Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keluarga merupakan bagian terkecil dalam masyarakat. Dalam keperawatan,
keluarga merupakan salah satu sasaran asuhan keperawatan. Keluarga memegang peranan
penting dalam promosi kesehatan dan pencegahan terhadap penyakit pada anggota
keluarganya. Nilai yang dianut keluarga dan latar belakang etnik/kultur yang berasal dari
nenek moyang akan mempengaruhi interpretasi keluarga terhadap suatu penyakit. Masalah
kesehatan dan adanya krisis perkembangan dalam suatu keluarga dapat mempengaruhi
anggota keluarga yang lain karena keluarga merupakan satu kesatuan (unit).
Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau
memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya. Masalah-masalah kesehatan
dalam keluarga saling berkaitan. Dalam melihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu
(pasien) keluarga tetap berperan sebagai pemgambil keputusandalam memelihara kesehatan
anggotanya. Keluarga merupakan perantara efektif & mudah untuk berbagai upaya kesehatan
masyarakat. Keluarga merupakan lingkungan serasi untuk mengembangkan potensi anggota
keluarga.
Fokus masalah keluarga yang harus diperhatiakan salah satunya adalah Keluarga
dengan ibu resiko tinggi kebidanan (sewaktu hamil) : usia, anemia / kurang gizi, hipertensi,
primipara/multipara, riwayat persalinan dengan komplikasi.
Anemia pada kehamilan masih sering dijumpai di Indonesia. Keadaan ini memang
dapat disebabkan oleh adanya anemia sebelum kehamilan karena anemia pada perempuan,
termasuk perempuan muda, masih cukup tinggi. Namun, anemia juga bisa terjadi akibat
kehamilan.Kehamilan dapat menimbulkan anemia karena saat hamil terjadi peningkatan
volume darah sehingga sel darah merah relatif menjadi lebih rendah. Selain itu, berkurangnya
asupan makanan karena mual dan muntah serta risiko perdarahan pada waktu persalinan juga
akan meningkatkan risiko anemia.
Jika hemoglobin pada kehamilan trimester pertama di bawah 11 g/dL dan pada
trimester kedua dan ketiga di bawah 10 g/dL, itu sudah dianggap anemia. Pengaruh keadaan
anemia terhadap kehamilan bergantung pada derajat anemia. Jika anemia ringan, mungkin
pengaruhnya hampir tak ada. Namun, jika hemoglobin di bawah 6 g/dL, ibu akan merasa
lekas lelah, bahkan dapat terjadi gangguan fungsi jantung. Secara rutin biasanya pada
kehamilan perlu diperiksa hemoglobin sehingga dapat dilakukan terapi. Penyebab anemia
pada kehamilan yang sering adalah karena kurang besi.
Anemia sebaiknya tidak dibiarkan saja karena akibatnya bisa fatal, baik pada ibu
maupun janinnya. Risiko yang terjadi antara lain keguguran, kelahiran prematur, persalinan
lama, perdarahan pasca-melahirkan, bayi lahir dengan berat rendah, hingga kemungkinan bayi
lahir dengan cacat bawaan.
Sayangnya, banyak ibu hamil kurang mengonsumsi zat besi, padahal zat besi dapat
dipenuhi dari komposisi makanan yang bergizi dan seimbang. Untuk mencegah terjadinya
anemia, biasanya dokter akan memberikan suplemen zat besi dengan asam folat. Namun,
kalau sampai terjadi anemia berat, penanganan seperti transfusi darah mungkin saja
diperlukan, tergantung dari bagimana kasusnya.
Kehamilan selalu berhubungan dengan perubahan fisiologis yang berakibat
peningkatan volume cairan dan sel darah merah serta penurunan konsentrasi protein pengikat
nutrisi dalam sirkulasi darah, begitu juga dengan penurunan nutrisi mikro. Pada kebanyakan
negara berkembang, perubahan ini dapat diperburuk oleh kekurangan nutrisi dalam kehamilan
yang berdampak pada defisiensi nutrisi mikro seperti anemia yang dapat berakibat fatal pada
ibu hamil dan bayi baru lahir (Parra, B. E., L. M. Manjarres, et al. 2005). Pada kekurangan
asupan mineral seng (zinc) dalam kehamilan misalnya, dapat berakibat gangguan signifikan
pertumbuhan tulang. Pemberian asam folat tidak saja berguna untuk perkembangan otak sejak
janin berwujud embrio, tetapi menjadi kunci penting pertumbuhan fungsi otak yang sehat
selama kehamilan (Christiansen, M. and E. Garne 2005).
Kasus-kasus gangguan penutupan jaringan saraf tulang belakang (spina bifida) dan
kondisi dimana otak janin tidak dapat terbentuk normal (anencephaly) dapat dikurangi hingga
50% dan 85% jika ibu hamil mendapat asupan cukup asam folat sebelum dia hamil. Ibu hamil
harus mendapatkan asupan vitamin yang cukup sebelum terjadinya kehamilan karena
pembentukan otak janin dimulai pada minggu-mingu pertama kehamilan, justru pada saat
Sang ibu belum menyadari dirinya telah hamil(Obeid, R. and W. Herrmann 2005)( Wen, S. W.
and M. Walker 2005). Pada kasus-kasus dimana janin mengalami defisiensi asam folat, sel-sel
jaringan utama (stem cells) akan cenderung membelah lebih lambat daripada pada janin yang
dikandung ibu hamil dengan asupan asam folat yang cukup. Sehingga stem cells yang
dibutuhkan untuk membentuk jaringan otak juga berkurang. Selain itu, sel-sel yang mati juga
akan bertambah, jauh lebih besar daripada yang seharusnya (Santoso, M. I. and M. S. Rohman
(2005).
Meski dalam jumlah terminimum sekalipun, keterbatasan nutrisi kehamilan
(maternal) pada saat terjadinya proses pembuahan janin dapat berakibat pada kelahiran
prematur dan efek negatif jangka panjang pada kesehatan janin. Sekitar 40% wanita yang
melahirkan prematur disebabkan oleh faktor yang tak diketahui (idiopatik). Penelitian pada
hewan uji kemudian membuktikan adanya korelasi antara kelahiran prematur dengan
kekurangan nutrisi sebelum kehamilan dimulai. Pada kehamilan normal, janin sendiri yang
akan menentukan kapan dirinya akan memulai proses kelahiran. Pada hewan uji, telah
diketahui kalau proses ini dimulai dari aktivasi kelenjar adrenal untuk memproduksi
akumulasi mendadak cortisol di dalam darah. Akibatnya, terjadilah proses berantai yang
berujung pada proses kelahiran, dan hal yang sama pula dianggap terjadi pada manusia.
(Challis, J. R., S. J. Lye, et al. 2001).
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari
satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola
perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998). Oleh karenanya, remaja
sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang
timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial (TP-KJM, 2002).
Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasannya
usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap sebagai
tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau batasan untuk
mengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-
18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10
tahun mungkin saja sudah (atau sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bisa
dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap
menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan anak-anak lagi.
Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja hampir tidak
memiliki pola perkembangan yang pasti.
Dalam perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung karena kadang-kadang
diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain waktu mereka dituntut untuk bersikap mandiri
dan dewasa. Memang banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan,
namun seringkali perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai
pengesahan akan keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi
oleh remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi kehidupan
dalam diri mereka. Untuk dapat memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan
pada dimensidimensi tersebut
Remaja merupakan suatu masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa.
Adapun ciri-ciri dari masa remaja antara lain :pertumbuhan fisik yang cepat , emosi tidak
stabil, perkembangan seksual sangat menonjol, cara berpikirnya kausalitas (hukum sebab
akibat) terikat pada kelompoknya.
Jika tugas perkembangan sebelum usia remaja dipenuhi, maka perkembangan
fisiknya akan dibarengi dengan kematangan emosi dan tanggung jawabnya/berpikir kausalitas
(tamyiz) sebagai seorang yg dewasa. Ia juga akan bisa memilih teman dekat yg baik baginya
dan membatasi pergaulan tanpa bersikap masa bodoh dengan teman yg kurang baik bagi diri
dan agamanya. Hal ini juga dapat terlihat dari interaksi sosialnya yang baik dengan
lingkungannya.
Pada saat usia remaja, tugas perkembangannya adalah sebagai berikut, yaitu :
1. Mampu menerima keadaan fisiknya
2. Mencapai kemandirian secara emosi
3. Memperluas hubungan dengan tingkah laku sosial yang lebih dewasa
4. Mengetahui seta menerima kelebihan maupun kekurangan yang dimiliki
5. Membentuk nilai moral sebagai dasar untuk berperilaku
Karena pada masa ini remaja sedang dalam pencarian jati diri/identitas (role
diffusion) maka, peran orang tua/ustad/guru/teman dekat sebagai teman diskusi dalam hal ini
akan sangat membantu dia menemukan tujuan dan nilai-nilai hidup yang harus di anut.
Sehingga tiap gerak langkahnya, sang remaja akan selalu dilandasi dengan sifat tanggung
jawabnya.

