Anda di halaman 1dari 41

Public Health Report Session (PHRS)

EVALUASI KINERJA PUSKESMAS KEBUN KOPI KOTA JAMBI


SEMESTER I TAHUN 2019

Disusun Oleh:

ELSA AULIA, S. Ked

G1A219054

Dosen Pembimbing:

dr. Hj. Yulinda Fetritura, M. Kes

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT / KOMUNITAS

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan
Public Health Report Session (PHRS) ini yang berjudul “Evaluasi Kinerja
Puskesmas Kebun Kopi Kota Jambi Semester I Tahun 2019”.
Adapun PHRS ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam
Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat/Komunitas.
Pada saat penulisan PHRS ini penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak baik
langsung maupun tidak langsung. Penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada dr. Hj. Imat Rahmatillah selaku Kepala Puskesmas Kebun Kopi Kota
Jambi yang telah menfasilitasi dalam penulis dalam pembuatan PHRS ini.
Penulis sadar bahwa PHRS ini terdapat banyak kekurangan. Untuk itu
penulis menghimbau agar para pembaca dapat memberikan saran dan kritik yang
membangun demi perbaikan tulisan ini.
Akhir kata penulis berharap agar PHRS ini dapat bermanfaat dan
memberikan sumbangan ilmu pengetahuan bagi pihak-pihak yang memerlukan.

Jambi, Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Tujuan Penulisan Makalah .......................................................... 3
1.3 Manfaat Penulisan Masalah ........................................................ 3
BAB II KEADAAN UMUM PUSKESMAS KEBUN KOPI ........................ 4
2.1 Gambaran Umum Wilayah KerjaPuskesmas Kebun Kopi ......... 4
2.2 Profil Puskesmas Kebun Kopi .................................................... 4
BAB III TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 7
3.1 Pengertian Evaluasi Kinerja Puskesmas ..................................... 7
3.2 Tujuan dan Manfaat Evaluasi Kinerja Puskesmas ...................... 8
3.3 Ruang Lingkup Evaluasi Kinerja Puskesmas ............................. 10
3.4 Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Puskesmas ................................... 11
3.5 Pedoman Pengumpulan Data ...................................................... 17
3.6 Pengolahan Data Evaluasi Kinerja Puskesmas ........................... 19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 22
4.1 Hasil Kinerja Cakupan Upaya Pelayanan Kesehatan Puskesmas
Kebun Kopi Semester I Tahun 2019 ........................................... 24
4.2 Hasil Kinerja Mutu Pelayanan Kesehatan Puskesmas
Kebun Kopi Semester I Tahun 2019 .......................................... 25
4.3 Hasil Kinerja Kegiatan Manajemen Puskesmas
Kebun Kopi Semester I Tahun 2019 ........................................... 25
4.4 Hasil Akhir Kinerja Puskesmas Kebun Kopi
Semester I Tahun 2019................................................................ 27
BAB V ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH ................................. 28
BAB VI PENUTUP ........................................................................................... 36
6.1 Kesimpulan ................................................................................. 36
6.2 Saran ............................................................................................ 37
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 38
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan
masyarakat maka telah dibangun Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat).1
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif, preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Fasilitas pelayanan
kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelanggarakan upaya
pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat.2
Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dinas kesehatan
kabupaten/kota, sehingga dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, akan
mengacu pada kebijakan pembangunan kesehatan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota bersangkutan.3 Adapun pelayanan kesehatan yang diberikan
puskesmas yaitu pelayanan promotif (upaya peningkatan kesehatan), pelayanan
preventif (upaya pencegahan), pelayanan kuratif (pengobatan), dan pelayan
rehabilitatif (upaya pemulihan kesehatan). Pembangunan kesehatan yang
dilaksanakan puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan
nasional, yang meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi orang yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya.4
Dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari Puskesmas Kebun Kopi mempunyai
visi, misi dan tata nilai puskesmas sebagai berikut :
Visi :
Menjadikan Puskesmas Kebun Kopi sebagai pusat pelayanan kesehatan yang
profesional dan berkualitas yang mengutamakan keselamatan pasien
Misi :
1. Meningkatkan administrasi kinerja Puskesmas
2. Meningkatkan SPM pemberi pelayanan
3. Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
4. Meningkatkan kerja sama lintas program dan lintas sektor

Tata Nilai Puskesmas Kebun Kopi:


KOPI MANIS
(Koordinasi, Profesional, Nyaman, Ikhlas dan Senyum)

Kegiatan pokok Puskesmas Kebun Kopi tetap melaksanakan Basic six atau 6
program pokok Puskesmas yaitu :
1. Promosi Kesehatan
2. Kesehatan Lingkungan
3. Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana
4. Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6. Upaya Pengobatan

Evaluasi Kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan


penilaian hasil kerja prestasi Puskesmas tahunan. Dengan adanya evaluasi tersebut
dapat dilakukan analisa tingkat puskesmas berdasarkan rincian nilainya, sehingga
urutan pencapaian kinerjanya dapat diketahui, serta dapat dilakukan pembinaan
secara lebih mendalam dan terfokus. 1
Untuk mengetahui tingkat kinerja puskesmas, maka masing–masing
puskesmas wajib untuk menyusun laporan kinerja puskesmas melalui proses
pelaksanaan kegiatan evaluasi kinerja puskesmas sesuai pedoman yang
dikeluarkan oleh Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Depkes RI. Sehingga dalam
hal ini Puskesmas Kebun Kopi telah menyusun Evaluasi Kinerja Puskesmas
semester I tahun 2019 yang akan dibahas dalam makalah ini.
1.2 Tujuan Penulisan Makalah
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tingkat
kinerja Puskesmas Kebun Kopi Kota Jambi Semester I tahun 2019

1.2.2 Tujuan Khusus


Tujuan khusus dari penulisan makalah ini, adalah :
1. Mengetahui gambaran tingkat pencapaian hasil kinerja cakupan
pelayanan Puskesmas Kebun Kopi Kota Jambi Semester I tahun 2019
2. Mengetahui gambaran tingkat pencapaian hasil kinerja mutu pelayanan
Puskesmas Kebun Kopi Kota Jambi Semester I tahun 2019
3. Mengetahui gambaran tingkat pencapaian hasil kinerja kegiatan
manajemen Puskesmas Kebun Kopi Kota Jambi Semester I tahun 2019
4. Mengetahui tingkat kinerja Puskesmas Kebun Kopi Kota Jambi
Semester I tahun 2019 berdasarkan urutan peringkat kategori
kelompok Puskesmas

1.3 Manfaat Penulisan Makalah


Manfaat dari penulisan makalah ini, adalah :
1. Bagi Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Senior
Menambah wawasan mahasiswa dan sebagai salah satu syarat pelaksanaan
kepaniteraan klinik senior di bagian Ilmu Kedokteran Komunitas/Keluarga
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.
2. Bagi Puskesmas Kebon Kopi
Puskesmas Kebon Kopi dapat melakukan identifikasi dan analisis
masalah, mencari penyebab dan latar belakang serta hambatan masalah
kesehatan di wilayah kerjanya.
3. Bagi Dinas Kesehatan Kota Jambi
Dinas Kesehatan Kota Jambi dapat menetapkan kebutuhan sumber daya
Puskesmas dan menentukan urgensi pembinaan Puskesmas.
BAB II
KEADAAN UMUM PUSKESMAS KEBUN KOPI

2.1 Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas Kebon Kopi


2.1.1 Data Geografis
Puskesmas Kebon Kopi terletak di Kecamatan Jambi Selatan yang
merupakan wilayah kerja Kota Jambi. Wilayah kerja Puskesmas Kebon Kopi
terdiri dua kelurahan, yaitu:
1. Kelurahan Thehok Luas wilayah : 660 Ha
2. Kelurahan Pasir Putih Luas wilayah : 114 Ha
Luas wilayah kerja Puskesmas Kebon Kopi 660+114 = ±774 Ha dengan batas-
batas wilayah kerja adalah:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Tambak Sari.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Kenali Asam Atas.
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Paal Merah dan Talang Bakung.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Kebun Handil dan Paal V.

