Anda di halaman 1dari 25

SEPULUH PAHLAWAN LOKAL DAN NASIONAL

Nama lahir : Kusno Sosrodihardjo


Lahir : Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901
Meninggal : Jakarta, 21 Juni 1970 (umur 69)
Makam : Blitar, Jawa Timur
Kebangsaan : Indonesia
Zodiac : Gemini
Jabatan: Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945–1966
Ayah : Raden Soekemi Sosrodihardjo
Ibu : Ida Ayu Nyoman Rai

BIOGRAFI SOEKARNO

Siapa yang tidak kenal dengan Ir. Soekarno. Semua orang di Indonesia pasti kenal dengan beliau.
Beliau adalah Presiden pertama Republik Indonesia. Sebagai rakyat Indonesia dan mencintai
sejarah, anda harus mengetahui biografi Ir.Soekarno. beliau merupakan sosok yang banyak
dikagumi oleh semua orang. Berkat perjuangan beliau, Indonesia bisa merdeka dari tangan para
penjajah. Bapak ir. Soekarno lebih dikenal dengan nama bung karno. Beliau lahir di Blitar pada
tanggal 6 juni 1901. Nama asli dari Bung karno adalah Koesno Sosrodiharjo. Mari kita bahas
lebih lanjut tentang perjalanan hidup bung karno.

Nama Soekarno diberi ketika soekarno sering mengalami sakit ketika memiliki nama Koesno
Sosrodiharjo. Menurut orang zaman dulu, orang tersebut keberatan nama sehingga sering sakit.
Dari beberapa buku biografi Ir soekarno menyebutkan bahwa nama dari bapak Ir soekarno
adalah Raden Soekemi Sosrodihardjon dan beliau mempunyai ibu yang bernama Ida Ayu
Nyoman Rai. Bung karno meninggal dunia pada umur 69 tahun yaitu pada tanggal 21 juni 1970
di Jakarta. Banyak sekali sejarah yang menceritakan tentang masa-masa kejayaan beliau. Ketika
masih kecil beliau tinggal bersama kakeknya di daerah Tulungagung, jawa timur.

Pada saat beliau berumur 14 tahun beliau diajak untuk tinggal di Surabaya dan bersekolah di
Hoogere Burger School (H.B.S) oleh teman ayahnya yang bernama Oemar Said Tjokroaminoto.
Dari buku biografi Ir. Soekarno diceritakan bahwa beliau mulai kenal dengan pemimpin serikat
islam pada saat beliau tinggal di Surabaya. Pada saat itu serikat islam di pimpin oleh Bapak
Tjokroaminoto. Pada saat itu juga soekarno mulai gabung dengan organisasi Pemuda java atau
Jong Java. Bung karno tamat dari sekolah hoogere burger School pada tahun 1920. Setelah itu
beliau melanjutkan sekolah di ITB yang dulu bernama Technische Hoge School dan lulus pada
tahun 1925.
Jika melihat dari biografi Ir. Soekarno beliau banyak mendirikan dan bergabung dengan berbagai
organisasi. Pada saat tinggal di bandung, beliau pernah mendirikan organisasi Algemene Studi
Club pada tahun 1926. Pada tahun 1927 Ir soekarno merubah organisasi ini menjadi Partai
Nasional Indonesia. Ketika mendirikan Partai Nasional Indonesia inilah, bung karno ditangkap
oleh Belanda pada bulan desember 1929 dan beliau dibebaskan pada bulan desember tahun 1931.
Hal itu juga dikarenakan Pledoi Indonesia menggugat yang sangat terkenal pada waktu itu.

Ir soekarno mempunyai 3 istri, istri pertama bernama Fatmawati dan mempunyai anak yang
bernama rachmawati, megawati, Guntur dan juga guruh. Dari istri keduanya yang bernama
hartini beliau mempunyai dua anak yang bernama bayu dan taufan. Istri ketiga beliau merupakan
seorang wanita yang mempunyai kebangsaan Jepang yang bernama naoko nemoto dan berganti
nama bernama ratna sari dewi dan dikarunia anak bernama kartika. Ketika berbicara tentang
biografi Ir. Soekarno memang tidak ada habisnya. Ada banyak sekali sejarah tentang perjalanan
hidup presiden pertama Indonesia ini.
“Gantungkan cita-cita mu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau
akan jatuh di antara bintang-bintang.”
“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena
melawan bangsamu sendiri.”
“Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda
niscaya akan kuguncangkan dunia.”
“Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian bahwa kekuasaan seorang Presiden sekalipun ada
batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanya kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya
adalah Kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.”
“Bangunlah suatu dunia dimana semuanya bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan.”
“Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-
minta, apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini syarat itu! Lebih baik
makan gaplek tetapi merdeka, daripada makan bistik tapi budak.”
“Kalau perempuan itu baik, maka jayalah negara. Tetapi kalau perempuan itu buruk, maka
runtuhlah negara.”

PENDIDIKAN SOEKARNO

 Pendidikan sekolah dasar di Eerste Inlandse School, Mojokerto


 Pendidikan sekolah dasar di Europeesche Lagere School (ELS), Mojokerto (1911)
 Hoogere Burger School (HBS) Mojokerto (1911-1915)
 Technische Hoge School, Bandung (sekarang berganti nama menjadi Institut Teknologi
Bandung) (1920)

PENGHARGAAN SOEKARNO

 Gelar Doktor Honoris Causa dari 26 universitas di dalam dan luar negeri antara lain dari
Universitas Gajah Mada, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas
Padjadjaran, Universitas Hasanuddin, Institut Agama Islam Negeri Jakarta, Columbia
University (Amerika Serikat), Berlin University (Jerman), Lomonosov University (Rusia)
dan Al-Azhar University (Mesir).
 Penghargaan bintang kelas satu The Order of the Supreme Companions of OR Tambo
yang diberikan dalam bentuk medali, pin, tongkat, dan lencana yang semuanya dilapisi
emas dari Presiden Afrika Selatan, Thabo Mbeki, atas jasa Soekarno dalam
mengembangkan solidaritas internasional demi melawan penindasan oleh negara maju
serta telah menjadi inspirasi bagi rakyat Afrika Selatan dalam melawan penjajahan dan
membebaskan diri dari politik apartheid. Penyerahan penghargaan dilaksanakan di
Kantor Kepresidenan Union Buildings di Pretoria (April 2005).

Seperti itulah ulasan biografi Ir. Soekarno bapak bangsa Indonesia dan juga sosok presiden RI
pertama yang sempat BiografiPahlawan.com bagikan kepada pembaca. Semoga dengan hadirnya
biografi diatas dapat membantu pembaca dalam mengenal lebih dalam sosok Soekarno.
Profil Mohammad Hatta

Nama : Dr. Drs. H. Mohammad Hatta


Lahir : Bukittinggi, Sumatera Barat, 12 Agustus 1902
Meninggal : Jakarta, 14 Maret 1980 (umur 77)
Makam : Taman Makam Proklamator Bung Hatta
Zodiac : Leo
Hobby : Membaca | Menulis
Kebangsaan : Indonesia
Istri : Rahmi Rachim
Anak : 3
Agama : Islam

Biografi Mohammad Hatta

Siapa yang tidak kenal dengan Bung hatta. Beliau adalah wakil presiden pertama republik
Indonesia. Bung hatta atau Mohammad hatta lahir di bukit tinggi pada tanggal 12 Agustus 1902.
Beliau mulai kenal dengan berbagai pergerakan sejak tinggal di MULO kota padang. Selain itu
beliau juga masuk di organisasi Jong Sumatranen Bond. Beliau juga pernah menempuh sekolah
di Belanda yaitu di sekolah Handels Hoge School Roterdam pada tahun 1921. Dalam beberapa
buku biografi Mohammad Hatta, beliau juga pernah ikut bergabung dalam organisasi
pergerakan yaitu Indische Vereniging. Organisasi tersebut merupakan organisasi yang menolak
kerjasama dengan Belanda.

Mohammad Hatta lulus dari handles economis atau bisa disebut dengan ekonomi perdagangan
pada tahun 1923. Awalnya beliau akan menempuh pendidikan doctor di bidang ekonomi tetapi
pada tahun tersebut juga dibuka jurusan baru yaitu hukum Negara dan hukum administrasi.
Akhirnya beliau lebih memilih untuk melanjutkan ke jurusan tersebut dibandingkan ke jurusan
doctoral. Karena masalah perpajangan studinya ini, beliau akhirnya menjadi ketua PI
(perhimpunan Indonesia). Beliau juga pernah menyampaikan pidato tentang struktur ekonomi
dunia dan juga tentang pertentangan kekuasaan. Pidato ini banyak sekali diceritakan di berbagai
buku biografi Mohammad Hatta.

