Anda di halaman 1dari 11

Prehensi dan Mastikasi Kuda Betina Dewasa di Denkavkud.....

Muhammad Adirahman C

TINGKAH LAKU PREHENSI DAN MASTIKASI KUDA BETINA


DEWASA PADA SAAT DI KANDANGKAN
(Studi Kasus di Detasemen Kavaleri Berkuda Pusat Kesenjataan TNI – AD
Parongpong, Bandung, Jawa Barat)

BEHAVIOUR OF PREHENSION AND MASTICATION OF MARE


HORSES IN THE STABLE
(A Case Study in Horse Chivalry Army Weapon Arsenal of TNI – AD
Parongpong, Bandung, West Java)

MuhammadAdirahman C*, Dwi Cipto Budinuryanto**, An An Yulianti**


Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung – Sumedang KM 21 Sumedang 45363
*Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2017
**Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
email: adirahmanogi061@gmail.com

Abstrak

Penelitian mengenai tingkah laku prehensi dan mastikasi kuda betina dewasa yang di
kandangkan di Denkavkud telah dilaksanakan pada tanggal 20 November hingga 22
November 2016 di Parongpong, Bandung, Jawa Barat. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui berapa banyak frekuensi prehensi dan mastikasi pada kuda betina dewasa yang
dikandangkan. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif catatan langsung di
lapangan untuk memperhatikan tingkah laku kuda tersebut selama 3 hari. Hasil penelitian
selama 3 hari menunjukan rataan frekuensi prehensi kuda betina dewasa yang dikandangkan
untuk pemberian hijauan sebesar 117,54 kali/ekor/hari dan 68,89 kali/ekor/hari untuk
pemberian konsentrat, serta rataan frekuensi mastikasi untuk pemberian rumput sebanyak
3055,57 kali/ekor/hari dan 923,56 kali/ekor/hari untuk pemberian konsentrat. Frekuensi
prehensi dan mastikasi tertinggi baik itu untuk pemberian hijauan maupun konsentrat
didapatkan pada saat pemberian pakan di pagi hari.

Kata Kunci : kuda betina, tingkah laku, prehensi, mastikasi.


Abstract
This research is about behaviour of prehension and mastication of mare horses in the
stable at the Denkavkud. This research was held on November 20 to 22 November 2016 in
Parongpong, Bandung, West Java. The purpose of the study is to identified how much
frequency of prehention and mastication behavior of mare horses in the stable. This study
used descriptive method by live observing the behavior of the mare horses in Denkavkud for
3 days. The result showed that in 3 days the average frequency of prehension of mare horses
in the stables was 117,54 times/horse/day for forage and 68,89 times/horse/day for
concentrate. The average frequency of mastication of mare horses in the stables was 3055,57
times/horse.day for forage and 923,56 times/horse/day for concentrate. The highest requency
of prehension and mastication whether it forage feeding or concentrate feeding showed when
it comes to the feeding activities in the morning.

Keywords: mare horse, behaviour, prehension, mastication.

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 1


Prehensi dan Mastikasi Kuda Betina Dewasa di Denkavkud.....Muhammad Adirahman C

PENDAHULUAN

Kuda merupakan hewan yang memiliki cukup banyak manfaat untuk kehidupan

manusia sebagai sarana rekreasi dan alat transportasi, bahkan sejauh ini kuda dijadikan hewan

peliharaan yang kemudian diperlombakan keunggulannya. Peranan ini sampai sekarang

menjadikan kuda menjadi hewan kesayangan dan penting dilakukan pengembangan budidaya

yang intens untuk pelestarian kuda. Sudah sejak lama kuda dikenal sebagai keperluan militer

dan sebagai kuda pacuan yang dimana dengan semakin berkembangnya teknologi modern

kemudian menjadi hewan tunggangan yang dapat digunakan sebagai hobi serta sarana

olahraga seperti Polo berkuda, Tent Pegging, Berburu, dan Equestrian (cabang olahraga

tunggang kuda). Di beberapa daerah tertentu di Indonesia, kuda dijadikan sebagai sumber

pangan, daging, dan susu.

