Proposal Lomba Innovation of HCS Competition 2017-Uaj Yogyakarta
Proposal Lomba Innovation of HCS Competition 2017-Uaj Yogyakarta
PROPOSAL
Innovation of High Strength Green Concrete Competition 2017
Tingkat Universitas se-Indonesia
Di Universitas Atmajaya Yogyakarta
Tim Peneliti
Wandrianto N.H (Ketua Tim)
Maksimulianus Dodi R. (Anggota)
Alfianus Genadi (Anggota)
i
INOVASI BETON RAMAH LINGKUNGAN MUTU TINGGI
DENGAN SERBUK KACA DAN FLY ASH
SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemakaian serbuk kaca dan fly ash
sebagai bahan pengganti sebagian semen (substitusi parsial) terhadap nilai kuat tekan
beton mutu tinggi. Kadar Serbuk kaca dan fly ash sebagai bahan tambah alami yang
digunakan sebesar 5% dari berat semen. Pembahasan akan dilakukan berdasarkan
data-data pengujian kuat tekan benda uji. .
Benda uji beton berbentuk silinder 150x300mm dibuat dengan kuat tekan beton rencana
f’c =50 Mpa. Perencanaan campuran beton (concrete mix design) dilakukan
berdasarkan SNI-03-6468-2000 tentang “Tata cara pembuatan campuran beton
mutu tinggi”. Data-data agregat kasar dan halus sebagai material penyusun
beton yang dibutuhkan dalam perencanaan campuran beton dicari dengan
pengujian berat jenis, berat isi dan gradasi butiran.
Benda uji beton terdiri dari 3 benda uji kuat tekan akan diuji pada umur 28 hari. dengan
alat compression testing machine (CTM) sesuai standar ASTM 39-89 “Standard test
method for compressive strength of cylindrical concrete specimens”.
Hasil pengujian diharapkan ada pengaruh substitusi parsial bahan tambah serbuk kaca
dan fly ash pada campuran beton untuk menghasilkan beton dengan kekuatan tinggi yaitu
lebih besar atau sama dengan 50 Mpa.
Kata – kata kunci : beton mutu tinggi, serbuk kaca, fly ash, kuat tekan
ii
DAFTAR ISI
iii
Tabel 3.1 : Jenis-jenis Pemeriksaan Agregat Kasar
Tabel 3.2 : Jenis-jenis Pemeriksaan Agregat Halus
Tabel 3.3 : Jenis Pengujian Beton
Tabel 3.4 : Detail Benda Uji Beton Mutu Tinggi
Tabel 3.5 : Hasil Uji Berat Jenis dan Absorbsi Pasir
Tabel 3.6 : Hasil Uji Analisa Saringan Pasir
Tabel 3.7 : Hasil Uji Gradasi Pasir
Tabel 3.8 : Hasil Uji Berat Volume Pasir
Tabel 3.9 : Hasil Uji Berat Jenis dan Absorbsi Batu Pecah
Tabel 3.10 : Hasil Uji Analisa Saringan Batu Pecah
Tabel 3.11 : Hasil Uji Gradasi Batu Pecah
Tabel 3.12 : Hasil Uji Berat Volume Batu Pecah
Tabel 3.13 : Perhitungan Perencanaan Campuran BMT F’c=50 MPa
Tabel 3.14 : Komposisi Akhir Campuran BMT f’c=50 Mpa per 1 M3
Tabel 3.15 : Biaya Pembuatan BMT f’c=50 Mpa per 1 M3
Tabel 3.16 : Biaya Pembuatan BMT f’c=50 Mpa per 3 Benda Uji
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
beton dengan bahan tambah (admixture) seperti fly Ash (Zeta Eridani, 2004)
dan bahan tambah serbuk kaca (Prayitno Slamet, 2009) ditemukan dapat
menghasilkan beton mutu tinggi (BMT).
Saat ini telah berkembang rekayasa teknologi bahan yang tidak hanya
membuat beton mempunyai kekuatan tinggi tetapi juga ramah lingkungan,
Beton ramah lingkungan adalah beton yang tersusun dari material yang tidak
merusak lingkungan atau beton yang memanfaatkan bahan limbah sehingga
mengurangi polusi lingkungan.
Inovasi bahan baru, seperti pengunaan bahan-bahan ramah lingkungan.