1.2. Tujuan
Tujuan diberikannya asuhan keperawatan kepada keluarga denagn anak remaja
adalah sebagai berikut :
 Tujuan Umum
Mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan keluarga pada ibu hamil resiko anemia
dan kurang gizi dengan tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja di Gg Buntu
Indralaya Ogan Ilir

 Tujuan Khusus :
 Melakukan pengkajian keluarga pada keluarga dengan ibu hamil resiko anemia dan
kurang gizi dengan tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja di Gg Buntu
Indralaya Ogan Ilir
 Menganalisa data yang telah diperoleh dari hasil pengkajian keluarga dengan ibu
hamil resiko anemia dan kurang gizi dengan tahap perkembangan keluarga dengan
anak remaja di Gg Buntu Indralaya Ogan Ilir
 Mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada dari hasil pengkajian keluarga dengan
ibu hamil resiko anemia dan kurang gizi dengan tahap perkembangan keluarga
dengan anak remaja di Gg Buntu Indralaya Ogan Ilir
 Merencanakan kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga dengan ibu
hamil resiko anemia dan kurang gizi dengan tahap perkembangan keluarga dengan
anak remaja di Gg Buntu Indralaya Ogan Ilir
 Mengimplementasikan rencana kegiatan yang telah disusun bersama keluarga dengan
ibu hamil resiko anemia dan kurang gizi dengan tahap perkembangan keluarga
dengan anak remaja di Gg Buntu Indralaya Ogan Ilir
 Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan pada keluarga dengan ibu hamil resiko
anemia dan kurang gizi dengan tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja di
Gg Buntu Indralaya Ogan Ilir
 Mendokumentasikan hasil kegiatan keperawatan keluarga yang sudah dilakukan
pada keluarga dengan ibu hamil resiko anemia dan kurang gizi dengan tahap
perkembangan keluarga dengan anak remaja di Gg Buntu Indralaya Ogan Ilir
BAB II
PEMBAHASAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

2.1 PENGKAJIAN (tanggal 12 Maret 2010)


I. Data Umum
1. Nama kepala keluarga : Tn U
2. Jenis kelamin/usia : Laki-laki/39 tahun
3. Pekerjaan : Buruh Bangunan
4. Pendidikan : Tamat SD
5. Alamat : Gang Buntu Indralaya OI
6. Komposisi keluarga :

NO NAMA JK HUB.KEL UMUR PENDIDIKAN STATUS KESEHATAN


1 Tn.U L Suami 39 Tamat SD Sehat
kedua/Bapak
2 Ny.S P Istri/Ibu 37 Tidak tamat SD Hamil 6 bulan (Anemia)
3 Anak R L Anak pertama 20 Tidak tamat SD Sehat
dari suami
pertama
4 Anak M P Anak pertama 16 Masih SMA Sehat
dari suami kedua kelas 2
5. Anak A L Anak kedua dari 10 Masih SD Sering batuk
suami kedua kelas 3

Genogram Keluarga
Tugas pertumbuhan dan perkembangan pada Anak R (Remaja akhir 17-20 tahun) :
Pertumbuhan Matang secara fisik
Struktur dan pertumbuhan reproduksi hampir
komplit

Kognitif Mencapai pikiran abstrak


Dapat menerima dan bertindak pada
pelaksanaan jangka panjang
Mampu memandang masalah secara
komprehensif
Identitas intelektual dan fungsional terbentuk

Identitas Definisi citra tubuh dan peran gender hampir


menetap
Identitas seksual matang
Stabilitas harga diri
Nyaman dengan pertumbuhan fisik
Peran sosial terdefinisi dan terartikulasi

Hubungan dengan orangtua Perpisahan emosional dan fisik dari orangtua


terselesaikan
Bebas dri orangtua dengan sedikit konflik
Emansipasi hampir terjamin

Hubungan dengan sebaya Kelompok sebaya berkurang dalam hal


kepentingan yang berbentuk pertemanan
individu
Pengujian hubungan pria dan wanita terhadap
kemungkinan hubungan yang permanen
Hubungan dicirikan dengan memberi dan
berbagi

Seksualitas Membentuk hubungan yang stabil dan saling


tertarik
Meningkatkan kapasitas untuk mutualitas dan
resiprositas
Berkencan sebagai pasangan pria dan wanita
Keintiman melibatkan komitmen daripada
eksplorasi dan romantisme

Kesehatan psikologis Emosi lebih konstan


Marah lebih tepat untuk disembunyikan

Masalah yang sering timbul pada remaja :


Penyimpangan seks pada remaja
Kebiasaan merokok untuk mendapat pengakuan (anticipatory beliefs), untuk
menghilangkan kekecewaan (reliefing beliefs), dan menganggap perbuatannya
tersebut tidak melanggar norma (permissive beliefs/ fasilitative) (Joewana, 2004).
Penyalahgunaan narkoba dan minuman keras
Tuntutan perkembangan untuk mencari identitas diri.
Lingkungan (orang tua, masyarakat) tidak siap menerima perubahan yang terjadi
pada remaja yang dipengaruhi oleh faktor biologi/genetik, konstitusional, pola asuh
orang tua semasa anak pra-remaja, faktor psiko-edukatif dan kematangan kepribadian
yg telah mampu dicapai anak waktu memasuki masa remaja.
Kesiapan remaja menghadapi tantangan pengaruh teman sebaya dan pengaruh
transisi budaya akibat globalisasi.
Perilaku kriminal

7. Tipe keluarga : Keluarga Ny.S adalah Keluarga Inti


8. Suku bangsa : Komering
9. Agama : Islam
10.Status sosial ekonomi : Status sosial ekonomi keluarga Ny.S sangat pas-
pasan karena Tn.U bekerja sebagai buruh
bangunan di dekat rumahnya dengan penghasilan
perbulan yang tidak tetap. Biasanya penghasilan
yang didapatkan oleh suami Ny.S selama sebulan
sekitar Rp.500.000,00 dengan pengeluaran
belanja untuk kebutuhan sehari-hari berkisar
Rp.20.000,00. Ny.S bekerja sebagai pencuci
baju dan saat ini menerima pemesanan catering
untuk buruh bangunan yang bekerja di dekat
rumahnya. Menurut Ny.S, penghasilan yang
didapatkan oleh suaminya sangat-pas-pasan
untuk menghidupi dirinya dan ketiga anaknya.
11. Aktifitas rekreasi : Saat berkumpul bersama di rumah biasanya yang
dilakukan keluarga adalah menonton TV sambil
bercerita.
12. Kesimpulan poin 10-11 : Keluarga termasuk dalam kategori keluarga
sejahtera tahap I.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Ny.S (37 tahun) mempunyai 3 orang anak. Anak pertamanya
Anak R (20 tahun) adalah hasil pernikahannya yang pertama dengan Tn.X dan
sekarang telah bercerai, akan tetapi saat ini anak ini tinggal bersama Ny.S. Kemudian
Ny.S menikah lagi dengan suami keduanya Tn.U (39 tahun) dan telah memiliki 2 orang
anak. Anak pertama dari suami keduanya Anak M (16 tahun) masih bersekolah dan
duduk di bangku kelas 2 SMA. Anak kedua dari suami keduanya Anak A (10 tahun)
masih bersekolah dan duduk di bangku kelas 3 SD. Saat ini Ny.S sedang hamil anak
ketiga dari suami keduanya pada usia 37 tahun dengan umur kehamilan 6 bulan.
Jadi, tahap perkembangan keluarga saat ini pada keluarga Ny.S adalah keluarga dengan
anak remaja.

2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Tugas-tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah :
o Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan
anggota keluarga.
o Membantu sosialisai anak terhadap lingkungan di luar rumah, sekolah dan lingkungan
lebih luas (yang tidak/kurang diperoleh dari sekolah atau masyarakat)
(Suprajitno, S.Kp., 2004)

Tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi adalah:


o Mencapai hubungan yang baru dan lebih masak dengan teman sebaya baik sesama jenis
maupun lawan jenis
o Menerima keadaan fisik dan dapat mempergunakannya secara efektif
o Mencapai kemandirian secara emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya
o Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan dan kehidupan keluarga
o Mengembangkan kemampuan dan konsep-konsep intelektual untuk tercapainya
kompetensi sebagai warga negara
o Menginginkan dan mencapai perilaku yang dapat dipertanggungjawabkan secara sosial
o Memperoleh rangkaian sistem nilai dan etika sebagai pedoman perilaku
(Havighurst dalam Hurlock, 1973).

