Makalah Komunitas Insyaallah
Makalah Komunitas Insyaallah
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. KB suntik
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan
dengan melalui suntikan hormonal. Penggunaan suntik terbagi menjadi beberapa
yaitu :
a. KB suntik 1 bulan (kombinasi)
KB suntik 1 bulan ialah 25 mg depo medroksiprogestreon asetat dan 5 mg
esestradiol sipionat yang diberikan injeksi intramuscular (IM) sebulan sekali
(Cyclofem).10
b. KB suntikan 3 bulan.
Depo-provera ialah 6-alfa-metroksiprogesteron yang digunakan untuk tujuan
kontrasepsi parenteral, mempunyai efek progesterone yang kuat dan sangat
efektif. Obat ini termasuk obat depot. Noristerat termasuk dalam golongan
kontrasepsi ini. Mekanisme kerja kontrasepsi ini sama seperti kontrasepsi
hormonal lainnya. Depo-provera sangat cocok untuk program postpartum oleh
karena tidak mengganggu laktasi.10
3. KB pil11
Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil diperuntukkan bagi
wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah kehamilan sementara
yang paling efektif bila diminum secara teratur. Jika seorang ibu ingin menyusui,
maka hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak
atau selama masih menyusui dan disarankan menggunakan cara pencegah
kehamilan yang lain.11
Jenis-jenis kontrasepsi Pil
a. Pil gabungan atau kombinasi
Tiap pil mengandung dua hormon sintetis, yaitu hormon estrogen dan
progestin.
b. Pil khusus progestin (pil mini)
Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki sifat
pencegah kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa dari leher rahim
(merubah sekresi pada leher rahim) sehingga mempersulit pengangkutan sperma.
Selain itu, juga mengubah lingkungan endometrium sehingga menghambat
perlekatan telur yang telah dibuahi.
4. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum wanita merupakan
alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap
hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi
isi, kelancaran ataupun kadar air susu ibu (ASI). Namun, ada wanita yang ternyata
belum dapat menggunakan sarana kontrasepsi ini. Karena itu, setiap calon
pemakai AKDR perlu memperoleh informasi yang lengkap tentang seluk-beluk
alat kontrasepsi ini.11,12
5. Kontrasepsi implan
Implan atau susuk adalah alat kontrasepsi bawah kulit yang dipasang pada
lengan atas. Alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah
dalam. Konsep kerja implan menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi
migrasi sperma. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun atau 3 tahun.11,12
6. Kontrasepsi tubektomi (sterilisasi pada wanita)
Tubektomi adalah setiap tindakan bedah pada kedua saluran telur wanita yang
mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi. Sterilisasi
bisa dilakukan juga pada pria, yaitu vasektomi. Dengan demikian, jika salah satu
pasangan telah mengalami sterilisasi, maka tidak diperlukan lagi alat-alat
kontrasepsi yang konvensional. Cara kontrasepsi ini baik sekali, karena
kemungkinan untuk menjadi hamil kecil sekali.11,12
7. Kontrasepsi vasektomi
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi
pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia alur transportasi sperma
terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi.11,12
2.2 Tim KB Keliling (TKBK)
2.2.1 Definisi
Program Tim KB Keliling (TKBK) merupakan sebuah program dimana Dinas
Pengendalian Penduduk (PP) & KB yang bekerjasama dengan Dinas Kesehatan
melalui PLKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana) untuk memberikan
pelayanan KB berupa pembagian serta pemasangan alat kontrasepsi secara gratis
kepada aseptor di setiap desa atau kecamatan.12 Kegiatan ini melibatkan sejumlah
ahli medis untuk melakukan pemasangan atau pelepasan alat kontrasepsi kepada
para aseptor yaitu peserta KB yang menggunakan salah satu alat atau obat
kontrasepsi, khususnya kepada PUS.13,14
Kegiatan yang ada di dalam program ini tidak hanya memberikan pelayanan
atas alat kontrasepsi gratis saja, namun ada beberapa kegiatan lain yang juga
termasuk didalam pelayanan KB dinamis ini, yaitu sebagai berikut:13,14
A. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya kejadian efek
samping, komplikasi dan kegagalan pada aseptor KB. Jika ditemukan maka segera
ditindaklanjuti sesuai dengan petunjuk yang telah ditetapkan. Dalam wawancara
pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi, petugas lapangan mengajukan beberapa
pertanyaan yang berkaitan dengan penggunaan kontrasepsi kepada klien. Jika
aseptor tidak memberika jawaban yang benar, petugas berkewajiban memberikan
pengetahuan kepada klien.
