Anda di halaman 1dari 18

KEDUDUKAN BPSK (BADAN PENYELESAIAN SENGKETA

KONSUMEN) DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA KONSUMEN


MELALUI PROSES MEDIASI DIKOTA PALU
RINALDI ANUGRAH PRATAMA
D101 13 135
Pembimbing I : M. Jafar, S.H., M.H
Pembimbing II : Abd. Rahman Hafid, S.H., M.H.

ABSTRAK

Karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana kedudukan


BPSK (Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen) dalam rangka menyelesaikan
sengketa antara pihak konsumen dan pelaku usaha melalui proses mediasi di
Kota Palu. (2) kekuatatan hukum putusan mediasi di BPSK. Penelitian ini adalah
penelitian yuridis empiris. Penelitian dengan metode yuridis empiris merupakan
penelitian dengan meneliti data primer di lapangan terlebih dahulu untuk
kemudian dilanjutkan dengan mengadakan penelitian terhadap data sekunder.
Pendekatan yuridis adalah suatu pendekatan yang mengacu pada hukum dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan pendekatan empiris
adalah pendekatan yang dilakukan dengan cara meneliti data lapangan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa BPSK ini mempunyai kedudukan sebagai salah
satu lembaga yang menangani dan menyelesaikan sengketa konsumen di luar
pengadilan yang mempunyai tugas, fungsi dan wewenang dengan cara mediasi,
konsiliasi dan arbitrase. Kedudukan lembaga BPSK ini setara dengan pengadilan
negri bagi lembaga tingkat yang pertama yang menangani penyelesaian sengketa
konsumen. Keanggotaan dari BPSK terdiri dari 3 unsur yaitu unsur pemerintah,
unsur konsumen, dan unsur pelaku usaha. Dalam proses penyelesaiannya BPSK
menggunakan 3 cara yaitu mediasi, konsiliasi dan arbitrase. Pada proses
mediasi, BPSK berfungsi sebagai mediator yang bersifat aktif dalam
mendamaikan dan memberi saran kepada pihak dalam penyelesaian sengketa
konsumen. kekuatan Putusan Mediasi di Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen
bersifat final dan mengikat dan mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Final
berarti tidak ada lagi upaya hukum lainnya, mengikat karena perjanjian yang
dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang
membuatnya.
Kata Kunci : Kedudukan BPSK, Penyelesaian Sengketa Konsumen, Mediasi
I. PENDAHULUAN Pesatnya pembangunan dan
A. Latar Belakang Masalah
perkembangan perekonomian
nasional telah menghasilkan variasi

1
produk barang dan/atau jasa yang konsumen, yang semula diharapkan
dapat dikonsumsi. Kemajuan oleh semua pihak mampu
dibidang ilmu pengetahuan, memberikan solusi bagi penyelesaian
teknologi komunikasi, dan segala macam kerumitan dalam
informatika juga turut mendukung hubungan antara produsen dengan
perluasan ruang gerak transaksi konsumen.2
barang dan/atau jasa hingga Undang-Undang Nomor 8
melintasi batas-batas wilayah suatu Tahun 1999 membentuk suatu
Negara. Kondisi demikian pada satu lembaga dalam hukum perlindungan
pihak sangat bermanfaat bagi konsumen, yaitu Badan Penyelesaian
kepentingan konsumen karena Sengketa Konsumen. Pasal 1 butir 11
kebutuhannya akan barang dan/atau UUPK menyatakan bahwa Badan
jasa yang diinginkan dapat terpenuhi Penyelesaian Sengketa Konsumen
serta semakin terbuka lebar (BPSK) adalah badan yang bertugas
kebebasan untuk memilih aneka jenis menangani dan menyelesaikan
kualitas barang dan/atau jasa sesuai sengketa antara pelaku usaha dan
dengan kemampuannya. 1 konsumen. BPSK sebenarnya
dibentuk untuk menyelesaikan kasus-
Adapun Undang-Undang yang
kasus sengketa konsumen yang
dibentuk oleh pemerintah yang
berskala kecil dan bersifat sederhana.
mengatur tentang perlindungan
Terbentuknya lembaga BPSK,
konsumen yaitu Undang-Undang
maka penyelesaian sengketa
Nomor 8 Tahun 1999 tentang
konsumen dapat dilakukan secara
perlindungan konsumen. Undang-
cepat, mudah, dan murah. Cepat
Undang ini sebagai payung hukum
karena penyelesaian sengketa
yang menjadi kriteria untuk
melalui BPSK harus sudah diputus
mengukur dugaan adanya
dalam tenggang waktu 21 hari kerja,
pelanggaran-pelanggaran hak-hak
dan tidak dimungkinkan banding
1
Susanti Adi Nugroho, Proses
Penyelesaian Sengketa Konsumen Ditinjau
2
dari Hukum Acara Serta Kendala Zulham, Hukum Pelindungan
Implementasinya, Kencana, Jakarta, 2011 Konsumen, Kencana, Jakarta, 2013
Hlm. 2 Hlm. 140

