Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KARAKTERISTIK PASIEN KANKER PARU

PROPOSAL RISET

Diajukan Untuk Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Metodologi Keperawatan

Disusun oleh kelompok 2 :

Anita Muniroh (1920171051)

Ayu Muflihatul Azizah (1920171052)

Belian Fitria Mahesa P (1920171053)

Diah Ayu Puji Pangesti (1920171055)

Dian Pertiwi (1920171056)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

TAHUN AJARAN 2019/2020


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker paru adalah tumor ganas paru yang berasal dari saluran napas
atau epitel bronkus yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak normal,
tidak terbatas, dan merusak sel-sel jaringan normal. Kanker paru merupakan
penyebab utama keganasan di dunia dan mencapai hingga 13% dari semua
diagnosis kanker. Selain itu, kanker paru juga menyebabkan 1/3 dari seluruh
kematian akibat kanker pada laki-laki (Kemenkes RI, 2016:1).
Data World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa sebesar 8,8
juta kematian di tahun 2015 disebabkan oleh kanker. Dari jumlah tersebut,
kanker paru tergolong menduduki peringkat tertinggi yaitu sebesar 1,69 juta
kematian, kanker hati sebesar 788.000 kematian, kanker usus besar sebesar
774.000 kematian, kanker perut 754.000 kematian dan kanker payudara
sebesar 571.000 kematian. International Agency for Research on Cancer
(IARC) memperoleh data setidaknya 1,8 juta (12,9%) kasus kanker paru
ditemukan di tahun 2012, sehingga menjadi kasus kanker paling umum di
dunia. Faktanya, sebagian besar kasus kanker paru (58%) ditemukan di
negara-negara berkembang. Berdasarkan data Profil Mortalitas Kanker (Cancer
Mortality Profile) yang dirilis oleh WHO menyebutkan, angka kematian yang
disebabkan oleh kanker di Indonesia mencapai 195.300 orang, dengan
kontribusi kanker paru sebesar 21,8% dari jumlah kematian (Global Burden
Cancer, 2012).
Kanker paru memang sudah menjadi ancaman yang mematikan bagi
kaum laki-laki dan perempuan di seluruh dunia terutama laki-laki. Di Indonesia,
kanker paru menjadi penyebab kematian utama kaum laki-laki dan lebih dari
70% kasus kanker itu baru terdiagnosis pada stadium lanjut (UGM Farmasi,
2014). Penyebab utama kanker paru adalah asap rokok karena mengandung
lebih dari 4.000 zat kimia, dimana 63 jenis diantaranya bersifat karsinogen dan
beracun (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003:2). American Cancer
Society mengemukakan bahwa 80% kasus kanker paru disebabkan oleh rokok
(perokok aktif) sedangkan perokok pasif berisiko 20% sampai 30% untuk
terkena kanker paru. Penyebab kanker paru lainnya adalah radiasi dan polusi
udara (American Cancer Society, 2017).
Kanker paru diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu kanker paru
primer dan kanker paru sekunder. Kanker paru primer adalah sel kanker yang
berasal dari paru, sedangkan kanker paru sekunder adalah sel kanker yang
menyebar dari anggota tubuh lain, termasuk kanker payudara dan kanker
kolorektal. Kanker paru primer dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Small Cell
Lung Cancer (SCLC) dan Non Small Cell Lung Cancer (NSCLC) (American
Cancer Society, 2017).
Sebagai langkah awal, umumnya deteksi kanker paru dapat dilakukan
dengan pemeriksaan radiologi paru yaitu melalui citra paru. Citra paru atau
sering disebut Chest X-Ray (CXR) adalah suatu proyeksi radiografi dari paru
(Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003: 5). Citra dari hasil foto paru akan
menampilkan bentuk paru yang berbeda antara paru normal dan paru yang
tidak normal. Pada paru yang tidak normal akan menunjukkan adanya nodul
(bulatan atau oval) di paru 3 pada hasil citra paru namun sebaliknya pada paru
yang normal tidak menunjukkan adanya nodul di paru pada hasil citra paru.
Nodul yang terdeteksi pada paru dikategorikan menjadi dua yaitu non
cancerous nodule (benign atau tumor jinak) dan cancerous nodule (malignant
atau tumor ganas) (Japanese Society of Radiology Technology, 1997). Wajid,
et al (2016) melakukan penelitian untuk mendeteksi kanker paru dengan
menggunakan citra paru. Dengan melakukan deteksi dini kanker paru
diharapkan dapat memberikan penanganan yang tepat pada penderita kanker
paru dan menurunkan angka kematian kanker paru. Penelitian untuk
mengklasifikasikan kanker paru biasanya dilakukan dengan mengekstraksi citra
paru terlebih dahulu. Fitur hasil ekstraksi citra paru kemudian dapat diklasifikasi
dengan berbagai model salah satunya model Jaringan Saraf Tiruan atau
Artificial Neural Networks (ANN).
Berdasarkan laporan profil kanker WHO, kanker paru merupakan
penyumbang insidens kanker pada pria teritinggi di Indonesia, diikuti oleh
kanker kolorektal, prostat, hati, dan nasofaring, dan merupakan penyumbang
kasus ke-5 pada perempuan, setelah kanker payudara, serviks-uteri, koloektal,
ovarium. Kanker paru merupakan pertama kematian pada kankerpda pria
(21.8%), dan penyebab kematian ketiga (9.1%)kanker pada perempuan setelah
kanker payudara (21.4%) dan kanker seriks-uteri (10.3%). (World Health
Organization, 2014).
Tingkat kelangsungan hidup lima tahun (five-year survival rate) kanker
paru 18.1% lebih rendah dari jenis kanker lainnya, seperti kanker colon dan
rectum (64.9%), kanker payudara (89.7%), kanker prostat (98.6%). Tingkat
kelangsungan hidup kanker paru untuk kasus yang terdeteksi ketika peyakit
masih terlokalisasi (di paru- paru) adalah 55.6%. Namun, hanya 28.9% untuk
kanker paru yang sudah menyebar secara regional. Untuk kanker paru yang
sudah metastase (menyebar ke organ lain), tingkat kelangsungan hidup lima
tahunnya menjadi 4.5%. lebih dari setengah penderita kanker paru-paru akan
meninggal dalam waktu satu tahun setelah didiagnosis. (U.S. National Institute
of Health, 2014)
Berdasarkan data dari GLOBOCAN 2018, 19,4% dari pasien kanker paru-
paru di Indonesia adalah pria. Merokok adalah penyebab tertingginya, yaitu
sebesar 80% dari keseluruhan kasus di 2018. Merokok sebagai penyebab
utama kanker paru-paru juga dikatakan dokter spesialis paru, dr. Sita Laksmi
Andarini, Ph.D, Sp.P (K) dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)

