Anda di halaman 1dari 19

3.

2 ASKEP

SKENARIO KASUS

Sdr. JK (19 tahun) datang ke IGD Rumah Sakit karena kecelakaan lalu lintas, pasien
mengeluh nyeri dibagian kakinya, pusing, pasien berteriak teriak karena menahan rasa sakit.
Dari pemeriksaan didapatkan tampak jejas dikaki, dan lacerasi dibagian punggung, siku dan
paha kirinya. Bengkak dikaki kanan, tulang terlihat keluar, perdarahan mengalir dari lukanya.
Riwayat penyakit : tidak mempunyai alergi, penyakit keturunan. Hasil pemeriksaan lab. Hb: 8
mg%, Al 15.000 md/dl. VS : TD : 90/70 mmHg, S : 37 C, RR : 18x/menit, N : 80x/menit.
Hasil RO fraktur cruris complet 1/3 distal dextra terbuka. Di IGD pasien mendapatkan
heating situasi, pasien terpasang bidai, terpasang infuse RL, dan mendapatkan injeksi
ketorolak 30 mg, Injeksi Ceftriaxon 1 mg, dan injeksi ATS.

A. PENGKAJIAN
Tanggal Masuk : 09 Oktober 2017 Jam : 08.00 WIB
Tanggal Pengkajian : 09 Oktober 2017 Jam : 09.00 WIB
Ruangan : IGD
Pengkaji : Perawat

A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas Pasien
Nama : Sdr. JK
Umur : 19 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Kebumen
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. K
Jenis Kelamin : Laki laki
Umur : 40 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pedagang

21
Hub. Dengan Klien : Ayah pasien

3. Keluhan Utama (yang paling dirasakan)


Pasien mengeluh nyeri dibagian kakinya, pusing, pasien berteriak teriak karena
menahan sakit.
4. Riwayat Kesehatan
a. Kesehatan saat ini
Sdr. JK (19 tahun) datang ke IGD Rumah Sakit karena kecelakaan lalu lintas,
pasien mengeluh nyeri dibagian kakinya, pusing, pasien berteriak teriak karena
menahan rasa sakit. Dari pemeriksaan didapatkan tampak jejas dikaki, dan
lacerasi dibagian punggung, siku dan paha kirinya. Bengkak dikaki kanan,
tulang terlihat keluar, perdarahan mengalir dari lukanya.

b. Kesehatan dahulu
Pasien mengatakan belum pernah dibawa ke Rumah Sakit karena sakit tertentu.
c. Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak mempunyai riwayat penyakit
keturunan dan menular
5. Pola Pemenuhan Kebutuhan dasar ( Virginia Henderson)
1. Pola Oksigenasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan pada saat sebelum sakit pernafasan tidak
terganggu, dan tidak menggunakan alat bantu nafas.
Saat dikaji : Pasien mengatakan saat ini pun nafas tidak ada gangguan, RR :
18 x/menit.
2. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan makan 3 kali sehari di lengkapi dengan
sayur dan lauknya dan minum 6-7 gelas per hari.
Saat dikaji : Pasien mengatakan tidak nafsu makan, pasien makan 3 kali
sehari dengan sayur dan lauk yang disajikan rumah sakit tetapi
hanya setengah porsi dan minum 5-4 gelas per hari.
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat untuk BAB 1 kali sehari dengan
konsentrasi feses lembek, berwarna kuning dan BAK dapat 5-
6 kali per hari dengan warna urin jernih.
Saat dikaji : Pasien mengatakan BAB 1 kali sehari dengan konsentrasi
feses lembek, berwarna kuning dan BAK 3-4 kali per hari
dengan warna urin kekuningan.
4. Pola Aktivitas
Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat beraktivitas tanpa dibantu orang
lain.

