Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

Berdasarkan data yang didapatkan dari laporan world Health Organization


(WHO) pada tahun 2015, angka kematian anak usia dibawah 5 tahun adalah
sebesar 6,6 juta dan 4 juta diantaranya meninggal sebelum usia 28 hari
kehidupannya. Jumlah kematian bayi tertinggi terjadi di Asia lebih dari 40%
kematian bayi global terjadi disini dan sebanyak 75% kematian neonatus terjadi
pada minggu pertama kelahiran. Menurut data yang didapat pada profil kesehatan
Indonesia tahun 2008, angka kematian balita adalah sebesar 44 setiap 1000
kelahiran hidup dan angka kematian bayi sebesar 34 setiap kelahiran hidup.
Penyebab kematian neonatus secara umum disebabkan oleh adanya kelahiran
prematur (28%), infeksi yang berat (26%) dan asfiksia (23%).1,2,3,4
Di seluruh dunia, setiap tahunnya lebih dari 20 juta bayi dilahirkan dengan
berat badan lahir rendah. Jumlah tersebut adalah setara dengan 15,5% dari seluruh
bayi yang dilahirkan. Dari jumlah tersebut di atas, 95,5%nya dilahirkan di negara
berkembang.5
Perawatan BBLR merupakan hal yang kompleks dan membutuhkan
infrastruktur yang mahal serta staf yang memiliki keahlian tinggi sehingga
seringkali menjadi pengalaman yang sangat mengganggu bagi keluarga. Oleh
karena itu, perawatan terhadap bayi tersebut menjadi beban sosial dan kesehatan
di negara manapun. Hal ini disebabkan karena perawatan bayi BBLR ini
memerlukan biaya yang tinggi karena bayi tersebut memerlukan perawatan dalam
inkubator. Selain itu perawatan inkubator memeliki kendala yaitu adanya
keterbatasan jumlah inkubator, pengetahuan dan kemampuan dari staf rumah sakit
sehingga hal ini dapat mempengaruhi angka kematian pada neonatus dinegara
tersebut. Inkubator juga menyebabkan bayi terpisah dari ibunya dan kurang
adanya kontak dengan ibu. Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlunya
alternatif lain untuk perawatan bayi prematur yang saat ini dikenal Kangaroo
Mother Care (KMC) dengan atau perawatan metode kangguru.6,7

1
Perawatan Metode Kangguru adalah pendekatan lebih humanistik yang pertama
kali dikembangkan oleh Edgar Rey ,Hector Martinez dan L. Navarette pada tahun
1978 di Maternal and Child Institute, Santa Fe de Bogota, Kolombia untuk
perawatan neonatus terutama bayi berat badan lahir rendah atau prematur, sebagai
ganti atau menekan kebutuhan inkubator. 6,8
Selama hampir dua dekade dilakukan penerapan dan penelitian yang berkaitan
dengan metode ini untuk membuktikan bahwa PMK lebih dari hanya sekedar
alternatif untuk perawatan dengan inkubator. Hasil penelitian dan penerapan
tersebut menunjukkan bahwa metode ini sangat efektif untuk mengontrol suhu
tubuh, pemberian ASI dan terjalinnya hubungan batin yang kuat antara ibu dan
bayi (bonding), tanpa memperhatikan tempat, berat badan, usia kehamilan, dan
kondisi klinisnya dan menurunkan kesakitan pada bayi baru lahir dengan prematur
dan BBLR.9,10

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Metode kanguru adalah suatu teknologi tepat guna untuk perawatan bayi baru
lahir, khususnya bayi premature atau berat lahirnya lebih kecil dari 2500 gram
(BBLR) dengan cara melekatkan kulit bayi ke kulit ibu/skin to skin contact.1,2
Kanguru Mother Care ( KMC) atau perawatan bayi lekat (PBL) adalah kontak
langsung kulit ibu dan bayi secara dini, terus menerus dengan pemberian ASI
eksklusif metode ini dilakukan sampai berat bayi 2500 gram atau mendekati 40
minggu atau sampai bayi kurang nyaman dengan kanguru mother care.3
Metode kangguru mampu memenuhi kebutuhan bayi dengan BBLR yaitu
dengan menyediakan situasi dan kondisi yang sesuai dengan rahim ibu, sehingga
memberi peluang untuk dapat beradaptasi secara baik dengan dunia luar.Metode
Kangguru atau perawat bayi lekat ditemukan sejak tahun 1983, sangat bermanfaat
untuk merawat bayi yang lahir dengan berat badan rendah baik selama perawatan
di klinik ataupun di rumah. Sehingga diperoleh suhu optimal bayi.4,5

B. Kriteria Metode Kangguru


1. Bayi dengan berat badan ≤ 2500 gram.
2. Tidak ada kelainan atas penyakit yang menyertai.
3. Refleks dan koordinasi isap dan menelan yang baik.
4. Perkembangan selama perawatan metode kangguru baik.
5. Kesiapan dan keikutsertaan orangtua, sangat mendukung dalam keberhasilan
kelangkaan fasilitas sumber daya rumah sakit untuk merawat bayi premature.6

C. Manfaat Perawatan Metode Kanguru


Secara garis besar, manfaat PMK adalah sebagai berikut:
1. Manfaat PMK bagi bayi

3
a. Suhu tubuh bayi, denyut jantung dan frekuensi pernapasan relatif terdapat
dalam batas normal.
b. BBLR lebih cepat mencapai suhu yang 36,5° C terutama dalam waktu 1 jam
pertama.
c. ASI selalu tersedia dan mudah didapatkan sehingga memperkuat sistem
imun bayi karena meningkatnya produksi ASI.
d. Kontak dengan ibu menyebabkan efek yang menenangkan sehingga
menurunkan stres ditandai dengan kadar kortisol yang rendah.
e. Meningkatkan berat badan dengan lebih cepat.
f. Meningkatkan ikatan bayi-ibu
g. Waktu tidur menjadi lebih lama yang antara lain ditandai dengan jumlah
waktu terbangun yang lebih rendah.
h. Menurunkan infeksi nosokomial, penyakit berat, atau infeksi saluran
pernapasan bawah.
i. Memperpendek masa rawat.
j. Menurunkan risiko kematian dini pada bayi.
k. Memperbaiki pertumbuhan pada bayi prematur.
l. Kelangsungan hidup pada bayi BBLR lebih cepat membaik pada kelompok.
PMK daripada bayi dengan metode konvensional pada 12 jam pertama dan
seterusnya.7
2. Manfaat PMK bagi Ibu
a. Mempermudah pemberian ASI.
b. Ibu lebih percaya diri dalam merawat bayi.
c. Hubungan lekat bayi-ibu lebih baik, ibu sayang kepada bayinya.
d. Pengaruh psikologis ketenangan bagi ibu dan keluarga (ibu lebih puas,
kurang merasa stres).
e. Peningkatan produksi ASI, peningkatan lama menyusui dan kesuksesan
dalam menyusui.
3. Manfaat PMK bagi Ayah
a. Ayah memainkan peranan yang lebih besar dalam perawatan bayinya.

