Pedoman Pengorganisasi Komite Keperawata
Pedoman Pengorganisasi Komite Keperawata
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Asuhan yang berkualitas dapat dicapai dengan adanya profesionalisme keperawatan.
Pelayanan keperawatan profesional di rumah sakit diberikan oleh kelompok keperawatan.
Kelompok keperawatan yang bertanggung jawab untuk terlaksananya peran dan kegiatan
perawat di rumah sakit dapat berupa komite yang berada dalam struktur tetapi
menjalankan peran fungsional. Komite Keperawatan di RS merupakan media utama untuk
mengakomodasi dan memfasilitasi tumbuhnya komunitas profesi keperawatan melalui
sistem pengampu keilmuan yang dapat mempertahankan profesionalisme pelayanan
keperawatan yang diberikan. Asuhan yang berkualitas mempunyai beberapa elemen :
1. Meningkatnya kesehatan dalam waktu sesingkat mungkin.
2. Menekankan kepada pencegahan, penemuan dini, dan treatment.
3. Diberikan pada waktu yang tidak tertunda.
4. Dengan landasan pemahaman terjadi kerjasama dan partisipasi klien dalam membuat
keputusan tentang proses asuhan.
5. Berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah dan cakap dalam penggunaan teknologi dan
sumber-sumber keprofesian.
6. Menunjukan kesadaran akan stres dan kecemasan klien (dan keluarga) dengan
concern akan kesejahteraan klien secara menyeluruh.
7. Memanfaatkan dengan efisien teknologi yang tepat dan sumber-sumber asuhan
kesehatan lain.
8. Secara memadai didokumentasikan untuk memungkinkan kontinuitas asuhan.
B. Tujuan
1. Menjadi acuan dalam setiap program layanan keperawatan atau kebidanan di
lingkungan RS Muhammadiyah Lamongan agar lebih terencana, terarah, efektif dan
effesien.
2. Memenuhi ketentuan tertib administrasi demi terciptanya manajemen secara
profesional.
3. Mewujudkan profesionalisme dalam pelayanan keperawatan
1
BAB II
GAMBARAN UMUM
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN
A. Sejarah Berdiri
Diawali dari sebuah Pos Kesehatan Bencana Banjir di Lamongan menjadi Balai
Kesehatan Islam (BAKIS)/PKU Muhammadiyah Daerah Lamongan didirikan pada
tanggal 03 Agustus 1968. Mula-mula sebagai Balai Pengobatan Islam dengan menyewa
suatu bangunan di Jalan K. H. Ahmad Dahlan no. 7 Lamongan sampai dengan tahun 1978
(sekarang masih ada).
Selanjutnya dengan usaha nyata dan sungguh sungguh tanpa pamrih dari para
pendiri dan pengurusnya (PDM Lamongan), setelah mendapat hibah dari Bapak H.
Usman Dimyati (pemilik lahan dan bangunan yang disewa), maka fungsi pelayanan
pengobatan ditingkatkan dengan tambahan pelayanan BKIA/Klinik KB yang kemudian
dikembangkan menjadi RB dengan kapasitas 6 TT.
Sejalan dengan perkembangan, saat ini Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan
menempati gedung baru diatas lahan seluas 22.096 M2 di jalan Jagung Suprapto No.
76 Lamongan 62215. Peletakan batu pertama pembangunannya dilaksanakan oleh
Gubernur Jawa Timur Bpk. Basofi Soedirman 17 Oktober 1994 dan peresmiannya
dilaksanakan Menko Kesra Azwar Anas pada 5 Juli 1997. Dengan pelayanan medis yang
lebih modern dalam lingkungan yang asri dan bernuansa Islami, kita terus berupaya untuk
meujudkan visi, misi dan tujuan Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan.
2
Selama ini RSML dikenal sebagai pilot project RS Muhammadiyah di Jawa Timur
di bidang pelayanan pengembangan Sistem Informasi RS, pengembangan layanan dan
pengembangan SDM. Selain itu, RSML bersama empat RSM lain di Indonesia ditunjuk
oleh PP Muhammadiyah sebagai RS Siaga Bencana. RSML juga secara khusus ditunjuk
oleh PP Muhammadiyah (surat PPM nomer 377/I.0/B/2011) untuk menyiapkan diri
sebagai RS Pendidikan bagi FK PTM (Unmuh Malang). Selanjutnya, RSML juga diberi
amanah sabgai RS yang akan melaksanakan penilaian standart akreditasi versi baru
(2012) yang mengacu pada penerapan sistem joint commision international (JCI).
