Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejalan dengan pergeseran paradigma pelayanan Puskesmas sebagai
layanan publik dan layanan pasar, maka Puskesmas harus dikelola secara
entepreneur bukan secara birokratik lagi. Untuk itu Puskesmas perlu melakukan
perubahan mendasar sehingga lebih mandiri dan mampu berkembang menjadi
lembaga yang berorientasi terhadap kepuasan pelanggan (customer
satisfaction). Adanya reformasi pengelolaan keuangan negara dengan terbitnya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, memberikan angin segar bagi Puskesmas untuk
pengelolaan yang lebih baik ke depan. Di dalam pasal 68 dan 69 diatur suatu
koridor baru dalam pengelolaan keuangan negara yaitu Badan Layanan Umum
atau disingkat BLU. Sebagai aturan pelaksanaannya,terbitlah Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79
Tahun 2016 tentang Badan Layanan Umum Daerah. Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum/ Daerah(BLU/ BLUD) dibentuk untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat dalam rangka melindungi segenap
bangsa,memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara mengelompokkan Puskesmas sebagai BLUD,yaitu suatu
instansi di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan / atau jasa yang
dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan
kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Puskesmas
Baturiti I telah menjadi BLUD (bertahap), sehingga Puskesmas Baturiti I telah
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (BLUD) yaitu pola pengelolaan
keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan
praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada
kurunwaktu5tahun.Polapembiayaanjangkamenengahmeliputi
belanjamodalterkaitdenganpenyediaanasetPuskesmasuntukmemenuhi
StandarMinimumAsetPelayanandanbelanjabarangdanjasaterkait
denganbiayaperunitlayanandikalikanjumlah kunjungan pasien. Di
sampingitujugaharusmemperhatikanbiayaperunit(unitcost)layanan
dantariplayanandalamrangkamembuatprognosapendapatandan beban lima
tahun kedepan.
c. PenyusunanRencanaBisnisdanAnggaran(RBA)Puskesmasharussejalan
denganRSBdanRencanaKerjaPemerintahDaerah(RKPD).RBA
selanjutnyamenjadibagiandariRencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (RAPBD)untukdibahasdenganTim Anggaran Pemerintah Daerah dan
DPRD menjadi APBD.
d. Berdasarkan penetapan APBD, disusun Dokumen Pelaksanaan Anggaran
(DPA)sebagaidasarpenarikandanayangbersumberdariAPBD, sekaligus
sebagai lampiran kontrak kinerja antara kepala Puskesmas dengan
kepaladaerah selaku pemilik.
e. InformasirealisasikeuanganPuskesmasdiprosesmelaluiSistemAkuntansi
KeuangansedangkaninformasikinerjadiadministrasikanmelaluiSistem
PengumpulanDataKinerjauntukmenghasilkanoutputberupalaporan keuangan
dan laporan kinerja.
f. Sistemakuntansikeuanganharusdidukungolehsubsistem-subsistem
antaralainbillingsystem,inventorysystem,manajemenaset,dan Sistim
Informasi Manajemen Medical Record atau manual sistem.
g. SeluruhprosespengelolaankeuanganPuskesmassebagaiBLUDdikelola
berdasarkanPolaTataKelolayangbaikdenganberlandaskanprinsip-prinsip
Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Independensi,Fairness
(TARIF).
7. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No. KEP-117/ M-MBU/
2002 tentang Penerapan Praktik-Praktik Good Corporate Governance (GCG)
di Lingkungan BUMN.
8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/
02/ M.PAN/ 1/ 2007 Tanggal 25 Januari 2007 tentang Pedoman Organisasi
Satuan Kerja Di Lingkungan Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
9. Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 48 Tahun 2018 tentang
Pembentukan Kedudukan, Sususnan organisasi, tugas dan fungsi serta tata
kerja teknis daerah di lingkungan dinas kesehatan kabupaten Tabnan.
10. Peraturan Bupati Jembrana Nomor 31 Tahun 2013 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan pada UPT Puskesmas Dinas Kesehatan
Kabupaten Jembrana.
11. Keputusan Bupati Nomor 27 tahun 2010, tentang Penetapan Puskemas
Dangintukadaya sebagai Unit SKPD yang menerapkan PPK Badan Layanan
Umum Daerah secara bertahap
12. Praktik-praktik terbaik (best practices) penerapan etika bisnis dalam dunia
usaha.
