Anda di halaman 1dari 31

Laporan Praktik Kerja Lapangan

Jurusan Teknik Sipil 1


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan

2. TULANGAN
1. Macam / Tipe Baja Tulangan
Ada 2 jenis baja tulangan, yaitu tulangan polos (plain bar) dan tulangan ulir
(deformed bar), yaitu :
a. Tulangan ulir
Berdasarkan SNI ( dalam Wahyudi, 1999 :33), digunakan simbol D untuk
menyatakan diameter tulangan ulir. Sebagai contoh, D-10 dan D-19 menunjukkan tulangan
ulir berdiameter 10 mm dan 19 mm.
Tulangan ini tersedia mulai dari diameter 10 hingga 32 mm, meskipun ada juga yang lebih
besar, tetapi umumnya diperoleh melalui pesanan khusus.
Bedasarkan ketentuan SNI T-15-1991-03 pasal 3.5 (dalam Wahudi, 1999 : 33) baja
tulangan ulir labih diutamakan pemakaiannya untuk batang tulangan. Salah satu tujuan dari
ketentuan ini adalah agar struktur beton bertulang tersebut memiliki keandalan terhadap
efek gempa, Karena antara lain terdapat lekatan yang lebih baik antara beton dengan
tulangannya.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh baja tulangan ulir menurut L. Wahyudi
(1999:3) antara lain :
 Mutu dan cara uji harus sesuai dengan SII-0136-86 atau ekivalen JLS. G. 3112
 Baja tulangan ulir mempunyai kuat leleh lebih besar dari 400 KN/cm2 boleh dipakai
asalkan fy adalah tegangan yang memberikan regangan 0,30 %.
 Baja tulangan beton yang dianyam harus memilih ASTM AIG4 “Spesification For
Fabricated Deform Steel Bar Mats For Concrete Reinforcement”.

Tabel. 1 Dimensi Nominal Tulangan Ulir


Diameter Berat Keliling Luas Penampang
(mm) (kg/m) (cm) (cm2)
10 0,67 3,14 0,785
13 1,04 4,08 1,33
16 1,58 5,02 2,01
19 2,23 5,96 2,84
22 2,98 6,91 3,80
25 3,85 7,85 4,91
32 6,31 10,05 8,04
36 7,99 11,30 10,20
40 9,87 12,56 12,60

Jurusan Teknik Sipil 2


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan

b. Tulangan polos (Plain)


Baja tulangan ini tersedia dalam beberapa macam diameter tetapi karena ketentuan
SNI (dalam Wahyuidi, 1999 : 32), hanya memperkenankan pemakaiannya untuk sengkang
dan tulang spiral, pemakiannya terbatas. Saat ini tulangan polos yang mudah dijumpai
adalah hingga diameter 16mm, dengan panjang standar 12 meter.

Table 2 Dimensi Efektif Tulangan Polos


Diameter Berat Keliling Luas penmpang
(mm) (kg/m) (cm) (cm2)
6 0,222 1,88 0,283
8 0,395 2,51 0,503
10 0,617 3,14 0,785
12 0,888 3,77 1,13
16 1,58 5,02 2,01

Untuk melindungi tulangan terhadap bahaya kebakaran dan korosi disebelah luar tulangan
harus diberi tebal minimum beton. Tebal selimut beton bervariasi tergantung pada tipe
konstruksi dan kondisi lingkungan. Berdasarkan pasal 3.16.7 SNI, tebal selimut beton
bertulang yang tidak langsung berhubungan dengan cuaca atau tanah adalah tidak boleh
lebih kecil dari 20 mm untuk pelat, dinding, dan pelat berusuk yang menggunkan diameter
tulangan lebih kecil dari D-36, sert 40 mm untuk balik dan kolom. Jika beton tersebut
berhubungan langsung dengan tanah, tebal selimut minimum adalah 40-50 mm,
tergantung dari diameter tulangannya, tetapi jika beton tersebut dicor langsung ditanah
tanpa adanya lapisan dasar atau lantai kerja, tebal selimut beton minimum 70 mm.
(L.Wahyudi, 1999:32)