3. Riwayat kesehatan keluarga inti


Tn.U dan Ny.S saat ini menderita penyakit maag. Kalau hanya sakit ringan
kadang mereka hanya membiarkan saja dan membeli obat-obatan yang biasa dijual
bebas di warung dekat rumah mereka. Ny.S melahirkan anaknya dengan bantuan bidan,
kecuali Tn.R di lahirkan dengan bantuan dukun. Anak R, anak M, anak A dalam
kondisi sehat tetapi anak R kebiasaan merokok.

4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya


Nn.R pernah menderita penyakit tifus. Keluarga sebelumnya tidak pernah
menderita penyakit yang berat/kronis. Kalau sakit ringan lebih sering dibiarkan saja.

Masalah :
1. Resiko tinggi maag berulang

III. Data Lingkungan


1. Karakteristik fisik dari lingkungan yang paling dekat dan komunitas yang lebih luas
Kondisi jalan menuju rumah Ny.S belum diaspal dan saat turun hujan akses
jalan ke sana menjadi becek. Keadaan lingkungan sekitar rumah Ny.S terlihat kumuh
karena mereka belum memiliki tempat khusus untuk membuang sampah. Mereka
membuang sampah sembarangan di tanah kosong di sekitar rumahnya. Tidak terdapat
saluran pembuangan air atau parit sehingga memungkinkan terjadinya banjir saat turun
hujan. Tidak ada industri di sekitar rumah Ny.S, hanya ada beberapa rumah yang
dikontrakkan untuk mahasiawa.

2. Karakteristik rumah
Rumah klien berdinding papan dengan ukuran 7x10 meter terdiri dari 1 ruang
tamu, 2 kamar tidur, 1 dapur, dan sebuah kamar mandi yang terletak di dalam rumah.
Hanya ada 2 jendela dalam rumah Ny.S. satu di ruang tamu dan satunya lagi di kamar
Ny.S. Ventilasi dan pencahayaan rumahnya kurang baik. Banyak barang menumpuk
diruang tamu dan lemari agak menghalangi jendala di ruang tamu sehingga jendelanya
jarang atau bahkan tidak pernah dibuka. Jarak septic tank dengan sumur sekitar 10
meter. Keluarga ini menggunakan air sumur untuk berbagai keperluan sehari-hari
seperti memasak, mencuci dan mandi. Sedangkan untuk minum, mereka menggunakan
air galon.

3. Denah rumah
Keterangan :
4 5 Jendela
1 dan 3 : Kamar Tidur

3 10 m 2 : Ruang tamu
1 4 : Dapur
2 5 : Kamar mandi

7m
4. Keadaan umum kebersihan dan sanitasi rumah
Secara umum, keadaan rumah Ny.S tidak bersih dan sedikit kumuh. Anggota
keluarga tidak memperhatikan kebersihan rumahnya karena sibuk dengan pekerjaan
masing-masing. Jendela ruang tamunya pun jarang dibuka sehingga ventilasi yang ada
tidak berfungsi secara maksimal. Keluarga Ny.S memelihara kucing, monyet, dan
anjing.

5. Kondisi keamanan rumah atau lingkungan


Keadaan lingkungan sekitar rumah Ny.S sejauh ini aman meskipun rumahnya
terbuat dari papan yng dari segi keamanan sedikit kurang. Hal ini karena keluarga
tersebut memiliki seekor anjing yang menjaga rumahnya.

6. Adekuasi pembuangan sampah


Keluarga Ny.S tidak memiliki tempat pembuangan sampah khusus. Jadi,
selama ini mereka membuang sampah sembarangan pada tanah-tanah kosong di sekitar
rumahnya. Sehingga keadaan sekitar rumahnya menjadi kumuh.

7. Tanggapan keluarga terhadap rumah


Keluarga Ny.S merasa cukup dengan rumah yang mereka miliki saat ini
karena seluruh anggota keluarga masih bisa berkumpul di rumah tersebut. Meskipun
kadang-kadang rumah mereka bocor saat turun hujan.

8. Karakteristik tetangga dan komunitas


Keluarga Ny.S jarang berkumpul dengan tetangga karena rumah Ny.S agak
berjauhan dengan rumah penduduk yang lain, selain itu juga Ny.S hanya berkumpul 1
kali dalam seminggu untuk ikut pengajian.Sekarang Ny.S tidak bisa mengikuti lagi
pengajian karena harus menyediakan makanan untuk pekerja bangunan.

9. Mobilitas geografis keluarga


Keluarga Ny.S tidak pernah berpindah sejak menikah dengan Tn. U.

10. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Keluarga Ny.S sering berkumpul malam hari untuk nonton TV, tetapi hanya
Anak R yang tidak berkumpul bersama karena Anak R hanya seminggu sekali ke
rumah. Anak R harus bekerja di daerah Segayam dan tidak bisa pulang kerumah setiap
hari dikarenakan masalah biaya.

11. Sistem pendukung keluarga


Apabila ada anggota keluarga yang sakit, maka anggota keluarga yang lain
hanya memberikan anjuran untuk mengobati tetapi tidak membantu dalam proses
perawatan. Keluargapun tidak mempunyai Asuransi Kesehatan/ASKESKIN. Dan
keluarga juga belum mengetahui adanya JamKesMas dari pemerintah Sumsel.

Masalah :
1. Kerusakan pemeliharaan rumah

IV. Struktur Keluarga


1. Stuktur peran
Konflik dalam keluarga tidak ada.Keluarga tidak ada yang memegang peran
informal dalam masyarakat. Ny.S dan Tn.U menjadi model dalam menjalani peran.
Ny.S sekarang bekerja sebagai buruh cuci dan memasak untuk pekerja bangunan untuk
mencari tambahan penghasilan keluarga dan bertanggunga jawab mengurus rumah
tangga dan mengasuh anak. Sedangkan Tn.U bekerja sebagai buruh bangunan. Anak R
tidak kuliah tapi sudah bekerja jauh dari rumah sehingga tidak lagi meminta uang
dengan orang tua (Ny.S dan Tn.R). Anak M bersekolah dan sering membantu Ny.S
setelah pulang sekolah, sedangkan Anak A bersekolah dan sering bermain dengan
seusianya. Status sosial keluarga dalam masyarakat tidak mempengaruhi pembagian
peran. Budaya masyarakat / agama juga tidak mempengaruhi peran keluarga. Apabila
ada anggota keluarga yang sakit (sakit yang tidak parah) tidak mempengaruhi peran
anggota keluarga, keluarga hanya mempeberikan obat warung. Peran yang dijalankan
di setiap anggota keluarga sesuai dengan tahap perkembangan kelurga.

2. Nilai atau norma keluarga


Nilai dan norma yang berlaku dikeluarga menyesuaikan dngan nilai agama yang
dianut dan norma yang berlaku dilingkungannya.Tidak ada konflik yang menonjol
dalam keluarga.

3. Pola komunikasi keluarga


Anak- anak Ny.S sering bercerita (curhat) dengan Ny.S. Anak-anak Ny.S tidak
pernah melawan dan selau menuruti kata-kata Ny.S dan Tn.U. Keluarga Ny.S selalu
memusyawarahkan segala permaslahan keluarga secara langsung. Apabila ada anggota
keluarga misal Tn.U marah, maka Tn.U membicarakannnya dengan keluarga terutama
Ny.S. Frekuensi dan kualitas komunikasi dalam keluarga cukup baik karena sering
bertemu dan sering berkumpul bersama. Tidak ada disfungsi komunikasi dalam pola-
pola komunikasi keluarga.

4. Struktur kekuatan/kekuasaan keluarga


Kekuatan keluarga masih erat, adanya rasa saling menghormati dan keluarga
dapat mempengaruhi atau mengendalikan anggota keluarga dalam hal kesehatan.
Misalnya , Anak M yang tadinya tidak mau diperiksa oleh mahasiswa, menjadi mau
setelah dijelaskan oleh Ny.S. Ny.S dan Tn.U sering memusyawarahkan atas segala
keputusan dalam keluarga, dalam keuangan.Dalam mendisiplinkan memutuskan
kegiatan anak-anak mereka membuat keputusan bersama dengan musyawarah.
Kekuasan dalam keluarga di pegang oleh Ny.S dan Tn U secara bersama.

V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi ekonomi
Ny.S tidak berkerja dan hanya sebagai ibu rumah tangga, namun sejak ada
pembanguna kosan disekitar rumahnya, ia diminta untuk memasak makanan untuk para
tukang bangunan kosan tersebut dan Ny.S menerima cucian pakaian dari anak-anak
kosan disekitar rumahnya. Sedangkan Tn.U berkerja sebagai kuli bagunan di
pembanguna kosan disekitar rumahnya. Dan Anak R pun sudah berkerja sebagai
pengumpul kayu. Pendapatan keluarga Ny.S tidak menentu dan pendapatan Tn.R pun
hanya mencukupi kehidupannya sendiri.