2.1.2 Data Demografis


Puskesmas Kebon Kopi mempunyai wilayah kerja sebanyak dua kelurahan
dengan distribusi penduduk per wilayah kerja terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.1 Distribusi Penduduk perwilayah kerja Puskesmas Kebon Kopi
No Kelurahan Jumlah RT Jumlah Penduduk
1 Kelurahan Thehok 40 RT 17580
2 Kelurahan Pasir Putih 28 RT 12063
Total 68 RT 29643

2.2 Profil Puskesmas Kebun Kopi


2.2.1 Sejarah Puskesmas Kebun Kopi
Puskesmas Kebun Kopi berdiri tahun 1988 dengan nama Puskesmas
Inpres/1988. Puskesmas Kebun Kopi berada bersama 4 Puskesmas lainnya dalam
Kecamatan Jambi Selatan. Keberadaannya sebenarnya kurang strategis karena
letaknya di pinggiran wilayah kerja Puskesmas dan berbatasan langsung dengan
puskesmas Kebon Handil Kelurahan Handil Jaya Kecamatan Jelutung, sehingga
penduduk diujung wilayah kerja Puskesmas Kebun Kopi berobat ke puskesmas
lain yang dekat dengan tempat tinggal mereka.
Pada tanggal 1 April Tahun 2016 puskesmas ada pemekaran menjadi dua
wilayah kerja yaitu 1 kelurahan Thehok 2 kelurahan pasir putih dibawah naungan
Puskesmas Kebun Kopi.

2.2.2 Sarana Pelayanan Kesehatan


Fasilitas kesehatan yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Kebun Kopi
adalah 1 buah Puskesmas rawat jalan Kebun Kopi, 3 puskesmas pembantu (Pustu
Thehok, Pustu Pasir Putih dan Pustu Wahyu), 13 posyandu di kelurahan Thehok,
10 posyandu di kelurahan Pasir Putih dan 1 POSKESDES.
Puskesmas Kebon Kopi adalah puskesmas non rawat inap yang memiliki
ruangan-ruangan tempat pelayanan kesehatan, yang dijabarkan di bawah ini:
1. Lantai 1 : Ruang Pendaftaran dan Rekam Medik, Ruang Farmasi, Ruang
MTBS, Ruang Tindakan, Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut, Ruang
Pemeriksaan Umum dan Usila, Laboratorium, Ruang KIA, Ruang Imunisasi,
Ruang Konseling Gizi, Bagian Informasi, dan Gudang Sampah Medis.
2. Lantai 2 : Ruang Administrasi dan Kantor, Ruang Kepala Puskesmas,
Ruang Rapat, Ruang Akreditasi, Ruang Promkes dan Kesling,
Ruang KB dan IVA test, Musholla dan Gudang Umum.
Selain itu, Puskesmas Kebun Kopi juga mempunyai 1 buah Ambulans/PUSLING.

2.2.3 Ketenagaan
Tabel 2.2 Distribusi Tenaga Kesehatan Puskesmas Kebon Kopi Kota Jambi
Ketenagaan Puskesmas
Dokter Umum 3
Dokter Gigi 1
SKM 1
S1 Komputer 1
DIV Bidan 1
D3 Keperawatan 8
D3 Bidan 21
D3 Farmasi 3
D3 Analisis 1
D3 Kes Gigi 2
D3 Gizi 1
D3 Kesling 2
Perawat/SPK 1
SMF 1
SMAK 1
SPRG 1
SPPH 1
SLTA Umum 1
LCPK-SLTA 2
Jumlah 53
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengertian Evaluasi Kinerja Puskesmas


Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) atau yang disebut dengan Evaluasi
Kinerja Puskesmas (EKP) adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil
kerja/ prestasi Puskesmas. Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat Puskesmas,
sebagai instrumen mawas diri karena setiap Puskesmas melakukan penilaian
kinerjanya secara mandiri, kemudian dinas kesehatan kabupaten/kota melakukan
verifikasi hasilnya. Adapun aspek penilaian meliputi hasil pencapaian cakupan
dan manajemen kegiatan termasuk mutu pelayanan1.
Berdasarkan hasil verifikasi, dinas kesehatan kabupaten / kota bersama
Puskesmas dapat menetapkan Puskesmas ke dalam kelompok (I,II,III) sesuai
dengan pencapaian kinerjanya. Pada setiap kelompok tersebut, dinas kesehatan
kabupaten/ kota dapat melakukan analisa tingkat kinerja Puskesmas berdasarkan
rincian nilainya, sehingga urutan pencapaian kinerjanya dapat diketahui, serta
dapat dilakukan pembinaan secara lebih mendalam dan terfokus.1

3.2 Tujuan dan Manfaat Evaluasi Kinerja Puskesmas


Tujuan dari Evaluasi Kinerja Puskesmas yaitu1:
a. Umum
Tercapainya tingkat kinerja Puskesmas yang berkualitas secara optimal
dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten/
kota.
b. Khusus
1) Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu
kegiatan serta manajemen Puskesmas pada akhir tahun kegiatan.
2) Mengetahui tingkat kinerja Puskesmas pada akhir tahun berdasarkan
urutan peringkat kategori kelompok Puskesmas.
3) Mendapatkan informasi analisis kinerja Puskesmas dan bahan masukan
dalam penyusunan rencana kegiatan Puskesmas dan dinas kesehatan
kabupaten/ kota untuk tahun yang akan datang.

Manfaat Evaluasi Kinerja Puskesmas, yaitu1:


1) Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian (prestasi) kunjungan
dibandingkan dengan target yang harus dicapainya.
2) Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari
penyebab dan latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah
kerjanya berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerjaPuskesmas
(out put dan out come).
3) Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/ kota dapat menetapkan tingkat
urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan
datang berdasarkan prioritasnya.
4) Dinas kesehatan kabupaten/ kota dapat menetapkan dan mendukung
kebutuhan sumberdaya Puskesmas dan urgensi pembinaan Puskesmas.

