Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika merupakan salah satu cabang dari ilmu pengetahuan yang


banyak aplikasinya di berbagai bidang ilmu pengetahuan dan matematika itu
sendiri. Disiplin-disiplin utama di dalam matematika pertama muncul karena kebutuhan
akan perhitungan di dalam perdagangan, untuk memahami hubungan antar
bilangan, untuk mengukur tanah, dan untuk meramal peristiwa astronomi. Empat
kebutuhan ini dapat dikaitkan dengan pembagian-pembagian matematika ke dalam
pengkajian besaran, struktur, ruang, dan perubahan yaitu, aritmetika, aljabar,
geometri, dan analisis.

Geometri transformasi merupakan suatu bab yang membahas mengenai


perpindahan suatu titik pada bidang dimansi dua atau datar. Transformasi meliputi
refleksi, rotasi, dan translasi. Pada makalah ini dibahas masalah mengenai geometri
transformasi yaitu refleksi yang menyebabkan adanya isometri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Isometri?
2. Bagaimana sifat-sifat Isometri?
3. Apa saja jenis-jenis Isometri?
4. Isometri langsung dan isometri lawan?
5. Isometri sebagai grup?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Isometri
2. Untuk mengetahui sifat-sifat Isometri
3. Untuk mengetahui jenis-jenis Isometri
4. Untuk mengetahui Isometri langsung dan isometri lawan
5. Untuk mengetahui Isometri sebagai grup

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Isometri
Bahasan mengenai isometri, merupakan suatu transformasi atas pencerminan
(refleksi), pergeseran (translasi) dan perputaran (rotasi). Dalam kamus Bahasa isometri
diartikan sebagai kata sifat yang berkenaan dengan atau memiliki ukuran yang sama
dengan lainnya. Isometri merupakan suatu transformasi yang
mengawetkan/mempertahankan jarak.
Secara matematis dapat ditentukan sebagai:
Misalkan 𝐴′ = T (A) dan B’ = T (B), maka T dikatakan suatu isometri jika dan hanya jika
|𝐴𝐵|=|𝐴′ 𝐵 ′ |
Contoh Soal 3.1
T adalah sebuah transformasi yang ditentukan oleh T (P) = (x - 5, y + 3) untuk semua
titik P(x,y)  u . Selidiki apakah T suatu isometri?

|𝐴𝐵| = |𝐴′ 𝐵 ′ |

√(𝑥𝐵 − 𝑥𝐴 )2 + (𝑦𝐵 − 𝑦𝐴 )2 = √(𝑥𝐵′ − 𝑥𝐴′ )2 + (𝑥𝐵′ − 𝑥𝐴′ )2

√(0 − 1)2 + (1 − 0)2 = √(−5 + 4)2 + (4 − 3)2

√1 + 1 = √1 + 1

√2 = √2

Maka T (P) adalah isometri

2
B. Sifat-Sifat Isometri
Suatu isometri pada dasarnya memiliki tiga sifat yaitu:
1) memetakan garis ke garis,
2) memetakan besar sudut antara dua garis, dan
3) mengawetkan kesejajaran dua garis.
Sifat-sifat tersebut yang akan dijabarkan dalam teorema sebagai berikut:
Teorema 3.1
Bayangan (peta) suatu garis pada suatu isometri adalah sebuah garis. Bila T suatu
isometri dan s suatu garis, maka s′ = T (s) adalah suatu garis.
Pembuktian Teorema 3.1:
Terdapat sebuah garis s, maka akan dibuktikan bahwa bayangan/petanya adalah sebuah
garis. Misal garis t adalah bayangan (peta) dari s.
s’ = t untuk membuktikan s’ =t , tunjukan bahwa setiap titik di s’ terletak t , dan begitu
pula sebaliknya (s’⊂ t ) dan (t ⊂s’ ).

i) s’⊂ t
Misal titik-titik di s adalah A dan B maka titik-titik t adalah A’ dan B’ . Karena s’
adalah himpunan semua bayangan dari titik s , maka dapat dibuktikan bahwa s’⊂ t
Ambil titik P di s dan akan ditunjukan P’ terletak di t . Seperti pada Gambar 3.1.
Pada gambar diketahui bahwa T(A )=A’ , T(B )=B’ dan T (P )=P’ .