Perkembangan yang cukup baik serta tantangan yang terus diberikan ini tentu
diperlukan upaya-upaya yang lebih komprehensif agar bisa dipertahankan dan menjawab
tantangan tersebut. Bagi RSML, tantangan diatas membulatkan tekad bagi manajemen
untuk menjadikan RSML sebagai ”Rumah Sakit yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing
Tinggi”, sehingga gagasan mewujudkan center of excellent dapat tercapai.
Sebagai Rumah Sakit keagamaan (berazaskan Islam) yang berada di bawah
naungan Persyarikatan Muhammadiyah Lamongan, Rumah Sakit Muhammadiyah
Lamongan beroperasional dengan 157 Tempat Tidur (TT), dengan BOR rata-rata selama
3 tahun terakhir sebesar 78,73%. Dengan motto “Cepat, Bermutu, Terjangkau dan
Islami”, Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan telah “bersemayam” di hati masyarakat
Lamongan dan sekitarnya dalam memberikan pelayanannya.
3
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RUMAH SAKIT
A. Visi RSML
Menjadikan RS Muhammadiyah Lamongan sebagai perwujudan iman & ibadah kepada
ALLAH SWT, dan sarana amal sholeh.
B. Misi RSML :
1) Menjadikan RS Muhammadiyah Lamongan sebagai amal usaha pelayanan kesehatan
yang Islami, profesional dan bermutu.
2) Menjadikan RS Muhammadiyah Lamongan sebagai sarana dakwah Amal Ma’ruf
Nahi mungkar serta sebagai sarana untuk mewujudkan masyarakat & keluarga yang
sehat sejahtera.
C. Tujuan RSML :
Mewujudkan derajad kesehatan yang optimal bagi semua lapisan masyarakat dalam
rangka terwujudnya masyarakat utama adil makmur yang diridhoi oleh Allah SWT,
melalui pendekatan pemeliharaan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang
dilaksanakan secara menyeluruh .
2. Budaya Organisasi
core value Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan yang ditetapkan harus
disesuaikan nilai IHSAN pada standar khusus AUMK. Core value yang ditetapkan
adalah ISTAWA yang mempunyai arti harfiah bersemayam. ISTAWA dapat dijabarkan
dan diartikan seperti tercantum dalam Tabel 3.1
Tabel : 3.1
Penjabaran dan arti “ISTAWA”
NO KATA PENJABARAN ATAU ARTI
1 ISTAWA ISTAWA merupakan kependekan dari
I - Itqon (profesional,cermat), Istiqomah dan Ikhlas
S - Shobru (sabar)
Ta - Tartibu (tertib)
Wa - Waqtihi (tepat waktu)
ISTAWA mengandung 6 unsur dalam ihsan
2 Itqon Sumber daya insani mempunyai kompetensi sesuai
standart profesi yang berlaku dan melaksanakan
kegiatan sesuai perkembangan ilmu terkini
3 Istiqomah Pelayanan kesehatan dilakukan secara terus-menerus
berlandaskan amal ibadah ajaran islam, selalu
mengikuti kemajuan perkembangan ilmu dan melakukan
perbaikan serta inovasi secara berkelanjutan sesuai
kebutuhan pelanggan.
4 Ikhlas Memberikan pelayanan yang aman, efektif, dan ramah
karena memohon ridho Allah SWT
5 Shobru Memberikan pelayanan yang ramah, tidak mudah marah,
melayani dengan penuh telaten dan kesabaran.
6 Tartibu Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar
profesi atau prosedur yang telah ditetapkan,
7 Waqtihi Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan jadwal
atau waktu yang ditetapkan
5
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT
Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan adalah Rumah Sakit tipe C yang dipimpin
oleh seorang Direktur, dibantu oleh Wakil Direktur Medis dan Direktur Umum & Keuangan.
Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 971/Menkes/PER/IX/2009,
tentang Standar Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan (Kesehatan RI, 2009)
Gambar : 3.1
6
Bagan Struktur Induk Organisasi RSML /
7
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI DAN URAIAN JABATAN
KOMITE KEPERAWATAN RS.MUHAMMADIYAH LAMONGAN
A. Pengertian
Komite Keperawatan merupakan wadah non struktural yang berkembang dari struktur
organisasi formal rumah sakit bertujuan untuk menghimpun, merumuskan dan
mengkomunikasikan pendapat dan ide-ide perawat/bidan sehingga memungkinkan
penggunaan gabungan pengetahuan, keterampilan, dan ide dari staf profesional
keperawatan. Komite Keperawatan merupakan oganisasi yang berfungsi sebagai wahana
bagi tenaga keperawatan untuk berpartisipasi dalam memberikan masukan tentang hal-hal
yang terkait masalah profesi dan teknis keperawatan.