4
b. Meningkatkan hubungan antara ayah-bayinya, terutama berperan penting di
negara dengan tingkat kekerasan pada anak yang tinggi.8
4. Manfaat PMK bagi petugas kesehatan
Bagi petugas kesehatan paling sedikit akan bermanfaat dari segi efisiensi
tenaga karena ibu lebih banyak merawat bayinya sendiri. Dengan demikian
beban kerja petugas akan berkurang. Bahkan petugas justru dapat melakukan
tugas lain yang memerlukan perhatian petugas misalnya pemeriksaan lain atau
kegawatan pada bayi maupun memberikan dukungan kepada ibu dalam
menerapkan PMK.9
5. Manfaat PMK bagi institusi kesehatan
a. Lama perawatan lebih pendek sehingga cepat pulang dari fasilitas kesehatan.
Dengan demikian, tempat tersebut dapat digunakan bagi klien lain yang
memerlukan (turn over meningkat).8,9
b. Pengurangan penggunaan fasilitas (listrik, inkubator, alat canggih lain)
sehingga dapat membantu efisiensi anggaran.9

D. Efek Fisiologis
Berbagai keuntungan fisiologis PMK telah terbukti memiliki manfaat yang
penting terutama pada bayi berat badan lahir rendah (BBLR). Berikut ini akan
dibahas beberapa aspek manfaat PMK.5,6,7
1) Efek PMK terhadap sistem kardiorespirasi
Pada sekitar 85-90% neonatus, transisi dari kehidupan fetal masuk dalam neonatal
merupakan sebuah waktu dengan perubahan fisiologi yang sangat cepat. Berbagai
kerja transisi tercapai dalam 4 hingga 6 jam pasca persalinan. Selama waktu
tersebut, sebagian besar cairan paru fetal terabsorbsi dan kapasitas paru residual
mulai terbentuk dan jantung mulai memompa cardiac ouputnya.Respon jantung
dan respirasi yang terjadi sangat tergantung pada stimuli lingkungan yang terjadi.8
Terkait efek kardiorespirasi, sejumlah penelitian klinis acak dan studi quasi-
eksperimental melaporkan bahwa denyut jantung bayi tidak mengalami perbedaan
baik saat berada dalam inkubator dan PMK atau mungkin dapat meningkat 5-10
denyut per menit saat sesi PMK sebagai respon awal saat menengadahka kepala

5
(head tilting upward) dan kemudian akibat proses penghangatan bayi (infant
warming). Disamping itu, pada jam kedua sesi PMK, denyut jantung dapat
meningkat lebih tinggi dari jam pertama.9
Sebuah meta-analisis dari 23 studi yang membandingkan kondisi bayi
prematur dalam inkubator dan PMK kemudian kembali ke inkubator, melaporkan
bahwa denyut jantung saat berada dalam inkubator dan PMK tidak berbeda
bermakna.9 Berbagai penelitian deskriptif melaporkan bahwa bradikardia (denyut
jantung 100 kali per menit atau turun 33% dari denyut jantung basal) ternyata
jarang dijumpai saat sesi PMK, sehingga direkomendasikan bahwa PMK mampu
menekan terjadinya bradikardia.10
Kecepatan pernapasan juga mirip dengan denyut jantung dimana dilaporkan
tidak berbeda bermakna antara BBLR yang berada dalam inkubator dan sesi PMK
atau dapat meningkat hingga 10 kali napas permenit atau turun hingga 4 napas
permenit selama 3 menit. 11
Dalam tinjauan terhadap episode apneu dalam respon terhadap PMK dilaporkan
bahwa tidak ada perbedaan episode apnea pada BBLR yang dirawat dengan
inkubator maupun dalam sesi PMK. Walaupun demikian, penelitian Hadeed dkk
melaporkan bahwa episode apneic menurun hingga 75% selama 3 jam sesi PMK
dibandingkan saat dalam inkubator, sebuah hasil penelitian yang juga didukung
oleh randomized clinical trial (RCT) lainnya. Sebuah studi deskripsi melaporkan
tidak ada apnea yang terjadi saat ibu menyusui dalam sesi PMK.11 Singkat kata,
kecepatan denyut jantung dan respirasi biasanya tetap berada dalam range yang
diterima secara klinis dan lebih stabil selama sesi PMK dibandingkan dengan saat
berada dalam inkubator. Dengan kata PMK mampu menjaga stabilitas efek
kardiorespirasi.11

2) Efek PMK terhadap saturasi oksigen


Efek PMK terhadap kadar saturasi oksigen juga bervariasi. Kadar saturasi oksigen
dilaporkan meningkat 2% hingga 3% saat sesi PMK dibandingkan dengan saat
berada dalam inkubator, dan peningkatan ini bermakna secara statistik setelah
melalui meta analisis. Saat transfer dari inkubator ke sesi PMK, saturasi oksigen

6
mengalami penurunan tetapi dapat mencapai kestabilan hingga batas normal
dalam 3 menit onset PMK. Oleh sebab itu, berdasarkan evidence based level A,
perubahan saturasi oksigen selama PMK dilaporkan minimal dan nilainya tetap
berada dalam batas klnis yang dapat diterima.11
Sebuah penelitian acak terkontrol di India menunjukkan adanya penurunan
saturasi oksigen dan peningkatan suhu setelah 1 jam dilaksanakan PMK.12

