Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK KECIL

BLOK 7 MODUL 3
MOLEKULER OSTEOBLAST DAN OSTEOCLAST

Disusun oleh : Kelompok 2

1. ALIFIA AURALIA 1810025011


2. M LUTHFI ARYA BAGUS P 1810025021
3. VISENSIA APRILIA ANANDA 1810025001
4. MELLYNDA AGATHA 1810025009
5. EDI WIBOWO 1810025015
6. NUR HIJRIA MIFTAHUL KHAIRI 1810025010
7. MELINIA 1810025002
8. DEBY ADIFA PUTRI 1810025030
9. HANIDA FITRI HASANAH 1810025004
10. IKA NUR AIDA 1810025024
11. ANA FITRI NURYANTI 1810025031

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas laporan yang
berjudul “Molekuler Osteoblast dan Osteoclast” ini tepat pada waktunya. Laporan
ini kami susun dari berbagai sumber ilmiah sebagai hasil dari Diskusi Kelompok
Kecil (DKK) kami.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga terselesaikannya laporan ini, antara lain :
1. drg. Masyhudi, M.Si selaku tutor kelompok 2 yang telah membimbing
kami dalam menyelesaikan Diskusi Kelompok Kecil (DKK).
2. drg. Masyhudi, M.Si selaku dosen penanggung jawab kuliah modul ini
yang telah membimbing dan memberikan tugas kepada kami.
3. Teman-teman kelompok 2 yang telah menyumbangkan pemikiran dan
tenaganya sehingga Diskusi Kelompok Kecil (DKK) 1 dan 3 dapat
berjalan dengan baik, serta dapat menyelesaikan laporan hasil Diskusi
Kelompok Kecil (DKK).
4. Teman-teman mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman
angkatan 2018 dan pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu
per satu.
Kami menyadari bahwa kemampuan kami dalam menyusun laporan ini
sangat terbatas. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi tercapainya kesempurnaan dari isi laporan hasil Diskusi
Kelompok Kecil (DKK) ini.

Samarinda, 2 September 2019

KelompokII

ii
DAFTAR ISI

HalamanJudul....................................................................................... ................... i

Kata Pengantar ........................................................................................................ ii

Daftar Isi......................................................................................................... ....... ii

BAB 1 : Pendahuluan............................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................1

B. Tujuan Penulisan............................................................................................1

C. Manfaat Penulisan..........................................................................................1

BAB 2 : Pembahasan.............................................................................................2

A. Skenario.......................................................................................................2

B. Identifikasi istilah sulit.................................................................................3

C. Identifikasi masalah.....................................................................................3
D. Analisa masalah...........................................................................................3
E. Strukturisasi konsep.....................................................................................6
F. Learning Objective.......................................................................................6
G. Belajar mandiri.............................................................................................7
H. Sintesis.........................................................................................................7

BAB 3 :
Penutup....................................................................................................12

A. Kesimpulan..................................................................................................2
3
B. Saran............................................................................................................2
3

Daftar
Pustaka.......................................................................................................26

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Manusia memiliki rangka tubuh yang tersusun dari tulang-tulang
yang saling berhubungan. Rangka tubuh ini mulai terbentuk sejak manusia
masih dalam kandungan. Dalam perkembangannya, sel-sel mesenkim pada
embrio berdiferensiasi menjadi tulang rawan (kartilago). Kartilago tersebut
nantinya akan diisi oleh sel-sel odontoblast yang merupakan sel-sel
pembentuk tulang keras. Sel-sel mesenkim tersebut juga bisa
berdiferensiasi langsung mejadi tulang keras tanpa menjadi kartilago
terlebih dahulu. Proses pembentukan tulang ini disebut sebagai osifikasi.

Proses osifikasi tidak pernah terlepas dari peran odontoblas dan


osteoblast. Odontoblast berperan dalam pembentukan tulang dan deposisi
tulang pada proses remodelling tulang. Osteoclast berperan dalam
penyerapan tulang dan resorbsi tulang saat remodelling tulang. Selain itu,
pada osifikasi dikenal juga istilah osteosit. Osteosit merupakan bentuk
diferensiasi dan odontoblas yang berfungsi menghasilkan fibroblast
growth factor 23 untuk mengontrol kadar fosfor. Dalam regulasi
pembentukan sel tulang juga diatur oleh faktor hormonal yang terlibat
dalam interaksi osteoblast dan osteoclast.