Komite keperawatan di RS.Muhammadiyah Lamongan adalah pejabat yang ditunjuk
untuk menghimpun, merumuskan dan mengkomunikasikan tentang hal-hal yang terkait
dengan masalah profesi dan tehnis keperawatan. Komite Keperawatan secara struktur di
bawah direktur medis RS Muhammadiyah Lamongan.
Gambar :5.1
Bagan Struktur Organisasi Komite Keperawatan
Komite Keperawatan
Sekertaris Komite
Keperawatan
8
C. Uraian Tugas Komite Keperawatan
(1) Komite Keperawatan mempunyai fungsi meningkatkan profesionalisme
tenaga keperawatan yang bekerja di Rumah Sakit dengan cara:
a. Melakukan Kredensial bagi seluruh tenaga keperawatan yang akan melakukan
pelayanan keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit;
b. Memelihara mutu profesi tenaga keperawatan; dan
c. Menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi perawat dan bidan.
(2) Dalam melaksanakan fungsi Kredensial, Komite Keperawatan memiliki tugas
sebagai berikut:
a. Menyusun daftar rincian Kewenangan Klinis dan Buku Putih;
b. Melakukan verifikasi persyaratan Kredensial;
c. Merekomendasikan Kewenangan Klinis tenaga keperawatan;
d. Merekomendasikan pemulihan Kewenangan Klinis;
e. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan;
f. Melaporkan seluruh proses Kredensial kepada Ketua Komite Keperawatan untuk
diteruskan kepada kepala/direktur Rumah Sakit;
(3) Dalam melaksanakan fungsi memelihara mutu profesi, Komite Keperawatan
memiliki tugas sebagai berikut:
a. Menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktik;
b. Merekomendasikan perencanaan pengembangan profesional berkelanjutan tenaga
keperawatan;
c. Melakukan audit keperawatan dan kebidanan; dan
d. Memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan.
(4) Dalam melaksanakan fungsi menjaga disiplin dan etika profesi tenaga
keperawatan, Komite Keperawatan memiliki tugas sebagai berikut:
a. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan;
b. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan;
c. Merekomendasikan penyelesaian masalah pelanggaran disiplin dan masalah etik
dalam kehidupan profesi dan pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan;
d. Merekomendasikan pencabutan Kewenangan Klinis; dan
e. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam asuhan
keperawatan dan kebidanan.
(5) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Komite Keperawatan berwenang:
a. Memberikan rekomendasi rincian Kewenangan Klinis;
b. Memberikan rekomendasi perubahan rincian Kewenangan Klinis;
c. Memberikan rekomendasi penolakan Kewenangan Klinis tertentu;
d. Memberikan rekomendasi surat Penugasan Klinis yang berupa Surat penugasan
Kerja Klinis (SPKK);
e. Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit keperawatan dan kebidanan;
9
f. Memberikan rekomendasi pendidikan keperawatan dan pendidikan kebidanan
berkelanjutan; dan
g. Memberikan rekomendasi pendampingan dan memberikan rekomendasi
pemberian tindakan disiplin.
11
d. Memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan rekomendasi memperoleh
Penugasan Klinis dari direktur Rumah Sakit;
e. Memberikan rekomendasi Kewenangan Klinis untuk memperoleh Penugasan
Klinis dari direktur Rumah Sakit dengan cara:
1) Tenaga keperawatan mengajukan permohonan untuk memperoleh
Kewenangan Klinis kepada Ketua Komite Keperawatan;
2) Ketua Komite Keperawatan menugaskan sub komite Kredensial untuk
melakukan proses Kredensial (dapat dilakukan secara individu atau
kelompok);
3) Sub komite melakukan review, verifikasi dan evaluasi dengan berbagai
metode: porto folio, asesmen kompetensi;
4) Sub komite memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan rapat
menentukan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan.
f. Melakukan pembinaan dan pemulihan Kewenangan Klinis secara berkala;
g. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang di tetapkan.
12
Mutu profesi yang tinggi akan meningkatkan percaya diri, kemampuan mengambil
keputusan klinik dengan tepat, mengurangi angka kesalahan dalam pelayanan
keperawatan dan kebidanan. Akhirnya meningkatkan tingkat kepercayaan pasien
terhadap tenaga keperawatan dalam pemberian pelayanan keperawatan dan kebidanan.
1. Tujuan
Memastikan mutu profesi tenaga keperawatan sehingga dapat memberikan
asuhan keperawatan dan kebidanan yang berorientasi kepada keselamatan pasien
sesuai kewenangannya.