3.3 Ruang Lingkup Evaluasi Kinerja Puskesmas


Ruang lingkup evaluasi kinerja Puskesmas meliputi penilaian pencapaian
hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan, manajemen Puskesmas dan mutu
pelayanan. Penilaian terhadap kegiatan upaya kesehatan wajib Puskesmas yang
telah ditetapkan di tingkat kabupaten/ kota dan kegiatan upaya kesehatan
pengembangan dalam rangka penerapan ketiga fungsi Puskesmas yang
diselenggarakan melalui pendekatan kesehatan masyarakat.1
Sesuai dengan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan di Daerah, maka
kabupaten/ kota dapat menetapkan dan mengembangkan jenis program kesehatan
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang sudah diukur dengan kemampuan
sumberdaya termasuk ketersediaan dan kompetensi tenaga pelaksananya, dengan
tetap memperhatikan arahan dan kebijakan tingkat propinsi dan pusat, yang
dilandasi oleh kepentingan daerah dan nasional termasuk konsensus global/
kesepakatan dunia (antara lain penanggulangan penyakit polio, TBC, malaria,
diare, kusta, dan lain-lain).1
Puskesmas yang telah melaksanakan upaya kesehatan pengembangan baik
berupa penambahan upaya maupun suatu upaya kesehatan inovasi, tetap
dilakukan penilaian. Hasil kegiatan (output atau outcome) yang dilakukan
Puskesmas merupakan nilai tambah dalam penilaian kinerjanya dan tetap harus
diperhitungkan sesuai dengan kesepakatan.1
Apabila upaya kesehatan pengembangan tersebut merupakan kebutuhan
daerah yang telah didukung dengan ketersediaan dan kemampuan sumberdaya di
daerah yang bersangkutan maka dimungkinkan untuk dikembangkan secara lebih
luas di seluruh Puskesmas dalam suatu wilayah kabupaten/ kota. Oleh karenanya,
kegiatan tersebut sudah harus diperhitungkan untuk dilakukan penilaian di seluruh
Puskesmas.1
Dengan pendekatan demikian maka penilaian pelaksanaan kegiatan untuk
masing-masing Puskesmas kemungkinan “tidak lagi sama di seluruh Puskesmas“,
melainkan hanya berdasarkan “kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh
Puskesmas yang bersangkutan”. Sedangkan kegiatan-kegiatan pengembangan
yang belum menjadi kegiatan utama di kabupaten/ kota, hanya akan dilakukan
oleh Puskesmas tertentu saja di kabupaten/ kota yang bersangkutan.
Secara garis besar lingkup penilaian kinerja Puskesmas tersebut berdasarkan
pada upaya-upaya Puskesmas dalam menyelenggarakan :1,3
1. Pelayanan kesehatan yang meliputi :1,3
a. Upaya Kesehatan Wajib sesuai dengan kebijakan nasional, dimana
penetapan jenis pelayanannya disusun oleh dinas kesehatan kabupaten/
kota.
b. Upaya Kesehatan Pengembangan antara lain penambahan upaya kesehatan
atau penerapan pendekatan baru (inovasi) upaya kesehatan dalam
pelaksanaan pengembangan program kesehatan yang dilaksanakan di
Puskesmas.
2. Pelaksanaan manajemen Puskesmas dalam penyelenggaraan kegiatan,
meliputi :1
a. Proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan lokakarya mini dan
pelaksanaan penilaian kinerja,
b. Manajemen sumber daya termasuk manajemen alat, obat, keuangan, dll.
3. Mutu pelayanan Puskesmas, meliputi :1,3
a. Penilaian input pelayanan berdasarkan standar yang ditetapkan.
b. Penilaian proses pelayanan dengan menilai tingkat kepatuhannya terhadap
standar pelayanan yang telah ditetapkan.
c. Penilaian output pelayanan berdasarkan upaya kesehatan yang
diselenggarakan, di mana masing-masing program/kegiatan mempunyai
indikator mutu tersendiri.
d. Penilaian outcome pelayanan antara lain melalui pengukuran tingkat
kepuasan pengguna jasa pelayanan Puskesmas dan pencapaian target
indikator outcome pelayanan.
Belum semua kegiatan pelayanan yang dilaksanakan di Puskesmas dapat
dinilai tingkat mutunya, baik dalam aspek input, proses, out-put maupun out-
comenya, karena indikator dan mekanisme untuk penilaiannya belum ditentukan.
Sehingga, secara keseluruhan tidak akan diukur dalam penilaian kinerja, akan
tetapi dipilih beberapa indikator yang sudah ada standar penilaiannya.1
Untuk beberapa jenis kegiatan tertentu, Puskesmas dapat memperoleh
bantuan teknologi ataupun tenaga dari Puskesmas sekitarnya atau tingkat
kabupaten/ kota (sebagai contoh: dalam situasi emergensi/ KLB, pelayanan
kesehatan di daerah tertinggal, perbatasan, transmigrasi, komunitas adat terpencil,
dll) maka peran perbantuan dapat diabaikan, sehingga hasilnya dapat
diperhitungkan sebagai kegiatan Puskesmas.1
Komponen input sumberdaya dan lingkungan tidak termasuk dalam variabel
penilaian, akan tetapi kedua komponen tersebut dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam proses penyusunan rencana dan penetapan besaran target
Puskesmas. Selanjutnya dalam melakukan analisa permasalahan/ kesenjangan
kegiatan Puskesmas, maka komponen input sumberdaya dan lingkungan
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan baik dalam mencari penyebab masalah
maupun penetapan alternatif pemecahan masalah.1
3.4 Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Puskesmas
Pelaksanaan evaluasi kinerja puskesmas meliputi serangkaian kegiatan yang
dimulai sejak awal tahun anggaran pada saat penyusunan rencana pelaksanaan
kegiatan puskesmas. Selanjutnya dilakukan pengumpulan data yang dipantau dan
dibahas melalui forum Lokakarya Mini baik bulanan dengan lintas program di
dalam puskesmas maupun Lokakarya Mini tribulanan yang melibatkan lintas
sektor di kecamatan.1
Evaluasi kinerja puskesmas meliputi puskesmas dan jaringannya yaitu
puskesmas, puskesmas pembantu, bidan di desa serta berbagai UKBM dan upaya
pemberdayaan masyarakat lainnya. Sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota, maka pada proses pelaksanaannya tetap dibawah bimbingan dan
pembinaan dinas kesehatan kabupaten/kota. 1

1. Penetapan target Puskesmas


Target Puskesmas yaitu tolak ukur dalam bentuk angka nominal atau
persentase yang akan dicapai puskesmas pada akhir tahun. Penetapan besar target
setiap kegiatan yang akan dicapai masing-masing puskesmas bersifat spesifik dan
berlaku untuk puskesmas yang bersangkutan berdasarkan pembahasan bersama
antara dinas kesehatan kabupaten/kota dengan puskesmas pada saat penyusunan
rencana kegiatan puskesmas. 1
Target nasional perlu dijabarkan ke dalam target provinsi, kabupaten/kota dan
puskesmas secara tepat. Penetapan target puskesmas dengan mempertimbangkan :
a. Besarnya masalah yang dihadapi oleh masing-masing puskesmas.
b. Besarnya masalah yang dihadapi kabupaten/kota.
c. Keberhasilan tahun lalu dalam menangani masalah.
d. Kendala-kendala maupun masalah dalam penanganannya.
e. Ketersediaan sumber daya termasuk kemampuan sumber daya manusia tahun
yang akan datang.
f. Lingkungan fisik (faktor kesulitan geografis, iklim, transport, dan lain-lain) dan
non fisik (sosial budaya, tingkat pendapatan ekonomi masyarakat, pendidikan
masyarakat, dan lain-lain).
g. Target (sasaran) puskesmas yang sebenarnya. Puskesmas tidak dibebani untuk
menjangkau masyarakat di daerah yang bukan target sasarannya, kelompok
masyarakat yang tidak mungkin dijangkau karena kendala geografi
transportasi, dan lain-lain. Bila perhitungan target puskesmas dilaksanakan
secara cermat, teliti dan tepat, maka pencapaian hasilnya secara kumulatif akan
memberikan kontribusi pada pencapaian target kabupaten/kota dan tingkatan
administrasi di atasnya, sampai akhirnya target nasional dapat tercapai. 1

2. Pengumpulan data hasil kegiatan 1


a. Hasil kegiatan yang diperhitungkan adalah hasil kegiatan pada periode
waktu tertentu. Penetapan periode waktu penilaian ini dilakukan oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota bersama puskesmas. Sebagai contoh periode
waktu penilaian adalah bulan Januari sampai Desember. Penilaian kinerja
puskesmas merupakan salah satu simpul dari satu rangkaian kegiatan dalam
manajemen puskesmas. Oleh karena evaluasi kinerja adalah kegiatan untuk
menilai kinerja puskesmas berdasarkan rencana kegiatan yang telah disusun,
maka periode waktu penilaian disesuaikan/disinkronkan pula dengan
perencanaan.
b. Hasil kegiatan puskesmas di sini adalah puskesmas beserta jaringannya
yaitu puskesmas pembantu, puskesmas keliling dan bidan di desa serta hasil
pembinaan dan pemberdayaan masyarakat.
c. Data untuk menghitung hasil kegiatan diperoleh dari SP2TP dan pencatatan
hasil kegiatan yang ada atau dibuat puskesmas, tidak hanya terbatas pada
laporan SP2TP yang dikirim ke dinas kesehatan kabupaten/kota.