B. Rumusan Masalah
Apakah faktor-faktor yang berhubungan dengan krakteristik pasien kanker paru
?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dibagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu
sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Mengetahui analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan krakteristik
pasien kanker paru
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui distribusi gambaran umum penderita kanker paru
b. Mengetahui karakteristik penderita kanker paru
c. Mengetahui factor-faktor yang berhubungan dengan penderita kanker
paru (merokok, polusi udara, penyakit paru)
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan
tentang mekanisme koping yang digunakan pasien yang terdiagnosa kanker
paru.
2. Secara Praktis
a. Bagi Rumah Sakit
Memberikan informasi bagi Rumah Sakit sebagai bahan penunjang
pelayanan kesehatan yang lebih baik khususnya untuk meningkatkan
kesejahteraan pasien kanker paru.
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai bahan pembelajaran sebagai bahan pembanding dalam
kegiatan yang ada hubungannya dengan layanan kesehatan selain itu
juga dapat digunakan sebagai informasi ilmiah dalam pembelajaran
tentang mekanisme koping pada pasien kanker paru.
c. Bagi Masyarakat
Untuk meningkatkan mekanisme koping pasien kanker paru agar
mendapat kehidupan yang lebih sejahtera
d. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menigkatkan wawasan dan ilmu
penetahuan dalam mengkaji permasalahan tentang mekanisme koping
pada pasien kanker paru.

E. Keaslian Penelitian
Tabel Penelitian kanker paru

Pengarang Judul Metode Penelitian Hasil

L M Wintner, J Quality of Life Cross-sectional, Terdapat


M Giesinger, A during pada 187 pasien hubungan yang
Zabernigg, M Chemotherapy kanker paru yang bermakna
Szatankay, V in Lung Cancer menjalani antara lini
Meraner, G Patients: results kemoterapi rawat kemoterapi
Pall, W Hilbe across different jalan di County dengan semua
and B Holzner treatment lines Kufstein Hospital skala fungsional
2013 menyelesaikan pada kuesioner
versi elektronik dari EORTC QLQ-
EORTC QLQ-C30. C30.
Model campuran
linear digunakan
untuk analisis
statistik.