2. Tugas
Tugas sub komite mutu profesi adalah:
a. Menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktik;
b. Merekomendasikan perencanaan pengembangan profesional berkelanjutan
tenaga keperawatan;
c. Melakukan audit asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan;
d. Memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan.
3. Kewenangan
Subkomite mutu profesi mempunyai kewenangan memberikan rekomendasi
tindak lanjut audit keperawatan dan kebidanan, pendidikan keperawatan dan
kebidanan berkelanjutan serta pendampingan.
4. Mekanisme kerja
Untuk melaksanakan tugas subkomite mutu profesi, maka ditetapkan mekanisme
sebagai berikut:
a. Koordinasi dengan bidang keperawatan untuk memperoleh data dasar
tentang profil tenaga keperawatan di RS sesuai area praktiknya berdasarkan
jenjang karir;
b. Mengidentifikasi kesenjangan kompetensi yang berasal dari data subkomite
Kredensial sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan
perubahan standar profesi. Hal tersebut menjadi dasar perencanaan
pengembangan professional berkelanjutan (Continuiting Professional
Deelopment / CPD).
c. Merekomendasikan perencanaan CPD kepada unit yang berwenang;
d. Koordinasi dengan praktisi tenaga keperawatan dalam melakukan
pendampingan sesuai kebutuhan;
e. Melakukan audit keperawatan dan kebidanan dengan cara:
13
1) Pemilihan topik yang akan dilakukan audit;
2) Penetapan standar dan kriteria;
3) Penetapan jumlah kasus/sampel yang akan diaudit;
4) Membandingkan standar/kriteria dengan pelaksanaan pelayanan;
5) Melakukan analisis kasus yang tidak sesuai standar dan kriteria;
6) Menerapkan perbaikan;
7) Rencana reaudit.
f. Menyusun laporan kegiatan subkomite untuk disampaikan kepada Ketua
Komite Keperawatan.
14
1. Tujuan
Subkomite etik dan disiplin profesi bertujuan:
a. Agar tenaga keperawatan menerapkan prinsip-prinsip etik dalam
memberikan asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan;
b. Melindungi pasien dari pelayanan yang diberikan oleh tenaga keperawatan
yang tidak profesional;
c. Memelihara dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan.
2. Tugas
a. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan;
b. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan;
c. Melakukan penegakan disiplin profesi keperawatan dan kebidanan;
d. Merekomendasikan penyelesaian masalah-masalah pelanggaran disiplin dan
masalah-masalah etik dalam kehidupan profesi dan asuhan keperawatan dan
asuhan kebidanan;
e. Merekomendasikan pencabutan Kewenangan Klinis dan/atau surat
Penugasan Klinis (clinical appointment);
f. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam asuhan
keperawatan dan asuhan kebidanan.
3. Kewenangan
Subkomite etik dan disiplin profesi mempunyai kewenangan memberikan usul
rekomendasi pencabutan Kewenangan Klinis (clinical privilege) tertentu,
memberikan rekomendasi perubahan/modifikasi rincian Kewenangan Klinis
(delineation of clinical privilege), serta memberikan rekomendasi pemberian
tindakan disiplin.
4. Mekanisme kerja
a. Melakukan prosedur penegakan disiplin profesi dengan tahapan:
1) Mengidentifikasi sumber laporan kejadian pelanggaran etik dan
disiplin di dalam rumah sakit;
2) Melakukan telaah atas laporan kejadian pelanggaran etik dan disiplin
profesi.
b. Membuat keputusan. Pengambilan keputusan pelanggaran etik profesi
dilakukan dengan melibatkan panitia Adhoc.
c. Melakukan tindak lanjut keputusan berupa:
15
1) Pelanggaran etik direkomendasikan kepada organisasi profesi
keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit melalui Ketua Komite;
2) Pelanggaran disiplin profesi diteruskan kepada direktur medik dan
keperawatan/direktur keperawatan melalui Ketua Komite
Keperawatan;
3) Rekomendasi pencabutan Kewenangan Klinis diusulkan kepada
Ketua Komite Keperawatan untuk diteruskan kepada direkturRumah
Sakit.
d. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan,
meliputi:
1) Pembinaan ini dilakukan secara terus menerus melekat dalam
pelaksanaan praktik keperawatan dan kebidanan sehari-hari.
2) Menyusun program pembinaan, mencakup jadwal, materi/topik dan
metode serta evaluasi.
3) Metode pembinaan dapat berupa diskusi, ceramah, lokakarya,
“coaching”, simposium, “bedside teaching”, diskusi refleksi kasus
dan lain-lain disesuaikan dengan lingkup pembinaan dan sumber yang
tersedia.
e. Menyusun laporan kegiatan sub komite untuk disampaikan kepada Ketua
Komite Keperawatan.