3) Efek PMK terhadap thermoregulasi


Bayi didekap oleh ibunya, merasakan sentuhan kulit ke kulit yang tentu
memberikan kenyamanan dan ketenangan pada bayi. Suatu fenomena yang
menarik tentang pengaturan suhu tubuh ibu yang menggunakan metode kanguru
ditemukan Ludington-Hoe, dkk. Didapatkan bahwa suhu ibu akan meningkat bila
bayi mulai “dingin” dan bayi telah “hangat” maka suhu ibu menurun kembali. Hal
ini tanpa disadari oleh ibu tersebut. Mereka menyebut fenomena ini sebagai
“maternal neonatal thermal synchrony”, Kontak kulit ke kulit ini juga
meminimalkan kehilangan panas dari permukaan tubuh bayi, yang tidak dapat
dilakukan inkubator. Efek PMK terhadap suhu tubuh juga telah dipelajari secara
ekstensif, dengan keluaran yang sama, saat bayi prematur sehat menjalani sesi
PMK, suhu tubuh bayi meningkat. Tubuh bayi menjadi hangat selama sesi PMK
ini telah didukung oleh sejumlah meta-analisis tanpa memandang bagaimana cara
suhu tubuh tersebut diukur.7,11
IG. A.P Eka Pratiwi dkk (2009) melakukan penelitian terhadap 576 BBLR di RS
sanglah Bali menemukan kejadian hypothermi pada perawatan inkubator lebih
tinggi (47%) dibandingkan perawatan metode kanguru (27%).12

4) Efek PMK terhadap sekresi kortisol


Kortisol telah dipelajari sebagai tanda stress fisiologis pada bayi prematur
Sebagian besar penelitian kontrol acak yang menilai sesi PMK selama 20 menit
atau lebih melaporkan adanya penurunan kadar kortisol hingga 60% atau lebih
bila dibandingkan dengan bayi yang berada dalam inkubator. Kadar kortisol pada
bayi saat beristirahat dalam inkubator biasanya berkisar 193-212 nmol/L, jauh

7
melebihi batas yang diinginkan yaitu 50 nmol/L. Oleh sebab itu reduksi kadar
kortisol hingga 60% dalam waktu singkat menjadi penting, mengingat
peningkatan kadar kortisol akan mengganggu fungsi sistem umum. SebuAh studi
pada BBLR melaporkan tidak ada perbedaan kadar kortisol saat berada dalam
inkubator dan PMK menunjukkan adanya pengaruh maturasi terhadap sekresi
kortisol.11

5) Efek PMK terhadap peningkatan berat badan


Efek PMK terhadap peningkatan berat badan bayi masih kontroversial. Studi yang
menilai peningkatan berat badan bayi saat menjalani rawat inap menunjukkan
tidak ada perbedaan antara bayi dalam inkubator dan sesi PMK. Meta-analisis
melaporkan adanya sedikit peningkatan berat badan bayi yang mendapatkan sesi
PMK dibandingkan bayi yang hanya berada dalam inkubator.7,11,15

6) Efek PMK terhadap infeksi nosokomial


Selain itu, pada PMK risiko bayi mendapat infeksi minimal karena flora normal
kulit ibu tentu lebih “aman” dari pada kuman resisten antibiotik di ruang rawat
rumah sakit. Bayi pun lebih cepat dipulangkan dari rumah sakit karena
peningkatan berat badan yang lebih cepat dan PMK dapat dilanjutkan di rumah
oleh ibu dibantu oleh anggota keluarga lainnya.10 Efek PMK terhadap infeksi
nosokomial tidak banyak diteliti mengingat para ahli tidak menginginkan adanya
peningkatan risiko infeksi dalam praktek PMK. Dalam penelitian di Zimbabwe
terhadap 52 bayi kembar prematur yang mendapat PMK pada hari ke 4 hingga ke
7 ternyata mengalami sepsis dan harus dikembalikan ke NICU dari unit PMK
dalam sebuah studi deskriptif. Diperkirakan 6 diantara 52 bayi tersebut telah
menderita sepsis sebelum ditransfer ke unit PMK. Sebaliknya sebuah penelitian
lain pada 50 bayi prematur yang mendapat sesi PMK 4-6 jam setiap hari ternyata
tidak mengalami infeksi selama sesi PMK.11
Tiga buah penelitian acak melaporkan bahwa kelompok bayi yang mendapat
PMK memiliki risiko infeksi yang lebih rendah saat pulang dibandingkan dengan
bayi yang tidak mendapat sesi PMK.10 Sebuah penelitian acak terkontrol

8
menyatakan bahwa bayi yang mendapat sesi PMK rata-rata 13,5 jam per hari
memiliki kecenderungan infeksi nosokomial yang sangat kecil dibandingkan
kelompok yang tidak mendapatkan sesi PMK.10 Efek PMK terhadap infeksi
nosokomial, secara teoritis diperkirakan terjadi akibat peningkatan fungsi sawar
stratum korneum saat hidrasi meningkat dan kehilangan cairan transepidermal
menurun saat sesi PMK.11

7) Efek PMK terhadap kadar gula darah


Efek PMK terhadap kadar gula darah telah dipelajari secara ekstensif pada bayi
cukup bulan dan secara konsisten menunjukkan bahwa sesi PMK pada saat bayi
dilahirkan dapat menekan frekuensi hipoglikemia selama 90 menit post
persalinan. Sebuah studi acak terkontrol pada 103 bayi prematur yang mendapat
13,5 jam sesi PMK setiap harinya ternyata memiliki kecenderungan hipoglikemia
yang lebih rendah dibandingkan kontrol.11