Novi Strategi Koping Teknik pengambilan Hasil penelitian


Maulandari. Menghadapi sampel dan metode tentang
2010. Stress pada penelitian bagaimana
Penderita reaksi penderita
Kanker Paru kanker paru
dalam
menghadapi
stress

F. Ruang Lingkup
1. Lokasi penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada pasien kanker paru
2. Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada 11 November 2019 sampai dengan
11 Desember 2019.
3. Materi Penelitian
Penelitian ini mencakup factor-faktor yang berhubungan dengan
karakteristik pada pasien kanker paru
BAB II
TINJUAN PUSTAKA

A. DEFINISI KANKER PARU


Kanker paru adalah semua penyakit keganasan di paru,
mencakupkeganasan yang berasal dari paru sendiri (primer). Dalam pengertian
klinik yangdimaksud dengan kanker paru primer adalah tumor ganas yang
berasal dari epitel bronkus (karsinoma bronkus/bronchogenic carcinoma)
(Kemenkes RI, 2017).
Kanker paru atau disebut karsinoma bronkogenik merupakan tumor ganas
primersistem pernapasan bagian bawah yang bersifatepithelialdan berasal dari
mukosa percabangan bronkus (Nurarif & Kusuma, 2015).
Kanker paru adalah keganasanyang berasal dari luar paru maupun yang
berasal dari paru sendiri (primer), dimanakelainan dapat disebabkan oleh
kumpulan perubahan genetika pada sel epitelsaluran nafas yang dapat
mengakibatkan proliferasi sel yang tidak dapatdikendalikan. (Purba & Wibisono,
2015).
Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali
dalm jaringan paru-paru dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen,
lingkungan, terutama asap rokok ( Suryo, 2010).
Kanker terjadi apabila sel normal mengalami perubahan genetik secara
abnormal menjadi sel kanker. Kanker paru berawal dari perubahan genetic
pada sel di dalam paru-paru, tepatnya berawal dari sel yang berada didalam
saluran udara paru-paru. Secara klinis karsinoma paru dibagi menjadi small cell
lung cancer (SCLC) dan non-small cell lung cancer (NSCLC).
a. Small-Cell Lung Cancer (SCLC)
Small-cell lung cancer atau yang di sebut kanker paru jenis karsinoma sel
kecil (KPKSK) mencakup sekitar 20% dari semua kanker paru-paru. SCLC
memiliki sifat yang sanagat agresif dan dianggap sebagai penyakit
“sistemik” saat didiagnosis. Kanker paru jenis ini berkembang dalam waktu
3-5 tahun dan meiliki waktu 30 hari untuk menggandakan dirinya. SCLC
timbul dari sel neuroendokrin dan dapat mengeluarkan berbagai macam
polipeptida. Beberapa dari polipeptida ini memiliki sifat umpan balik
otomatin yang dapat menginduksi pertumbuhan tumor lebih lanjut. SLSC
juga sering di asosiasikan dengan beberapa sindrom neoplastik.
b. Non-Small Cell Lung Cancer (NSCLC)
Non-Small Cell Lung Cancer atau kanker paru jenis karsinoma bukan sel
kecil (KPKBSK) mencakup sekitar 80% dari semua kanker paru-paru.
KPKBSK terbagi menjadi 3 kategori berdasarkan histologinya, yaitu:
1. Adenokarsinoma: Mencakup sekiranya 40% dari kanker paru dan lebih
banyak pasien wanita. Pertumbuhan adenokarsinoma biasanya lambat
dan perlu waktu 15 tahun unntuk tumbuh dengan waktu untuk
menggandakan diri lebih dari 200 hari. Adenokarsinoma muncul dari
sel mucus didalam epitel pada bronkus. (Abdi, 2014)
2. Karsinoma sel skuamosa: lebih jarang ditemukan dan mencakup
sekiranya 25% dari kanker paru. Karsinoma ini lebih agresif dari pada
adenokarsinoma dan membutuhkan 8 tahun untuk berkembang.
Biasanya karsinoma sel skuamosa dapat menyebabkan obstruksi pada
bronkus yang menyebabkan infeksi. (Abdi, 2014)
3. Karsinoma sel besar: karsinoma yang paling jarang ditemukan, hanya
mencakup 10% dari kanker paru. Karsinoma ini metastase lebih cepat
dan memiliki prognosis yang lebih buruk. (Abdi, 2014)