B. Pengamatan
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya efek
samping, komplikasi dan kegagalan pada penggunaan semua jenis kntrasepsi.
C. Konseling
Konseling dianggap perlu dalam memberikan informasi untuk meningkatkan
kepatuhan terhadap terhadap penggunaan alat dan obat kontrasepsi, bagaimana
mengenali timbulnya efek samping, komplikasi dan kegagalan penggunaan
kontrasepsi serta cara penanggulangannya.
BAB III
Optimalisasi Program LAMBE KELING (Layanan KB Keliling)
Di Puskesmas Ukui Kabupaten Pelalawan
e. Observasi Lapangan
Kurangnya media informasi mengenai
sosialisasi metode KB di wilayah kerja
Puskesmas Ukui
2. Solusi
o Nilai 1 : tidak mudah
o Nilai 2 : mudah
o Nilai 3 : sangat mudah
3. Kemampuan mengubah
o Nilai 1 : tidak mudah
o Nilai 2 : mudah
o Nilai 3 : sangat mudah
4. Biaya
o Nilai 1 : tinggi
o Nilai 2 : sedang
o Nilai 3 : rendah
Method
Kurang efektinya Wawancara dengan pemegang
pelaksanaan program program:
Lambe Keling Kegiatan lambe keling
dilakukan di rumah
Bidan Desa atau rumah
warga yang disepakati
Masalah Penyebab Timbulnya Evidence Based
Masalah
bersama.
Kegiatan lambe keling
hanya dilakukan
berdasarkan permintaan
peserta KB yang ingin
memasang Kb.
Kegiatan Lambe Keling
hanya akan dilaksanakan
jika terdapat minimal 5
WUS yang ingin
memasang KB.
Penyebab Timbulnya
Masalah Evidenced Based
Masalah
Belum optimalnya Wawancara dengan pemegang
kerjasama antara program :
Puskesmas dan PPKBD Sosialisasi mengenai KB
(Petugas Pembina dan program lambe keling
hanya dilakukan
Keluarga Berencana
berdasarkan permintaan
Desa) dalam program dari peserta KB yang ingin
Layanan KB Keliling memasang KB tanpa
(Lambe Keling). melibatkan keseluruhan
WUS.
Market
Kurangnya pengetahuan Wawancara dengan Kepala
masyarakat tentang Puskesmas, pemegang program
layanan KB keliling dan Bidan Desa:
(lambe keling), KB, dan Keterbatasan WUS untuk
keberadaan kader mengkases layanan KB di
PPKBD (Petugas puskesmas.
Masalah Penyebab Timbulnya Evidence Based
Masalah
Pembina Keluarga Sosialisasi KB yang
Berencana Desa) di dilakukan berdasarkan
wilayah kerja Puskesmas permintaan peserta KB
Ukui. tanpa melibatkan
keseluruhan WUS.
Masyarakat yang masih
khawatir dengan
pemasangan KB terutama
IUD dan implan.
Penyebab Timbulnya
Masalah Evidenced Based
Masalah
Material
Keterbatasan alat dalam Observasi di wilayah kerja
pemasangan KB metode puskesmas Ukui:
IUD dan media Belum adanya tempat tidur
informasi mengenai ginekologi yang digunakan
program layanan KB untuk pemasangan IUD saat
Keliling (lambe keling) kegiatan lambe keling.
di wilayah kerja Kurangnya media informasi
Puskesmas Ukui. untuk sosialisasi seperti
spanduk, leaflet, poster,
flipchart dan powerpoint di
wilayah kerja Puskesmas
Ukui.
3.2.4 Analisis Fishbone Ishikawa
Di bawah ini dapat dilihat hubungan antara keempat faktor tersebut dengan menggunakan Analisis Fishbone Ishikawa.