2
yang dapat memperlama proses tergantung pada itikad baik untuk
3
penyelesaian perkara. memenuhi secara sukarela. 4
Penyelesaian sengketa melalui Menurut data tahun 2016
mediasi, merupakan cara Badan Penyelesaian Sengketa
penyelesaian sengketa yang fleksibel Konsumen (BPSK) Kota Palu,
dan tidak mengikat serta melibatkan menangani 52 kasus Sengketa antara
pihak netral, yaitu mediator, yang Konsumen dan Pelaku Usaha untun
memudahkan negosiasi antara para diselesaikan sesuai ketentuan
pihak/membantu mereka dalam perundang-undang. Masalah yang
mencapai kompromi/kesepakatan. menyebabkan terjadinya sengketa
Selain definisi mediasi ini, masih antara konsumen dan produsen atau
banyak definisi lain yang berbeda- pelaku usaha meliputi angsuran roda
beda, namun pada umumnya orang dua dan empat, BPKB kendaraan,
sepakat bahwa tujuan dari proses administrasi berupa nota pembayaran
mediasi adalah membantu orang barang tidak diberikan, objek
dalam mencapai penyelesaian sengketa antara konsumen dan
sukarela terhadap suatu sengketa produsen juga meliputi ansuran
atau konflik. kendaraan, penarikan kendaraan dan
Peran mediator sangat terbatas, dikenakan biaya pelunasan
yaitu pada hakikatnya hanya penarikan, bahkan konsumen telah
menolong para pihak untuk mencari menyerahkan atau membayar DP
jalan keluar dari persengketaan yang namun belum ada unit yang
mereka hadapi, sehingga hasil diserahkan. Masalah-masalah
penyelesaian dalam bentuk tersebut kemudian berdampak
kompromi terletak sepenuhnya pada terhadap pelaporan konsumen ke
kesepakatan para pihak, dan BPSK dan berujung sengketa dengan
kekuatannya tidak mutlak tapi penyelesaian mediasi serta arbitrase.
Produsen atau pelaku usaha
komitmen dan tunduk terhadap
4
Ahmadi Miru dan Sutarman
3
Susanti Adi Nugroho, Opcit, Hlm. Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen,
74 Rajawali Pers, Jakarta, 2015, Hlm. 261

3
ketentuan perundang-undangan Berdasarkan Undang-Undang
mengenai perlindungan konsumen Nomor 8 tahun 1999 membentuk
yang didalamnya meliputi suatu lembaga dalam hukum
pemenuhan kewajiban. 5 perlindungan konsumen, yaitu Badan
B. Rumusan Masalah Penyelesaian Sengketa Konsumen
Berdasarkan latar belakang (BPSK). Pasal 1 butir 11 UUPK
diatas, maka pokok-pokok masalah menyatakan bahwa BPSK adalah
yang menjadi fokus penelitian ini badan yang bertugas menangani dan
adalah : menyelesaikan sengketa antara
1. Bagaimana Kedudukan pelaku usaha dan konsumen. BPSK
BPSK dalam Rangka sebenarnya dibentuk untuk
Menyelesaikan Sengketa menyelesaikan kasus-kasus sengketa
antara Pihak Konsumen konsumen yang berskala kecil dan
dan Pelaku Usaha melalui bersifat sederhana.
proses mediasi di Kota Badan Penyelesaian Sengketa
Palu ? Konsumen (BPSK) mempertanggung
2. Bagaimana kekuatan jawabkan pelaksanaan tugas dan
Hukum Putusan Mediasi wewenang meliputi bidang
di BPSK ? perdagangan. Sedangkan mengenai
II. PEMBAHASAN anggaran untuk kegiatan BPSK
A. Kedudukan BPSK (Badan dibebankan kepada Anggara
Penyelesaian Sengketa Pendapatan dan Belanja Negara serta
Konsumen) dalam sumber-sumber lainnya yang sesuai
Menyelesaiakan Sengketa dengan peraturan-peraturan yang
Konsumen antara Konsumen berlaku. Adapun susunan anggota
dan Pelaku Usaha Melalui Badan Penyelesaian Sengketa
Proses Mediasi di Kota Palu Konsumen (BPSK) sebagaimana
diatur dalam Pasal 50 Undang-
Undang Perlindungan Konsumen,
5
http://sulteng.antaranews.com/berit terdiri atas :
a/30629/bpsk-palu-tangani-52-kasus-
sengketa-konsumen, diakses tanggal 17 a. Ketua merangkap anggota.
Agustus 2017