2. Fungsi mendapatkan status sosial


Untuk saat ini Ny.S kurang bersosialisasi dengan tetengga lingkungan sekitar
dikarenakan waktu yang ia punya banyak dipakai untuk berkerja baik catering
maupaun mencuci pakian anak-anak kosan disekitar lingkungan rumahnya. Namun
Tn.U sudah bersosialisasi dengan baik dengan masyarakat sekitar terutama ketika
setelah ia berkerja dan pada waktu ia tidak berkerja. Sehingga keluarga terutama Ny.K
masih belum mampu untuk mengembalikan atau meningkatkan status sosial
dimasyarakat namun Tn.U sudah mampu untuk meningkatkan status sosial
dimasyarakat .

3. Fungsi pendidikan
Ny.S dan Anak R tidak lulus SD akan tetapi bisa membaca dan menulis dan
Tn.U hanya seorang lulusan SD, sedangkan Anak M sekarang sedang duduk di kelas 2
SMA dan Anak A duduk di kelas 3 SD.
4. Fungsi sosialisasi
Ny.S jarang keluar rumah dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar
dikarenakan waktu yang tidak ada namun Tn.U bersosilaisasi dengan baik terhadap
lingkungan sekitarnya. Selain itu juga keluaraga ini cukup disiplin dengan adanya batas
waktu pulang bagi anak-anaknya dan bila anak-anaknya pulang telat mereka
diharuskan untuk memberi tahu..

5. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan


a. Mengenal masalah kesehatan
Keluarga sangat kurang pengetahuan tentang kesehatan. Keluarga tidak
memprihatikan kebersihan lingkunga dan pola makan Ny.S pun sangat tidak baik
bagi seorang ibu hamil, ia hanya makan 1x sehari dan selebihya ngemil serta pil Fe
yang tidak pernah diminum olehnya. Serta Ny.S yang sering mengeluh kram padaa
ektremitas atas dan bawah tanpa tahu penyebabnya.

b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan


Dalam mengambil keputusan tindakan kesehatan Ny.S berdiskusi
dengan Tn.U. Dalam menghadapi masalah kesehatan keluaraga menyerahkannya
kepada obat-obat yang di jual di warung-warung, dan bila tidak kunjung sembuh
baru mereka akan membawanya ke dokter atau puskesmas.

c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit


Keluarga cukup memprihatikan masalah kesehatan yang dihadapi oleh
anggota keluarga. Misalnya ada anggota keluarga yang sakit maka anggota keluarga
yang lain memberikan kepedulian yang besar dengan membantu memberikan
perawatan. Keluarga pun memahami kalau ada anggota keluarga yang sakit dan
tidak kunjung sembuh, maka segera mereka bawa kedokter atau puskes terdekat.
Dan keluarga sudah dapat memodifikasi pengobatan, dengan mengunakan obat-
obatan tradisonal seperti ketika Anak M sakit tifus, keluarga memberikan cacing
dari pohon pisang.

d. Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang sehat


Keluarga sudah mempunyai sumur air bersih sendiri namun keluaraga
kurang mengerti tentang kebersihan lingkungan dilihat dari keadaaan lingkungan
rumah yang kumuh serta akulasi sampah dibelakang rumahnya dan tidak adanya
salauran pembuangan air sehingga air tergenang disekitar rumah. Dan juga
banyaknya barang yang menumpuk di ruang depan.

e. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan


Keluarga tidak mempunyai jamkesmas walaupun ia mengtahui adanya
program jamkesmas yang merupakan program pemerintah sumsel, namun keluarga
Ny.S malas untuk mengurusnya. Ny.S kalau memeriksakan kehamilan di bidan
terdekat akan tetapi ia jarang memeriksakan kehamilannya, ia memeriksakan
kehamilannya bila ada gangguan dengan kesehatannya.

6. Fungsi religius
Keluarga sudah melakukan kewajiban beribadah sesuai dengan ajaran
agamanya. Bahkan mereka sering solat berjamaah terutama saat solat magrib. Akan
tetapi keluarga terutam Ny.S sudah jarang ikut anggota ibu-ibu pengajian dilingkungan
tersebut sejak ia hamil.

7. Fungsi rekreasi
Keluarga tidak mempunyai kebiasaan untuk berlibur ke tempat rekreasi ke luar
rumah, hanya Tn.U yang sering memancing ke danau depan UNSRI ketika ada waktu
senggang. Akan tetapi mereka mempunyai TV dan sering nonton bersama saat malam
hari.

8. Fungsi reproduksi
Ny.S mempunyai 3 orang anak, 1 orang dari suaminya yang pertama dan 2 orang
dari suaminya yang kedua. Ny.S tidak alat kontrasepsi apapun. Dan walaupun anak
yang sedang dikandungnya ini tidak direncanakan tetapi Ny.S tetap mensyukurinya
sebagai rezeki dari Maha Kuasa.

9. Fungsi afeksi
Keluarga Ny.S mempunyai gambaran diri yang cukup bagus, namun sedikit
berbeda dengan Anak M yang sedikit pemalu terutama bila mengenal orang-orang baru.
Keluaraga Ny.S saling memberikan dukungan, bantuan dan saling menghargai kepada
anggota kelusrga lainnya.

Masalah keperawatan :
1. Pengetahuan tentang kesehatan kurang
2. Ketidakmaampuan pemeliharan kebersihan lingkungan rumah
3. Harga diri rendah

VI. Stess Dan Koping Keluarga


1. Stressor jangka pendek
Keluarga tidak cukup mempunyai biaya untuk persalinan Ny.S dan keluarga
menginginkan persalinan Ny.S bisa gratis.

2. Stessor jangka panjang


Ny.S mempunyai masalah dengan mertuanya yang tinggal di daerah yang sama
dengan Ny.S. Masalah ini terjadi karena adanya kesalahpahaman dan kurangnya
komunikasi. Hingga saat ini masalah tersebut belum selesai.

3. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor


Keluarga berusaha untuk mengumpulkan uang dan berharap ada yang membantu
keluarga mereka, khususnya membantu dalam proses persalinan.
Ny.S pernah menderita hipertensi karena masalah ini, tetapi atas saran Tn.U saat
ini Ny.S hanya pasrah dan membiarkan saja masalah tersebut. Tetapi Ny.S tidak merasa
salah dan menyalahkan. Ny.S bahkan tidak melarang anaknya untuk kerumah
neneknya.

4. Strategi koping yang digunakan


Keluarga tahu bahwa adanya masalah dengan mertuanya, tetapi hingga saat ini
hanya dibiarkan saja dan tetap menjalankan aktivitas sehari-hari untuk memenuhi
kebutuhan hidup keluarga.

5. Strategi adaptasi disfungsional


Hingga saat ini Ny.S tidak pernah bertemu dan mengunjungi mertuanya.
Keluarga mengganggap masalah ini tidak pernah terjadi dan ingin melupakannya.

Masalah Keperawatan :
1. Koping keluarga tidak efektif, menurun
VII. Harapan Keluarga
Keluarga berharap proses persalinan Ny.S berjalan dengan lancar sehingga ibu dan
anak sehat. Keluarga juga berharap biaya persalinan gratis.

VIII. Pemeriksaan Kesehatan tiap Anggota Keluarga


Pemeriksaan Ny.S Tn.U Anak R Anak M Anak A Nilai
Normal
Tekanan 100/70 110/70mm 100/70mmHg 120/70
Darah mmHg Hg mmHg
Suhu 36,8 C 36,1 C 36-37 C
RR 18 12-18
x/menit x/menit
Nadi 88 89 x/menit 90 x/menit 60-100
x/menit x/menit
Berat Badan 58 Kg 39 Kg 34 kg
Tinggi Badan 142 m 146 m 130 m
Asam urat 3.7 2-6 mg/dL
mg/dl
Gula Darah 149 80-120
mg/dl mg/dL
Kadar Hb 9,3 <10
mg/dL mg/dL
Kondisi Anemia, Sehat, Sehat, sehat Sering batuk
Umum kurang kebiasaa kebiasaa
nutrisi n n
merokok merokok
2.2 DIAGNOSIS KEPERAWATAN KELUARGA
I. Analisa Data
NO DATA KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH
1 Data Umum 1. Keluarga tidak mengetahui pengertian Resiko infeksi akibat pertahanan
a. Status ekonomi rendah dengan pengahasilan Rp anemia sekunder tidak adekuat (Hb menurun)
500.000 / bulan 2. Keluarga tidak mengetahui tanda dan
b. Anggota keluarga berpendidikan rendah gejala anemia
3. Keluarga dan Ny S tidak mengetahui
Data lingkungan akibat lanjut dari anemia bagi
a. Hewan peliharaan yang banyak dan tidak perkembangan janin
terurus 4. Keluarga tidak mampu mengenal
b. Akumulasi sampah di belakang rumah Ny S keadaan kesehatan dan perubahan yang
II. c. Ketersediaan air bersih yang tidak adekuat dialami oleh Ny S
d. Jendela yang jarang di buka 5. Ny s tidak mengetahui pentingnya
e. Tidak terdapat tempat pembungan air limbah tablet Fe pada ibu hamil
keluarga

