Anda di halaman 1dari 23

MENTERIKEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

SALINAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 176 /PMK.05/2017
TENTANG
PEDOMAN REMUNERASI BADAN LAYANAN UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

1.1enimbang a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 36 ayat (2)


Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaari
Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan
menetapkan remunerasi bagi pejabat pengelola, dewan
pengawas, dan pegawai badan layanan umum atas usulan
menterij pimpinan lembaga;
b. bahwa pengaturan mengenai pedoman remunerasi badan
layanan umum telah diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 10/PMK. 02 /2006 tentang Pedoman
Penetapan Remunerasi bagi Pejabat Pengelola, Dewan
Pengawas dan Pegawai Badan Layanan Umum
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 73/PMK. 05/2007 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
1 0/PMK.02 /2006 tentang Pedoman Penetapan

www.jdih.kemenkeu.go.id
-2-

Remunerasi bagi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas dan


Pegawai Badan Layanan Umum;
c. bahwa untuk penyempurnaan ketentuan mengena1
pedoman remuneras1 badan layanan umum, perlu
mengatur kembali ketentuan mengena1 pedoman
remuneras1 badan layanan umum yang sebelumnya
diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
10/PMK. 02 /2006 tentang Pedoman Penetapan
Remunerasi bagi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas dan
Pegawai Badan Layanan Umum sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomo:::-
73/PMK. 05/2007 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 10/PMK. 02/2006 tentang
Pedoman Penetapan Remunerasi bagi Pejabat Pengelola,
Dewan Pengawas dan Pegawai Badan Layanan Umum;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf c,

perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang


Pedoman Remunerasi Badan Layanan Umum;

Mengingat Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang


Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum ( Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48 , Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502 _1
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaar:
Keuangan Badan Layanan Umum ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 171 , Tambahan Lembarar:
Negara Republik Indonesia Nomor 5340);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan PERATURAN MENTER! KEUANGAN TENTANG PEDOMAI\
REMUNERASI BADAN LAYANAN UMUM.

www.jdih.kemenkeu.go.id
-3-

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Badan Layanan Umum yang selanjutnya disingkat BLU
adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencar1 keuntungan dan dalam
melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi
dan produktivitas.
2. Pejabat Pengelola BLU yang selanjutnya disebut Pejabat
Pengelola adalah pegawai negeri sipil dan/atau tenaga
profesional non- pegawai negeri sipil yang bertanggung
jawab terhadap kinerja operasional dan keuangan BLU,
yang terdiri dari pemimpin, pejabat keuangan, dan pejabat
teknis, yang sebutannya dapat disesuaikan dengan
nomenklatur yang berlaku pada BLU yang bersangkutan.
3. Pemimpin BLU adalah Pejabat Pengelola yang berfungsi
sebagai penanggung jawab umum operasional dan
keuangan BLU.
4. Pejabat Keuangan BLU yang selanjutnya disebut Pejabat
Keuangan adalah Pejabat Pengelola yang berfungsi sebagai
penanggung jawab keuangan BLU.
5. Pejabat Teknis BLU yang selanjutnya disebut Pejabat
Teknis adalah Pejabat Pengelola yang berfungsi sebagai
penanggung jawab teknis di bidang masing- masing pada
BLU.
6. Dewan Pengawas BLU yang selanjutnya disebut Dewan
Pengawas adalah organ BLU y<;ing bertugas melakukan
pengawasan dan memberikan nasihat kepada Pejabat
Pengelola BLU dalam menjalankan pengelolaan BLU.
7. S ekretaris Dewan Pengawas BLU yang selanjutnya disebut
S ekretaris Dewan Pengawas adalah orang perseorangan
yang diangkat oleh Pemimpin BLU atas persetujuan