8) Efek PMK terhadap perilaku bayi


Berbagai keluaran perilaku dari PMK telah dilaporkan bermanfaat terutama pada
bayi prematur. Bayi dilaporkan akan lebih relaks, tenang dan mudah tertidur saat
sesi PMK. Sesi PMK ini ternyata sangat mempengaruhi perilaku bayi pada semua
spektrum (tidur dalam hingga menangis).10,12 Bayi menghabiskan 70 hingga 80%
waktunya untuk tidur dan hal ini merupakan respon normal setelah lahir.
Beberapa laporan menyatakan pandangan bahwa tidur tenang selama hari pertama
merupakan status respon adaptif neonatus terhadap stress dari kelahiran,
selanjutnya tidur tenang pada bayi terutama pada PMK menunjukkan sentuhan
maternal yang dapat meningkatkan respon kompeten pada bayi yang merupakan
perilaku sehat adaptif. Siklus tidur-bangun neonatus ditandai oleh 50% dari rapid
eye movement sleep dan tidur tenang ini menunjukkan kendali batang otak yang
lebih baik. 13
Pada sejumlah penelitian, PMK dilaporkan dapat meningkatkan lama waktu tidur
dan jumlah tidur tenang pada bayi. Secara keseluruhan, integritas tidur pada bayi
selama sesi PMK mengalami peningkatan dan organisasi tidur jauh lebih matang

9
pada bayi yang mendapat PMK dibandingkan kontrol.5,10 Disamping itu, PMK
juga dapat mempengaruhi status spektrum lainnya yaitu menangis. Bayi dapat
menangis untuk beberapa alasan misalnya saat dipisahkan dari ibunya, kelaparan
atau respon terhadap nyeri. Penelitian melaporkan bahwa bayi jarang sekali
menangis saat sesi PMK dibandingkan saat berada dalam inkubator. PMK terbukti
dapat menekan episode menangis pada bayi termasuk episode menangis yang
terkait dengan prosedur yang memicu rasa nyeri.10,15,16,17
Efek merugikan nyeri pada bayi meliputi efek fisiologis dan metabolik seperti
efek metabolik seperti perubahan tanda vita l, perubahan aliran darah serebral dan
sekresi hormon stres.15,16,17

9) Efek PMK terhadap pemberian air susu ibu


ASI mempunyai keuntungan yaitu kadar protein tinggi, laktalbumin, zat
kekebalan tubuh, lipase dan asam lemak esensial, laktosa, dan oligosakarida. ASI
mempunyai faktor pertumbuhan usus, oligosakarida untuk memacu motilitas usus,
dan perlindungan terhadap penyakit. Dari segi psikologik ASI meningkatkan
ikatan antara ibu dan anak. Formula standar untuk BBLR menyerupai ASI tetapi
kekurangan antibodi dan faktor pertumbuhan. Formula prematur mempunyai
kandungan kalori, protein, dan mineral yang lebih tinggi dibanding formula untuk
bayi cukup bulan. Bayi kecil juga rentan kekurangan nutrisi, fungsi organnya
belum matang, kebutuhan nutrisinya besar, dan mudah sakit hingga pemberian
nutrisi yang tepat penting untuk tumbuh kembang optimal. PMK memudahkan
ibu untuk memberikan air susunya secara eksklusif pada bayinya. Berbagai aspek
dari pemberian air susu ibu meliputi inisiasi, eksklusivitas, durasi, produksi susu
dan semuanya mendukung manfaat dari PMK. Produksi susu ibu juga meningkat
pada ibu yang melakukan sesi PMK demikian juga dengan durasi dan ekslusivitas
pemberian air susu ibu.11

10
Tabel 1. Sejumlah penelitian efek PMK terhadap pemberian ASI12

10) Efek PMK terhadap perkembangan neurobehavioural


Ada lima buah kunci dimensi adaptasi neurobehavioural yaitu otonom, motorik,
status, atensi/interaksi dan self-regulation, dimana setiap aspeknya harus saling
berinteraksi dalam sebuah sistem.12 Stress rumah sakit dapat mengganggu
keluaran “neurobehavioural” pada bayi prematur. PMK terbukti dapat menekan
atau meminimalisir dampak yang terjadi akibat rawat inap. PMK yang dilakukan
5 kali atau lebih dalam seminggu, dimana setiap sesi sedikitnya berlangsung 30
menit ternyata dapat meningkatkan kewaspadaan dan perhatian bayi terhadap
lingkungan. Bayi yang mendapat PMK ternyata memiliki fungsi penampilan dan
perencanaan yang lebih maju terkait perkembangan otaknya dalam usia 1 tahun
pertama. Disamping itu, bayi tersebut juga memiliki nilai perkembangan mental
dan motorik yang lebih tinggi dibandingkan bayi tanpa PMK pada usia 6 bulan
dan 1 tahun. Feldman dan Eidelman melaporkan bahwa sesi PMK sedikitnya 30
menit setiap hari mampu mempercepat perkembangan otonom dan
neurobehavioural. Demikian pula dengan “developmental quotient” dan
perkembangan pribadi-sosial termasuk pendengaran-bahasa, mata-koordinasi dan
ketangkasan tangan ternyata juga lebih baik pada bayi yang mendapatkan sesi
PMK tersebut. Perkembangan otak pada bayi juga sangat tergantung pada fungsi

11
tidur bayi tersebut. PMK juga terbukti mampu meningkatkan organisasi tidur
yang terbukti melalui peningkatan kuantitas tidur tenang, peningkatan siklus tidur
dan penurunan bangun mendadak dari tidur. Semua perubahan dalam perilaku
tidur yang terjadi selama PMK sejalan dengan makin matangnya fungsi otak pada
bayi. Siklus tidur juga merupakan prediktor perkembangan otak. Siklus tidur bayi
prematur sedikitnya memerlukan 60 menit untuk menjadi lengkap dalam dalam 5
menit dari onset PMK. Oleh sebab itu setiap sesi PMK sebaiknya berlangsung
sedikitnya selama 65 menit sehingga bayi dapat menyelesaikan sedikitnya 1 siklus
tidur secara lengkap. 11

11) Efek PMK terhadap aspek psikologis


Walaupun kelahiran prematur mengundang stress pada ibu dan ayah, dimana
mereka merasa bersalah terutama sang ibu, PMK ternyata mampu memperbaiki
perasaan orangtua dan adaptasi terhadap kelahiran prematur. Ibu yang melakukan
PMK juga mampu melakukan interaksi yang lebih dekat dan lebih positif dengan
bayinya. Interaksi positif ini mampu menekan efek negatif yang terjadi saat rawat
inap terutama dalam kaitannya dengan perkembangan neurobehavioural.10,18,19

