Anda di halaman 1dari 20

TUGAS INDIVIDU BAHASA INDONESIA

STROKE”
MATA KULIAH : BAHASA INDONESIA

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG
Stroke merupakan suatu kejadian rusaknya otak .terjadi jika pembuluh darah

Arteri yang mengalirkan darah ke otak tersumbat ,robek atau bocor .stroke atau

Cerebrovascular accident (CVA) merupakan hilangya fungsi otak dengan cepat

Karena gangguan suplai darah ke otak .hal ini terjadi karena iskemia
(berkurangnya aliran darah ) dikarenakan oleh penyumbatan (thrombosis,arterial

Embolism) ,atau adanya haemorhage (pendarahan) .stroke iskemik biasanya

Disebabkan oleh diabetes menjadi mayoritas pada penderita stroke dan bisa

Mencapai 85% sedangkan stroke pendarahan hanya 15 persen. Tetapi stroke

Pendarahan dapat menyebabkan kematian pada 40 persen pasienya

Stroke memerlukan tindakan darurat medis (medical emergency) pada masa

Emasnya (GOLDEN PERIOD) yang maksimum hanya berlangsung beberapa jam

Saja setelah terjadinya stroke .hal ini diperlukan untuk mencegah terjadinya

Kerusakan yang lebih parah .dan jika tidak ditangani bahkan bisa menyebabkan

Kematian .stroke adalah penyebab ketiga terbesar kematian yang pertama dan

Yang pertama dalam menyebabkan kecacatan pada dewasa di amerika serikat

Dan eropa . faktor –faktor yang meningkatkan terjadinya resiko stroke adalah

Usia,tekanan darah tinggi ,merokok ,atrial fibrillation ,migraine dengan aura

Dan thrombophilia (cenderung thrombosis) dari semua faktor – faktor tersebut

Yang paling mudah dikendalikan adalah tekanan darah tinggi dan merokok. 80

Persen stroke dapat dihindari dengan pengelolaan faktor –faktor risiko

1.2.FOKUS MASALAH
Stroke merupakan kejadian rusaknya sebagian dari otak terjadi jika pembuluh

Darah arteri yang mengalirkan darah ke otak tersumbat atau bocor .

Stroke disebabkan karena sesorang sering berpikiran stress ,tidak pernah


Berolahraga atau pola makan yang salah .

1.3. TUJUAN MASALAH


1. mendeskripsikan pengertian stroke

2. mendeskripsikan gejala –gejala stroke

1.4. MANFAAT PENULISAN

1. bagi masyarakat yang belum mengetahui gejala-gejala stroke


2. bagi masyarakat yang belum mengetahui penanganan stroke

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI STROKE


Stroke adalah terminologi klinis untuk gangguan sirkulasi darah
non traumatik yang terjadi secara akut pada suatu fokal area di otak, yang
berakibat terjadinya keadaan iskemia dan gangguan fungsi neurologis fokal
maupun global, yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau langsung
menimmbulkan kematian. Dalam hitungan detik dan menit, sel otak yang
tidak mendapatkan aliran darah yang adekuat lagi akan mati melalui
berbagai proses patologis. Secara tipikal, stroke bermanifestasi sebagai
munculnya defisit neurologis secara tiba-tiba, seperti kelemahan gerakan
atau kelumpuhan . , defisit sensorik, atau bisa juga gangguan berbahasa
(Wahjoepramono 2005).
Stroke secara medis merupakan gangguan aliran darah pada salah
satu bagian otak yang menyebabkan terjadinya defisit neurologis. Secara
klinis, stroke ditandai oleh hilangnya fungsi otak secara lokal atau global.
yang terjadi mendadak dan disebabkan semata-mata oleh gangguan
peredaran darah otak. Defisit neurologis terjadi selama 24 jam atau lebih,
dapat mengalami perbaikan, menetap, memburuk atau penderita
meninggal (Garnadi 2008).