www.jdih.kemenkeu.go.id
-4-

Dewan Pengawas untuk mendukung tugas Dewan


Pengawas.
8. Pegawai BLU yang selanjutnya disebut Pegawai adalah
pegawai negeri sipil dan/atau tenaga profesional non­
pegawai negeri sipil yang mendukung kinerja BLU sesuai
dengan kebutuhan BLU.
9. Pegawai Negeri S ipil yang selanjutnya disingkat PNS
adalah pegawai negeri sipil sebagaimana dimaksud dalam
Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatu:­
S ipil Negara.
1 0. Gaji adalah imbalan kerja berupa uang yang bersifa:
tetap, yang diterima oleh Pejabat Pengelola dan Pegawai
setiap bulan.
11 . Honorarium adalah imbalan kerja berupa uang yang
bersifat tetap, yang diterima oleh Dewan Pengawas dar:
S ekretaris Dewan Pengawas setiap bulan.
12. Tunjangan Tetap adalah imbalan kerja berupa uang yang
bersifat tambahan pendapatan di luar Gaji, yang diterimc..
oleh pimpinan BLU setiap bulan.
13. Insentif adalah imbalan kerja berupa uang yang bersifa:
tambahan pendapatan di luar Gaji/Honorarium, yang
diterima oleh Pejabat Pengelola, Pegawai, Dewar:
Pengawas, dan S ekretaris Dewan Pengawas.

Pasal 2
(1) Remunerasi diberikan kepada Pejabat Pengelola, Pegawai.
dan Dewan Pengawas.
(2) Remunerasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diberikan kepada S ekretaris Dewan Pengawas.
(3) Remunerasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1 :
bersumber dari Rupiah Murni (RM) dan/atau Penerimaa:r:
Negara Bukan Pajak ( PNBP) BLU dengan memperhatika:r:
kemampuan keuangan BLU.

www.jdih.kemenkeu.go.id
-5-

BAB II
PRINSIP

Pasal 3
(1) Remunerasi diberikan berdasarkan tingkat tanggung
jawab dan tuntutan profesionalisme dengan
mempertimbangkan prinsip:
a. proporsionalitas, yaitu memperhatikan aset,
pendapatan, sumber daya manus1 a, dan/atau
layanan BLU;
b. kesetaraan, yaitu memperhatikan remuneras1 pada
penyedia layanan sejenis;
c. kepatutan, yaitu memperhatikan nilai jabatan yang
dihasilkan dari proses analisis dan evaluasi jabatan;
dan
d. kinerja, yaitu inemperhatikan kinerja layanan dan
kinerja keuangan.
(2) S elain mempertimbangkan pnns1 p sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), pemberian remunerasi dapat
memperhatikan indeks harga daerahjwilayah.

BAB III
KOMPONEN REMUNERASI

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 4
(1) Remunerasi merupakan imbalan kerja yang diberikan
dalam komponen sebagai berikut:
a. Gaji;
b. Honorarium;
c. Tunjangan Tetap;
d. Insentif;
e. bonus atas prestasi;
f. pesangon; dan/atau
g. pens1 un.

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 6-

(2) Komponen remunerasi sebagaimana dimaksud pada aya-:


(1) ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangar:
mengena1 penetapan remunerasi kepada masing-masing
BLU.

Bagian Kedua
Gaji

Pasal 5
(1) Gaji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1
huruf a diberikan dengan memperhitungkan nilai jabatar:
yang dituangkan dalam grading/level jabatan.
(2) Nilai jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1 ;
diperoleh dari proses analisis dan evaluasi jabatar:
dengan menggunakan metode yang ditetapkan olel:
Pemimpin BLU.

Pasal 6
(1) Gaji untuk Pejabat Pengelola dan Pegawai yang berasa�.
dari PNS bersumber dari RM dan PNBP.
(2) Gaji yang bersumber dari RM sebagaimana dimaksuc
pada ayat (1) merupakan gaji dan tunjangan sebagai PNS
sesua1 dengan ketentuan peraturan perundang­
undangan.
(3) Dalam hal terdapat selisih antara gaji sebagaimane.
dimaksud pada ayat (1) dan gaji sebagaimana dimaksuc
pada ayat (2), BLU membayar selisih dimaksud yang
bersumber dari PNBP.
(4) Gaji untuk Pejabat Pengelola dan Pegawai yang berasa�
dari tenaga profesional non- PNS bersumber dari PNBP.
(5) Gaji sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapa-:
bersumber dari RM dalam hal diamanatkan dala:rr
ketentuan peraturan perundang- undangan.
(6) Gaji sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkar:
dengan Keputusan Pemimpin BLU yang besarannye:_
paling tinggi disetarakan dengan Pejabat Pengelola dar:
Pegawai yang berasal dari PNS yang setingkat dengar:

www.jdih.kemenkeu.go.id
-7 -

memperhatikan tanggung jawab, nilai jabatan, skala


grade, golongan, dan/atau masa kerja.

