Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki
kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik
karena sifat stabilnya. Unsur-unsur yang terdapat dalam gas mulia yaitu Helium (He), Neon
(Ne), Argon(Ar), Kripton(Kr), Xenon (Xe), Radon (Rn). Gas-gas ini pun sangat sedikit
kandungannya di bumi.
Gas Mulia terdapat dalam atmosfer bumi, untuk Helium terdapat di luar atmosfer. Helium
dapat terbentuk dari peluruhan zat radioaktif uranium dan thorium. Semua unsur - unsur gas
mulia terdiri dari atom -atom yang berdiri sendiri. Unsur gas mulia yang terbanyak di alam
semesta adalah Helium (banyak terdapat di bintang) yang merupakan bahan bakar dari
matahari. Radon amat sedikit jumlahnya di atmosfer atau udara. Dan sekalipun ditemukan
akan cepat berubah menjadi unsur lain, karena radon bersifat radio aktif. Dan karena
jumlahnya yang sangat sedikit pula radon disebut juga sebagi gas jarang.

2. Rumusan Masalah
Masalah yang kami bahas dalam makalah gas mulia ini adalah :
1. Definisi gas mulia.
2. Sejarah gas mulia
3. Sifat-sifat gas mulia
4. Pembuatan gas mulia.
5. Senyawa pada gas mulia
6. Kegunanan Gas mulia

3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan disusunnya makalah ini adalah:
1. Menjelaskan definisi gas mulia
2. Menjelaskan sejaran penemuan unsure gas mulia
3. Menjelaskan sifat fisi dan sifat kimia gas mulia
4. Menjelaskan pembuatan dan senyawa pada gas mulia
5. Menjelaskan kegunaan gas mulia
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Gas Mulia

Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan


VIIIA yang memiliki kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam
bentuk monoatomik karena sifat stabilnya, mempunyai sifat lengai, tidak reaktif, dan susah
bereaksi dengan bahan kimia lain. Gas mulia juga merupakan golongan kimia yang unsur-
unsurnya memiliki elektron valensi luar penuh, sehingga menjadi golongan yang paling stabil
dalam sistem periodik unsur. Unsur-unsurnya adalah He (Helium), Ne (Neon), Ar (Argon), Kr
(Kripton), Xe (Xenon), dan Rn (Radon) yang bersifat radioaktif. Konfigurasi elektron unsur-
unsur Gas Mulia adalah ns2, np6, kecuali He 1s2.
Gas Mulia yang sejati adalah unsur monoatomik. Disebut mulia karena unsur-unsur
ini sangat stabil, berfasa gas pada suhu ruang dan bersifat inert (sukar bereaksi dengan
unsur lain). Tidak ditemukan satupun senyawa alami dari gas mulia. Menurut Lewis,
kestabilan gas mulia tersebut disebabkan konfigurasi elektronnya yang terisi penuh, yaitu
konfigurasi oktet (duplet untuk Helium). Kestabilan gas mulia dicerminkan oleh energi
ionisasinya yang sangat besar, dan afinitas elektronnya yang sangat rendah.
Berikut ini adalah asal-usul mana unsur-unsur Gas Mulia yang diambil dari bahasa Yunani,
yaitu:
1. Helium à ήλιος (ílios or helios) = Matahari
2. Neon à νέος (néos) = Baru
3. Argon à αργός (argós) = Malas
4. Kripton à κρυπτός (kryptós) = Tersembunyi
5. Xenon à ξένος (xénos) = Asing
6. Radon (pengecualian) diambil dari Radium

