Anda di halaman 1dari 18

Makalah Pendidikan Agama Islam

BAGAIMANA PANDANGAN ISLAM TENTANG ZAKAT DAN PAJAK

Nama Pemaparan Menjawab Menanggapi


Moh.Taufani Iqbal
Sherly Margareta

Dosen Mata Kuliah


Aimi, S.Pdi., M.Pd.i.

Nama Kelompok: Moh.Taufani Iqbal (061940412377)


Sherly Margareta (061940412385)

Kelas/Kelompok : 1 EGC/9

Politeknik Negeri Sriwijaya


Jurusan Teknik Kimia Program Studi Teknik Energi
Tahun Akademik 2019

PANDANGAN ISLAM TENTANG ZAKAT DAN PAJAK


Daftar Isi
PENDAHULUAN........................................................................................................................................................2
A.KONSEP DAN FUNGSI ZAKAT DALAM PANDANGAN ISLAM..................................................................................3
1.Pengertian dan Fungsi Zakat.............................................................................................................................3
2.Zakat terdiri dari dua macam:...........................................................................................................................3
3.Istilah Zakat dalam Al-Qur’an dan Hadits..........................................................................................................5
4.Landasan Hukum Zakat.....................................................................................................................................5
Dasar Hukum Zakat dalam Al-Qur'an...............................................................................................................5
Dasar Hukum Zakat dalam As-Sunnah/Hadits.................................................................................................6
5.Golongan yang berhak menerima zakat...........................................................................................................7
1. Fakir........................................................................................................................................................7
2. Miskin.....................................................................................................................................................7
3. Riqab.............................................................................................................................................................8
4. Gharim atau Gharimin..................................................................................................................................8
5. Mualaf..........................................................................................................................................................8
6. Fisabilillah.....................................................................................................................................................8
7. Ibnu Sabil......................................................................................................................................................8
8. Amil..............................................................................................................................................................9
B.PAJAK MENURUT PENGERTIAN UMUM..............................................................................................................10
1.Pengertian Pajak..............................................................................................................................................10
2.Fungsi Pajak.....................................................................................................................................................10
C.PENDAPATAN NEGARA MENURUT ISLAM.......................................................................................................12
D.UTANG ATAU PAJAK.........................................................................................................................................13
E.HUKUM MEMBAYAR PAJAK DALAM ISLAM.....................................................................................................13
F.LANDASAN HUKUM PAJAK MENURUT ISLAM.................................................................................................14
G.DEFINISI PAJAK MENURUT PANDANGAN ISLAM............................................................................................15
ANALISIS PERBEDAAN DAN PERSAMAAN ZAKAT DAN PAJAK............................................................................16
I.RANGKUMAN...................................................................................................................................................17

i
BAGAIMANA PANDANGAN ISLAM TENTANG ZAKAT DAN PAJAK

PENDAHULUAN

Mayoritas penduduk negara Indonesia beragama


Islam,yang persentasenya mencapai 88%,bahkan merupakan
jumlah muslim terbesar didunia. Dalam pandangan Islam,kita
sebagai warga negara indonesia yang baik dan beriman,WAJIB
bagi kita untuk membayar ZAKAT dan PAJAK.

1
A.KONSEP DAN FUNGSI ZAKAT DALAM PANDANGAN ISLAM

1.Pengertian dan Fungsi Zakat

Zakat secara bahasa menurut Sayid Sabiq berasal dari kata


“zaka” yang berarti mensucikan. Secara istilah syara’,zakat ialah
suatu nama atau sebutan dari suatu hak Allah Swt yang
dikeluarkan oleh seorang muslim kemudian diberikan kepada
fakir miskin. Dalam Al-Qur’an,Allah Swt telah memerintahkan
agar mengambil zakat bagi orang-orang yang memiliki harta.
Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an surah At-taubah

[9] :103,yang artinya : Ambillah shadaqah (zakat) dari


sebagian harta mereka,dengan zakat itu kamu mensucikan
mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya do’a
kamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah
maha mendengar lagi

2.Zakat terdiri dari dua macam:


1. Zakat Fitrah
Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan umat
Muslim menjelang hari raya Idul Fitri atau pada bulan Ramadan. Zakat
fitrah dapat dibayar dengan setara 3,5 liter (2,5 kilogram) makanan
pokok dari daerah yang bersangkutan. Makanan pokok di Indonesia
adalah nasi, maka yang dapat dijadikan sebagai zakat adalah berupa
beras.
2. Zakat Maal
Zakat maal (harta) adalah zakat penghasilan seperti hasil pertanian,
hasil pertambangan, hasil laut, hasil perniagaan, hasil ternak, harta
temuan, emas dan perak. Masing-masing jenis penghasilan memiliki
perhitungannya sendiri.
Dalam Undang-Undang (UU) tentang Pengelolaan Zakat Nomor 38
Tahun 1998, pengertian zakat maal adalah bagian dari harta yang
disisihkan oleh seorang Muslim atau badan yang dimiliki orang
Muslim sesuai ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak
menerimanya.