22
Saat dikaji : Pasien mengatakan tidak dapat beraktivitas tanpa bantuan
orang lain karena nyeri pada bagian kakinya.
5. Pola Istirahat
Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak ada masalah ketika tidur, pasien
dapat tidur 7-8 jam/hari.
Saat dikaji :Pasien mengatakan ada perbedaan dalam istirahat karena
menahan nyeri dan tidak nyaman pasien tidur 4-5 jam/hari
6. Pola Berpakaian
Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa memilih baju yang disukai dan biasa
mengenakannya sendiri.
Saat dikaji : Pasien mengatakan dalam memilih pakaian dibantu oleh
keluarga dan di bantu saat mengenakannya
7. Menjaga Suhu Tubuh
Sebelum sakit :Pasien mengatakan bila cuaca panas menggunakan kaos
pendek dan tipis, dan menggunakan baju panjang dan tebal
atau jaket ketika dingin
Saat dikaji :Pasien mengatakan bila cuaca panas menggunakan kaos pendek
dan tipis, dan menggunakan baju panjang dan tebal atau jaket
ketika dingin
8. Personal Hygiene
Sebelum sakit : Pasien mengatakan mandi 2x sehari dan menggosok gigi 2x
sehari.
Saat dikaji : Pasien mengatakan hanya di seka oleh keluarga setiap pagi dan
sore
9. Pola Menghindar Dari Bahaya
Sebelum sakit : Pasien mengatakan senang berkumpul dan bertemu dengan
keluarga.
Saat dikaji : Pasien mengatakan kurang nyaman karena jarang berkumpul
dengan keluarga.

10. Pola Komunikasi


Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat berkomunikasi dengan lancar dengan
keluarga dan teman kerjanya.
Saat dikaji : Pasien mengatakan masih bisa berkomulikasi dengan lancar.
11. Pola Spiritual
Sebelum sakit : Pasien mengatakan agama islam, shalat 5 waktu dan mengaji
Saat dikaji : Pasien mengatakan shalat 5 waktu dengan duduk dan bersuci
dengan berwudu di bantu keluarganya.
12. Pola Rekreasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa berlibur dengan teman-teman dan
keluarga.

23
Saat dikaji : Pasien mengatakan hanya berbaring di RS.
13. Pola Bekerja
Sebelum sakit : Pasien mengatakan bahwa dia masih duduk di bangku SMA
dan belum bekerja.
Saat dikaji : Pasien mengatakan selama sakit tidak melakukan aktifitasnya
seperti biasa, pasien hanya istirahat di tempat tidur.
14. Pola Belajar
Sebelum sakit : Pasien mengatakan mendapatkan informasi dari sekolahnya
ataupun dari buku dan media elektronik lainnya.
Saat dikaji : Pasien mengatakan mendapatkan informasi dari dokter dan
perawat.

b. DATA OBYEKTIF
a. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum (KU) : baik ( compos mentis )
2. Suhu : 37ºC
3. Nadi : 80 x/menit
4. TD : 90/70 mmHg
5. RR : 18 x/menit

b. Pemeriksaan Fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi) Meliputi Fungsi


Bila Merupakan Panca Indra :
1. Kepala : Bentuk mesochepal atau normal, tidak ada lesi, tidak ada nyeri
tekan, rambut mulai beruban dan tidak rontok.
2. Mata : Kanan kiri simetris,fungsi penglihatan baik, konjungtiva
unanemis, sklera unikterik
3. Hidung : Bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada pembesaran polip,
fungsi penciuman normal.
4. Mulut : Bentuk simetris, keadaan mulut bersih, fungsi pengecapan baik,
kebersihan cukup, tidak ada caries dan stomatitis.
5. Telinga : Bentuk simetris, keadaan bersih, fungsi pendengaran baik, tidak
ada serumen
6. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, ada pembersaran vena
jugularis
7. Dada
a. Paru- paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris kanan dan kiri
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler
b. Jantung