2. Sejarah Gas Mulia


Sejarah gas mulia awal dari penemuan Cavendish pada tahun 1785. Cavendish
menemukan sebagian kecil bagian udara (kurang dari 1/200 bagian) sama sekali tidak
bereaksi walaupun sudah melibatkan gas-gas atmosfer.
Pada tahun 1894, seorang ahli kimia Inggris bernama Lord Raleigh dan Sir William
Ramsay mengidentifikasi zat baru yang terdapat dalam udara. Sampel udara yang sudah
diketahui mengandung nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida dipisahkan. Ternyata dari
hasil pemisahan tersebut, masih tersisa suatu gas yang tidak reaktif (inert). Gas tersebut
tidak dapat bereaksi dengan zat-zat lain sehingga dinamakan argon (dari bahasa Yunani
argos yang berarti malas). Empat tahun kemudian Ramsay menemukan unsur baru lagi,
yaitu dari hasil pemanasan mineral kleverit. Dari mineral tersebut terpancar sinar alfa yang
merupakan spektrum gas baru. Spektrum gas tersebut serupa dengan garis-garis tertentu
dalam spektrum matahari. Untuk itu, diberi nama helium (dari bahasa Yunani helios berarti
matahari). Nama Helium sendiri merupakan saran dari Lockyer dan Frankland. Pada saat
ditemukan, kedua unsur ini tidak dapat dikelompokkan ke dalam golongan unsur-unsur yang
sudah oleh Mendeleyev karena memiliki sifat berbeda. Kemudian Ramsey mengusulkan
agar unsur tersebut ditempatkan pada suatu golongan tersendiri, yaitu terletak antara
golongan halogen dan golongan alkali. Untuk melengkapi unsur-unsur dalam golongan
tersebut, pada tahun 1898 Ramsey dan Travers terus melakukan penelitian dan akhirnya
menemukan lagi unsur-unsur lainnya, yaitu neon (ditemukan dengan cara mencairkan udara
dan melakukan pemisahan dari gas lain dengan penyulingan bertingkat), kripton, dan xenon
(ditemukan dalam residu yang tersisa setelah udara cair hampir menguap semua / hasil
destilasi udara cair). Pada tahun 1900 Radon ditemukan oleh Friedrich Ernst Dorn, yang
menyebutnya sebagai pancaran radium. William Ramsay dan Robert Whytlaw-Gray
menyebutnya sebagai niton serta menentukan kerapatannya sehingga mereka menemukan
Radon adalah zat yang paling berat di masanya (sampai sekarang). Nama Radon sendiri
baru dikenal pada tahun 1923. Radon amat sedikit jumlahnya di atmosfer atau udara. Dan
sekalipun ditemukan akan cepat berubah menjadi unsur lain, karena radon bersifat
radioaktif. unsur gas mulia terbanyak di alam semesta adalah helium (pada bintang-bintang)
karena Helium merupakan bahan bakar dari matahari.
Pada masa itu, golongan tersebut merupakan kelompok unsur-unsur yang tidak
bereaksi dengan unsur-unsur lain (inert) dan diberi nama golongan unsur gas mulia.
Di tahun 1898, Huge Erdmann mengambil nama Gas Mulia (Noble Gas) dari bahasa
Jerman Edelgas untuk menyatakan tingkat kereaktifan Gas Mulia yang sangat rendah.
Nama Noble dianalogikan dari Noble Metal (Logam Mulia), emas, yang dihubungkan dengan
kekayaan dan kemuliaan.
Para ahli zaman dahulu yakin bahwa unsur-unsur gas mulia benar-benar inert.
Pendapat ini dipatahkan, setelah pada tahun 1962, Neil Bartlett, seorang ahli kimia dari
Kanada berhasil membuat senyawa xenon, yaitu XePtF6. Sejak itu, berbagai senyawa gas
mulia berhasil dibuat. Dan akhirnya istilah untuk menyebut zat-zat telah berganti. Yang
awalnya disebut gas inert (lembam) telah berganti menjadi gas mulia yang berarti stabil atau
sukar bereaksi. Senyawa gas mulia yang ditemukan pertama kali adalah XePtF6.