Baja tulangan polos

Baja tulangan ulir

Gambar 10. Jenis-jenis Baja Tulangan

Jurusan Teknik Sipil 3


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan

2. Pengaitan Dan Pembengkokan


a. Pengaitan pada batang-batang
Kait-kait pada batang tulangan dapat berupa kait penuh, miring, atau lurus. Garis
tengah krakteristik Øk adalah sebuah garis tengah dari suatu batang yang dimisalkan
berpenampang bulat dan panjang, Volume, dan beratnya sama seperti batang baja
sebenarnya yang berpenampang deform. Untuk baja polos kaitan harus dibengkokkan agar
garis tengah kait paling sedikit 2,5 Øk. Garis tengah kait dari batang deform minimal harus
4 Øk, dan untuk kait lurus dan miring 5 Øk, (Pedoman Pengerjaan Beton, 1997 :104).
b. Pengaitan pada sengkang
Sengkang-sengkang pada balok dan kolom harus dilengkapi kait miring atau kait
lurus. Penggunaan sengkang pada kolom harus dipasang berselang-seling.
c. Pembengkokan pada batang-batang
Pembengkokan adalah perubahan arah yang diperlukan batang. Pembengkokan
pada batang-batang tulangan utama harus mempunyai garis tengah dalam paling sedikit 10
Øk, ( Pedoman Pengerjaan Beton , 1997 :105 ).

3.Perilaku Dan Penentunya


Ciri-ciri khas baja tulangan adalah :
 Kuat tarik ;
 Batas luluh / tarik ;
 Regangan pada tulangan maksimal ;
 Modulus elastisitas
Sifat-sifat ini dapat ditentukan secara pengujian tarik. Pada uji tarik, Dilakukan
suatu pengujian tarik batang baja beton hingga batang patah.

Jurusan Teknik Sipil 4


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan

B. TOPIK PKL

1.` Perhitungan Kebutuhan Bahan Untuk 1 Kolom Pada Gedung Aula, Lantai 1
a. Perhitungan Pembesian Kolom Lantai 1, Gedung Aula

1. Tulangan Utama D 19,


Panjang 1 batang besi utuh = 12 m
Panjang 1 potong tulangan utama = 3,76 m ; untuk K1 dan K2.
1 batang besi utuh = 3 potong
1 kolom butuh = 12 potong
12
Jadi kebutuhan 1 kolom = /3 = 4 batang besi utuh
2. Tulangan sengkang Ø 10 mm,
Panjang 1 batang besi utuh = 10 m
Panjang lurus 1 tulangan sengkang = 1,48 m
1 batang besi utuh didapat = 6 sengkang, dengan sisa 0,76 m
1 kolom butuh = 28 sengkang
28
Jadi kebutuhan 1 kolom = /6 = 4 2/3 batang besi utuh
35
Jurusan Teknik Sipil 5
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan

35

b. Perhitungan Perancah Kolom Lantai 1, Gedung Aula Analisa Perhitungan

Jurusan Teknik Sipil 6


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan

1. Multiplek 122 x 244, dengan tebal 9 mm

Jurusan Teknik Sipil 7


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan

52

40

a. Untuk.ukuran bekesting ( 40 x 400 cm ).


1 multiplek bisa dipotong 3 potongan ukuran 40 x 240 cm. sisa anggap tidak ada
ss
1 sisi kolom dibutuhkan 2 potong dengan sisa ( 40 x 65 cm ), 65 cm. = ( 2
x 244 ) - 400 = 88cm.
2 sisi kolom butuh 4 potong dengan sisa potongan 2 buah ukuran ( 40 x 65 cm )
Jadi, untuk 1 kolom dibutuhkan 4/3 atau 11/3 lembar multiplek.
b. Untuk ukuran ( 52 x 400 ).
1 multiplek bisa dipotong menjadi 2 bagian, dengan sisa potongan ( 18 x 240 cm ).