16
BAB VI
TATA HUBUNGAN KERJA
17
BAB VII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI
KOMITE KEPERAWATAN DI RS.MUHAMMADIYAH LAMONGAN
A. KUALIFIKASI
Nama Kualifikasi
No Pengalaman Kerja
Jabatan Formal Sertifikat
1 Ketua Pendidikan 1. Menejemen Pengalaman kerja 5
Komite Sarjana keperawatan tahun
Keperawatan Keperawatan 2. Pembimbing Mampu
Klinik mengembangkan
keperawatan pelayanan
keperawatan.
Mempunyai semangat
profesionalisme
Reputasi baik
2 Sekertaris Pendidikan 1. Menejemen Pengalaman kerja 5
Komite D-III keperawatan tahun
Keperawatan Keperawatan 2. Pembimbing Mempunyai semangat
klinik profesionalisme
keperawatan Reputasi baik
3 Sub Komite Pendidikan 1. Menejemen Pengalaman kerja 5
Kredensial Sarjana keperawatan tahun
Keperawatan 2. Pembimbing Mempunyai semangat
Klinik profesionalisme
keperawatan Reputasi baik
4 Sub Komite Pendidikan 1. Menejemen Pengalaman kerja 5
peningkatan Sarjana keperawatan tahun
Mutu Keperawatan 2. Pembimbing Mempunyai semangat
Pelayanan Klinik profesionalisme
keperawatan Reputasi baik
5 Sub Komite Pendidikan Pengalaman aktif Pengalaman kerja 5
Disiplin Etik Sarjana dalam kegiatan tahun
Dan profesi Keperawatan profesi (PPNI/IBI) Mempunyai semangat
profesionalisme
Reputasi baik
18
BAB VIII
KEGIATAN ORIENTASI
19
BAB IX
PERTEMUAN KEANGGOTAAN KOMITE KEPERAWATAN
Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki
kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan atau memecahkan suatu masalah
tertentu .
Tujuan umum :
Membantu terselenggaranya program kerja Komite Keperawatan yang ada di RS.
Muhammadiyah Lamongan.
Tujuan khusus :
1. Dapat menggali segala permasalahan yang terkait dengan program kerja Komite
Keperawatan
2. Dapat mencari jalan keluar atau pemecahan permasalahn yang terkait dengan program
kerja Komite Keperawatan guna peningkatan mutu pelayanan rumah sakit.
Penyelenggaraan rapat :
(1) Rapat Komite Keperawatan adalah rapat yang diselenggarakan oleh Komite Keperawatan untuk
membahas hal-hal yang berhubungan dengan keprofesian tenaga keperawatan sesuai tugas
dan kewajibannya.
(2) Rapat Komite Keperawatan terdiri dari rapat rutin, rapat dengan Direktur Medik dan Kepala
Bidang Keperawatan, dan rapat khusus.
(3) Peserta rapat Komite Keperawatan selain Anggota Komite Keperawatan, apabila diperlukan dapat
juga dihadiri oleh pihak lain yang terkait dengan agenda rapat, baik internal maupun eksternal
Rumah Sakit yang ditentukan oleh Komite Keperawatan.
(4) Setiap rapat Komite Keperawatan dibuat risalah rapat.
21
BAB X
PELAPORAN
A. Monitoring
Monitoring kegiatan komite keperawatan dilakukan oleh Ketua Komite.
B. Evaluasi
1. Evaluasi program kerja komite keperawatan dilakukan oleh Ketua Komite dengan
frekuensi minimal setiap bulan
2. Analisa evaluasi program kerja komite keperawatan oleh Komite Keperawatan setiap
3 bulan
C. Laporan
Prinsip pelaporan mutu pelayanan keperawatan :
1. Laporan kegiatan komite keperawatan dilaporkan oleh komite keperawatan
2. Laporan dibuat sistematik, singkat, tepat waktu dan informative.
3. Laporan dibuat dalam bentuk grafik atau table (bila perlu)
4. Laporan dibuat bulanan, triwulan, semester, tahunan.
5. Laporan disertai analisis masalah dan rekomendasi penyelesaian.
6. Laporan dipresentasikan dalam bentuk rapat koordinasi dengan pimpinan.
Tujuan diseminasi agar pihak terkait dapat memanfaatkan informasi tersebut untuk
menetapkan strategi selanjutnya. Laporan disampaikan pada seluruh anggota komite,
keperawatan, pimpinan rumah sakit, ruangan atau unit terkait.
22
BAB XI
PENUTUP
23