3. Kelimpahan di Alam
Semua unsur gas mulia terdapat di udara, kecuali radon yang merupakan unsur
radioaktif. Unsur gas mulia yang paling banyak terdapat di udara adalah argon yang
merupakan komponen ketiga terbanyak dalam udara setelah nitrogen dan oksigen. Unsur-
unsur Gas Mulia, kecuali Radon, melimpah jumlahnya karena terdapat dalam udara bebas.
Argon terdapat di udara bebas dengan kadar 0,93%, Neon 1,8×10-3%, Helium 5,2×10-4%,
Kripton 1,1×10-4%, dan Xenon 8,7×10-6%. Helium adalah unsur terbanyak jumlahnya di
alam semesta karena Helium adalah salah satu unsur penyusun bintang. Helium diperoleh
dari sumur-sumur gas alam di Texas dan Kansas (Amerika Serikat). Helium dapat terbentuk
dari peluruhan zat radioaktif uranium dan thorium. Udara mengandung gas Mulia (Ar, Ne,
Xe, dan Kr) walaupun dalam jumlah yang kecil, gas mulia di Industri di peroleh sebagai hasil
samping dalam Industri pembuatan gas nitrogen dan O2.

4. Sifat-sifat gas mulia


Sifat-Sifat Umum :
* Tidak Berwarna, tidak berbau, tidak berasa, sedikit larut dalam air.
* Mempunyai elektron valensi 8, dan khusus untuk Helium elektron valensinya 2
* Molekul-molekulnya terdiri atas satu atom (monoatom).
Gas mulia merupakan unsur gas pada suhu kamar dan mendidih hanya beberapa
derajat di atas titik cairnya. Jari-jari, titik leleh serta titik didih gasnya bertambah seiring
bertambahnya nomor atom. Sedangkan energi pengionnya berkurang.
Berikut merupakan beberapa sifat dari gas mulia.

Tabel 1. Sifat-sifat Gas Mulia

Gas Mulia Nomor Titik Leleh Titik Didih Energi Ionisasi Jari-jari Atom
Atom (˚C) (˚C) (kJ/mol) (Angstrom)

He 2 -272,2 -268,9 2738 0,50

Ne 10 -248,7 -245,9 2088 0,65

Ar 18 -189,2 -185,7 1520 0,95

Kr 36 -156,6 -152,3 1356 1,10

Xe 54 -111,9 -107,1 1170 1,30

Rn 86 -71 -62 1040 1,45

Dari tabel diatas dapat dilihat jari – jari atom yang kecil (dalam satu golongan,
semakin keatas semakin kecil) mempunyai energi ionisasi besar artinya elektronnya sangat
sukar dilepaskan, elektron terluar relatif lebih tertarik ke inti atom. Oleh sebab itu, atom-atom
gas mulia sangat sukar untuk bereaksi. Dari atas ke bawah jari – jari atom makin besar,
energi ionisasinya makin kecil atau makin mudah melepaskan elektron, sehingga gas mulia
dari atas ke bawah makin reaktif.
Kestabilan unsur-unsur golongan gas mulia dan semakin besarnya harga energi
ionisasi suatu atom menyebabkan unsur-unsur gas mulia sukar membentuk
ion (terionisasi), artinya sukar untuk melepas elektron agar berubah jadi ion positif. Selain
itu makin besar ukuran sebuah atom, makin mudah melepas elektron kulit terluarnya, karena
jaraknya makin jauh dari intinya yang bermuatan positif.
Kereaktifan gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya, jadi
kereaktifan gas mulia akan bertambah dari He ke Rn hal ini disebabkan pertambahan jari-
jari atom yang mengakibatkan gaya tarik inti atom terhadap elektron kulit terluar berkurang,
sehingga lebih mudah melepaskan diri dan ditarik oleh atom lain. Tetapi gas mulia adalah
unsur yang tidak reaktif karena memiliki konfigurasi elektron yang sudah stabil, hal ini
didukung kenyataan bahwa gas mulia di alam selalu berada sebagai atom tunggal atau
monoatomik. Tetapi bukan berarti gas mulia tidak dapat bereaksi, hingga sekarang gas
mulia periode 3 ke atas (Ar, Kr, Xe, Rn) sudah dapat berreaksi dengan unsur yang sangat
elektronegatif seperti Flourin dan Oksigen. Sampai saat ini, senyawa gas mulia yang sudah
dapat bereaksi dengan zat lain adalah xenon dan kripton, sedangkan helium, neon,
dan argon masih sangat stabil.
Titik didih dan titik leleh unsur-unsur gas mulia lebih kecil dari pada suhu kamar
(250C atau 298 K) sehinga seluruh unsur gas mulia berwujud gas. Karena kestabilan unsur-
unsur gas mulia, maka di alam berada dalam bentuk monoatomik. Titik leleh dan titik didih
unsur – unsur gas mulia perbedaannya sangat sedikit misalnya Neon meleleh pada suhu -
2490C dan mendidih pada suhu -2460C karena gaya tarik atom – atom gas mulia sangat
kecil.
Adapula hal penting yang menyebabkan gas mulia amat stabil yaitu konfigurasi
elektronnya. Elektron valensi gas mulia sudah memenuhi kaidah Duplet untuk He dan
kaidah Oktet untuk Ne, Ar, Kr, Xe dan Rn. Konfigurasi elektron gas mulia (kecuali He)
berakhir pada ns2 np6. Konfigurasi tersebut merupakan konfigurasi elektron yang stabil,
sebab semua elektron pada kulitnya sudah berpasangan. Oleh sebab itu, tidak
memungkinkan terbentuknya ikatan kovalen dengan atom lain. Energi ionisasi yang tinggi
menyebabkan gas mulia sukar menjadi ion positif dan berarti sukar membentuk senyawa
secara ionik.
Berikut adalah konfigurasi elektron gas mulia
Tabel 2. Konfigurasi elektron gas mulia