1 sisi kolom dibutuhkan 2 potong, dengan sisa ( 18 x 65 cm ), dimana lebar sisa


potongan adalah 122 – 104 = 18 cm, dan tinggi sisa potongan adalah ( 2 x 244 ) –
400= 88 cm.
2 sisi kolom butuh 4 potong dengan sisa potongan 2 buah ukuran ( 18 x 65 cm )
Jadi, untuk 1 kolom dibutuhkan 4/2 = 2 lembar multiplek.

Jadi, kebutuhan total multiplek untuk 1 kolom = 2 + 1 1/3 = 3 1/3 lembar multiplek.

2. Kebutuhan kayu
a. Kayu 3” x 4 ” panjang 4m
1 batang kayu utuh panjangnya 4,8 m
- 1 batang kayu utuh dapat dipotong 1 potongan dengan ukuran 4 m,dan sisa 0,8 m.
1 kolom dibutuhkan 4 potongan dengan panjang 4 m.
Jadi 1 kolom dibutuhkan 4 batang

b. Kayu 2’x 3’panjang 0,9m


- 1 batang kayu utuh dapat dipotong 5 potongan dengan ukuran 0,9. dan sisa 0,33 m
Untuk 1 kolom dibutuhkan 32 potongan dengan panjang 0,9 m.

Jurusan Teknik Sipil 8


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan

Jadi, untuk 1 kolom = 32/5 = 6 2/5 batang.

c.Kayu 2” x 2”
 Kayu 2’’x2’’panjang 4m
1batang kayu utuh panjangnya 4,8 m
- 1 batang kayu utuh dapat dipotong 1 potongan dengan ukuran 4 m,dan sisa 0,8 m.
Untuk 1 kolom dibutuhkan 8 potongan dengan panjang 4 m.
Jumlah kayu 2”x2” yang dibutuhkan untuk 1 kolom = 8 batang.
 Kayu 2”x2” panjang 0.3 m
1batang kayu utuh panjangnya 4,8 m.
- 1 batang kayu utuh dapat dipotong 16 potongan dengan ukuran 0,3 m,dan tidak sisa.
Jadi, untuk 1 kolom dibutuhkan 20 potongan dengan panjang 0,3 m.
2 potong diperoleh dari sisa kayu 2”x2” yaitu 0.8 m
Sedangkan 18 potong lagi dibutuhkan 18/16 =1 1/3batang.
Jumlah kayu 2’’x2’’ yang dibutuhkan untuk 1 kolom = 1 1/3 + 8 = 9 1/3 batang.

Total kayu 2’x2’ yang dibutuhkan = 2 batang dengan sisa 4,2

3. Stronger ( penguat ).
Jarak antar stronger 60 cm, jadi jumlah yang diperlukan untuk 1 kolom adalah 14
buah
4. Beton segar
Panjang kolom = 4m – 0,5m = 3,5m, dimana 0,5m adalah tinggi maksimal balok
(B3).
- Untuk kolom = Volume kolom = 0,4 x 0,4 x panjang kolom
= 0,4 x 0,4 x 3,5
= 0,56 m3.
= 0,56 m3.

Jurusan Teknik Sipil 9


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan

Rekapitulasi / Simpulan Kebutuhan Bahan Untuk 1 Kolom

A. PEMBESIAN
1. Tulangan utama D 19 mm
Jumlah = 4 batang, dengan panjang 11,98 m
2. Tulangan sengkang Ø 10 mm
Jumlah = 4 2/3 batang, dengan panjang 10 m

B. CETAKAN / BEKESTING
1. Multiplek 9 mm
Jumlah 3 1/3 lembar
2. Kayu 2 in x 2 in, dengan jumlah = 9 1/3 batang
Kayu 2 in x 3 in, dengan jumlah = 6 2/5 batang
Kayu 3 in x 4 in, dengan jumlah = 4 batang
3. Penguat (stronger) = 16 buah