3. Pengolahan data
Cakupan hasil (output) dan hasil mutu dari kegiatan yang telah ditetapkan
untuk dilaksanakan di puskesmas, dihitung dengan membandingkan hasil yang
telah dicapai terhadap target standar yang telah ditetapkan. Penilaian akhir tingkat
kelompok puskesmas tidak lagi diperhitungkan berdasarkan nilai bobot. 1
4. Analisis hasil dan langkah pemecahan 1
a. Melakukan identifikasi masalah, kendala/hambatan dan penyebab serta latar
belakangnya dengan cara mengisi format analisa data dengan
mencantumkan kesenjangan hasil kegiatan pokok dan hasil kegiatan lainnya
yang terkait, input sumber daya pendukungnya, lingkungan sosial dan fisik
yang mempengaruhi serta proses pelaksanaannya.
b. Mencari alternatif dalam upaya penanggulangan/ pemecahan masalahnya.
c. Merumuskan langkah-langkah pemecahan masalah dengan memperhatikan
arahan dan rencana pengembangan di dalam wilayah kabupaten/ kota
d. Merumuskan bentuk rencana usulan kegiatan tahun depan, sebagai bagian
dari kegiatan perencanaan Puskesmas.

5. Pelaksanaan penilaian 1
a. Di tingkat Puskesmas
1) Dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka mawas diri mengukur
keberhasilan kinerjanya.
2) Kepala puskesmas membentuk tim kecil puskesmas untuk melakukan
kompilasi hasil pencapaian (output dan outcome).
3) Masing-masing penanggung jawab kegiatan melakukan pengumpulan
data pencapaian, dengan memperhitungkan cakupan hasil (output)
kegiatan dan mutu bila hal tersebut memungkinkan.
4) Hasil yang telah dicapai, masing-masing penanggung jawab kegiatan
melakukan analisis masalah, identifikasi kendala/hambatan, mencari
penyebab dan latar belakangnya, serta mengenali faktor-faktor
pendukung dan penghambat.
5) Bersama-sama, tim kecil puskesmas menyusun rencana pemecahannya
dengan mempertimbangkan kecenderungan timbulnya masalah
(ancaman) ataupun kecenderungan untuk perbaikan (peluang) dengan
metoda analisis sederhana maupun analisa kecenderungan dengan
menggunakan data yang ada.
6) Hasil perhitungan, analisa data, dan usulan rencana pemecahannya
dilaporkan ke dinas kesehatan kabupaten/kota.

b. Di tingkat Kabupaten/ Kota


1) Menerima rujukan/ konsultasi puskesmas dalam melakukan perhitungan
hasil kegiatan, menganalisa data, dan membuat pemecahan masalah.
2) Memantau dan melakukan pembinaan sepanjang tahun pelaksanaan
kegiatan puskesmas berdasarkan urutan prioritas masalah.
3) Melakukan verifikasi hasil perhitungan akhir kegiatan puskesmas dan
bersama dengan puskesmas menghitung dan menetapkan kelompok
peringkat kinerja puskesmas.
4) Melakukan verifikasi analisa data dan pemecahan masalah yang telah
dibuat puskesmas dan membuat rencana usulan kegiatan berdasarkan
kesepakatan bersama dengan puskesmas.
5) Mengirim umpan balik ke puskesmas dalam bentuk penetapan kelompok
puskesmas, penilaian hasil kinerja puskesmas dan rencana usulan
kegiatan puskesmas.
6) Penetapan target dan dukungan sumber daya masing-masing puskesmas
berdasarkan penilaian hasil kinerja puskesmas dan rencana usulan
kegiatan tahun depan.

6. Langkah Pelaksanaan Evaluasi


Tabel 3.1. Langkah Pelaksanaan Evaluasi di Puskesmas 1
No Kegiatan
I Pra Evaluasi Kinerja Puskesmas
a. Pemantauan hasil kegiatan secara periodik bulanan/ triwulan dan
konsultasi ke kabupaten/ kota, dalam rangka mencapai target cakupan dan
mutu hasil kegiatan Puskesmas pada akhir tahun.
II Evaluasi Kinerja Puskesmas
a. Pengumpulan data dan pengolahan data hasil kegiatan (dari data bulanan/
triwulan).
b. Konsultasi, pembinaan dan bimbingan dari dinas kesehatan kabupaten/
kota.
c.
Memberikan laporan perhitungan kinerja Puskesmas kepada dinkes
kabupaten/ kota, dan membahas keterkaitannya dengan verifikasi data dan
d. perhitungannya.

e. Menerima umpan balik nilai akhir kinerja Puskesmas, berikut penjelasan


dalam perbaikan perhitungan bilamana terjadi kesalahan.
Menyajikan hasil akhir hasil perhitungan cakupan dan mutu kegiatan,
dalam bentuk grafik sarang laba-laba, ataupun cara penampilan lainnya.
III Pasca Evaluasi Kinerja Puskesmas
a. Menganalisis masalah dan kendala, merumuskan pemecahan masalah,
rencana perbaikan sekaligus rencana usulan kegiatan tahun yang akan
datang.
b.
Menerima informasi dari kabupaten/ kota tentang rencana anggaran yang
mungkin akan diterima masing-masing Puskesmas dengan membahas
rancangan kegiatan, besarnya target, besarnya biaya dan kebutuhan
c. sumber daya lain yang diperlukan, dan jadwal kegiatan bersama dinas
kesehatan kabupaten/ kota.
d.
Bersama tim perencanaan Puskesmas menyusun rencana pelaksanaan

e. kegiatan (RPK) Puskesmas untuk tahun berjalan.


Membahas rencana kegiatan yang melibatkan unsur lintas sektor terkait,

f. untuk keterpaduan.
Mendiseminasikan informasi sekaligus membagi tugas dan tanggung
jawab untuk kegiatan tahun yang akan dilaksanakan, dalam forum
g. pertemuan lokakarya tahunan Puskesmas.
Menyelenggarakan pertemuan dengan lintas sektor terkait di kecamatan,
untuk mendiseminasikan rencana kegiatan Puskesmas yang ada kaitannya
dengan lintas sektor di tingkat kecamatan.
Mempersiapkan seluruh pelayanan Puskesmas untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan

Tabel 3.2. Waktu pelaksanaan penilaian oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 1


No. Kegiatan
I Pra Evaluasi Kinerja Puskesmas
a. Pemantauan penyelenggaraan kegiatan Puskesmas dan hasilnya untuk
periode waktu tertentu dan pembinaan dalam rangka mendorong
pencapaian cakupan hasil kegiatan Puskesmas.
II Evaluasi Kinerja Puskesmas
a. Menerima konsultasi dari/ pembinaan dan bimbingan kepada Puskesmas.
b. Menerima laporan perhitungan penilaian kinerja dari Puskesmas,
melakukan verifikasi atas data dan perhitungan Puskesmas.
c.
Memberikan umpan balik nilai akhir penilaian kinerja Puskesmas sesuai

d. dengan urutan peringkat dalam kelompok masing-masing Puskesmas


Menyajikan hasil kinerja semua Puskesmas di kab/kota, berdasarkan
urutan peringkat dalam kelompoknya, sebaiknya dalam bentuk grafik
batang (bar-chart).
III Pasca Evaluasi Kinerja Puskesmas
a. Menganalisis masalah dan kendala yang dihadapi Puskesmas dan
kabupaten, serta merumuskan pemecahan masalah, rencana perbaikan
sekaligus rencana kegiatan tingkat kab/kota tahun yang akan datang,
memberikan arahan kebijaksanaan dan rencana pengembangan tahun

b. yang akan datang kepada Puskesmas, berikut target kabupaten/ kota dan
rancangan pembagiannya untuk semua Puskesmas.