Unsur Nomor Atom Konfigurasi Elektron

He 2 1s2

Ne 10 [He] 2s2 2p6

Ar 18 [Ne] 3s2 3p6

Kr 36 [Ar] 4s2 3d10 4p6

Xe 54 [Kr] 5s2 4d10 5p6

Rn 86 [Xe] 6s2 5d10 6p6

Karena konfigurasi elektronnya yang stabil gas mulia juga biasa digunakan untuk
penyingkatan konfigurasi elektron bagi unsur lain.
contoh :
Br = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5
menjadi
Br = [Ar] 4s2 3d10 4p5
Dua elektron dari He membuat subkulit s menjadi penuh dan unsur-unsur gas mulia yang
lain pada kulit terluarnya terdapat 8 elektron karena kulit terluarnya telah penuh maka gas
mulia bersifat stabil dan tidak reaktif. Jadi afinitas elektronnya mendekati nol.
5. Pembuatan Gas Mulia
a. Gas Helium
Helium (He) ditemukan terdapat dalam gas alam di Amerika Serikat. Gas helium mempunyai
titik didih yang sangat rendah, yaitu -268,8˚C sehingga pemisahan gas helium dari gas alam
dilakukan dengan cara pendinginan sampai gas alam akan mencair (sekitar -156˚C) dan gas
helium terpisah dari gas alam.
b. Gas Argon, Neon, Kripton, dan Xenon
Udara mengandung gas mulia argon (Ar), neon (Ne), krypton (Kr), dan xenon (Xe) walaupun
dalam jumlah yang kecil. Gas mulia di industri diperoleh sebagai hasil samping dalam
industri pembuatan gas nitrogen dan gas oksigen dengan proses destilasi udara cair.
Pada proses destilasi udara cair, udara kering (bebas uap air) didinginkan sehingga
terbentuk udara cair. Pada kolom pemisahan gas argon bercampur dengan banyak gas
oksigen dan sedikit gas nitrogen karena titik didih gas argon (-189,4˚C) tidak jauh beda
dengan titik didih gas oksigen (-182,8˚C). Untuk menghilangkan gas oksigen dilakukan
proses pembakaran secara katalitik dengan gas hidrogen, kemudian dikeringkan untuk
menghilangkan air yang terbentuk. Adapun untuk menghilangkan gas nitrogen, dilakukan
cara destilasi sehingga dihasilkan gas argon dengan kemurnian 99,999%. Gas neon yang
mempunyai titik didih rendah (-245,9˚C) akan terkumpul dalam kubah kondensor sebagai
gas yang tidak terkonsentrasi (tidak mencair).
Gas kripton (Tb = -153,2˚C) dan xenon (Tb = -108˚C) mempunyai titik didih yang lebih tinggi
dari gas oksigen sehingga akan terkumpul di dalam kolom oksigen cair di dasar kolom
destilasi utama. Dengan pengaturan suhu sesuai titik didih, maka masing-masing gas akan
terpisah.
Semua unsur gas mulia terdapat di udara, kecuali Radon(Rn) yang hanya terdapat sebagai
isotop radioaktif berumur pendek, yang diperoleh dari peluruhan radio aktif atom radium.
Unsur radon (Rn) yang merupakan unsur radioaktif Radium (Ra) dengan memancarkan
sinar alfa (helium) sesuai dengan persamaan reaksi:
88Ra226 → 86Rn222 + 2He4