C. STRONGER (PENGUAT)
Jumlah stronger yang diperlukan 16 buah tiap 1 kolom

D. BETON SEGAR
Volume beton segar 0,56 m3 untuk 1 kolom.

Jurusan Teknik Sipil 10


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan

2. Metode Pelaksanaan Kolom

Mulai

Pekerjaan persiapan

Penyetelan dan Pabrikasi Pabrikasi tulangan


pemasangan sepatu koom bekesting

Jurusan Teknik Sipil 11


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan

`
N0
Pendirian tulangan

Pengecekan
Pengecoran kolom yes tulangan

yes
Pemasangan beton
deking

Penyetelan dan perangkaian perancah

Pengadan beton no
ready mix Cek
slump

Pembongkaran
bekesting

Cek hasil
Bobok/dempul no pengecoran

ok
Perawatan

selesai
Jurusan Teknik Sipil 12
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan

Fow chart pelaksanaan kolom

a.Pekerjaan Persiapan

Pembuatan kolom ukuran 40x40x400

Ukuran sengkang 35x35

1. Pembacaan gambar

Dari pembacaan gambar kita mengetahui dimensi kolom, dimensi sengkang,beserta

diameter besi kolom

2. Persiapan alat dan bahan

Alat-alat dan bahan disiapkan dalam suatu bengkel kerja tersendiri. Alat dan bahan

perancah disiapkan dibengkel peracah sebelum memulai pakerjaan. Begitu juga

dengan tulangan disiapkan di bengkel tulangan.

3. Pembuatan beton tahu dan baji

Sebelum pekerjaan dimulai sebaiknya beton tahun dan baji telah disiapkan

sehingga bila sewaktu-waktu di perlukan bisa langsung digunakan

b. Pemasangan sepatu kolom

 Penentuan acuan penarikan benang yaitu pada sudut-sudut bangunan

 Pada acuan tersebut dipastikan stik (panjang penyaluran ) sesuai dengan gambar

dan ketegakannya bagus. Penyetelan ketegakannya dengan kolom dibawahnya

dengan menggunakan pesawat theodolit yang ketegakannys dibidik dari kedua

sisi yang saling tegak lurus

 Pada masing-masing acuan, kayu diikatan pada stik dengan 2 sisi yang saling

tegak lurus.

 Pemasangan paku dengan jarak 2,5 cm dari luar stik. Dan pada paku tersebut

diikat benang yang kemudian ditarik ke acuan lainnya.

Jurusan Teknik Sipil 13


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan

 Pada masing-masing tempat yang akan dibuat kolom benang tersebut

dipindahkan/diload kelantai menggunakan unting-unting. Dari garis tersebut

diukur 6cm kemudian dipasangakan sepatu kolom

 Untuk stik yang tidak berada di acuan satu sisi cara pembuatan sepatu kolo

seperti diatas, namun di sisi lainnya sepatu kolom dibuat dengan mengukur 20

cm(setengah lebar kolom) dari as stik ke lantai kemudian ditambah 6cm .

Catatan: 2,5 cm = tebal beton tahu

6cm = tebal mal(multiplek + kayu 2” x 2” )

= 1cm + 5cm

Jurusan Teknik Sipil 14


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan

sepatu kolom

c. Pabrikasi bekesting dan perancah kolom

 Kolom yang akan dibuat berdimensi 40 cm x 40cm dan tinggi 4meter. Dari ukuran

tersebut akan dibuat bekesting dengan 4sisi yaitu 2sisi dengan lebar 40 cm dan 2sisi

lagi berukuran 52cm

52cm = 40 + 2(tebal multiplek + kayu 2”x2”)

=40+ 2(1+5)cm

Jurusan Teknik Sipil 15


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan

Gambar penentuan lebar multiplek yang dibutuhkan

 Pemotongan multiplek dengan lebar 40cm dan panjang 244cm serta lebar 40cmdan

panjang 156cm masing-masing 2 buah

 Pemotongan multiplek dengan lebar 40cm dan panjang 244cm serta lebar 40cmdan

panjang 156cm masing-masing 2 buah.