B. GAMBARAN KLINIS & LABORATORIUM


1. Tanda & Gejala
Gejala yang berkaitan dengan pertumbuhan tumor langsung, seperti batuk,
hemoptisis, nyeri dada dan sesak napas/stridor. Batuk merupakan gejala
tersering (60-70%) pada kanker paru. (PNPK kanker paru)
Adapun juga gejala yang biasa terjadi pada kanker paru, yaitu:
a. Berat badan berkurang
b. Nafsu makan hilang
c. Teraba massa pada pangkal leher
d. Cepat lelah
2. Faktor – faktor yang berhubungan dengan penderita kanker
Seperti umumnya kanker yang lain, penyebab yang pasti dari kanker paru
belum diketahui, tapi merokok dan paparan atau inhalasi berkepanjangan
suatu zatyang bersifat karsinogenik merupakan faktor resiko utama.
Beberapa faktor risiko penyebab terjadinya kanker paru adalah (Stopler,
2010):
a. Merokok
Merokok merupakan faktor yang berperan paling penting yaitu 85% dari
seluruh kasus.Kejadian kanker paru pada perokok dipengaruhi oleh
usia mulaimerokok, jumlah batang rokok yang diisap setiap hari,
lamanya kebiasaanmerokok, dan lamanya berhenti merokok.
Insiden kanker paru – paru sangat berkolerasi dengan faktor merokok.
Sekitar 90% kanker paru – paru terjadi akibat tembakau. Resiko kanker
paru pada perokok dipengaruhi oleh usia mulai merokok, jumlah batang
rokok yang diisap setiap hari, lamanya kebiasaanmerokok, dan
lamanya berhenti merokok.(Melissa Stoppler,2013)
Tak diragukan lagi merupakan faktor utama. Suatu hubungan statistik
yang defenitif telah ditegakkan antara perokok berat (lebih dari dua
puluh batang sehari) dari kanker paru (karsinoma bronkogenik).
Perokok seperti ini mempunyai kecenderung sepuluh kali lebih besar
dari pada perokok ringan. Selanjutnya orang perokok berat yang
sebelumnya dan telah meninggalkan kebiasaannya akan kembali ke
pola resiko bukan perokok dalam waktu sekitar 10 tahun. Hidrokarbon
karsinogenik telah ditemukan dalam ter dari tembakau rokok yang jika
dikenakan pada kulit hewan, menimbulkan tumor.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pada orang-orang yang
tidakmerokok, tetapi mengisap asap rokok dari orang lain, risiko
menderita kanker paru meningkat dua kali.
Perokok pasif, atau menghirup asap tembakau yang ditemukan oleh
orang lain di dalam ruang tertutup merupakan faktor resiko terjadinya
pengembangan kanker paru. Beberapa penelitian telah menunjukkan
bahwa pada orang – orang yang tidak merokok yang tinggal dengan
perokok atau berdekatan dengan perokok memiliki resiko terjadi kanker
paru sekitar 24%.(Melissa Stoppler,2013)
b. Polusi udara
Kematian akibat kanker paru juga berkaitan dengan polusi udara, tetapi
pengaruhnya kecil bila dibandingkan dengan merokok. Kematian akibat
kanker paru jumlahnya dua kali lebih banyak di daerah perkotaan
dibandingkan dengan daerah pedesaan. Mereka yang tinggal di kota
mempunyai angka kanker paru yang lebih tinggi dari pada mereka yang
tinggal di desa dan walaupun telah diketahui adanya karsinogen dari
industri dan uap diesel dalam atmosfer di kota.
Beberapa zat karsinogen seperti asbestos, uranium, radon, arsen,
kromium,nikel, polisiklik hidrokarbon, dan vinil klorida dapat
menyebabkan kanker paru.
Risiko kanker paru di antara pekerja yang menangani asbes kira-kira