UU tersebut juga menjelaskan tentang zakat fitrah, yaitu sejumlah


bahan pokok yang dikeluarkan pada bulan Ramadan oleh setiap
Muslim bagi dirinya dan bagi orang yang ditanggungnya, yang
memiliki kewajiban makan pokok untuk sehari pada hari raya Idul Fitri

3.Istilah Zakat dalam Al-Qur’an dan Hadits

Dalam Al-Qur’an istilah zakat disebut juga dengan istilah


shadaqah. Kata shadaqah adalah nama umum untuk sebuah
pemberian yang bersifat materi maupun non materi.
Allah berfirman :

Yang artinya : Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah


baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada
Allah dengan pinjaman yang baik, niscaya akan
dilipatgandakan (pahalanya) kepada mereka dan bagi mereka
pahala yang banyak“. (QS. Al-Hadid: 18)
4.Landasan Hukum Zakat

Dasar Hukum Zakat dalam Al-Qur'an

Al-Qur'an sebagai sumber pertama hukum Islam telah menjelaskan wajibnya


syariat zakat. Hal ini dapat dilihat di berbagai ayat sebagai berikut:

dalam surat at-Taubah ayat 103 Allah Ta'ala berfirman yang artinya:

"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensukan."

Pentingnya zakat secara mendasar juga telah digambarkan dan diperlihatkan


dengan jelas dalam beberapa ayat yang lain seperti surat Al-Baqoroh ayat 110
yang artinya:

"dan dirikanlah salat dan tunaikanlah zakat, dan apa-apa yang kamu
usahakan..."

dan masih banyak ayat yang lain yang merupakan landasan hukum
disyariatkannya zakat diantaranya At-Taubah ayat 34 & 103, Al-an'am ayat 141
dan pada ayat lainnya

Dari sekian banyak ayat yang menjelaskan tentang wajibnya zakat tersebut di
atas, masih ada ayat lain yang lebih spesifik dengan perintah zakt, bahkan
redaksi ayatnya menunjukkan arti qasr (pembatasan hanya untuk pihakpihak
yang disebutkan mustaqiq zakat, tanpa dibolehkan untuk yang lain). dalam
kepustakaan hukum Islam mereka ini sering juga disebut dengan istilah Masarif
az-zakah (Pihak-pihak yang meneirma penyaluran dan pentasarufan zakat).
dalam hal ini Allat Ta'ala berfirman yang artinya:

"Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang


miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allh dan
orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang
diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." At-
Taubah : 60.
Dasar Hukum Zakat dalam As-Sunnah/Hadits

Memahami dari beberapa ayat Al-Qur'an yang menjelaskan perintah zakat


sebagaimana di atas, dalam as-Sunnah yang merupakan sumber utama kedua
hukum Islam juga dijelaskan tentang zakat. Iman Sholat dan Zakat merupakan
dasar bagi terciptanya suatu masyarakat yang beriman, mereka yang
melalaikan ketiga prinsip ini pada dasarnya tidaklah termasuk golongan kaum
beriman, walaupun mereka mengaku beragama Islam.

Hadits pertama yang dapat dijadikan landasaran hukum untuk zakat adalah
hadis yang disampaikan kepada Mu'az Ibn Jabal ketika Nabi Sholallohu'alaihi
wa Sallam mengangkatnya sebagai tusan di Yaman yang artinya:

"Sesungguhnya Nabi Sholallohu'alaihi wa sallam mengutus Mu'az ke Yaman,


maka Nabi berkata: sesungguhnya kamu datangi kaum ahli kitab dan ajaklah
mereka untuk bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan saya adalah
Rasulullah, dan jika mereka sudah taat dan meyakininya, maka beri tahulah
kepada mereka sesungguhnya Allah mewajibkan kepada kamu sekalian untuk
mengerjakan sholat sehari semalam lima kai, dan jika mereka sudah taat dan
menjalankan tentang hal itu, maka beri tahulah sesungguhnya Allah
mewajibkan kepada kalian Shodaqah atas harta kalian, diambil dari orang-
orang kaya untuk diserahkan kepada orang-orang fakir diantara kamu, dan
jjika mereka sudah menjalankan tentang hal itu, maka takutlah atas rizki yang
melimpah ruah pada harta kamu, dan takutlah terhadap do'anya orang yang
teraniaya, karena sesungguhnya antara mereka dengan Allah tidak ada hijab.
(HR. Ibn. Majah dan yang lainnya).