Osifikasi dibedakan menjadi dua, yaitu osifikasi intramembran


dan osifikasi endokondral. Pada osifikasi intramembran, osteoblast
berdiferensiasi langsung dari mesenkim dan mulai menyekresi osteoid.
Sedangkan osifikasi endokondral, matriks tulang rawan yang sudah ada
mengalami erosi sehingga digantikan oleh osteoblast yang menghasilkan
osteoid. Proses osifikasi merupakan proses yang penting untuk diketahui
oleh calon dokter gigi , terutama pertumbuhan jaringan tulang alveolar
yang bermanifestasi pada rongga mulut.

1
B. TujuanPenulisan
Mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan proses pembentukan osteoblast dan osteoclast
2. Menjelaskan proses osifikasiintramembrandanosifikasiendokondral
3. Menjelaskan proses resorbsi tulang
4. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi osifikasi
5. Menjelaskanpenyakit-penyakit yang berhubungan dengan proses
osifikasi

C. ManfaatPenulisan

Manfaat dari penulisan laporan ini adalah agar mahasiswa dapat


mengetahui dan menjelaskan tentang proses pembentukan osteoblast dan
osteoclast, dilanjutkan dengan proses osifikasi intramembran dan osifikasi
endokondral, serta proses resorbsi pada tulang. Dan juga dapat mengetahui
dan menjelaskan tentang faktor-faktor serta penyakit-penyakit pada proses
osifikasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

SKENARIO:

A. IdentifikasiIstilah Sulit
a) MP (Mesenkim Progenitor) :Cikalbakaltulang.
b) Osteoblast : Selpembentuktulangdenganintitunggal yang berperan
mensintesistulang.
c) Osteoclast : Selperusaktulang yang
berhubungandenganreasorbsidaneliminasipadatulang.
d) Macrophage :Seldarahputih yang bersifatfagosit
(menelandanmenghancurkan pathogen).
e) Preosteoblast :Sel yang menghasilkan osteoblast.
f) Bone-lining cell : Osteoblast tua yang telah lama berada di
permukaantulang. Berbentukpipihdanmelapisipermukaantulang.

3
g) Osteocyte : Osteoblast yang terpendamdalammatriks, dan
membentukkomponenselulerutama tulang. Osteocyteberasaldari
osteoblast.
h) Condrocyte :Selmatangpadatulangrawan yang
terlibatdalampemeliharaantulangrawan,
sertaberperanmemproduksidanmemeliharakartilagnosa.
i) Hypertrophic condrocyte :Condrocyte yang
mengalamipembesarankarenamensintesismatriks.
j) Perichondrial cell : Condrocyte yang berada di epifisis
k) HSC (Hemotopoetic Stem Cell) :Sel yang belumberdiferensiasi yang
berpotensiberkembangmenjadibanyakjenisseldarah.
l) Osifikasiintramembran : Proses pergantian membrane menjaditulang
yang hanyaterjadipadatulangpipih.
Berasaldariselmesenkimdanlangsungmenjaditulangdewasa.
m) Osifikasiendokondral :Pembentukantulang yang
didahuluipembentukantulangrawansebelummenjaditulangdewasa.
Biasanya pada tulang panjang.
n) Osteoid :Matrikstulang yang belumterkalsifikasi.

B. IdentifikasiMasalah
1. Apasajakomponenpenyusuntulang?
2. Bagaimana proses diferensiasi MSC menjadi osteoblast?
3. Bagaimana proses diferensiasi HSC menjadi osteoclast?
4. Bagaimanatahapanosifikasiintramembrandanosifikasiendokondral?
5. Apaperbedaanosifikasiintramembrandanosifikasiendokondral?
6. Apasajafaktor yang mempengaruhipembentukan osteoblast dan
osteoclast?
7. Apasajapenyakit yang berhubungandenganosifikasitulang?