Dari tahun 1926 sampai tahun 1930, Mohammad hatta selalu menjadi ketua di perhimpunan
Indonesia. Sampai beberapa waktu akhirnya Perhimpunan Indonesia berbuah menjadi sebuah
organisasi politik. PI awalnya Cuma perhimpunan mahasiswa Indonesia. Perhimpunan Indonesia
dapat mempengaruhi pergerakan politik di Indonesia pada waktu itu. Sampai akhirnya
pemufakatan perhimpunan politik Indonesia mengakui PI sebagai salah satu gerakan pergerakan
politik Indonesia yang berasal dari Eropa. Dalam buku Biografi Mohammad hatta diceritakan
bahwa Pi melakukan berbagai propaganda di luar Belanda. Setiap melakukan perkumpulan di
eropa, selalu Mohammad hatta sendiri yang menjadi delegasi dari PI.
Pada tahun 1923, Mohammad hatta pulang ke tanah air Indonesia. Pada saat di Indonesia beliau
lebih banyak disibukkan dengan menulis artikel politik yang di muat di surat kabar daulat ra'jat.
Selain itu beliau juga mengadakan berbagai kegiatan politik dan juga melatih kader-kader politik
dari partai Pendidikan nasional Indonesia. Pada saat penahan Soekarono di ende flores,
Mohammad hatta banyak menuliskan artikel pertentangan keras terhadap penahannya tersebut.
Pada bulan februari, pemeritahan Belanda akhirnya menahan semua pemimpin dari partai
pendidikan nasional Indonesia. Ada 7 orang anggota partai yang ditahan di daerah Boven Digoel.
Pada biografi Mohammad Hatta, dituliskan ketika beliau dipenjara beliau sempat menulis buku
yang berjudul krisis ekonomi dan kapitalisme.

Beliau dan teman-temannya mengalami pembuangan ke berbagai hal. Tetapi selama mengalami
masa tersebut Mohammad Hatta tetap menulis berbagai artikel tentang politik dan juga ekonomi.
Pada masa pemerintahan Jepang, Mohammad Hatta sempat ditawarin untuk menjadi penasehat
pemerintahan Belanda. Pada masa pambacaan teks proklamasi, beliau diminta oleh Soekarno
untuk menyusun teks proklamasi. Sebenarnya masih banyak sekali cerita tentang biografi
Mohamamad Hatta. Untuk pemuda Indonesia harus mengetahui tentang seluruh sejarah beliau.
“Betul, banyak orang yang bertukar haluan karena penghidupan, istimewa dalam tanah
jajahan di mana semangat terlalu tertindas, tetapi pemimpin yang suci senantiasa terjauh
daripada godaan iblis itu.”
“Memang benar pepatah Jerman: ‘Der Mensch ist, war es iszt’, artinya: ‘sikap manusia
sepadan dengan caranya ia mendapat makan.”
“Pahlawan yang setia itu berkorban, bukan buat dikenal namanya, tetapi semata-mata
membela cita-cita.”
“Jatuh bangunnya negara ini, sangat tergantung dari bangsa ini sendiri. Makin pudar
persatuan dan kepedulian, Indonesia hanyalah sekedar nama dan gambar seuntaian pulau
di peta. Jangan mengharapkan bangsa lain respek terhadap bangsa ini, bila kita sendiri
gemar memperdaya sesama saudara sebangsa, merusak dan mencuri kekayaan Ibu
Pertiwi.”

Pendidikan Mohammad Hatta

 Nederland Handelshogeschool, Rotterdam, Belanda (1932)


 Sekolah Tinggi Dagang Prins Hendrik School, Batavia (1921)
 Meer Uirgebreid Lagere School (MULO), Padang (1919)
 Europeesche Lagere School (ELS), Padang, 1916
 Sekolah Dasar Melayu Fort de kock, Minangkabau (1913-1916)

Karir Mohammad Hatta

 Ketua Panitia Lima (1975)


 Penasihat Presiden dan Penasehat Komisi IV (1969)
 Dosen Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta (1954-1959)
 Dosen Sesko Angkatan darat, Bandung (1951-1961)
 Wakil Presiden, Perdana menteri, dan Menteri Luar Negeri NKRIS (1949-1950)
 Ketua delegasi Indonesia Konferensi Meja Bundar, Den Haag (1949)
 Wakil Presiden, Perdana Menteri, dan Menteri Pertahanan (1948-1949)
 Wakil Presiden RI pertama (1945)
 Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia (1945)
 Wakil Ketua Panitia Persiapan kemerdekaan Indonesia (1945)
 Anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (1945)
 Kepala Kantor Penasehat Bala Tentara Jepang (1942)
 Ketua Panitia Pendidikan Nasional Indonesia (1934-1935)
 Wakil Delegasi Indonesia Liga Melawan Imperialisme dan Penjajahan, Berlin (1927-
1931)
 Ketua Perhimpunan Indonesia, Belanda (1925-1930)
 Bendahara Jong Sumatranen Bond, Jakarta (1920-1921)
 Bendahara Jong Sumatranen Bond, Padang (1916-1919)
 Partai Nasional Indonesia

Organisasi Mohammad Hatta

 Club pendidikan Nasional Indonesia


 Liga menentang Imperialisme
 Perhimpunan Hindia
 Jong Sumatranen Bond

Penghargaan Mohammad Hatta

 Pahlawan Nasional
 Bapak koperasi Indonesia
 Doctor Honoris Causa, Universitas Gadjah Mada, 1965
 Proklamator Indonesia
 The Founding Father's of Indonesia

Seperti itulah ulasan Biografi Mohammad Hatta sang proklamator kemerdekaan Indonesia yang
sempat BiografiPahlawan.com bagikan kepada pembaca. Semoga dengan hadirnya biografi
diatas dapat membantu pembaca dalam mengenal lebih dalam sosok Mohammad Hatta.
Profil Ki Hadjar Dewantara

Nama : Ki Hadjar Dewantara


Lahir : 2 Mei 1889, Kota Yogyakarta, Indonesia
Meninggal : 28 April 1959, Kota Yogyakarta, Indonesia
Makam : Taman Wijaya Brata
Pendidikan : School tot Opleiding van Indische Artsen
Warga Negara : Indonesia
Zodiac : Taurus
Agama : Islam

Biografi Ki Hadjar Dewantara

Ki Hajar Dewantara lebih dikenal sebagai Bapak pendidikan Indonesia. Nama asli ki hajar
dewantara adalah Raden Mas suwardi suryaningrat. Beliau merupakan keturunan dari keraton
Yogyakarta. Pada umur 40 tahun, beliau merubah namanya menjadi Ki Hajar Dewantara. Beliau
tidak memakai gelar nama kebangsaannya lagi dikarenakan beliau ingin lebih dekat dengan layar
secara fisik maupun hatinya. Biografi Ki hajar dewantara memang penuh pengabdian kepada
Indonesia. Sudah banyak sekali hal bermanfaat yang dilakukan oleh beliau.

Ki hajar dewantara bersekolah di ELS yang dulu merupakan sekolah dasar Belanda. Selanjutnya
beliau juga melanjutkan sekolah di STOVIA yang merupakan sekolah dokter untuk bumiputera.
Tetapi selama sekolah di Stovia beliau tidak sampai tamat dikarenakan sakit. Hal ini juga banyak
diceritakan disemua buku biografi Ki Hajar Dewantoro. Beliau juga pernah bekerja menjadi
wartawan diberbagai media cetak terkenal pada masa itu. Seperti mideen java, sedyotomo, De
ekpress, kaoem moeda, poesara, oetoesan hindia, dan tjahaja timoer. Tulisan beliau diberbagai
media tersebut sangat komunikatif dan juga kritis, sehingga dapat meningkatkan semangat rakyat
pada masa itu.

Ketika membahas tentang biografi Ki hajar dewantara memang tidak pernah ada habisnya. Ada
banyak sekali hal yang harus kita banggakan untuk beliau. Pada tahun 1908 beliau aktif sebagai
pengurus di organisasi boedi oetomo. Selanjutnya beliau juga membuat organisasi sendiri bersama
Douwes Dekker atau lebih dikenal dengan Dr. Danudirdja Setya Budhi dan Dr Cipto
Mangoekoesoemo mendirikan sebuah organisasi yang bernama Indische Partij pada tanggal 25
desember tahun 1912. Organisasi ini merupakan partai politik pertama di Indonesia yang beraliran
nasionalisme untuk mencapai Indonesia merdeka. Ketika ingin mendaftarkan partai ini, mereka di
tolak oleh Belanda, karena dianggap menumbuhkan nasionalisme pada rakyat.
Dengan ditolaknya partai tersebut, mereka akhirnya komite boemi poetra yang digunakan untuk
membuat kritik ke pemerintahan Belanda. Mereka menulis berbagai kritikan untuk pemeritahan
Belanda yang dimuat di surat kabar De ekpress yang pemiliknya pada saat out adalah Douwe
Dekker. Dalam tulisan tersebut mereka mengatakan bahwa tidak mungkin merayakan
kemerdekaan, di Negara yang sudah kita rampas sendiri kemerdekaannya. Karena tulisannya itu
beliau di buang ke pulau Bangka, sebagai hukuman pengasingannya oleh pemerintahan Belanda.
Cerita ini banyak ditemukan di buku-buku biografi ki hajar dewantara.

Setelah pulang dari pengasingan dan sempat melakukan perjalanan ke Belanda. Beliau akhirnya
mendirikan taman siswa. Selama pendirian taman siswa ini banyak sekali tantangan dan halangan
dari pihak pemerintahan Belanda. Dengan segala kegigihannya, akhirnya taman siswa
mendapatkan ijin berdirinya. Setelah masa kemerdekaan, beliau menjabat sebagai menteri
pendidikan dan kebudayaan. Jika kalian mengunjungi Yogyakarta, anda bisa mengunjungi
museum yang didedikasikan untuk ki hajar dewantara. Sekian artikel tentang biografi Ki Hjar
Dewantara, semoga dapat memberikan informasi untuk anda.