c. Membahas rancangan kegiatan, besarnya target, besarnya biaya yang


diperlukan, dan jadwal kegiatan bersama Puskesmas.
Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan tk. Kabupaten/ kota, baik dalam
kegiatannya sendiri maupun rencana pembinaan kepada Puskesmas.
Catatan : Waktu pelaksanaan ditetapkan oleh masing-masing Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota bersama puskesmas.
3.5 Pedoman Pengumpulan Data
Kepala Puskesmas bertanggung jawab dalam proses pengumpulan data.
Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan oleh penanggung jawab masing-masing
kegiatan/program dibantu oleh staf puskesmas lainnya dengan tetap memegang
1
prinsip kerjasama tim. Pengumpulan data dilaksanankan dengan memasukkan
data hasil kegiatan puskesmas tahun 2019 (Januari s/d Juni 2019) dengan variabel
dan sub variabel yang terdapat dalam forum evaluasi kinerja puskesmas tahun
2019.

a. Cara pengumpulan data 1


Sesuai dengan fungsi Puskesmas, maka data untuk evaluasi kinerja
puskesmas dapat berasal dari puskesmas dan jaringannya maupun data yang
dikumpulkan dari lintas sektor terkait serta masyarakat. Pelaksanaan
pengumpulan data dibahas dalam forum lokakarya mini Puskesmas maupun
pertemuan lintas sektor kecamatan untuk mendapatkan masukan dan dukungan
dari unit terkait.
Adapun cara pengumpulan data, antara lain melalui:
1. Data dalam pencatatan dan pelaporan puskesmas (SP2TP / SP3)
2. Pemeriksaan/pengecekan catatan/notulen
3. Pengumpulan data melalui survei sederhana

b. Jenis data 1
Data yang dikumpulkan untuk perhitungan adalah hasil kegiatan yang
dilaksanakan oleh puskesmas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan di
puskesmas dan jaringannya, yang terdiri atas :
1. Data pencapaian hasil kegiatan puskesmas
2. Data pelaksanaan manajemen puskesmas
3. Data hasil pengukuran atau penilaian mutu pelayanan puskesmas
Data tentang keadaan dan kondisi di masyarakat, dimana puskesmas tidak
sepenuhnya berperan dalam pencapaian keberhasilannya, tidak diperhitungkan
dalam evaluasi kinerja puskesmas, misalnya :
1. Ketersediaan sarana air bersih, jamban keluarga dan jumlah pemakai air
bersih
2. Sumber daya (tenaga, dana, gedung, sarana transportasi dan peralatan) yang
tersedia di puskesmas
3. Kondisi lingkungan fisik dan non fisik antara lain geografis, luas wilayah,
kondisi jalan, keadaan penduduk.

c. Sumber Data 1
Sumber utama data yang dikumpulkan adalah catatan hasil kegiatan
puskesmas sesuai dengan sistem pencatatan pelaporan yang berlaku (SP2TP),
catatan hasil kegiatan program inovatif maupun hasil pengumpulan data
lainnya.

d. Variabel Penilaian 1
Ruang lingkup penilaian kinerja puskesmas dikelompokkan dalam 3
komponen penilaian, yaitu :
1. Komponen pelaksanaan pelayanan kesehatan yang terdiri dari :
(a) Upaya Kesehatan Wajib
Khusus untuk upaya kesehatan wajib, kegiatan utamanya sudah baku yaitu :
a) Upaya Promosi Kesehatan
b) Upaya Kesehatan Lingkungan
c) Upaya Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana
d) Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
e) Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
f) Upaya Pengobatan

(b) Upaya Kesehatan Pengembangan


Upaya Kesehatan Pengembangan ditetapkan puskesmas bersama Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan permasalahan, kebutuhan dan
kemampuan puskesmas. Upaya Kesehatan Pengembangan yang ada di
Puskesmas Kebun Kopi Tahun 2018 terdiri dari upaya kesehatan usia lanjut,
upaya kesehatan mata/pencegahan kebutaan, upaya kesehatan
telinga/pencegahan gangguan pendengaran, kesehatan jiwa, kesehatan
olahraga, pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi, perawatan
kesehatan masyarakat, bina kesehatan tradisional, dan bina kesehatan kerja.
2. Komponen manajemen puskesmas
3. Komponen mutu pelayanan puskesmas

3.6 Pengolahan Data Evaluasi Kinerja Puskesmas


Kegiatan pengolahan data meliputi: 1
1. Kegiatan untuk meneliti kelengkapan dan kebenaran data yang dikumpulkan
(cleaning and editing)
2. Kegiatan perhitungan khususnya untuk mendapatkan nilai keadaan dan
pencapaian hasil kegiatan puskesmas (calculating)
3. Kegiatan memasukan data dalam suatu tabulasi yang akan menjadi suatu
informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan (tabulating).

3.6.1 Metode Pengolahan Data


Penghitungan pencapain kinerja puskesmas memiliki tiga komponen
penilaian beserta kegiatan utama dan variabel–variabel yang perlu diolah, yaitu : 1
1. Komponen hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan puskesmas
Pada penghitungan hasil dalam kelompoknya masing-masing, perlu dihitung
hasil rata-rata secara bertingkat, sebagaimana tercantum dalam format
pengumpulan data dan perhitungannya.
2. Komponen manajemen puskesmas
Penilaian manajemen disesuaikan dengan kondisi masing masing variabel
yang sudah ditetapkan berdasarkan skala sumber daya.
3. Komponen mutu pelayanan Puskesmas
Penghitungan penilaian mutu pelayanan berdasarkan hasil cakupan yang
dikelompokkan pada skala-skala yang ditetapkan pada setiap variabel. Untuk
memperhitungkan cakupan maka angka target (T) merupakan pembagi
(denominator) terhadap pencapaian hasil kegiatan (H) dalam proses
pengolahan data. Cakupan diperoleh dengan menghitung pencapaian hasil
kegiatan dibagi dengan target (H/T) untuk setiap variabel.
Cara menghitung :
a) Evaluasi Penilaian Cakupan Kegiatan Yankes Cakupan sub variabel dan
variabel.
Cakupan sub variabel (SV) dihitung dengan membagi hasil pencapaian (H)
dengan target sasaran (T) dikalikan 100 atau
H
SV (%) = x 100%
T
Cakupan variabel (V) dihitung dengan menjumlah seluruh nilai sub
variabel ( ∑ SV ) kemudian dibagi dengan jumlah variabel (n) atau
∑ SV
V (%) =
n