4
C. AnalisaMasalah
1. Komponenpenyusuntulang
Tulangterdiridari bone matriksdan cells. Adapun bone
matrikstersusunatas:
a) Komponenorganic (osteoid)
Osteoid terdiri dari protein yaitu osteopontindanosteokalsin,
(protein) dankolagentipe 1.
Substansidasarterdiridarimukopolisakaridadanbeberapaglikopol
isakarida.
b) Komponen non-organik
Terdiridari ion sitrat, karbonat,
magnesium,natriumdanhidroksiapatit (mineral) yang
memberikankekuatanpadatulangdansebagai densitas.

Sedangkan cells tersusunatas:

a) Osteoprogenitor
Merupakan pre cursor dari osteoblas atau dengan kata lain
merupakan ostoblas yang belum matang. Osteoprogenitor ini
mempengaruhi growth factor. Osteoprogenitor terdiridaridua
jenis, yaitu preosteoblast : sedikitretikulumendoplasma,
danmenghasilkan osteoblast dan preosteoclast :
memilikibanyakmitokondriadanribosombebas,
danmenghasilkan osteoclast.
b) Osteoblast
Sel dengan inti tunggal yang berfungsi mensintesis tulang.
Osteoblast menghasilkan matirks organik dan berasal dari sel
puripoten mesenkim.
c) Osteocyte
Osteoblast yang terpendam dalam matriks. Berfungsi untuk
membentuk komponen seluler utama tulang.
d) Osteoclast

5
Sel multinukleus besar yang berfungsi merusak tulang.
Osteoclast berperan dalam resorbsi dan eliminasi pada tulang.

2. Proses diferensiasi MSC menjadi osteoblast dimulaidarimesenkim


progenitor yang merangsangkinerjaosteo progenitoruntukpembentukan
osteoblast mature. Osteoblast mature terbagiatasaktifdaninaktif.
Osteoblast mature aktifyaitusekresi matrix tulang yang disebut osteoid
yang akanmenjadi osteocyte. Sedangkan osteoblast
inaktifyaitudimanaosteoblast menjadi bone-lining cell yang
akandifagositoleh osteoclast untukmenjalankan remodeling tulang.

3. Stem cell akan mengalami proliferasi menjadi MSC dan HSC. MSC
akan berdiferensiasi menjadi skeletal prekursor dan adipoblast.
Skeletal prekursor akan berdiferensiasi menjadi osteoprogenitor yang
nantinya akan menjadi osteoblast mature. Sedangkan adipoblast akan
menjadi lemak.

HSC berdiferensiasi menjadi dua, yaitu CLP (Common Limfoid


Progenitor) yang nantinya akan menjadi sel natural killer, sel T, sel B
dan dendritik sel. MLP akan berdiferensiasi menjadi dua, yaitu
megacariocyte dan granulosit (makrofag). Granulosit akan
menghasilkan basofil, eusinofil, neutrofil, makrofag, dan osteoclast.

4. Tahaposifikasiintramembrandimulaidarimesenkimberpoliferasimenjadi
osteoblast di daerah yang bervaskularisasitinggi. Kemudian osteoblast
menjaditulangdewasa. Osteoblast berperandalam remodeling tulang.
Proses remodeling tulangberhubungandengangranulosit macrophage.
Tahaposifikasiendokondral
awalnyaberasaldaripenimbunanselmesenkimyang berdiferensiasi
menjadi sel kondrosit. Sel kondrosit akandigantikandengansel

6
osteoblast yang nantinya akanmensekresimatriksekstraselulerlalu
berikatan dengankalsium.
5. Perbedaanosifikasiintramembrandanosifikasiendokondral, antara lain:
a) Osifikasi intramembran merupakan osifikasi langsung dari sel
mesenkim menjadi tulang dewasa, sedangkan osifikasi
endokondral berawal dari mesenkim menjadi tulang rawan, lalu
menjadi tulang dewasa.
b) Osifikasiintramembranterdapat di tulangpipih,
sedangkanosifikasiendokondralterdapat di tulangpanjang.
6. Faktor yang mempengaruhipembentukan osteoblast dan osteoclast,
antara lain:
a) Nutrisi
b) Usia
c) Kebiasaanburuk, sepertimerokok, meminum alcohol,
kurangberolahraga
d) Faktorgenetik
e) Faktor signaling
7. Penyakit yang berhubungandenganosifikasitulang, antara lain
a) Osteoporosis :Kurangnyamassatulangakibattidakseimbangnya
proses remodeling tulang.
b) Osteoatritis : Penyakitsendi yang
berkaitandengankartilagosendi.
c) Osteomilitis : Infeksi yang
menyebabkankerusakantulangdisebabkanolehbakteri.
d) Polimialgiareumatik : Etiologinya tidak diketahui.
Gejaladaripenyakitiniyaitukelainanpadaleher, bahudanpinggul.

