Anda di halaman 1dari 6

BLOK ISLAM DISIPLIN ILMU KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Makassar, 30 Desember 2019

LAPORAN KELOMPOK PATIENTS BASED EDUCATION (PBE)


BLOK ISLAM DISIPLIN ILMU KEDOKTERAN

OLEH:
KELOMPOK 8
Pendamping:
dr. Wawan Susilo
Hijrah, S.Kep, Ns

M. Avizena Ilhami. S (11020170078)


Andi Nurul Hikmah R. Agussalim (11020170079)
Nadya Nur Aqilah (11020170080)
Sri Ainun Zainal Siddiq (11020170081)
Pryantama Saputra Tuna (11020170082)
Hasri Ainun Basri (11020170083)
Nurul Fitriana Ibrahim (11020170084)
Muh. Akram Mu’fid (11020170085)
Aulia Chaeruni (11020170086)
Kasma (11020170087)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga laporan tutorial ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Aamiin.
Kami ingin menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dalam penyusunan laporan tutorial, terutama kepada:
1. dr. Nurfadillah Khalid selaku Sekretaris Blok Islam Disiplin Ilmu
Kedokteran.
2. Teman-teman yang telah bekerjasama dalam menyelesaikan laporan
tutorial ini.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan tutorial ini,


karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun senantiasa kami harapkan
guna memacu kami menciptakan karya-karya yang lebih bagus. Semoga Allah
SWT dapat memberikan balasan setimpal atas segala kebaikan dan pengorbanan
dengan limpahan rahmat dari-Nya.Aamiin yaa Robbal A’lamiin.