Jadi nilai cakupan kegiatan Yankes adalah rerata per jenis kegiatan.
Kinerja cakupan pelayanan di kelompokkan sebagai berikut :
1) Kelompok I (kinerja baik) :
Tingkat pencapaian hasil ≥ 91 %
2) Kelompok II (kinerja cukup) :
Tingkat pencapaian hasil 81 – 90 %
3) Kelompok III (kinerja kurang) :
Tingkat pencapaian hasil ≤ 80 %

b) Evaluasi Kegiatan Manajemen Puskesmas


Evaluasi kegiatan manajemen puskesmas dikelompokkan menjadi 4
kelompok :
1) Manajemen Operasional Puskesmas
2) Manajemen alat dan obat
3) Manajemen keuangan
4) Manajemen ketenagaan
Penilaian kegiatan manajemen puskesmas dengan mempergunakan skala
nilai sebagai berikut:
- Skala 1 nilai 4
- Skala 2 nilai 7
- Skala 3 nilai 10
Nilai masing-masing kelompok manajemen adalah rata-rata nilai kegiatan
masing-masing kelompok manajemen.
- Skala 1 nilai 4
- Skala 2 nilai 7
- Skala 3 nilai 10

c) Cara Penilaian Mutu Pelayanan Puskesmas :


a. Nilai mutu dihitung sesuai dengan hasil pencapaian puskesmas dan
dimasukkan kedalam kolom yang sesuai
b. Hasil nilai skala di masukkan ke dalam kolom nilai akhir tiap variabel
c. Hasil rata-rata nilai variabel dalam satu komponen merupakan nilai
akhir mutu
d. Nilai mutu pelayanan dikelompokkan menjadi :
- Baik : Nilai rata-rata ≥ 8,5
- Cukup : Nilai 5,5 – 8,4
- Kurang : Nilai ≤ 5,5
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk mengetahui tingkat kinerja
puskesmas di wilayahnya, maka kinerja puskesmas akan dikelompokkan menjadi
3 kelompok puskesmas.
1. Kelompok I : Puskesmas dengan tingkat kinerja baik
2. Kelompok II : Puskesmas dengan tingkat kinerja cukup
3. Kelompok III : Puskesmas dengan tingkat kinerja kurang
Hasil Penilaian kinerja puskesmas dikirim ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota untuk ditindak lanjuti dan dibahas secara mandiri oleh
puskesmas pada mini lokakarya. 1
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Kinerja Cakupan Pelayanan Puskesmas Kebun Kopi Kota Jambi
Semester I Tahun 2019

Tabel 4.1 Rekapitulasi Cakupan Kegiatan Utama dan Pengembangan Puskesmas


Kebun Kopi Semester I Tahun 2019
NO JENIS KEGIATAN CAKUPAN
1 PROMOSI KESEHATAN 95.00
2 KESEHATAN LINGKUNGAN 82,05
3 KESEHATAN IBU DAN ANAK TERMASUK KB 75.00
4 UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 66.67
UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN
5 72.41
PENYAKIT MENULAR
6 UPAYA PENGOBATAN 100.00
7 UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN 54.42
NILAI RERATA 77.93
KRITERIA KURANG
Sumber: Data EKP Puskesmas Kebon Kopi 2019
Kriteria:
TINGKAT PENCAPAIAN HASIL ≥ 91 % BAIK
TINGKAT PENCAPAIAN HASIL 81 - 90 % CUKUP
TINGKAT PENCAPAIAN HASIL ≤ 80 % % KURANG
Grafik 4.1 Cakupan Kegiatan Utama Dan Pengembangan Puskesmas Kebun Kopi
Semester I Tahun 2019

Grafik 4.2 Sarang laba-laba Rekapitulasi Cakupan Kegiatan Utama Puskesmas


Kebun Kopi Semester I Tahun 2019

Dari Tabel 4.1 didapatkan bahwa nilai cakupan kinerja pelayanan kesehatan
Puskesmas Kebun Kopi Kota Jambi Semester I Tahun 2019 adalah 77,93%,
sehingga kinerjanya di kategorikan sebagai kurang. Grafik batang dan grafik
sarang laba-laba mengenai cakupan kegiatan utama dan pengembangan
puskesmas Kebun Kopi Kota Jambi Semester I Tahun 2019 menunjukkan bahwa
upaya pengobatan 100,00%, promosi kesehatan 95,00%, program kesehatan
lingkungan 82,05%, kesehatan ibu dan anak termasuk KB 75,00%, upaya
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular 72,41% dan perbaikan gizi
masyarakat 66,67%, serta program upaya kesehatan pengambangan 54,42%.

4.2 Hasil Kinerja Mutu Pelayanan Puskesmas Kebun Kopi Kota Jambi
Semester I Tahun 2019

Tabel 4.2 Hasil Kinerja Mutu Pelayanan Kesehatan Puskesmas Kebun Kopi
Semester I Tahun 2019

KURANG CUKUP BAIK NILAI


JENIS VARIABLE
NILAI = 4 NILAI = 7 NILAI = 10 HASIL
Drop Out pelayanan ANC
1 > 20 % 11 - 20 % ≤ 10 % 7.0
( K1 - K4 )
Persalinan oleh Tenaga
2 ≤ 70 % 71 - 80 % > 80 % 7.0
Kesehatan
Penanganan Komplikasi
3 < 20 % 21 - 50 % > 50 % 7.0
Obstetri
Error rate pemeriksaan
4 > 10 % 6 - 10 % ≤5% 7.0
BTA
Error rate pemeriksaan
5 > 10 % 6 - 10 % ≤5% 7.0
darah malaria
Kepatuhan terhadap
6 ≤ 50 % 51 - 80 % 81 - 100 % 7.0
standar ANC
Kepatuhan terhadap
7 standar pemeriksaan TB ≤ 50 % 51 - 80 % 81 - 100 % 7.0
Paru
Tingkat kepuasan pasien
8 terhadap pelayanan ≤ 50 % 51 - 80 % 81 - 100 % 7.0
Puskesmas
Penanganan Komplikasi
9 < 20 % 21 - 50 % > 50 % 7.0
Neonatal
NILAI RERATA 7.0
KRITERIA CUKUP
Sumber: Data EKP Puskesmas Kebon Kopi 2019
Kriteria:
NILAI AKHIR ≥ 8,5 BAIK
NILAI AKHIR 5,5 - 8,4 CUKUP
NILAI AKHIR < 5,5 KURANG

Grafik 4.3 Hasil Kinerja Mutu Pelayanan Kesehatan Puskesmas Kebun Kopi
Semester I Tahun 2019

Dari tabel 4.2 tersebut, diketahui bahwa hasil kinerja mutu pelayanan
kesehatan di Puskesmas Kebun Kopi Semester I Tahun 2019 adalah 7,0 sehingga
kinerjanya di kategorikan sebagai cukup.

4.3 Hasil Kinerja Kegiatan Manajemen Puskesmas Kebun Kopi Kota Jambi
Semester I Tahun 2019

Tabel 4.3 Hasil Kinerja Kegiatan Manajemen Puskesmas Kebun Kopi Semester
I Tahun 2019
NILAI
NO JENIS VARIABEL TARGET
CAPAIAN
MANAJEMEN OPERASIONAL
1 8.7 10
PUSKESMAS
2 MANAJEMEN ALAT DAN OBAT 7.0 10
3 MANAJEMEN KEUANGAN 10.0 10
4 MANAJEMEN KETENAGAAN 9.3 10
NILAI RERATA 8.7
KRITERIA BAIK
Sumber: Data EKP Puskesmas Kebon Kopi 2019
Kriteria:
NILAI AKHIR ≥ 8,5 BAIK
NILAI AKHIR 5,5 - 8,4 CUKUP
NILAI AKHIR < 5,5 KURANG

Grafik 4.4 Kegiatan Manajemen Puskesmas Kebun Kopi Semester I Tahun


2019

Dari table 4.3 dapat diketahui bahwa hasil kinerja kegiatan manajemen
Puskesmas Kebun Kopi Semester I Tahun 2019 adalah 8,7 sehingga kinerjanya
di kategorikan sebagai baik.
4.4 Hasil Akhir Kinerja Puskesmas Kebun Kopi Kota Jambi Semester I
Tahun 2019