Karir Ki Hajar Dewantara

 Pendiri perguruan Tamansiswa

Penghargaan Ki Hajar Dewantara

 Gelar doktor kehormatan (Doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari Universitas Gadjah Mada
 Bapak Pendidikan Nasional Indonesia dan hari kelahirannya dijadikan Hari Pendidikan
Nasional (Surat Keputusan Presiden RI no. 305 tahun 1959, tanggal 28 November 1959

Seperti itulah ulasan Biografi Ki Hajar Dewantara salah satu tokoh pahlawan nasional Indonesia
dari Yogyakarta yang sempat BiografiPahlawan.com bagikan kepada pembaca. Semoga dengan
hadirnya biografi diatas dapat membantu pembaca dalam mengenal lebih dalam sosok Ki Hajar
Dewantara.
Profil Soepomo

Nama Lengkap : Soepomo


Tanggal Lahir : 22 Januari 1903
Tempat Lahir : Sukoharjo, Jawa Tengah, Hindia Belanda
Zodiac : Aquarius
Meninggal : Jakarta, 12 September 1958 (umur 55)
Makam : Pemakaman keluarga di kampung Yosoroto, Sala
Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam

Profil Soepomo

Pahlawan nasional yang merupakan pencetus sekaligus arsitek UUD 1945 ini dikenal dengan nama
Prof. Mr. Soepomo. Ia adalah seorang ahli hukum pada generasi pertama yang sudah ada ketika
Indonesia merdeka. Dalam biografi Soepomo, semasa hidupnya hingga akhir hayatnya ia juga
berturut serta berperan dalam pembentukan adanya sistem nasional. Nama Soepomo sering
terdengar saat menempuh pendidikan di sekolah dasar maupun menengah. Berikut akan diulas
kembali sejarah dari beliau, agar anda bisa mengetahui secara jelas dan mengingat kembali
perjalanan hidup Soepomo saat memerdekakan Indonesia.

Prof. Mr. Soepomo lahir di kota Sukoharjo, Jawa Tengah pada tanggal 22 Januari 1903. Dalam
biorafi soepomo disebutkan bahwa ia terlahir dari kalangan keluarga ningrat aristocrat jawa. Kakek
dari pihak ibunya adalah Raden Tumenggung Wirjodirodjo, bupati Nayak dari Sragen. Sedangkan
Kakek dari pihak ayahnya adalah raden Tumenggung Reksowardono, bupati Anom Sukaharjo
pada masa kejayaannya dulu. Pada tahun 1917 pahlawan Soepomo beruntung memiliki keluarga
dari keluarga priyayi, sehingga ia memiliki kesempatan untuk bisa menjajaki pendidikan di ELS
yaitu sekolah yang setingkat dengan sekolah dasar di daerah Boyolali. Kemudian di tahun 1920
Soepomo melanjutkan pendidikannya di MULO di kota Solo. Setelah itu meneruskan pendidikan
hukumnya di Bataviasche Rechtsschool di Batavia dan lulus pada tahun 1923. Kemudian ia
ditunjuk oleh kolonial Belanda sebagai pegawai negeri pemerintahannya yang di bantu oleh ketua
dari pengadilan negeri Sragen tahun 1977. Kemudian di antara tahun 1924 hingga 1927, beliau
mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan studinya ke Rijksuniversiteit Leiden di Belanda yang
dibimbing oleh Cornelis van Vollenhoven. Ia adalah seorang professor hukum arsitek yang dikenal
sebagai tokoh ilmu hukum adat Indonesia dan seorang ahli hukum di bidang hukum internasional,
yaitu salah satu konseptor Liga Bangsa Indonesia.
Pada tahun 1927 dalam biografi Soepomo juga dijelaskan bahwa ia pernah menyandang gelar
sebagai doctor dengan judul disertasinya yaitu Reorganisatie van het Agrarisch Stelsel in het
Gewest Soerakarta (Reorganisasi Sistem Agraria di Wilayah Surakarta). Dalam disertasinya,
Soepomo bukan hanya mengupas adanya sistem agraria tradisional saja akan tetapi juga meneliti
hukum-hukum kolonial yang terkait dengan pertahanan di daerah Surakarta. Dengan
menggunakan bahasa belanda yang ditulis secara halus dan tidak langsung dan menggunakan
argument kolonialnya, kritik Soepomo atas wacana-wacana kolonial yaitu tentang proses transisi
agrarian di letakkan dalam disertasinya tersebut.

Pada buku biografi soepomo tentang bahasa belanda yang terkait dengan krtikan-kritikan tersebut
yang pada dasarnya saat menyatakan kritikan kolonialnya, Soepomo meletakkan etika jawanya
saat melakukan penulisan subjeytivitas pada argumentnya tersebut. Ini bisa dilihat di buku Frans
Magnis-Suseno tentang etika jawa dan buku Ben Anderson tentang Language and Power, sebagai
patokan tentang etika jawa untuk memahami strategi dan cara pandang agensi Soepomo.

Hampir tidak ditemukan di biografi Soepomo, kecuali satu karangan Soegito (1977) yang
menyatakan bahwa berdasarkan departemen pendidikan dan kebudayaan, Marsilam Simanjutak
mengatakan bahwa Soepomo adalah sumber munculnya fasisme di Negara Indonesia karena
adanya kekaguman Soepomo terhadap sistem pemerintahan jepang dan jerman. Simanjuntak
menilai bahwa Negara orde baru pada jendral Soeharto adalah bentuk Negara yang sistem
pemerintahannya paling dekat dengan Soepomo. Akan tetapi ini perlu di pertimbangkan dan
diperdebatkan lagi. Soepomo meninggal di usia muda akibat sakit serangan jantung yang
dideritanya. Ia meninggal pada tanggal 12 September 1959 di Jakarta dan dimakamkan di daerah
Solo. Semoga informasi di atas dapat memberikan gambaran serta wacana bagi pembaca.

Pendidikan Soepomo

 ELS (Europeesche Lagere School) di Boyolali (1917)


 MULO (Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs) di Solo (1920)
 Bataviasche Rechtsschool di Batavia (lulus tahun 1923)
 Rijksuniversiteit Leiden/Leiden University (1924)

Karir Soepomo

 Pegawai yang diperbantukan pada Pengadilan Negeri Yogyakarta


 Anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
 Anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
 Ketua Panitia Kecil Perancang UUD
 Menteri Kehakiman
 Rektor Universitas Indonesia (1951-1954)

Penghargaan Soepomo

 Gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional (1965)

Seperti itulah ulasan Biografi Soepomo tokoh pencetus sekaligus arsitek UUD 1945 bersama
Mohammad Yamin dan Soekarno yang sempat BiografiPahlawan.com bagikan kepada pembaca.
Semoga dengan hadirnya biografi diatas dapat membantu pembaca dalam mengenal lebih dalam
sosok Soepomo.
Profil Mohammad Yamin

Nama : Prof. Mohammad Yamin, S.H.


Tanggal Lahir : 24 Agustus 1903
Tempat Lahir : Sawahlunto, Sumatera Barat, Hindia Belanda
Zodiac : Virgo
Meninggal : Jakarta, 17 Oktober 1962 (umur 59)
Makam : Talawi, Kabupaten Sawahlunto, Sumatera Barat.
Agama : Islam
Ayah : Tuanku Oesman Gelar Baginda Khatib
Ibu: Siti Saadah

Profil Mohammad Yamin

Mohammad Yamin merupakan pahlawan yang memperjuangakan persatuan dan kesatuan


pemuda melalui Sumpah Pemuda tahun 28 Oktober 1928. Beliau adalah seorang sastrawan,
politikus dan ahli hukum yang disegani sebagai Pahlawan nasional Indonesia. Beliau Lahir di
Sawah Lunto Sumatera Barat pada tanggal 24 Agustus 1903. Biografi Mohammad Yamin
dimulai dari Riwayat pendidikan Mohammad Yamin di awali dengan pendidikan dasar d
Palembang, kemudian ia melanjutkan sekolahnya di Yogyakarta yaitu Sekolah AMS. Disana ia
juga mempelajari sejarah purbakala dan beberapa bahasa di dunia seperti latin, kael dan Yunani.
Setelah itu ia melanjutkan pendidikan hukum di Batavia. Ia memperoleh gelar Messter in de
Rechten/Sarjana Hukum dari Rechtshoogeschool te Batavia.

Kisah hidup Mohammad Yamin pada masa penjajahan pemerintahan Belanda, di isi dengan
bergabung dengan beberapa organisasi kepemudaan. Salah satu organisasi yang ia ikuti saat beliau
masih kuliah adalah Jong Sumateranen Bond. Bersama organisasinya ini Beliau terlibat dalam
panitia Sumpah pemuda. Setelah mendapatkan gelar S 1 nya ia juga bergabung menjadi anggota
PARTINDO yang tidak bertahan lama. Biografi Mohammad Yamin dilanjutkan keikutsertaan
Mohammad Yamin mengikuti organisasi Gerinda bersama kapau Gani, Amir Syarifuddin dan
Adenan. Pada saat pemerintahan penjajah jepan Mohammad Yamin masih tetap bergerak untuk
mencapai kemerdekaan melalui Pusat Tenaga Rakyat bentukan Jepang. Selain itu ia juga terpilih
sebagai anggota dalam badan bentukan pemerintahan jepang yaitu badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Setelah Indonesia mendapatkan kemerdekaan dan kekuasaan negara dipimpin oleh Soekarno
Hatta, beliau diangkat sebagai pemangku jabatan penting dalam sebuah negara. Biografi
Mohammad yamin mencatat beliau pernah menjabat sebagai anggota DPR dari tahun 1950. Cerita
hidup Mohammad Yamin dilanjutkan dengan menjadi menteri kehakiman pada tahun 1952 hingga
1952. Dilanjutkan dari tahun 1953 hingga 1955 Beliau menjadi menteri Pengajaran, Pendidikan
dan Kebudayaan. Beliau juga sempat menjabat ketua Dewan perancang Nasional pada tahun 1962.
Beliau juga menjadi pengawas IKBN Antara (1961-1962) dan menjadi menteri penerangan (1962-
1963).