2.2 FAKTOR RESIKO STROKE


Setiap orang selalu mendambakan hidup nyaman, sehat dan bebas dari
berbagai macam tekanan. Namun, keinginan tersebut .tidak diimbangi
dengan. pola hidup yang memadai. Pola hidup yang tidak baik tersebut
dapat menyebabkan masalah kesehatan. Faktor potensial kejadian stroke
dibedakan menjadi 2 kategori besar yakni
1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
Usia
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa semakin tua usia, semakin besar pula
risiko terkena stroke. Hal ini berkaitan dengan adanya proses degenerasi (penuan) yang
terjadi secara alamiah dan pada umumnya pada orang lanjut usia, pembuluh darahnya
lebih kaku oleh sebab adanya plak (atherosklerosis).
Jenis kelamin
Laki-laki memiliki risiko lebih besar untuk terkena stroke dibandingkan dengan
perempuan. Hal ini diduga terkait bahwa laki-laki cenderung merokok. Rokok itu sendiri
ternyata dapat merusak lapisan dari pembuluh darah tubuh yang dapat mengganggu
aliran darah.
Herediter
Hal ini terkait dengan riwayat stroke pada keluarga. Orang dengan riwayat stroke pada
kelurga, memiliki risiko yang lebih besar untuk terkena stroke dibandingkan dengan
orang tanpa riwayat stroke pada keluarganya.
Ras/etnik
Dari berbagai penelitian diyemukan bahwa ras kulit putih memiliki peluang lebih besar
untuk terkena stroke dibandingkan dengan ras kulit hitam.
Faktor yang dapat dimodifikasi
Hipertensi (darah tinggi)
Orang yang mempunyai tekanan darah yang tinggi memiliki peluang besar untuk
mengalami stroke. Bahkan hipertensi merupakan penyebab terbesar (etiologi) dari
kejadian stroke itu sendiri. Hal ini dikarenakan pada kasus hipertensi, dapat terjadi
gangguan aliran darah tubuh dimana diameter pembuluh darah akan mengecil
(vasokontriksi) sehingga darah yang mengalir ke otak pun akan berkurang. Dengan
pengurangan aliran darah otak (ADO) maka otak akan akan kekurangan suplai
oksigen dan juga glukosa (hipoksia), karena suplai berkurang secara terus menerus,
maka jaringan otak lama-lama akan mengalami kematian.
Penyakit jantung
Adanya penyakit jantung seperti penyakit jantung koroner, infak miokard (kematian otot
jantung) juga merupakan faktor terbesar terjadinya stroke. Seperti kita ketahui, bahwa
sentral dari aliran darah di tubuh terletak di jantung. Bilamana pusat mengaturan aliran
darahnya mengalami kerusakan, maka aliran darah tubuh pun akan mengalami
gangguan termasuk aliran darah yang menuju ke otak. Karena adanya gangguan aliran,
jaringan otak pun dapat mengalami kematian secara mendadak ataupun bertahap.
Diabetes melitus
Diabetes melitus (DM) memiliki risiko untuk mengalami stroke. Hal ini terkait dengan
pembuluh darah penderita DM yang umumnya menjadi lebih kaku (tidak lentur). Adanya
peningkatan ataupun penurunan kadar glukosa darah secara tiba-tiba juga dapat
menyebabkan kematian jaringan otak.

Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia merupakan keadaan dimana kadar kolesterol didalam darah berlebih
(hiper = kelebihan). Kolesterol yang berlebih terutama jenis LDL akan mengakibatkan
terbentuknya plak/kerak pada pembuluh darah, yang akan semakin banyak dan
menumpuk sehingga dapat mengganggu aliran darah

Obesitas
Kegemukan juga merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke. Hal tersebut
terkait dengan tingginya kadar lemak dan kolesterol dalam darah pada orang dengan
obesitas, dimana biasanya kadar LDL (lemak jahat) lebih tinggi dibandingkan dengan
kadar HDLnya (lemak baik/menguntungkan).
Merokok
Berdasarkan penelitian didapatkan, bahwa orang-orang yang merokok ternyata memiliki
kadar fibrinogen darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak
merokok. Peningkatan kadar fibrinogen ini dapat mempermudah terjadinya penebalan
pembuluh darah sehingga pembuluh darah menjadi sempit dan kaku dengan demikian
dapat menyebabkan gangguan aliran darah

2.3 jenis –jenis stroke


Secara garis besar berdasarkan kelainan patologis yang terjadi, stroke dapat
diklasifikasikan sebagai stroke iskemik dan stroke hemoragik (perdarahan)
(Wahjoepramono 2005). Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena
aterosklerosis atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah. Pada
stroke hemoragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang
normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya
Stroke Iskemik
Stroke iskemik disebut juga stroke sumbatan atau stroke infark dikarenakan adanya
kejadian yang menyebabkan aliran darah menurun atau bahkan terhenti sama sekali pada area
tertentu di otak, misalnya terjadinya emboli atau trombosis. Penurunan aliran darah ini
menyebabkan neuron berhenti berfungsi. Aliran darah kurang dari 18 ml/100 mg/menit akan
mengakibatkan iskemia neuron yang sifatnya irreversible. Wahjoepramono 2005). Hampir
sebagian besar pasien atau sebesar 83% mengalami stroke jenis ini (Misbach & Kalim 2007).
Aliran darah ke otak pada stroke iskemik terhenti karena aterosklerosis (penumpukan
kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau. adanya bekuan darah yang telah
menyumbat suatu pembuluh darah ke otak. Penyumbatan dapat terjadi di sepanjang
jalur arteri yang menuju ke otak. Misalnya suatu ateroma (endapan lemak) bisa
terbentuk di dalam arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah.
Keadaan ini sangat serius karena setiap arteri karotis dalam keadaan normal
memberikan darah ke sebagian besar otak (Misbach dan Kalim 2007).