BAB II
KELEMBAGAAN
B.Bupati
AdalahorganyangmewakiliPemerintahKabupaten Jembrana selaku
pemilikPuskesmas,Bupati memilikikeesensialan,hak dan wewenang sebagai
berikut:
1. Selaku pemilikberkeesensialanuntukmelakukanpembinaanteknis kepada
BLUD melalui SekretarisDaerah dan Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana
serta pembinaan keuangan BLUD melalui Dinas Pendapatan, Keuangan dan
E. Uraian Tugas
1. Kepala Puskesmas
KepalaPuskesmasadalah seorang Pejabat Pengelola BLUDsebagaipemimpin
tertinggi sebagai Penanggungjawab umum operasional dan keuangan
Puskesmas yang bertanggungjawab kepada Bupati Jembrana melalui Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana.
Pemimpin memiliki tugas dan keesensialan sebagai berikut:
a. Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi, mengendalikan, dan
mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan BLUD;
b. Menyusun RSB BLUD;
c. Menyiapkan RBA tahunan;
BAB III
PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja/ mutu dan SOP yang telah ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Puskesmas I Jembrana Nomor B/II/SK/2/16/009, secara ringkas uraiannya
adalah sebagai berikut :
1. Pelayanan Ketatausahaan (ADMEN)
1. Identifikasi kebutuhan masyarakat terhadap mutu pelayanan
2. Sop Kerja untuk memperbaiki mutu pelayanan
3. Sop Analisis terhadap hasil monitoring
4. Sop Revisi terhadap perencanaan operasional akan perubahan regulasi
5. Sop Kemudahan akses pelayanan
6. Sop Koordinasi dan integrasi penyelenggaraan program dan pelayanan
7. Sop Kajian dan tindak lanjut terhadap masalah spesifik dalam
penyelenggaraan program dan upaya
8. Sop Koordinasi dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan
9. Sop Tertib administrasi
10. Sop Keluhan dan umpan balik tentang pelayanan dan
penyelenggaraan UKM
11. Sop Penilaian kinerja pelayanan dan UKM
12. Sop Komunikasi dan koordinasi pada posisi yang ada pada struktur
13. Sop Mengikuti seminar pendidikan dan pelatihan
14. Sop Mengkomunikasikan tata nilai dan tujuan puskesmas kepada
masyarakat
15. Sop Meninjau ulang tata nilai dan tujuan
16. Sop Menilai kinerja puskesmas sesuai dengan visi, misi, tujuan dan
tata nilai puksesmas
17. Sop Pengarahan kepala puskesmas
UKM
25 SOP sosialisasi hak dan kewajiban sasaran
26 SOP pendokumentasian kegiatan perbaikan kinerja
27 SOP Lansia
28 Sop Jiwa
b. Rumah Tangga
1) Melaksanakan sebagian Tugas tata usaha di bidang Rumah tangga.
2) Mendistribusikan tugas , memberikan petunjuk dan arahan kepada
bawahan sesuai dengan bidang tugasnya agar dapat terselesaikan
dengan tepat waktu dan sasaran
3) Membuat rencana kegiatan dan menyusun SOP sebagai pendukung
pelaksanaan pekerjaan agar tugas dapat berjalan dengan baik dan
lancar
4) Melaksanakan koordinasi yang berhubungan dengan tupoksinya demi
kelancaraan pelaksanaan petugas.
5) Menyelia pelaksanaan tugas bawahan guna menujang kelancaran
pelaksanaan.
d. Keuangan
1) Menyususn rencana kegiatan keuangan berdasarkan peraturan
perundang undangan.
2) Mengkoordinasi kegiataan dengan sub-sub unit pelayanan yang
berkaitan dengan pendanaan dan pembelanjaan serta perbekalan
untuk pelaksanaan tugas.
3) Melaksanakan pengelolaan tata usaha keuangan sesuai dengan
pedoman dan peraturan yang berlaku.
4) Menyusun rencana anggaran belanja secara terkoordinir.
d. Pelayanan KIA/ KB
e. Laboratorium
1) Menyusun rencana kegiatan pelayanan penunjang sesuai dengan
peraturan dan kebijakan yang berlaku.
2) Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan laboratorium, dengan lintas
program sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
3) Melaksanakan kegiatan pelayanan laboratorium,sesuai standar.
4) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pelayanan laboratorium.
f. Farmasi
1) Menyusun rencana kegiatan kefarmasian termasuk perbekalan
kesehatan sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang berlaku.
2) Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan farmasi termasuk perbekalan
kesehatan dengan lintas program.
3) Melaksanakan kegiatan farmasi termasuk perbekalan kesehatan sesuai
dengan standar.
4) Melaksanakan pembinaan, bimbingan dan pengendalian kegiatan
farmasi termasuk perbekalan kesehatan.
5) Mengadakan evaluasi dan penilaian hasil kegiatan farmasi termasuk
perbekalan kesehatan.
6) Melaporkan hasil kegiatan farmasi termasuk perbekalan kesehatan
sebagai bahan informasi/pertanggungjawaban kepada Koordinator
Upaya Kesehatan Penunjang.
7) Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan oleh atasan.
g. Akupresur
1) Menyusun rencana kegiatan pelayanan Akupresur sesuai dengan
peraturan dan kebijakan yang berlaku.
2) Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan Akupresur medik dengan
lintas program sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
3) Melaksanakan kegiatan pelayanan Akupresur medik, sesuai standar.
4) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pelayanan Akupresur medik.
5) Mengadakan penilaian dan pengendalian hasil kerja pelaksanaan
kegiatan pelayanan Akupresur.
a. Pustu Dangintukadaya
1) Menyusun rencana kegiatan pelayanan kesehatan di Pustu dan
pengawasan pelayanan sarana pelayanan kesehatan swasta.
2) Melaksanakan koordinasi dalam pelayanan kesehatan di Pustu, lintas
program, lintas sektoral dan sarana pelayanan kesehatan dasar
swasta.
3) Melaksanakan kegiatan pelayanan di Pustu dan melakukan
pengawasan pelayanan pada sarana pelayanan kesehatan swasta
(klinik dokter umum/gigi, BPS, apotik, lab swasta, optic, batra) .
4) Melakukan monitoring dan evaluasi serta menilai hasil kerja
pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan di Pustu dan pelayanan
kesehatan dasar swasta yang ada di wilayah kerja.
b. Pustu Batuagung
1) Menyusun rencana kegiatan pelayanan kesehatan di Pustu dan
pengawasan pelayanan sarana pelayanan kesehatan swasta.
2) Melaksanakan koordinasi dalam pelayanan kesehatan di Pustu, lintas
program, lintas sektoral dan sarana pelayanan kesehatan dasar
swasta.
3) Melaksanakan kegiatan pelayanan di Pustu dan melakukan
pengawasan pelayanan pada sarana pelayanan kesehatan swasta
(klinik dokter umum/gigi, BPS, apotik, lab swasta, optic, batra) .
4) Melakukan monitoring dan evaluasi serta menilai hasil kerja
pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan di Pustu dan pelayanan
kesehatan dasar swasta yang ada di wilayah kerja
c. Pustu Dauhwaru
1) Menyusun rencana kegiatan pelayanan kesehatan di Pustu dan
pengawasan pelayanan sarana pelayanan kesehatan swasta.
2) Melaksanakan koordinasi dalam pelayanan kesehatan di Pustu, lintas
program, lintas sektoral dan sarana pelayanan kesehatan dasar
swasta.
e. Pustu Pendem
1) Menyusun rencana kegiatan pelayanan kesehatan di Pustu dan
pengawasan pelayanan sarana pelayanan kesehatan swasta.
2) Melaksanakan koordinasi dalam pelayanan kesehatan di Pustu, lintas
program, lintas sektoral dan sarana pelayanan kesehatan dasar swasta.
3) Melaksanakan kegiatan pelayanan di Pustu dan melakukan pengawasan
pelayanan pada sarana pelayanan kesehatan swasta (klinik dokter
umum/gigi, BPS, apotik, lab swasta, optic, batra).
4) Melakukan monitoring dan evaluasi serta menilai hasil kerja
pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan di Pustu dan pelayanan
kesehatan dasar swasta yang ada di wilayah kerja
10. Koordinator Essensial dan Perkesmas
a. Kesehatan Ibu Anak (KIA)
d.Promosi Kesehatan:
b) P2P
1) Menyusun rencana kegiatan di bidang Pengendalian Penyakit Menular
dan Tidak Menular berdasarkan peraturan dan kebijakan yang berlaku.