Catatan: 244cm+156cm =4m

 Pakukan kayu 2”x2” dengan multiplek sehingga didapat bekisting 40cm x 4mdan

52x4m masing-masing 2 buah

Gambar pemasangan kayu 2”x2”

Jurusan Teknik Sipil 16


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan

 Pasang kayu penguat 2”x2” pada sisi 40cm =3 buah. Dan pada sisi 52cm 8 buah

Gambar pemasangan kayu penguat

 Pasang broti 2”x3”dan 3”x4”pada sisi yang memiliki lebar 52cm . sedang pada sisi

dengan lebar 40 cm tidakdipasang

Gambar pemasangan kayu pengaku

Jurusan Teknik Sipil 17


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan

 Rangkaikan 3sisi bekisting menggunakan paku dan stronger yaitu dua buah sisi

40cm dan satu sisi 52 cm. Satu sisi lagi dipasang setelah tulangan telah berdiri.

d. Pabrikasi tulangan

 Pemotongan tulangan utama dan pembuatan segkang

 Perakitan tulangan sesuai dengan gambar

e. Pendirian Tulangan

 Tulangan yang telah dirakit didirikan dengan mengikatkan pada stik panjang

penyaluran. Kolom yang telah berdiri harus kuat dan tegak.

 Pengikatan beton deking pada sisi luar tulangan sebagai jarak antara tulangan

dengan beton

f. Perangkaian dan Penyetelan perancah

 Perancah yang telah dirangkai (3masih sisi) didirikan mengeliingi tulangan kolom

dengan merapatkan pada sepatu kolom

 Pemasangan sisi perancah lebar 52cm yang belum terpasang lalu dipakukan dan

dikakukan dengan stronger

 Pemasangan kayu 2”X3” Serta diketatkan menggunakan baji

 Pemasangan unting-unting pada sisi yang saling tegaklurus

 Stel ketegakan kolom,lakukan penyokongan kolom masing-masing sisi


Jurusan Teknik Sipil 18
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan

g . Pengadaan beton ready mix

Pengadan ready mix dipesan pada perusahaan ready mix tertentu, jadi sebelum

digunakan beton segar tersebut harus terlebih dahulu dicheck slumpnya, nilai slump

tersebut harus sesuai dengan slump yang dipesan, jika tidak ready mix tersebut

dipulangkan ke perusahaan yang bersangkutan

h. Pengecoran Kolom

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengecoran kolom antara lain :

 Pengecoran harus menggunakan corong ; hal ini bertujuan agar jatuhnya

beton teratur

 Pemadatan yang kurang dapat menyebabkan segresi

 Pemadatan yang berlebihan dapat menyebabkan bleeding

i. Pembongkaran bekisting dan perancah

Pembongkaran bekisting dan perancah dilakukan apabila

 Beton telah mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul beratnya

sendiri

Jurusan Teknik Sipil 19


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan

 Beton tidak lagi mengalami perubahan bentuk jika bersenthuan dengan

benda lain

Pada proyek ini pembongkaran dilakukan sehari setelah pengecoran

Pembongkaran bekisting dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menjamin keselamatan

penuh atas struktur yang dicetak dan perancah yang dibongkar tidak banyak rusak.

j. Pengecekan hasil pengecoran

Setelah pembongkaran dilakukan pengecekan hasil :

 Honey comb (sarang kerikil)

Jika terjadi Honey comb maka beton tersebut didempul menggunakan

semen

 Retak-retak

Jika keretakan terjadi maka beton harus di bongkar dan dicor lagi

 Kotor

Jika beton kotor solusinya membersihkannya asalkan tidak menggunakan

zat atau bahan yang berbahaya bagi beton.

k. Perawatan (curing)

Perawatan beton berpengaruh pada tingkat keawetan dan kekuatan beton.jika beton

tidak mendapat perawatan menyebabkan proses hidrasi semen terganggu karena penguapan

air dalam beton tidak tertahan sehingga mengakibatkan beton:

 Retak-retak pada permukaan beton, disebabkan perbedaan temperatur pada

permukaan dengan temperatur dalam beton.

