digunakan dalam penelitian.
O
Observasi
melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian bersifat perilaku
dan tindakan manusia, fenomena alam, proses kerja dan penggunaan
responden kecil.

Observasi terfokus
Observasi yang secara cukup spesifik diarahkan kepada sesuatu aspek
tindakan guru atau siswa dalam proses pembelajaran.

24
Observasi sistematik
Pengamatan yang dilakukan oleh seorang peneliti terhadap subjek atau objek
penelitian di
mana yang diamati itu sesuatu yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan
skala-skala.

P
Pelaksanaan tindakan
Deskripsi tindakan yang akan dilakukan, scenario kerja tindakan perbaikan
yang akan dikerjakan dan prosedur tindakan yang akan diterapkan.

Pembatasan Masalah
Uraian tentang alasan-alasan pembatasan masalah agar sesuai dengan
kemampuan peneliti.

Penelitian
Aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui metodologi ilmiah dengan
mengumpulkan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah.

Penelitian ilmiah
Penelitian yang menggunakan metode ilmiah.

Penelitian deskriptif
Penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau
kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi
atau daerah tertentu.

Penelitian eksperimen
penelitian yang sistematis, logis, dan teliti dalam melakukan control terhadap
kondisi.

25
Penelitian kepustakaan
Penelitian yang dilakukan hanya berdasarkan atas karya tertulis, termasuk
hasil penelitian baik yang telah maupun yang belum dipublikasikan.

Penelitian kausal komparatif (Ex Post Facto)


Penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat
berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor yang
menjadi penyebab melalui data yang telah dikumpulkan.

Penelitian korelasional
Penelitian yang akan melihat hubungan antara variabel atau beberapa variabel
dengan variabel lain.
Penelitian tindakan
Upaya mengujicobakan ide-ide ke dalam praktek untuk memperbaiki atau
mengubah sesuatu agar memperoleh dampak nyata dari situasi.

Penelitian tindakan kelas


Suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi di
dalam kelas.

Pendekatan kualitatif
Prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata
tertulis/lisan dari pihak yang mempunyai hubungan dengan masalah yang
diramal.

Pendekatan kuantitatif
Lebih menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah
dengan metoda statistika.

Pengukuran

26
Kemampuan instrumen penelitian untuk mengukur apa yang hendak diukur
secara tepat dan benar.

Perencanan
Persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan PTK.

Prediksi
Berupaya mengidentifikasi hubungan (keterkaitan) yang memungkinkan kita
berspekulasi (menghitung) tentang sesuatu hal (X) dengan mengetahui
(berdasar) hal yang lain (Y).

Prosedur penelitian
Langkah-langkah atau tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian.

Populasi
Sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau
beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus.

R
Rating scale
Teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
berisi skala yang bertingkat yang harus dipilih dengan cara melingkari.

Refleksi
Uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi
berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan,
serta krteria dan rencana bagi tindakan siklus berikutnya.

Reliabilitas
Tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk mengumpulkan data secara
tetap dari sekelompok sampel.

27
Responden
Orang yang diminta memberikan keterangan tentang sesuatu
fakta/pendapat.Keterangan tersebut dapat disampaikan dalam bentuk tulisan,
yaitu ketika mengisi angket/lisan ketika menjawab wawancara.

Review
Tulisan-tulisan yang mensintesis karya-karya atau buku yang pernah ditulis
dalam suatu periode waktu tertentu. Tulisan disusun berdasarkan topik dan
isi.

Rumusan masalah
Upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan – pertanyaan yang ingin
dicarikan jawabannya.

Rumusan permasalahan
Inti penelitian, sehingga bisa dipakai pertimbangan menyusun judul dan
hipotesis.

S
Sampel
Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki untuk populasi tersebut.

Saran
Himbauan kepada instansi terkait maupun peneliti berikutnya yang
berdasarkan pada hasil temuan. Saran sebaiknya selaras dengan topik
penelitian.

Statistik deskriptif

28
Statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

Statistik inferensial
Teknik statistik untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan
untuk populasi.

Subjek penelitian atau responden


Pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam sebuah penelitian.

Sumber data primer


Data yang diperoleh langsung dari responden/obyek yang diteliti, ada
hubungannya dengan yang diteliti.