Gambar 3.1 Teorema 3.1


Misal P terletak di antara A dan B, maka:
AP + PB = AB (Gambar 3.1a)
Karena s’ adalah himpunan semua bayangan dari titik s, maka P’= T(P) terletak di s’
sehingga A’B’ + P’B’ ⇾ P’ terletak pada t
Kontradiksi: Jika P∉ t maka akan berbentuk segitiga yaitu ∆ A’ P’ B’ .
Menurut ketaksamaan∆ berlaku A’ P’ + P’ B’ > A’B’ , sehingga P∉ s adalah salah.
(Gambar 3.1b) Jadi haruslah P’ ∈ 𝑡. (terbukti)

3
ii ( t ⊂ s’ )

b. Teorema 3.2

Bayangan (peta) suatu sudut oleh suatu isometri mempunyai ukuran sudut yang
sama dengan sudut semula.

c. Teorema 3.3
Bayangan (peta) dua garis oleh suatu isometri adalah sejajar jika dan hanya jika
garis-garis semula sejajar.

Bukti : (Gunakan Pembuktian Kontradiksi)

Andaikan s’ berpotongan dengan t’ dititik P’ maka T(P) = P’, sehingga P’ ∈ g’ dan


P’ ∈ h’. P’ ∈ g dan P’ ∈ h, maka pengandaian SALAH. Sehingga yang benar adalah
garis g’ sejajar dengan garis h’.

C. Jenis Isometri
Setelah mengetahui pengertian dari isometri dan sifat-sifatnya. Hal lain yang
perlu dipelajari mengenai isometri adalah jenis-jenisnya. Terdapat dua jenis isometri
yaitu:

4
1) Memindahkan bangun geometri langsung dari satu posisi ke posisi lain.

2) Memindahkan suatu bangun dengan memutar bangun tersebut.


Suatu pemetaan dikatakan langsung, jika pemetaan tersebut mengawetkan orientasi;
yakni apabila arah gerakan benda sama dengan arah gerakan bayangannya, dan
sebaliknya suatu pemetaan disebut berlawanan jika pemetaan itu membalikan orientasi;
yakni jika arah gerakan benda berlawanan dengan arah gerakan bayangannya.

Teorema 3.4
Setiap isometri adalah sebuah isometri langsung atau sebuah isometri berlawanan.
Ada dua jenis isometri yaitu

1) yang memindahkan bangun geometri langsung dari satu posisi ke posisi lain dan

2) yang memindahkan suatu bangun dengan memutar bangun tersebut.

Gambar 3.4 Jenis Isometri

5
D. Isometri langsung dan isometri lawan

Definisi 2.2 :

Misalkan (P, Q, R) adalah ganda tiga titik yang koliniear (tidak segaris).
Apabila urutan perputaran P, Q, R sesuai dengan perputaran jarum jam
maka P, Q R di sebut memiliki orientasi negatif. Sedangkan apabila urutan
perputaran P, Q, R berlawanan dengan arah perputaran jarum jam maka P,
Q, R memilki orientasi positif.

Contoh 2.2
Misalkan diberi enam buah titik (lihat gambar) karena urutan perputaran A, B, dan
C berlawanan dengan perputaran jarum lonceng maka (A, B, C) berorientasi positif
sedangkan urutan perputaran (P, Q, dan R) berorientasi negatif.

C
P
B
Q A
R

Definisi 2.3

Suatu Transformasi T disebut langsung jika dan hanya jika transformasi


itu mempertahankan orientasi. Sedangakan Transformasi T disebut
transformasi lawan jika dan hanya jika transformasi itu mengubah arah
orientasi.
Definisi 2.4
Misalkan T suatu transformasi. T disebut mempertahankan orientasi
apabila untuk setiap ganda tiga titik A, B, C yang kolinear orientasinya
sama dengan orientasi dari petanya. Sedangkan lainnya disebut mengubah
orientasi.

6
Definisi 2.5

Isometri langsung adalah isometri yang merupakan transformasi langsung,


sedangkan isometri lawan adalah isometri yang merupakan transformasi lawan.