Cara mengambil makanan (prehensi) kuda, menggunakan bibir bagian atas untuk

menarik makanan lalu dilanjutkan dengan gigi untuk memotong makanan tersebut. Bibir kuda

akan sangat selektif memilih pakan yang dia sukai, hal ini dapat dilihat dari berbagai kasus

ketika pakan kuda dicampurkan konsentrat yang tidak disukai maka tempat pakan kuda akan

kosong dari hijauan dan hanya menyisakan konsentrat tersebut. Proses prehensi dibantu

dengan air liur, air liur membantu dalam proses menelan makanan. Air liur sendiri dihasilkan

dari tempat produksi air liur yang terletak di bawah lidah.

Kuda di Denkavkud belum ada data yang benar-benar menunjukan estimasi waktu

kuda menghabiskan pakannya dan kapan kuda sering mengunyah atau mendekati tempat

pakan untuk makan. Penelitian tentang mengetahui waktu kapan frekuensi prehensi dan

mastikasi terbanyak pada kuda ini dapat membantu pihak Denkavkud membuat sistem

manajemen pakan yang lebih baik dengan cara memberi pakan kuda di waktu kuda memliki

frekuensi prehensi dan mastikasi terbanyak. Berdasarkan latar belakang di atas maka tertarik

untuk melakukan penelitian tentang tingkah laku prehensi dan mastikasi kuda betina dewasa

pada saat dikandangkan.

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 2


Prehensi dan Mastikasi Kuda Betina Dewasa di Denkavkud.....Muhammad Adirahman C

OBJEK DAN METODE

1. Objek Penelitian
Objek yang diamati dalam penelitian ini adalah 9 ekor kuda betina dewasa berumur

lebih dari 4 tahun yang dikandangkan dan berada pada kandang N di areal Denkavkud.

2. Metode

Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian studi kasus di Denkavkud dan datanya

dianalisis secara deskriptif. Data yang dikumpulkan adalah data frekuensi prehensi dan

mastikasi. Data didapatkan dari pencatatan secara langsung.

3. Peubah yang Diamati dan Cara Perhitungannya

1. Frekuensi prehensi (kali), cara mengamatinya adalah dengan menggunakan hand

counter setiap kali kuda mengambil pakan ke dalam mulutnya setiap waktu pemberian

pakan.

2. Frekuensi mastikasi (kali), cara mengamatinya dengan menggunakan hand counter

setiap kali kuda mengunyah yang terlihat melalui gerakan rahang setiap waktu

pemberian pakan.

4. Analisis Stiatistika Deskriptif

1) Nilai Maksimum dan Nilai Minimum

Nilai maksimum adalah nilai yang terbesar pada suatu interval data, sedangkan nilai

minimum merupakan nilai yang terkecil pada suatu interval data.

2) Rata-rata/Mean ( )

Rata-rata hitung untuk data yang terdapat dalam sebuah sampel dihitung dengan cara

membagi jumlah nilai data oleh banyaknya data.

3) Simpangan Baku

Simpangan baku adalah akar dari ragam. Ragam merupakan jumlah kuadrat semua

deviasi nilai-nilai individu terhadap rata-rata populasi

4) Koefisien Variasi

Koefisien variasi merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk mengetahui besarnya
variasi dari hasil pengukuran variabel yang diamati.

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 3


Prehensi dan Mastikasi Kuda Betina Dewasa di Denkavkud.....Muhammad Adirahman C

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Frekuensi Prehensi

Frekuensi prehensi dan mastikasi berkaitan dengan jenis pakan dan bagaimana cara

pemberian pakan tersebut kepada kuda. Waktu pemberian pakan hijauan pada pagi hari

diberikan pukul 07.00 sebanyak 2kg, untuk siang hari pada pukul 12.00 sebanyak 1kg dan

untuk malam hari pada pukul 19.00 sebanyak 2kg. Pemberian pakan hijauan pada siang hari

sebanyak 1 kg adalah langkah untuk mengganti kebiasaan kuda yang melakukan grazing

pada siang hari. Pengamatan jumlah frekuensi prehensi kuda betina dewasa ketika pemberian

rumput dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil analisis data Frekuensi prehensi kuda betina dewasa per ekor per hari per kg
pakan di kandang N Denkavkud saat pemberian pakan hijauan