Terlepas dari biografi Mohammad Yamin yang mencatat keberhasilan karier nya di bidang politik,
beliau juga merupakan seorang sejarahwan dan sastrawan. Beliau juga dikenal sebagai perintis
puisi Modern di Indonesia. Beliau sering menulis dan menerbitkan tulisan-tulisannya dalam
journal berbahasa belanda maupun berbahasa melayu. Karyanya yang telah diterbitkan adalah
puisi Tanah Air dan Tumpah Darahku. Karyanya tersebut sebagian besar berbentuk sonata. Tidak
hanya terbatas pada puisi, beliau juga menerbitkan esai, drama dan terjemahan karya Shakespeare
dan Rabindranath Tagore.

Pahlawan Nasional Indonesia ini mengakhiri Biografi Mohammad Yamin dengan tutup usia di
Jakarta pada tanggal 17 oktober 1962 di usia nya 59 tahun. Berdasarkan perjuangan hidup
Mohammad Yamin kepada Indonesia, beliau mendapat penghargaan Bintang Mahaputra RI dari
Presiden, Penghargaan Corps Polisi Militer atas jasanya telah menciptakan lambang gajah mada
dan Panca Darma corps, dan penghargaan panglima Kostrad.

Pendidikan Mohammad Yamin

 Hollands Indlandsche School (HIS)


 Sekolah guru
 Sekolah Menengah Pertanian Bogor
 Sekolah Dokter Hewan Bogor
 AMS
 Sekolah kehakiman (Reeht Hogeschool) Jakarta

Karir Mohammad Yamin

 Ketua Jong Sumatera Bond (1926-1928)


 Anggota Partai Indonesia (1931)
 Pendiri partai Gerakan Rakyat Indonesia
 Anggota BPUPKI
 Anggota panitia Sembilan
 anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
 Menteri Pendidikan
 Menteri Kebudayaan
 Menteri Penerangan
 Ketua Dewan Perancang Nasional (1962)
 Ketua Dewan Pengawas IKBN Antara (1961–1962)

Penghargaan Mohammad Yamin

 Gelar pahlawanan nasional pada tahun 1973 sesuai dengan SK Presiden RI No.
088/TK/1973
 Bintang Mahaputra RI
 Tanda penghargaan dari Corps Polisi Militer sebagai pencipta lambang Gajah Mada dan
Panca Darma Corps
 Tanda penghargaan Panglima Kostrad atas jasanya menciptakan Petaka Komando
Strategi Angkatan Darat

Seperti itulah ulasan Biografi Mohammad Yamin salah satu tokoh pahlawan nasional
Indonesia dari Sumatra Barat yang sempat BiografiPahlawan.com bagikan kepada pembaca.
Semoga dengan hadirnya biografi diatas dapat membantu pembaca dalam mengenal lebih dalam
sosok Mohammad Yamin.
Profil R.A. Kartini

Nama : Raden Adjeng Kartini


Tempat Lahir : Jepara Jawa Tengah
Tanggal Lahir : Senin, 21 April 1879
Zodiac : Taurus
Wafat : 17 September 1904, Kab. Rembang
Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam
Pasangan: K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat
Anak : Soesalit Djojoadhiningrat
Dikenal karena : Emansipasi wanita

Biografi R.A. Kartini

Sudah banyak yang mengupas kisah mengenai sosok Kartini, salah satu tokoh pahlawan wanita
fenomenal dari Tanah Jawa, tepatnya di Jawa Tengah. Banyak penulis menuturkan perjalanan
hidup beliau yang menginspirasi lewat biografi, seperti yang dilakukan oleh Sitisoemandari
Soeroto dalam bukunya yang berjudul, ‘Kartini : Sebuah Biografi’. Dalam buku tersebut
diterangkan mengenai silsilah keluarga Kartini, sisi kehidupan yang menjadi saksi perjuangan
melalui tulisannya yang sarat akan kritik penyetaraan gender, nasionalisme yang menggugah
sampai ke negeri Belanda. Kumpulan tulisan kepada sahabat-sahabat penanya di Belanda maupun
surat-surat yang pernah ia buat dirangkum Armijn Pane dalam sebuah buku berjudul, ‘Habis Gelap
Terbitlah Terang’, yang juga merupakan salah satu tema surat yamg pernah beliau tuliskan.
Berikut pemaparan mengenai Biografi Kartini mulai dari perjalanan hidupnya, karyanya, semua
yang bersangkutan mengenai Kartini, kontroversi gelarnya, serta keturunan Kartini yang masih
hidup. Semuanya disadur dari buku dan beberapa sumber dari Internet.

Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat adalah nama lengkap beliau. Ia dilahirkan pada tanggal
21 April 1879 di Mayong, Jepara, Jawa Tengah. Ayahnya yang bernama Raden Mas Adipati Ario
Sosroningrat merupakan seorang bupati Jepara. Kartini adalah keturunan ningrat. Hal ini bisa
dilihat dari silsilah keluarganya. Kartini adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama.
Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari NyaiHaji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang
guru agama di Telukawur, Jepara. Dari sisi ayahnya, silsilah Kartini dapat dilacak hingga
Hamengkubuwana VI. Garis keturunan Bupati Sosroningrat bahkan dapat ditilik kembali ke istana
Kerajaan Majapahit. Semenjak Pangeran Dangirin menjadi bupati Surabaya pada abad ke-18,
nenek moyang Sosroningrat mengisi banyak posisi penting di Pangreh Praja. Ayah Kartini pada
mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Peraturan kolonial waktu itu mengharuskan seorang
bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi, maka
ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja
Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara
menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo.

Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung,
Kartini adalah anak perempuan tertua. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat
bupati dalam usia 25 tahun dan dikenal pada pertengahan abad ke-19 sebagai salah satu bupati
pertama yang memberi pendidikan Barat kepada anak-anaknya. Kakak Kartini, Sosrokartono,
adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa. Sampai usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan
bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda.
Tetapi setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit. Beliau
bersekolah hanya sampai sekolah dasar. Ia berkeinginan untuk melanjutkan sekolahnya, tapi tidak
diizinkan oleh orangtuanya. Sebagai seorang gadis, Kartini harus menjalani masa pingitan hingga
sampai waktunya untuk menikah. Ini merupakan suatu adat yang harus dijalankan pada waktu itu.
Kartini hanya dapat memendam keinginannnya untuk bersekolah tinggi.

Untunglah beliau gemar membaca dari buku – buku, koran, sampai majalah Eropa. Kartini tertarik
pada kemajuan berpikir perempuan Eropa .Kartini banyak membaca surat kabar Semarang De
Locomotief yang diasuh Pieter Brooshooft, ia juga menerima leestrommel (paket majalah yang
diedarkan toko buku kepada langganan). Di antaranya terdapat majalah kebudayaan dan ilmu
pengetahuan yang cukup berat, juga ada majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie. Di antara
buku yang dibaca Kartini sebelum berumur 20, terdapat judulMax Havelaar dan Surat-Surat Cinta
karya Multatuli, yang pada November 1901 sudah dibacanya dua kali. Lalu De Stille Kraacht
(Kekuatan Gaib) karya Louis Coperus. Kemudian karya Van Eeden yang bermutu tinggi, karya
Augusta de Witt yang sedang-sedang saja, roman-feminis karya Nyonya Goekoop de-Jong Van
Beek dan sebuah roman anti-perang karangan Berta Von Suttner, Die Waffen Nieder(Letakkan
Senjata). Semuanya berbahasa Belanda. Pikirannya menjadi terbuka lebar, apalagi setelah
membandingkan keadaan wanita di Eropa dengan wanita Indonesia. Sejak itu, timbullah keinginan
beliau untuk memajukan perempuan pribumi yang pada saat itu berada pada status sosial yang
rendah. Ia ingin memajukan wanita Indonesia melalui pendidikan. Untuk itu, beliau mendirikan
sekolah bagi gadis – gadis di Jepara, karena pada saat itu ia berdomisili di Jepara. Muridnya hanya
berjumlah 9 orang yang terdiri dari kerabat atau famili.

Di samping itu, ia banyak pula menulis surat untuk teman-temannya orang Belanda. Salah satunya
adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dalam surat itulah ia melampiaskan cita-
citanya untuk menuntut persamaan hak dan kewajiban antara pria dan wanita. Kartini pun
kemudian beberapa kali mengirimkan tulisannya dan akhirnya dimuat diDe Hollandsche Lelie,
sebuah majalah terbitan Belanda yang selalu ia baca. Dari surat-suratnya, tampak Kartini membaca
apa saja dengan penuh perhatian, sambil membuat catatan-catatan. Kadang-kadang Kartini
menyebut salah satu karangan atau mengutip beberapa kalimat. Perhatiannya tidak hanya semata-
mata soalemansipasi wanita, tapi juga masalah sosial umum. Kartini melihat perjuangan wanita
agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang
lebih luas.

Beliau sempat mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Belanda karena tulisan-tulisan hebatnya,
namun ayahnya pada saat itu memutuskan agar Kartini harus menikah dengan R.M.A.A. Singgih
Djojo Adhiningrat, Bupati Rembang kala ituyang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini
menikah pada tanggal 12 November 1903. Sejak itu, Kartini harus hijrah dari Jepara ke Rembang
mengikuti suaminya. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan
didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten
Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka.