Fungsi Keluarga
a. Tidak memanfaatkan puskesmas untuk berobat
b. Status ekonomi rendah dengan pengahasilan Rp
500.000 / bulan
c. Anggota keluarga berpendidikan rendah
d. Kurang pengetahuan tentang kesehatan

Keadaan Kesehatan Keluarga


DS :
a. Ny. S mengatakan kepalanya sering pusing,
matanya berkunang-kunang dan terasa mau
pingsan.
b. Ny. S mengatakan jarang makan sayur dan
buah.
c. Ny. S mengatakan menderita kurang darah
(anemia)
DO :
a. Hb Ny S 9,3 g/dL
b. Kurangnya asupan Fe dan asam folat pada Ny S
c. Lemah dan terlihat pucat
d. Pucat di daerah kelopak mata
e. Lesu dan lemas
f. Anoreksia
g. Mual

2 Data Umum 1. Keluarga dan Ny S tidak mengetahui Perubahan kebutuhan Nutrisi Kurang
a. Status ekonomi rendah dengan pengahasilan Rp pentingnya nutrisi bagi ibu hamil dari kebutuhan tubuh
500.000 / bulan 2. Keluarga tidak mampu memenuhi
b. Anggota keluarga berpendidikan rendah kebutuhan nutrisi bagi ibu hamil
3. Keluarga dan Ny S tidak mengetahui
Fungsi Keluarga akibat lanjut dari kurangnya nurisi bagi
a. Tidak memanfaatkan puskesmas untuk bertanya perkembangan janin
masalah nutrisi Bumil 4. Keluarga tidak mampu mengenal
b. Status ekonomi rendah dengan pengahasilan Rp keadaan kesehatan dan perubahan yang
500.000 / bulan dialami oleh Ny S
Perumusan Diagnosis Keperawatan
1. Resiko infeksi akibat pertahanan sekunder tidak adekuat (Hb menurun) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga khususnya Ny. S dengan anemia saat hamil 4 2/3 = 4,67
2. Perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan
tentang nutrisi ibu hamil 4 1/3 = 4,33
3. Gangguan penatalaksanaan pemeliharaan rumah berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memutuskan tindakan kesehatan yang tepat untuk
melakukan penatalaksanaan pemeliharaan rumah 2 ½ = 2,5
4. Resiko terjadi maag berulang pada Ny.S dan Tn U pada keluarga Tn.U berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit 3 1/3 = 3,33
Penilaian (scoring) Diagnosa Keperawatan

DIAGNOSA KRITERIA SKOR TOTAL PEMBENARAN


KE- SKOR
1 1. Sifat masalah : ancaman kesehatan 2/3 4 2/3 Jika masalah tidak segera diatasi akan beresiko timbulnya penyakit
yang mengganggu kandungan Ny.S. Masalah ini memerlukan tindakan
segera. Masalah yang mungkin timbul adalah risiko terjadinya
keguguran, kelahiran prematur, persalinan lama, perdarahan pasca-
melahirkan, bayi lahir dengan berat rendah, hingga kemungkinan bayi
lahir dengan cacat bawaan.

2.Kemungkinan masalah dapat diubah : 2 Pengetahuan mengenai anemia pada keluarga Ny.S sudah cukup
mudah dimengerti. Keluarga sedikit banyak telah mengetahui gambaran
mengenai anemia itu sendiri yang mereka dapat melalui masyarakat
maupun petugas kesehatan. Akan tetapi masih dibutuhkan beberapa
informasi yang adekuat mengenai anemia itu sendiri kepada keluarga
Ny.S untuk menangani masalah yang timbul. Perawat diharapkan
mampu memanfaatkan beberapa sumber daya keluarga yang tersedia.

3.Potensial masalah untuk dicegah : tinggi 1 Masalah yang ada cukup pelik dan timbul hanya pada saat kehamilan.
Ny.S telah mendapatkan pil Fe dari bidan dan Ny.S juga telah mencoba
untuk disiplin dalam meminum obat. Masalah ini pun berpotensi
mudah untuk dicegah karena Ny.S sudah mengetahui pentingnya Fe
untuk mencegah anemia saat hamil.

4. Menonjolnya masalah : masalah berat, 1 Keluarga khususnya Ny.S merasa sangat terganggu dengan keadaannya
harus segera ditangani akhir-akhir ini sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Sering
pusing, lemas, kesemutan membuat Ny.S tidak mampu melaksanakan
aktivitas di rumah seperti sebelumnya.
2 1. Sifat masalah : ancaman kesehatan 2/3 4 1/3 Jika masalah tidak segera diatasi akan beresiko timbulnya penyakit
yang mengganggu kandungan Ny.S. Masalah ini memerlukan tindakan
segera. Masalah yang mungkin timbul adalah risiko terjadinya anemia,
BBLR, abortus atau keguguran, bayi mudah terinfeksi, dan
terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan otak bayi.

2. Kemungkinan masalah dapat diubah : 2 Pengetahuan mengenai nutrisi ibu hamil pada keluarga Ny.S sudah
mudah cukup dimengerti. Keluarga sedikit banyak telah mengetahui gambaran
mengenai beberapa makanan yang baik untuk dikonsumsi oleh ibu
hamil melalui beberapa petugas kesehatan. Akan tetapi masih
dibutuhkan beberapa informasi yang adekuat mengenai nutrisi bumil
itu sendiri kepada keluarga Ny.S untuk menangani masalah yang
timbul. Perawat diharapkan mampu memanfaatkan beberapa sumber
daya keluarga yang tersedia.

3. Potensial masalah untuk dicegah : cukup 2/3 Masalah yang ada cukup pelik karena kondisi ekonomi keluarga yang
pas-pasan dan tidak mendukung. Timbul masalah ini sebenarnya sudah
ada sebelum kehamilan akan tetapi karena tidak adanya dukungan
ekonomi dari keluarga sehingga menyebabkan masalah ini tetap ada
saat kehamilan berlangsung. Masalah ini pun berpotensi cukup mudah
dicegah karena Ny.S masih mau makan meskipun tanpa
memperhitungkan kadar gizi yang cukup dari makanan. Hal ini karena
faktor ekonomi keluarga. Resiko nutrisi kurang pada Ny S berulang
cukup mudah untuk di cegah karena dengan adanya pemberian
informasi tentang nutrisi membuat Ny S akan mengerti tentang
manfaat tentang nutrisi untuk ibu hamil dan janin.

4. Menonjolnya masalah : masalah berat, 1 Keluarga khususnya Ny.S merasa sangat lemas dan kurang bertenaga.
harus segera ditangani Sehingga menggangu aktivitas Ny S yang akan berakibat pada
pekerjaan rumah yang terbengkalai.
3 1. Sifat masalah : ancaman kesehatan 2/3 Jika masalah tidak segera diatasi akan beresiko timbulnya penyakit
yang mengganggu kandungan Ny.S. Masalah ini memerlukan tindakan
segera. Masalah yang mungkin timbul adalah mudahnya terjadi
penularan dan penyebaran penyakit, seperti diare, cacingan,ISPA, TBC,
demam berdarah, malaria, thypus dan leptospirosis. Kondisi ini juga
bisa beresiko menyebabkan kecelakaan seperti tertusuk paku atau kaca,
tepeleset, terantuk dsb. Dan yang paling penting kondisi ini
mengganggu pemandangan.

2. Kemungkinan masalah dapat diubah : 1 Anggota keluarga sudah cukup mengetahui mengenai pentingnya
sebagian pemeliharaan rumah yang baik. Sumber fasilitas dari keluarga pun
sebenarnya ada dan cukup mendukung dalam upaya pemeliharaan
rumah. Namun,inti masalahnya adalah tidak cukupnya waktu dan
sumber daya manusia dari keluarga yang mendukung upaya
pemeliharaan rumah mereka.

3. Potensial masalah untuk dicegah : 1/3 Kesadaran anggota keluarga mengenai pentingnya pemeliharaan
rendah rumahnya sangat kurang, mereka tidak perduli karena mereka merasa
lingkungannya memang sudah seperti itu. Kondisi inilah yang
menyebabkan masalah yang ada menjadi pelik. Kondisi ini sudah
berlangsung dari awal mereka tinggal disana, kondisi rumahnya sulit
untuk dimodifikasi karena kurangnya dukungan lingkungan.

4. Menonjolnya masalah : ada masalah, 1/2 Keluarga merasa rumahnya berantakan, tetapi keluarga tidak
tetapi tidak perlu ditangani berkemampuan memutuskan untuk melakukan tindakan pemeliharaan
rumah dan lingkungan.