E. Indikasi
Untuk mulai dilakukannya PMK ini diperlukan adanya kesiapan antara bayi,
orangtua, dan instansi terkait untuk mendukung penggunaan dari PMK ini.
Kesiapan Bayi
Untuk menilai kesiapan bayi pada penggunaan PMK ini adalah bayi harus dalam
keadaan tenang di dalam radiant warmer atau inkubator. Penilaian tanda-tanda
vital bayi merupakan indikator yang baik untuk menilai kesiapan bayi, yaitu
berdasarkan :11
1. Denyut jantung dalam batas normal
2. Perfusi jaringan yang baik
3. Tidak ada bradikardi
4. Frekuensi napas dalam batas normal
5. Tidak ada periodic breathing

12
6. Suhu tubuh dalam batas normal pada suhu lingkungan
7. Aktivitas normal

Kesiapan Orangtua
Untuk menilai kesiapan orangtua, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan,
yaitu 12:
1. Adanya keinginan dari orangtua untuk melakukan kontak dengan bayi mereka
2. Siap secara emosional
3. Ibu siap untuk memberikan ASI
4. Karena pada bayi prematur terdapat fungsi kekebalan yang belum matang,
maka pemeriksaan kesehatan ibu sebelum dilakukan metode kangguru sangat
diperlukan

Kesiapan institusi
Penilaian kesiapan institusi untuk menerapkan metode kangguru ini meliputi13 :
1. Fisik yang terdiri dari ruangan, kursi dengan tempat bersandarnya kaki yang
nyaman, tirai dan baju khusus untuk ibu, selimut dan topi untuk menjaga suhu
tubuh.
2. Sumber daya manusia yang terdiri dari perawat yang berpengalaman dalam
metode kangguru, perawat yang telah melalui proses pelatihan,
3. Sumber daya pendidikan yang dapat memberikan informasi yang lengkap
kepada orangtua mengenai metode kangguru ini

F. Keuntungan Perawatan Metode Kanguru


Keuntungan dari Metode Kanguru, antara lain14,15:
1. Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi dengan lebih baik.menjaga
agar suhu tubuh bayi stabil dengan menggunakan tubuh ibu sebagai
termoregulator suhu bayi. Bayi kecil yang kedinginan lebih cepat mencapai
suhu 36,5c terutama dalam waktu 1jam pertama.
2. Mengurangi stress pada ibu dan bayi karena bayi tenang dan nyaman berada di
dekapan ibunya. Sedangkan bagi ibu,PMK meningkatkan ikatan ibu dan bayi

13
sehingga ibu tenang dan makin percaya diri untuk melakukan perawatan bagi
bayinya.
3. Bayi mudah mendapatkan ASI karena selalu berada bersama ibunya sehingga
memperkuat system imun bayi.
4. Menstabilkan suhu tubuh, denyut jantung dan pernafasan bayi.
5. Meningkatkan hubungan emosi ibu dan anak.
6. Mengurangi lama menangis pada bayi.
7. Meningkatkan perkembangan psikomotor bayi sebagai reaksi rangsangan
sensorik dari ibu ke bayi.
8. Bermanfaat untuk ibu dan bayi, dimana suhu ibu merupakan sumber panas
yang efisien dan murah.
9. Membuat bayi merasa aman dan nyaman.
10. Menurunkan resiko selama perawatan di rumah sakit.
11. Meningkatkan produksi Asi.
12. Memperbaiki keadaan emosi ibu dan bayi.

G. Kerugian Perawatan Kanguru


Kerugian metode kangguru adalah apabila bayi terlalu sering digendong bisa
membuat bayi menjadi malas bergerak, malas menggerakkan kaki dan pinggulnya
untuk berjalan. Hal ini tentu akan menghambat pergerakan motorik anak. Selain
itu akibat lebih jauhnya pada pola perkembangan berikutnya adalah kepercayaan
diri anak bisa hilang atau anak jadi tidak percaya diri.16,17,18
Agar anak tetap merasa aman dan nyaman meski tanpa kebiasaan digendong,
sebaiknya orangtua tidak melepaskan anaknya sama sekali. Menggendong tetap
bisa dilakukan pada saat-saat tertentu seperti sedang rewel, menangis, mimpi
buruk atau sakit. Ini penting untuk membangun rasa amannya. Menggendong
dihentikan bila usia bayi sudah di atas 8 bulan sudah dapat berdiri dan belajar
berjalan dan berat badannya sudah mencapai 8 kg lebih. Secara psikologis,
kebiasaan digendong, terutama setelah bayi berumur di atas 8 bulan akan
mendorongnya menjadi anak yang manja. 17,18

14
H. Penatalaksanaan
Terdapat empat komponen PMK yaitu :
1. Kangaroo position (posisi)
2. Kangaroo nutrition (nutrisi)
3. Kangaroo support (dukungan)
4. Kangaroo discharge (pemulangan)

 Kangaroo position (posisi)


Aplikasi metode PMK ditujukan untuk menekan “incubator time” terutama
bagi bayi prematur dengan menempatkan bayi dalam dekapan ibu. Pada dasarnya
ada dua buah posisi yang dideskripsikan untuk PMK yaitu19 :
1. Posisi pronasi (PP)
2. Lateral dekubitus (LD)
Posisi pronasi merupakan posisi PMK yang paling banyak diadopsi. Gambaran
posisinya adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Kangaroo Mother Care pada posisi PP dan LD19

Menurut analisis biomekanik menunjukkan bahwa bayi dalam posisi LD


mengalami postur yang lebih fleksi dengan “trunk twisting” derajat tinggi. Dua
hal penting pada neonatus prematur dengan defisit fleksi fisiologis akibat terlalu
lama dalam lingkungan intrauterin. Penempatan bayi dengan posisi LD membantu
menilai posisi intrauterine. 20