sepuluhkali lebih besar daripada masyarakat umum. Terdapat insiden
yang tinggi dari pekerja yang terpapar dengan karbonil nikel (pelebur
nikel) dan arsenic (pembasmi rumput). Pekerja pemecah hematite (paru
– paru hematite) dan orang – orang yang bekerja dengan asbestos dan
dengan kromat juga mengalami peningkatan insiden.
Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di
Schneeberg dan penambang radium di Joachimsthal (lebih dari 50 %
meninggal akibat kanker paru) berkaitan dengan adanya bahan
radioaktif dalam bentuk radon. Bahan ini diduga merupakan agen
etiologi operatif.
c. Penyakit paru
Penyakit paru seperti tuberkulosis dan penyakit paru obstruktif kronik
jugadapat menjadi risiko kanker paru. Seseorang dengan penyakit paru
obstruktifkronik berisiko empat sampai enam kali lebih besar terkena
kanker paru.
Kanker paru yang merupakan metastase dari organ lain adalah kanker
parusekunder. Paru-paru menjadi tempat berakhirnya sel kanker yang
ganas.Meskipun stadium penyakitnya masih awal, seolah-olah pasien
menderita penyakit kanker paru stadium akhir. Di bagian organ paru,
sel kanker terus berkembang dan bisa mematikan sel imunologi.
Artinya, sel kanker bersifatimortal dan bisa menghancurkan sel yang
sehat supaya tidak berfungsi. Paru- paru itu adalah end organ bagi sel
kanker atau tempat berakhirnya sel kanker,yang sebelumnya dapat
menyebar di aera payudara, ovarium, usus, dan lain-lain.
Penyakit paru seperti tuberkulosis dan penyakit paru obstruktif kronik
juga dapat menjadi risiko kanker paru. Seseorang dengan penyakit
paru obstruktif kronik berisiko empat sampai enam kali lebih besar
terkena kanker paru ketika efek dari merokok dihilangkan (Stoppler,
2010).
C. KARAKTERISTIK PASIEN PARU
a. Lokal (tumor setempat)
1. Batuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kronis
2. Hemoptisis
3. Mengi (wheezing, stridor) karena ada obstruksi saluran napas
4. Kadang terdapat kavitas seperti abses paru
5. Aelektasis
b. Invasi local :
1. Nyeri dada
2. Dispnea karena efusi pleura
3. Invasi ke pericardium terjadi temponade atau aritmia
4. Sindrom vena cava superior
5. Sindrom Horner (facial anhidrosis, ptosis, miosis)
6. Suara sesak, karena penekanan pada nervus laryngeal recurrent
7. Syndrome Pancoasta karena invasi pada pleksus brakialis dan saraf
simpatis servikalis
c. Gejala penyakit metastasis :
1. Pada otak, tulang, hati, adrenal
2. Limfadenopati servikal dan supraklavikula (sering menyertai
metastasis
3. Sindrom Paraneoplastik : Terdapat pada 10% kanker paru, dengan
gejala
4. Sistemik : penurunan berat badan, anoreksia, demam
5. Hematologi : leukositosis, anemia, hiperkoagulasi
6. Hipertrofi : osteoartropati
7. Neurologic : dementia, ataksia, tremor, neuropati perifer
8. Neuromiopati
9. Endokrin : sekresi berlebihan hormone paratiroid (hiperkalsemia
10. Dermatologi : eritema multiform, hyperkeratosis, jari tabuh
11. Renal : syndrome of inappropriate andiuretic hormone (SIADH)
d. Asimtomatik dengan kelainan radiologist :
1. Sering terdapat pada perokok dengan PPOK/COPD yang terdeteksi
secara radiologis
2. Kelainan berupa nodul soliter
D. Kerangka Teori