Bahan ramah lingkungan menjadi sorotan utama karena maraknya isu
tentang Global Warming.. Pemanfaatan bahan limbah seperti serbuk kaca
dan fly ash sebagai pengganti sebagian semen adalah salah satu terobosan
yang diperlukan. Berbagai inovasi beton telah dibuat agar mengurangi
polusi lingkungan. Salah satunya adalah dengan mengganti bahan material
beton dengan bahan ramah lingkungan, misalnya ; penggunaan limbah
copper slag (Dionisius, 2002) dan limbah kaca (Prayitno Slamet, 1999)
sebagai pengganti sebagian semen.
Salah satu bahan campuran pembuatan beton yang bersifat sangat
polutan adalah semen portland. Industri semen portland berpotensi sebagai
sumber pencemaran partikel (Wardhana, 2001). Hal ini disebabkan semen
Portland adalah semen hidrolisis yang dihasilkan dengan cara menggiling
terak (clinker) yang mengandung kalsium silikat (xCaO.SiO2) digiling
bersama-sama dengan bahan tambahan kristal senyawa kalsium sulfat
(CaSO4.xH2O) akan menghasilkan debu semen. Menurut Wardhana (2001)
jenis debu yang dihasilkan oleh industri semen mengandung calsium bebas
(Ca)), silika bebas (SiO2) dan alumium bebas (Al). Senyawa SiO2 jika
terhisap masuk ke dalam menyebabkan penyakit silikosis (Sunu, 2001).
Senyawa Aluminium (Al) adalah senyawa yang mudah mengendap pada
lingkungan dan makanan, sehingga dapat terakumulasi di dalam paru-paru
dan dapat juga menyebabkan iritasi kulit, selaput lendir, dan saluran
pernapasan (Prayitno Slamet, 2016).
3
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemakaian serbuk kaca
dan fly ash sebagai bahan pengganti sebagian semen (substitusi parsial)
terhadap kuat tekan beton mutu tinggi.
1.4 Manfaat
1. Dapat memberikan informasi tentang pengaruh pemakaian serbuk
kaca dan fly ash sebagai pengganti sebagian semen pada campuran
beton.
2. Dapat menghasilkan alternatif beton ramah lingkungan tanpa
mengurangi kualitas beton dan harga yang relatif ekonomis.
3. Mampu memanfaatkan limbah industri sebagai bahan tambahan
campuran beton.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
demikian, untuk menghasilkan sebuah beton yang bermutu tinggi, f.a.s dalam
beton haruslah rendah, tetapi kesulitan dalam pengerjaannya.. Umumnya nilai
f.a.s minimum untuk beton normal sekitar 0,4 dan nilai maksimumnya 0,65
(Tri Mulyono, 2003).
2.4 Agregat
Agregat adalah butiran mineral dengan ukuran diameter dan gradasi
butiran tertentu yang apabila dicampur dengan semen dan air akan
menghasilkan beton.(Suardi Baha.et.al.2004). Tujuan penggunaan agregat
pada beton menurut Suardi Baha.et.al.(2004) untuk: 1) Sumber kekuatan dari
beton, 2) Memperkecil tingkat penyusutan beton, 3) Mencapai kepadatan
beton yang maksimal dan 4) memperoleh workability yang baik
1. Agregat Halus
Agregat halus adalah agregat yang semua butirannya lolos ayakan
berlubang 4.8 mm (SII.0052,1980) dan 4.75 mm (ASTM C33,1982) atau
5.0 mm (BS.812,1997). Menurut Suardi Baha.et.al.(2004) agregat halus
sangat berperan dalam :1) Kemudahan Pengerjaan (Workabiity), 2)
Kekuatan Beton (Strength) dan 3) Keawetan beton (Durabiity).
2. Agregat Kasar
Agregat kasar adalah agregat yang semua butirannya tertahan di atas
ayakan 4.8 mm (SII.0052,1980) dan 4.75 mm (ASTM C33,1982) atau 5.0
mm (BS.812,1997). Jenis agregat kasar menurut Suardi Baha.et.al.(2004)
adalah: 1) Alami : hasi desintregasi alam dan 2) Hasil Pemecahan dengan
stone crusher. Umumnya ukuran agregat kasar 10 – 20 mm digunakan
untuk BMT. Sedangkan agregat halus pada BMT mempunyai modulus
kehalusan butir lebih kecil dari 3,2
2.5 Air
Air diperlukan pada pembuatan beton untuk memicu proses kimiawi
semen, membasahi agregat dan memberikan kemudahan dalam pekerjaan
beton. Air yang dapat diminum umumnya dapat digunakan sebagai
campuran beton. Air yang mengandung senyawa-senyawa berbahaya,
tercemar garam, minyak, gula, atau bahan kimia lainnya, bila dipakai dalam
campuran beton akan menurunkan kulitas beton, bahkan dapat mengubah
7
sifat-sifat beton yang dihasilkan. Air yang digunakan dapat berupa air tawar
(dari sungai, danau, telaga, kolam, situ, dan lainnya), air laut maupun air
limbah, asalkan memenuhi syarat mutu yang telah ditetapkan (Tri Mulyono,
2003).