Bagian Ketiga
Honorarium

Pasal 7
(1) Honorarium sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (1) huruf b diberikan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Honorarium ketua Dewan Pengawas ditetapkan
paling tinggi 40°/o ( empat puluh persen) dari Gaji
Pemimpin BLU;
b. Honorarium anggota Dewan Pengawas ditetapkan
paling tinggi 36°/o ( tiga puluh enam persen) dari Gaji
Pemimpin BLU; dan
c. Honorarium S ekretaris Dewan Pengawas ditetapkan
paling tinggi 15o/o ( lima belas persen) dari Gaji
Pemimpin BLU.
(2) Honorarium sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bersumber dari PNBP.

Bagian Keempat
Tunjangan Tetap

Pasal 8
(1) BLU dapat memberikan Tunjangan Tetap sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf c berupa:
a. tunjangan transportasi; dan/atau
b. tunjangan perumahan.
(2) Tunjangan transportasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a merupakan tambahan pendapatan yang
diberikan kepada pimpinan BLU dalam hal tidak
mendapatkan fasilitas kendaraan dinas.
(3) Tunjangan perumahan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b merupakan tambahan pendapatan
yang diberikan kepada pimpinan BLU dalam hal tidak
{)A
www.jdih.kemenkeu.go.id
-8 -

mendapatkan fasilitas rumah dinasjrumah jabatan


yang layak.
( 4) Tunjangan Tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1 1
bersumber dari PNBP.

Bagi.an Kelima
Insentif

Pasal9
(1) Insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1-J
huruf d diberikan kepada:
a. Pejabat Pengelola dan Pegawai, dengan
memperhitungkan capaian kinerja dan rentang
(range) besaran Insentif yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan; dan
b. Dewan Pengawas dan S ekretaris Dewan Pengawas,
dengan memperhitungkan capaian kinerja Pemimpin
BLU.
(2) Capaian kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1 )
huruf a, terdiri atas:
a. capaian kinerja Pemimpin BLU yang ditetapkan
berdasarkan target kinerja dan indikator kinerja,
yang telah dituangkan dalam kontrak kinerja antara
Pemimpin BLU dengan Menteri Keuangan c.q.
Direktur Jenderal Perbendaharaan; dan
b. capaian kinerja Pejabat Keuangan, Pejabat Teknis,
dan Pegawai yang ditetapkan berdasarkan targe:
kinerja dan indikator kinerja, yang telah dituangkan
dalam kontrak kinerja dengan atasan langsungnya.
(3) Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber
dari PNBP.
(4) Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapa:
bersumber dari RM dalam hal diamanatkan dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan.

www.jdih.kemenkeu.go.id
-9 -

Pasal 10
(1) Dalam hal capa1an kinerja Pejabat Pengelola/Pegawai
melebihi target yang ditetapkan dalam kontrak kinerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2), Pemimpin
BLU dapat memberikan insentif kinerja atas kelebihan
capaian kinerja.
(2) Khusus untuk Pemimpin BLU, pemberian kelebihan
insentif kinerja atas kelebihan capa1an kinerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapatkan
persetujuan Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal
Perbendaharaan atas usulan Pemimpin BLU.
(3) Pedoman penyusunan kontrak kinerja dan penetapan
persetujuan capaian kinerja Pemimpin BLU diatur dengan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan.

Pasal 11
(1) Pemimpin BLU dapat memberikan insentif tambahan
berupa penghargaan kepada:
a. Pejabat Pengelola dan Pegawai yang melakukan
publikasi jurnal ilmiah internasional, yang dananya
bersumber dari PNBP BLU; dan
b. Pejabat Pengelola dan Pegawai yang terlibat dalam
kerja sama penelitian, pendidikan, dan/atau
pengabdian kepada masyarakat, yang dananya
bersumber dari PNBP yang dihasilkan dari kontrak
kerja sama tersebut.
(2) Pemberian insentif tambahan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan dengan mempertimbangkan
kemampuan keuangan BLU dan terpenuhinya capaian
kinerja Pejabat Pengelola dan Pegawai bersangkutan.