4
b. Wakil ketua merangkap anggota. f. Menerima pengaduan baik tertulis
c. Anggota. maupun tidak tertulis, dari
1. Tugas, Wewenang dan konsumen tentang terjadinya
Fungsi Badan Penyelesaian pelanggaran terhadap
Sengketa Konsumen (BPSK) perlindungan konsumen.
Didalam menjalankan tugas g. Memanggil pelaku usaha yang
dan fungsinya, BPSK sebagai suatu diduga telah melakukan
lembaga memiliki tugas dan pelanggaran terhadap
wewenang yang diatur dalam Pasal perlindungan konsumen.
52 UUPK Jo, Kepmenperindag h. Memanggil, menghadirkan saksi,
Nomor 350/MPP/Kep/12/2001 saksi ahli dan/atau setiap orang
tentang pelaksanaan tugas dan yang dianggap mengetahui
wewenang badan penyelesaian pelanggaran undang-undang ini.
sengketa konsumen, yaitu : i. Meminta bantuan penyidik untuk
a. Melaksanakan penyelesaian menghadirkan pelaku usaha,
sengketa konsumen, dengan cara saksi, saksi ahli, atau setiap orang
melalui mediasi atau arbitrase sebagaimana dimaksud pada hutuf
atau konsiliasi. G dan huruf H, yang tidak
b. Memberikan konsultasi bersedia memenuhi panggilan
perlindungan konsumen. Badan Penyelesaian Sengketa
c. Melakukan pengawasan terhadap Konsumen.
pencantuman klausula baku. j. Mendapatkan, meneliti dan/atau
d. Melaporkan kepada penyidik menilai surat, dokumen, atau alat
umum apabila terjadi pelanggaran bukti lain guna penyelidikan
ketentuan dalam Undang-Undang dan/atau pemeriksaan.
No.8 Tahun 1999 tentang k. Memutuskan dan menetapkan ada
Perlindungan Konsumen. atau tidak adanya kerugian di
e. Melakukan penelitiaan dan pihak konsumen.
pemeriksaan sengketa l. Memberitahukan putusan kepada
perlindungan konsumen. pelaku usaha yang melakukan

5
pelanggaran terhadap keseimbangan kepentingan-
perlindungan konsumen. kepentingan pelaku usaha dan
m. Menjatuhkan sanksi administratif konsumen. Jadi, tidak hanya
kepada pelaku usaha yang klausula baku yang dikeluarkan
melanggar ketentuan Undang- oleh pelaku usaha atau badan
Undang No. 8 Tahun 1999 usaha perusahaan-perusahaan
tentang Perlindungan Konsumen. swasta saja, tetapi juga pelaku
Berdasarkan tugas dan usaha atau perusahaan-perusahaan
wewenang tersebut, maka dengan milik Negara.6
demikian terdapat fungsi strategis 2. Proses Penyelesaian Sengketa
dari BPSK: Konsumen Melalui Mediasi
a. BPSK berfungsi sebagai Di BPSK
instrumen hukum penyelesaian Proses penyelesaian sengketa
sengketa di luar pengadilan konsumen melalui Mediasi di BPSK
(alternative dispute resolution), dibagi dalam beberapa Proses, yaitu :
yaitu melalui konsiliasi, mediasi a. Permohonan Penyelesaian
dan arbitrase. Sengketa Konsumen
b. Melakukan pengawasan terhadap Permohonan Penyelesaian
pencantuman klausula baku (one- Sengketa Konsumen diatu dalam
sided standard form contract) Pasal 15 – Pasal 17 Kepmenperindag
oleh pelaku usaha (Pasal 52 butir Nomor 350/MPP/Kep/12/2001.
c UUPK). Termasuk disini Konsumen yang dirugikan dapat
klausula baku yang dikeluarkan mengajukan permohonan
PT PLN (persero) di bidang penyelesaian sengketa konsumen
kelistrikan, PT Telkom (persero) kepada BPSK yang terdekat dengan
dibidang telkomunikasi, bank- tempat tinggal konsumen. Bentuk
bank milik pemerintah maupun Permohonan Penyelesaian Sengketa
swasta, perusahaan Konsumen diajukan secara lisan dan
leasing/pembiayaan, dan lain-lain. tertulis ke Badan Penyelesaian
c. Salah satu fungsi strategis ini
6
adalah untuk menciptakan Ahmad Miru & Sutarman Yodo,
Opcit. Hlm 247