2. Stroke hemoragik
Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh perdarahan intrakranial non
traumatik. Pada strok hemoragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah
yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya.
Hampir 70% kasus strok hemoragik terjadi pada penderita hipertensi. Stroke hemoragik
meliputi perdarahan di dalam otak (intracerebral hemorrhage) dan perdarahan di antara
bagian dalam dan luar lapisan pada jaringan yang melindungi otak (subarachnoid
hemorrhage). Gangguan lain yang meliputi perdarahan di dalam tengkorak termasuk
epidural dan hematomas subdural, yang biasanya disebabkan oleh luka kepala.
Gangguan ini menyebabkan gejala yang berbeda dan tidak dipertimbangkan sebagai
stroke
2.4 GEJALA UMUM STROKE

A. GEJALA STROKE ISKEMIK


Gejala klinis stroke iskemik dapat terjadi pada lokasi yang berbeda tergantung
neuroanatomi dan vaskularisasi yang diserang, antara lain:
1. Arteri serebri anterior
Arteri serebri anterior merupakan arteri yang memberikan suplai darah ke area
korteks serebri parasagital, yang mencakup area korteks motorik dan sensorik
untuk anggota gerak bawah kontralateral, juga merupakan pusat inhibitoris dari
kandung kemih (pusat miksi)
Gejala yang akan timbul apabila terjadi gangguan pada aliran darah serebri anterior
adalah paralisis kontralateral dan gangguan sensorik yang mengenai anggota gerak
bawah. Selain itu, dapat pula dijumpai gangguan kendali dari miksi karena kegagalan
dalam inhibisi refleks kontraksi kandung kemih, dengan dampak terjadi miksi yang
bersifat presipitatif

2. Arteri serebri media


Arteri serebri media merupakan arteri yang mensuplai sebagian besar dari hemisfer
serebri dan struktur subkortikal dalam, yang mencakup area divisi kortikal superior, inferior,
dan lentikolostriaka.
3. Gejala yang akan timbul apabila mengenai divisi kortikal superior yaitu menimbulkan
hemisensorik kontralateral dengan distribusi serupa, tetapi tanpa disertai hemianopia
homonimus. Seandainya hemisfer yang terkena adalah sisi dominan, gejala juga akan
disertai dengan afasia Brocca (afasia ekspresif) yang memiliki ciri berupa gangguan
ekspresi berbahasa. Gejala pada divisi kortikal inferior jarang terserang secara tersendiri,
dapa Arteri serebri media
Arteri serebri media merupakan arteri yang mensuplai sebagian besar dari hemisfer
serebri dan struktur subkortikal dalam, yang mencakup area divisi kortikal superior,
inferior, dan lentikolostriaka

4. Arteri karotis interna


Arteri karotis interna merupakan arteri yang berpangkal pada ujung arteri karotis
komunis yang membelah dua. Arteri karotis interna bercabang-cabang menjadi arteri
serebri anterior dan media, juga menjadi arteri oftalmikus yang memberikan suplai darah ke
retina.
Berat ringannya gejala yang ditimbulkan akibat oklusi arteri karotis interna ditentukan
oleh aliran kolateral yang ada. Kurang lebih sekitar 15% stroke iskemik yang disebabkan
oklusi arteri karotis interna ini akan didahului oleh gejala TIA atau gejala gangguan
penglihatan monokuler yang bersifat sementara, yang mengenai retina mata sisi
ipsilateral

Secara keseluruhan, gejala yang muncul merupakan gabungan dari oklusi arteri serebri
media dan anterior ditambah gejala akibat oklusi arteri oftalmikus yang muncul sebagai
hemiplegia dan hemisensorik kontralateral, afasia, homonimus hemianopia, dan
gangguan penglihatan ipsilateral

5. Arteri serebri posterior


Arteri serebri posterior merupakan cabang dari arteri basilaris yang memberikan
aliran darah ke korteks oksipital serebri, lobus temporalis medialis, talamus, dan bagian
rostral dari mesensefalon. Emboli yang berasal dari arteri basilaris dapat menyumbat arteri
ini.
Gejala yang muncul apabila terjadi oklusi pada arteri serebri posterior
menyebabkan terjadinya homonimus hemianopia yang mengenai lapangan pandang
kontralateral. Sedangkan oklusi yang terjadi pada daerah awal arteri serebri posterior pada
mesensefalon memberikan gejala paralisis pandangan vertikal, gangguan nervus kranialis
okulomotorik, oftalmoplagia internuklear, dan defiasi vertikal drai bola mata.
Apabila oklusi mengenai lobus oksipital sisi hemisfer dominan, dapat terjadi afasia
anomik (kesulitan menyebutkan nama benda), aleksia tanpa agrafia (tidak dapat membaca
tanpa kesulitan menulis), agnosia visual (ketidakmampuan untuk mengidentfikasi objek
yang ada di sisi kiri), dan akibat adanya lesi di korpus kalosum menyebabkan terputusnya
hubungan korteks visual kanan dengan area bahasa di hemisfer kiri. Oklusi yang mengenai
kedua arteri serebri posterior (kanan dan kiri) mengakibatkan penderita mengalami
kebutaan kortikal, gangguan ingatan dan prosopagnosia (ketidakmampuan mengenali
wajah yang sebenarnya sudah dikenali).