2) Mengkoordinasikan kegiatan di bidang P2PM sesuai dengan peraturan
dan kebijakan yang berlaku.
BAB IV
PENGELOMPOKAN FUNGSI
A. Fungsi Pelayanan………
Yang termasuk dalam fungsi pelayanan adalah upaya kesehatan esensial, upaya
kesehatan pengembangan, dan jejaring pelayanan.
1. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
Upaya kesehatan perorangandibagi menjadi dua upaya pelayanan, yaitu:
a. Upaya Kesehatan Perorangan, Kefarmasian/ Laboratorium Promosi
Kesehatan, dengan sub upaya pelayanan meliputi:
1) Pelayanan pemeriksaan umum
(a) Kesehatan umum
(b) Tindakan medis
(c) Surat keterangan sehat
(d) Surat keterangan istirahat (sakit)
(e) Kesehatan haji
(f) Rujukan internal dan eksternal.
2) Pelayanan kesehatangigi dan mulut
(a) Pengobatan gigi
(b) Tindakan gigi
(c) Rujukan internal dan eksternal.
3) Pelayanan UGD
(a) Pengobatan umum
(b) Triase Gawat Darurat
(c) Tindakan Gawat Darurat
(d) Rujukan internal dan eksternal
4) Pelayanan KIA/KB
(a) Kesehatan Ibu
(b) Kesehatan Anak
(c) Keluarga Berencana
(d) Kesehatan Reproduksi
5) Pelayanan Laboratorium
(a) Pemeriksaan darah rutin
(b) Pemeriksaan kimia darah
(c) Pemeriksaan urine rutin
BAB V
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
B. Pengembangan SDM
1. Penerimaan Pegawai
Dokter, tenaga paramedis fungsional, tenaga administrasidan tenaga non medis
lainnya di UPT Puskesmas I Jembrana dapat terdiri dari Pegawai Negeri Sipil
maupun tenaga profesional non Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan kebutuhan
Puskesmas.
Pola rekrutmen SDM baik tenaga medis, paramedis maupun non medis pada
UPTPuskesmas I Jembrana adalah sebagai berikut:
1. SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Pola rekrutmen SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) di
lingkungan Puskesmas secara teknis oleh Badan Kepegawaian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusiadi Lingkungan PemerintahKabupaten
Jembrana.
4. Jenjang Karir
Jenjang karir disesuaikan dengan peraturan kepegawaian yang ada dan
kebutuhan Pemerintah Daerah Kabupaten Jembrana dan atau Dinas Kesehatan
Kabupaten Jembrana yaitu, sesuai jenjang karirjabatan struktural atau jabatan
fungsional.
Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk
mentaati keesensialan dan menghindari larangan yang ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan dan atau peraturan kedinasan yang apabila
tidak ditaati atau dilanggar akan dijatuhi hukuman disiplin. BerdasarkanPP
No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, maka bila terdapat
pelanggaran disiplin atau indisipliner, pegawai negeri sipil yang
bersangkutan akan di jatuhi hukuman disiplin sesuai dengan tingkat
hukuman disiplin yang terdiri dari : hukuman disiplin ringan, sedang dan
berat.
Adapun jenis hukuman disiplin sesuai dengan tingkatannya dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a. Jenis hukuman disiplin ringan terdiri atas : teguran lisan, teguran
tertulisdan pernyataan tidak puas secara tertulis.
b. Jenis hukuman disiplin sedang terdiri atas : penundaan kenaikan gaji
berkala selama 1 tahun, penundaan kenaikan pangkat selama 1 tahun
dan penundaan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun.
c. Jenis hukuman disiplin berat sebagaimana dimaksud dalam PP no 53
tahun 2010 adalah sebagai berikut : penurunan pangkat setingkat lebih
rendah selama 3 tahun, pemindahan dalam rangka penurunan jabatan
setingkat lebih rendah, pembebasan dari jabatan, pemberhentian dengan
hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS dan pemberhentian
tidak dengan hormat sebagai PNS.
2. SDM Yang Bukan berasal dari PNS
Jika terdapat pelanggaran disiplin atau indisipliner untuk SDM yag berasal
dari non PNS, maka tindakan atau sanksi yang diberikan sesuai dengan
kebijakan dari Pemimpin BLUD UPT Puskesmas I Jembrana selaku Pemimpin
di Unit kerja yang bersangkutan, dengan petunjuk dan bimbingan dari
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana.