24
Inspeksi : Tidak tampak ictus cordis
Palpasi : Ictus cordis teraba di IC ke 4 di midklavikula
Perkusi : Pekak
Aukultasi : regular s1- s2
c. Abdomen
Inspeksi : Simetris, tidak ada jejas
Aukultasi : Bising usus peristaltic 12 x/menit
Perkusi : Timpani
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
8. Genetalia : bersih, tidak ada luka, tidak terpasang DC
9. Ekstremitas
Atas kanan : Tidak terdapat edema, turgor kulit kering, kekuatan
otot 4
Atas kiri : Terdapat lacerasi , turgor kulit kering, kekuatan otot 4
Bawah kanan : Bengkak pada kaki kanan, tulang terlihat keluar,
perdarahan mengalir dari luka, terdapat jejas, kekuatan
otot 1, terpasang bidai.
Bawah kiri : Terdapat jejas pada kaki dan lacerasi dibagian paha
kirinya, kekuatan otot 3.
c. Pemeriksaan Penunjang
1. Lab Hb : 8 mg %
2. Al : 15.000 ml/dl

d.Terapi Yang Di Berikan


1. Terpasang infuse RL
2. Injeksi ketorolak 30 mg
3. Injeksi Ceftriaxon 1 mg
4. Injeksi ATS
5. Pasien terpasang bidaI

25
1. ANALISA DATA
No. Data Fokus Etologi Problem

1 Ds: Pasien mengeluh nyeri dibagian Agen Cedera Fisik Nyeri Akut
kakinya
P= nyeri bertambah saat kaki
digerakkan/disentuh
Q= seperti tertusuk-tusuk
R= kaki kanan
S= 8
T= terus menerus
Do: Pasien berteriak menahan sakit
Tampak jejas di kaki
Bengkak di kaki kanan, tulang
terlihat keluar
TD= 90/70 mmHg
RR= 18x/menit
S= 37oC
N= 80x/menit
2 Ds: Pasien mengatakan kaki kanannya Kerusakan Integritas Hambatan Mobilitas
tidak dapat digerakkan Struktur Tulang Fisik
Do: Hasil RO fraktur cruris complet
1/3 distal dextra terbuka
Tampak jejas dan bengkak pada
Kaki
Terpasang bidai

26
3 Ds: - Risiko Infeksi
Do: Bengkak di kaki kanan
Tulang terlihat keluar
Al 15.000 ml/dl
Injeksi ATS
Hasil RO fraktur cruris complet
1/3 distal dextra terbuka

2. INTERVENSI
N NOD NOC NIC
D DXD DIAGNOSA

1 nyeri akut b.d Setelah dilakukan 14 1400 Manajemen nyeri :


Agen cidera tindakan selama 2x24 1. Kaji nyeri secara komperhensif, meliputi
fisik jam diharapkan lokasi, karakteristik, dan awitan, durasi,
masalah nyeri akut frekuensi, kualitas, intensitas/ beratnya
dapat diatasi dengan : nyeri, dan faktor prepitasi.
Ti ngkat nyeri (2102) : 2. Berikan analgetik sesuai anjuran.
3. Ajarkan dan lakukan teknik
Indikator A T
Nyeri yang
2 4 nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri
dilaporkan (seperti distraksi relaksasi dan teknik
Panjang2 4
nafas dalam)
episode 4. Lakukan terapi nyeri pada pasien.
nyeri 5. Monitor kenyamanan klien terhadap
Mengerangdan
2 4 manajemen nyeri.
menangis Pemberian Analgetik :
Ekspresi
2 4
1. Tentukan lokasi nyeri, karakteristik,
wajah nyeri
kualitas, dan keparahan sebelum
Keterangan :
1 : 1. Berat pengobatan.
2 : 2. Cukup berat 2. Berikan obat dengan prinsip 5 benar.
3 : 3. Sedang 3. Cek riwayat alergi obat.
4: 4. Ringan 4. Pilih analgetik secara tepat atau kombinasi
5: 5. Tidak ada
lebih dari satu analgetik jika telah
diresepkan.