Kartini memiliki seorang anak lelaki bernama Soesalit Djojoadhiningrat, yang dilahirkan pada
tanggal 13 September 1904. Selang beberapa hari pasca melahirkan, Kartini tutup usia pada
tanggal 17 September 1904. Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Beliau dimakamkan di Desa
Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.

Untuk menghormati kegigihan beliau, didirikanlahSekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di


Semarang pada tahun1912, kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan
daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah "Sekolah Kartini". Yayasan Kartini ini didirikan
oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis.Setelah Kartini wafat, Mr.J.H. Abendanon
mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada teman-
temannya di Eropa. Abendanon saat itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan, Agama, dan
Kerajinan Hindia Belanda. Buku itu diberi judul Door Duisternis tot Licht yang arti harfiahnya
"Dari Kegelapan Menuju Cahaya". Buku kumpulan surat Kartini ini diterbitkan pada 1911. Buku
ini dicetak sebanyak lima kali, dan pada cetakan terakhir terdapat tambahan surat Kartini.

Pada tahun 1922, Balai Pustaka menerbitkannya dalam bahasa Melayu dengan judul yang
diterjemahkan menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran, yang merupakan terjemahan
oleh Empat Saudara. Kemudian tahun 1938, keluarlah Habis Gelap Terbitlah Terang versi Armijn
Pane seorang sastrawan Pujangga Baru. Armijn membagi buku menjadi lima bab pembahasan
untuk menunjukkan perubahan cara berpikir Kartini sepanjang waktu korespondensinya. Versi ini
sempat dicetak sebanyak sebelas kali. Surat-surat Kartini dalam bahasa Inggris juga pernah
diterjemahkan oleh Agnes L. Symmers. Selain itu, surat-surat Kartini juga pernah diterjemahkan
ke dalam bahasa-bahasa Jawa dan Sunda.

Terbitnya surat-surat Kartini, seorang perempuan pribumi, sangat menarik perhatian masyarakat
Belanda, dan pemikiran-pemikiran Kartini mulai mengubah pandangan masyarakat Belanda
terhadap perempuan pribumi di Jawa. Pemikiran-pemikiran Kartini yang tertuang dalam surat-
suratnya juga menjadi inspirasi bagi tokoh-tokoh kebangkitan nasional Indonesia, antara lain W.R.
Soepratman yang menciptakan lagu berjudul Ibu Kita Kartini.

Sayangnya, banyak kontroversi bermunculan dikarenakan ketetapan Ir. Soekarno, Presiden


pertama Republik Indonesia,melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964,
tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus
menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar
yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.Bahkan lagu Ibu Kita Kartini yang diciptakan oleh
W.R. Supratman menjadi salah satu lagu nasional. Hal ini menuai protes dari beberapa kalangan
di Indonesia. Pengistimewaan Kartini terkesan pilih kasih dari Pahlawan wanita Indonesia lainnya
di berbagai belahan nusantara seperti Cut Nyak Dien, Dewi Sartika, Maria Tiahahu, Rohana
Kudus, yang beberapa diantara mereka menurut para pengecam, telah ikut berperang langsung
dengan para penjajah Belanda, dibandingkan Kartini yang hanya menulis. Namun, apa yang
dikatakan Oov Auliansyah pada halaman (http://sosok.kompasiana.com/2013/04/21/kartinitak-
layak-jadi-pahlawan-nasional-553170.html) ada benarnya, ia mengatakan bahwa, “...Kartini telah
berfikir tentang perssamaan gender di awal 1900. Berbicara tentang wanita yg berhak mendapat
pendidikan selayaknya kaum laki-laki (laki-laki bangsawan & Belanda, SAAT itu diskriminasi
cukup kuat).

Kartini melawan diskriminasi Belanda terhadap pribumi dan kesewenang-wenangan Belanda


lewat suratnya kepada sahabat-sahabatnya di Belanda, akhirnya mampu menggugah hati
pemerintah Belanda dan membangun pendidikan di Jawa. Kartini adalah anak kaum bangsawan,
bisa dibilang seorang borjuis kecil, tapi kemudian dia memilih sendiri turun menjadi proletar.

Surat-surat Kartini, seorang perempuan pribumi, sangat menarik perhatian masyarakat Belanda,
dan pemikiran-pemikiran Kartini mulai mengubah pandangan masyarakat Belanda terhadap
perempuan pribumi di Jawa, sehingga menimbulkan simpati dari masyarakat Belanda dan
menentang kebijakan-kebijakan parlemen Belanda yg merugikan kaum pribumi Jawa...Kartini
telah memikirkan tentang pendidikan kaum wanita di masyarakat Jawa pada waktu itu yg terpaku
dengan segala adat-adatnya yang kaku, seolah wanita sudah tidak perlu pendidikan, bisa bahasa
Belanda saja sudah cukup, kemudian tinggal menunggu dinikahi dan kemudian dimadu.Kartini
telah memikirkan ini di awal 1900-an.
Bahkan ada yang menyangsikan gelar Kartini sebagai Pahlawan Nasional dikarenakan beliau
hanya menulis. Namun hal ini dibantah oleh beberapa pendapat dari halaman
(http://pustakailmudotcom.wordpress.com/2014/02/23/kartini-layak-menjadi-pahlawan/) yang
menyatakan bahwa, “... Kartini memang tak bisa mewujudkan mimpinya (akhirnya dipoligami),
tapi dia meninggalkan tulisan-tulisan yang dahsyat. Itu sudah cukup. Sebenarnya Soekarno tidak
keliru memilih Kartini sebagai Pahlawan Nasional…Surat Kartini jadi biasa bagi pembaca yang
sudah mengenyam pendidikan. Coba dirimu di era pingitan atau 1890-an…Kartini memang bukan
penggerak orang. Ia tak pernah berorasi. Juga tak punya Taman Siswa seperti Ki Hajar Dewantara,
tapi siapa yang menghubungi Oost en West untuk memulai lagi kerajinan tangan asli Hindia
Belanda? Itu Kartini! Siapa yang menggelar pameran kerajinan PERTAMA asli Hindia Belanda
sampai London memperhatikan batik nasional? Kartini! @AndiChamomile.

Siapa yang ngobrol soal “feodalisme” sampai akhir tahun 1900-an dan itu di balik dinding ruang
pingitan? Kartini! FYI: setahuku hanya surat-surat Kartini yang komprehensif membicarakan itu
semua. Aku gak ngomongin profil lho ya, bukan!...Pahlawan itu tidak harus angkat senjata dan
menyelam di lautan pertempuran. Itu pertimbangan Soekarno...Kalau sampean bilang tulisan
Kartini biasa-biasa saja, sungguh aku harus bilang: Kamu harus (benar-benar) banyak baca!!!
Pemimpin redaksi De Echo di Jogjakarta saat itu sampai minta ortunya Kartini biar mau nulis buat
rubrik khusus. Koran-koran Belanda itu ngemis tulisan Kartini. Kartini sering nolak. Sampai-
sampai ia harus pake anonim “Tiga Saudara” kalo nulis lho...kalau menilai tulisan Kartini biasa-
biasa saja, kamu benar-benar harus banyak baca! Tanpa Kartini, dunia memang tahu Hindia
Belanda. Tapi siapa sih yang tahu soal Koja kalau bukan dari reportase Kartini?Serius, Kartini tuh
mereportase, dan bertitimangsa 1890-an. Ini soal sejarah Kepala Bumipuetra pertama di
Indonesia…Kartini jadi pahlawan karena ia meninggalkan tulisan. Tulisannya bukan pepesan
kosong…Pemikiran Kartini jauh melampaui orang-orang di zamannya, bahkan bangsawan dan
lelaki sekalipun http://t.co/3qHSxKHWkA...Kalau meragukan tulisan karya Kartini adalah benar-
benar dari Kartini, mungkin karena riset itu tidak tercantum nama Kartini sebagai penulisny...
Kartini sering nulis. kadang disimpen di lemari. Saat KITLV datang, tulisan Kartini disetorkan
sendiri oleh ayahnya...Sangat disayangkan kalau masih ada yang menyangsikan kepahlawanan
Kartini hanya karena ia akhirnya dipoligami, padahal suaranya anti-feodal…Kalau mau baca
barang sebentar tulisan-tulisan Kartini, pasti terdiam. Perempuan sehebat ini tidak salah jika
disebut Pahlawan Nasional!”

Berikut serba – serbi Kartini yang disadur dari sebuah halaman blog :

1) Majalah Kartini
"Kartini adalah majalah wanita yang didirikan oleh Lukman Umar. Majalah Kartini pertama kali
diterbitkan pada tahun 1973 dan sangat populer di Indonesia. Edisi bahasa Indonesianya
diterbitkan oleh Kartini Group. Selain edisi cetaknya, ada pula edisi online nya."

2) Nama Universitas
Nama bu Kartini di jadikan nama salah satu Universitas di Surabaya, tepatnya di Jl. Raya Nginden
No. 19-23 Surabaya, Jawa Timur. Perguruan Tinggi Swasta ini berdiri sejak tahun 1986, yang
terletak di kawasan Surabaya Timur dengan empat lantai. Kampus ini membuka program D3, S1,
dan S2 yang memiliki fakultas hukum, ekonomi, tehnik dan pariwisata.Walaupun namanya
Universitas Kartini, tapi kampus ini tidak hanya untu perempuan saja.