6. Pembentukan Senyawa pada Gas Mulia


Gas Mulia adalah gas yang sudah memiliki 8 elektron valensi dan memiliki kestabilan yang
tinggi. Tetapi gas mulia pun masih dapat bereaksi dengan atom lain. Karena sebenarnya
tidak semua sub kuit pada gas mulia terisi penuh.
Contoh:
Ar : [Ne] 3s2 3p6
Sebenarnya atom Ar masih memiliki 1 Sub kulit yang masih kosong yaitu sub kulit d jadi
Ar : [Ne] 3s2 3p6 3d0
jadi masih bisa diisi oleh atom-atom lain.
Sampai dengan tahun 1962, para ahli masih yakin bahwa unsur-unsur gas mulia tidak
bereaksi. Kemudian seorang ahli kimia kanada bernama Neil Bartlet berhasil membuat
persenyawaan yang stabil antara unsur gas mulia dan unsur lain, yaitu XePtF6.
Keberhasilan ini didasarkan pada reaksi:
PtF6 + O2 → (O2)+ (PtF6)-
PtF6 ini bersifat oksidator kuat. Molekul oksigen memiliki harga energi ionisasi 1165 kJ/mol,
harga energi ionisasi ini mendekati harga energi ionisasi unsur gas mulia Xe = 1170 kJ/mol.
Atas dasar data tersebut, maka untuk pertama kalinya Bartlet mencoba mereaksikan Xe
dengan PtF6 dan ternyata menghasilkan senyawa yang stabil sesuai dengan persamaan
reaksi:
Xe + PtF6 → Xe+(PtF6)-
Setelah berhasil membentuk senyawa XePtF6, maka gugurlah anggapan bahwa gas mulia
tidak dapat bereaksi. Kemudian para ahli lainnya mencoba melakukan penelitian dengan
mereaksikan xenon dengan zat-zat oksidator kuat, diantaranya langsung dengan gas flourin
dan menghasilkan senyawa XeF2, XeF4, dan XeF6.
Reaksi gas mulia lainnya, yaitu krypton menghasilkan senyawa KrF2. Radon dapat bereaksi
langsung dengan F2 dan menghasilkan RnF2. Hanya saja senyawa KrF2 dan RnF2 bersifat
(tidak stabil).

Tabel 3. Beberapa senyawaan Xenon

Tingkat Senyawaan Bentuk Titik Didih Struktur Tanda-tanda


Oksidasi (˚C)

II XeF2 Kristal tak 129 Linear Terhidrolisis menjadi Xe +


berwarna O2; sangat larut dalam HF
Kristal tak Stabil
IV XeF4 117 Segi-4
berwarna

VI XeF6 Kristal tak 49,6 Oktahedral Stabil


berwarna terdistorsi
Padatan Archim.
Cs2XeF8 Stabil pada 400˚
kuning Antiprisma
XeOF4
Cairan tak Piramid
XeO3 berwarna -46 segi-4 Stabil
Kristal tak Piramidal Mudah meledak,
berwarna higroskopik; stabil dalam
larutan

VIII XeO4 Gas tak Tetrahedral Mudah meledak


berwarna
Garam tak
XeO6 4- Oktahedral Anion- anion HXeO63-,
berwarna
H2XeO62-, H3XeO6- ada juga

Senyawa gas mulia He dan Ne sampai saat ini belum dapat dibuat mungkin karena tingkat
kestabilannya yang sangat besar. Gas-gas ini pun sangat sedikit kandungannya di bumi.
dalam udara kering maka akan ditemukan kandungan gas mulia sebagai berikut : Helium =
0,00052 %; Neon = 0,00182 %; Argon = 0,934 %; Kripton = 0,00011 %; Xenon = 0,000008;
Radon = Radioaktif*
Tabel 4. contoh Reaksi dan cara pereaksian pada gas mulia