Pemutusan hubungan kerja bagi pejabat pengelola dan pegawai BLUD yang
berstatus PNS adalah mengikuti peraturan kepegawaian dan perundangan yang
berlaku yaitu ketentuan sebagaimana diatur menurutPP Nomor 53 dan
Permendagri Nomor 61 tahun 2007.
Pengangkatan dan Pemberhentian Pejabat Pengelola menurut Permendagri
Nomor 61 tahun 2007 pasal 34, 35, 36, 37):
1 Pejabat Pengelola diangkat dan diberhentikan oleh Bupati.
2 PejabatPengeloladan Pegawai BLUD dapat berasal dari pegawainegeri sipil
dan/ atau tenaga profesional non pegawai negeri sipil sesuai dengan
kebutuhan BLUD.
3 Syaratpengangkatandanpemberhentianpejabatpengelola dan pegawai BLUD
yang berasal dari pegawai negeri sipil disesuaikan dengan ketentuan
perundangan-undangan di bidang kepegawaian.
4 Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan Pegawai BLUD yang
berasal dari tenaga profesional non pegawai negeri sipil dilaksanakan
berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupatensetelah mendapat persetujuan Bupati.
5 Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan pejabat pengelola BLUD
ditetapkan berdasarkan kompetensi dan kebutuhan praktik bisnis yang sehat.
Kompetensi merupakan kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh pejabat
pengelola BLUD berupa pengetahuan, ketrampilan dan sikap perilaku yang
diperlukan dalam pelaksanaan tugas. Kebutuhan praktik bisnis yang sehat
merupakan kesesuaian antara kebutuhan jabatan, kualitas dan kualifikasi
dengan kemampuan keuangan BLUD.
6 MasajabatananggotaPejabatPengeloladitetapkan selama 3 (tiga) sampai 5
(lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan
berikutnya.
BAB VI
SISTEM AKUNTABILITAS BERBASIS KINERJA
Akuntabilitas merupakan salah satu dari empat prinsip dalam tata kelola
BLUD, disamping transparansi, responsibilitas, dan independensi. Akuntabilitas
merupakan kejelasan fungsi, struktur, dan system yang dipercayakan pada BLUD
agar pengelolaannya dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan kinerja
menggambarkan pencapaian hasil kegiatan.
Dalam upaya mewujudkan akuntabilitas berbasis kinerja, maka dibuatlah RSB
BLUD yang mencakup pernyataan visi, misi, program strategis, pengukuran
pencapaian kinerja, rencana pencapaian lima tahunan dan proyeksi keuangan lima
tahunan BLUD. RSB BLUD dipergunakan sebagai dasar penyusunan RBA dan
evaluasi kerja.
Rencana Strategis Bisnis UPT PuskesmasI Jembrana mengacu pada Renstra
Dinas Kesehatan Kabupaten JembranaTahun 2016 -2021 yang menjabarkan visi,
misi, dan program Kepala Daerah di bidang kesehatan yang tertuang dalam RPJMD
Kabupaten Jembranadalam rencana pembangunan lima tahun yang bersifat indikatif.
Jadi dengan sendirinya RSB UPT Puskesmas I Jembrana terkait dengan RPJMD
Kabupaten Jembrana.
A. Akuntabilitas
1. Penganggaran berbasis kinerja
a. Pengertian Penganggaran Berbasis Kinerja
Penganggaran berbasis kinerja pada dasarnya adalah sebuah sistem
penganggaran yang berorientasi pada output organisasi dan berkaitan
erat dengan visi, misi, dan rencana strategis organisasi.
Penganggaran berbasis kinerja merupakan metode penganggaran
bagi manajemen untuk mengaitkan setiap pendanaan yang dituangkan
dalam kegiatan-kegiatan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan
termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dari keluaran tersebut.
Program pada anggaran berbasis kinerja didefinisikan sebagai
instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang akan
Perencanaan
Stategik
Perencanaan
Jangka Panjang
Rincian Tahunan
Target
Perencanaan
Kinerja
Capaian
Kinerja
Perencanaan
Strategis
Pemanfaatan Pengukuran
Informasi Kinerja Kinerja
Pelaporan
Kinerja
BAB VII
KEBIJAKAN KEUANGAN
maupun komputerisasi.