6
Sengketa Konsumen (BPSK) melalui b. Susunan Majelis Badan
Sekretariat BPSK setempat, Penyelesaian Sengketa
permohonan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) dan
Konsumen dapat juga diajukan oleh Kepaniteraan
ahli waris atau kuasanya apabila Susunan majelis Badan
konsumen : Penyelesaian Sengketa Konsumen
1) Meninggal dunia (BPSK) harus berjumlah 3 orang
2) Sakit atau telah berusia lanjut yang mewakili semua unsur
3) Belum dewasa sebagaimana dimaksud Pasal 54
4) Orang asing (Warga Negara Ayat 2 Undang-Undang
Asing) Perlindungan Konsumen yang salah
Isi Permohonan Pernyelesaian satu anggotanya wajib berpendidikan
sengketa konsumen memuat secara dan berpengetahuan dibidang hukum
benar dan lengkap mengenai (Pasal (Pasal 18 Kepmenperindag Nomor
16 Kepmenperindag Nomor 350/MPP/Kep/12/2001). Pasal 54
350/MPP/Kep/12/2001) : Undang-Undang Perlindungan
1) Identitas konsumen, ahli waris Konsumen memberikan kewenangan
atau kuasanya disertai bukti pada Menperindag untuk membuat
diri ketentuan teknis mengenai
2) Nama dan alamat pelaku usaha pelaksanaan tugas Badan
3) Barang dan/atau jasa yang Penyelesaian Sengketa Konsumen
diadukan (BPSK). Ketentuan yang dimaksud
4) Bukti perolehan, keterangan ialah Kepmenperindag Nomor
waktu dan tempat, dan tanggal 350/MPP/Kep?12/2001.
perolehan barang dan/atau jasa c. Tata Cara Persidangan
yang diadukan; Pasal 26 Ayat 1
5) Saksi-saksi yang mengetahui Kepmenperindag Nomor
perolehan barang dan atau jasa, 350/MPP/Kep/12/2001 menentukan
foto-foto barang atau kegiatan bahwa pemanggilan pelaku usaha
pelaksanaan jasa bila ada. untuk hadir dipersidangan BPSK
dilakukan secara tertulis disertai

7
dengan copy permohonan Menurut Yusuf Shofie, dalam
penyelesaian sengketa konsumen ketiga tata cara persidangan tersebut
dalam waktu 3 hari kerja sejak kehadiran kuasa hukum memang
permohonan penyelesaian sengketa tidak dilarang, baik dalam Undang-
diterima secara lengkap dan benar- Undang Perlindungan Konsumen
benar telah memenuhi persyaratan maupun dalam Kepmenperindag
Pasal 16 Kepmenperindag Nomor Nomor 350/MPP/Kep/12/2001.7
350/MPP/Kep/12/2001. Secara 1) Persidangan dengan Cara
formal dalam surat pemanggilan Mediasi
tersebut dicantumkan : Penyelesaian sengketa melalui
1) Hari, tanggal, jam, dan tempat mediasi dilakukan sendiri oleh para
persidangan pihak yang bersengketa dengan di
2) Kewajiban pelaku usaha untuk damping mediator. Mediator
memberikan jawaban terhadap menyerahkan sepenuhnya proses
penyelesaian sengketa penyelesaian sengketa kepada para
konsumen (Pasal 26 Ayat 2 pihak, baik mengenai bentuk maupun
Kepmenperindag) besarnya ganti kerugian atau
Setiap majelis BPSK wajib tindakan tertentu untuk menjamin
menjaga ketertiban akan jalannya tidak terulangnya kembali kerugian
persidangan (Pasal 27 konsumen. Dalam proses mediasi ini,
Kepmenperindag Nomor mediator bertindak lebih aktif
350/MPP/Kep/12/2001). Terdapat 3 dengan memberikan nasihat,
cara persidangan di BPSK (Pasal 54 petunjuk, saran dan upaya-upaya lain
Ayat 4 jo. Pasal 26 – Pasal 36 dalam menyelesaikan sengketa dan
Kepmenperindag Nomor mediator wajib menentukan jadwal
350/MPP/Kep/12/2001), yaitu : pertemuan untuk penyelesaian proses
1) Persidangan dengan cara
konsiliasi
2) Persidangan dengan cara 7
Yusuf Shofie, Penyelesaian
mediasi Sengketa Konsumen Menurut Undang-
Undang Perlindungan Konsumen (UUPK),
3) Persidangan cara arbitrase Teori dan Praktek Penegakan Hukum, PT.
Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002, hlm. 35