7
E. StrukturisasiKonsep

STEM CELL

MSC HSC

Osteoblast Osteoclast

Osifikasi Resorpsi

Penyakit Faktor Jenis

Intramembran Endokondral

F. Learning Objektif
a) Mahasiswa mampu menjelaskan proses pembentukan osteoblast dan
osteoclast
b) Mahasiswa mampu menjelaskan proses
osifikasiintramembrandanosifikasiendokondral
c) Mahasiswa mampu menjelaskan proses resorpsitulang

8
d) Mahasiswa mampu menjelaskanfaktor-faktor yang
mempengaruhiosifikasi
e) Mahasiswamampumenjelaskanpenyakit-penyakit yang
berhubungandengan proses osifikasi

G. BelajarMandiri
Pada step ini masing-masing anggota kelompok belajar secara mandiri
untuk menemukan learning objective yang sebelumnya sudah disepakati
bersama.

H. Sintesis
1. Proses pembentukan osteoblast dan osteoclast
Pada awal perkembangan, mesenchymal stem cell (MSC) terbagi menjadi
dua garis keturunan sel. Skeletal precursor line (garis prekursor
kerangka) kemudian mengalami dua proses yang terpisah yaitu
chondrogenesis dan osteoblastogenesis. Chondrogenesis ini menghasilkan
pembentukan chondrosit, sedangkan osteoblastogenesis menghasilkan
osteoblas. Pemisahan ke dalam dua jalur perkembangan ini diaturoleh
jalur Wnt / β-catenin kanonik.MSC juga menghasilkan dua sel utama dari
jaringan adiposa yaitu sel-sel lemak putih dan sel-sel lemak coklat.

9
Diferensiasi sel tulang
Sel-sel tulang terdiri atas tiga sel utama yaitu osteoblas, osteoklas dan
osteosit. Osteoklas berasal dari sel batang hematopoetik (HSC). Proses
osteoklastogenesis terdiri dari serangkaian tahapan dimana prekursor ini
diubah menjadi osteoklas multinukleat matang secara bertahap. Proses
kemotaksis osteoklas mengontrol pergerakan prekursor osteoklas menuju
permukaan tulang. Osteoblas dan osteoklas memiliki asal berbeda yang
berasal dari mesenchymal stem cell (MSC). Sementara itu, proses dari
osteoblastogenesis itu sendiri juga terdiri dari serangkaian tahapan dimana
precursor MSC secara bertahap diubah menjadi osteoblas dewasa.
Sedangkan osteosit berasal langsung dari osteoblas.

Proses pembentukan osteoklas berperan penting dalam remodelling tulang


dimana hal tersebut berkontribusi pada mekanisme penggabungan sel
tulang yang menjaga keseimbangan antara pembentukan tulang dan
resorpsi tulang.Osteoklas berasal dari sel batang hematopoietik(HSC) garis
yang terletak di sumsum tulang dekat dengan osteoblas pada permukaan
tulang. Osteoklastogenesis dimulai dengan proliferasi dari progenitor

10
myeloid umum (MLP), yang kemudian berubah menjadi nenek moyang
granulosit (GMP) dan kemudian memunculkan preosteoclasts yang berfusi
menjadi polykaryon dan berdiferensiasi menjadi osteoklas berinti banyak.
Urutan proliferasi dan diferensiasi inidikendalikan oleh sejumlah jalur
pensinyalan danjuga tergantung pada interaksi dengan osteoblasdan sel T .