2/3+1+1/3+1/2=
4/6+6/6+2/6+3/6=
15/6
23/6
21/2
4 1. Sifat masalah : ancaman kesehatan 2/3 3 1/3 Jika masalah tidak segera diatasi, maka maag akan berlanjut kronis
bahkan dapat menjadi kanker. Keluarga terutama Ny S dan Tn U
sangat merasa terganggu dengan penyakit maag yang di deritanya.
2. Kemungkinan masalah dapat diubah : 1 Banyak obat antasida disediakan di warung atau dari dokter.
mudah

3. Potensial masalah untuk dicegah : 2/3 Pola makan yang teratur dan informasi tentang makanan yang
cukup sebaiknya dihindari

4. Menonjolnya masalah : masalah berat, 1 Penyakit akan mempengaruhi penurunan produktivitas


harus segera ditangani

III. Prioritas Diagnosis Keperawatan

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN SKOR


Resiko infeksi akibat pertahanan sekunder tidak adekuat (Hb menurun) berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga khususnya Ny. S dengan anemia
1 5 2/3
saat hamil

Perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


2 ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan tentang nutrisi ibu hamil 5 1/3

Resiko terjadi maag berulang pada Ny.S dan Tn U pada keluarga Tn.U berhubungan dengan
2 5/6
3 ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
2.3 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa 1 :
Resiko infeksi akibat pertahanan sekunder tidak adekuat (Hb menurun) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
khususnya Ny. S dengan anemia saat hamil.
TUJUAN KRITERIA HASIL/STANDAR INTERVENSI
Tujuan Umum : Respon verbal Keluarga dapat menyebutkan pengertian 1.Menstimulasi kesadaran atau penerimaan
Hb meningkat / menjadi normal Anemia yaitu keadaan dimana jumlah sel keluarga mengenai masalah dan kebutuhan
sehingga resiko infeksi dapat di darah merah dalam sel darah merah berada kesehatan.
cegah. dibawah normal 1.1 Memberikan informasi yang tepat
a. Menyebutkan pengertian anemia
Tujuan khusus : Keluarga dapat menyebutkan minimal 3 b. Menyebutkan penyebab terjadinya
1x45 menit tatap muka keluarga dari 5 penyebab anemia : anemia
mampu merawat anggota keluarga 1. Malnutrisi / Kurang Gizi, c. Menyebutkan tanda dari anemia
khususnya Ny. S dengan anemia 2. Malabsorbsi, d. Mengidentifikasi tanda/gejala yang di
saat hamil 3. Perdarahan / Kehilangan banyak darah rasakan Ny. S
seperti persalinan yang lalu dan 1.2 Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan
gangguan menstruasi, keluarga tentang kesehatan
4. Penyakit kronik seperti malaria, TB a. Mengidentifikasi kebutuhan keluarga
Paru, parasit dalam usus. akan kesehatan.
5. Kurang zat besi dalam makanan b. Mengidentifikasi harapan keluarga
tentang kesehatan
Keluarga dapat menyebutkan minimal 4 1.3 Mendorong sikap emosi yang
dari 8 tanda dari anemia: mendukung upaya kesehatan
1. Sesak nafas a. Memberikan informasi mengenai
2. Pucat pada mata, lidah, kuku, manfaat dari mengkonsumsi makanan
telapak tangan yang banyak mengandung zat besi
3. Mata berkunang-kunang
4. Mual dan muntah hebat 2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan
5. Tidak nafsu makan cara perawatan yang tepat
6. Mudah lelah 2.1 Mengidentifikasi konsekuensinya bila
7. mudah pingsan tidak melakukan tindakan
8. Hb < 12 gr % a. Menyebutkan akibat lanjut dari
Keluarga dapat menyebutkan minimal 2 anemia
dari 4 akibat anemia : 2.2 Mengidentifikasi sumber-sumber yang
1. Abortus dimiliki dan ada di sekitar rumah keluarga
2. Mudah terjadi infeksi a. Menyebutkan beberapa macam
1. perdarahan sumber makanan di sekitar rumahnya
2. bayi lahir BBLR yang mengandung kandungan zat besi
yang tinggi
Keluarga menyebutkan minimal 3 dari 5 2.3Mendiskusikan tentang konsekuensi
Contoh : tipe tindakan
1. 1. Daun singkong a. Memberitahu tentang konsekuensi
2. 2. Kacang-kacangan jika keluarga mengonsumsi makanan
3. 3. Labu yang bisa menghindari atau mencegah
4. 4. Ubi rambat anemia
5. 5. Tumbuhan merambat
3. Memberikan kepercayaan diri selama
Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 5 merawat anggota keluarga dengan anemia
konsekuensi jika keluarga mengonsumsi 3.1.Mendemonstrasikan cara perawatan
makanan yang bisa menghindari atau a. Mendorong keluarga untuk
mencegah anemia, yaitu : merawat anggota keluarga khususnya
1. Terhindar dari anemia Ny.S dengan masalah anemia
2. Tidak mudah lelah dan lemah 3.2.Menggunakan alat dan fasilitas yang
3. Konsentrasi meningkat ada di rumah
Diagnosa 2 :
Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan tentang
nutrisi ibu hamil

TUJUAN KRITERIA HASIL/STANDAR INTERVENSI


Tujuan Umum : Respon Verbal Keluarga dapat menyebutkan 1.Menstimulasi kesadaran/penerimaan keluarga
Nutrisi kurang dari kebutuhan pengertian Gizi yaitu zat-zat yang mengenai masalah kesehatan yaitu:
tidak terjadi lagi. terkandung dalam makanan, diperlukan 1.1. Memberikan informasi yang tepat
untuk kehidupan manusia. a. Menyebutkan pengertian Gizi
Tujuan Khusus : b. Menyebutkan kegunaan makanan bergizi
1x45menit tatap muka kelurga Keluarga dapat menyebutkan Minimal c. Menyebutkan makanan yang harus
mampu 2 dari 4 manfaat makanan bergizi : dihindari selama kehamilan
mengenal masalah kesehatan 1. Pertumbuhan janin d. Menyebutkan Pola makanan yang
tentang nutrisi ibu hamil 2. mempertahankan kesehatan seimbang
3. luka persalinan lekas sembuh e. Menyebutkan cara memenuhi kebutuhan
4. cadangan masa laktasi nutrisi pada ibu hamil
1.2.Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan
Keluarga dapat menyebutkan Minimal keluarga tentang kesehatan
3-4 makanan yang harus dihindari a. Menanyakan kebutuhan akan kesehatan
selama kehamilan : keluarganya saat ini
1. Daging dan telur yang dimasak kurang b. Menanyakan harapan keluarga tentang
matang. kesehatan keluargan
2. Sayuran yang tidak dicuci dengan 1.3.Mendorong sikap emosi yang mendukung
baik. upaya kesehatan
3. Minuman alkohol a. Memberitahukan dampak positif
4. keju lunak makanan gizi terhadap janin dan persalinan
5. minuman bercaffein
2. enstimulasi keluarga untuk memutuskan cara
Keluarga dapat menyebutkan Minimal perawatan yang tepat, dengan cara :
2 dari 4 Pola makanan yang seimbang : 2.1. mengindentifikasi konsekuensinya bila
.1 Makan teratur tiga kali sehari. tidak melakukan tindakan
.2 Hidangan harus tersusun dari bahan a. Memberitahukan/menyebutkan dampak
makanan bergizi. gizi buruk terhadap janin dan persalinan
.3 Pergunakan aneka ragam makanan 2.2. Mengidentifikasi sumber-sumber yang
yang ada. dimiliki dan ada disekitar keluarga
.4 Pilihlah, belilah, berbagai macam a. Menyebutkan sumber-sumber makanan
bahan makanan yang segar bergizi yang ada disekitar rumah
2.3. Mendiskusikan tentang konsekuensi tipe
Keluarga dapat menyebutkan Minimal tindakan
Minimal 3 dari 5 cara memenuhi a. Menyebutkan tindakan-tindakan dan
kebutuhan nutrisi pada ibu hamil : konsekuensi yang berpangaruh pada janin
1. Makan dan minum lebih banyak
2. Banyak makan makanan sumber zat 3. Memberikan kepercayaan diri selama
besi merawat anggota keluarga yang sakit, dengan
3. Banyak makan makanan sumber zat cara :
kapur 3.1.Mendemonstrasikan cara perawatan
4. makan beraneka ragam makanan a. Mendemonstrasikan cara-cara
5. makan makanan yang segar pengolahan makanan yang baik
3.2.Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di
Keluarga dapat menyebutkan minimal rumah
menyebutkan 3 dari 4 dampak positif a. Memberitahukan penggunaan alat-alat
makanan bergizi: yang bersih dalam kehidupan sehari-hari
a. Untuk pertumbuhan 3.3.Mengawasi keluarga melakukan perawatan
janin yang ada dalam kandungan a. Mengawasi Ny.S saat melakukan
b. Untuk mempertahankan pengolahan makanan yang benar
kesehatan dan kekuatan badan ibu
sendiri 4. Membantu keluarga untuk memelihara atau
c. Agar luka-luka memodifikasi lingkungan yang dapat
persalinan lekas sembuh dalam nifas meningkatkan kesehatan keluaraga, dengan
d. Guna mengadakan cara :
cadangan untuk masa laktasi 4.1. Menemukan sumber-sumber yang dapat
digunakan keluarga
Keluarga dapat menyebutkan minimal a.Memberitahukan Sumber-sumber makanan
menyebutkan 4 dari 6 dampak negatif bergizi yang berada disekitar rumah
gizi buruk terhadap janin dan 4.2. Melakukan perubahan lingkungan bersaam
persalinan : keluarga seoptimal mungkin
1. BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah), a. Menanam sayur-sayuran yang bermanfaat
2. Terhambatnya pertumbuhan otak
janin, 5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan
3. Kurang darah (anemia), faslitas kesehatan yang ada disekitarnya, dengan
4. Bayi mudah terinfeksi, cara :
5. Dan dapat mengakibatkan 5.1. Menggunakan fasilitas kesehatan yang
abortus, cacat bawaan ada disekitar lingkungan keluaraga
Respon Afektif a. Rutin memeriksa kandungan ke
Keluarga dapat menemukan puskesmas
memanfaatkan makanan yang ada 5.2. Membantu keluaraga menggunakan
disekitar rumah seperti: fasilitas kesehatan yang ada
1. Ubi Kayu a. Memberitahukan pelayanan berobat
2. Telur gratis di puskesmas
3. Pisang
4. daun Singkong