6. ke pons Arteri basilaris


Arteri basilaris merupakan gabungan dari sepasang arteri vertebra. Cabang dari
arteri basilaris memberikan suplai darah untuk lobus oksipital, lobus temporal media,
talamus media, kapsula internal krus posterior, batang otak dan serebelum.
Gejala yang muncul akibat oklusi trombus arteri basilaris menimbulkan defisit
neurologis bilateral dengan keterlibatan beberapa cabang arteri. Trombosis basiler
mempengaruhi bagian proksimal dari arteri basilaris yang memberikan darah. Keterlibatan
sisi dorsal pons mengakibatkan gangguan pergerakan mata horizontal, adanya nigtagmus
vertikal, dan gerakan okular lainnya seperti konstriksi pupil yang reaktif, hemiplegi yang
sering disertai koma dan sindrom oklusi basiler dengan penurunan kesadaran.
Emboli dari arteri vertebralis yang menyumbat bagian distal arteri basilaris
mengakibatkan penurunan aliran darah menuju formasio retikularis asendens di
mesensefalon dan talamus sehingga timbul penurunan kesadaran. Sedangkan emboli yang
lebih kecil dapat menyumbat lebih rostral dan pada kasus demikian, mesensefalon,
talamus, lobus temporal, dan oksipital dapat mengalami infark. Kondisi ini dapat
mengakibatkan gangguan visual (hemianopia homonim, buta kortikal), visiomotor
(gangguan gerak konvergen, paralisis penglihatan vertikal, diplopia), dan prilaku (terutama
disorientasi) abnormal tanpa gangguan motorik.

Gejala Stroke Hemoragik


1. Perdarahan Intraserebral
Gejala yang diakibatkan oleh perdarahan intraserebral yaitu onset yang hampir selalu
timbul pada saat beraktivitas dan terkadang terjadi saat pasien dalam keadaan tidur (hanya
3%). Gejala yang paling umum ditemukan adalah sakit kepala dan muntah. Walaupun tidak
spesifik dan tergantung lokasi lesi, hal ini membedakannya dengan stroke iskemik. Sakit kepala
pada saat onset merupakan suatu gejala klinis yang penting pada pasien dengan perdarahan
lobar, diakibatkan karena adanya distensi lokal, distorsi, atau peregangan struktur intrakranial
superfisial yang sensitif terhadap rasa sakit. Gejala lainnya yaitu kejang yang menunjukkan
adanya suatu perdarahan lobaris dibandingkan perdarahan pada bagian yang lebih dalam.
Kecepatan penurunan kesadaran pada pasien bervariasi sesuai lokasi dan luas perdarahan
yang terjadi.
Mayoritas kasus dari perdarahan intraserebral terdapat pada kompartemen
supratentorial dan sebagian lagi pada bagian hemisfer serebral, ganglia basalis, dan talamus.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai jenis-jenis perdarahan yang dapat terjadi pada stroke
perdarahan dan gejala yang diakibatkannya:
1.1 Perdarahan Putaminal
2 Perdarahan putaminal merupakan bentuk perdarahan intracerebral yang paling sering
terjadi. Gambaran klasik dari perdarahan putaminal adalah kelemahan motorik unilateral
yang diikuti abnormalitas sensorik visual dan perilaku. Apabila lesi mengenai hemisfer sisi
dominan akan terjadi afasia global, sedangkan bila mengenai hemisfer non-dominan akan
menyebabkan gejala hemi-inattention.
1.2Perdarahan kaudatus
Perdarahan kaudatus biasa dimasukkan sebagai perdarahan putaminal yaitu
sebagai perdarahan putamina basalis. Onset perdarahan kaudatus umumnya tiba-tiba,
dengan sakit kepala dan muntah yang diikuti penurunan kesadaran. Pemeriksaan fisik
menunjukan adanya kekakuan leher dan berbagai gangguan perilaku (disorientasi dan
konfusi) dan seringkali diikuti gangguan ingatan jangka pendek.
1.3 . Perdarahan talamik
Perdarahan talamik akan menunjukan gambaran klinis yang sesuai dengan
besarnya area perdarahan dan perluasan massa perdarahan yang terjadi. Apabila
masa yang timbul sangat besar maka perluasan dapat mencapai daerah parietal.
Gejala muntah cukup banyak dijumpai namun sakit kepala jarang. Gejala klinis
termasuk hemiparesis atau hemiplegia yang disertaai sindrom hemisensorik berupa
penurunan sistem sensorik tungkai, wajah dan punggung kontralateral. Gejala utama
pada perdarahan talamik adalah kelainan pada nervus okulomotoris yang
mengakibatkan kelumpuhan pandangan atas, paralisis konvergen, retraksi nistagmus,
deviasi asimetris.
1.4 Perdarahan substansia alba (perdarahan lobaris)
Perdarahan yang terjadi pada daerah subkortikal substansia alba menghasilkan lesi
yang dapat muncul diseluruh lobus serebri terutama dilobus parietal, temporal dan oksipital.
Perdarahan lobaris berbeda dengan perdarahan intraserebral pada umumnya yaitu tidak
banyak berkaitan dengan hipertk berkaitan dengan hipertensi. Gejala klinis perdarahan lobaris
agak berbeda dengan perdarahan lain. Perdarahan lobaris jarang terjadi hipertensi arterial dan
penurunan kesadaran. Sedangkan keluhan sakit kepala dan kejang lebih sering ditemukan.
Terjadi rasa sakit kepala di daerah sekitar mata ipsilateral dan hemianopasia juga sakit pada
areal sekitar telinga dan kelemahan anggota gerak kontralateral atas serta kelemahan kaki dan
Wajah