Pejabat Pengelola menetapkan organisasi dan pengelola yang
berwenang dalam penatausahaan dan akuntansi pengelolaan keuangan
BLUD.
Output sistem berupa laporan keuangan BLUD, khususnya pada akhir
semester dan akhir tahun dikonsolidasikan dengan laporan keuangan
pemerintah daerah sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan yang berlaku.
a. Asumsi Dasar
Asumsi dasar akuntansi yang diterapkan pada sistem akuntansi
Puskesmas I Jembrana adalah sebagai berikut:
1) Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan disusun atas dasar asumsi Puskesmas I Jembrana
akan terus melakukan usahanya secara berkesinambungan tanpa
maksud untuk menghentikan usahanya.
2).Dasar Akuntansi Akrual
Laporan keuangan pada prinsipnya disusun atas dasar akrual,
yaitu mengakui transaksi pada saat kejadian bukan pada saat kas atau
setara kas diterima atau dibayar dan dicatat dalam periode
bersangkutan. Hal ini memberikan informasi kepada pembaca laporan
keuangan tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan
kas dan pembayaran kas, tetapi juga kewajiban pembayaran kas
dimasa mendatang serta sumber daya yang merepresentasikan kas
yang akan diterima di masa yang akan datang.
Namun demikian untuk penyusunan Laporan Realisasi Anggaran,
Puskesmas I Jembrana mengacu kepada dasar akuntansi yang
digunakan oleh Pemerintah Kab. Sragen yang menggunakan dasar
kas, yaitu mengakui pendapatan daerah pada saat kas diterima dan
belanja daerah diakui pada saat diterbitkan Surat Perintah Membayar
(SPM).
BAB VIII
KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN LIMBAH
A. Pengelolaan Lingkungan
1. Pengguna Jasa
a. Puskesmasmenghormatihak-hakpasienselakupenggunajasa sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Puskesmas memenuhikomitmennyakepadapenggunajasasesuai standar
layanan yang telah ditetapkan.
c. Penanganan keluhan pengguna jasa dilakukan secaraprofesional melalui
mekanisme yang baku dan transparan.
2. Mitra Usaha
a. Mitra usaha meliputi rekanan, BPJS Kesehatan, serta pihak ketiga lainnya.
b. Puskesmas menjalin kerjasama dengan mitra bisnis dilandasi dengan
itikadbaik,salingmenguntungkan,akuntabilitas,transparansi,
kewajarandantidakmerugikanstakeholderssertadituangkandalam
kesepakatan secara tertulis.
c. KerjasamaPuskesmasdenganmitrausahadapatberupatransaksi
jualbelibarangdan/ ataujasasertaKerjaSamaOperasional (KSO) dalam
bentuk kerjasama pelayanankesehatan,pendidikandanpelatihan,
pembangunangedung,pemanfaatanalatkedokterandankerjasama lainnya
yang sah.
d. Puskesmasdanmitrabisnisbermitrasecaraprofesionaldengan
mematuhisetiapkesepakatanyangtelahdituangkandalamkontrak kerjasama.
3. Pegawai
a. PegawaiPuskesmasyangterdiridaritenagamedis,tenaga
paramedis,dantenagalainnyaadalahasetyangsangatberharga,
makaPuskesmasberkeesensialanmeningkatkankompetensidan
karakternya.Puskesmasdapatmemberikanpenghargaanyang pantas
kepada pegawai yang berprestasi. Dalam hal adanya terjadi masalah yang
menyangkut tuntutan pasien terhadap tenaga medis/ paramedis,
Puskesmas berkeesensialan memberikan bantuan hukum yang diperlukan.
Hubungan antara tenaga medis/ paramedis dan non medis dengan pihak
Puskesmas diatur lebih lanjut dengan KeputusanPejabat
PengelolaPuskesmas.
b. SetiapkebijakanPuskesmasyangterkaitdenganpegawaidisusun secara
transparan, mengakomodasi kepentinganpegawaidan peraturan
perundang-undangan yang terkait.
c. Surat Keputusan (SK) Pengangkatan Pegawai atau perjanjian dengan
pegawaidibuatsecaratertulisdenganmemuathakdankeesensialan setiap
pihak secara jelas.
d. Sistempenilaiankinerjapegawaiditetapkan dan dilaksanakansecara adil dan
transparan.
e. Puskesmas menciptakan kondisi kerja dengan selalu memperhatikan
tingkat kesehatan dan keselamatan kerja pegawai.
f. Dalammelaksanakanhubungankerjadenganpegawai,Puskesmas
menghormatihakasasisertahakdankeesensialanpegawai sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
g. Puskesmas memberi kesempatan yang sama tanpamembedakan
senioritas, gender, suku, agama, ras, dan antar golongan.
