Anda di halaman 1dari 3

“Bantuan Asing untuk Bencana di Indonesia”

Nama saya Hidayati Dwi Kusuma Pratiwi. Saat ini saya sedang menulis tesis untuk
menyelesaikan studi Master of Public Policy saya di Willy Brandt School of Public
Policy, Universität Erfurt. Dalam menulis tesis ini, saya memilih tema kebijakan
pemerintah Indonesia dalam menerima bantuan asing untuk bencana dengan
membandingkan respon pemerintah setelah bencana Aceh pada tahun 2004 dan
bencana pada tahun lalu di Lombok dan Palu.

Informasi apapun terkait topik tersebut sangat berharga bagi saya dan dapat
membantu saya untuk menyelesaikan tesis ini. Terima kasih banyak.

Nama Narasumber:
Dr.Udin Shaputra Malik

Instansi:
Tim Bantuan Medis Calcaneus Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

1. Apakah Anda pernah terlibat dalam penanganan bencana Aceh (2004) atau bencana
tahun lalu di Lombok dan Palu?
Saya pernah terlibat di bencana Lombok dan Palu, tapi tidak di Aceh.

2. Apa peran Anda dan sejauh mana Anda terlibat dalam penanganan bencana
tersebut?
Saya memiliki peran:
1. Sebagai tenaga medis fungsional kebencanaan (dokter) yang bertugas baik di fase
tanggap darurat maupun di fase rehabiltasi.
2. Team Commander, yang merupakan komando tertinggi di lapangan yang
membawahi team yang terdiri atas beberapa divisi, termasuk: bantuan medis dan
bantuan logistic.

3. Apakah Anda memiliki informasi mengenai penerimaan bantuan asing pada


bencana Aceh (2004) atau bencana tahun lalu di Lombok dan Palu?

Saya mendengar beberapa cerita mengenai bantuan asing di Bencana Aceh dari senior
saya: bantuan perumahan, bantuan rehabilitasi Gedung, bantuan logistic.

Di Lombok bantuan asing masih dilarang, walau demikian banyak organisasi asing
memasukkan bantuan mereka melalui NGO lokal.

Di Palu pemerintah sudah terbuka dengan bantuan asing dengan beberapa persyaratan.
Untuk bidang medis, NGO asing harus yang memiliki afiliasi dengan entitas local
ataupun berupa kerjasama dengan NGO lokal.
Adapun yang berupa pemberian barang, disalurkan melalui instansi terkait: BNPB,
Kemensos, PUPR.

4. Menurut Anda. apakah pelajaran yang bisa diambil dari bencana Aceh, terutama
terkait dengan bantuan asing?

Bantuan asing membuka banyak peluang: peningkatan kapasitas (skill and


knowledge), peningkatan ekonomi, dan akulturasi kebudayaan (ex:etos kerja).
Saya melihat perekonomian masyarakat bergeliat dengan adanya bantuan asing,
mereka memiliki rumah yang mungkin lebih baik, dan pekerjaan yang berkaitan
dengan konstruksi dan jual-beli makanan dan kebutuhan lainnya yang dibutuhkan di
fase rehabilitasi.

Tetapi cerita lain yang saya dengan adalah, banyaknya bantuan asing juga membuka
peluang pada praktik penyalahgunaan bantuan. Terutama institusi yang tidak begitu
menerapkan prinsip akuntabilitas.

5. Menurut Anda, apa peran dari institusi asing dalam penanganan bencana?
Menurut saya, ada beberapa peran:
1. Source of funding (berupa cash money)
2. Source of technology (berupa bantuan teknologi baik software maupun hardware)
yang bisa digunakan untuk mempercepat penanganan di berbagai fase bencana.
3. Source of knowledge, masuknya experts dari asing bisa memberikan pengajaran
mengenai Best practice terhadap situasi yang dialami.

6. Apakah ada perbedaan dalam peran institusi asing pada bencana Aceh tahun 2004
dan bencana Lombok/Palu tahun 2018?
Menurut saya tidak jauh berbeda, bantuan asing cuman jauh lebih tertata dan terawasi,
tdk sebebas di Aceh (menurut yg sy dengar dan saya juga melihat seperti itu). Yang
berbeda juga ialah antisipasi pemerintah yang menjadi lebih siap di Lombok/Palu
karena belajar dri pengalaman di Aceh.

7. Apakah ada lebih sedikit intervensi pada penanganan bencana tahun 2018 dari luar?
Saya tidak memiliki data: besaran bantuan, jumlah institusi asing, jumlah relawan
yang masuk. So I can comment om this.

8. Beberapa pihak berpendapat bahwa bantuan asing untuk bencana tidak sepenuhnya
memiliki motif hanya ingin membantu negara tersebut (altruistik), apakah Anda
setuju?
Iya saya setuju.
Mereka juga menjadikan bencana ini sebagai drill mereka untuk menguji skill dan
sistem mereka.

Ada beberapa isu mengenai aktivitas intelejen terselubung, tapi saya tidak bisa
berkomentar terhadap isu tersebut. Bukan ekspertise saya dan saya tidak memiliki
bukti.

9. Jika Anda setuju dengan pendapat tersebut, menurut Anda motif apa yang menjadi
alasan pihak asing untuk memberi bantuan kepada Indonesia?

Selain yg saya sebutkan di atas. Ini juga menjadi strategi brand imaging institusi dan
negera mereka. Juga untuk hubungan diplomatik.

Anda mungkin juga menyukai