Zakat sudah sangat jelas dalilnya,baik dalam Al-Qur’an maupun


dalam hadits.
Rasulullah pernah bersabda :

“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka


bersaksi bahwa tidak ada ilah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah
Rasulullah,menegakan shalat,menunaikan zakat. Jika mereka melakukan
hal itu maka darah dan harta mereka akan dilindungi kecuali dengan hak
islam dan perhitungan mereka ada pada Allah ta’ala (Hadits riwayat
Bukhari dan Muslim).

5.Golongan yang berhak menerima zakat

1. Fakir
Sering diucapkan bersamaan, fakir dan miskin ternyata dua kata berbeda yang
memiliki makna masing-masing. Fakir adalah golongan orang yang gak memiliki
harta, sehingga berhak menerima zakat.

2. Miskin
miskin merujuk pada golongan orang yang kurang mampu. Masih memiliki
penghasilan namun gak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-
hari.

Golongan orang miskin juga berhak menerima zakat, untuk membantu


menyejahterakan kondisi perekonomiannya.

3. Riqab
Di zaman Rasullullah SAW, seorang budak telah menjadi makanan sehari-hari
untuk diperlakukan secara tidak manusiawi. Oleh karena itu, riqab atau secara
bahasa berarti memerdekan budak menjadi salah satu sasaran penerima zakat
yang berhak menurut Al Quran.

4. Gharim atau Gharimin


Secara bahasa, Gharim atau Gharimin diartikan sebagai orang yang terlilit
hutang. Salah satu golongan penerima zakat ini dikategorikan sebagai penerima
zakat yang wajib kita berikan yang terbagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:
1. Ghârim limaslahati nafsihi (Terlilit hutang demi kemaslahatan atau
kebutuhan dirinya)
2. Ghârim li ishlâhi dzatil bain ( Terlilit hutang karena mendamaikan
manusia, qabilah atau suku)

5. Mualaf
Mualaf juga termasuk orang yang berhak menerima zakat untuk mendukung
penguatan iman dan takwa mereka dalam memeluk agama Islam. Zakat yang
diberikan kepada mualaf memiliki peran sosial sebagai alat mempererat
persaudaraan sesama muslim.

6. Fisabilillah
Golongan fisabilillah adalah seseorang atau sebuah lembaga yang memiliki
kegiatan utama berjuang di jalan Allah dalam rangka menegakkan agama Islam.
Para fisabilillah penerima zakat saat ini dapat berupa organisasi penyiaran
dakwah Islam di kota-kota besar, proyek pembangunan masjid, maupun syiar
Islam di daerah terpencil.

7. Ibnu Sabil
Seseorang yang berada dalam perjalanan dan kehabisan bekal itu merupakan
arti dari ibnu sabil. Golongan penerima zakat ini diperuntukkan bagi orang-
orang yang tidak dapat meneruskan perjalanannya terlepas dari golongan
mampu atau pun sebaliknya.

8. Amil
Amil adalah kelompok terakhir yang berhak menerima zakat apabila 7
kelompok lainnya sudah mendapatkan zakat. Amil secara bahasa berarti
pengelola zakat atau orang-orang yang mengumpulkan dan mengumpulkan
dana zakat yang telah diberikan oleh muzzaki (orang yang memberikan zakat).
Itulah 8 golongan yang berhak menerima dana zakat. Pastikan salurkan zakat
anda melalui lembaga terpercaya seperti Dompet Dhuafa, agar zakat anda lebih
bermanfaat dan memberikan dampak pemberdayaan
B.PAJAK MENURUT PENGERTIAN UMUM

1.Pengertian Pajak

Sesuai kamus bahasa Indonesia, pajak diartikan sebagai pungutan


wajib, biasanya berupa uang yang harus dibayar oleh penduduk sebagai
sumbangan wajib kepada negara atau pemerintah sehubungan dengan
pendapatan, pemilikan, jual beli barang, dan sebagainya
Menurut Soemitro dalam (Winataputra, dkk., 2016 : 17),pajak ialah
peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara yang digunakan
untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk
public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public
investment. Menurut UU No 28 Tahun 2007,pasal 1 : Pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak
mendapatkan imbalaan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

2.Fungsi Pajak

Pajak merupakan bagian terbesar dari penerimaan negara kita.