15
Postur “twisted trunk” diadopsi oleh bayi pada LD menyerupai aspek fisiologis
medula spinalis yang diamati pada kehidupan fetal dan neonatal. Sebuah kurava
konkave anterior tunggal terentuk dari postur yang fleksi. Lordosis servikal dan
lumbal terbentuk bila bayi melakukan ekstensi servikal penuh dan bipedalism
berturut-turut.20
Bayi pada posisi PP menunjukkan kecenderungan terhadap ekstensi,
berkebalikan dengan arah dari kurvatura fisiologis. Menurut Douret, posisi PP
dapat memicu abnormalitas postural seperti retraksi skapular, kecenderungan
postur opisthotonus, fleksi siku tangan, abduksi bahu dan rotasi eksternal dari
panggul disamping kelainan kaki ortopedi.20
Hasil pemeriksaan Dubowitz juga sejalan dan menunjukkan superioristas
posisi LD dengan perkembangan tonus fleksor yang lebih baik. Dengan kata lain
posisi LD memberikan manfaat bermakna terhadap perkembangan neuromotor.20
Memposisikan bayi:
Letakkan bayi diantara payudara dengan posisi tegak, dada bayi menempel ke
dada ibu. Posisi kangguru ini disebut juga dengan kontak kulit-ke-kulit, karena
kulit bayi mengalami kontak langsung dengan kulit ibu.6,12

Gambar 2. Memposisikan bayi untuk PMK12


Posisi bayi diamankan dengan kain panjang atau pengikat lainnya. Kepala bayi
dipalingkan ke sisi kanan atau kiri, dengan posisi sedikit tengadah (ekstensi). Tepi
pengikat tepat berada di bawah kuping bayi. Posisi kepala seperti ini bertujuan
untuk menjaga agar saluran napas tetap terbuka dan memberi peluang agar terjadi
kontak mata antara ibu dan bayi. Hindari posisi kepala terlalu fleksi atau ekstensi.
Tungkai bayi haruslah dalam posisi ”kodok”; tangan harus dalam posisi fleksi.6

16
 Kangaroo nutrition (nutrisi)
Posisi kangguru sangat ideal bagi proses menyusui. Dengan melakukan PMK,
proses menyusui menjadi lebih berhasil dan sebagian besar bayi yang dipulangkan
memperoleh ASI. Dengan PMK, proses menyusui menjadi lebih lama. PMK
dapat meningkatkan volume ASI yang dihasilkan ibu. Bayi dengan usia
kehamilan 30 minggu dapat memulai proses menyusui. Segera setelah bayi
menunjukkan tanda kesiapan untuk menyusu, dengan menggerakkan lidah dan
mulut, dan keinginan untuk menghisap (seperti menghisap jari atau kulit ibunya),
bantu ibu menempatkan bayi pada posisi melekat yang dirasa cukup baik.6,11
Waktu yang optimal bagi bayi untuk memulai menyusui, seperti menghisap
adalah pada saat dua jam setelah lahir, ketika bayi bersifat sangat responsif
terhadap rangsangan taktil, suhu dan bau yang berasal dari ibunya.

Gambar 4. Menyusui dalam PMK13


 Kangaroo support (dukungan)
Bentuk dukungan pada PMK dapat berupa dukungan fisik maupun emosional.
Dukungan dapat diperoleh dari petugas kesehatan, seluruh anggota keluarga, ibu
dan masyarakat. Tanpa adanya dukungan, akan sangat sulit bagi ibu untuk dapat
melakukan PMK dengan berhasil.
Wanita hamil sebaiknya sudah diberikan informasi dan edukasi tentang PMK
sejak kunjungan antenatal pertama. Saat bayi telah lahir, ibu memerlukan
dukungan dari berbagai pihak, diantaranya berupa :19
1) Dukungan emosional : Ibu memerlukan dukungan untuk melakukan PMK.
Banyak ibu muda yang mengalami keraguan yang sangat besar untuk memenuhi

17
kebutuhan bayi pertamanya sehingga membutuhkan dukungan dari keluarga,
teman serta petugas kesehatan. PMK membuat ibu dapat memenuhi semua
kebutuhan bayi.
2) Dukungan fisik : Selama beberapa minggu pertama PMK, merawat bayi akan
sangat menyita waktu ibu. Istirahat dan tidur yang cukup sangat penting pada
peranannya pada PMK. Oleh karena itu, ibu memerlukan dukungan untuk
membantu menyelesaikan tugas-tugas rumah.
3) Dukungan edukasi : Sangat penting memberikan informasi yang ibu butuhkan
agar ia dapat memahami seluruh proses PMK dan megerti bahwa PMK memang
sangat penting. Ibu harus mengetahui manfaat PMK. Hal ini membuat PMK
menjadi lebih bermakna dan akan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan
berhasil menjalankan PMK baik di rumah sakit ataupun saat di rumah.

 Kangaroo discharge (pemulangan)


Pemulangan berarti ibu dan bayinya boleh pulang ke rumah dengan tetap
menjalani PMK di rumahnya. Namun, lingkungan tempat tinggal mereka dapat
sangat berbeda dengan fasilitas unit PMK di institusi kesehatan yang selalu
dikelilingi oleh para petugas yang mendukung.20
Mereka akan tetap memerlukan dukungan meskipun tidak sesering dan
seintensif seperti sebelumnya. Lingkungan keluarga sangat penting untuk
kesuksesan PMK. Ibu sebaiknya kembali ke rumah yang hangat, bebas rokok, dan
mendapat dukungan dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Jika tidak ada layanan
tindak lanjut atau lokasi RS letaknya jauh, pemulangan dapat ditunda. Oleh karena
itu, waktu pemulangan berbeda tergantung pada besarnya bayi, tempat tidur yang
tersedia, kondisi rumah dan kemudahan untuk follow-up. Biasanya bayi PMK
dapat dipulangkan dari rumah sakit ketika telah memenuhi kriteria dibawah ini:21
Ibu dan bayi :
 Kesehatan bayi secara keseluruhan dalam kondisi baik dan tidak ada apnea
atau infeksi
 Bayi minum dengan baik

18
 Berat bayi selalu bertambah (sekurang-kurangnya 15g/kg/hari) untuk sekurang-
kurangnya tiga hari berturut-turut
 Ibu mampu merawat bayi dan dapat datang secara teratur untuk melakukan
follow-up
Di Malawi, bayi dipulangkan jika berat badan telah naik minimum 10g/hari
selama tiga hari, dapat minum dengan baik (minum melalui gelas atau dari ASI)
dan jika kondisi umum telah stabil. Terdapat batasan berat badan minimum yakni
1500 g. Bayi yang dipulangkan dengan berat badan < 1800 gram difollow-up
setiap minggu dan bayi dengan berat badan >1800 gram setiap dua minggu.22,23