Tabel 4.4 Hasil Akhir Kinerja Puskesmas Kebun Kopi Semester I Tahun 2019
NO KOMPONEN KRITERIA NILAI
UPAYA
BAIK CUKUP KURANG
PELAYANAN
1 NILAI = NILAI = NILAI = 64
KESEHATAN
10^3 7^3 4^3
(BOBOT = ^3)
KEGIATAN BAIK CUKUP KURANG
2 MANAJEMEN NILAI = NILAI = NILAI = 100
(BOBOT = ^2) 10^2 7^2 4^2
MUTU BAIK CUKUP KURANG
3 PELAYANAN NILAI = NILAI = NILAI = 7
(BOBOT = ^1) 10^1 7^1 4^1
NILAI AKHIR 171
KRITERIA KINERJA PUSKESMAS KURANG
Kriteria:
NILAI AKHIR = 1.020 s/d.1.110 BAIK
NILAI AKHIR = 363 s/d. 453 CUKUP
NILAI AKHIR = 84 s/d. 174 KURANG

Tabel 4.5 Nilai akhir Puskesmas Kebun Kopi Semester I Tahun 2019

No Komponen Penilaian Pencapaian Tingkat


Kinerja
1. Cakupan Pelayanan Kesehatan 77,93% Kurang
2. Manajemen Puskesmas 8,7 Baik
3. Mutu Pelayanan Puskesmas 7,0 Cukup

Dari tabel 4.4 diatas, diketahui bahwa hasil kinerja Puskesemas di


Puskesmas Kebun Kopi Semester I Tahun 2019 adalah 171, yang menandakan
bahwa hasil kinerja Puskesmas kurang dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan diwilayah kerjanya.
BAB V
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

Telah dilakukan evaluasi pada kinerja Puskesmas Kebun Kopi Kota Jambi
Semester I Tahun 2019 terhadap kegiatan pelayanan kesehatan, manajemen
puskesmas dan mutu pelayanan puskesmas. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan
Puskesmas Kebun Kopi, maka kegiatan yang masih bermasalah adalah kegiatan
yang memiliki hasil pencapaian kurang dari 50%, yaitu:

Berdasarkan tabel 4.1 Rekapitulasi Cakupan Kegiatan Utama dan Pengembangan


Puskesmas Kebun Kopi Semester I Tahun 2019
No Jenis Kegiatan Nilai Hasil
1 Promosi kesehatan 95
2 Kesehatan lingkungan 82
3 Kesehatan ibu dan anak termasuk KB 75
4 Upaya perbaikan gizi masyarakat 67
5 Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular 72
6 Upaya pengobatan 100
7 Upaya kesehatan pengembangan 54

Berdasarakan tabel 4.1 menunjukkan bahwa kategori kinerja baik yaitu


promosi kesehatan dan upaya pengobatan. Kategori kinerja cukup yaitu kesehatan
lingkungan. Kategori kinerja kurang antara lain kesehatan ibu dan anak termasuk
KB, upaya perbaikan gizi masyarakat, upaya pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular dan upaya kesehatan pengembangan.
Maka dari itu, pada bagian ini akan dibahas penyebab permasalahan serta
pemecahan masalah yang terjadi dengan menelusuri variabel dan sub variabel :

1. Kesehatan Lingkungan
Hasil kinerja cakupan kesehatan lingkungan di Puskesmas Kebun Kopi
Semester I Tahun 2019 mencapai 82,05% dengan predikat “CUKUP” dari target
100%. Hal ini disebabkan kurangnya pencapaian beberapa subvariabel berikut,
yaitu :
1. Rumah yang memenuhi syarat kesehatan hanya 600 unit (30.00%) dari 2025
target sasaran
2. Tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan hanya 60 unit (73.00%) dari
82 target sasaran
3. Tempat pengolahan makanan yang memenuhi syarat kesehatan hanya 30 unit
(54.00%) dari 56 target sasaran

Masalah :
1. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai rumah sehat
2. Masih terdapat beberapa penduduk yang belum menggunakan jamban sehat
(19 KK pada Kelurahan Pasir Putih)
3. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan jamban sehat.
4. Masih banyak tempat umum yang belum memenuhi syarat sehat
5. Masih banyak terdapat tempat pengolahan makanan yang belum memenuhi
syarat sehat

Alternatif Pemecahan Masalah :


1. Petugas puskesmas melakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai syarat rumah
sehat dan manfaat penggunaan jamban sehat.
2. Melakukan fasilitasi STBM dengan masyarakat wilayah kerja puskesmas yang
belum sadar pentingnya penggunaan jamban sehat dan tetap lakukan
monitoring setelah kegiatan dilakukan.
3. Berkerja sama dengan tokoh masyarakat untuk terlibat dalam analisa
permasalahan, perencanaan, pelaksanaan, serta pemanfaatan dan pemeliharaan
STBM.
2. Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KB
Hasil kinerja kesehatan ibu dan anak termasuk KB pada Puskesmas Kebun
Kopi Semester I Tahun 2019 hanya mencapai 75,00% dengan predikat
“KURANG” dari target 100 %. Hal ini disebabkan kurangnya pencapaian
beberapa subvariabel berikut, yaitu :
Peningkatan pelayanan kesehatan anak sekolah dan remaja (0,0%)

Masalah :
Belum terlaksana pelayanan kesehatan anak sekolah dan remaja

Alternatif Pemecahan Masalah :


Petugas puskesmas melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah untuk mengadakan
penyuluhan mengenai peningkatan pengetahuan pentingnya kesehatan kepada
anak sekolah dan remaja. Seperti tes kebugaran jasmani dan screening kadar CO
akibat asap rokok di sekolah.

3. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat


Hasil kinerja upaya perbaikan gizi masyarakat pada Puskesmas Kebun Kopi
Semester I Tahun 2019 hanya mencapai 66,67% dengan predikat “KURANG”
dari target 100 %. Hal ini disebabkan kurangnya pencapaian beberapa subvariabel
berikut, yaitu :
Balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan (0,0%)

Masalah:
1. Kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya pemantauan pertumbuhan
dan perkembangan balita
2. Kurangnya kemauan ibu membawa balita ke Puskesmas atau Posyandu
secara rutin untuk menimbang berat badan karena adanya pekerjaan rumah
tangga dan lain-lain yang harus diselesaikan sehingga balita yang mengalami
gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas tidak terdata dengan baik
Alternatif pemecahan masalah:
1. Tenaga gizi Puskesmas atau kader Posyandu melakukan penyuluhan ke rumah
warga yang mempunyai balita tetapi tidak rutin di bawa ke Posyandu
berdasarkan data kunjungan.
2. Melakukan konseling terhadap ibu tentang gejala klinis gizi buruk, komplikasi
yang dapat timbul akibat gizi buruk
3. Pemberian makanan balita (PMT) dan penimbangan berat badan secara berkala
untuk memantau perkembangan status gizi balita dengan gizi buruk.

4. Upaya pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Menular


Hasil kinerja program upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular pada Puskesmas Kebun Kopi Semester I Tahun 2019 hanya mencapai
72,41% dengan predikat “KURANG” dari target 100 %. Hal ini disebabkan
kurangnya pencapaian beberapa subvariabel berikut, yaitu :
a. Malaria (75,00%)
Masalah:
Rendahnya penanganan kasus malaria melalui rujukan ke Rumah Sakit.