8
mediasi. Apabila dianggap perlu, Proses dikeluarkannya putusan
8
mediator dapat melakukan kaukus. Badan Penyelesaian Sengketa
d. Alat Bukti dan Sistem konsumen dilakukan secara bertahap,
Pembuktian yaitu Pasal 39 SK Memperindag No.
Alat-alat bukti yang digunakan 350/MPP/Kep/12/2001:
di BPSK menurut Pasal 21 1) Didasarkan atas musyawarah
Kepmenperindag Nomor untuk mencapai mufakat
350/MPP/Kep/12/2001, yaitu : 2) Maksimal jika hal itu telah
1) Barang dan/atau jasa diusahakan (dengan sungguh-
2) Keterangan para pihak; sungguh), ternyata tidak
3) Keterangan saksi dan/atau ahli; tercapai mufakat maka putusan
4) Surat dan/atau dokumen dilakukan cara voting atau
5) Bukti-bukti lain yang suara terbanyak.
mendukung Putusan BPSK dijatuhkan
Sistem pembuktian yang paling lambat waktu 21 hari kerja
digunakan dalam gugatan ganti rugi sejak gugatan diterima di sekretariat
sebagaimana yang dimaksud Pasal BPSK (Pasal 55 UUPK jo. Pasal 38
19, Pasal 22 dan Pasal 23 Undang- Kepmenperindag Nomor
Undang Perlindungan Konsumen 350/MPP/Kep/12/2001).
terbalik (Pasal 28 UUPK jo Pasal 22 f. Upaya Hukum
Kepmenperindag Nomor Pasal 54 Ayat 3 UUPK jo Pasal
350/MPP/Kep/12/2001). Dengan 42 Ayat 1 Kepmenperindag Nomor
menggunakan pendekatan sistem 350/MPP/Kep/12/2001 menentukan
Undang-Undang Perlindungan bahwa putusan majelis BPSK
Konsumen, maka sistem pembuktian bersifat final dan mengikat yang
yang digunakan di BPSK juga sistem pada penjelasan yang pada
pembuktian terbalik. penjelasan Pasal 54 Ayat 3
e. Putusan Badan Penyelesaian ditegaskan bahwa kata “final” berarti
Sengketa Konsumen (BPSK) tidak ada upaya hukum banding dan
kasasi. Namun ternyata Undang-
8
Susanti Adi Nugroho, Opcit, hlm Undang Perlindungan Konsumen
112

9
mengenal pengajuan keberatan pada berdasarkan Pasal 57 Undang-
Pengadilan Negeri. Undang Perlindungan Konsumen,
Menurut Pasal 56 Ayat 3 merupakan tindakan pidana dibidang
Undang-Undang Perlindungan perlindungan konsumen (Pasal 56
Konsumen para pihak dapat Ayat 4 Undang-Undang
mengajukan keberatan kepada Perlindungan Konsumen).
Pengadilan Negeri paling lambat 14 3. Penyelesaian Sengketa
hari kerja setelah menerima Konsumen di Badan
pemberitahuan putusan BPSK dan Penyelesaian Sengketa
apabila para pihak tidak mengajukan Konsumen (BPSK) melalui
keberatan dalam jangka waktu Mediasi di Kota Palu
tersebut maka dianggap menerima
Jumlah kasus yang ditangani
Putusan BPSK (Pasal 56 Ayat3
BPSK Kota Palu dari tahun 2016-
UUPK).
2017 melalui penyelesaian jalur
g. Eksekusi Putusan
konsiliasi, mediasi, dan arbitrase
Dalam hal pelaku usaha
adalah sebagai berikut :
menerima dictum Putusan BPSK
(Pasal 56 Ayat 1 Undang-Undang  Konsiliasi 1 kasus
Perlindungan Konsumen), maka ia dengan Persentase 1,4 %
wajib melaksanakan putusan tersebut dengan rincian 1 kasus
dalam waktu 7 hari kerja terhitung finance.
sejak menyatakan menerima putusan  Mediasi 65 kasus dengan
BPSK (Pasal 56 Ayat 1 UUPK jo. persentase 89 % dengan
Pasal 41 Ayat 4 Kepmenperindag rincian kasus 56 kasus
Nomor 350/MPP/Kep/12/2001). finance, 2 kasus
Jika pelaku usaha tidak perumahan/property, 3
menggunakan upaya hukum maka kasus lain-lain
putusan BPSK menjadi berkekuatan (wallpaper, rentenir dan
hukum tetap. Tidak dilaksanakannya kaca jendela), 1 kasus
putusan tersebut, apalagi setelah PDAM, 1 kasus
diajukannya permintaan eksekusi