3) Nama Film
R.A. Kartini adalah sebuah filmdramaperjuanganIndonesia yang diproduksi pada tahun 1984. Film
yang disutradarai oleh Sjumandjaja ini dibintangi antara lain oleh Yenny Rachman, Bambang
Hermanto dan Adi Kurdi. Film ini mengisahkan tentang perjuangan R.A. Kartini dalam
memperjuangkan hak kaum wanita Indonesia yang pada saat itu masih belum disetarakan dengan
hak-hak kaum pria dalam hal mendapatkan pendidikan dan sebagainya (emansipasiwanita).
4) Nama Museum
Jika anda datang ke Kota Jepara jangan lewatkan untuk mampir ke Museum R.A.Kartini yang
berada di tengah-tengah jantung Kota Jepara, Jalan Alun-alun No.1 Jepara sebelah barat daya
Pendapa Kabupaten Jepara. Lokasinya memang sangat strategis, persisnya sebelah timur Kantor
Pusat Pemerintahan Kabupaten, sebelah selatan Alun-alun dan Masjid Besar, sebelah barat Kodim
Jepara dan sebelah utara shopping centre ( Pusat Perbelanjaan ).

Museum R.A.Kartini sendiri didirikan pada tanggal 30 Maret 1975 atas usulan wakil-wakil rakyat
Jepara dan didukung bantuan dari mantan Presiden Soeharto, pada era Jepara dipimpin oleh Bupati
Suwarno Djojo Mardowo, S.H. dan diresmikan pada tanggal 21 April 1977 tepat seabad peringatan
R.A.Kartini oleh Bupati Jepara, Sudikto S.H. Museum ini didirikan sebagai penghargaan terhadap
R.A.Kartini perintis emansipasi Wanita Indonesia.Dan saat ini dikelola oleh Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan di bawah Pemerintah Daerah kabupaten Jepara.

Museum R.A.Kartini berdiri di atas tanah seluas 5.210 meter persegi, dengan luas bangunan 890
meter persegi yang terdiri atas beberapa gedung. Selain menyajikan benda-benda peninggalan
R.A.Kartini maupun kakaknya R.M.P. Sosrokartono, juga menyimpan benda-benda kuno
peninggalan sejarah dan budaya hasil temuan di wilayah Kabupaten Jepara.

5) Nama Pantai
Obyek Wisata Pantai Kartini terletak 2,5 km ke arah barat dari Pendopo Kabupaten Jepara. Obyek
wisata ini berada di kelurahan Bulu kecamatan Jepara dan merupakan obyek wisata alam yang
menjadi dambaan wisatawan.
Berbagai sarana pendukung seperti dermaga, sebagian aquarium Kura-kura, motel, permainan
anak-anak (komedi putar, mandi bola, perahu arus), dan lain-lain telah tersedia untuk para
pengunjung. Suasana di sekitar pantai yang cukup sejuk memang memberikan kesan tersendiri
buat pengunjung, sehingga tempat ini sangat cocok untuk rekreasi keluarga atau acara santai
lainnya.

Pantai Kartini menduduki peringkat pertama apabila dilihat dari jumlah pengunjungnya. Hal ini
karena pantai Kartini yang mempunyai luas sekitar 3,5 hektar ini memiliki potensi alam berupa
pemandangan pantai yang indah, ombak yang kecil dengan pasir putihnya, serta topografi pantai
yang landai. Selain dapat menikmati indahnya pantai Kartini, kita dapat juga menikmati naik
perahu atau kapal motor menuju pulau Panjang atau pulau Karimunjawa. Sementara disekitar
pantai Kartini kita dapat menikmati berbagai fasilitas.

6) Nama Penghargaan
Kartini Award adalah kegiatan tahunan organisasi yang dibentuk pada tahun 1995, bagi para
wanita yang telah melakukan hal-hal inspiratif dalam kehidupannya. Tahun ini ada 7 perempuan
inspiratif yang menerima penghargaan WITT-Kartini Award 2014.

7) Nama Jalan di Belanda


*Utrecht: Di Utrecht Jalan R.A. Kartini atau Kartinistraat merupakan salah satu jalan utama,
berbentuk 'U' yang ukurannya lebih besar dibanding jalan-jalan yang menggunakan nama tokoh
perjuangan lainnya seperti Augusto Sandino, Steve Biko, Che Guevara, Agostinho Neto.

*Venlo: Di Venlo Belanda Selatan, R.A. Kartinistraat berbentuk 'O' di kawasan Hagerhof, di
sekitarnya terdapat nama-nama jalan tokoh wanitaAnne Frank dan Mathilde Wibaut.

*Amsterdam: Di wilayah Amsterdam Zuidoost atau yang lebih dikenal dengan Bijlmer, jalan
Raden Adjeng Kartini ditulis lengkap. Di sekitarnya adalah nama-nama wanita dari seluruh dunia
yang punya kontribusi dalam sejarah: Rosa Luxemburg, Nilda Pinto, Isabella Richaards.

*Haarlem: Di Haarlem jalan Kartini berdekatan dengan jalan Mohammed Hatta, Sutan Sjahrir dan
langsung tembus ke jalan Chris Soumokilpresiden kedua Republik Maluku Selatan.
Berikut bukti mengenai jejak keturunan Kartini

Tulisan ini disadur dari sebuah halaman blog mengenai hal yang bersangkutan :
“……. yang menggerakkan saya untuk menulis artikel ini adalah karena saya telah menikah selama
hampir 7 (tujuh) tahun dengan salah satu keturunan RA. Kartini dan K.R.M. Adipati Ario Singgih
Djojo Adhiningrat, seorang bupati dari Rembang. Yuppp.. seperti model keluarga Jawa pada
umumnya, pertemuan keluarga rutin diadakan tiap bulan di rumah keturunan Beliau. Apalagi
menjelang tanggal 21 April seperti ini, biasanya akan dikirimkan utusan keluarga dari berbagai
daerah untuk khusus nyekar ke makam Beliau di Rembang……..” ;
Ketika tengah mencari info tentang silsilah dan keturunan R.A. Kartini, kami temukan paragraf di
atas yang merupakan petikan dari alamat situs http://mubarika-darmayanti.com/1303/ra-kartini-
1001-perempuan-yang-berpengaruh-di-dunia-sosialmedia/ . Ya, Mubarika Darmayanti seorang
blogger Indonesia mengaku bahwa dia telah menjadi bagian keluarga besar R.A. Kartini sejak 7
tahun yang lalu. Menilik beberapa temuan yang ada, kami rasa Mubarika Darmayanti bukanlah
seorang pembual.
Dari sumber artikel ke [2] yang menceritakan kepada kita sedikit kisah tentang Singgih/ RM
Soesalit (keturunan semata wayang dari R.A Kartini) sebagai berikut : “… RM Soesalit pernah
menjabat sebagai Panglima Divisi III/ Diponegoro di kota Yogyakarta dan Magelang ( periode 1
Oktober 1946 – 1 Juni 1948) dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal. RM Soesalit menikahi Gusti
Bendoro A.A Moerjati, putri Susuhunan Paku Buono IX dan mempunyai dua putri yaitu R.A
Srioerip dan R.A Sri Noerwati (putra pertama meninggal dan istri RM Soesalit meninggal saat
melahirkan putri kedua). Dalam perjalanan waktu, RM Soesalit memperistri Ray. Loewiyah
Soesalit DA dan mempunyai Putra tunggal, yaitu : RM. Boedi Setiyo Soesalit (cucu RA Kartini)
yang menikahi Ray. Sri Biatini Boedi Setio Soesalit. Dari pernikahan itu dikarunia 5 orang anak
(cicit dari R.A Kartini) yakni: RA. Kartini Setiawati Soesalit, RM. Kartono Boediman Soesalit,RA
Roekmini Soesalit, RM. Samingoen Bawadiman Soesalit, dan RM. Rahmat Harjanto Soesalit.
Mayjen RM Soesalit Djojo Adiningrat sendiri meninggal di sebuah ruangan di bangsal Pavilliun
Rumah Sakit RSPAD pada 17 Maret 1962, tepat jam 05.30 WIB, di makamkan di desa Bulu,
Rembang dekat dengan makam ibundanya RA Kartini. Tepat tanggal 21 April 1979, alm Mayjen
RM Soesalit Djojo Adiningrat mendapat anugerah dari Pemerintah Republik Indonesia berupa
Tanda Kehormatan Bintang Gerilya… ”
Itulah salah satu bukti bahwa hingga saat ini masih ada keturunan/keluarga asli dari Raden Ajeng
Kartini.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang tahu menghargai jasa-jasa para pahlawannya.”
“Agama harus menjaga kita daripada berbuat dosa, tetapi berapa banyaknya dosa diperbuat
orang atas nama agama itu - (R.A Kartini).”
“Tiada awan di langit yang tetap selamanya. Tiada mungkin akan terus-menerus terang cuaca.
Sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa keindahan. Kehidupan manusia serupa alam. -
R. A. Kartini ”
“Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas, tidak akan
sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya. - R. A. Kartini.”
“Tahukah engkau semboyanku? Aku mau! Dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali
mendukung membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata "Aku tiada dapat!"
melenyapkan rasa berani. Kalimat "Aku mau!" membuat kita mudah mendaki puncak gunung. -
R. A. Kartini.”
“Dan biarpun saya tiada beruntung sampai ke ujung jalan itu, meskipun patah di tengah jalan,
saya akan mati dengan merasa berbahagia, karena jalannya sudah terbuka dan saya ada turut
membantu mengadakan jalan yang menuju ke tempat perempuan Bumiputra merdeka dan berdiri
sendiri. - R. A. Kartini”
Penghargaan R.A. Kartini

 Tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan


 Setiap tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian
dikenal sebagai Hari Kartini
 Namanya dijadikan nama jalan di beberapa kota di Belanda. Seperti di Utrecht, Venlo,
Amsterdam, Haarlem

Seperti itulah ulasan biografi R.A. Kartini tokoh pahlawan kemerdekaan inspirasi para wanita dari
Jepara yang sempat BiografiPahlawan.com bagikan kepada pembaca. Semoga dengan hadirnya
biografi diatas dapat membantu pembaca dalam mengenal lebih dalam sosok R.A. Kartini.