Sel-sel stroma melepaskan faktor penstimulasi koloni-1 (CSF-1), yang


bekerja pada faktor penstimulasi koloni-1reseptor (CSF-1R). Komponen
kunci lainnya adalah faktor nekrosis terkait tumor yang disebut aktivator
reseptorligand faktor nuklir κB (NF-κB) (RANKL) yang bekerja pada
reseptor RANKL (RANK). RANKL diekspresikan padapermukaan sel T
dan osteoblas. Diferensiasi osteoklas juga tergantung pada pensinyalan
Ca2 + yang diaktifkan oleh sejumlah reseptor seperti reseptor terkait
osteoklas (OSCAR),dipasangkan reseptor seperti imunoglobin (PIR-A),
reseptor pemicu diekspresikan dalam sel myeloid (TREM-2) danprotein
pengatur sinyal (SIRPβ1). Reseptor-reseptor ini berinteraksi dengan
adaptor seperti protein pengaktif-DNAX 12(DAP12) dan FcRγ yang
mengandung reseptor imun khasmotif aktivasi berbasis tirosin (ITAM)
yang merekrutkomponen pensinyalan yang mengaktifkan jalan
pensinyalan Ca2 +.

Osteoklas dan osteoblas juga berinteraksi satu sama lain melalui jalur
pensinyalan reseptor ephrin (Eph) sebagaibagian dari mekanisme
penggandaan sel tulang yang menyediakan sistem komunikasi dua arah.

11
2. Proses osifikasiintramembrandanosifikasiendokondral

Osifikasi intramembranosa

Pada osifikasi intramembranosa, perkembangan tulang terjadi secara


lagsung. Selama osifikasi intramembranosa terjadi, pada lapisan
kondensasi mesenkimal atau membran, titik awal untuk pembentukan
tulang disebut pusat osifikasi. Di area ini sel mesenkimal berdiferensiasi
menjadi sel osteoprogenitor yang berproliferasidan membentuk lapisan
yang tidak lengkap dari osteoblas. Lalu, osteoblas ini akan terpolarisasi
dan mensekresikan komponen osteosit yang akan mengapur. Lalu, osteosit
ini akan berdiferensiasi dan tertutup dalam lakuna matriks menahan kontak
interseluler melalui proses sitoplasmik tipis osteosit dalam matriks
kanalikuli. Sekresi matriks memanjang, kalsifikasi, dan memimpin
pertumbuhan trabekular perlahan untuk fusi dari pusat osifikasi bersebelah
dan secara bertahap menghasilkan lapisan tulang kompak yang luas
melampirkan regio tulang kanselus dengan sumsum dan pembuluh darah

12
besar. Proses osifikasi ini merupakan sumber pembuatan tulang pipih,
salah satunya adalah tulang pipih kepala. Pada awal perkembangan tulang
pipih pada kepala, tulang yang baru dibentuk diendapkan pada pinggir
permukaan tulang tersebut. Untuk tetap menjaga adanya ruang bagi
pertumbuhan otak, rongga kranium harus membesar yaitu dengan cara
resorpsi tulang pada permukaan luar dan dalam oleh osteoklas bersamaan
dengan terjadinya pengendapan tulang yang terus menerus pada
permukaan tulang.

Osifikasi endokondral

Semua sel tulang lainnya di dalam tubuh selain tulang pipih akan dibentuk
melalui proses osifikasi endokondral. Proses ini terjadi tidak secara
langsung namun, melalui pembentukan tulang rawan terlebih dahulu dan
kemudian mengalami penggantian menjadi tulang dewasa. Osifikasi
endokondral dapat dilihat dari proses pertumbuhan pada tulang panjang.
Proses osifikasi ini mengalami beberapa tahap yang cukup panjang.
Pertama, sel-sel mesenkim akan memadat dan mulai berdifferensiasi
menjadi kondrosit. Kondrosit ini membentuk model kartilaginosa pada
bakal tulang. Lalu, pembuluh darah menginvasi pusat model kartilaginosa,
dan membawa osteoblas ke epifisis dan membatasi sel-sel kondrosit yang
sedang berproliferasi di ujung tulang (epifisis). Pada waktu ini, pada
bagian diafisis terdapat kerah tulang yang mengelilingi model kartilago
Kerah tulang (bone collar) ini dihasilkan melalui aktivitas osteoblas
setempat dalam perikondrium sekitarnya. Kerah tersebut kini menghambat
difusi oksigen dan nutrien ke dalam kartilago di bawahnya, yang memicu
perubahan degeneratif di tempat tersebut. Kondrosit mulai memproduksi
fosfatase alkali dan membengkak (hipertrofi), yang memperbesar
lakunanya. Perubahan tersebut mengompresi matriks menjadi trabekula
yang lebih sempit dan menimbulkankalsifikasi di struktur tersebut.
Kematian kondrosit menghasilkan struktur 3-dimensi berpori yang

