Booklet Perubahan Tahun Dasar pdb2010 PDF
Booklet Perubahan Tahun Dasar pdb2010 PDF
HASIL PENGHITUNGAN
Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan nilai tambah bruto atau balas jasa
faktor produksi yang dihasilkan di wilayah domestik suatu negara yang timbul
akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu. Penyusunan
PDB dapat dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan yaitu pendekatan produksi,
pengeluaran, dan pendapatan yang disajikan atas dasar harga berlaku dan
harga konstan.
PDB pendekatan produksi diperoleh dari selisih nilai barang dan jasa yang
dihasilkan dikurangi bahan baku yang digunakan sebagai input ditambah pajak
atas produk dikurang subsidi atas produk.
PDB atas dasar harga berlaku atau dikenal dengan PDB nominal disusun
berdasarkan harga yang berlaku pada periode penghitungan, dan bertujuan
untuk melihat struktur perekonomian. Sedangkan PDB atas dasar harga
konstan disusun berdasarkan harga pada tahun dasar dan bertujuan untuk
mengukur pertumbuhan ekonomi.
!
KATA KUNCI
PDB merupakan nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh
seluruh aktivitas ekonomi di suatu wilayah dalam periode
tertentu dan disusun melalui tiga pendekatan yaitu produksi,
pengeluaran dan pendapatan.
1
Salah satu bentuk adaptasi pencatatan statistik nasional adalah melakukan
perubahan tahun dasar PDB Indonesia dari tahun 2000 ke 2010. Perubahan
tahun dasar PDB dilakukan seiring dengan mengadopsi rekomendasi
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tertuang dalam 2008 System of
National Accounts (SNA 2008) melalui penyusunan kerangka Supply and Use
Tables (SUT).
!
KATA KUNCI
Perubahan tahun dasar PDB 2010 mengadopsi SNA 2008 melalui
penyusunan SUT Indonesia 2010, perubahan PDB sejalan dengan
PDRB untuk menjaga konsistensi.
Tahun 2010 dipilih sebagai tahun dasar baru menggantikan tahun dasar 2000
karena beberapa alasan berikut:
• Perekonomian Indonesia relatif stabil;
• Telah terjadi perubahan struktur ekonomi selama 10 (sepuluh) tahun
terakhir terutama dibidang informasi dan teknologi serta transportasi
yang berpengaruh terhadap pola distribusi dan munculnya produk-
produk baru;
2
• Rekomendasi PBB tentang pergantian tahun dasar dilakukan setiap 5
(lima) atau 10 (sepuluh) tahun1;
• Teridentifikasinya pembaharuan konsep, definisi, klasifikasi, cakupan dan
metodologi sesuai rekomendasi dalam SNA 2008;
• Tersedianya sumber data baru untuk perbaikan PDB seperti data Sensus
Penduduk 2010 (SP2010) dan Indeks harga produsen (Producer Price
Index/PPI);
• Tersedianya kerangka kerja SUT yang digunakan untuk benchmarking/
menetapkan PDB.
Tabel Supply menggambarkan penyediaan barang dan jasa yang berasal dari
produksi dalam negeri (domestik) dan luar negeri (impor).
Tabel Use menggambarkan penggunaan barang dan jasa yang dihasilkan dari
kegiatan produksi termasuk didalamnya penciptaan nilai tambah dari kegiatan
produksi tersebut.
1
SNA1993, paragraph 16.76: “constant price series should not be allowed to run for
more than five, or at the most, ten years without rebasing”
3
Bagaimana kerangka kerja SUT?
Kerangka kerja SUT menggunakan klasifikasi yang berkorespondensi dengan
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2009 (KBLI 2009) dan Klasifikasi Baku
Komoditi Indonesia 2010 (KBKI 2010).
Kerangka kerja SUT memiliki dua persamaan yang harus dipenuhi yaitu:
a. SUPPLY = USE
Nilai barang dan jasa yang disediakan dari produksi dalam negeri dan
impor harus SAMA dengan nilai barang dan jasa yang digunakan.
b. OUTPUT = INPUT
Nilai barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri harus SAMA
dengan nilai barang dan jasa yang digunakan untuk kegiatan produksi di
dalam negeri.
!
KATA KUNCI
SUT memberikan gambaran tentang keseimbangan aliran produksi dan
konsumsi (barang dan jasa) serta penciptaan pendapatan dari aktivitas
produksi tersebut. SUT juga menggambarkan keterkaitan antara
lapangan usaha, pelaku ekonomi dan produk yang dihasilkan secara
koheren.
4
TOTAL PENGGUNAAN
PERMINTAAN AKHIR harga pembeli
Konsumsi Pemerintah
Konsumsi Lembaga
Non Profit Melayani
Rumahtangga (LNPRT)
Konsumsi Rumahtangga
Nilai sama
Total Permintaan Antara
Nilai sama
=
LAPANGAN USAHA
NTB (Pendapatan)
LAPANGAN USAHA
NTB (Produksi)
TOTAL INPUT
Permintaan Antara
Harga Pembeli
TOTAL PENYEDIAAN
Nilai sama
Marjin perdagangan
=
dan transportasi
atas produk
kurang subsidi atas produk
Penyediaan Domestik
TOTAL OUTPUT
Harga Dasar
KOMODITI
Sumber: Sanjiv Mahajan, “Development, Compilation and Use of Supply and Use Tables in the
United Kingdom National Account”, 2011.