Pasal 12
(1) Besaran Insentif bagi Dewan Pengawas dan S ekretaris
Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
ayat (1) huruf b diberikan berdasarkan kinerja Dewan
Pengawas.

www.jdih.kemenkeu.go.id
-10-

(2) Besaran Insentif bagi Dewan Pengawas dan S ekretaris


Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
diberikan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Insentif ketua Dewan Pengawas ditetapkan paling
tinggi 40°/o ( empat puluh persen) dari Insentif kinerjc_
yang diterima Pemimpin BLU;
b. Insentif anggota Dewan Pengawas ditetapkan paling
tinggi 36°/o ( tiga puluh enam persen) dari Insenti:
kinerja yang diterima Pemimpin BLU; dan
c. Insentif S ekretaris Dewan Pengawas ditetapkan paling
tinggi 15o/o ( lima belas persen) dari Insentif kinerjc_
yang diterima Pemimpin BLU.

Bagian Keenam
Bonus Atas Prestasi

Pasal 13
(1) Bonus atas prestasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal L.
ayat (1) huruf e merupakan imbalan kerja bersifa:
tambahan pendapatan di luar Gaji, Tunjangan Tetap
Insentif, dan Honorarium, yang diterima oleh Pejabat
Pengelola, Pegawai, Dewan Pengawas, dan S ekretaris
Dewan Pengawas, atas prestasi kerja BLU yang dapat
diberikan 1 ( satu) kali dalam 1 ( satu) tahun anggarar:
setelah BLU memenuhi syarat- syarat tertentu.
(2) Bonus atas prestasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1.
bersumber dari PNBP.
(3) Ketentuan mengenai bonus atas prestasi sebagaimanc_
dimaksud pada ayat ( 1) diatur dalam Peraturan Menter:
Keuangan tersendiri.

www.jdih.kemenkeu.go.id
-11-

Bagian Ketujuh
Pesangon

Pasal 14
(1) Pada saat akhir masa jabatannya, Pejabat Pengelola dan
Dewan Pengawas dapat diberikan pesangon sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf f, berupa santunan
purna jabatan dengan pengikutsertaan dalam program
asuransi atau tabungan pensiun yang beban premi atau
iuran tahunannya ditanggung oleh BLU.
(2) Premi atau iuran tahunan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan paling tinggi 25°/o ( dua puluh lima
persen) dari gaji dalam 1 ( satu) tahun.
(3) Pembayaran premi atau iuran tahunan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) bersumber dari PNBP.

Bagian Kedelapan
Pensiun

Pasal 15
Pensiun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf g
diberikan kepada Pejabat Pengelola dan Pegawai yang berasal
dari PNS sesuai dengan ketentuan peraturan perundang­
undangan.

Bagian Kesembilan
Lain- Lain

Pasal 16
(1) BLU dapat memberikan remunerasi bulan ketigabelas
kepada Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, S ekretaris
Dewan Pengawas, dan Pegawai yang ditetapkan dengan
keputusan Pemimpin BLU.
(2) Remunerasi bulan ketigabelas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dibayarkan paling tinggi 1 ( satu) kali
remunerasi yang telah dibayarkan pada bulan sebelum
It

www.jdih.kemenkeu.go.id
-12-

pembayaran remunerasi ketigabelas dengan


memperhatikan kemampuan keuangan BLU.
(3) Remunerasi ketigabelas sebagaimana dimaksud padc.
ayat (1) bersumber dari:
a. RM dan/atau PNBP untuk Pejabat Pengelola dar:
Pegawai yang berasal dari PNS ; dan
b. PNBP untuk Pejabat Pengelola dan Pegawai yang
berasal dari tenaga profesional non- PNS , serta Dewar:
Pengawas dan S ekretaris Dewan Pengawas.