Nama senyawa
Gas Mulia Reaksi Cara peraksian
yang terbentuk

Senyawa ini dihasilkan oleh fotolisis


Ar(Argon) Ar(s) + HF → HArF Argonhidroflourida dan matriks Ar padat dan stabil pada
suhu rendah

Reaksi ini dihasilkan dengan cara


mendinginkan Kr dan F2pada suhu -
Kr(Kripton) Kr(s) + F2 (s) → KrF2 (s) Kripton flourida
196 0C lalu diberi loncatan muatan
listrik atau sinar X

XeF2 dan XeF4 dapat


diperoleh dari pemanasan Xe dan
Xenon flourida F2pada tekanan6 atm, jika umlah
Xe(g) + F2(g) → XeF2(s)
peraksi F2 lebih besar maka akan
diperoleh XeF6
Xe(g) + 2F2(g) → XeF4(s)

Xe(g) + 3F2(g)→ XeF6(s)

Xe(Xenon)

XeF6(s) + 3H2O(l) →
XeO3(s) +6HF(aq) XeO4 dibuat dari reaksi
disproporsionasi(reaksi dimana
6XeF4(s) + 12H2O(l) →
unsur pereaksi yang sama sebagian
2XeO3(s) + 4Xe(g) +
Xenon oksida teroksidasi dan sebagian lagi
3O(2)(g) + 24HF(aq)
tereduksi) yang kompleks dari
larutan XeO3 yang bersifat alkain

Rn(Radon) Rn(g) + F2(g) → RnF Radon flourida Bereaksi secara spontan.

Fluorida XeF2, XeF4, dan XeF6 diperoleh dengan mereaksikan xenon dengan flouor dalam
kuantitas yang makin bertambah. Dalam senyawa-senyawa ini, xenon mempunyai bilangan
oksidasi genap +2, +4, dan +6, yang khas bagi kebanyakan senyawaan xenon. Fluorida-
fluorida adalah lahan permulaan untuk mensintesis senyawaan xenon lainnya.
Satu-satunya produk yang diperoleh bila krypton bereaksi dengan fluor adalah difluoridanya,
KrF2. Tak dikenal lain-lain keadaan oksidasi selain +2. Dari kira-kira selusin senyawaan
krypton yang dikenal, semuanya merupakan garam kompleks yang diturunkan dari KrF2.
Karena radon bersifat radioaktif dan mempunyai waktu paruh empat hari, kekimiawiannya
sukar dipelajari. Namun, eksistensi radon fluorida, baik yang mudah menguap maupun yang
tak mudah menguap, telah didemonstrasikan.
7. Kegunaan Gas Mulia
1) Helium
Helium merupakan zat yang ringan dan tidak mudah terbakar, Helium biasa digunakan
untuk mengisi balon udara, dan helium yang tidak reaktif digunakan untuk mengganti
nitrogen untuk membuat udara buatan yang dipakai dalam penyelaman dasar laut. Para
penyelam bekerja pada tekanan tinggi. Jika digunakan campuran nitrogen dan oksigen
untuk membuat udara buatan, nitrogen yang terisap mudah terlarut dalam darah dan dapat
menimbulkan halusinasi pada penyelam. Oleh para penyelam, keadaan ini disebut “pesona
bawah laut”. Ketika penyelam kembali ke permukaan, (tekanan atmosfer) gas nitrogen
keluar dari darah dengan cepat. Terbentuknya gelembung gas dalam darah dapat
menimbulkan rasa sakit atau kematian. Helium yang berwujud cair juga dapat digunakan
sebagai zat pendingin karena memiliki titik uap yang sangat rendah.
2) Neon
Neon biasanya digunakan untuk pengisi bola lampu neon. Selain itu juga neon dapat
digunakan untuk berbagi macam hal seperti indicator tegangan tinggi, zat pendingin,
penangkal petir, dan mengisi tabung televisi.
3) Argon
Argon digunakan dalam las titanium pada pembuatan pesawat terbang atau roket. Argon
juga digunakan dalam las stainless steel dan sebagai pengisi bola lampu pijar karena argon
tidak bereaksi dengan wolfram (tungsten) yang panas.
4) Kripton
Kripton bersama argon digunakan sebagai pengisi lampu fluoresen bertekanan rendah.
Krypton juga digunakan dalam lampu kilat untuk fotografi kecepatan tinggi.
5) Xenon
Xenon dapat digunakan dalam pembuatan lampu untuk bakterisida (pembunuh bakteri) dan
pembuatan tabung elektron.
6) Radon
Radon dapat digunakan dalam terapi kanker karena bersifat radioaktif. Namun demikian, jika
radon terhisap dalam jumlah banyak, malah akan menimbulkan kanker paru-paru. Radon
juga dapat berperan sebagai sistem peringatan gempa, karena bila lempengan bumi
bergerak kadar radon akan berubah sehingga bisa diketahui bila adanya gempa dari
perubahan kadar radon.
BAB III
PENUTUP

Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki
kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik
karena sifat stabilnya. Disebut mulia karena unsur-unsur ini sangat stabil, berfasa gas pada
suhu ruang dan bersifat inert (sukar bereaksi dengan unsur lain). Tidak ditemukan satupun
senyawa alami dari gas mulia.
Gas mulia adalah grup elemen kimia dengan sifat-sifat yang sama: di kondisi
standar, mereka semua tidak berbau, tidak berwarna, dan monoatomik dengan reaktivitas
yang sangat rendah. Mereka ditempatkan di grup 18 (8A) dari tebel periodik (sebelumnya
dikenal dengan grup 0), yaitu helium (He), neon (Ne), argon (Ar), krypton (Kr), xenon (Xe),
dan radon yang bersifat radioaktif (Rn).
Sifat-sifat gas mulia bisa dijelaskan dengan baik dengan teori modern tentang
struktur atom: valensi elektron kulit luar mereka dianggap "penuh", memberi mereka sedikit
sekali kesempatan untuk berpartisipasi dalam reaksi kimia, dan hanya beberapa ratus
senyawa yang telah disiapkan. Titik didih dan titik leleh gas mulia mempunyai nilai yang
dekat, berbeda kurang dari 10 °C (18 °F); yang mengakibatkan mereka berbentuk cairan
dalam jangkauan suhu yang pendek. Jari-jari atom unsur-unsur Gas Mulia dari atas ke
bawah semakin besar karena bertambahnya kulit yang terisi elektron. Energi Ionisasi dari
atas ke bawah semakin kecil karena gaya tarik inti atom terhadap elektron terluar semakin
lemah. Afinitas Elektron unsur-unsur Gas Mulia sangat kecil sehingga hampir mendekati nol.
Titik didih unsur-unsur Gas Mulia berbanding lurus dengan kenaikan massa atom.
DAFTAR PUSTAKA
Farida, Ida. 2009. Modul Perkuliahan Kimia Anorganik I. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati. Bandung
Cotton dan Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-Press
Keenan, dkk. 1979. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga
Http _gas-mulia.blogspot.com_.html
http://kamuspengetahuan.blogspot.com/2009/03/kimia-unsur-gas-mulia-yang-stabil.html
http://chemiscihuy.wordpress.com/2009/11/05/definisi-sejarah-dan-sifat-gas-mulia/
http://masterkimiaindonesia.com/
http://gas-mulia.blogspot.com/2009/11/gas-mulia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Gas_mulia
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/Roni%20Sudra%20jat/home.html
http://adypurwoko.blogspot.com/2009/01/gas-mulia.html
http://h4rv3st.blogspot.com/2008/06/unsur-unsur-gas-mulia.html
http://www.scribd.com/doc/19015264/Tabel-Periodik-Golongan-VIIIA-2
http://handoyodwiprakoso.blogspot.com/2009/02/tugas-kimia-bu-ninin.html
GAS MULIA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Amri Rifaldy
Azqia Nabila
Cut Meutia Safitri

TAHUN AJARAN
2019/2020

Anda mungkin juga menyukai