10
pengiriman barang, 2 yaitu putusan Badan Penyelesaian
Kasus BNS. Sengketa Konsumen bersifat final
 Arbitrase 7 kasus dengan dan mengikat. Lebih lanjut kekuatan
persentase 9,6 % dengan putusan Badan Penyelesaian
rincian kasus 5 kasus Sengketa Konsumen diatur dalam
finance, 1 kasus Keputusan Menteri Perindustrian dan
perumahan/peroperty, dan Perdagangan RI Nomor
satu kasus lain-lain 350/MPP/Kep/12/2000 Tentang
(indene). Pelaksanaan Tugas dan Wewenang
Badan Penyelesaian Sengketa
Kasus yang lebih mendominasi
Konsumen. Pasal 42 Ayat 1
diselesaikan di BPSK Kota Palu dari
menyatakan bahwa Putusan Badan
kurun waktu 2016 – 2017 yaitu
Penyelesaian Sengketa Konsumen
melalui jalur mediasi dengan
merupakan putusan yang final dan
presentase mencapai 89%
mempunyai kekuatan hukum yang
dibandingkan melalui jalur arbitrase
tetap. Final berarti penyelesaian
yang hanya mencapai presentase
sengketa mestinya sudah berakhir
9,6% dan jalur konsiliasi mencapai
dan tidak ada upaya hukum
presentase 1,4%.
keberatan berarti memaksa dan
B. Kekuatan Hukum Putusan sebagai sesuatu yang harus
Mediasi di BPSK (Badan dijalankan para pihak.
Penyelesaian Sengketa Menurut Pasal 1851
Konsumen) KUHPerdata menjelaskan bahwa
Dasar hukum kekuatan putusan “Perdamaian adalah suatu
Badan Penyelesaian Sengketa persetujuan yang berisi bahwa
Konsumen Bersifat final dan dengan menyerahkan, menjanjikn
mengikat, hal ini secara jelas dan atau menahan suatu barang, kedua
tegas telah diatur dan ditetapkan belah pihak mengakhiri suatu
dalam Pasal 54 ayat 3 Undang- perkara yang sedang diperiksa
Undang Nomor 8 Tahun 1999 pengadilan ataupin mencegah
Tentang Perlindungan Konsumen timbulnya suatu perkara bila dibuat

11
secara tertuliis.” lebih lanjut Pasal - Melakukan pembayaran
9
1858 mengatakan bahwa “Di antara sejumlah uang.
pihak-pihak yang bersangkutan, Merupakan asas hukum yang
suatu perdamaian mempunyai umum berlaku dalam hukum perdata
kekuatan seperti suatu keputusn bahwa ganti rugi hanyalah mungkin
Hakim pada tingkat akhir. diwajibkan kepada pelaku usaha
Perdamaian itu tidak dapat dibantah untuk memberikannya kepada pihak
dengan alasan bahwa telah terjadi yang dirugikan apabila telah
kekeliruan mengenai hukum atau terpenuhi hal-hal sebagai berikut:
alasan bahwa salah satu pihak  Telah terjadi kerugian bagi
dirugikan.” konsumen;
Amar putusan yang memiliki  Kerugian tersebut memang
kekuatan untuk dilaksanakan adalah adalah sebagai akibat perbuatan
amar yang mengandung diktum pelaku usaha;
condemnatoir yang berbentuk  Tuntutan ganti rugi telah
perintah atau penghukuman , diajukan gugatannya oleh pihak
sedangkan klausul dalam akta yang menurut Undang-Undang
perdamaian yang dapat dieksekusi Perlindungan Konsumen berhak
adalah klausul yang mengandung mengajukan gugatan (Pasal 46
kewajiban dan kewajiban itu telah Ayat (1))
diperintahkan pelaksanaannya oleh  Telah ada putusan yang telah
diktum condemnatoir dan Putusan memiliki kekuatan hukum tetap
Hakim. Tindakan-tindakan yang sehingga telah dapat
dikehendaki oleh diktum dilaksanakan, putusan tersebut
condemnatoir antara lain : dapat berupa hasil kesepakatan
- Menyerahkan sesuatu; antara pelaku usaha dan
- Mengosongkan sesuatu; konsumen yang telah
- Melakukan sesuatu;
- Menghentikan suatu tindakan
tertentu; 9
D.Y. Witanto, Hukum Acara
Mediasi, Alfabeta, Bandung, 2012, Hlm.
218