Pasal 17
(1) BLU dapat memberikan tunjangan hari raya kepadc.
Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, S ekretaris Dewar:
Pengawas, dan Pegawai.
(2) Tunjangan hari raya sebagaimana dimaksud pada ayat (1 :
bersumber dari:
a. RM dan/atau PNBP untuk Pejabat Pengelola dar:
Pegawai yang berasal dari PNS ; dan
b. PNBP untuk Pejabat Pengelola dan Pegawai yang
berasal dari tenaga profesional non- PNS , serta Dewar:
Pengawas dan S ekretaris Dewan Pengawas.
(3) Ketentuan mengenai pemberian tunjangan hari raya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dengan
Peraturan Menteri Keuangan tersendiri.

Pasal 18
(1) BLU dapat memberikan uang lembur kepada Pejabat
Pengelola dan Pegawai.
(2) Uang lembur sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan kepada:
a. Pejabat Pengelola dan Pegawai yang berasal dari
PNS sesuai dengan ketentuan peraturan perundang­
undangan; dan
b. Pejabat Pengelola dan Pegawai yang berasal dari
tenaga profesional non- PNS berdasarkan keputusan
Pemimpin BLU, yang pemberiannya mengacu pada
ketentuan peraturan perundang- undangan mengenai
/J.
www.jdih.kemenkeu.go.id
-13-

pemberian uang lembur kepada PNS dan


besarannya paling tinggi setara dengan Pejabat
Pengelola dan Pegawai yang berasal dari PNS yang
setingkat.
(3) Uang lembur sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bersumber dari:
a. RM dan/atau PNBP untuk Pejabat Pengelola dan
Pegawai yang berasal dari PNS ; dan
b. PNBP untuk Pejabat Pengelola dan Pegawai yang
berasal dari tenaga profesional non-PNS .

Pasal 19
(1) BLU dapat memberikan uang makan kepada Pejabat
Pengelola dan Pegawai.
(2) Uang makan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan kepada:
a. Pejabat Pengelola dan Pegawai yang berasal dari
PNS sesuai dengan ketentuan peraturan perundang­
undangan; dan
b. Pejabat Pengelola dan Pegawai yang berasal dari
tenaga profesional non-PNS berdasarkan keputusan
Pemimpin BLU, yang pemberiannya mengacu pada
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
pemberian tunjangan uang makan kepada PNS dan
besarannya paling tinggi setara dengan Pejabat
Pengelola dan Pegawai yang berasal dari PNS yang
setingkat.
(3) Uang makan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bersumber dari:
a. RM dan/atau PNBP untuk Pejabat Pengelola dan
Pegawai yang berasal dari PNS ; dan
b. PNBP untuk Pejabat Pengelola dan Pegawai yang
berasal dari tenaga profesional non-PNS .

Pasal 20
BLU mengikutsertakan Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas,
S ekretaris Dewan Pengawas, dan Pegawai sebagai peserta pada
(6.
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 14-

Badan Penyelenggara Jaminan S osial sesuai dengan program


jaminan sosial yang diikuti, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.

Pasal 21
Remunerasi yang dibayarkan dari PNBP BLU merupakan
objek pajak penghasilan yang ditanggung oleh Pejabat
Pengelola, Dewan Pengawas, S ekretaris Dewan Pengawas,
dan Pegawai.

Pasal 22
Ketentuan lebih lanjut mengena1 tata cara pemberian
remuneras1 kepada Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas,
S ekretaris Dewan Pengawas, dan Pegawai, ditetapkan dengan
keputusan Pemimpin BLU.

BAB IV
PENGUS ULAN DAN PENETAPAN REMUNERASI

Bagian Kesatu
Pengusulan Remunerasi

Pasal 23
(1) Pemimpin BLU mengajukan usulan remuneras1 kepada
menteri/pimpinan lembaga.
(2) Usulan remunerasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat berupa usulan remunerasi baru dan/atau usulan
perubahan remunerasi.
(3) Usulan remunerasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan dalam bentuk dokumen pengusulan yang
disusun dan ditandatangani oleh Pemimpin BLU.
(4) Dokumen pengusulan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) disusun menggunakan sistematika tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

www.jdih.kemenkeu.go.id
-15-

Pasal 24
(1) Menteri/pimpinan lembaga melakukan rev1u atas
dokumen pengusulan remunerasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23.
(2) Menterijpimpinan lembaga menyampaikan usulan
remunerasi disertai dokumen usulan remunerasi yang
telah direviu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada
Menteri Keuangan.