 Timbul pori dalam beton

 Kekuatan dan keawetan beton berkurang

Untuk mencegah penguapan dilakukan penyiraman secara teratur tiap hari dan pengikatan

goni basah pada kolom

Jurusan Teknik Sipil 20


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan

3. Teknik Pelaksanaan Balok Dan Plat Lantai I

Mulai

Pekerjaan persiapan

Pabrikasi Pemasangan Pabrikasi Pemasangan


tulangan bantalan papan dan bekesting scaffolding
mal bawah balok dan support

Pemasangan
perancah balok, plat
dan hory beam

Perakitan dan
pemasangan
tulangan

No

Pemeriksaan
tulangan

Pengecoran balok Yes


dan plat lantai

Perawatan
Pembongkaran
selesai perancah

Pemeriksaan
beton

Jurusan Teknik Sipil 21


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan

Flow chart teknik pelaksanaan balok dan plat lantai


a. Pekerjaan Persiapan

1. Pembacaan gambar

Dari pembacaan gambar kita mengetahui dimensi balok, dimensi sengkang, beserta

diameter besi balok

2. Persiapan alat dan bahan

Alat-alat dan bahan disiapkan dalam suatu bengkel kerja tersendiri. Alat dan bahan

perancah disiapkan dibengkel peracah sebelum memulai pakerjaan. Begitu juga

dengan tulangan disiapkan di bengkel tulangan.

3. Pembuatan beton tahu

Sebelum pekerjaan dimulai sebaiknya beton tahu telah disapkan sehingga bila sewaktu-

waktu di perlukan bisa langsung digunakan

b. Pabrikasi Bekesting

 Pemotongan bahan-bahan yang dibutuhkan seperti pemotongan multiplek untuk

mal dinding balok,multiplek bawah balok, kayu 2”x2” untuk kayu 2”x3”dan kayu

2”x4”.

Catatan :untuk mal balok yang menyambung pada plat tebal mal =(tebal balok –

tebal lantai)+tebal mal bawah balok.

 Pemasangan kayu 2”x2”(suri-suri) pada masing masing mal secara melintang

dengan jarak +60 cm yang mana kayu ini berfungsi sebagai pengaku.

 Pemasangan kayu 2”x2” pada masing masing mal secara memanjang . Yang mana

kayu 2”x2” ini akan menjadi tempat persambungan antara mal dinding dan mal

bawah balok.

Jurusan Teknik Sipil 22


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan

c. Pemasangan bantalan papan penumpu dan dinding mal bawah balok

 Menentukan ketinggian papan bantalan akan dipasang pada kolom .Yaitu dengan

cara menghitung selisih tinggi kolom dengan tinggi balok

 Bantalan papan dipasang melingkar pada kolom berfungsi sebagai tumpuan mal

dinding bawah balok

 Pemasangan mal bawah balok

 Pemasangan support untuk menahan mal bawah balok

Pemasangan mal balok

Jurusan Teknik Sipil 23


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan

d. `Pabrikasi tulangan

 Pemotongan tulangan utama dan pembuatan sengkang

 Perakitan tulangan sesuai dengan gambar

e. Pemasangan scaffolding dan support

Scaffolding dipasang yaitu satu set yang terdiri dari satu main frame dan satu

ladder frame ,hal ini disebabkan tinggi antar lantai berkisar 4 meter.

f. Pemasangan perancah dan bekesting balok

 Sebelum memasang mal terlebih dahulu dipasang kayu gelagar 2”x4” memanjang

yang dipakukan pada scaffolding

 Pemasangan kayu 2”x3”(kasau) yang jarak pemasangannya sama dengan jarak

kayu 2”x2”( suri-suri ) melintang terhadap kayu gelagar tersebut diatas

Gambar.
Pemasangan perancah
dan bekesting balok

 Melakukan penyetelan scaffolding agar kayu kasau merapat ke mal bawah balok.

 Perakitan mal dinding balok dengan mal dinding bawah dengan memakukan pada

kayu 2”x2”arah memanjang.

 Pemasangan siku baja antara kayu(2”x2”) suri-suri dengan kayu(2”x3”) kasau.