Dengan demikian,pajak sangat penting fungsinya bagi kelangsungan
kehidupan bernegara,khususnya dalam pelaksanaan pembangunan.
Karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai
semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan.
Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara,
khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan
sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk
pengeluaran pembangunan. Silahkan disimak berbagai fungsi pajak pada uraian
di bawah ini.

1. Fungsi Anggaran (Budgetair)

Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai


pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara
dan melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat
diperoleh dari penerimaan pajak. Dewasa ini pajak digunakan untuk
pembiayaan rutin seperti belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan
lain sebagainya. Untuk pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan dari
tabungan pemerintah, yakni penerimaan dalam negeri dikurangi pengeluaran
rutin. Tabungan pemerintah ini dari tahun ke tahun harus ditingkatkan sesuai
kebutuhan pembiayaan pembangunan yang semakin meningkat dan ini
terutama diharapkan dari sektor pajak.

2. Fungsi Mengatur (Regulerend)

Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak.


Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai
tujuan. Contohnya dalam rangka menggiring penanaman modal, baik dalam
negeri maupun luar negeri, diberikan berbagai macam fasilitas keringanan
pajak. Dalam rangka melindungi produksi dalam negeri, pemerintah
menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri.

3. Fungsi Stabilitas

Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan


yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan,
Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di
masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.

4. Fungsi Redistribusi Pendapatan

Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai
semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan
sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat.
C.PENDAPATAN NEGARA MENURUT ISLAM

Pendapatan Negara (Mawarid Ad-Daulah) pada zaman pemerintahan


Rasulullah Muhammad Saw (610-632 M) dan Khulafaurrasyidin (632-650
M) diklarifikasikan menjadi 3 kelompok,yaitu :
1.Ghanimah
2.Fay’I
3.Shadaqah atau Zakat

1. GHANIMAH,adalah harta rampasan perang yang diperoleh dari kaum


kafir,melalui peperangan

2. FAY’I,adalah harta rampasan yang diperoleh kaum muslim dari musuh


tanpa terjadinya pertempuran

3.ZAKAT,adalah kewajiban kaum muslim atas harta tertentu yang


mencapai nishab tertentu dan dibayar pada waktu tertentu.

Jika terjadi kondisi Baitul Mal kekurangan atau kosong (karena tidak
ada Ghanimah dan Fay’I atau Zakat),maka seorang Imam (Khalifah) tetap
wajib mengadakan tiga kebutuhan pokok rakyatnya yaitu
Keamanan,Kesehatan,dan Pendidikan sebagaimana hadits Rasulullah
Saw yang berartikan : “Barang siapa diantaramu yang bangun dipagi hari
dalam kegembiraan,sehat badan,dan mempunyai bahan makanan pada
hari itu,maka ia seolah-olah diberikan seluruh dunia ini.” (HR.Tirmidzi
D.UTANG ATAU PAJAK

Jadi dalam hal ini,Khalifah/Imam/Pemimpin Negara punya dua


pilihan,yaitu Utang atau Pajak. Utang mengandung konsekuensi riba dan
membebani generasi yang akan datang. Oleh sebab itu,Pajak merupakan
pilihan yang lebih baik karena tidak menimbulkan beban bagi generasi
yang akan datang. Inilah alasan-alasan yang memunculkan ijtihad baru
dikalangan fuqaha,berupa Pajak (Dharibah).

E.HUKUM MEMBAYAR PAJAK DALAM ISLAM

Ulama berbeda pendapat mengenai adakah kewajiban bagi kaum


muslim atas harta selain zakat. Mayoritas fuqaha berpendapat bahwa
zakat adalah satu-satunya kewajiban kaum muslim atas harta. Barang
siapa telah menunaikan zakat,maka bersihlah hartanya dan bebaslah
kewajibannya. Dasarnya adalah berbagai hadits Rasulullah Saw. Selain

ada pendapat ulama bahwa dalam harta kekayaan ada kewajiban lain
selain zakat. Jalan tengah dari dua perbedaan pendapat ini adalah bahwa
kewajiban atas harta yang wajib adalah Zakat,namun jika datang kondisi
yang menghendaki adanya keperluan tambahan (darurat),maka akan ada
kewajiban tambahan lain berupa Pajak (Dharibah).