Waktu
Nilai Pemberian
Pagi Siang Malam
Rata Rata 41,13 40,56 35,85
Min 40,72 39,56 35,33
Maks 41,89 42,11 36,72
SD 4,49 7,37 3,09
KV 0,11 0,18 0,09
Keterangan : Maks : Maksimal (kali)
Min : Minimal (kali)
SD : Standar Deviasi (s)
KV : Koefisien Variasi (%)

Berdasarkan hasil analisis yang tertera pada Tabel 1, rata rata frekuensi prehensi untuk

pemberian pakan hijauan pada tiap kuda per hari adalah sebesar 41.13 kali untuk pemberian

pagi, 40,56 kali untuk pemberian siang dan 35,85 kali untuk pemberian malam. Dilihat dari

analisis data pada tabel 1, frekuensi prehensi ternak terbanyak terdapat pada waktu pemberian

pakan di pagi hari. Hal ini disebabkan oleh perbedaan jeda waktu di dalam jadwal pemberian

pakan. Pemberian pakan terakhir dilakukan pada pukul 19.00, jeda dari pemberian pakan

terakhir ke pemberian pakan di hari selanjutnya memiliki jeda waktu yang cukup panjang

yaitu sekitar 12 jam. Jeda ini adalah jeda terpanjang di dalam jadwal pemberian pakan, jika

dibandingkan waktu pemberian pakan yang lain hanya memiliki jeda sekitar 2-4 jam saja.

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 4


Prehensi dan Mastikasi Kuda Betina Dewasa di Denkavkud.....Muhammad Adirahman C

Dalam jeda waktu 12 jam ini perut kuda relatif kosong dari makanan yang masuk karena

sudah terjadi proses pencernaan lebih lanjut.


Pemberian pakan konsentrat diberikan pada pukul 09.00 dan pukul 16.00 dengan

jumlah per pemberian sebanyak 2 kg. Konsentrat yang diberikan adalah konsentrat dengan

bentuk mash. Konsentrat diberikan dengan tujuan untuk memenuhi kandungan gizi yang tidak

terpenuhi dari rumput. Cara pemberian konsentrat dilakukan dengan mencampurkan

konsentrat dengan air (lolohan) hingga merata dengan perbandingan air dan konsentrat

adalah 1 liter air untuk 5kg konsentrat. Setelah itu konsentrat diberikan kepada tiap kuda

dengan jumlah 2kg/ekor. Frekuensi prehensi kuda betina dewasa ketika pemberian konsentrat

dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil nalisis Data Frekuensi prehensi kuda betina dewasa per ekor per hari per kg
pakan di kandang N Denkavkud saat pemberian konsentrat

Waktu Pemberian
Nilai
Pagi Sore
Rata Rata 34,67 34,22
Min 34,33 33,78
Maks 35,17 34,83
SD 2,85 2,25
KV 0,08 0,07
Keterangan : Maks : Maksimal (kali)
Min : Minimal (kali)
SD : Standar Deviasi (s)
KV : Koefisien Variasi (%)

Berdasarkan hasil analisis yang tertera pada Tabel 2, rata rata frekuensi prehensi kuda
betina dewasa yang dikandangkan untuk pemberian konsentat pagi hari sebanyak 34,67 kali,

dan 34,22 kali untuk pemberian sore hari. Frekuensi prehensi konsentrat pada pagi maupun

sore relatif sama.

Prehensi kuda pakan hijauan lebih banyak jika dibandingkan prehensi kuda pakan

konsentrat. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, pada berat yang sama

hijauan memiliki volume yang lebih besar dibandingkan dengan konsentrat, hal ini

menyebabkan kuda melakukan jumlah prehensi yang lebih banyak untuk menghabiskan

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 5


Prehensi dan Mastikasi Kuda Betina Dewasa di Denkavkud.....Muhammad Adirahman C

hijauan dalam jumlah yang sama. Selain itu hijauan memiliki serat kasar yang lebih tinggi,

menyebabkan hijauan lebih alot dan lebih sukar diambil jika dibandingkan dengan konsentrat.
Konsentrat pun sebelumnya telah dicampurkan dengan air, menyebabkan konsentrat lebih

mudah dikonsumsi dibandingkan hijauan.

