pendahulan
Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar
yang dapat menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang temporal.
Biasanya seluruh liang telinga terlibat, tetapi pada furunkel liang telinga
luar dapat dianggap pembentukan lokal otitis eksterna. Otitis eksterna di
fusa merupakan tipe infeksi bakteri patogen yang paling umum
disebabkan oleh pseudomonas, stafilokokus dan proteus, atau jamur. 2
MANIFESTASI KLINIS
1. Otalgia.
2. Gatal-gatal (pruritus).
3. Rasa penuh (fullness) di liang telinga. Keluhan ini biasa terjadi
pada tahap awal otitis eksterna difus dan sering mendahului otalgia
dan nyeri tekan daun telinga.
4. Pendengaran berkurang atau hilang.
5. Deskuamasi.
6. Tinnitus.
7. Discharge dan otore. Cairan (discharge) yang mengalir dari liang
telinga (otore). Kadang-kadang pada otitis eksterna difus
ditemukansekret / cairan berwarna putih atau kuning, atau nanah.
Cairan tersebutberbau yang tidak menyenangkan. Tidak bercampur
dengan lendir (musin).
8. Demam.
9. Nyeri tekan pada tragus17 dan nyeri saat membuka mulut.
10. Infiltrat dan abses (bisul). Keduanya tampak pada otitis eksterna
sirkumskripta. Bisul menyebabkan rasa sakit berat. Ketika pecah,
darah dan nanah dalam jumlah kecil bisa bocor dari telinga.
KLASIFIKASI
Tahap inflamasi akut disertai dengan rasa sakit dan nyeri dari daun
telinga. Tahap ringan , kulit saluran pendengaran eksternal
menunjukkan eritema ringan dan edema minimal. Tampak adanya
sekret yang terlihat pada CAE. Rasa sakit dan gatal meningkat.
tahap sedang, CAE menunjukkan lebih edema dan eksudat tebal
lebih banyak. Jika tidak diobati maka akan menjadi lebih berat,
ditandai dengan peningkatan rasa sakit dan kerusakan pada lumen
CAE. Banyaknya eksudat purulen dan edema pada kulit CAE
memungkin mengaburkan gambaran membran timpani.
Pseudomonas aeruginosa atau lain basil gram negatif hampir selalu
dapat dikultur pada tahap ini .
3. inflamasi kronik
Pada tahap peradangan kronis, nyeri berkurang tapi gatal lebih
terasa. Kulit CAE menebal, dan mengelupas. Auricula dan concha
sering menunjukkan perubahan sekunder, seperti eczematization,
lichenification, dan ulserasi dangkal.
Otomikosis
1. Otitis Eksterna Ringan : kulit liang telinga hiperemis dan eksudat, liang
telinga menyempit.
DIAGNOSIS
2. PEMERIKSAAN FISIK
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENATALAKSANAAN
OTITIS EKSTERNA
Terapi gagal
KOMPLIKASI
Perikondritis
Radang pada tulang rawan daun telinga yang terjadi apabila suatu
trauma atau radang menyebabkan efusi serum atau pus di antara lapisan
perikondrium dan kartilago telinga luar. Umumnya trauma berupa laserasi
atau akibat kerusakan yang tidak disengajakan pada pembedahan telinga.
Adakalanya perikondritis terjadi setelah suatu memar tanpa adanya
hematoma. Dalam stage awal infeksi, pinna dapat menjadi merah dan
kenyal. Ini diikuti oleh pembengkakan yang general dan membentuk
abses subperikondrial dengan pus terkumpul di antara perikondrium dan
tulang rawan dibawahnya
Selulitis
Peradangan pada kulit dan jaringan subkutan yang dihasilkan dari
infeksi umum, biasanya dengan bakteri Staphylococcus atau
Streptococcus. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat dari trauma kulit atau
infeksi bakteri sekunder dari luka terbuka, seperti luka tekanan, atau
mungkin terkait dengan trauma kulit. Hal ini paling sering terjadi pada
ekstremitas, terutama kaki bagian bawah.
PROGNOSIS
Umumnya otitis eksterna dapat sembuh jika segera diobati dan faktor
pencetusnya dapat dihindari. Akan tetapi otitis eksterna sering kambuh
jika kebersihan telinga tidak dijaga, adanya riwayat penyakit tertentu
seperti diabetes yang menyulitkan penyembuhan otitis sendiri, dan tidak
menghindari faktor pencetus dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Otitis Externa, Author: Ariel A Waitzman, MD, FRCS (C) ; Chief Editor:
Arlen D Meyers, MD, MBA. Updated: Jan 22, 2013,
http://emedicine.medscape.com/article/994550-overview. diakses
tanggal 30 Oktober 2013 )
2. Carr, MM. Otitis Eksterna
http://www.icarus.med.utoronto.ea/carr/manual/otitisexterna.htm.
3. Liston SL. Embriologi, Anatomi dan Fisiologi Telinga. Dalam : Boies,
Buku Ajar Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorokan, ed 6. Alih Bahasa
Dr. Caroline Wijaya, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta., 1994:
27 - 33.
4. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, editor. Buku
Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan
Leher. Edisi Keenam. Cetakan Keempat. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI. 2010
5. Palandeng RW. Otitis eksterna di Poliklinik THT-KL RSU Prof. Dr. R.
D. Kandou Manado periode januari 2011- Desember 2011 [skripsi].
Manado: Universitas Sam Ratulangi; 2012.
6. Kunarto. Otitis Eksterna di Poliklinik THT BLU RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado periode Januari 2007- Desember 2010. Manado:
Universitas Sam Ratulangi. 2011.