Profil Tuanku Imam Bonjol

Nama : Tuanku Imam Bonjol


Lahir : 1772, Bonjol, Pasaman, Sumatera Barat, Indonesia
Meninggal : 6 November 1864, Kota Manado, Indonesia
Makam : Desa Lotta Kec. Pineleng, Minahasa, Sulawesi Utara
Warga Negara : Indonesia
Ayah / Ibu : Bayanuddin / Hamatun
Agama : Islam

Biografi Tuanku Imam Bonjol


Ada banyak sekali pahlawan Indonesia yang harus kita kenang sejarahnya dan selalu kita
banggakan. Bangsa yang hebat adalah bangsa yang menghargai sejarahnya. Salah satu pahlawan
yang sangat berjasa untuk Indonesia adalah Tuanku Imam Bonjol. Nama asli dari tuanku imam
bonjol adalah Muhammad sahib atau Petto syarif. Ayah beliau merupakan seorang guru agama
yang bernama Buya nurdin. Ilmu agama yang beliau dapat juga dari ayahannya. Tuanku imam
bonjol merupakan seorang guru agama di daerah bonjol. Oleh karena itu namanya berubah
menjadi tuanku imam bonjol. Biografi tuanku imam bonjol, akan lebih dijelaskan lebih jauh
lagi diartikel dibawah ini.

Pada tahun 1821 terjadi perang padrie yang di pimpin oleh tuanku imam bonjol. Perang ini
merupakan perang antara kaum padre yang ingin belajar agama dengan baik dan benar melawan
kaum adat yang dimotori oleh pemerintahan Belanda. Dengan perlawanan yang keras dari kaum
padre membuat seluruh pasukan Belanda menjadi menyerah. Pada tahun 1824 pemerintahan
Belanda mengadakan perjanjian damai yang lebih dikenal dengan perjanjian masang. Tetapi
tidak membutuhkan waktu yang lama, perjanjian damai tersebut juga dilanggar sendiri oleh
pemerintahan Belanda. Cerita tentang pernah padrie dan perjanjian masang banyak diceritakan di
berbagai buku biografi Tuanku imam bonjol.

Pada saat Belanda melanggar perjanjian tersebut, rakyat padrie dan juga dari kaum adat akhirnya
sadar kalau semua hal tersebut hanya akan merugikan rakyat Sumatra barat dan membuat
Belanda dapat masuk ke daerah minangkabau. Akhirnya warga padrie dan kaum adat juga
melakukan perjanjian damai sendiri yang ditulis di plakat tabek patah. Pada tahun 1833 akhirnya
seluruh rakyat miangkabau sumatera barat bersatu untuk mengusir Belanda dari tanah mereka.
Akhirnya Belanda selama 3 tahun menyerah dna tidak dapat menguasai daerah bonjol yang
merupakan daerah incaran mereka. Jika membaca buku biografi tuanku imam bonjol, anda akan
tahu bagaimana perjuangan tuanku imam bonjol melawan penjajah Belanda.

Selanjutnya Belanda mengeluarkan pasukan lebih banyak yang lebih dikenal dengan pasukan
sepoys. Hampir 6000 pasukan Belanda mengepung seluruh daerah di bonjol. Akhirnya daerah
bonjol baru dapat direbut oleh Belanda pada 16 agustus tahun 1837. Tunaku imam bonjol
dibuang oleh Belanda ke daerah cianjur, kemudian pindah ke ambon dan akhirnya beliau pindah
ke lontan daerah manado. Beliau wafat pada tanggal 6 november tahun 1864 di pembuangan
terakhirnya yaitu di manado. Melihat semua perjuangan beliau di buku biografi tuanku imam
bonjol, memang sangat besar rasa cinta beliau terhadap Indonesia.

Rasa juang dan patriotisme yang sangat tinggi harus selalu kita junjung dari beliau. Beliau adalah
seorang pemimpin yang sangat baik, selain itu beliaulah yang mengajarkan tentang agama islam
di seluruh tanah minangkabau. Beliau tidak hanya mementingkan kehidupannya sendiri. beliau
juga memperjuangkan semua kepentingan rakyat dan benar-benar berjuang untuk mengusir
Belanda dari sumatera barat. Itulah sedikit cerita tentang biografi tuanku imam bonjol. Semoga
dapat dijadikan inspirasi.

Penghargaan Tuanku Imam Bonjol


 Pahlawan Nasional Indonesia SK Presiden RI Nomor 087/TK/Tahun 1973

Seperti itulah ulasan Biografi Tuanku Imam Bonjol salah satu tokoh pahlawan nasional
Indonesia dari Sumatera Barat yang sempat BiografiPahlawan.com bagikan kepada pembaca.
Semoga dengan hadirnya biografi diatas dapat membantu pembaca dalam mengenal lebih dalam
sosok Tuanku Imam Bonjol.
Profil Gajah Mada

Nama : Gajah Mada


Meninggal : 1364 *Belum teridentifikasi
Kebangsaan : Majapahit
Agama : Hindu
Ayah : Curadharmawyasa
Ibu : Nariratih

Biografi Gajah Mada


Siapa yang tidak mengenal Imperium besar nusantara Majapahit, sebuah kerajaan yang berpusat
di Trowolan Jawa Timur saat ini, merupakan salah satu kerjaan terbesar yang pernah berdiri di
nusantara selain kerajaan Sriwijaya. Majapahit merupakan kerjaan yang didirikan oleh Raden
Wijaya dan mengalami masa kejayaannya saat dipegang oleh Raja Hayam Wuruk dan memiliki
Mahapatih Gajah Mada, berbicara mengenai biografi Gajah Mada tentu tidak akan terlepas dari
kemegahan Imperium Majapahit begitu pula sebaliknya, kejayaan majapahit tidak bisa dilepaskan
dari tangan cakap dan ahli strategi militer Mahapatih Gajah Mada.

Gajah mada dilahirkan dari keluarga biasa, bukan dari kalangan militer dan bukan pula dari
kalangan bangsawan kerajaan Majapahit, ayahnya bernama Churadharmayasa dan ibunya
bernama Nariratih, kedua orang tuanya memutuskan untuk menempuh jalan spiritual dengan
menjadi pendeta dan berubah nama menjadi Curadharmayogi dan ibunya berganti nama menjadi
Patni Nariratih, memilih hidup menyepi dari hingar bingar kehidupan keduanya harus hidup
terpisah, meski hidup terpisah namun ibunda Gajah mada Nariratih setiap hari berkunjung ke
padepokan suaminya untuk membawa makanan, di saat seperti itu keduanya melanggar perjanjian
sebagai pendeta dan terpaksa meninggalkan padepokan dan hidup dihutan hingga melahirkan
Gajah Mada, biografi gajah mada tidak bisa dilepaskan dari asal-muasalnya.

Sumpah palapa yang menjadi janji sang mahapatih gajah mada merupakan titik balik kejayaan
imperium besar majapahit, sumpah yang berisi tentang janji maha patih gajah mada untuk
mempersatukan seluruh wilayah nusantara dibawah bendera Kerajaan Majapahit, Gajah Mada
sebenarnya hanya bernama mada, yang di ambil dari daerah asalnya, gelar gajah disematkan
setelah Mada menjadi patih menggantikan Arya Tadah atau Mpu Krewes, setelah sebelumnya
Gajah Mada menjabat sebagai komandan pasukan Bhayangkara yang berhasil memadamkan
pemberontakan yang dipimpin oleh Ra Kuti, biografi Gajah Mada akan lebih menarik jika anda
juga membaca sejarah berdirinya majapahit.

Biografi Gajah Mada ditulis oleh banyak sekali ilmuan dan sejarawan namun tidak ada satu pun
yang memiliki kesamaan, Gajah Mada melaksanakan janjinya yang disebut sumpah palapa, pada
sumpah tersebut Gajah Mada berjanji untuk tidak memakan makanan yang dibumbui dengan
rempah-rempah dalam bahasa lain diterjemahkan sebagai hidup bermewah-mewah, sebelum
menakhlukkan palembang, singapura, champa, ambon dan wilayah-wilayah lain di asia tenggara,
sehingga saat berdirinya kerajaan majapahit wilayah nusantara mencakup malaysia dan singapura.

Akhir karir Gajah Mada adalah saat terjadi perang bubat yang melibatkan antara pasukan yang
dipimpin Gajah Mada dengan pasukan yang membawa rombongan Kerajaan Siliwangi, Gajah
Mada melakukan kesalahan dengan menyerang Rombongan Kerajaan Siliwangi yang sebenarnya
hendak pergi ke Majapahit untuk melakukan upacara pernikahan. Prabu Hayam Wuruk
menggunakan strategi diplomasi dengan melamar putri kerajaan Siliwangi namun ditengah
perjalanan rombongan mereka di babat habis oleh pasukan Gajah Mada, dan hal ini membuat
Prabu Hayam Wuruk Marah besar. Sampai saat ini biografi Gajah Mada masihlah menjadi
misteri.