′
=
Sifat Standar
Berat Isi ASTM C129/29M-93
Berat Jenis ASTM C128-88R.38
Absorbsi ASTM C128-88R.38
Gradasi Agregat ASTM C136-95a
Modulus Kehalusan ASTM C136-95a
10
Modulus Kehalusan
11
Uji kuat tekan beton sesuai standar ASTM C39M-01 dengan alat
Compressing Testing Machine (CTM) terhadap benda uji silinder beton
umur 28 hari dengan memberikan tekanan terhadap benda uji sampai
mengalami kehancuran.
Dari hasil uji kuat tekan akan diperoleh nilai beban hancur.
Sedangkan kuat tekan beton dihitung dengan persamaan:
(c) Pengertian
Analisa saringan adalah penentuan prosentase berat butiran agregat
yang lolos dari satu set saringan,kemudian angka-angka prosentase
digambarkan pada grafik pembagian butir.
2) Pelaksanaan
(a) Peralatan yang digunakan
(i) Timbangan kapasitas 2500gr
(ii) Satu set ayakan ASTM C33 :tutup,#3/2”,#3/4”,#3/8”,No.4, No.8,
No.16, No.30, No.50, No.100, No.200,dan pan.
(iii)Mesin pengguncang (alat pnggetar listrik)
(iv)Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi
benda uji sampai (110±5)0C.
(b) Benda Uji
Agregat halus/pasir sebanyak 1000 gram
(c) Prosedur Pengujian
(i) Siapkan pasir seberat 1000 gram dan masukkan dalam oven
selama 24 jam. Setelah kering, timbang benda uji 500 gram
(ii) Bersihkan setiap saringan lalu ditimbang
(iii)Susun dengan urutan paling bawah adalah pan,kemudian
ukuran saringan kecil dan seterusnya hingga ukuran terbesar
terletak paling atas. Lakukan untuk susunan saringan pasir.
(iv)Pasir dimasukkan pada saringan teratas kemudian ditutup.
Kemudian susunan ayakan diletakkan pada alat penggetar
listrik. Jepit susunan trsebut lalu hidupkan motor selama 10
menit maka alat penggetar listrik akan menggetarkan susunan
ayakan.
(v) Diamkan selama 5 menit untuk memberikan kesempatan debu
mengendap.
(vi)Buka saringan, lalu timbang setiap saringan beserta pasir yang
tertahan.
15
(vii) Gambar hasil analisa saringan pasir dan pada gafik lengkung
saingan untuk menentukan zone gradasinya.
(viii) Hitung modulus kehalusan pasir.
3) Laporan
Tabel 3.6 Hasil Uji Analisa Saringan Pasir
Berat Berat Berat Kum % kumulatif
No Nomor
Sari- Saringan Tertahan Berat
. Saringan Tertahan Lolos
ngan + Tertahan
1 #3,0” (76,20)
Tertahan
2 #3/2” (38,10)
3 #3/4” (19,10) 433.5 433.5 0 0 0 100
4 #3,8” (13,80) 429.1 429.1 0 0 0 100
5 No.4 (4,75) 430 430 0 0 0 100
6 No.8 (2,36) 321.2 342.8 -21.6 21.6 4.32 95.68
7 No.16 (1,18) 316.3 404.4 -88.1 109.7 21.94 78.06
8 No.30 (0,60) 307 503.5 -196.5 306.2 61.24 38.76
9 No.50 (0,30) 302.4 365.1 -62.7 368.9 73.78 26.22
2) Pelaksanaan
(a) Peralatan yang digunakan
(i) Timbangan kapasitas 20000 gram
(ii) Satu set ayakan ASTM C33 : tutup, #3/2” , #3/4” , No.4 , No.8
, No.16, No.30 , No.50 , No.100 , No.200 , dan pan.
(iii) Mesin pengguncang (alat penggetar listrik)
(iv) Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi
benda uji sampai (110±5)0C
(b) Benda uji
Agregat kasar batu pecah sebanyak 1000 gram
(c) Prosedur pengujian
(i) Siapkan batu pecah seberat 1000 gram dan masukkan dalam
oven selama 24 jam. Setelah kering,timbang benda uji pasir 500
gram
(ii) Bersihkan setiap saringan lalu ditimbang.