5
IMPLEMENTASI SNA 2008 DALAM PDB TAHUN DASAR 2010
Perbandingan perubahan konsep dan metode dari SNA sebelumnya dan SNA
2008 antara lain:
6
Tabel 1. Perbandingan Konsep dan Metode SNA
!
KATA KUNCI
Perubahan SNA 2008 mencakup perubahan
konsep dan cakupan, metodologi, valuasi
dan penggunaan klasifikasi.
!
KATA KUNCI
Klasifikasi PDB menurut lapangan usaha seri 2000 menggunakan
KLUI 1990 sedangkan seri 2010 menggunakan KBLI 2009. Sementara
klasifikasi PDB menurut penggunaan secara garis besar tidak banyak
berubah.
7
Gambar 3. Perbandingan klasifikasi PDB menurut lapangan usaha
E. Pengadaan Air
Konstruksi 5. F. Konstruksi
L. Real Estat
P. Jasa Pendidikan
1. PDB Produksi
2. PDB Pengeluaran
3. PDB Pendapatan
8
Pada penyusunan PDB seri 2010 dilakukan pengecekan 2 (dua) arah yaitu
antara industri penyedia dan pengguna di satu pihak dan antara komoditi yang
diproduksi dan dikonsumsi di pihak lain menggunakan tabel SUT yang disusun
Data Harga: IHPB
secara reguler.
dan IHK, Data Tabel I-O Implementasi SNA
Produksi, Konsumsi
Tujuan penyusunan
Data
danHarga:
SUT secara reguler adalah sebagai alat untuk konfrontasi
IHPB
Investasi
data, mengatasi
dan IHK,masalah
Data kesenjangan data, dan konsistensi ketiga pendekatan
Tabel I-O
PDB. Diskrepansi statistik terjadi pada penyusunan PDBImplementasi
Produksi, Konsumsi
SNA
secara independen.
Hal tersebut berarti
dan masih terdapat
Investasi perbedaan
1. PDB Produksi
level PDB Lapangan Usaha dan
PDB Pengeluaran sebelum SUT 2.disusun, namun
PDB Pengeluaran setelah SUT disusun maka
tidak akan ada lagi diskrepansi statistik.
3. PDB Pendapatan
1. PDB Produksi
!
KATA KUNCI 2. PDB Pengeluaran
Penyusunan PDB 3. PDB
seri Pendapatan
2000 dilakukan pengecekan satu
arah pada tahun dasar (2000) menggunakan tabel I-O.
Sedangkan pada seri 2010 dilakukan pengecekan dua arah
menggunakan tabel SUT yang disusun secara reguler.
!
KATA KUNCI
Perubahan volume menggambarkan
perubahan kuantitas dan kualitas
produk barang dan jasa.
9
HASIL PENGHITUNGAN
Konsumsi Antara Nilai Tambah Bruto Atas Dasar Harga (ADH) Dasar
Rp. 6.425,4 triliun (49%) Rp. 6.683,7 triliun (51%)
Barang Jasa Kompensasi Tenaga Kerja Surplus Usaha Bruto Pajak kurang subsidi
Rp. 5.348,5 triliun Rp. 1.076,9 triliun Rp. 2.170,1 triliun (32%) Rp. 4.456,1 triliun (67%) lainnya atas produksi
(83%) (17%) Rp. 57,5 triliun (1%)
Barang Jasa
Rp. 8.560,3 triliun Rp. 4.548,8 triliun
Pajak dikurang subsidi (65%) (35%) Impor
atas produk Rp. 1.537,7 triliun
Rp. 180,4 triliun (1%) (10%)
TOTAL PENYEDIAAN
Rp. 14.827,2 triliun
(100%)
TOTAL PENGGUNAAN
Rp. 14.827,2 triliun
(100%)
Permintaan Akhir
Permintaan Antara Rp. 8.401,8 triliun (57%)
Rp. 6.425,4 triliun (43%)
Permintaan Akhir Domestik Ekspor
Rp. 6.733,9 triliun (80%) Rp. 1.667,9 triliun (20%)
Barang Jasa
Rp. 4.642,1 triliun Rp. 2.091,8 triliun
(69%) (31%)
Permintaan Akhir
Pajak Kurang Subsidi Domestik
Lainnya Atas Produksi
Atas Produk Surplus Usaha Bruto
Pajak Kurang Subsidi
Atas Produk
Hasil penyusunan SUT Indonesia 2010, diperoleh besarnya nilai aliran barang
dan jasa. Total penyediaan sebesar Rp. 14.827,2 triliun yang berasal dari
output domestik harga dasar sebesar Rp. 13.109,1 triliun (89%), impor sebesar
Rp. 1.537,7 triliun (10%) dan penciptaan pajak kurang subsidi atas produk
Rp. 180,4 triliun (1%).