Isometri Lawan
Misalnya sebuah refleksi (pencerminan)

∆PQR berlawanan dengan jarum jam (+) sedangkan ∆P'Q'R' searah dengan jarum jam
(-).
Isometri Langsung

Misalnya sebuah rotasi (perputaran)

∆PQR berlawanan dengan jarum jam (+) sedangkan ∆P'Q'R' tetap berlawanan dengan
jarum jam (+).

Sifat yang penting dalam geometri transformasi ialah :

1. Setiap refleksi (pencerminan) pada garis adalah suatu isometri lawan.


2. Akan tetapi tidak setiap isometri adalah isometri lawan, ini dapat dilihat pada
gambar di atas yaitu rotasi (perputaran) adalah isometri langsung.
3. Setiap isometri adalah sebuah isometri langsung atau sebuah isometri lawan.

7
E. Isometri sebagai grup

Definisi 2.6

Suatu himpunan S ≠ Ø dan operasi o yang di notasikan dengan (S,o) di sebut grup,
jika memenuhi aksioma-aksioma berikut :

1. S tertutup terhadap operasi o, artinya ∀ a, b ∈ 𝑆, a o b ∈ 𝑆


2. Operasi o asosiatif pada S, artinya ∀ a, b , 𝑐 ∈ 𝑆, (a o b) o c = a o (b o c)
3. Ada unsur Identitas, untuk setiap anggota S , artinya ∃𝑒 𝜖 𝑆, ∀𝑎 𝜖 𝑆 → 𝑎 o e =
e o a = a.
4. Untuk setiap anggota S, mempunyai balikan di S, artinya : ∀𝑎 𝜖 𝑆, ∃𝑏 ∈ 𝑆 →
a ob = b oa = e

Aksioma 1 :

Ambil T1 dan T2 di S. Menurut teorema, komposisi T2 O T1 adalah juga transformasi.


Oleh karena itu T2 O T1 ∈ 𝑆, jadi aksioma ketertutupan di penuhi.

Aksioma 2 :

Ambil T1 , T2 dan T3 di S, menurut teorema , komposisi transformasi bersifat asosiatif ,


yaitu (T1 O T2 ) o T3 = T1 O (T2 o T3 ). Jadi aksioma kedua di penuhi

Aksioma 3 :

Ada transformasi identitas 1 yang didefinisi 1 (P) = P ∀𝑃 𝜖 𝑣. jelas 1 𝜖 𝑆. Maka untuk


semua transformasi 1 𝜖 𝑆 berlaku T o 1 = 1 o T= T ( menurut teorema. Jadi eksistensi
identitas untuk operasi komposisi dipenuhi.

Aksioma 4 :

Ambil T 𝑆 . Menurut teorema, setiap transformasi mempunyai balikan , sehingga To T-1


= T-1 o T = 1. Atau untuk ∀𝑇 𝜀 𝑆, ∃ T-1 𝜀 𝑆 sehingga To T-1 = T-1 o T = 1. Jadi , eksistensi
balikan dipenuhi. Karena keempat aksioma grup di atas di penuhi (S,o) adalah grup. Grup
(S,o) di sebut pula grup transformasi sebab S merupakan transformasi- transformasi.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Geometri transformasi merupakan suatu bab yang membahas mengenai


perpindahan suatu titik pada bidang dimensi dua atau datar. Transformasi meliputi
refleksi, rotasi, dan translasi. Pada makalah ini dibahas masalah mengenai geometri
transformasi yaitu refleksi yang menyebabkan adanya isometri. Isometri merupakan
suatu transformasi atas Refleksi (pencerminan), Translasi (pergeseran), dan Rotasi
(perputaran) pada sebuah garis yang mempertahankan jarak (panjang suatu ruas garis).

B. Saran
Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari bahwa dalam makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kami sebagai penulis makalah ini mengharapkan
berupa kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan pembuatan makalah ini
dan bermanfaat khususnya untuk penyusun dan umumnya untuk pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/isometri_(matematika)

http://anchasinyo.blogspot.com/2011/10bukti-pencerminan-sebagai-isometri.html

http://ms.wikipedia.org/wiki/Geometri_Transformasi

10

Anda mungkin juga menyukai