13
dibentuk oleh sisa-sisa matriks tulang rawan yang mengapur (Gambar 8-
15). Pembuluh darah dari bekas perikondrium yang kini menjadi
periosteum, berpenetrasi melalui kerah tulang yang sebelumnya disusupi
osteoklas, yang membawa sel-sel osteoprogenitor ke daerah sentral berpori
tersebut. Berikutnya, osteoblas melekat pada matriks kartilago yang telah
mengapur dan menghasilkan lapisan-lapisan tulang primer yang
mengelilingi sisa matriks tulang rawan. Pada tahap ini, kartilago berkapur
tampak basofilik, dan tulang primer terlihat eosinofilikProses pada diafisis
ini membentuk pusat osifikasi primer dimulai pada banyak tulang awal
trimester pertama. Pusat osifikasi sekunder muncul tidak lama kemudian di
epifisis model kartilago dan berkembang dengan cara serupa.Tulang-
tulang epifisis bertanggung jawab atas pertumbuhan memanjang tulang,
dan tidak terdapat lagi pada orang dewasa, yang menjadi sebab terhentinya
pertumbuhan tulang pada saat dewasa. Hilangnya lempeng epifiseal
("penutupan epifisis") terjadi pada waktu yang berbeda dengan tulang yang
berbeda pula serta akan tuntas di semua tulang saat berumur sekitar 20
tahun. Pemeriksaan kerangka yang sedang tumbuh dengan pemeriksaan
forensik atau sinar-X memungkinkan kita menetapkan "usia tulang"
seseorang, dengan memperhatikan epifisis mana yang terbuka dan yang
sudah tertutup. Begitu epifisis sudah menutup, pertumbuhan memanjang
tulang menjadi tidak mungkin, meskipun pelebaran tulang masih dapat
terjadi.

14
3. Proses resorpsitulang
Bone remodeling
Seperti pembentukan tulang, modeling tulang sangat dibutuhkan
untuk pertumbuhan skelet, menentukan ukuran, bentuk dan densitas
tulang. Mengikuti modeling, remodeling tulang sangat penting untuk
homeostasis mineral, pembaruan tulang dan perbaikan kerusakan
mikro yang dapat muncul dari respons stres mekanik.

Remodeling tulang melibatkan paket kecil dinamakan Basic


Multiceluller Units (BMUs) (terdiri atas osteoblast dan osteoclast),
dan siklus yang terdiri atas 4 fase berbeda ; aktivasi, resorpsi, reversal
dan formasi. Remodeling tulang dapat dipicu oleh respons kerusakan
mikro atau oleh hormon dan faktor lolal dalam respons fluktuasi
kalsium dan homeostasis fosfat.

Keruskan mikro yang menginduksi remodeling tulang diinisiasi oleh


osteosit di dekat microcrack locus. Biasanya, proses ini
mengakibatkan adanya apoptosis osteosit lokal, aktivasi osteoblas
dan pengerahan prekursor osteoclast ke sisi resorpsi. Osteoblast yang
teraktivasi mengekspresikan sitokin yang meng-promote prekursor
osteoclast untuk berdiferensiasi menjadi osteoclast yang matur.
Selanjutnya, osteoblast juga mensekresikan matriks
metalloproteinase (MMPs) termasuk MMP-13 yang mendegradasi

15
osteoid pada permukaan tulang yang demikian menyediakan domain
permukaan untuk perleketan osteoclast.
Selama fase resorpsi tulang, osteoclast melekat pada permukaan
tulang melalui sealing zone dan mengelilingi pit resorpsi. Osteoclast
menghasilkan ion H+ dan HCO3- melalui aktivitas anhidrase karbonik
II; ion H+ disekresikan ke pit resorpsi melalui pompa proton H+
ATPase. Ion HCO3- di pompa keluar sel oleh Cl-/HCO3-exchanger
yang menyebabkan meningkatnya ion Cl- di intraseluler dimana
disekresikan ke pit resorpsi oleh CIC-7 (chloride channel type 7).