Alternatif pemecahan masalah:


Mengedukasi pasien dengan diagnosa malaria berat yang datang ke
Puskesmas bahwa penyakit yang dideritanya perlu mendapatkan penanganan lebih
lanjut dan dapat tertangani dengan baik jika dibawa ke Rumah sakit.

b. Diare (40,95%)
Masalah :
Tidak adanya penanganan kasus diare dengan rehidrasi intervensi

Alternatif pemecahan masalah :


Penemuan kasus diare sebaiknya dilakukan penatalaksanaan dengan tepat dan
cepat untuk menghindari terjadinya dehidrasi, yaitu dapat dilakukan dengan 5
langkah penatalaksanaan diare yang terdiri dari pemberian oralit, zinc 10 hari
berturut-turut, teruskan ASI-makan, pemberian antibiotik secara selektif dan
edukasi. Pada puskesmas kebun kopi tidak ditemuakan adanya kasus yang
memerlukan rehidrasi intervensi.

c. ISPA (00,00%)
Masalah :
1. Kurangnya kader yang menemukan kasus ISPA
2. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran dari masyarakat mengenai ISPA.

Alternatif pemecahan masalah :


1. Membentuk kader khusus mengenai masalah ISPA untuk meningkatkan
penemuan kasus ISPA pada masyarakat sehingga dapat menurunkan angka
kejadian ISPA.
2. Melakukan penyuluhan mengenai ISPA dengan menyebarkan leaflet ISPA.

5. Upaya Kesehatan Pengembangan


Hasil kinerja program upaya kesehatan pengembangan pada Puskesmas
Kebun Kopi Semester I Tahun 2019 hanya mencapai 54,42% dengan predikat
“KURANG” dari target 100 %. Hal ini disebabkan kurangnya pencapaian
beberapa subvariabel berikut, yaitu :
A. Puskesmas dengan rawat inap (00,00%)
Masalah :
Tidak tersedia tempat rawat inap pada Puskesmas Kebun Kopi.

Alternatif pemecahan masalah :


Melengkapi fasilitas pelayanan puskesmas dan menambah jumlah tenaga
kesehatan pada puskesmas agar bisa memenuhi persyaratan untuk menjadi
puskesmas rawat inap.

B. Upaya kesehatan mata/pencegahan kebutaan (72,34%)


Masalah :
Tidak ditemukan kasus buta katarak pada usia >45 tahun.

Alternatif pemecahan masalah :


Melakukan pemeriksaan mata dengan lebih teliti pada usia rentan katarak karena
proses degenerasi seperti pada umur >45 tahun.

C. Upaya kesehatan telinga/gangguan pendengaran (26,17%)


Masalah :
Kasus presbikusis
Kasus tuli kongenital
Kasus tuli akibat bising

Alternatif pemecahan masalah :


Jika ditemukan kasus tuli kongenital dan presbikusis pada puskesmas diharapkan
melakukan penatalaksanaan awal dan dapat dirujuk ke dokter spesialis untuk
mendapat penanganan dan edukasi lebih lanjut. Pada semester I tahun 2019 di
Puskesmas Kebun Kopi tidak ditemukan kasus presbikusis, tuli kongenital dan
tuli akibat bising.

D. Kesehatan jiwa (50,00%)


Masalah:
1. Tidak adanya pemberdayaan kelompok masyarakat khusus dalam upaya
penemuan dini dan rujukan kasus gangguan jiwa
2. Tidak ditemukan penemuan dan penanganan kasus gangguan perilaku,
gangguan jiwa, masalah napza dan lain-lain dari rujukan kader dan
masyarakat.

Alternatif pemecahan masalah:


Mengedukasi pasien dengan gangguan kesehatan jiwa yang datang ke Puskesmas
bahwa gangguan kesehatan jiwa bersifat spesialistis dan dapat tertangani dengan
baik jika dibawa ke RSJ/spesialis kesehatan jiwa.
E. Kesehatan olahraga (50,00%)
Masalah:
Belum ada pemeriksaan kesegaran jasmani di sekolah.

Alternatif pemecahan masalah:


Petugas puskesmas bekerja sama dengan beberapa sekolah untuk melakukan
pemeriksaan kesegaran jasmani pada siswa dan siswi di sekolah

F. Perawatan kesehatan masyarakat (59,17%)


Masalah :
1. Tidak ditemukan pemberdayaan masyarakat dalam upaya kemandirian pada
keluarga lepas asuh
2. Tidak ditemukan pemberdayaan dalam upaya kemandirian pada kelompok
asuh

Alternatif pemecahan masalah:


Penyuluhan dengan menggunakan leaflet mengenai perawatan kesehatan
masyarakat di rumah dan dapat juga dengan menggunakan metode penyuluhan
dengan teknik tanya jawab.

G. Bina kesehatan Tradisional (50,00%)


Masalah :
1. Tidak ditemukan pembinaan pengobatan tradisional dengan keterampilan
2. Tidak ditemukan pembinaan pengobatan tradisional lainnya

Alternatif pemecahan masalah :


Melakukan pembinaan disertai edukasi yang menarik minat masyarakat dalam
pengobatan tradisional.
H. Bina kesehatan kerja (50,83%)
Masalah :
Kecelakaan akibat kerja pada pekerja

Alternatif pemecahan masalah :


Melakukan penyuluhan dan pembinaan pada setiap pekerja mengenai uji
kompetensi keahlian (UKK) yang sesuai dengan jenis pekerjaannya untuk
menghindari terjadinya kecelakaan kerja.
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi kinerja Puskesmas Kebun Kopi Semester I
Tahun 2019 dan telah dilakukan analisa terhadapa masalah serta berusaha
mencari alternatif pemecahan masalah yang ditemukan, maka dapat disimpulkan
hal-hal sebagai berikut:
1. Hasil kinerja cakupan upaya kesehatan utama dan pengembangan
Puskesmas Kebun Kopi Semester I Tahun 2019 adalah 77,93% dengan
kategori kurang.
2. Hasil kinerja kegiatan manajemen Puskesmas Kebun Kopi Semester I
Tahun 2019 adalah 8,7 dengan kategori baik.
3. Hasil kinerja mutu pelayanan kesehatan Puskesmas Kebun Kopi tahun
2018 adalah 7,0 dengan kategori cukup.
4. Hasil kinerja Puskesmas Kebun Kopi Semester I Tahun 2019 dapat
dikategorikan berdasarkan jenis kegiatan sebagai berikut :
b. Kategori Baik
1. Upaya Promosi Kesehatan
3. Upaya Pengobatan
b. Kategori Cukup
1. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Kategori Kurang
1. Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana
2. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
3. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
4. Upaya Kesehatan Pengembangan
5. Hasil akhir kinerja Kebun Kopi Kota Jambi Semester I Tahun 2019
adalah kurang dengan nilai akhir 171.
6.2 Saran
1. Diharapkan kepada Puskesmas Kebun Kopi agar dapat meningkatkan
kinerjanya untuk masa yang akan datang dengan menganalisis penyebab
masalah yang terjadi selama semester I tahun 2019 dengan melakukan
perubahan-perubahan untuk pemecahan masalah yang terjadi selama
semester I tahun 2019 .
2. Diharapkan Dinas Kesehatan Kota Jambi dapat membantu Puskesmas
Kebun Kopi untuk dapat mengimplementasikan rencana-rencana kerja
perbaikan untuk peningkatan kinerja Puskesmas yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

1. Jendral Bina Kesehatan Masyarakat .Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas.


2006. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
2. Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
3. Permenkes RI No. 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas
4. Konli, Steven. Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Desa
Gunawan Kecamatan Sesayap Kabupaten Tana Tidung. E-journal Ilmu
Pemerintahan. 2014. 2(1) : 1925-1936
5. Laporan Evaluasi Kinerja Puskesmas Kebun Kopi Semester I tahun 2019

Anda mungkin juga menyukai