Market Man
Masalah Penyebab Alternatif Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Kriteria Instrumen
Masalah Pemecahan Kegiatan Keberhasilan Pengukuran
Kriteria
Masalah
Keberhasilan
Belum Man:
optimalnya Belum Merekomendasikan Diharapkan Kepala Puskesmas Dokter 4-6 Jangka Pendek: Dokumentasi
program optimalnya adanya sosialisasi dengan Puskesmas Ukui Muda Februari Diterimanya surat Surat
layanan KB keterlibatan aktif tanpa adanya COME FK 2019 rekomen-dasi Rekomendasi
Keliling puskesmas menunggu rekomendasi UNRI oleh Kepala
(lambe keling) dalam layanan permintaan peserta dapat Puskesmas utuk
di wilayah KB Keliling KB dengan dilakukannya mengadakan
kerja (Lambe Keling) mengadakan jadwal kegiatan jadwal rutin
Puskesmas di wilayah kerja rutin sosialisasi sosialisasi sosialisasi kepada
Ukui, Puskesmas Ukui. mengenai kegiatan aktif kepada masyarakat.
Kabupaten lambe keling masyarakat
Pelalawan dari tenaga Jangka panjang:
medis secara Meningkatnya
langsung. pengetahuan dan
ikut serta
masyarakat dalam
pelaksanaan
Lambe keling
Instrumen
Alternatif
Penyebab Pelaksana Kriteria Pengukuran
Masalah Pemecahan Tujuan Sasaran Tempat Waktu
Masalah Kegiatan Keberhasilan Kriteria
Masalah
Keberhasilan
Method
Belum efektifnya Merekomendasikan Mengefektif- Kepala Puskesmas Dokter 4-6 Jangka pendek: Dokumentasi
pelaksanaan kepada pihak kan dan Puskesmas Ukui Muda FK Februari Diterimanya surat Surat
Lambe Keling di Puskesmas Ukui meminimali- UNRI 2019 rekomendasi oleh
wilayah kerja untuk menjalankan sir biaya, pihak Puskesmas Rekomendasi
Puskesmas Ukui. program lambe waktu, Ukui untuk
keling bersamaan sumber daya dilakukannya
dengan program manusia program lambe
puskesmas keliling (SDM) keling bersamaan
dalam dengan
menjangkau Puskesmas
seluruh desa Keliling.
di wilayah
kerja Jangka panjang:
Puskesmas Cakupan
Ukui. pemasangan K b
pada masyarakat
mengalami
peningkatan dan
mencapai target
keberhasilan
dalam wilayah
kerja Puskesmas
Ukui
Instrumen
Alternatif
Penyebab Pelaksana Kriteria Pengukuran
Masalah Pemecahan Tujuan Sasaran Tempat Waktu
Masalah Kegiatan Keberhasilan Kriteria
Masalah
Keberhasilan
Belum Merekomendasikan Memfokus- Pemegang Puskesmas Dokter 4-6 Jangka pendek: Dokumentasi
optimalnya adanya pembagian kan masing- Program Ukui Muda FK Februari Diterimanya surat Surat
kerjasama antara kerja secara tertulis masing pihak UNRI 2019 rekomendasi Rekomendasi
Puskesmas dan anatara pihak dalam upaya adanya
PPKBD (Petugas Puskesmas dengan pelayanan pembagian kerja
Pembina PPKBD perihal maksimal secara tertulis
Keluarga peningkatan dan program antara
Berencana Desa) kepatuhan kegiatan puskesmas dan
dalam program masyarakat dalam lambe keling. PPKBD.
Layanan Kb penggunaan
Keliling (Lambe kontrasepsi secara Jangka
Keling). benar. panjang:
Peningkatan
kerjasama antara
puskesmas dan
PPKBD dalam
peningkatan
pelayanan
kontrasepsi secara
benar
Instrumen
Alternatif
Penyebab Pelaksana Kriteria Pengukuran
Masalah Pemecahan Tujuan Sasaran Tempat Waktu
Masalah Kegiatan Keberhasilan Kriteria
Masalah
Keberhasilan
Memberikan Membantu Pemegang Puskesmas Dokter 4-6 Jangka pendek: Dokumentasi
pelatihan pihak program Ukui Muda FK Februari Diterimanya Flipbook
penggunaan puskesmas dan kader UNRI 2019 flipbook program
flipbook kepada dan kader PPKBD layanan KB
Puskesmas dan PPKBD Keliling (Lambe
Kader PPKBD dalam Keling) oleh
sosialisasi pihak Puskesmas
aktif kepada dan PPKBD
masyarakat dalam wilayah
kerja Puskesmas
Ukui.
Jangka panjang
Meningkatnya
WUS yang ingin
memasang Kb
dan menjangkau
keseluruhan WUS
dalam wilayah
kerja Puskesmas
Ukui serta
menurunkan
angka
multipatitas.