2. Frekuensi Mastikasi

Mastikasi adalah proses perombakkan pertama dalam siklus pencernaan. Makanan

dipecah menjadi partikel yang lebih kecil pada proses mastikasi. Frekuensi mastikasi

ditentukan oleh beberapa hal di antaranya besar kecilnya partikel yang diambil saat prehensi

dan keadaan sekitar. Kuda sangat bergantung pada giginya untuk melakukan proses awal

prehensi dan mastikasi. Aktivitas makan ternak banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor
penentu aktivitas makan. Frekuensi mastikasi kuda betina dewasa pada saat pemberian

rumput dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil analisis Data Frekuensi mastikasi kuda betina dewasa per ekor per hari per kg
pakan di kandang N Denkavkud saat pemberian rumput

Waktu
Nilai Pemberian
Pagi Siang Malam
Rata Rata 1072,33 1050,78 932,46
Min 1050,83 1026,00 923,11
Maks 1101,33 1089,67 949,44
SD 60,57 117,92 43,75
KV 0,06 0,11 0,05
Keterangan : Maks : Maksimal (gr)
Min : Minimal (gr)
SD : Standar Deviasi (s)
KV : Koefisien Variasi (%)

Berdasarkan hasil analisis yang tertera di Tabel 5, untuk pakan hijauan di waktu pagi

hari memiliki rata rata frekuensi mastikasi sebanyak 1072,33 kali, untuk waktu siang hari

sebanyak 1050,78 kali dan 932,46 kali untuk pemberian di malam hari. Dari data tersebut

dapat kita lihat bahwa pada pemberian di pagi hari memiliki frekuensi mastikasi yang paling

banyak. Frekuensi mastikasi pada saat pemberian rumput memiliki nilai koefisien variasi

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 6


Prehensi dan Mastikasi Kuda Betina Dewasa di Denkavkud.....Muhammad Adirahman C

0,06% , 0,11% dan 0,05%. Nilai tersebut menunjukan bahwa ternak yang digunakan dalam

penelitian relatif seragam, sesuai dengan pendapat Nasution (1992) yang menyatakan bahwa
koefisien variasi kurang dari 15% menunjukan bahwa hasil data yang diamati hampir

seragam. Frekuensi mastikasi kuda betina dewasa pada saat pemberian konsentrat dapat

dilihat tabel 4.

Tabel 4. Hasil analisis Data frekuensi mastikasi kuda betina dewasa per ekor per hari per kg
pakan di kandang N Denkavkud saat pemberian konsentrat

Waktu Pemberian
Nilai
Pagi Sore
Rata Rata 464,31 459,24
Min 463,11 458,78
Maks 466,39 459,50
SD 20,93 12,48
KV 0,05 0,03
Keterangan : Maks : Maksimal (gr)
Min : Minimal (gr)
SD : Standar Deviasi (s)
KV : Koefisien Variasi (%)

Berdasarkan tabel 4 dapat kita analisis untuk mendapatkan rata rata mastikasi sebesar

459,24 – 4614,31 kali per 1 kg konsentrat. Hasil ini berbeda dengan pernyataan Mayer,

Ahlswede & Reindhart (1975) yang menyatakan bahwa kuda melakukan mastikasi antara 800

kali sampai 1200 kali per 1 kg konsentrat yang dikonsumsi. Hal ini disebabkan oleh

pencampuran konsentrat dengan air sebelum diberikan kepada kuda. Frekuensi mastikasi pada

saat pemberian konsentrat memiliki nilai koefisien variasi 0,05% dan 0,03 %. Nilai tersebut
menunjukan bahwa ternak yang digunakan dalam penelitian relative seragam, sesuai dengan

pendapat Nasution (1992) yang menyatakan bahwa koefisien variasi kurang dari 15%

menunjukan bahwa hasil data yang diamati hamper seragam. Total frekuensi prehensi dan

mastikasi kuda betina dewasa dalam satu hari dapat dilihat pada tabel 5.