12
menyelesaikan sengketanya ketentuan tersebut mempunyai
10
melalui penyelesaian damai. kualifikasi sebagai hukum yang
Sebagaimana ditegaskan dalam bersifat memaksa bukan hukum
Pasal 1338 (1) KUHPerdata, bahwa: pelengkap.
“Semua perjanjian yang dibuat Lebih lanjut Pasal 1339
secara sah berlaku sebagai undang- KUHPerdata menyatakan bahwa;
undang bagi mereka yang “Kontrak tidak hanya mengikat
membuatnya.” Menurut ketentuan untuk hal-hal yang secara tegas
Pasal 1338 (1) KUHPerdata suatu dinyatakan di dalamnya, tetapi juga
kontrak mempunyai daya mengikat untuk segala sesuatu yang menurut
dengan syarat kontrak itu dibuat sifat kontrak, diharuskan oleh
secara sah, artinya dalam kepatutan, kebiasaan, dan undang-
pembentukannya harus undang.”
memerhatikan syarat sahnya kontrak Secara a-contratrio muatan
dalam Pasal 1320 KUHPerdata, materi Pasal 1339 KUHPerdata dapat
yaitu: disimpulkan telah memberi
- Sepakat mereka yang penegasan bahwa:
mengikatkan dirinya; - Pertama, kontrak itu mengikat
- Cakap untuk membuat suatu para pihak karena para pihak
perikatan; secara tegas memperjanjikannya
- Suatu hal tertentu; sesuai dengan otonomi para
- Suatu sebab yang halal. pihak (factor otonom-faktor
. Dengan kata lain, kontrak penentu primer-faktor yang
yang dibuat secara sah menurut menentukan hak dan kewajiban
ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata, para pihak);
mempunyai kekuatan mengikat yang - Kedua, selain itu kekuatan
sama dengan Undang-Undang. mengikat kontrak juga
Undang-Undang yang dimaksudkan didasarkan pada sifat kontrak,
Pasal 1338 (1) KUHPerdata adalah kepatutan, kebiasaan dan
Undang-Undang (factor
10
Susanti Adi Nugroho, Opcit, hlm
165

13
heteronom – factor penentu penegasan mengenai daya
subsidair). mengikatnya kontrak yang
didasarkan pada otonomi para pihak.
Hal ini sebagaimana terdapat
Sehingga melalui interpretasi yang
dalam rumusan Pasal 1338 (2)
sistematis-komprehensif muatan
KUHPerdata, yang menyatakan
materi Pasal 1338 KUHPerdata
bahwa: Kontrak itu tidak dapat
tersusun dalam tiga ayat tersebut
ditarik kembali selain dengan
diatas, dapat disimpulkan bahwa
kesepakan para pihak, atau karena
perjanjian merupakan proses yang
alasan-alasan yang ditentukan oleh
saling terkait satu dengan yang
undang-undang. Dengan demikian,
lainnya dalam suatu sistem, mulai
menurut Pasal 1338 (2) KUHPerdata
dari pembentukan perjanjian sampai
daya mengikatnya kontrak yang
dengan pelaksanaan perjanjian. 11
didasarkan pada otonomi para pihak
III. PENUTUP
diakui dan semakin dipertegas
A. Kesimpulan
kekuatan berlakunya terhadap para
1. Undang-undang Nomor 8
pihak. Penarikan kembali kontrak
tahun 1999 tentang
yang telah dibuat oleh para pihak
perlindungan konsumen
hanya dapat dilakukan melalui:
merupayung hukum bagi
a. Kesepakan para pihak untuk perlindungan konsumen di
menarik kembali apa yang telah Indonesia. Didalam
disepakati; atau Undang-Undang ini
b. Undang-undang yang bersifat terdapat adanya upaya
memaksa (dwingend recht). dalam melindungi
Bahkan apabila dianalisis kepentingan konsumen
secara mendalam ternyata rumusan apabila terjadi sengketa
Pasal 1338 (3) KUHPerdata yang dengan pelaku usaha.
menyatakan bahwa “Persetujuan- Dalam UUPK ini dibentuk
Persetujuan harus dilaksanakan
11
dengan itikad baik”, justru Agus Yudha Hernoko, Hukum
Perjanjian Asas Proporsionalitas dalam
dimaksudkan untuk memberikan Kontrak Komersial, Kencana, Jakarta, 2010
Hlm. 248