Lingkungan yang asam pada pit ressorpsi menyebabkan


demineralisasi matriks tulang. Kemudian, enzim proteolitik seperti
Cathepsin K dan MMP-9 (matrix metalloproteinase) mendegradasi
matriks organik. Mengikuti penyelesaian resorpsi, osteoclast
mengalami apoptosis dimana menjadi tanda memasuki fase reversal.
Dalam fase ini, kavitas tidak teratur yang terbentuk dari resorpsi
dikoreksi dan “cement line” terbentuk dimana osteoblast dapat
meletakkan matriks tulang yang seragam. Detail proses dari fase ini
tidak jelas. Akan tetapi, mungkin terjadi degradasi kolagen dan
deposisi beberapa proteoglikan untuk membentuk “cement line”.

Selama fase formasi dari siklus remodeling tulang, prekursor


osteoblast lokal dikerahkan ke bagian yang mengalami resorpsi.
prekursor tersebut mengalami diferensiasi osteogenik dan deposit
osteoblas matur yang baru disintesis oleh osteoid pada bagian yang
teresorpsi.

16
Pada referensi yang lain disebutkan, proses remodelling tulang terbagi
menjadi 6 proses, yaitu :
1. Aktivasi
Prekursor osteoclast dilepaskan ke sirkulasi dan diaktivasi; permukaan
tulang dalam bentuk lining cell memisah dari lapisan tulang
dibawahnya dan membentuk kanopi pada bagian yang akan diresorpsi.
Sel mononuklear berfusi membentuk preosteoclast dengan banyak inti
dimana akan terikat dengan matriks tulang untuk membentuk sealing
zone disekeliling kompartemen resorpsi tulang.
Remodelling tulang hanya dilakukan ketika dibutuhkan. Remodelling
dimulai ketika osteosit menginisiasi sinyal dari area yang mengalami
kerusakan atau pada tulang yang tua. Osteosit menggunakan
menggunakan sinyal tersebut untuk berkomunikasi dengan sel lain.
Ketika osteosit mengalami apoptosis, faktor parakrin akan dilepaskan
dimana akan meningkatkan lokal angiogenesis, prekursor osteoclast
dan osteiblast.

2. Resorpsi (kurang lebih terjadi selama 2 minggu)


Diferensiasi dan aktivasi osteoclast juga diregulasi oleh osteosit. Mula-
mula, pompa proton osteoclast yang dihasilkan enzim Carbonic
Anhidrase II masuk kedalam kompartemen resorpsi untuk melarutkan
mineral tulang.

3. Reversal (kurang lebih 4-5 minggu)


Pada fase ini, terjadi pergantian resorpsi menjadi formasi secara detail
masih belum diketahui. Akan tetapi, terdapat teori dimana terjadi dua
hal dalam fase ini. Yang pertama, permukaan tulang yang tereabsorbsi
bersiap untuk deposisi matriks tulang yang baru. Preparasi permukaan
tulang dibawa oleh pembelahan sel osteoblastik dimana akan
menyingkirkan matriks kolagen yang tidak termineralisasi dan matriks
“cement-line” non-kolagen yang tidak termineralisasi.

Kemudian, sinyal yang tepat untuk memasangkan resorpsi tulang ke


formasi selanjutnya belum sepenuhnya diketahui. Akan tetapi,
kemungkinan fase reversal yang bertanggung jawab atas pengiriman
dan penerimaan sinyal tersebut.

4. Formasi (kurang lebih 4 bulan)


Formasi tulang dapat dibagi menjadi dua bagian. Pertama, osteoblast
mensintesis dan mensekresikan matriks osteoid yang kaya akan

17
kolagen tipe 1. Kedua, osteoblast kemudian meregulasi mineralisasi
osteoid.