Makassar, 30 Desember 2019

Kelompok 8
Patient Based Education (PBE) ialah salah satu mata kuliah dari blok
Islam Disiplin Ilmu Kedokteran (IDIK). Secara harfiah Patient Based Education
(PBE) adalah kegiatan yang melibatkan mahasiswa dan pasien rawat inap di
rumah sakit secara langsung dengan tujuan untuk proses pemahaman mahasiswa
terkait kaidah-kaidah maupun ajaran agama Islam dalam penerapan aplikatif ilmu
kedokteran sehingga mahasiswa dapat mengaplikasikan pengetahuan tersebut
kepada pasien kelak pada saat setelah menjadi dokter muslim yang berakhlakul
karimah.
Isi dari Patient Based Education (PBE) meliputi dua hal pokok yaitu:
mengajarkan kepada pasien bagaimana caranya bersuci atau bertaharah
menggunakan air maupun tayamum dan mengajarkan bagaimana tata cara salat
jika pasien tidak bisa beranjak dari tilam, yaitu dengan cara salat dengan posisi
duduk ataupun berbaring. Dari dua hal pokok tersebut mahasiswa nantinya akan
bisa menjelaskan kepada pasien mengenai kesembuhan suatu penyakit tidaklah
sepenuhnya atas kehendak dokter melainkan sepenuhnya atas kehendak Allah
SWT karena kesehatan adalah milik-Nya. Di PBE kami juga diajarkan untuk
senantiasa mendoakan pasien yang sedang sakit maupun menuntun pasien yang
sedang mengalami sakratul maut.
Patient Based Education kelompok kami yang beranggotakan 10 orang
dibagi menjadi 2 kelompok kecil yang mana setiap kelompok terdiri dari 5 orang
dengan pelaksanaan PBE yang berbeda hari. Kelompok 1 melaksanakan PBE
pada hari Rabu, 18 Desember 2019 di RS Ibnu Sina lantai 3 Assafii. Kemudian
kelompok ke 2 melaksanakan PBE pada hari Jumat 20 Desember 2019 di RS Ibnu
Sina lantai 3 Assafii, kebetulan saat itu salah satu anggota PBE sedang sakit
sehingga yang melaksanakan PBE hanya 4 orang lainnya, sementara yang sakit
tadi mengikuti PBE susulan di kelompok lain. Di RS Ibnu Sina lantai 3 Assafii
kami kelompok 1 dan 2 sama- sama dituntun oleh suster Hijrah, S.Kep, Ns
walaupun berbeda hari. Dari situ dibuatlah kelompok kecil lagi yang berisi 2
mahasiswa dengan tujuan agar satu pasien hanya untuk 2 orang.
Kami diantar ke depan kamar-kamar pasien lalu memperkenalkan diri,
melakukan inform consent kepada pasien mengenai program Patient Based
Education, menjelaskan tata cara pelaksanaan PBE ini lalu menanyakan kesediaan
pasien dan beserta keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam PBE serta
menjelaskan dalam proses PBE nanti mahasiswa akan melakukan perekaman
kegiatan guna proses dokumentasi dan penilaian mahasiswa nantinya. Untuk
masing-masing mahasiswa diberikan pilihan untuk mengangkat satu topik yang
akan dijelaskan kepada pasien yaitu, tata cara salat dan bersuci/bertaharah
tayamum.
Terdapat integrasi nilai-nilai yang kami akan sampaikan terhadap pasien
yang rawat inap. Pertama, kami masuk ke dalam ruangan dengan mengucapkan
salam, menyapa pasien, memperhatikan sikap kami terhadap pasien, dan berusaha
menciptakan suasana nyaman agar pasien merasa dihargai. Setelahnya kami
memperkenalkan diri dan melakukan inform consent kepada pasien beserta
keluarganya yaitu menerangkan dan menjelaskan tentang niat, tujuan, dan
prosedur kegiatan PBE ini; mendoakan pasien dengan doa orang sakit serta
memberi tausiah kepada pasien bahwa kesembuhan hanya milik Allah SWT
semata.
Untuk mengajarkan ibadah sehari-hari seperti bersuci/bertaharah–jika
pasien tidak dapat terkena air sesuai arahan dari dokter–diperbolehkan untuk
bertayamum yaitu dengan meletakkan kedua telapak tangan ke tempat berdebu
yang suci dari hadas dan najis, kemudian ditiup kedua telapak tangan tersebut atau
telapak tangan bisa ditepuk-tepuk. Dengan niat ikhlas karena Allah SWT dan
membaca Bismillahirrahmanirrahim, kami mengajarkan kepada pasien cara
bertayamum; mengusapkan kedua telapak tangan ke wajah lalu kedua telapak
tangan dimulai dari tangan kanan sampai ujung siku dan diusahakan tidak terputus
ketika berpindah ke tangan kiri sampai ke ujung siku. Setelah bertayamum, kita
mengarahkan pasien membaca doa setelah wudu pada umumnya.
Kami juga mengajarkan salat kepada pasien yang sakit. Ada beberapa
cara salat tergantung dengan kondisi umum pasien tersebut. Jika pasien mampu
berdiri tetapi tidak memungkinkan untuk melakukan rukuk dan sujud, pasien
dapat kita arahkan untuk melakukan salat sambil berdiri dengan rukuk dan sujud
dilakukan dengan gerakan menunduk semampu pasien. Dan jika pasien hanya
dapat duduk dan tidak dapat berdiri, kami mengarahkan pasien untuk melakukan
salat sambil duduk dengan rukuk dan sujud dilakukan dengan cara
membungkukkan badan semampu pasien.
Pengalaman yang didapatkan saat menjelaskan tata cara salat maupun
bersuci sangatlah beragam; ada yang menganggukkan kepala, ada pula satu
pendapat, dan juga ada yang memberikan opini terhadap niat saat melalukan salat.
Antusias pasien dan keluarga pasien patut diapresiasi karena keterbukaan mereka
terhadap kami dan keramahan pasien beserta keluarganya yang senantiasa
mengiringi kami pada saat kami melakukan kegiatan PBE. Namun dalam proses
kegiatan PBE adanya kesalahan dalam penjelasan materi dikarenakan gugup
sehingga terbesit rasa sungkan kepada pasien dan keluarganya pada saat harus
meminta pasien untuk melakukan adegan ulang, tetapi rasa bersalah tersebut tiba-
tiba sirna ketika melihat pasien menampakkan keramahannya bukan ekspresi
marah ataupun kecewa.
Setelah selesai menyampaikan hal yang kami ingin sampaikan, tidak lupa
pula kami mengucapkan terimakasih kepada pasien dan juga keluarga pasien. Dan
tidak lupa pula kami mendoakan kesembuhan pasien seraya memberikan buah
tangan berupa roti lalu pamit untuk keluar dari kamar inap pasien.
DOKUMENTASI KEGIATAN PBE

Anda mungkin juga menyukai