Bagian Kedua
Penetapan Remunerasi

Pasal 25
(1) Menteri Keuangan melakukan penilaian terhadap usulan
remunerasi yang disampaikan menterijpimpinan lembaga
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24.
(2) Untuk penilaian usulan remuneras1 sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Menteri Keuangan dapat
menunjuk suatu tim penilai.
(3) Kewenangan untuk menunjuk tim penilai sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dapat dilimpahkan kepada
Direktur Jenderal Perbendaharaan.

Pasal 26
(1) Berdasarkan pertimbangan/rekomendasi dari tim penilai
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, Menteri
Keuangan memberikan persetujuan atau penolakan
terhadap usulan remunerasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 24.
(2) Pertimbanganjrekomendasi dari tim penilai sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan hasil kajian
dan penilaian terhadap usulan remunerasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 24.
(3) Persetujuan terhadap usulan remunerasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri Keuangan
dalam Keputusan Menteri Keuangan.

www.jdih.kemenkeu.go.id
-16-

( 4) Penolakan terhadap us ulan remunerasi sebagaimanc_


dimaksud pada ayat (1) , disampaikan melalui sura:
penolakan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atas
nama Menteri Keuangan kepada menteri/pimpinar:
lembaga.

BAB V
MONITORING DAN EVALUASI

Pasal 27
(1) Untuk penerapan ketentuan mengena1 remuneras::
berdasarkan Peraturan Menteri ini, Menteri Keuangan c.q
Direktur Jenderal Perbendaharaan melakukan monitoring
dan evaluasi kepada BLU.
(2) Hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksuc_
pada ayat (1) dapat diusulkan oleh Direktur JendercL.
Perbendaharaan kepada Menteri Keuangan untuk
meninjau kembali Keputusan Menteri Keuangan mengenai
penetapan remunerasi Pejabat Pengelola, Pegawai, Dewan
Pengawas, dan S ekretaris Dewan Pengawas pada masing­
masing BLU.

BAB VI
KETENTUAN LAIN- LAIN

Pasal 28
(1) Pengusulan dan penetapan remunerasi BLU dilakukan
melalui sistem informasi remunerasi.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengena1 sistem informasi
remuneras1 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan.

Pasal 29
(1) Ketentuan remunerasi untuk Pejabat Pengelola dan
Pegawai yang berasal dari PNS berlaku mutatis mutandis
terhadap ketentuan remunerasi untuk Pejabat Pengelola
dan Pegawai yang berasal dari anggota Kepolisian Negara (}1.

www.jdih.kemenkeu.go.id
-1 7 -

Republik Indonesia dan prajurit Tentara Nasional


Indonesia, kecuali pemberian uang makan.
(2) Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dan
prajurit Tentara Nasional Indonesia mendapatkan uang
lauk-pauk sesua1 dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.

Pasal 30
Remunerasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri
ini, tidak berlaku bagi pekerja pada BLU yang . dilaksanakan
berdasarkan kontrak kinerja dengan pihak ketiga (outsourcing).

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 31
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 10/PMK. 02 /2006 tentang Pedoman
Penetapan Remunerasi bagi Pejabat Pengelola, Dewan
Pengawas, dan Pegawai Badan Layanan Umum sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
7 3/PMK. OS/2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 10/PMK. 02/2006 tentang Pedoman
Penetapan Remunerasi bagi Pejabat Pengelola, Dewan
Pengawas dan Pegawai Badan Layanan Umum, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 32
Peraturan Menteri 1n1 mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

·�

www.jdih.kemenkeu.go.id
-18 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 November 2017

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONES IA,
ttd.
SRI MULYANI INDRAWATI

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 2 7 November 2 01 7

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASAS I MANUS IA
REPUBLIK INDONES IA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONES IA TAHUN 2017 NOM OR 1701