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 7


Prehensi dan Mastikasi Kuda Betina Dewasa di Denkavkud.....Muhammad Adirahman C

Tabel 5. Hasil analisis data Frekuensi prehensi dan mastikasi kuda betina dewasa di kandang
N Denkavkud selama penilitian
Prehensi (Kali) Mastikasi (Kali)
Nilai
Hijauan Konsentrat Hijauan Konsentrat
Total (Jumlah 3 hari) 5252 3720 136630 49872
Rata Rata (Ekor/hari/kg
117,54 68,89 3055,57 923,56
pakan)
SD 4,99 2,55 74,08 2,55
KV 0,13 0,07 0,07 0,04
Keterangan : Total : Jumlah 3 hari (kali
Rata rata : Ekor/hari/kg pakan (kali)
SD : Standar Deviasi (s)
KV : Koefisien Variasi (%)

Frekuensi prehensi dan mastikasi memiliki frekuensi terbanyak di pemberian pagi

hari. Hal ini sejalan dengan pernyataan Yousef (1985) yang menyatakan bahwa suhu paling

optimum berada pada pagi hari, sehingga diduga hal ini menyebabkan aktivitas prehensi dan

mastikasi tertinggi terdapat pada pukul 07.00. , Selain itu faktor jeda yang tidak seimbang di

dalam jadwal pemberian pakan harian juga mempengaruhi frekuensi prehensi dan mastikasi.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa banyaknya rata rata
frekuensi prehensi kuda betina dewasa/ekor/hari untuk pemberian rumput sebanyak 117,54
kali dan 68,89 kali untuk pemberian konsentrat, serta rata rata frekuensi mastikasi betina
dewasa/ekor/hari untuk pemberian rumput sebanyak 3055,57 kali dan 923,56 kali untuk
pemberian konsentrat. Frekuensi prehensi dan mastikasi tertinggi untuk pemberian rumput
maupun konsentrat/ekor/hari didapatkan pada saat pemberian pakan di pagi hari.

SARAN
Lebih baik dilakukan pemotongan hijauan menjadi lebih kecil terlebih dahulu agar
kuda lebih mudah melakukan prehensi dan mastikasi ketika kuda mengonsumsi hijauan
tersebut.

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih disampaikan kepada Denkavkud Parongpong Bandung Jawa
Barat yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini, serta kepada Kolonel Hadi
yang telah membantu ketika penelitian dilaksanakan.

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 8


Prehensi dan Mastikasi Kuda Betina Dewasa di Denkavkud.....Muhammad Adirahman C

DAFTAR PUSTAKA
American Egg Board. 2010. Egg products reference guide. Dalam : http://www.aeb.org/egg
products reference guide.html [18 November 2016]
Andriani, L., E. Hermawan., K.A Kamil., A. Mushawwir. 2010. Fisiologi Ternak. Widya
Padjadjaran. Bandung. 193-213.
Bradley, Robert M. 1981. Basic Oral Physiology. Year Book Medical Publisher, inc..
Campbell, J. R. 2003. Animal Science Mc Graw Hill. New York. 242.
Church., D. C.and W. G. Pond. 1998. Basic Animal Nutrition and Feeding.3rd Edition. John
Wiley and Sons. New York. P : 295-927.
David Frappe. 1986. Equine Nutrition and Feeding. Churchill Livingstone Inc, New York.
United States of America.
Edwards, E.H. 1994. The Encyclopedia of Horse. First Published in Great Britan,
London.Gonyou, H. W. 1991. Behavioul Methods to Answer the Question About
Sheep. Anim. Sci. 69:4155-4159Harris et al. 2010. The Natural Horse and Natural
Behaviour. Equine Veterenirary Journal Ltd,. D. C. 1991
Eryc C, Tine D, Else D and Maurice H. 2001. Feeding ecology of Konik horses and donkeys
in Belgian costal dunes and its implications for nature management. University of
Ghent, Dept Biology Belgium : 114 - 115
Grier, J. W. 1984. Biology of Animal Behaviour. Times Mirror/Mosby College Publishing. St
Louis, Missouri. Vol. 13.
Hartadi, H. ,A.D. Tillman, dan S. Reksohadiprodjo. 1986. Tabel Komposisi Pakan Untuk
Indonesia.Fakultas Peternakan. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.
Haryanto, B. dan Andi Djajanegara, 1993. Pemenuhan Kebutuhan zat-zat pakan ruminansia
kecil, dala produksi kambing dan domba di Indonesia, editor : Monica W., dkk,
Solo : sebelas Maret University Press.
Heather S T. 2000. Storey’s Guide to Raising Horses. Versa Press. United States
Jacoeb, T. N., 1994. Budidaya Ternak Kuda. Cetakan 1. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Janis C. M. 2009. Comparative Ingestive Mastication in Domestic Horses and Cattle : a pilot
investigation. Department of Ecology and Evolutionary Biology Brown
University. Providence, RI , USA..
Kartasudjana, R. 2001. Proses Pemotongan Ternak di Rumah Potong Hewan. Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta. 165.
Mansyur, Tanuwiria dan D. Rusmana. 2006. Eksplorasi Hijauan Pakan Kuda dan Kandungan
Nutrisinya. Unpad, Bandung. Pp : 924 – 931.
Maswarni, 2014. Kuda. Penebar Swadaya. Pamulang.
Mayes, E & Duncan P. 1986. Temporal Petterns of feeding in free ranging
horses.Behaviour,96 :105 – 29