Keluarga mengajak Ny.S untuk


memeriksakan kesehatan kehamilannya

Keluarga bersama Ny.S memanfaatkan


fasilitas puskesmas untuk
meningkatkan dan menjaga kesehatan.
Respon
psikomotor Melakukan 3 dari 5 cara pengolahana
makanan yang benar :
1. Makanan jangan terlalu lama
disimpan
2. Jangan merendam sayuran
terlalu lama
3. Jangan merendam sayuran
terlalu lama
4. Perhatikan tanggal kadarluarsa
setiap mengkonsumsi
makanan
5. Simpan kotak susu pada
tempat yang teduh karena
sinar matahari dapat
mengurangi kandungan
vitamin B di dalam susu

Menanam 3 dari 5 sayuran yang


bermafaat :
1. Bayam
2. Katuk
3. Kacang-kacangan
4. Nangka
5. Tomat
Diagnosa 3 :
Resiko Maag berulang pada Ny.S dan Tn U pada keluarga Tn.U berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
maag.

TUJUAN KRITERIA HASIL/STANDAR INTERVENSI


Tujuan Umum: Respon verbal Keluarga dapat menyebutkan penegrtian maag 1. Menstimulasi kesadaran atau
Tn U dan Ny S tidak lagi yaitu sakit yang ditimbulkan oleh kelebihan penerimaan keluarga mengenai
mengalami Maag berulang asam yang diproduksi oleh lambung yang masalah dan kebutuhan kesehatan
menyebabkan luka di selaput lendir lambung, Dengan cara :
Tujuan Khusus: keadaan itu disebut sakit maag 1.1. Memberikan informasi yang tepat
Keluarga mampu merawat 1.1. Menyebutkan pengertian
anggota keluarga yang sakit Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 6 penyebab gastritis (maag)
maag Maag: 1.2. Menyebutkan penyebab maag
- Pola makan tidak teratur 1.3. Menyebutkan tanda dan gejala
- Makanan pedas / asam maag
- Beban kerja yang berlebihan, cemas, 1.4. Menyebutkan makanan yang
takut,atau diburu-buru sebaiknya dihindari
- Obat-obat yang merangsang dinding 1.5. Mengidentifikasi masalah
lambung (aspirin, ponstan) maag yang terjadi pada
- Minum alkohol dan merokok anggota keluarga
- Adanya penyakit seperti luka bakar, 1.2. Mengidentifikasi kebutuhan dan
pembedahan gagal ginjal harapan keluarga mengenai
kesehatan
Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 7 tanda dan a. Menyatakan kebutuhan
gejala maag: perawatan dan pengobatan
 Nyeri du ulu hati penyakit maag yang diderita
 Mual/muntah b. Menyatakan harapan tentang
 Tidak nafsu makan penyakit maag
 Kembung 1.3 Mendorong sikap emosi yang
 Penurunan berat badan mendukung upaya kesehatan
 Perih atau sakit sepert terbakar pada bagian a. Menyebutkan dampak positif dari
perut bagian atas yg dapt menjadi lebih baik tindakan pencegahan maag
berulang
atau buruk ketika makan
 Sedangkan yang kronis, biasanya tanpa 2. Menstimulasi keluarga untuk
gejala kalupun ada hanya sakit ringan pada memutuskan cara perawatan yang tepat
perut bagian atas dan terasa penuh atau 2.1 Mengidentifikasi konsekuensinya
kehilangan selera bila tidak melakukan tindakan
a. Menyebutkan akibat lanjut dari
Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 7 makanan maag
yang sebaiknya dihindari: 2.3. Mendiskusikan tentang
 Ketan konsekuensi tipe tindakan
 Jagung a. Menyebutkan konsekuensi makan
 Ubi-ubian teratur
 Daging merah
 Daging/ikan yang di awet 3. Memberikan kepercayaan diri selama
 Kacang-kacangan merawat anggota keluarga dengan
 Santan maag
 Goreng-gorengan 3.1.Mendemonstrasikan cara perawatan
 Sayuran mentah a. Membuat obat tradisional sakit
 Kol/kembang kol,sawi maag
 Namgka 3.2.Menggunakan alat dan fasilitas
yang ada di rumah
 Kangkung, daun singkong, sayuran banyak
a. Menyebutkan cara hidup sehat
serat
mengatasi Maag
 Buah-buahan yang segar/mentah (kecuali
3.3. Mengawasi keluarga melakukan
papaya dan pisang)
perawatan
 Buah yang dikeringkan (kismis, korma) a. Membuat perencanaan waktu
 Soda/alkohol makan
 Bumbu tajam
 Susu 4. Membantu keluarga untuk
 kopi memelihara atau memodifikasi
lingkungan yang dapat
Ny.S dan Tn.U mengatakan ingin mencoba meningkatkan kesehatan keluaraga,
pengobatan tradisional dan makan teratur. dengan cara :
4.1. Menemukan sumber-sumber yang
Kleuarga dapat menyebutkan 2 dari 3 dampak dapat digunakan keluarga
positif penyakit maag tidak kambuh lagi, yaitu: a. Memberitahukan pemanfaatan
1. Aktivitas tidak terganggu tanah dan air bersih
2. Baik untuk kesehatan 4.2. Melakukanpembentukan
3. Menghindari resiko maag kronis lingkungan bersama klien seoptimal
4. Menghindari resiko kanker lambung mungkin
Keluraga dapat menyebutkan 1 dari 2 akibat a. Menanam sayur sayuran
lanjut dari Maag tidak diobati :
- kanker lambung 5. Memotivasi keluarga untuk
- maag kronis memanfaatkan faslitas kesehatan yang
ada disekitarnya, dengan cara :
Keluarga dapat menyebutkan 2 dari 3 5.1. Menggunakakn fasilitas kesehatan
konsekuensi makan teratur, yaitu: yang ada disekitar lingkungan
1. harus mengingat waktu makan keluaraga
2. harus menyempatkan diri untuk makan a. Pergi ke puskesmas untuk
3. harus ada makanan saat waktunya makan mengetahui keadaan maag yang di
derita anggota keluarga
Keluarga dapat menyebutkan 5 dari 9 cara 5.2. Membantu keluaraga menggunakan
mengatasi maag : fasilitas kesehatan yang ada
 sebaiknya makan teratur dengan porsi sedikit a. Memberikan informasi adanya
tapi sering berobat gratis
 perbanyak makan-makanan berserat
 sering berolahraga
 minum yang banyak
 minim susu pada saat siang hari
 kontrol stress
 kurangi makanan yang berlemak
 berhenti merokok
 meminum antasida bila diperlukan (1/2 jam
sebelum / sewaktu makan).

Membuat jadwal makan dan memakai alarm


Respon Afektif
untuk mengingatkan waktu makan
Keluarga memanfaatkan tanah untuk menanam
sayuran dan menggunakan air bersih untuk
mengurangi iritasi lambung

Keluraga Ny s mulai menanam


1. sayuran minimal 3 macam sayur,
2. menanam sayur terutama kacang.

Keluarga mengajak Ny.S untuk pergi ke


puskesmas/dokter untuk memeriksakan penyakit
maag.