Umur

Jenis Kelamin

Karsinoma Paru Pekerjaan

Merokok

Penyakit Paru

(Stopler,2010 )
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Variabel Penelitian
Variabel merupakan sifat,vciri,atau ukuran untuk diamati,dimiliki,berbeda- beda
setiap (Notoatmojo,2012)
Variabel yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas:
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Pekerjaan
4. Riwayat merokok
5. Penyakit Paru

B. Kerangka Konsep Penelitian

Umur

Jenis Kelamin

Karsinoma Paru Pekerjaan

Merokok

Penyakit Paru

C. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan
satu variabel dengan menggunakan data sekunder dari pasien mengenai
factor yang mempengaruhi terjadinya kanker paru (umur,jenis
kelamin,pekerjaan,riwayat merokok,penyakit paru)
2. Pendekatan waktu pengumpulan data
Penelitian ini akan dilaksanakan November 2019 sampai dengan
Desember 2019
3. Metode pengumpulan data
a. Data diperoleh dengan melihat umur dan jenis kelamin pasien yang
didiagnosis kanker paru
b. Peneliti selanjutnya akan memilih sampel yang sesuai dengan kriteria
inklusi dan tidak mempunyai kriteria eksklusi.
c. Sampel yang telah memenuhi kriteria selanjutnya akan dicatat datanya
sesuai dengan variabel penelitian.
d. Setelah pencatatan akan dilanjutkan dengan analisis data
4. Populasi penelitian
1. Populasi target
Populasi target dari penelitian ini adalah semua pasien yang usia dan
jenis kelamin sama yang telah didiagnosis kanker paru.
2. Populasi terjangkau
Populasi terjangkau dari penelitian ini adalah semua pasien yang
tercatat dengan diagnosis kanker paru yang menjalani perawatan
rawat inap atau rawat jalan.
3. Sampel penelitian
Sampel dalam penelitian ini dipilih dari populasi terjangkau yang telah
memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi yang
telah ditetapkan.
5. Prosedur sampel dan sampel penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah pasien penyakit paru. Sedangkan
Sampel pada penelitian ini adalah total populasi yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi 152 org.
6. Definisi operasional variable penelitian dan skala pengukur
Tabel Definisi operasional variabel
No. Variabel Penelitian Definisi Alat Ukur & Hasil Ukur Skala

1. Umur Umur pasien yang Data Pasien Numerik


sama Hasil : umur dalam
angka
2. Jenis Kelamin Tanda fisik yng Data Pasien Kategorik
teridentifikasi pada Hasil :
pasien 1. Laki-laki
2. perempuan
3. Pekerjaan Aktivitas sehari-hari Data Pasien Kategorik
pasien yang Hasil : Pekerjaan Pasien
dilakukan untuk
memenuhi
kebutuhan sehari-
hari pasien
4. Riwayat Merokok Kebiasaan merokok Data Pasien Kategorik
pasien yang Hasil :
tercantum dalam 1. Ada
rekam medis 2. Tidak

7. Instrumen Penelitian dan Cara Penelitian


a. Data diperoleh dengan melihat umur dan jenis kelamin pasien yang
didiagnosis kanker paru
b. Peneliti selanjutnya akan memilih sampel yang sesuai dengan kriteria
inklusi dan tidak mempunyai kriteria eksklusi.
c. Sampel yang telah memenuhi kriteria selanjutnya akan dicatat datanya
sesuai dengan variabel penelitian.
d. Setelah pencatatan akan dilanjutkan dengan analisis data

8. Teknik Pengolahan dan Cara Penelitian


Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan variabel numerik
dan kategorik, maka analisis data akan dilakukan dengan menggunakan
program komputer lalu disajikan dalam narasi dan tabel.
Analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat
yang dilakukan terhadap tiap variabel penelitian. Variabel numerik akan
disajikan dalam mean dengan standar deviasi. Variabel kategorik akan
disajikan dalam frekuensi dan persentase.

D. Jadwal Penelitian
Pengambilan data untuk penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan dari
tanggal 11 November 2019 – 11 Desember 2019 dan mengambil pasien
kanker paru pada periode Januari 2018 – Desember 2018. Dari hasil
observasi jumblah penderita kanker paru pada periode Januari 2018 –
Desember 2018 adalah sebanyak 70 kasus. Dari Jumlah tersebut, terdapat
43 yang memenuhi kriteria penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

American Cancer Society, 2017. Key Statistic for Lung Cancer.

Ellis, P., Vandermeer, R. 2011. Delays in the Diagnosis of Lung Cancer. Journal of
Thoracic Disease

Horn L., Pao W., Johnson DH. Neoplasm of the lung dalam: Longo DL, Fauci AS,
Kasper DL, dkk., penyunting. Harrison’s principles of internal medicine Ed. 18. New
York: McGraw-Hill; 2012.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Badan


Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.

Kementrian Kesehatan RI. 2016. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Kanker


Paru. Komite Penanggulangan Kanker Nasional. Canada

Nuraarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan NANDA NIC NOC.

Purba, Ardina Filindri & Wibisiono. 2015 Pola Klinis Kanker Paru di RSUP dr. Kariadi
Semarang Periode juli 2013 – Juli 2014

Anda mungkin juga menyukai