27
22 2210

2 2 Hambatan Setelah dilakukan 1 800 Bantuan perawatan diri :


mobilitas tindakan selama 2x24 1. Berikan lingkungan yang terapeutik
fisik b.d jam diharapkan dengan memastikan lingkungan yang
kerusakan masalah hambatan hangat,santai,tertutup dan berdasarkan
integritas mobilitas fisik dapat pengalam individu
2. Berikan bantuan sampai pasien mampu
struktur diatasi dengan :
Pergerakan (0208): melakukan perawatan diri mandiri
tulang
3. Lakukan pengulangan yang konsisten
In Indikator A T
Keseimba 2 4 terhadap rutinitas kesehatan yang di
ngan maksudkan untuk membangun
Cara 2 4 (perawatandiri)
berjal 4. Dorong kemandirian pasien , bantu
an ketikapasietakmampumelakukannya
Gerakan 2 4 5. Ajarkan keluarga untuk mendukung
otot kemandirian dengan membantuhanya
Gerakan 2 4 ketika pasien tak mampu melakukan
sendi (perawatandiri).
K Keterangan :
1 : 1: sangat terganggu
2 : 2: banyak terganggu P Mengaturan posisi :
3 : 3: cukup terganggu 1. Bantu klien menggerakan bagian cedera
4 : 4: sedikit terganggu
5 : 5.:tidak terganggu dengan tetap memberikan sokongan yang
adekuat
2. Tinggikan bagian yang cidera dan
disokong dengan bantal
3. Nyeri di control dengan bidai dan berikan
obat anti nyeri sebelum di gerakkan
4. Ajarkan klien menggunakan alat bantu
gerak( seperti: tongkat,walker, kursiroda)
dan anjurkan klien untuk latihan.

0 840

28
3 R Resiko infeksi Setelah dilakukan 3 660 Perawatan luka :
tindakan selama 2x24 1. Lakukan personal hygiene sebelum dan
jam diharapkan masalah sesudah melakukan tindakan
2. Monitor suhu secara rutin
resiko infeksi dapat
3. Lakukan perawatan luka secara teratur.
diatasi dengan : 4. Berikan balutan sesuai dengan jenis luka
Penyembuhan luka 5. Posisikan untuk menghindari
sekunder menempatkan ketegangan pada lka
In Indikator A A T dengan tepat
G Granulasi 2 4 6. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam
Peradaa 2 4 memberikan diit dengan tepat
n luka 7. Kolaborasi dengan tim medis dalam
Drainas 2 4 memberikan antibiotik.
e
purulen
Erythe 2 4
ma
dikulit
sekitarn
ya
K Keterangan :
1 : 1: tidak ada
2 : 2: terbatas
3 : 3: sedang
4 : 4: besar
5 : 5:sangat besar

3. MPLEMENTASI

Hari/Tgl Nomer Dx Implementasi Respon Paraf


Senin/ 09 1 Melakukan pengkajian S:

29
Oktober nyeri komperhensif P: Pasien mengatakan nyeri akibat
2017 meliputi PQRST kecelakanan yanag dialamai
09.00 dan nyeri bertambah saat
digerakan atau disentuh
Q: Pasien mengatkan nyeri seperti
tertusuk tusuk benda tajam
R: Pasien nyeri dikaki sebelah
kanan
S: Pasien mengtakan nyeri
dengan skala 8
T: Pasien mengatakan nyeri secara
terus menerus
O:
Terdapat jejas dan tulang
terlihat keluar dikaki kanan
TD: 90/70 mmHg
RR: 18 x/menit
Senin/ 09 3 Memberikan obat ATS S:-
Oktober 10.000 IU O: diberikan injeksi IM obat
2017 ATS 10.000 IU
09.00
Senin/ 09 1 Memberikan skin test S: -
Oktober untuk mengecek alergi O: Melakukan skin test
2017 ceftriaxone 0,1 cc. ceftriaxone 1 vial dengan
09.00 dilarutkan 5cc aquabides dan
diberikan pada pada pasien
sebanyak 0,1 cc yang
dilarutkan dengan 0,9
aquabides.
Senin/ 09 1 Memebrikan antibiotic S:-
Oktober ceftriaxone 1vial 1gram O: injeksi ceftriaxone 1vial
2017 dilarutkan dengan 1gram dilarutkan dengan
09.00 aquabides 5cc aquabides 5cc IV bolus
Senin/ 09 1 Memberikan analgetik S:-
Oktober keterolak 50 mg/ml O: injeksi keterolak 50 mg/ml