14
suatu lembaga baru yaitu bersifat aktif dalam
Badan Penyelesaian mendamaikan dan
Sengketa Konsumen memberi saran kepada
(BPSK) sebagai suatu pihak dalam penyelesaian
lembaga yang berfungsi sengketa konsumen.
menangani dan 2. Kekuatan Putusan Mediasi
menyelesaikan sengketa di Badan Penyelesaian
konsumen diluar Sengketa Konsumen
pengadilan. BPSK ini bersifat final dan mengikat
mempunyai kedudukan dan mempunyai kekuatan
sebagai salah satu lembaga hukum yang tetap. Final
yang menangani dan berarti tidak ada lagi upaya
menyelesaikan sengketa hukum lainnya, mengikat
konsumen diluar karena perjanjian yang
pengadilan yang dibuat secara sah berlaku
mempunyai tugas, fungsi sebagai undang-undang
dan wewenang dengan bagi mereka yang
cara mediasi, konsiliasi membuatnya.
dan arbitrase. B. Saran
Keanggotaan dari BPSK 1. Dalam era perdagangan
terdiri dari 3 unsur yaitu pada saat ini,
unsur pemerintah, unsur perkembangan peraturan
konsumen, dan unsur mengenai perlindungan
pelaku usaha. konsumen telah
Dalam proses membuktikan bahwa
penyelesaiannya BPSK perbuatan curang sering
menggunakan 3 cara yaitu terjadi dalam dunia
konsiliasi, mediasi dan perdagangan. Oleh karena
arbitrase. Pada proses itu, sebaiknya pelaksanaan
mediasi, BPSK berfungsi dari perlindungan
sebagai mediator yang konsumen tidak hanya

15
dilakukan oleh Perlindungan Konsumen
pemerintah, melainkan keputusan BPSK harus
seluruh lapisan masyarakat diberi penjelasan tentang
Kota Palu. kekuatan hukum putusan
2. Sebaiknya didalam perdamaian.
Undang-Undang
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-Buku
Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian Asas Proporsionalitas dalam
Kontrak Komersial, Kencana, Jakarta, 2010
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen,
Rajawali Pers, Jakarta, 2015
D.Y. Witanto, Hukum Acara Mediasi, Alfabeta, Bandung, 2012

Susanti Adi Nugroho, Proses Penyelesaian Sengketa Konsumen Ditinjau


dari Hukum Acara Serta Kendala Implementasinya, Kencana,
Jakarta, 2011
Yusuf Shofie, Penyelesaian Sengketa Konsumen Menurut Undang-
Undang Pelindungan Konsumen (UUPK), Teori dan Praktek
Penegakan Hukum, Pt. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002

Zulham, Hukum Pelindungan Konsumen, Kencana, Jakarta, 2013

B. Peraturan Perundang-Undangan
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor
350/MPP/Kep/12/2001 Tentang Tugas dan Wewenang Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen
Keputusan Presiden No. 22 Tahun 2013

C. Internet

16
http://sulteng.antaranews.com/berita/30629/bpsk-palu-tangani-52-kasus-
sengketa-konsumen, diakses tanggal 17 Agustus 2017

17
BIODATA PENULIS

NAMA : RINALDI ANUGRAH PRATAMA


TEMPAT TANGGAL LAHIR : PASANGKAYU, 13 SEPTEMBER 1995
ALAMAT : JL. TOMBOLOTUTU
EMAIL : rinaldianugrah23@gmail.com
NO. TELEPON : 082188249420

18

Anda mungkin juga menyukai