Instrumen
Alternatif
Penyebab Pelaksana Kriteria Pengukuran
Masalah Pemecahan Tujuan Sasaran Tempat Waktu
Masalah Kegiatan Keberhasilan Kriteria
Masalah
Keberhasilan
Market
Kurangnya Melakukan Meningkat- Masyarakat Pusat Dokter 14 Jangka pendek: 1.Dokumentasi
pengetahuan sosialisasi kan kecamatan Kesehatan Muda FK Februari Terlaksananya 2.Observasi
masyarakat mengenai program pengetahuan Ukui Desa Air UNRI 2019 penyuluhan Lapangan
tentang program lambe keling, KB masyarakat Emas, kepada 3.Lembar
lambe keling, dan keberadaan tentang Kecamatan masyarakat kuesioner (pre
KB, dan kader PPKBD di program Ukui mengenai dan post)
keberadaan kader wilayah Puskesmas lambe keling, program layanan
PPKBD dan Ukui. KB, dan kb, lambe keling,
PLKB keberadaan dan keberadaan
Kecamatan Ukui kader kader PPKBD dan
di wilayah kerja PPKBD di PLKB
Puskesmas Ukui. wilayah kerja Jangka panjang:
Puskesmas Meningkatnya
Ukui pengetahuan
masyarakat
mengenai
program lambe
keling, KB, dan
keberadaan kader
PPKBD dan
PLBD
Instrumen
Alternatif
Penyebab Pelaksana Kriteria Pengukuran
Masalah Pemecahan Tujuan Sasaran Tempat Waktu
Masalah Kegiatan Keberhasilan Kriteria
Masalah
Keberhasilan
Material Menyarankan pihak Mempermu- Puskesmas Puskesmas Dokter 4-6 Jangka Pendek: - Dokumentasi
Keterbatasan alat puskesmas untuk dah Ukui Ukui Muda Februari Diterimanya surat - Surat
dalam menyediakan pemasangan FK UNRI 2019 rekomendasi Rekomendasi
pemasangan KB penyangga kaki KB metode mengenai
metode IU ginekologi IUD dalam pengadaan
program penyangga kaki
lambe keling tempat tidur
di wilayah ginekologi.
kerja Jangka panjang:
Puskesmas Peningkatan
Ukui. penggunaan
metode IUD di
Puskesmas Ukui
3.3 Do
Seluruh alternatif pemecahan masalah dapat terlaksana sesuai Plan of
action (PoA). Pelaksanaan kegiatan optimalisasi sosialisasi kepada masyarakat
mengenai KB di wilayah kerja Puskesmas Ukui Kabupaten Pelalawan dapat
dilihat pada tabel 3.6 berikut:
Tabel 3.6 Do kegiatan optimalisasi sosialisasi kepada masyarakat mengenai
KB di wilayah kerja Puskesmas Ukui Kabupaten Pelalawan
3.4 Check
Setelah kegiatan intervensi (Do) dilakukan, selanjutnya melihat
bagaimana keadaan sesudah intervensi. Hal tersebut akan dijelaskan pada tabel
3.7
Jangka panjang :
Belum dapat dinilai
keberhasilannya.
Jangka panjang
Adanya peningkatan
pengetahuan mengenai
KB dan lambe keling dari
hasil nilai rata-rata pretest
80% menjadi 95%
3.5. Action
Alternatif pemecahan masalah pada makalah ini berupa penyuluhan
mengenai KB dan program lambe keling dapat dijadikan standarisasi dalam
kegiatan optimalisasi peningkatan getahuan masyarakat dalam program lambe
keling di wilayah kerja Puskesmas Ukui. Alternatif pemecahan masalah berupa
rekomendasi adanya jadwal rutin sosialisasi yang diselenggarakan oleh
puskesmas, menjalankan program lambe keling bersamaan dengan program
puskesmas keliling, merekomendasikan adanya pembagian kerja secara tertulis
antara pihak Puskesmas dengan PPKBD perihal peningkatan dan kepatuhan
masyarakat dalam penggunaan kontrasepsi secara benar dan rekomendasi pihak
puskesmas untuk menyediakan penyangga kaki tempat tidur ginekologi serta
memberikan media informasi seperti poster, leaflet serta flipbook tentang KB dan
program lambe keling kepada pihak Puskesmas Ukui belum dapat dinilai
keberhasilannya karena memerlukan waktu untuk dievaluasi lebih lanjut.