30
2017 IV bolus.
09.00
Senin/ 09 3 Membidai bagian kaki S;-
Oktober kanan untuk mengantrol O:Membidai bagian kaki
2017 nyeri, menghentikan kanan.
10.00 perdarahan, menjaga
keadaan kaki agar stabil
Senin/ 09 2 Memposisikan bagian S: -
Oktober cidera agar lebih tinggi O: menyangga kaki kanan
2017 pasien dengan bantal untuk
10.00 meminimalisir perdarahan
Senin/ 09 2 Menciptakan lingkungan S:-
Oktober yang aman dan nyaman O: memasang pengaman bad,
2017 mendekatkan benda-benda
10.10 yang dibutuhkan pasien
Senin/ 09 2 Mengajari kelurga cara S: keluarga mengatakan sudah
Oktober menggunakan kursi roda memahamai penjelasan
2017 dengan benar perawat
11.00 O: keluarga terlihat tidak
bingung
Senin/ 09 1 Mengkaji tingkat nyeri S: Pasien mengtakan masih
Oktober pasien merasakan nyeri dengan skla 7
2017 O: Pasien terlihat merintih
12.30
Senin/ 09 1 Memberikan analgetik S:-
Oktober keterolak 50 mg/ml O: injeksi keterolak 50 mg/ml
2017 IV bolus.
13.00
Senin/ 09 3 Memebrikan antibiotic S: -
Oktober ceftriaxone 1vial 1gram O: ceftriaxone 1vial 1gram
2017 dilarutkan dengan dilarutkan dengan aquabides
13.00 aquabides 5cc 5cc IV bolus
Senin/ 09 1 Mengajarkan pasien S: -
Oktober neafas dalam saat merasa O: pasien terlihat lebih tenag
2017 nyeri agar lebih tenang dan tidak histeris atau
14.00 menangis

31
Senin/ 09 1&3 Memonitoring TTV S: pasien bersedia dilakukan
Oktober tindakan TTV
2017 O: TD (90/70 mmHg), RR (20
16.00 x/menit), S: (37 oC) N: (78
x/menit)
Senin/ 09 2 Memonitoring kekuataqn S: pasien mengatakn kaki
Oktober otot ekstremitas bawah kanan sakit untuk digerakan
2017 dan susuah saat digerakan
16.30 O: kekuatan otot kaki kiri 5,
kaki kanan 1
Senin/ 09 1 Memberikan terapi S:-
Oktober analgetik keterolak 50 O: diberikan injeksi IV bolus
2017 mg/ml keterolak 50 mg/ml
17.00
Senin/ 09 3 Memebrikan antibiotic S:-
Oktober ceftriaxone 1vial 1gram O: ceftriaxone 1vial 1gram
2017 dilarutkan dengan dilarutkan dengan aquabides
17.00 aquabides 5cc 5cc
Senin/ 09 1 Memonitoring tingkat S: pasien mengtakajn nyeri
Oktober nyeri masih sama seperti
2017 sebelumnya denagn skala 7
20.00 O: pasien terlihat
mengekspresikan wajahg nyeri
dan merintih
Senin/ 09 1 Memberikan terapi S:-
Oktober analgetik keterolak 50 O: diberikan injeksi IV bolus
2017 mg/ml keterolak 50 mg/ml
21.00
Senin/ 09 3 Memebrikan antibiotic S: -
Oktober ceftriaxone 1vial 1gram O: diberikan injeksi
2017 dilarutkan dengan ceftriaxone 1vial 1gram
21.00 aquabides 5cc dilarutkan dengan aquabides
5cc IV bolus
Selasa/ 1&3 Memonitoring TTV S: -
10 O: TD (90/80 mmHg) RR: (22
Oktober x/menit), S: (36,5oC), N(80