 Pemasangan kayu 2”x2” pada mal dinding balok dan diatas siku baja tersebut

diatas, sebagai penumpu hory beam

Jurusan Teknik Sipil 24


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan

 Pemasangan hory beam antar balok

Gambar.
Pemasangan
hory beam

 Pemasangan multiplek diatas hory beam

g. Pemasangan Tulangan
Pemotongan dan pembengkokan tulangan balok dan plat lantai dikerjakan di
luar lokasi pekerjan tulangan, kemudian tulangan diangkut ke lokasi dan dirangkai di
lokasi tersebut.
Adapun langkah-langkah pemasangan tulangan adalah:

a. Tulangan balok
 Mempersiapkan dan mengangkat bahan-bahan ke lokasi (lantai 1)
 Untuk mempermudah pengerjaan perangkaian maka tulangan dirangkai di
atas cetakan dengan memberikan sangkutan
 Memasukkan tulangan satu per satu dari sela-sela tulangan kolom dan
mengalungkan sengkang ke tulangan balok tersebut, demikian juga untuk
tulangan balok arah memanjang.
 Pada saat memasukkan sengkang arah bengkokan dibuat berselang seling.
Bengkokan sengkang pertama dibuat sebelah kiri, sedangkan yang kedua
dibuat sebelah kanan dan seterusnya
 Persambungan tulangan dibuat pada jarak kira-kira 20 kali diameter
Memasang beton tahu pada jarak setiap satu meter kemudian mengikat
tulangan ke sengkang
Jurusan Teknik Sipil 25
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan

 Setelah tulangan selesai dirangkai maka diturunkan ke dalam cetakan


perlahan lahan dan meletakkannya di atas beton tahu (t = 2.5 cm)
 Membersihkan lokasi dari kotoran-kotoran

Gambar.
Penulangan
balok

b. Tulangan plat lantai


 Meletakkan tulangan melintang di atas beton tahu sesuai dengan spek
yang telah direncanakan, jarak antar tulangan yang sejenis adalah 10 cm
 Melatakkan tulangan mamanjang diatas tulangan melintang sesuai
dengan spek yang telah ditentukan, jarak antar tulangan yang sejenis adalah
10 cm
 Mengikat dudukan tulangan dengan kawat ikat,
 Membersihkan lokasi dari kotoran-kotoran
 Pemeriksaan tulangan ,kesesuaiannya dengan gambar

Gambar.
Penulangan
plat lantai

Jurusan Teknik Sipil 26


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan

h. Pengecoran
Pengadan ready mix dipesan pada perusahaan ready mix tertentu, jadi
sebelum digunakan beton segar tersebut harus terlebih dahulu dicheck slumpnya, nilai
slump tersebut harus sesuai dengan slump yang dipesan, jika tidak ready mix tersebut
dipulangkan ke perusahaan yang bersagkutan. Pada proyek ini pengecoran dilakukan
dengan jasa mobil concret pump.
Adapun langkah-langkah pengecoran adalah:
 Sebelum melakukan pengecoran terlebih dahulu memasang instalasi yang
direncanakan yaitu instalasi listrik dan plumbing.dan mempersiapkan alat-alat
pengecoran seperti vibrator,ember,dll
 Pemompaan beton dari ready mix ke lantai yang akan dicor dengan mobil
concreat pumb
 Melakukan pemadatan dengan vibrator
 Meratakan campuran beton segar hingga mencapai ketebalan yang telah
ditentukan yaitu 12 cm dengan cara mengukur langsung dengan baja tulangan
yang diberi tanda 12 cm
 Dalam melakukan pemadatan dan perataan dilakukan sebelum beton setting
time.
i. Perawatan
Perawatan dilakukan setelah beton telah kaku atau telah melewati waktu pengikatan
awal hingga beton tersebut berumur 28 hari (pengikatan akhir).perawata dilakukan dengan
menyiram balok dan menyelimuti dengan plastik atau goni.

j.Pembongkaran
Bekisting balok dan plat lantai dianjurkan dibongkar setelah beton berumur 28 hari
yaitu balok telah mampu memikul beban lain selain berat sendirinya. Pada proyek ini
Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pembongkaran bekisting harus dilakukan
dengan hati-hati. Perancah yang paling pertama di bongkar adalah siku baja pinggir, mal
dinding pinggir , scaffolding ;support, hory dan terakhir mal bawah balok.