S alinan sesuai dengan aslinya


Kepala Biro Umum

YUWONO J
1997 031001

www.jdih.kemenkeu.go.id
-19 -

LAMPIRAN
PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 176/PMK. 05/2017

TENTANG
PEDOMAN REMUNERASI BADAN LAYANAN UMUM

SISTEMATIKA DOKUMEN US ULAN REMUNERASI BLU

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menggambarkan kondisi umum dan latar belakang pengusulan
remunerasi atau perubahan remunerasi yang telah ditetapkan oleh
Menteri Keuangan, misalnya peningkatan kinerja layanan dan/atau
keuangan, kenaikan pengupahan pada industri yang sejenis,
perubahan kebijakan pemerintah atau hal- hal yang berpengaruh
terhadap besaran remunerasi saat ini.
B. Maksud dan Tujuan
Menyajikan maksud, tujuan, alasan, dan urgens1 pengusulan
remunerasi atau perubahan remunerasi yang telah ditetapkan oleh
Menteri Keuangan.
C. Dasar Hukum
Dasar hukum yang menjadi landasan penxusunan usulan remunerasi
dan kelembagaan BLU.

II. DATA UMUM BLU


A. V isi, Misi, Tujuan, dan Budaya Kerja Organisasi
.
V isi, misi, tujuan dan budaya kerja organisasi berdasarkan pada
rencana strategis bisnis BLU.
B. Tugas dan Fungsi Organisasi
Tugas dan fungsi BLU berdasarkan peraturan tentang
pendirianjpembentukan BLU. Tugas dan fungsi BLU dijabarkan
secara ringkas termasuk ruang lingkup tanggung jawab dan risiko.
C. S truktur Organisasi
S truktur organisasi menggambarkan organ-organ baik struktural
maupun non struktural dalam organisasi.

www.jdih.kemenkeu.go.id
-20-

D. Data Kepegawaian dan Rencana Pengembangan Pegawai


Data kepegawaian BLU pada saat usulan remunerasi, terdiri dari PNS
dan tenaga profesional non- PNS yang dijabarkan menurut kelompok
sebagai berikut:
1. kelompok jabatan strukturaljfungsional sesua1 karakteristik
BLU;
2. kelompok pendidikan; dan
3. kelompok lainnya.
Selain itu, pada bagian ini perlu disampaikan rencana pengembangan
pegawai 3 ( tiga) tahun kedepan sesuai dengan kebutuhan. Rencanc.
pengembangan pegawai dimaksud diperlukan untuk pemetaan bebar..
remunerasi pada BLU.
E. Data Keuangan
1. Data keuangan meliputi data pendapatan dan belanja yang
bersumber dari RM maupun PNBP. Data keuangan yang
bersumber dari RM menyajikan informasi pagu dalam DIPA dar::.
realisasi per akun belanja ( belanja pegawai, belanja barang, dar::.
belanja modal) sedangkan data keuangan yang bersumber dar:
PNBP menyajikan informasi target pendapatan, realisas:
pendapatan, dan realisasi belanja serta saldo akhir tahun.
2. Data keuangan disajikan dalam periode 3 ( tiga) tahun sebelun:
tahun pengusulan, proyeksi keuangan tahun berjalan, dar..
2 ( dua) tahun sejak tahun pengusulan. Proyeksi keuangarr
memuat pendapatan dan belanja.
3. Data keuangan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
F. Kinerja Layanan/Operasional
1. Kinerja layanan/operasional sesuai dengan peraturan yang
ditetapkan menterijpimpinan lembaga, yang paling kurang
mempertimbangkan indikator layanan, mutu, dan manfaat bagi
masyarakat.
2. Kinerja layanan/operasional disajikan dalam periode 3 ( tiga)
tahun sebelum tahun pengusulan remunerasi.
3. Data layanan/operasional disajikan dalam bentuk tabel dan/atau
grafik.