Sumber data sekunder


Data yang telah lebih dulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang/instansi
diluar dari peneliti sendiri walaupun yang dikumpulkan itu sesungguhnya
adalah data yang asli. Data primer yang telah diolah lebih lanjut misalnya
dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar, dsb, sehingga lebih informatif
untuk digunakan pihak lain.

T
Tabel
Daftar berisi ikhtisar sejumlah (besar) data informasi, biasanya berupa kata-
kata dan bilangan yang tersusun secarabersisrtem, urut ke bawah di lajur dan
deret tertentu dengan garis pembatas sehingga dapat dengan mudah disimak.

Teori
Informasi ilmiah yang abstrak sifatnya dan belum tentu dapat langsung
digunakan dalam penelitian yang ingin dilakukan oleh seorang peneliti
melalui deduksi logika teori yang abstrak tadi diterjemahkan menjadi hipotesa

29
yakni informasi ilmiah yang lebih spesifik dan lebih sesuai dengan tujuan
penelitian.

Teori Deduktif
Suatu teori yang menekankan pada struktur konseptual dan validitas
substansialnya.

Teori Fungsional
Suatu teori dikembangkan melalui interaksi yang berkelanjutan antara proses
konseptualisasi dan pengujian empiris yang mengikutinya

Teori Induktif
menekankan pada pendekatan empiris untuk mendapatkan generalisasi.

Tes
Serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki
oleh individu atau kelompok.

Tindakan
suatu aktivitas yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang berbentuk
siklus kegiatan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan suatu
masalah dalam proses belajar mengajar.

Tujuan Penelitian
Sasaran yang hendak dicapai oleh peneliti sebelum melakukan penelitian dan
mengacu pada permasalahan.

V
Validitas

Tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk mengungkapkan data sesuai


dengan masalah yang hendak diungkapkannya.

30
Variabel
Objek yang berbentuk apa saja yang ditentukan oleh peneliti dengan tujuan
untuk memperoleh informasi agar bisa ditarik suatu kesimpulan.

Variabel aktif
Variabel yang dimanipulasi untuk keperluan penelitian eksperimen.

Variabel atribut
Variabel yang tidak dapat dimanipulasi untuk keperluan riset, contoh:
Intelegensi, sikap,jenis kelamin dsb.

Variabel bebas
Peubah yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab terjadinya perubahan
terhadap peubah tak bebas.

Variabel Kategoris
Variabel yang memiliki nilai berdasarkan kategori tertentu (skala nominal)
Contoh: Sikap:Baik-buruk.

Variabel kontinum
Variabel yang memiliki kumpulan nilai yang teratur dalam kisaran tertentu.
Misal Tinggi-sedang, satu sampai dengan 7

Variabel terikat
Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas.

W
Wawancara
Suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi
langsung dari sumbernya dan lebih mendalam pada responden yang jumlah
sedikit.

31
Wawancara terstruktur
Wawancara yang sudah dipersiapkan bahan wawancaranya terlebih dahulu.

Wawancara setengah terstruktur


Bentuk wawancara yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu, tetapi
memberikan keleluasaan untuk menerangkan agak panjang mungkin tidak
langsung ke fokus pertanyaan atau bahasan atau mungkin mengajukan topik
bahasan sendiri selama wawancara berlangsung.

Wawancara tidak terstruktur


Bentuk wawancara dimana prakarsa untuk memilih topik bahasan di ambil
oleh siswa atau orang yang diwawancarai.

32
DAFTAR PUSTAKA

Hadi, Sutrisno, 1987, “Metode Research:, Yogyakarta: Yayasan Penerbitan


Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakata

Moleong, Lexy J.,2013, “Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi”,Bandung:


PT Remaja Rosdakarya
Salim, Agus, 2006, “Teori dan Paradigma Penelitian Sosial”, Yogyakarta: Tiara
Wacana

Nazir, Moh.2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta

Saebani, Beni Ahmad. 2008. Metode Penelitian. Pustaka Setia. Bandung

Sudjana, Nana. Proposal Penelitian di Perguruan Tinggi. Sinar Baru Algensindo.


Bandung

Sudjana, Nana & Ibrahim. 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Sinar Baru
Algensindo. Bandung

Suryana, Yana & Tedi Priatna. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Azkia
Pustaka Utama. Bandung

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian. Alfabeta. Bandung

33

Anda mungkin juga menyukai