2.5 Penyebab stroke


Stroke banyak terjadi pada kelompok usia lanjut. Sama halnya dengan jantung koroner,
pembuluh darah otak semakin hari semakin menebal. Diperlukan waktu puluhan tahun sebelum
pipa pembuluh otak tersumbat total (Mahendra dan Evi 2007).

,.
Beberapa penyebab stroke dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yakni stroke
yang disebabkan faktor pembuluh darah dan faktor dari luar pembuluh darah
A. Faktor pembuluh darah
 Aterosklerosis pembuluh darah otak
Aterosklerosis adalah penumpukan aterom atau lemak pada lapisan dalam pembuluh
darah. Jika aterom ini sudah menutupi seluruh lumen pembuluh darah maka aliran darah akan
tersumbat. Akibatnya, jaringan yang ada di depan pembuluh darah akan kekurangan oksigen
dan akibat lebih lanjut dapat terjadi kematian jaringan.
 Malformasi arteri ((pembuluh nadi) otak
Adanya aneurisma (kelemahan) pembuluh darah otak dan tipisnya dinding pembuluh
darah akan memudahkan dinding pembuluh darah robek jika terjadi peningkatan tekanan
darah. Aneurisma dibagi menjadi dua yaitu congenital (bawaan dari lahir) dan bukan bawaan
lahir (didapat setelah lahir). Aneurisma ini tidak memberikan gejala apapun sampai suatu saat
dapat pecah sendiri jika terjadi peningkatan aliran darah ke otak dan terjadilah stroke.

 Trombosis vena (penyumbatan)