Jurusan Teknik Sipil 27


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan

4. Perhitungan scaffolding

Rekapitulasi Kebutuhan Bahan

Jumlah Scaffolding adalah 75 set, yang terdiri dari :

1. Main frame = 150 buah

2. Ladder frame = 102 buah

3. Base jack = 300 buah

4. Head jack = 300 buah

5. Cross brace (panjang 225cm) = 300 buah

6. Cross brace (panjang 90 cm) = 204 buah

7. join pin = 204 buah

8. support = 133 buah

9. hory beam = 144 buah

Jurusan Teknik Sipil 28


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan

BAB III
PENUTUP
I.SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan acuan dan perancah:


 Perancah mudah dipasang dan mudah dibongkar serta kuat.
 Acuan dan perancah hanya bersifat sebagai konstruksi
sementara.
2. Dikatakan pengecoran yang baik adalah:
 Pemadatan yang harus dilakukan dengan baik agar tidak menimbulkan
bleeding dan segregasi
 Perawatan yang dilakukan disesuaikan dengan cuaca pada saat pengecoran.
 Penumpukan campuran beton segar pada saat proses pengecoran di daerah
cetakan, harus dibatasi untuk menghindari terjadinya lendutan.
3. Yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
 Untuk sambungan tulangan (panjang penyaluran) yaitu dengan jarak 40-
60D dan kait 4D

II. Saran

Dalam mengakhiri laporan ini, ada beberapa saran yang hendak penyusun ungkapkan
sebagai berikut:
1. Pada waktu pengecoran plat lantai seharusnya tulangan bagian bawah diberi beton
deking untuk mencegah agar tebal selimut beton tetap stabil.
2. Untuk mendapatkan daya ikat yang baik antara tulangan dengan beton dianjurkan
memakai baja tulangan ulir daripada tulangan biasa.
3. Untuk mengatasi keadaan bahan dan metode kerja maka perlu dilakukan
pengecekan yang sebaik mungkin dan juga memberi motivasi pada pekerja agar

Jurusan Teknik Sipil 29


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan

dapat bekerja dengan teliti sehingga konstruksi yang dilaksanakan sesuai dengan
yang direncanakan.
4. Untuk memperkecil kesalahan pelaksanaan diperlukan komunikasi dan koordinasi
antara pelaksana dan konsultan pengawas

III. Ketidaksesuaian dengan teori di kampus

1. Pada pemasangan perancah balok yang berbentuk lingkaran ,dilapangan pekerja


membuat lengkungannya dengan mengira-ngira lengkungannya, sedangkan yangh
dipelajari di kampus menggunakan rumus lengkung mendatar sederhana
2. Berdasarkan teori dikampus 1 benda uji kuat tekan mewakili 5m³ beton, sedangkan
dilapangan pembuatan benda ujinya tidak teratur, 1 benda uji bias mewakili 15 m³
beton.

IV.Kelemahan yang ditemui

1. Pada proyek ini ditemukan kelemahan berupa tidak adanya koordinasi dan
komunikasi antara pelaksana dan konsultan pengawas.
2. Manajerial pelaksanaan proyek ini kurang bagus sering terjadinya keterlambatan
bahan dan material ,seperi ready mix ataupun kayu.
3. Progress pekerjaan tidak sesuai dengan time schedule atau dengan kata lain proyek
terlambat dari yang seharusnya

V. Kelebihan yang ditemui


1. Segala peralatan yang dibutuhkan untuk proyek ini sangat memadai
2. Kedisiplinanan dalam pekerjaan diperhatikan dengn baik,waktu istirahat dan waktu
bekerja teratur

Jurusan Teknik Sipil 30


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pabrikasi
perancah

Jurusan Teknik Sipil 31


POLITEKNIK NEGERI MEDAN

Anda mungkin juga menyukai