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 9


Prehensi dan Mastikasi Kuda Betina Dewasa di Denkavkud.....Muhammad Adirahman C

Meyer H V, Ahlswede L & Reindhart H J. 1975. Duration of feeding, frequency of chewing


and physical form of the feed for horses. Dt Tieraztl Wschr 82, 54-8.
McBane, S. 1994. Modern Stables Management. Ward Lock. United Kingdom.
Miller., et al. (2001). The Importance of Meeting Calcium Needs With Food. Journal of The
American College of Nutrition, 20 (2) : 168S – 185S. Diakses 18 Nov 2016, dari
http://www.jacn.org/content/20/2/168S.full.pdf+html
Netty L Tobng. 2010. Kandungan Pakan Ternak Ruminansia. Manajemen dan Teknologi.
NRC. 1978. Nutrient Requirements of Horse. Fourth Revised Edition. National Academy of
Sciences, Institute of Medicine, USA.
Panda, P.C. 1996. Text Book on Egg and Poultry Technology. Vikas Publishing House Pvt.
Ltd., Hisar.
Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. Universitas Indonesia
Press, Jakarta. Halaman :2.
Rasyid, Ilhami. N. I. 2008. Tingkah Laku Ternak. Fakultas Peternakan Jendral Sudirman.
Purwokerto. Vol 1.
Soehardjono, O. 1990. Kuda. Jakarta: Gramedia.
Tania Cubitt. 2010. The Horse Digestice System. Hay Gain Feeds Pty Ltd. Australia
Warren Gill. 2008. Understanding Horse Behaviour. Animal Science Department. The
University of Tenesse.
Yousef, M. K. 1985. Grazing Management. Academic Press Inc., New York. 160.

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 10


Prehensi dan Mastikasi Kuda Betina Dewasa di Denkavkud.....Muhammad Adirahman C

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING DAN PERNYATAAN PENULIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Muhammad Adirahman C


NPM : 200110120211

Judul Artikel : “Tingkah Laku Prehensi dan Mastikasi Kuda Betina Dewasa pada saat

di kandangkan (Studi Kasus di Detasemen Kavaleri Berkuda Pusat

Kesenjataan TNI – AD Parongpong, Bandung, Jawa Barat”

Menyatakan bahwa artikel ini merupakan hasil penelitian penulis, data dan tulisan ini

bukan hasil karya orang lain, ditulis dengan kaidah-kaidah ilmiah dan belum pernah

dipublikasikan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya, tanpa tekanan dari pihak

manapun. Penulis bersedia menanggung konsekuensi hukum apabila ditemukan kesalahan

dalam pernyatan ini.

Jatinangor, 4 Januari 2017


Mengetahui, Penulis,

Pembimbing Utama,

(Drh. Dwi Cipto Budinuryanto, MS.) (Muhammad Adirahman C)

Pembimbing Anggota,

(Ir. An An Yulianti, M.Si.) Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 11

Anda mungkin juga menyukai