PNEUMONIA KOMUNITAS
J 18.9
2. Tanda Vital:
a. Demam merupakan manifestasi yang sering pada pasien
pneumonia. Tetapi adanya demam ini tidak spesifik, dan terdapat
variasi. Bisa saja penderita pneumonia tidak demam. Dapat juga
pasien dengan demam tinggi (> 39OC) tanpa gejala respirasi, tetapi
secara radiologis tampak gambaran pneumonia.
b. Takipnea merupakan tanda yang paling sensitif dan spesifik. Laju
nafas harus dihitung dalam 60 detik penuh.
3. Derajat Distres Nafas:
a. Meliputi takipnea, hipoksemia dan peningkatan work of breathing
b. Saturasi oksigen harus diukur dengan peningkatan work of breathing
c. kenaikan atau penurunan taktil fremitus,
d. perkusi redup sampai pekak menggambarkan konsolidasi atau
terdapat cairan pleura, ronki, suara pernafasan bronkial, pleural
friction rub.
Laboratorium klinik:
Pemeriksaan Penunjang Darah rutin, tampak leukositosis (10.000-15.000 mm3) dengan
hitung jenis pergeseran ke kiri (neutrofil batang tinggi)
Ureum kadang ditemukan meningkat
Analisa gas darah menunjukkan hipoksemia dan hipokarbia atau
gambaran asidosis respiratorik
Gram sputum untuk menentukan penyebab mikroorganisme
secara umum gram negatif atau gram positif
Kultur sputum untuk menentukan jenis mikroorganisme
penyebab infeksi, lebih baik bila disertai hasil pemeriksaan
sensitivitas terhadap antibiotik.
Pemeriksaan Radiologik
1. Tuberkulosis paru
Diagnosis Banding 2. Bronkitis
3. Pneumonitis
4. ILD
5. Tumor paru
Kriteria rawat jalan:
Terapi Tanpa penyakit kardiopulmonal, tanpa factor modifikasi
Terdapat riwayat penyakit kardiopulmonal dan/atau faktor modifikasi
Skor CURB-65
0 1 Total Skor
Confusion Uji mental >8 Uji mental ≤8
Urea ≤19 mg/dL >19 mg/dL
RR ≤30 x/menit >30 x/menit
BP ≥90/60 mmHg <90/60 mmHg
Age <65 tahun ≥65 tahun
Pertimbangan khusus
Bila ada factor risiko pseudomonas:
Antipneumokokal, antipseudomonas β – laktam (piperacillin-
tazobaktam, sefepime, imipenem atau meropenem) ditambah
levofloksasin (750 mg IV q24h)
ATAU
β – laktam seperti tersebut diatas ditambah aminoglikosida dan
azitromisin
β – laktam seperti tersebut diatas ditambah aminoglikosida dan
antipneumokokal fluorokuinolon (untuk pasien yang alergi penisilin,
β – laktam diganti dengan aztreonam)
Lama Perawatan
5- 7 hari
Tingkat Rekomendasi A
Penelaah Kritis dr. Nila Kartika Ratna, Sp.P
Konsultasi
Kepustakaan 1. Soepandi PZ. Burhan E. et al. Pneumonia Komunitas: Pedoman Diagnosis &
Penatalaksanaan di Indonesia. Ed 2. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
2014
2. Pennington J. Respiratory Infections : Diagnosis and Management, 2nd
edition, New York : Raven Press, 1989 : 1-49
3. Reynold HY. Host Defense Impairments That May Lead to Respiratory
Infections dalam Niederman MS ed. Clinic in chest Medicine, Respiratory
Infections, Philadelphia, Tokyo : WB Saunders Co, 1987 : 339-58
4. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT). Badan Litbang Depkes RI,
Jakarta 1986
5. Barlett JG, Dowell SF, Mondell LA, File TM, Mushor DM, Fine MJ. Practice
guidelines for management community-acquiredd pneumonia in adults. Clin
infect Dis 2000; 31: 347-82
6. Sunarya N. Spektrum kuman dan pola kepekaanya terhadap antimikroba
pada infeksi paru non TB didapat dari aspirasi transtrakeal. Tesis Bagian
Pulmonologi FKUI Jakarta, 1978
7. Kirby JG, New House MT. Bronchiectasis dalam Cherniak RM ed. Current
Therapy of Respiratory disease-2, Toronto, Philadelphia : BC Decker Inc,
1986 : 139-42
8. Ewig S, Ruiz M, Mensa J, Marcos MA, Martinez JA, Aranbica F, Niederman
MS. Severe community-acquired pneumonia assessment of severity criteria.
Am J Respir Crit Care Med 1998; 158: 1102-08