Penyebab seperti thrombus, embolus, cacing, parasit, atau leukemia yang dapat
menyumbat pembuluh darah.
 Pecahnya pembuluh darah otak
Pecahnya pembuluh darah otak dapat terjadi di ruang subarachnoid (di bawah selaput
otak) atau intracerebral (dalam jaringan otak). Akibatnya adalah darah dari arteri otak akan
terus mengalir keluar tanpa ada yang dapat menghentikan. Darah akan menutupi dan menekan
sebagian besar jaringan otak sehingga jaringan otak yang tertekan akan mengalami hipoksia
disertai dengan kematian jaringan otak, bahkan mungkin disertai dengan kematian biologis
Faktor dari luar pembuluh darah
 Penurunan perfusi (aliran) darah ke otak
Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti hipertensi menahun yang
menyebabkan terjadinya perubahan anatomi jantung, gagal jantung kongestif atau
hiperkolesterol. Adanya perubahan tersebut menyebabkan darah menjadi relatif lebih pekat dan
alirannya menjadi lambat.
Embolus atau thrombus yang mengalir di dalam pembuluh darah tersangkut di salah
satu cabang pembuluh darah otak yang kecil sehingga menyumbat aliran darah. Kejadian ini
akan menyebabkan kematian jaringan otak. Embolus atau thrombus dapat berasal dari
pembuluh darah di tungkai yang terlepas saat kita beraktivitas, dari paru-paru, embolus lemak
terutama terkena pada orang yang obesitas atau pascaoperasi besar, seperti operasi caesar
dan patah tulang (Mahendra dan Evi 2007).
2.6.Pencegahan Stroke
Tindakan pencegahan dibedakan atas pencegahan primer dan sekunder. Pencegahan
primer bertujuan untuk mencegah stroke pada mereka yang belum pernah terkena stroke.
Pencegahan sekunder ditujukan untuk mereka yang pernah terkena stroke termasuk TIA
(Wahjoepramono 2005).
Menurut Wahjoepramono (2005), pencegahan primer dapat dilakukan dengan modifikasi
gaya hidup yang meliputi :
1) Penurunan berat badan : mengupayakan berat badan normal
2) Pola makan yang tidak memicu hipertensi : mengkonsumsi buah-buahan, sayuran, dan
produk susu rendah lemak serta mengurangi konsumsi lemak jenuh
3) Diet rendah garam : mengurangi intake garam <100 mmol per hari (2,4 g Na atau 6 g NaCl)
4) Aktivitas fisik : aktivitas fisik rutin seperti jalan santai minimal 30 menit per hari
5) Pencegahan sekunder adalah pencegahan yang ditujukan pada pasien yang
sudah pernah mengalami stroke atau TIA. Target akhir dari pencegahan
sekunder adalah agar jangan sampai terjadi seranagn TIA ataupun stroke yang
berulang. Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
6) Stroke Council of the American Heart Association merekomendasikan hal
pencegahan sebgai berikut
Diet AHA step II: ≤ 30 % lemak, < 7 %
lemak jenuh, < 200 mg/hari kolesterol,
LDL < 100 mg/dL penurunan berat badan dan aktifitas fisik.
HDL > 35 mg/dL Jika target tak tercapai dan LDL > 130
Lemak
TC < 200 mg/dL mg/dL berikan terapi medikamentosa
TG < 200 mg/Dl (mis: statin).
Bila LDL 100-130 mg/dL, medikamentosa
dapat dipertimbangkan.
Edukasi pasien dan keluarga untuk
Alkohol Mengurangi konsumsi alkohol kurangi / hentikan kebiasaan minum
alcohol
Latihan fisik sedang (jalan santai, jogging,
Aktifitas 30–60 menit dalam 3-4 kali / bersepeda atau aerobik). Program
fisik menggu dengan supersi medis bagi pasien
dengan rsiko tinggi (penyakit jantung)
≤ 120 % dari berat badan ideal
Obesitas Diet dan latihan fisik
berdasarkan tinggi
1) Konsumsi ganggang coklat.
Salah satu makanan yang perlu untuk dikonsumsi adalah bahan-bahan alami yang
tersedia di laut seperti ganggang laut coklat (brown seaweed) / Rambut Malaikat (mozu) atau
nano. Tumbuhan laut yang memiliki nama latin Laminaria Japonica hidup di daerah terumbu
karang yang jenih dan bersih. Ganggang laut coklat (brown seaweed) untuk mencegah
penyakit, memperpanjang usia dan meningkatkan kesehatan secara signifikan. Ganggang laut
coklat (brown seaweed) banyak mengandung vitamin dan mineral yang seimbang dan
bermanfaaat seperti : kalsium, magnesium, iron, copper, mangan, zink, boron dan iodine,
selain itu mengandung serat, asam amino, dan B-kompleks. Ganggang Laut Coklat (brown
seaweed) juga mengandung beberapa zat aktif, yang dapat mengurangi risiko terkena stroke
akibat penyumbatan pembuluh darah, seperti:
 Alginate, yakni serat tak larut yang berperan mengurangi kadar lemak, trigliserida serta
kolesterol dalam darah, sehingga terkontrol.
 laminarin sebagai zat anti penggumpalan darah yang membantu mengurangi risiko
penyakit jantung dan stroke Iodium organik membantu mengoptimalkan fungsi tiroid
untuk metabolisme tubuh lebih baik
 Mineral koloidal yang mudah diserap oleh tubuh.
 Kandungan lain yang berguna bagi pasien pasca stroke adalah fucoidan yaitu suatu
polisakarida kompleks yang membantu memperbaiki daya ingat dan sistem motorik
pasca stroke serta meregenerasi sel-sel baru untuk kesehatan menyeluruh.
Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan pada pasien pasca stroke yang
dilakukan Universias Manitoba, Winnipeg, Kanada. Hasilnya menunjukkan bahwa fucoidan
dalam brown seaweed mempercepat pemulihan fungsi motorik pada minggu pertama serta
memperbaiki memori.
Penelitian manfaat ganggang laut coklat lainnya:
