RADIOLOGI
yang dilaksanakan di
KLINIK HEWAN PENDIDIKAN DAN RUMAH SAKIT HEWAN
PENDIDIKAN FKH UB
SISTEMA UROGENITAL
Oleh:
Anandya Ardhi Negara
180130100011040
(GELOMBANG XI-KELOMPOK 6)
Transitional Cell Carcinoma (TCC) merupakan jenis lesi proliferasi epitel urotelial
pada anjing dengan prosentase angka kejadian 50-75% yang merupakan tumor pada vesika
urinaria. Transisional Cell Carcinoma memiliki tanda klinis lesi bersifat benigna dan bersifat
nonproliferativ seperti urolitiasis, yang biasanya digunakan sebagai diagnosa devinitiv. Urine
sitologi merupakan salah satu cara mendiagnosa cancer pada vesika urinaria seperti
Transitional Cell Carcinoma.
BAB II KASUS
2.1 Sinyalmen
Nama :-
Jenis Hewan : Anjing
Ras : Terrier
Jenis Kelamin : Jantan
Umur : 7 Tahun
2.2 Anamnesa
Pemilik membawa anjing jantan Terrier berumur 7 tahun ke rumah sakit dengan
keluhan utama sulit urinasi, lethargi, serta anjing mengalami kehilangan nafsu makan
selama kurang lebih satu minggu.
Tabel 2.1. Hasil hematologi dari anjing Terrier dengan Papillary Urothelial Neoplasm of
Low Malignant Potential (PUNLMP).
Tabel 2.2 Hasil Kimi darah dari anjing Terrier dengan Papillary Urothelial Neoplasm of Low
Malignant Potential (PUNLMP).
Berdasarkan hasil hematologi dan kimia darah dari anjing Terrier dengan
Papillary Urothelial Neoplasm of Low Malignant Potential (PUNLMP) didapatkan
hasil bahwa anjing tersebut mengalami dehidrasi ringan.
b. Sitologi
Gambar 2.1. spesimen sitologi urin. A : Agregasi sel karsinoma, B : sel berbentuk bulat-
poligonal dengan nukleus berbentuk oval dan kromatin kasar, C : terdapat sejumlah sel
anisokariosis, anisositosis, dan multinukleasi, D : terjadi binukleasi, E : terbentuk nuklear
( Pewarnaan MMG, 3000x).
Bentukan sel ditemukan dari beberapa pengujian smear yang terbentuk dari
karakterisasi sedimen urin. Sel epitel ditemukan dalam bentuk agregasi yang kecil
dan juga indidual (gambar 2.1. a dan b). Terdapat sel berbentuk bulat-poligonal
dengan nukleus berbentuk oval dan kromatin besar (gambar 2.1 b).
Sel yang terlihat dari preparat sitologi adalah bersifat anisokariosis, anisosites
(gambar 2.1.c), binukleasi (gambar 2.1.d), multinukleasi tetapi jarang (gambar
2.1.c), dan nukleus yang menyatu (gambar 2.1.e). terlihat ada neutrofil dan
eritrosit yang mengandung protein yang menandakan terjadinya proses
pertumbuhan sel sehingga pada hasil uji sitologi dutemukan adanya sel malignan.
c. Histopatologi
Tabel 2.3. Hasil uji urinalisis anjing Terrier dengan Papillary Urothelial Neoplasm of
Low Malignant Potential (PUNLMP).
3.6 Terapi
Terapi yang bisa dilakukan pada kasus ini adalah tindakan operasi yang bertujuan
untuk menghilangkan pertumbuhan massa Papillary Urothelial Neoplasm of Low
Malignant Potential (PUNLMP) tersebut.
BAB III PEMBAHASAN
Prevalensi dari kanker vesika urinaria pada anjing cenderung meningkat setiap tahun.
Menurut penelitian Norris et al., menemukan bahwa TCC adalah tumor epitel yang umum
terjadi pada anjing dan dapat menyebabkan lesi pada saluran urptelium, tetapi stadium rendah
dari TCC sangat jarang terjadi. Menurut WHO/ISUP tahun 1998, sitologi urin dapat
digunakan sebagai salah satu test yang dapat digunakan untuk mendiagnosa TCC, sitologi
urin juga dapat menentukan tingkat tumor yang tejadi tersebut apakah PUNLM dan stadium
tinggi dari papillary urothelial carcinomas (HGUC).
Menurut penelitiann low grade papillary urothelial (LGUC) memiliki ciri ciri nukleusnya
irreguller, citoplasma homogen, dan terdapat sel sel yang bergerombol, sedangkan HGUC
memiliki ciri ciri sel nekrosis, apoptosis, terjadi perubahan nukleus dan kromatin yaitu sel
mengalami atypia serta hiperkromatik.
Pada uji histopatologi diketahui bahwa terdapat sel payung yang merupakan lapisan
superfisial tersusun dari sel urotelial yang besar dan multinukleus dengan rentan ukuran 20-
50 µm, dan menurut berbagai sumber proses pembentukan multinukleus tidak diketahui.
Secara histopatologi dapat diketahui dari keganasan tumor tersebut dan terapi yang effektif
diberikan terhadap canine urinary neoplasm. Menurut penelitian sekarang ini untuk
menentukan keganasan dari sel tumor pada saluran urotelium dapat dilihat dari pertumbuhan
sel tumornya, nukleur yang mengalami atypia, serta jumlah infiltrasi sel tumor pada dinding
vesika urinaria.
Cara membedakan antara papilloma dan low grade urotheliel neoplasma dapat ditinjau
dari ketebalan lapisan urothelial dan bentuk sel nukleus. Lapisan pada PUNLMP lebih tebal
dari pada papilloma dan nukleusnya membesar secara seragam, memanjang, hiperkromatik,
dan berbentuk bulat-oval.
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada kasus Papillary Urothelial Neoplasm of Low Malignant Potential (PUNLMP) terjadi
pada anjing terrier jantan berumur 7 tahun yang dibawa ke rumah sakit dengan keluhan sulit urinasi,
lethargi, serta anjing mengalami kehilangan nafsu makan selama kurang lebih satu minggu.
Pemeriksaan yang digunakan dalam meneguhkan penyakit anjing tersebut adalah sitologi urin
dengan temuannya adalah sel kluster dan sel payung dengan multi nukelus, terdapat
peningkatan perbandingan nukleus/sitoplasma, homogenitas dari sitoplasma, nuclear
eccentricity, pembentukan nuklear, anisokaryosis, dan anisonukleosis ditemukan pada low
grade papillary urothelial carcinoma, sedangkan secara histopatologi terdapat sel didalam
papila yang tersusun teratur dan minimal sel atipikal nukleus, tidak ditemukan aktivitas
mitotik dan pleomorphisme, terjadi penebalan epitel yang bervariasi dari normal sampai
paling tebal, serta ditemukan sel payung. Dari hasil pemeriksaan penunjang tersebut dapat
didiagnosa bahwa anjing tersebut mengalami Papillary Urothelial Neoplasm of Low Malignant
Potential (PUNLMP).
DAFTAR PUSTAKA
Nikousefat, Z., Hashemnia, M., dan Javdani, M. 2015. Papillary Urothelial Neoplasm of Low
Malignant Potential (PUNLMP) in a Dog Based on the WHO/ISUP Consensus
Classification with Urine Cytology Discrepancy. Braz J Vet Pathol, 2015, 8(1), 18 -
24