(iii)Susun dengan urutan paling bawah adalah pan kemudian ukuran
saringan kecil dan seterusnya hingga ukuran terbesar terletak
paling atas. Lakukan untuk ukuran batu pecah.
(iv)Batu pecah dimasukkan pada saringan teratas kemudian ditutup.
Kemudian susunan ayakan diletakkan pada alat penggetar listrik.
Jepit susunan saringan tersebut lalu hidupkan motor selama 10
menit maka alat penggetar listrik akan meggetarkan susunan
ayakan.
(v) Diamkan selama 5 menit untuk memberikan kesempatan debu
mengendap.
(vi)Buka saringan, lalu timbang setiap saringan beserta batu pecah
yang tertahan.
(vii) Gambar hasil analisah saringan batu pecah dan pada grafik
lengkung saringan untuk menentukan zone gradasinya.
(viii) Hitung modulus kehalusan batu pecah
22
3) Laporan
Tabel 3.10 Hasil Uji Analisa Saringan Batu Pecah
No. Nomor Berat Berat Berat Kum. % kumulatif
Saringan saringa Saringan Tertahan Berat
Ter- lolos
n + Ter-
tahan
Tertahan tahan
1 #3,0” (76,20) 0 0 0 0 0 0
2 #3/2” (38,10) 0 0 0 0 0 0
3 #3/4” (19,10)
433.5 433.5 0 0 0 100
4 #3,8” (13,80)
429.1 438.3 9.2 9.2 1.84 98.16
5 No.4 (4,75)
430 616.6 186.6 195.8 39.16 59
6 No.8 (2,36)
321.2 619.1 297.9 493.7 98.74 1.26
7 No.16 (1,18)
316.3 322.1 5.8 499.5 99.9 0.1
8 No.30 (0,60)
307 307 0 499.5 99.9 0.1
9 No.50 (0,30)
302.4 302.5 0.1 499.6 99.92 0.08
10 No.100 (0,15)
293 293.1 0.1 499.7 99.94 0.06
11 N0.200 (0,075)
279.7 279.8 0.1 499.8 99.96 0.04
12 Pan
465.5 465.7 0.2 500 100 0
jumlah 739.36
Vol. Silinder
13744 13745 13746 13745 13744 13745 13746 13745
(V) kg)
Berat Vol.
Batu Pecah =
1.572 1.569 1.572 1.571 1.572 1.569 1.572 1.571
(W2-W1)/V
(kg/liter)
Jenis semen
3 Ditetapkan (tipe I,II,III,IV,V) PC Tipe I
yang digunakan
Batu pecah
Jenis Agregat
4 Ditetapkan (pecah/tidak) mesin 10-20
kasar
mm
Jenis Agregat
5 Ditetapkan Pasir Cor
halus
Faktor Air-
Interpolasi 50 Mpa-66.289 Mpa tabel 3 SNI
6 Semen yang 0.37
03-6468-2000 hal.5
dipakai
Ditetapkan dari tabel 2 SNI 03-6468-2000
7 Slump Rencana 75-100 mm
hal.5
27
Ukuran Agregat
8 Ditetapkan dari analisa ayakan 20 mm
Maksimum
Ditetapkan dari tabel 2 SNI 03-6468-2000
181 kg/m3
hal.5 ( Kadar air harus dikoreksi ) pers. 1
V = (1-(Berat isi agregat halus / Berat jenis
Kadar Air bebas 35.013
9 relatif kering )*1000
Koreksi Kadar air, liter/m3 = (V-35)*4,75
0.064
pers. 2
pers. 1 + Pers. 2==> Yang dipakai 181.064 kg/m3
10 Jumlah Semen No 9/6 489.362 kg/m3
Fraksi Volume agregat kasar optimum =
0,72 ……….pers 1 Tabel 1 SNI 03-6468-
Jumlah agregat 2000 hal.4
11 Berat isi agregat kasar = 1621……...pers 2 1167.120 kg/m3
Kasar
Data Uji Lab
pers. 1 x pers. 2 SNI 03-6468-2000 hal. 4
semen portland = 563.547/3.15(berat jenis
155.353 liter
semen type 1) = ………….(1)
Agregat Kasar = 1167.120/2.795(berat jenis
417.574 liter
kerikil dari uji Lab) = …...….(2)
Air =
181.064 liter
…………….(3)
Jumlah Agregat
12 Kadar udara Tanpa Superplasticizer tabel 2
Halus 20 liter
SNI 03-6468-2000 hal.5 . . . ..4
Volume pasir per m3 beton = 1000- Total
226.009 liter
1,2,3,4 =
Dikonversi menjadi berat pasir kering oven
= 0.197313*2.599(berat jenis Pasir dari uji 587.397 kg/m3
Lab)* 1000