Profil Bung Tomo

Nama : Sutomo (Bung Tomo)


Lahir : Surabaya, Minggu, 3 Oktober 1920
Meninggal : Padang Arafah, Arab Saudi, 7 Oktober 1981 (umur 61 tahun)
Dikenal karena : Pahlawan Nasional Indonesia
Agama : Islam
Nama Orangtua : Kartawan Tjiptowidjojo
Pasangan : Sulistina Sutomo
Anak : 5
Biografi Bung Tomo
Masyarakat indonesia memperingati hari pahlawan pada sepuluh november, yang didasarkan pada
peperangan besar di Surabaya antara Indonesia melawan tentara NICA yang mendompleng sekutu,
peperangan yang bermula dari insiden pengibaran bendera belanda di hotel yamato ini berkembang
menjadi peperangan yang menumpahkan banyak darah dan merupakan peperangan paling besar
yang pernah dilakukan oleh pemerintah Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan, Indonesia
yang saat itu sudah merdeka dilecehkan oleh tentara sekutu yang ternyata membawa pasukan
belanda untuk merebut kembali indonesia dengan alasan melucuti tentara jepang dan
membebaskan tawanan perang, biografi bung tomo akan menceritakan sejarah berdarah tersebut.

Bung tomo yang memiliki nama lengkap Soetomo adalah laki-laki kelahiran Surabaya pada
tanggal 02 Oktober 1920, merupakan putra dari Kartawan Tjiptowidjojo terlahir dari keluarga
kelas menengah setengah priyayi, bung tomo juga menempuh pendidikan yang hampir setara
dengan anak-anak kompeni saat itu, padahal waktu itu sangat sulit mendapatkan akses pendidikan
bagi warga pribumi, bung tomo muda juga aktif mengikuti berbagai macam organisasi, salah
satunya adalah organisasi kepanduan bangsa indonesia yang juga merupakan organisasi cikal bakal
pramuka di indonesia, bung tomo sendiri mengatakan bahwa selama bergabung dengan organisasi
ini banyak sekali hal yang ia pelajari sebagai landasannya memperjuangkan negara indonesia,
mengetahui biografi bung tomo merupakan hal yang sangat penting untuk menumbuhkan rasa
nasionalisme generasi muda Indonesia.

Bung tomo juga memiliki karir yang cemerlang di segala bidang yang pernah bung tomo geluti,
diantaranya adalah sebagai jurnalist, bung tomo memiliki minat yang sangat tinggi terhadap dunia
jurnalistik pada masa mudanya, puncak karir bung tomo di dunia jurnalistik adalah menjadi
pemimpin redaksi pada kantor berita antara, membahas biografi bung tomo dengan pertempuran
sepuluh november yang sangat sengit tidak bisa terlepas dari peran ulama-ulama dan kyai-kyai di
jawa timur, diantaranya adalah KH. Wahab Chasbullah yang saat itu menjabat sebagai panglima
laskar Hizbullah yang berada di garis terdepan peperangan sepuluh november.

Selepas peperangan melawan penjajah bung tomo sempat terjun ke dunia politik dengan menjadi
menteri negara Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Veteran dan juga pernah menjabat sebagai
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi namun pada kenyataannya hati bung tomo tidak
terpuaskan dan seringkali merasa kecewa dengan keputusan-keputusan politik saat itu, biografi
bung tomo bisa sangat panjang jika membahas hal ini.

Bung tomo mengalami kekecewaan yang sangat mendalam terhadap model pemerintahan orde
baru yang di pimpin oleh soeharto, sehingga membuatnya menjadi lantang meneriakkan ketidak
adilan yang dilakukan oleh pemerintahan orde baru, sehingga pada puncaknya bung tomo sempat
dipenjara oleh pemerintah orde baru yang merasa khawatir dengan protes dan kritik yang
dilakukan oleh bung tomo, demikian biografi bung tomo semoga dapat meningkatkan rasa
nasionalisme kita.
“Merdeka atau mati !”
"Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin
secarik kain putih menjadi merah dan putih, selama itu kita tidak akan mau menyerah
kepada siapa pun juga."
“Kita tunjukkan bahwa kita adalah benar-benar orang yang ingin merdeka. Lebih baik kita
hancur lebur daripada tidak merdeka”

Karir Bung Tomo


 KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia)
 Gerakan Rakyat Baru
 Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Bersenjata/Veteran, 1955-1956
 Menteri Sosial Ad Interim, 1955-1956
 Anggota DPR yang mewakili Partai Rakyat Indonesia, 1956-1959
Penghargaan Bung Tomo
 Pahlawan Nasional

Seperti itulah ulasan biografi Bung Tomo pemuda indonesia kelahiran surabaya yang
sempat BiografiPahlawan.com bagikan kepada pembaca. Semoga dengan hadirnya biografi
diatas dapat membantu pembaca dalam mengenal lebih dalam sosok Bung Tomo.

Profil Pangeran Antasari

Nama : Pangeran Antasari


Lahir : 1797, Banjar, Kalimantan Selatan
Meninggal : 11 Oktober 1862 Bayan Begok, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah,
(umur 53)
Makam : Taman Makam Perang Banjar, Banjarmasin
Ayah : Pangeran Masud bin Pangeran Amir
Ibu : Gusti Khadijah binti Sultan Sulaiman

Biografi Pangeran Antasari


Pangeran antasari merupakan salah satu pahlawan nasional yang lahir pada tahun 1797 di daerah
kabupaten banjar, Kalimantan selatan. Beliau merupakan salah satu pahlawan nasional yang
menghabiskan hidupnya untuk mengusir Belanda dari Indonesia terutama di daerah banjar. Beliau
sangat khawatir melihat kekrisuhan yang terjadi di kerajaan banjar yang semakin dikuasai oleh
Belanda. Beliau diutus untuk melihat gerakan rakyat dan menghadapi berbagai hal untuk mulai
mengusir Belanda dari tanah banjar. Berikut beberapa kisah tentang biografi pangeran antasari
yang bisa kita teladani.

Pada tanggal 14 maret tahun 1862, pangeran antasari diberi sebuah gelar oleh pemimpin kesultanan
banjar pada waktu itu dengan gelar panembahan amirudin khalifatul mukminin. Nama awal beliau
bukanlah pangeran antasari tetapi gusti inu kartapati. Orang tua dari pangeran antasari adalah
pangeran mas'ud dan ibunya adalah Gusti hadijah. Pangeran antasari memiliki saudara perempuan
yang bernama ratu antasari. Adiknya menikah dengan seorang sultan yang bernama sultan muda
abdurahman. Tetapi suami adiknya meninggal terlebih dahulu sebelum mereka mempunyai
keturunan. Dalam biografi pangeran antasari, beliau tidak hanya dianggap sebagai kepala suku di
banjar. Tetapi diberbagai tempat lainnya di Kalimantan.

Pada saat itu kepemimpinan banjar di pimpin oleh sultan hidayatullah, tetapi kemudian sultan
hidayatullah diasingkan di cianjur oleh Belanda. Perjuangan selanjutnya diteruskan oleh pangeran
antasari. Pada saat itulah gelar panembahan amirudin khalifatul dicanangkan kepada pangeran
antasari yang berarti seorang pemimpin pemerintah, seorang panglima perang dan juga pemuka
agama. Dengan gelar tersebut, pangeran antasari menjadi terus berjuang untuk mengusir Belanda
dari banjar. Jika membaca buku biografi pangeran antasari, anda dapat mengetahui cerita ini lebih
detail.

Pada tanggal 25 april tahun 1859 pangeran antasari dan pasukannya menyerang tambang batu bara
milik pemerintahan Belanda. Setelah kejadian tersebut semakin banyak perpecahan peperangan
yang terjadi di kota banjar untuk melawan Belanda. Banyak sekali pos-pos Belanda yang diserang
oleh pangeran antasari dan pasukannya seperti di daerah martapura, tanah laut, tabalong dan masih
banyak lainnya. ada banyak sekali perang yang diceritakan dalam biografi pengeran antasari. Hal
ini semakin membuat Belanda memperbanyak pasukannya dan akhirnya pasukan pangeran
antasari mengubah benteng pertahanannya didaerah muara teweh.

Sudah berkali-kali pemerintahan Belanda menyuruh pangeran antasari untuk menyerah. Tetapi
beliau tidak pernah mau dan tetap ingin melawan Belanda. Pada tanggal 11 oktober tahun 1862
pangeran antasari meninggal dunia di tanah kampung bayan, bengkok karena sakit paru-paru dan
cacar yang dideritanya. Setelah terkubur hampir 91 tahun didaerah hulu sungai, akhirnya makam
pangeran antasari dipindahkan di daerah pemakaman pahlawan perang banjar, Banjarmasin. Itulah
beberapa cerita tentang biografi pangeran antasari yang tidak pernah menyerah untuk mengusir
Belanda.

Penghargaan Pangeran Antasari


 Gelar Pahlawan Nasional SK No. 06/TK/1968 di Jakarta, tertanggal 27 Maret 1968

Seperti itulah ulasan Biografi Pangeran Antasari salah satu tokoh pahlawan nasional Indonesia
dari Kalimantan Selatan yang sempat BiografiPahlawan.com bagikan kepada pembaca. Semoga
dengan hadirnya biografi diatas dapat membantu pembaca dalam mengenal lebih dalam sosok
Pangeran Antasari.
TUGAS

PPKN

SEPULUH PAHLAWAN LOKAL DAN NASIONAL

OLEH

ANDHIKA YUSA AL HAFIZ

KELAS 7J/05

SMP NEGERI 1 KOTA MOJOKERTO

2016-2017

Anda mungkin juga menyukai