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Simpulan dari kegiatan yang sudah dilakukan di Puskemas Ukui adalah
sebagai berikut:
a. Identifikasi permasalahan pada program inovasi di Puskesmas Ukui berupa
program layanan metode KB keliling atau Lambe Keling di wilayah kerja
Puskesmas Ukui.
b. Prioritas masalah yang didapatkan ialah belum optimalnya program KB
Keliling (lambe keling) di wilayah kerja Puskesmas Ukui.
c. Penyebab masalah belum optimalnya mengenai program layanan KB
keliling (Lambe Keling) di wilayah kerja Puskesmas Ukui Kabupaten
Pelalawan adalah belum efektifnya pelaksanaan program Lambe Keling,
belum optimalnya kinerja dari PPKBD (Petugas Pembina Layanan Keluarga
Berencana Desa) dalam sosialisasi layanan KB Keliling, kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang layanan KB keliling (lambe keling) di
wilayah kerja Puskesmas Ukui, kurangnya pengetahuan tentang keberadaan
kader PPKBD di wilayah kerja Puskesmas Ukui, keterbatasan alat dalam
pemasangan KB metode IUD dan media informasi mengenai program
layanan KB Keliling (lambe keling) di wilayah kerja Puskesmas Ukui.
d. Beberapa alternatif pemecahan masalah yaitu menyarankan kepada pihak
puskesmas Ukui untuk menjalankan program lambe keling bersamaan
dengan program puskesmas keliling, menyarankan kepada pihak PPKBD
untuk sosialisasi secara aktif mengenai KB kepada masyarakat melalui
pembuatan jadwal rutin, memberikan pelatihan mengenai penggunaan
flipbook kepada PKKBD secara aktif di masyarakat, melakukan sosialisasi
mengenai KB dan program lambe keling, melakukan pengenalan kader
PPKBD dan PLKB kepada masyarakat wilayah kerja Puskesmas Ukui,
menyarankan pihak puskesmas untuk menyediakan penyangga kaki tempat
tidur ginekologi dan menyediakan media informasi berupa powerpoint,
spanduk, leaflet, poster dan flipbook tentang KB.
e. Terlaksananya kegiatan sosialisasi optimalisasi program lambe keling
kepada Wanita Usia Subur (WUS) dan kader Petugas Pembina Keluarga
Berencana Desa (PPKBD) dan Pembina Lapangan Keluarga Berencana
(PLKB) Kecamatan Ukui di desa Air Emas, Kecamatan Ukui wilayah kerja
Puskesmas Ukui pada tanggal 14 Februari 2019.
f. Dari evaluasi yang dilakukan dengan cara pengisian kuesioner sebelum dan
sesudah penyuluhan didapatkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan
masyarakat setelah mengikuti penyuluhan.
g. Berdasarkan evaluasi setelah penyuluhan didapatkan dampak positif dari
kegiatan sosialisasi optimalisasi program layanan KB Keliling (Lambe
Keling) dalam jangka pendek, sehingga perlu pemantauan lebih lanjut oleh
pihak puskesmas dalam jangka panjang.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan tentang optimalisasi program lambe
keling di wilayah kerja Puskesmas Ukui adalah:
1. Kepada Kepala Puskesmas Ukui, agar mengoptimalkan program lambe
keling dengan melakukan program lambe keling bersamaan dengan
program puskesmas keliling dan menyediakan penyangga kaki tempat tidur
ginekologi serta melakukan sosialisi yang khusus mengenai MKJP.
2. Kepada Kader PPKBD dan PLKB Kecamatan Ukui di wilayah kerja
Puskesmas Ukui agar dapat meningkatkan sosialisasi aktif mengenai KB
kepada masyarakat dengan adanya pembuatan jadwal rutin dan melakukan
sosialisasi aktif menggunakan media informasi berupa flipbook.
3. Kepada Dokter Muda Kepaniteraan Klinik COME berikutnya untuk
memfollow up alternatif pemecahan masalah yang telah diberikan untuk
meningkatkan optimalisasi program lambe keling di wilayah kerja
Puskesmas Ukui.
DAFTAR PUSTAKA
13. Murtiningsih S. Materi KIE Keluarga Berencana Bagi Penyluh KB, Jakarta:
Direktorat Advokasi dan KIE BKKBN. 2007.hal 100-11.