10
Output barang dan jasa domestik harga dasar sebesar Rp. 13.109,1 triliun
terdiri dari barang dan jasa untuk proses produksi (konsumsi antara) sebesar
Rp. 6.425,4 triliun (49%) dan Nilai tambah bruto harga dasar sebesar
Rp. 6.683,7 triliun (51%).
Dari sisi penggunaan, total penyediaan barang dan jasa Rp. 14.827,2 triliun
yang tercipta digunakan untuk memenuhi permintaan bahan baku industri
(permintaan antara) Rp. 6.425,4 triliun (43%) dan untuk konsumsi masyarakat,
pemerintah, dan swasta (permintaan akhir) Rp. 8.401,8 triliun (57%). Dari total
permintaan akhir tersebut dikonsumsi di domestik sebesar Rp. 6.733,9 triliun
(80%) sisanya di ekspor sebesar Rp. 1.667,9 triliun (20%).
!
KATA KUNCI
Pada tahun 2010, total penyediaan barang dan jasa di Indonesia sebesar
Rp. 14.827,2 triliun, terdiri dari output domestik sebesar 89%, net pajak
atas produk sebesar 1% dan impor 10%. Sedangkan penggunaannya
untuk permintaan antara sebesar 43% dan permintaan akhir 57%.
7.0007.000
7.000 6.864,1
6.864,1
6.864,1
}
2,42%2,42%
2,42%
6.8006.800
à
6.800
6.6006.600
6.600
6.446,9
6.446,9
6.446,9 Δ6,47%
4,05%4,05%
4,05%
6.4006.400
6.400
6.2006.200
6.200
Triliun Rp
Rp
Triliun Rp
Volume
Volume
Volume Adopsi
Adopsi
Adopsi SNA2008
SNA2008
SNA2008
6.0006.000
6.000
Triliun
5.8005.800
5.800
5.6005.600
5.600
5.4005.400
5.400
5.2005.200
5.200
5.0005.000
5.000
PDB PDB
PDBseri seri 2000
seri2000
2000 PDB PDB
PDBseri seri 2010
seri2010
2010
11
Berapa Implikasi Implementasi SNA 2008 terhadap PDB Tahun
Dasar 2010?
Implementasi SNA 2008 terhadap penyusunan PDB Indonesia tahun dasar
2010 memberikan dampak peningkatan level PDB Indonesia 2010 sebesar 2,42
persen.
Secara rinci dampak implementasi SNA 2008 terlihat pada tabel berikut:
7. Alokasi output Bank Sentral pada konsumsi akhir Meningkatkan PDB : 0,07%
!
KATA KUNCI
Pada tahun 2010, PDB seri 2010 meningkat 6,47% dibandingkan seri
2000. Kenaikan tersebut disebabkan oleh dampak implementasi SNA
2008 sebesar 2,42% dan perubahan volume dan harga sebesar 4,05%.
12
Berapa level PDB seri 2010 menurut lapangan usaha dan
pengeluaran?
Perubahan tahun dasar memberikan dampak terhadap perubahan nominal
dan struktur dan pertumbuhan PDB seri 2010 menurut Lapangan Usaha dan
Pengeluaran yang terlihat dalam tabel berikut:
2010
Lapangan Usaha
(Triliun Rp) (%)
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 956,1 13,93
13
Tabel 4. PDB seri 2010 Menurut Pengeluaran, 2010
2010
Rincian
(Triliun Rp) (%)
1 Konsumsi Rumahtangga 3.786,1 55,16
2 Konsumsi LNPRT 72,7 1,06
3 Konsumsi Pemerintah 618,2 9,00
4 Pembentukan Modal Tetap Bruto 2.127,8 31,00
5 Perubahan Inventori 129,1 1,88
6 Ekspor 1.667,9 24,30
A. Ekspor Barang 1.520,3 22,15
B. Ekspor Jasa 147,6 2,15
7 Dikurangi Impor Barang dan Jasa 1.537,7 22,40
A. Impor Barang 1.280,7 18,66
B. Impor Jasa 257,0 3,74
14
Tabel 6. Perbandingan PDB seri 2000 dan 2010 Menurut Lapangan
Usaha, 2010
Perubahan
No Negara Tahun dasar lama Tahun dasar baru
Nominal PDB (%)
1 Maldives 1995 2003 37
2 Malaysia 2000 2005 3,2
3 Ghana 1993 2006 60
4 Kenya 2001 2009 25
5 Nigeria 1990 2010 59,5
6 Zambia 1994 2010 25
7 Singapura 2005 2010 1,3
8 Indonesia 2000 2010 6,5
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
3. Memperluas adopsi data dasar: hasil Sensus Pertanian 2013 dan Sensus
Ekonomi 2016;
16
CONTACT PERSON
Direktur Neraca Produksi
(021) 3841195, 3842508, 3810291-4,
Ext. 7100-7101
E-mail: air@bps.go.id