 Fucoidan dalam ganggang coklat mampu menghambat pembentukan bekuan darah
sehingga menurunkan resiko terserang penyakit jantung dan stroke (Malmo University
Hospital, Swedia)
 Fucoidan dalam ganggang coklat mempercepat fungsi motorik pada minggu pertama
dan perbaikan memori (University of Manitoba, Winnipeg-Canada)
 Ganggang coklat mengubah aktifitas enzim di liver yg mengontrol metabolisme asam
lemak, sehingga menurunkan kadar lemak dalam darah. Selain itu, dapat juga
meningkatkan pembakaran lemak di liver (Laboratory of Lipid Chemistry, Yokohama-
Jepang)
 Ganggang laut coklat (brown seaweed) membantu menurunkan kadar kolesterol
sebanyak 26,5% dan trigliserida sebanyak 36,1% (Cardiovascular Center di RS
Sakhalin, Rusia) (Utama J 2007).
 Ikan Tuna
Ikan tuna juga merupakan sumber yang baik untuk vitamin B6 dan asam folat. World's
Health Rating dari The George Mateljan Foundation menggolongkan kandungan vitamin B6
tuna ke dalam kategori sangat bagus karena mempunyai nutrient density yang tinggi, yaitu
mencapai 6,7 (batas kategori sangat bagus adalah 3,4-6,7). Vitamin B6 bersama asam folat
dapat menurunkan level homosistein Homosistein merupakan komponen produk antara yang
diproduksi selama proses metilasi. Homostein sangat berbahaya bagi pembuluh arteri dan
sangat potensial untuk menyebabkan terjadinya penyakit jantung Meskipun ikan tuna
mengandung kolesterol, kadarnya cukup rendah dibandingkan dengan pangan hewani lainnya.
Kadar kolesterol pada ikan tuna 38-45mg per 100gr daging. Kandungan gizi yang tinggi
membuat tuna sangat efektif untuk menyembuhkan berbagai penyakit, salah satunya stroke.
Sebuah studi yang pernash dilakukan selama 15 tahun menunjukkan bahwa konsumsi ikan
tuna 2-4 kali setiap minggu, dapat mereduksi 27% resiko penyakit sroke daripada yang hanya
mengkonsumsi 1 kali dalam sebulan. Konsumsi 5 kali atau lebih dalam setiap minggunya. dapat
mereduksi penyakit stroke hingga 52 persen. Konsumsi tuna 13 kali per bulan dapat
mengurangi risiko tubuh dari ischemic stroke, yaitu stroke yang disebabkan oleh kurangnya
aliran darah ke otak.
2) Sayur dan Buah-buahan
Sebagian besar buah dan sayur memiliki nilai gizi dan mineral yang cukup tinggi.
Kandungan gizi tersebut sangat dibutuhkan untuk merevitalisasi sel-sel dan jaringan tubuh yang
telah rusak serta meningkatkan sistem metabolisme serta sistem kekebalan didalam tubuh.
Terdapat beberapa jenis buah dan sayur yang digunakan untuk mencegah dan mengobati
penyakit stroke diantaranya adalah: melon, alpukat, pisang, apel, belimbing, jambu biji, dan
asparagus.
Pencegahan terjadinya stroke harus dilakukan sepanjang masa. Dengan bertambahnya
usia, kemungkinan untuk terserang stroke. Oleh karena itu, harus diusahakan untuk selalu
mengurangi atau menghilangkan berbagai faktor resiko, terutama dengan melakukan diet dan
olahraga secara teratur (Wirakusumah 2001).
Selain itu, menurut Wirakusumah (2001), makanan yang dapat menolong untuk
mencegah stroke antara lain :
 Sumber asam lemak omega-3
Komponen ini banyak terkandung di dalam ikan. Suatu penelitian yang dilakukan di
Belanda terhadap populasi yang berusia 60-90 tahun, yang selalu mengkonsumsi ikan
(sekurang-kurangnya satu kali seminggu), membuktikan bahwa resiko terserang stroke
pada 15 tahun ke depan hanya setengah kali dibandingkan dengan populasi lain yang tidak
mengkonsumsi ikan. Hal ini membuktikan bahwa asam lemak omega-3 yang terkandung di
dalam ikan akan memperbaiki struktur membran sel. Dalam hal ini sel akan lebih kuat dan
lentur. Selain itu, asam lemak omega-3 dapat membantu thromboxane yang berfungsi
menurunkan terbentuknya gumpalan darah.
 Teh
Stroke dapat juga dilawan dengan teh, khususnya jenis teh hijau. Sebuah studi di Jepang
membuktikan dengan mengkonsumsi teh hijau sebanyak lima cangkir sehari dapat
menurunkan resiko terserang stroke. Di dalam teh hijau terkandung antioksidan yang dapat
mencegah terjadinya kerusakan sel. Bahkan, teh hijau mengandung komponen antioksidan
yang lebih kuat dibanding vitamin E dan vitamin C. Berikut ini adalah zat-zat yang berperan
sebagi sumber antioksidan :
 Betakaroten, di dalam makanan komponen ini dapat mencegah perubahan kolesterol
menjadi unsur toksik yang mampu membentuk plak dan akan menggumpal di dalam
arteri. Betakaroten yang diubah menjadi vitamin A, akan melawan kerusakan sel saraf
ketika otak kehilangan oksigen. Betakaroten banyak terdapat pada wortel, tomat,
papaya, bit, serta sayur dan buah yang berwarna jingga.
 Vitamin E, dapat mengurangi pembentukan gumpalan darah (plak) yang dapat
menyumbat arteri. Contoh sumber pangan yang mengandung vitamin E adalah taoge.
Vitamin C, dapat memperkuat dinding pembuluh darah dan mencegah terjadinya
hemorrhages (keluarnya darah dari pembuluh) otak. Bahan pangan yang mengandung
vitamin C antara lain jeruk, jambu biji, tomat dan lain-lain
 Sumber kalium
Makanan sumber kalium seperti pisang, dapat menurunkan resiko terserangnya stroke.
Diduga, asupan kalium yang memadai membuat dinding arteri lebih elastik dan normal.
Selain itu, juga dapat melindungi kerusakan pembuluh darah akibat tekanan darah yang
tinggi.