I. Langakah-Langkah Menuju Keberhasilan Perawatan Metode Kanguru


Untuk mendapatkan keberhasilan dalam pelaksanaan PMK ini di seluruh
dunia, maka dibentuk langkah-langkah yang dapat mendukung keberhasilan ini.
Sepuluh langkah keberhasilan metode kangguru tersebut adalah sebagai berikut23:
1. Telah memiliki aturan tertulis mengenai pelaksanaan metode kangguru yang
secara rutin dikomunikasikan kepada seluruh staf
2. Melakukan pelatihan pada seluruh staf dalam keahlian yang diperlukan untuk
penggunaan metode kangguru
3. Memberikan informasi kepada semua wanita hamil mengenai keuntungan
dilakukannya metode kangguru
4. Membantu ibu untuk memulai metode kangguru. Membantu ibu yang
mengalami operasi cesarean dan bayi prematur atau bayi yang sakit untuk
memulai metode kangguru secepat mungkin dan melakukan pemantauan
terhadap bayi
5. Tunjukkan kepada ibu posisi bayi yang aman dan nyaman selama menjalani
metode kangguru
6. Lakukan metode kangguru 24/7 yaitu orangtua untuk melakukan metode
kangguru selama 24 jam perhari, 7 hari dalam seminggu sampai bayi pulang ke
rumah
7. Berikan kesempatan kepada bayi untuk mendapatkan metode kangguru selama
paling seidkit 1 jam bila bayi tidak dapat menjalankan metode kangur 24/7

19
8. Memberikan kenyamanan yang diperlukan oleh bayi selama metode kangguru
9. Berikan perlindungan kehangatan yang cukup bagi bayi (penutup kepala,
selimut hangat sesuai kebutuhan) selama metode kangguru
10. Membentuk kelompok untuk memberikan dukungan kepada orangtua dalam
pelaksanaan metode kangguru.
Penggunaan PMK ini dapat dijadikan alternatif perawatan bayi prematur
dengan BBLR di negara-negara berkembang yang memiliki keterbatasan dalam
melakukan perawatan pada bayi-bayi ini untuk menurunkan angka kematian pada
neonatus. Hal yang tidak boleh dilupakan adalah pemantauan yang harus
dilakukan oleh tenaga medis pada bayi prematur dengan BBLR saat bayi tersebut
telah pulang ke rumah dan melanjutkan penggunaan PMK ini di rumah.22,23
J. Metode Perawata Kangguru dianggap berhasil

 Suhu badan bayi stabil dan optimal yaitu 36,5ºC- 37,0ºC

 Ibu Mampu menyusu.

 Produksi Asi Ibu cukup.

 Kenaikan berat badan bayi stabi;

 Bayi tumbuh dan berkembang optimal

Penggunaan PMK dihentikan jika bayi sudah tidak membutuhkan lagi,


misalnya pada keadaan seperti berat badan ≥2500 gram, suhu stabil yaitu 37ºC,
dan bayi menyusui kuat seperti bayi besar dan sehat.Pasien dipulangkan bila
jumlah skor total dari penilaian skor pemulangan penderita >17.22,23
Tabel 1. Kriteria pemulangan22
Evaluasi Skor 0 Skor 1 Skor 2 Skor 3
Dukungan Tidak Terkadang Dukungan
sosial ekonomi membantu atau membantu atau yang baik
mendukung mendukung
Produksi ASI 0- 10 ml 10-20 ml 20-30ml Skor harus 2
(perah)
Posisi dan Selalu butuh Terkadang butuh Tidak butuh Tidak untuk
rangkulan bayi bantuan bantuan bantuan susu formula
di dada

20
Kemampuan Singkat Sedang Sangat baik
bayi menyusui
Kepercayaan Selalu butuh Terkadang butuh Tidak butuh
dalam bantuan bantuan bantuan
menangani bayi
termasuk
menyusu
memandikan,
ganti popok
Tambahan berat 0-10 gram 10-20 gram 20-30 gram Skor harus
badan bayi 1atau 2
perhari
Kepercayaan Tidak percaya Sedikit percaya Sangat
memberi diri diri percaya diri
vitamin dan zat
besi
Pengetahuan Tidak tahu Cukup tahu Sangat tahu
PMK
Penerimaan Tidak Terima/terapkan
Terima / Menerapkan
danpenerapan menerima sebagian terapkan tanpa disuruh
PMK /menerapkan sebagian
Kepercayaan Tidak pasti Cukup percaya Sangat
dalam merawat atau tidak dan mampu percaya diri
bayi di rumah mampu

Pemberian ASI pada bayi prematur sakit

Bayi lahir prematur seringkali disertai masalah kesehatan. Bayi prematur


sakit berat mungkin belum dapat minum (nutrisi enteral) sehingga perlu diberikan
nutrisi melalui infus (nutrisi parenteral). Bayi yang lahir dengan berat lahir di
bawah 1250 gram dengan permasalahan medis, mungkin perlu mendapat
pemberian nutrisi parenteral selama 24 sampai 48 jam pertama, kemudian
diberikan trophic feeding 10 mL/kgBB/24 jam. Jika bayi sudah dapat menoleransi
pemberian minum, maka jumlah minum dapat dinaikkan sambil menurunkan
pemberian nutrisi parenteral.20
Dilaporkan bahwa terdapat gangguan struktur dan fungsi gastrointestinal,
vili usus yang memendek, hilangnya DNA mukosa saluran cerna, kandungan
protein dan aktivitas enzim berkurang, meskipun status anabolisme dipertahankan
dengan pemberian nutrisi parenteral. Pada model tikus, atrofi gastrointestinal