5. Terminasi
Setelah mineralisasi selesai, osteoblast mengalami apoptosis dan
berubah menjadi bone-lining cells atau terpendam dalam matriks
tulang dan berdiferensiasi menjadi osteosit. Osteosit bertanggung
jawab dalam signalling pada akhir remodelling dengan mensekresikan
antagonis (spesifiknya pada Wnt signalling seperti SOST ; secreted
proteins Sclerostin)

4. Faktor-faktor yang mempengaruhiosifikasi


 Genetik
Faktorgenetikdikaitkandenganadanyakemiripananakdenganorangt
uanyadalamhalbentuktubuh,
proporsitubuhdankecepatanperkembangan.
Diasumsikanbahwaselainaktivitasnyatadarilingkungan yang
menentukanpertumbuhan,kemiripaninimencerminkanpengaruh
gen yang dikontribusioleh orang
tuanyakepadaketurunanannyasecarabiologis. Gen
tidaksecaralangsungmenyebabkanpertumbuhandanperkembangan,
tetapiekspresi gen yang
diwariskankedalampolapertumbuhandijembataniolehbeberapasist
embiologisyang berjalandalamsuatulingkungan yang
tepatuntukbertumbuh. Misalnya gen
dapatmengaturproduksidanpelepasanhormonsepertihormonpertu
mbuhandariglandulaendokrindanmenstimulasipertumbuhanseldan
perkembanganjaringanterhadap status kematangannya (matur
state) (Supariasa, 2002).
Selamamasaanak-anak, hormon yang paling
pentingdalampertumbuhanadalahInsulinlike Growth Factors
(IGFs), yang diproduksioleh liver danjaringantulang. Insulinlike
Growth Factors menstimulasiosteoblas,
mendorongpembelahanselpadapiringanepifisealdanperiosteum,
jugameningkatkansintesis protein yang
dibutuhkanuntukmemproduksitulangbaru.Hormoninidiproduksise
bagairespondarisekresi human Growth Hormone (hGH)
padalobus anterior
kelenjarpituitari.Hormontiroidjugamendorongpertumbuhantulang
denganmerangsangstimulasiosteoblas.Hormon insulin

18
jugamembantupertumbuhantulangdengancarameningkatkansintesi
s protein tulang. Ketikamencapaimasapuber, sekresihormon yang
dikenaldengansekshormonakanmempengaruhipertumbuhantulang
secaradrastis, yaituhormontestosterondanhormon estrogen.
Keduahormontersebutberfungsiungtukmeningkatkanaktivitasoste
oblasdanmensintesismatriksekstraselulartulang.Padausiadewasase
kshormonberkontribusidalam remodeling
tulangdenganmemperlambatpenyerapantulang lama
danmempercepat deposit tulangbaru(TortoradanDerrickson,
2011).

 Gizi
Gizi yang burukpadaanak-
anakdapatmenyebabkanberkurangnyaasupannutrisi yang
diperlukanolehtubuhuntuktumbuh.Sedangkangizi
yangbaikakanmencukupikebutuhantubuhdalamrangkapertumbuha
n (Supariasa, 2002). Beberapazatgizi yang
dibutuhkandalampertumbuhandanremodeling tulangadalah
mineral dan
vitamin.Sejumlahbesarkalsiumdanfosfatdibutuhkandalam proses
pertumbuhantulang, dansejumlahkecil magnesium, fluoride
danmangan. Vitamin A menstimulasiaktivitasosteoblas.Vitamin C
dibutuhkanuntukmensintesiskolagen, protein utamadaritulang.
Vitamin D
membantupertumbuhantulangdengancarameningkatkanabsorbsika
lsiumdarimakananpadasistemgastrointestinal kedalamdarah.
Vitamin K dan B12jugadibutuhkanuntuksintesis protein tulang
(TortoradanDerrickson, 2011).

5. Penyakit-penyakit yang berhubungandenganosifikasi

19
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN
Kami menyadari masih banyakkekurangandarikelompok kami.
Olehkarenaitu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan
demi penyempurnaan kelompok kami di masa mendatang.

20
Daftar Pustaka

Dole, Neha S., "Genetic Determinants of Skeletal Diseases: Role of microRNAs"


(2015). Doctoral Dissertations.
763.http://digitalcommons.uconn.edu/dissertations/763

Berridge, M.J. (2012) Cell Signalling Biology;doi:10.1042/csb0001008

Bassett, JHD & Kenkre, JS. (2018). The bone remodelling cycle. The Association
for Clinical Biochemistry & Laboratory Medicine. Doi:
10.1177/0004563218759371

21

Anda mungkin juga menyukai