 Bawang Bombay dan bawang putih


Bawang Bombay dan bawang putih dapat mencegah penggumpalan darah yang akan
menyumbat aliran darah ke otak. Selain itu, juga dapat memacu mekanisme pelarutan
gumpalan darah di dalam tubuh.
Sedangkan hal-hal yang harus diwaspadai antara lain :
 Sumber lemak
Penderita stroke dianjurkan untuk membatasi asupan makanan yang mengandung lemak.
Jenis lemak yang harus diwaspadai, terutama lemak jenuh yang dapat memicu
terbentuknya gumpalan-gumpalan lemak dalam pembuluh darah. Inilah yang akan
menghambat aliran darah ke otak sehingga menimbulkan stroke
 Garam
Diduga, kelebihan garam dapat memicu timbulnya mini stroke. Pengujian yang dilakukan
terhadap tikus menunjukkan bahwa pada otak tikus yang mnengkonsumsi ransum dengan
kadar garam yang tinggi, akan tampak adanya kerusakan arteri dan jaringan, yang
disebabkan oleh keadaan mini stroke.
 Alkohol
Penderita stroke dianjurkan untuk membatasi asupan alkohol karena kelebihan alcohol
yang tinggi dapat meningkatkan resiko terserangnya stroke. Konsentrasi alcohol yang tinggi
dapat memicu terjadinya emboli (penggumpalan), dan ischemia (kurangnya darah dalam
jaringan), yang disebabkan oleh perubahan konsentrasi darah dan kontraksi pembuluh
darah. Kondisi inilah yang mengawali terjadinya stroke

2.7 UPAYA PENCEGAHAN STROKE


Stroke adalah penyakit otak yang paling destruktif dengan konsekuensi berat. Stroke tidak
hanya akan menimbulkan kecacatan yang dapat membebani seumur hidup tetapi juga
ancaman kematian bagi pasien. Apabila mengalami serangan stroke, sebaiknya segera
dilakukan pemeriksaan untuk menentukan penyebabnya, bekuan darah atau perdarahan
yang tidak bisa diatasi dengan obat penghancur bekuan darah.
Penelitian terakhir menunjukkan bahwa kelumpuhan dan gejala lainnya dapat dicegah
atau dipulihkan jika obat stroke yang berfungsi menghancurkan bekuan darah disuntikkan
kurang dari tiga jam sejak serangan (periode emas). Obat yang diberikan biasanya diberikan
berdasarkan penyebab stroke, dan akibat yang ditimbulkan oleh stroke tersebut, seperti obat
depresi (untuk mengatasi gangguan psikis), dan alat bantu nafas. Antikoagulan (anti
penggumpalan) tidak diberikan kepada penderita tekanan darah tinggi dan tidak pernah
diberikan kepada penderita dengan perdarahan otak karena akan menambah risiko terjadinya
perdarahan ke dalam otak (Utama J 2007).
BAB 3
3.1 KESIMPULAN
Stroke merupakan penyakit yang menyerang sistem saraf manusia, yang dapat
berakibat pada kelumpuhan sistem-sistem lainnya. Secara umum patologi stroke berlangsung
secara progresif dan bertahap, mulai dari gejala stroke ringan hingga dapat menyebabkan
kematian. Secara garis besar, stroke dibagi menjadi stroke iskemik (karena penyumbatan
pembuluh darah) dan stroke hemoragik (karena pecahnya pembuluh darah) yang memiliki
gejala bervariasi sesuai daerah yang terserang.
Stroke memiliki beberapa faktor resiko yang dapat mendukung perkembangan stroke yang
terdiri dari dua jenis faktor, yaitu faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi (usia, jenis
kelamin, herediter, dan ras) dan yang dapat dimodifikasi (berbagai penyakit degeneratif dan
gaya hidup). Pencegahan penyakit stroke dapat dilakukan dengan meminimalisir faktor
resiko yang dapat dimodifikasi tersebut, seperti mengatur pola hidup dan mengkonsumsi
makanan yang disesuaikan dengan faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi

3.2 saran
Gejala stroke umumnya sulit untuk dibedakan dengan gejala penyakit lainnya apabila
masih belum mencapai stadium lanjut. Oleh karena itu pencegahan primer sangat disarankan
karena setelah mengalami stroke, seseorang sulit untuk dapat pulih total, apalagi pada usia
lanjut. Salah satu cara pencegahan primer yang paling disarankan yaitu konsumsi buah-
buahan, sayuran, dan produk susu rendah lemak serta mengurangi konsumsi lemak jenuh dan
beraktivitas fisik secara rutin.

Anda mungkin juga menyukai