Diperbolehkannya memungut pajak tidak ada alasan lain selain untuk


kemaslahatan umat,karena dana pemerintah tidak mencukupi untuk
membiayai berbagai “pengeluaran” yang jika pengeluaran itu tidak
dibiayai,maka timbul kemudaratan,sedangkan mencegah kemudaratan
adalah suatu kewajiban. Dalam pemungutan pajak ini,negara
berkewajiban untuk memenuhi dua syarat,yaitu :

1. Penerimaan hasil-hasil pajak harus dipandang sebagai suatu amanah


dan harus dibelanjakan secara jujur dan efisien untuk merealisasikan
tujuan tujuan pajak.

2. Pemerintah harus mendistribusikan beban pajak secara merata di


antara mereka yang wajib membayarnya.
F.LANDASAN HUKUM PAJAK MENURUT ISLAM

Pajak (Dharibah) adalah semata-mata hasil ijtihad Khalifah karena


negara mengalami kondisi krisis. Tidak ada dalil yang tegas mengenai
hukum pajak.

Kapan saat mulai diterapkannya pajak didalam pemerintahan


islam,belum ada keterangan yang jelas. Namun,ada keterangan dalam
buku Sejarah Perkembangan Ekonomi Islam oleh Adiwarman A.

Namun demikian,pembahasan tentang pajak dalam Al-Qur’an


dilandaskan dasar hukumnya pada :

a) QS.Al Baqarah[2]:177
b) QS.Al An-am[6]:141
c) QS.An Nisa’[4]:59

Dan Rasulullah pernah bersabda yang artinya “ Di dalam harta terdapat


hak-hak yang lain disamping zakat “. (HR.Thirmidzi)
G.DEFINISI PAJAK MENURUT PANDANGAN ISLAM

Menurut Yusuf Qardhawi,pajak adalah kewajiban yang ditetapkan


,yang harus disetorkan kepada negara sesuai dengan ketentuan,tanpa
mendapat prestasi kembali dari negara,dan hasilnya untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran umum di satu pihak dan untuk merealisasi
sebagian tujuan ekonomi,sosial,politik dan tujuan-tujuan yang ingin
dicapai negara (Qardhawi, 1973, hal.998)

Menurut Abdul Qadim Zallum berpendapat bahwa pajak adalah


harta yang diwajibkan Allah Swt kepada kaum muslim untuk membiayai
berbagai kebutuhan dan pos-pos pengeluaran yang memang diwajibkan
atas mereka,pada kondisi baitul mal (Abdul Qadim, 2002,hal.138)
Dari definisi tersebut,nampak bahwa definisi yang dikemukakan
Abdul Qadim lebih dekat dan tepat dengan nilai-nilai Syari’ah,karena di
dalam definisi ersebut terangkum lima unsur penting pajak menurut
Syari’ah,yaitu :

1. Diwajibkan oleh Allah Swt


2. Obyeknya Harta
3. Subyeknya kaum Muslimin yang kaya
4. Tujuannya untuk membiayai kebutuhan mereka
5. Dilakukan karena adanya kondisi khusus

Karakteristik pajak menurut Syariat adalah sebagai berikut :

1. Pajak bersifat temporer atau hanya boleh dipungut ketika di baitul mal
tidak ada harta atau kurang.

2. Pajak hanya boleh dipungut untuk pembiayaan yang merupakan


kewajiban bagi kaum muslimin dan sebatas jumlah yang diperlukan
3. Pajak hanya diambil dari kaum muslimin
4. Pajak hanya dipungut dari kaum muslimin yang mencukupi
5. Pajak dapat dihapus apabila sudah tidak diperlukan lagi

ANALISIS PERBEDAAN DAN PERSAMAAN ZAKAT DAN PAJAK

Memang terdapat banyak kesamaan antara Zakat dan Pajak,tetapi


tidak bisa dipungkiri bahwa keduanya juga memiliki perbedaan yang
hakiki sehingga keduanya tidak dapat disamakan begitu saja.

Berikut persamaan dan perbedaannya :

1. Zakat dan Pajak bersifat wajib dan mengikat atas harta penduduk
suatu negara

2. Zakat dan Pajak harus disetorkan pada lembaga resmi

3. Dari sisi kesamaan dan tujuan antara keduanya yaitu,untuk


menyelesaikan problem ekonomi dan mengentaskan kemiskinan
I.RANGKUMAN

Dalam ajaran Islam,Kewajiban utama kaum muslim atas


harta adalah Zakat,akan tetapi Pajak juga merupakan salah satu
landasan untuk mencegah kemiskinan dan mencapai tujuan-
tujuan lain sebuah negara asalkan sesuai syariat ajaran Islam.

15

Anda mungkin juga menyukai