32
2017 x/menit)
06.00
Selasa/ 1 Memberikan injeksi S: -
10 analgetik keterolak 50 O: diberikan injeksi IV bolus
Oktober mg/ml keterolak 50 mg/ml
2017
06.00
Selasa/ 10 2 Memonitoring kekuatan S: pasien mengatakn kaki
Oktober otot ekstermitas belum bisa digerakan masih
2017 kaku dan kadang jika
09.00 dipaksakan sakit
O: kekuatan otot kaki kanan 2,
kaki kiri 5
Selasa/ 1 Memonitrong tingkat S: Pasien ,mengtakan nyeri
10 nyeri mulai berkurang tidak seperti
Oktober kemarin dan dengan sekla 6
2017 O: pasien terliaht lebih tenang
09.50 dan lebih kooperatif saat
berkomunikasi
Selasa/ 1 Memberikan terapi S:-
10 analgetik keterolak 50 O: diberikan injeksi IV bolus
Oktober 2 mg/ml keterolak 50 mg/ml
017
11.00
Selasa/ 3 Memebrikan antibiotic S: -
10 ceftriaxone 1vial 1gram O: diberikan injeksi
Oktober dilarutkan dengan ceftriaxone 1vial 1gram
2017 aquabides 5cc dilarutkan dengan aquabides
11.00 5cc IV bolus
Selasa/ 1&3 Memonitoring TTV S: -
10 O: TD (90/80 mmHg), N: (80
Oktober x/menit) RR (22 x.menit), S
2017 (37 oC)
15.00
Selasa/ 1 Memonitoring tingkat S: Pasien mengatkan nyeri
10 nhyeri mulai berkurang dnegan sekala

33
Oktober 6
2017 O: pasien terlihat lebih tenang
20.00 tidak merintih
Selasa/ 1 Memberikan terapi S:-
10 analgetik keterolak 50 O: diberikan injeksi IV bolus
Oktober mg/ml keterolak 50 mg/ml
2017
20.00
Selasa/ 3 Memebrikan antibiotic S:-
10 ceftriaxone 1vial 1gram O: diberikan injeksi
Oktober dilarutkan dengan ceftriaxone 1vial 1gram
2017 aquabides 5cc dilarutkan dengan aquabides
20.00 5cc IV bolus

4. EVALUASI
EVALUASI DIAGNOSA 1

NO EVALUASI PARAF
1. S :1. Pasien mengatakan :
P: Pasien mengatakan nyeri akibat kecelakanan yanag
dialamai dan nyeri bertambah saat digerakan atau
disentuh
Q: Pasien mengatkan nyeri seperti tertusuk tusuk benda
tajam
R: Pasien nyeri dikaki sebelah kanan
S: Pasien mengtakan nyeri dengan skala 8
T: Pasien mengatakan nyeri secara terus menerus
2. pasien mengatakan nyeri sudah bekurang dari skala 8
menjadi 6.
O : 1. Hasil pemeriksaan TTV:

34
TD (90/80 mmHg), N: (80 x/menit), RR (22 x.menit), S (37
o
C)
A : Masalah teratasi dengan :Tingkat nyeri (2102)
Indikator A T H
Nyeri yang dilaporkan 2 4 4
Panjang episode nyeri 2 4 4 3
Mengerangdanmenangis 2 4 3
Ekspresiwajahnyeri 2 4 3
P : 1. Pemberian nutrisi yang sesuai untuk mempercepat
penyembuhan.
2. melakukan peeriksaan secara rutin dan bertahap
3. memberikan informasi kepada keluarga dan pasien
tentang cara distraksi dan relaksasi untuk
mengurangi nyeri.
4. pemberian analagesik oral untuk mengurangi rasa
nyeri.
EVALUASI DIAGNOSA 2

NO EVALUASI PARAF
1. S : 1. pasien mengatakn kaki kanan sakit untuk digerakan dan
susuah saat digerakan
2. pasien mengatakn kaki belum bisa digerakan masih
kaku dan kadang jika dipaksakan sakit
3. pasien mengatakan kaku yang dirasakan masih terasa
namun sudah dapat di tahan.