4. Pemerintah Selaku Regulator
a. Puskesmasharusmematuhiketentuanperaturanperundang-
undanganyangterkaitdengankegiatanPuskesmasbaikyang
menyangkutlayananjasa,pegawai,pelanggan,masyarakat sekitar,
lingkungan, sesama pelaku usaha,perpajakan, perbankandanlain-lain.
b. Puskesmas selalu berusaha untuk menjalin hubungan yang harmonis
dankonstruktifatasdasarkejujuranterhadap regulatorserta penyelenggara
negara lainnya.
c. Puskesmasmendukungpenerimaannegaradandaerahbaik langsung
maupun tidak langsung sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
B. Pengelolaan Limbah
Limbah Puskesmas meliputi semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan
Puskesmas dalam bentuk padat, cair dan gas, merupakan bahan yang tidak
berguna, tidak digunakan atau terbuang. Limbah Puskesmas dapat dibedakan
menjadi limbah medis dan non medis. Pengelolaan limbah Puskesmas I Jembrana
mengacu Pedoman Pengolahan Limbah (Dokumen UPL/UKL Puskesmas I
Jembrana) yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Puskesmas I
Jembrana.
Limbah cair terdiri dari semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari
Puskesmas yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia
beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.
Limbah klinis berupa limbah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan
gigi, veterany, farmasis atau yang sejenis, pengobatan, perawatan, yang
menggunakan bahan-bahan yang beracun, infeksius, berbahaya atau bisa
membahayakan kecuali jika dilakukan dengan pengamanan tertentu.
Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat digolongkan menjadi
empat bagian, yaitu
1. Limbah cair atau air limbah adalah air yang tidak terpakai lagi, yang
merupakan hasil dari berbagai kegiatan manusia sehari-hari;
2. Limbah padat, adalah benda-benda yang keberadaannya melebihi jumlah
normal dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya (merugikan);
3. Limbah gas dan partikel, adalah gas dan partikel yang jumlah atau
keberadaannya bersifat merugikan; dan
4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).
Untuk mengatasi dampak limbah terhadap lingkungan kebijakan yang
diambil Puskesmas I Jembrana adalah:
1. Kerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jembrana (sampah
dan tinja).
2. Limbah medis cair diolah dalam IPAL Puskesmas (septic tank).
3. Limbah medis padat dihancurkan dengan incenerator.
4. Komunikasi dengan stakeholder dan masyarakat sekitar.
BAB IX
PENUTUP
1. SeluruhkebijakanPuskesmasharusberpedomanpadadantidak bertentangan
dengan Pola Tata Kelolaini. Kebijakan Puskesmastidakterbataspada Surat
KeputusanBupati, SuratEdaranKepala Dinas Kesehatan,dan
seluruhBukuPedomanPuskesmas. Kebijakan Puskesmasyangtelah diterbitkan dan
bertentangandenganPedoman Tata Kelola ini untuk disesuaikan.
2. Pola Tata Kelola ini ditelaah dan dimutahirkan secara berkalauntuk
disesuaikandenganfungsi,tanggungjawab,danwewenangorgan-organ
Puskesmasserta perubahan lingkungan yang terjadi.
3. SetiapperubahanterhadapPola TataKelolaharusdisetujuioleh Bupati.
4. Hal-hallainyangtidakdimuatdalampedomaninitetapmengacupada peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
5. Pola Tata Kelola ini dinyatakan berlaku efektif sejak ditetapkan oleh Bupati
Jembrana.
BAGAN ORGANISASI
PUSKESMAS BATURITI I
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS I JEMBRANA
NOMOR : 445/ 109.1/ 103/ 2016
Kepala Puskesmas TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2016
UKM Essensial dan Perkesmas UKM Pengembang UKP, Farmasi dan Lab Jar.Pus dan jejaring Fayankes
KIA Gizi Lansia Jiwa Pel. Gilut Pel. Peng Umum Pustu Dangintukadaya
Pustu Pendem