www.jdih.kemenkeu.go.id
-21-

n=. SISTEM REMUNERASI


A. Remunerasi yang Berjalan
1. BLU yang belum mendapatkan penetapan remunerasi dari
Menteri Keuangan, harus mampu menjelaskan mengena1
sumber-sumber pendapatan yang diterima ( take home pay)
pejabat pengelola dan pegawai BLU.
2. BLU yang telah memiliki penetapan remunerasi dari Menteri
Keuangan, harus dapat menjelaskan implementasinya.
B. Remunerasi yang Diusulkan
Remunerasi yang diusulkan oleh BLU menyajikan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Komponen remunerasi seperti Gaji, Honorarium, Tunjangan
Tetap, Insentif, bonus atas prestasi, pesangon, dan/atau pensiun.
2. Metodologi dan penahapan penyusunan sistem remunerasi,
antara lain menyajikan parameter dan proses analisa jabatan,
evaluasi jabatan, serta pembentukan struktur dan skala grading.
3. Corporate gradejstruktur grading jabatan, yang menyajikan
uraian jabatan struktural dan/atau fungsional. Corporate
grade/struktur grading jabatan diperoleh berdasarkan hasil
proses analisa dan tabulasi evaluasi jabatan dengan
menggunakan metodologi tertentu.

Contoh penyajian corporate grade:

Nilai Jabatan/
Grading S truktural Fungsional
Job Value

Jika uraian jabatan disajikan dalam bentuk clusterjkelompok


jabatan, maka harus disertai penjelasanjdefinisi operasional
kelompok jabatan serta nama-nama jabatannya.
4. Perhitungan besaran remuneras1 , dilakukan dengan
memperhatikan antara lain tingkat tanggung jawab dan
tuntutan profesionalisme, kinerja, serta kemampuan keuangan.
Perhitungan besaran remunerasi dilakukan untuk semua
komponen/struktur remunerasi yang diusulkan seperti Gaji,
Honorarium, Tunjangan Tetap, Insentif, bonus atas prestasi,
pesangon, dan/atau pensiun.

www.jdih.kemenkeu.go.id
-22-

Contoh penyajian perhitungan besaran remunerasi:


Jabatan/ Gaji/
Insentif Jumlah
Grading Honorarium

5. Perhitungan kebutuhan remuneras1 , dilakukan untuk


mengetahui kebutuhan remunerasi dalam satu tahun, termasuk
memperhitungkan kebutuhan remunerasi ketigabelas, dengan
menggunakan asumsi, misalnya:
a. asumsi kinerja pegawai lOOo/o ( seratus persen) ;
b. jumlah pegawai pada saat usulan; dan
c. satu pegawai dalam satu jabatan.
Contoh perhitungan kebutuhan remunerasi:

Kebutuhan
Jumlah Gaji/ Insentif Kebutuhan Remunerasi 1 (satu)
Jabatan
Pegawai Honorarium 100% 1 (satu) bulan Ke13 (...%) tahun

6. Benchmarking besaran remunerasi, dilakukan khususnya pada


level Pemimpin BLU dengan industri sejenis, dan memperhatikan
skala/ kompleksitasnya.
C. Mekanisme Pembayaran
Menyajikan tata cara pembayaran remuneras1 kepada Pejabat
Pengelola, Pegawai, dan anggotajsekretaris Dewan Pengawas pada
BLU bersangkutan.

IV. ANALISA REMUNERASI


Bagian ini menyajikan analisa remunerasi, dan lebih ditekankan analisa
secara mendalam terhadap remunerasi Pemimpin BLU dengan melihat
4 ( empat) aspek, yaitu:
A. proporsionalitas, menyajikan data keuangan ( aset dan pendapatan) ,
dan sumber daya manusia yang dikelola BLU, serta jenis layanan BLU.
B. kesetaraan, dengan memperhatikan industri penyedia layanan sejenis,
dengan skala dan kompleksitas yang mendekati sama.

www.jdih.kemenkeu.go.id
-23-

C. kepatutan, yaitu memperhatikan nilai jabatan yang dihasilkan dari


analisa dan evaluasi jabatan, dengan memperhatikan kemampuan
pendapatan BLU yang bersangkutan; dan
D. kinerja, yaitu menyajikan hasil penilaian kinerja yang ditetapkan oleh
kementerian negarajlembaga, dan/atau hasil penilaian kinerja dari
Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan.

'-i. PENUTUP

\7I. LAMPIRAN

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
SRI MULYANI INDRAWATI

YUWONO �
1997031001

www.jdih.kemenkeu.go.id

Anda mungkin juga menyukai