O : 1. Terdapat sanggaan pada kaki kanan pasien dengan


bantal untuk meminimalisir perdarahan.
2. terpasang pengaman bad, benda-benda yang
dibutuhkan pasien sudah didekatkan.
3. kekuatan otot kaki kanan 2, kaki kiri 5.

A : Masalah teratasi dengan : Pergerakan (0208):


indikator A T H
keseimbangan 2 4 3
Cara berjalan 2 4 3
Gerakanotot 2 4 3

35
Gerakansendi 2 4 3

P : 1. Memberikan informasi pada keluarga dan pasien tentang


pengapanan lingkungan untuk mengurangi cidera
bertambah parah.
2. memberikan pengarahan dan cara penggunaan alat bantu
jalan sementara baik kursi roda maupun tongkat.

EVALUASI DIAGNOSA KE 3

NO EVALUASI PARAF
1. S : 1. Pasien mengatakan tidak merasa demam ataupun panas
pada badannya.
O : 1. Pemeriksaan TTV : TD (90/70 mmHg), RR (20
x/menit), S: (37 oC) N: (78 x/menit)
A : masalah teratasi dengan : Penyembuhan luka : sekunder
Indikator A T H
Granulasi 2 4 3
Peradangan luka 2 4 4
Drainase purulen 2 4 3
Erythema dikulit 2 4 4
sekitarnya

P : 1. Pembersihan luka secara rutin pada tenaga kesehatan


terdekat.
2. melakukan pemeriksaan secara rutin.
3. membatasi aktifitas yang membutuhkan bantuan
bagian luka.

36
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN

Fraktur adalah terputusnya kontiuitas jaringan tulang, yang biasanya disertai dengan
luka sekitar jaringan lunak, kerusakan otot, ruptur tendon, kerusakan pembuluh darah dan
luka organ tubuh ditntukan sesuai jenis dan luasnya. (Smeltzer,2001).

37
Cruris berasal dari bahasa latin crus atau cruca yang berarti tungkai bawah yang terdiri
dari tulang tibia dan fibula (Ahmad ramli).

Fraktur cruris adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditntukan sesuai jenis dan
luasnya, terjadi pada tulang tibia dan fibula. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang
lebih besar dari yang diabsorbsinya. (Brunner & Syddart, 2000).

Diagnosa keperawatan pada fraktur cruris adalah nyeri akut, hambatan mobilitas fisik,
kerusakan integritas kulit.

4.2. SARAN

Bagi penderita fraktur cruris sangat dibutuhkan istirahat total dan meminimalkan
pengeluaran energi, jadi hal yang paling utama yang dapat dilakukan pasien dan
keluarganya jika terjadi komplikasi adalah istirahat total . Perawatan haruslah dilakukan
dengan cermat dan tepat untuk menuju kesembuhan . Bagi pembaca haruslah sangat
berhati-hati untuk mencegah terjadi fraktur cruris.

Daftar Pustaka

buku kapita selekta kedokteran edisi 4 tahun 2014


keperawatan medical bedah 2011
brunner dan suddart,2002,KMB
Sumber: Arif Muttaqin. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Muskululoskeletal.
Jakarta : EGC, 2008
Nur Arif, Amin Huda dan Kusuma Hardhi. 2015.Aplikasi NANDA NIC NOC jilid
3.Jogjakarta:Media Action.

38
Price,Sylvia A & Lorraine M Wilson.2000.patofisiologi konsep klinis proses
penyakit.Jakarta:EGC

39

Anda mungkin juga menyukai