Tabel 3.15 Biaya Pembuatan Beton Mutu Tinggi (BMT) f;c=50 Mpa - per 1 M3
Harga Satuan Total Biaya
No Material Satuan Volume
(Rp) (Rp)
1 Semen kg 489.362 1,650.00 807,447.42
2 Pasir Cor m3 0.357 295,000.00 105,315.00
3 Batu Pecah Mesin m3 0.72 267,000.00 192,240.00
4 Serbuk Kaca kg 24.4681 0.00 0.00
5 Fly Ash kg 24.4681 375.00 9,175.54
6 Sika Viscocrete kg 3.9149 59,250.00 231,957.62
Jumlah Total 1,346,135.58
Tabel 3.16 Biaya Pembuatan Beton Mutu Tinggi (BMT) f’c = 50 Mpa - per 3 Benda Uji
Harga Satuan Total Biaya
No Material Satuan Volume
(Rp) (Rp)
1 Semen kg 8.55894 1,650.00 14,122.26
2 Pasir Cor m3 0.00624 295,000.00 1,841.96
3 Batu Pecah Mesin m3 0.01259 267,000.00 3,362.28
4 Serbuk Kaca kg 0.42795 0.00 0.00
5 Fly Ash tipe f kg 0.42795 375.00 160.48
6 Sika Viscocrete kg 0.0661 59,250.00 3,919.03
Jumlah Total 23,543.91
4.1 Kesimpulan
1. Penelitian yang akan dilakukan adalah pemanfaatan serbuk kaca dan fly ash
yang merupakan bahan-bahan limbah pembakaran batubara dan kaca
industri yang ditambahkan pada campuran beton mutu tinggi sebagai
pengganti sebagian semen (material polutan) merupakan suatu upaya
inovasi beton untuk menghasilkan beton mutu tinggi ramah lingkungan.
4. Proporsi material agregat kasar, agregat halus, semen dan air pada campuran
beton mutu tinggi dicari dengan perencanaan campuran beton (concrete mix
design) berdasarkan SNI-03-6468-2000 tentang Tata Cara Pembuatan
Campuran Beton Mutu Tinggi.
5. Evaluasi kuat tekan beton mutu tinggi akan dilakukan berdasarkan hasil uji
benda uji beton silinder 150x300 mm pada umur 28 hari dengan alat
compression testing machine (CTM) sesuai standar ASTM 39-89 tentang
“Standard Test Method for Compressive Strength of Cylindrical Concrete
Specimens”.
4.2 Saran
Untuk menjaga konsistensi data-data hasil uji material agregat kasar dan
agregat halus yang telah dilakukan lebih dahulu untuk kepentingan mix design
di tempat asal peserta kompetisi maka pada saat pembuatan benda uji di lokasi
perlu dilakukan pemeriksaan bersama material agregat lokal yang dipakai
secara visual atau bahkan pengujian ulang agregat di lokasi jika diperlukan.
30
31
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standar Nasional. 1991. Spesifikasi Abu Terbang Sebagai Bahan Tambahan
Untuk Campuran Beton, SNI 03-2460-1991. Jakarta.
Badan Standar Nasional. 2011. Tata Cara Pembuatan dan perawatan Benda Uji
Beton di Laboratorium. SNI 2493 : 2011. Jakarta.
Bahar, Suardi. Nur Al Fata. Rahman Suhanda dan Enny Kurniawati.2004. Pedoman
Pekerjaan Beton. Jakarta. Wika
Danasi, Marsianus dan Ade Lisantono. 2015. ”Pengaruh penambahan Fly Ash
pada Beton Mutu Tinggi dengan Silica Fume dan Filer Pasir Kwars”. Hal.
665-672.
Gaudensius, Dionisius. 2016, Pengaruh Penggunaan Flys Ash Tipe F dan Tipe C
terhadap Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi dan Beton Mutu Normal, Skripsi,
Universitas Merdeka. Malang
Slamet Prayitno. 2009. Pengaruh Penggatian Sebagian Semen dengan Serbuk Kaca
dan penambahan serat kawat galvanis pada beton mutu tinggi terhadap kuat
tekan dan kuat lentur balok beton bertulang. Matriks Teknik Sipil. Jurnal
Online. Vol. 4 No.2