21
terjadi setelah 3 hari tanpa asupan enteral, dan perbaikan terjadi setelah mulai
dilakukan pemberian nutrisi enteral. Pemberian trophic feeding (minimal enteral
feeding, gastrointestinal priming, early hypocaloric feeding), merupakan suatu
konsep yang diperkenalkan, untuk menghindari efek puasa. Prinsip trophic
feeding yaitu untuk menstimulasi perkembangan saluran cerna/gastrointestinal,
tanpa memperberat derajat penyakit. Trophic feeding diberikan dengan jumlah 10-
20 mL/kg/hari.20
Karena bayi prematur seringkali tidak dapat melakukan koordinasi antara
gerakan menghisap, menelan, dan bernafas, maka perlu digunakan selang
orogastrik. Metode yang sering digunakan yaitu infus susu kontinu dan intermiten
(bolus) yang diberikan setiap 3 jam. Penelitian terkini memberikan hasil bahwa
pemberian nutrisi secara bolus, memperbaiki konsentrasi hormon-hormon terkait
dengan keadaan puasa-minum, sehingga memperbaiki perkembangan saluran
cerna, serta didapatkan toleransi minum dan pertumbuhan yang lebih baik pada
bayi yang mendapatkan nutrisi enteral secara bolus. Oleh karena itu, pemberian
minum secara bolus lebih menguntungkan daripada pemberian minum kontinu
pada bayi prematur dengan saluran cerna yang relatif lebih sehat.21
Data penelitian terbaru juga menyokong pemberian minum lebih awal (GI
early priming), yang ternyata tidak menambah komplikasi perawatan bayi baru
lahir di ruang intensif. Masih diperlukan penelitian lanjutan, dalam hal
penambahan volume early feeding, agar pemberian terapi nutrisi parenteral dapat
dikurangi. Pemberian nutrisi enteral lebih memiliki keuntungan dibandingkan
nutrisi parenteral, di antaranya yaitu mempertahankan integritas mukosa saluran
cerna dan menurunkan kejadian sepsis akibat translokasi bakteri.21
Dari beberapa penelitian didapatkan bahwa toleransi terhadap susu, fungsi
hati, penyakit metabolik tulang, lama hari perawatan, dan penambahan berat bayi
mengalami perbaikan setelah dilakukan pola trophic feeding. Infeksi Rumah Sakit
(IRS) juga berkurang, mungkin disebabkan perbaikan barrier mukosa
gastrointestinal, atau disebabkan perubahan yang melibatkan flora enterik yang
menguntungkan. Penggunaan ASI memberikan efek yang paling nyata, karena
berhubungan dengan menurunnya morbiditas.22

22
Rekomendasi pemberian minum pada bayi lahir dengan usia kehamilan
kurang dari 37 minggu harus berdasarkan pada berat lahir dan tahap
perkembangan, yang ditingkatkan sesuai dengan usia koreksi. Berdasarkan usia
koreksi, Peningkatan pemberian minum pada kebanyakan bayi prematur hampir
menyamai bayi cukup bulan.22

Menilai kecukupan pemberian ASI bayi prematur


Uji pengukuran berat (weighing test) sering digunakan untuk
memperkirakan asupan susu bayi yang mendapat ASI. Pada hari yang sama
sampel susu dikumpulkan, bayi ditimbang sebelum dan sesudah mendapatkan
ASI, tanpa menggunakan pakaian.23
Peningkatan berat sesudah bayi mendapatkan ASI (gram) dihitung sebagai
jumlah asupan ASI (gram). Pengukuran berat tersebut dikonversi ke dalam ukuran
volume, dengan mengalikan dengan faktor berat jenis, yaitu 1,031. Berat bayi
diharapkan meningkat sekitar 20-40 g/hari, jika peningkatan di atas 40 g/hari
perlu dipertimbangkan kemungkinan pemberian nutrisi yang berlebihan, atau
disebabkan retensi cairan.23

23
BAB III

PENUTUP

Angka kematian neonatus di Indonesia masih cukup tinggi dimana penyebab


terbanyak dari angka kematian ini adalah kelahiran prematur (28%), infeksi yang
berat (26%) dan asfiksia (23%). Kelahiran preterm dan BBLR bertanggung jawab
atas duapertiga kematian bayi. Bayi yang lahir sebelum aterm tidak memiliki
pertumbuhan dan perkembangan yang dibutuhkan untuk penyesuaian sederhana
terhadap kehidupan ekstrauterin dan prospek bayi untuk memiliki kelangsungan
hidup atau kesehatan yang baik bisa sangat terancam. Bayi prematur beresiko
karena sistem-sistem organnya tidak matur dan cadangannya kurang.4,5
Sekitar 85-90% neonatus, transisi dari kehiduan fetal masuk dalam neonatal
merupakan sebuah waktu dengan perubahan fisiologi yang sangat cepat. Berbagai
kerja transisi tercapai dalam 4 hingga 6 jam pasca persalinan oleh sebab itu
memerlukan proses adaptasi. Proses adaptasi ini diperlukan karena bayi yang baru
lahir perlu adaptasi dengan lingkungan barunya setelah 9 bulan berada didalam
kandungan. Rahim merupakan tempat yang hangat, nyaman dan aman bagi janin
karena kebutuhannya untuk hidup dan berkembang (oksigen dan makanan) bisa
terpenuhi melalui placenta ibunya. Ketika bayi lahir ia mulai beradaptasi dengan
temperature udara yang berbeda dengan kondisi di rahim ibu dan bernafas sendiri
dengan paru-parunya.5
Salah satu metode yang terkenal dapat menyokong adaptasi ini ialah kontak
kulit ke kulit (skin-to skin contact) atau Perawatan Metode Kangguru sebagai
fasilitasi regulasi neurobehavioural pasca persalinan pada bayi cukup bulan
maupun prematur.10,12
Perawatan kanguru digunakan sebagai alternatif dari adanya perawatan
inkubator yang tidak adekuat hal ternyata dapat meningkatkan organisasi status
bayi, regulasi thermal, respirasi dan saturasi oksigen, menekan apnea dan
bradikardia,meningkatkan produksi susu ibu, mempercepat peningkatan berat
badan dan memperpendek lama rawat inap. PMK juga terkenal mampu

24
meningkatkan regulasi status, status neurobehavioural dan maturasi otonom pada
bayi prematur untuk kepentingan bertahan hidup.15
Dengan aplikasi metode PMK secara sedini mungkin ini diharapkan angka
morbiditas dan mortalitas bayi terutama BBLR dapat lebih ditekan dan kualitas
hidup mereka dapat lebih ditingkatkan.20,23

25

Anda mungkin juga menyukai