Respon Keluarga dapat mendemonstrasikan cara


Psikomotor membuat obat tradisional sakit maag yaitu :
1. kacang hijau di cuci bersih, kemudian dijemur /
dikeringkan
2. setelah itu digoreng tanpa menggunakan
minyak/sangrai hingga terlihat matang
3. setelah matang angkat dan tumbuk halus
4. hasil tumbukan / bubuk kacang hijau tadi yang
digunakan sebagai ramuan
5. setiap hari gunakan satu sendok makan bubuk
kacang hijau tadi di campur air putih segelas
makan hingga sakit berangsur hilang/sembuh
2.4. IMPLEMENTASI
HARI/JAM/TANGGAL NO. DIAGNOSA IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
Sabtu, l 0 April 2010 1 TUK :
15.00 WIB – 15.45 WIB  Mendiskusikan dengan keluarga dan Ny.S mengenai pengertian gizi ibu hamil
 Mendiskusikan dengan keluarga tentang manfaat makanan bergizi :
 Untuk Pertumbuhan janin
 Mempertahankan kesehatan, luka persalinan lekas sembuh
 Cadangan masa laktasi
 Memotivasi keluarga dan Ny.S untuk menyebutkan pengertian gizi pada ibu hamil
 Memberi pujian kepada keluarga
 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai makanan yang harus dihindari selama
kehamilan :
 Daging dan telur yang dimasak kurang matang
 Sayuran yang tidak dicuci dengan baik
 Minuman alcohol
 Keju lunak
 Minuman bercaffein
 Memotivasi keluarga dan Ny.S untuk menyebutkan kembali makanan yang harus
dihindari selama kehamilan
 Memberikan pujian pada keluarga
 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai cara memenuhi kebutuhan nutrisi pada ibu
hamil :
 Makan dan minum lebih banyak
 Banyak makan makanan sumber zat besi
 Banyak makan makanan sumber zat kapur
 Makan beraneka ragam makanan
 Makan makanan yang segar.
 Memotivasi keluarga dan Ny.S untuk menyebutkan kembali cara memenuhi kebutuhan
nutrisi pada ibu hamil
 Memberikan pujian pada keluarga

Sabtu, 10 April 2010 2 TUK :


16.00 WIB – 16.45 WIB  Mendiskusikan dengan keluarga dan Ny.S mengenai pengertian anemia
 Mendiskusikan dengan keluarga tentang penyebab anemia :
 Kurang gizi
 Malabsorbsi
 Perdarahan
 Penyakit kronik
 Kurang zat besi
 Memotivasi keluarga dan Ny.S untuk menyebutkan pengertian reumatik
 Memberi pujian kepada keluarga
 Mendiskuikan dengan keluarga mengenai tanda anemia :
 Mudah lelah
 Tidak nafsu makan
 Sesak nafas
 Mata berkunang-kunang
 Mual dan muntah hebat
 Mudah pinsan
 Kadar Hb < 12 gr %.
 Memotivasi keluarga dan Ny.S untuk menyebutkan kembali tanda anemia
2.5. EVALUASI

1. Evaluasi Formatif
HARI/JAM/TANGGAL NO. DIAGNOSA EVALUASI FORMATIF
KEPERAWATAN
Sabtu, l 0 April 2010 1 Subjektif :
15.00 WIB – 15.45 WIB Keluarga mengatakan masih ada materi yang belum dipahami, yaitu tentang cara
pengolahan makanan yang baik bagi ibu hamil dan tentang pola makanan yang baik bagi
ibu hamil.

Objektif :
Keluarga dapat menjawab pertanyaan tentang pengertian gizi, manfaatnya, , serta tanda dan
akibat dari kurang gizi pada ibu hamil.
Keluarga tidak dapat menjelaskan kembali tentang makanan yang harus dikonsumsi
maupun dihindari pengaturan pola makan yang baik dan cara-cara pengolahan makanan
yang baik bagi ibu hamil.

Analisis :
Implementasi yang dilaksanakan menggunakan metode ceramah demonstrasi , leaflet, dan
flipchart. Metode ini sudah cukup efektif dan keluarga sudah cukup mengerti materi yang
disampaikan.
Perencanaan :
Berikan pendidikan kesehatan ulang atau materi yang belum dimengerti oleh keluarga Ny.
S sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati dengan keluarga.

Sabtu, 10 April 2010 2 Subjektif :


16.00 WIB – 16.45 WIB Keluarga mengatakan masih ada materi yang belum dipahami, yaitu tentang penyebab
umum dari anemia dan beberapa makanan yang harus dikonsumsi oleh penderita anemia.

Objektif :
Keluarga dapat menjawab pertanyaan tentang pengertian anemia, tanda dan gejala anemia,
akibat dari anemia serta cara merawat anggota keluarga dengan anemia.
Keluarga tidak dapat menjelaskan kembali tentang penyebab umum dari anemia dan
beberapa makanan yang harus dikonsumsi oleh penderita Anemia.

Analisis :
Implementasi yang dilaksanakan menggunakan metode ceramah, demonstrasi, diskusi,
leaflet, dan flipchart. Metode ini sudah cukup efektif dan keluarga sudah cukup mengerti
materi yang disampaikan oleh penyaji.

Perencanaan :
Berikan pendidikan kesehatan ulang atau materi yang belum dimengerti oleh keluarga Ny.
S yaitu sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati dengan keluarga.

Minggu, 11 April 2010 3 Subjektif :


16.00 WIB – 16.45 WIB Keluarga mengatakan masih ada materi yang belum dipahami, yaitu tentang cara membuat
2. Evaluasi Sumatif

Hari /Jam /Tanggal No Diagnosa Evaluasi Sumatif


Keperawatan
Sabtu /16.00-16.30 WIB/ 1 Subjektif :
17 April 2010 Keluarga mengatakan bahwa masih ada materi minggu lalu yang tidak dipahami yaitu tentang
pengertian anemia, penyebab anemia dan cara menghindaria anemia.
Ny.S mengatakan ia masih mual ketika minum pil Fe.
Ny.S mengatakan ia masih merasa lemas
Ny. Menagatakan sudah berkonsultasi ke bidan tenatang rasa mualnya saat minum pil Fe.

Objektif :
Keluaraga dapat menjawab pertanyaan tentang tanda dan gejala anemia, akibat anemia.
Keluaraga masih menyimpan lefleat anemia yang diberikan.
Kadar Hb masih 9,5 mg/dL
Ibu terlihat pucat dan konjungtiva masih pucat

Analisis :
Diagnosa keperawatan belum teratasi

Perencanaan :
Lanjutkan intervensi
Anjurkan ibu memakan makanana yang mengadung Fe, seperti : bayam,kacang-kacangan,
tempe, ikan dan buah.
Anjurkan ibu makan makanan yang bergizi dengan porsi 2 kali lipat dari porsi sebelum hamil.

Sabtu /16.30-17.00 WIB/ 2 Subjektif :


17 April 2010 keluarga mengatakan bahwa masih ada materi minggu lain yang masih belum dipahami yaitu
tentang pengertian gizi, manfaat gizi bagi ibu hamil, kebutuhan gizi ibu hamil, dan akibat
kekurangan gizi.
Ny.S mengatakan ia masih makan sehari sekali.
Ny.S mengatakan ia sudah mulai berkonsultasi ke bidan untuk masalah kesehatanya.
Ny.S mengatakan makanannya tidak bervariasai dan belum bisa meemanfaatkan sumber-
sumber makanan yang ada di sekitar rumahnya.
Objektif :
keluarga dapat menjawab dan menjelaskan tentang makanan yang harus dihindari, tanda-
tanda kekurangan gizi, dan cara mengatasi mual.
Ny.S masih menyimpan lefleat Gizi ibu hamil yang diberikan.
Ny.S masih terlihat lemas dan lesu.
Keluarga belum menanam sayuran-sayuran disekitar rumah.

Analisis :
Diagnosa keperawatan belum teratasi.

Perencanaan :
Lanjutkan intervensi
Anjurkan ibu untuk memakan makanan yang bergizi dan bervariasi.
Anjurkan untuk makan sedikit tapi sering serta menambah porsi makannya.

Sabtu /17.00-17.30 WIB/ 3 Subjektif :


17 April 2010 Keluarga mengatakan bahwa masih ada materi yang tidak dipahami yaitu tentang Jenis-jenis
sakit maag, makanan yang dihindari dan cara pengolahan obat tradisional.
Maag masih kambuh.
Keluarga belum sempat membuat obat tradisional maag.
Ny.S dan Tn.U pola makannya masih tidak teratur.
Tn.U masih sering merokok

Objektif :
Keluarga dapat menjawab pertanyaan tentang pengertian sakit maag, penyebab sakit maag,
tanda dan gejala sakit maag, serta cara mengatasi sakit maag.
Keluarga masih menyimpan lefleat maag yang diberikan.

Analisis :
Diagnosa keperawatan belum teratasi.
Perencanaan :
Lanjutkan Intervensi
Anjurkan Ny.S dan Tn.U untuk makan teratur
Anjurkan Tn.U untuk mengurangi merokok
Anjurkan keluarga untuk membuat obat tradisonal maag bila ada anggota keluarga yang
mengalami maag.
Informasikan kepada keluarga pembuatan obat tradisional dengan yang lebih sederhana dan
mudah, seperti :
1. Air teh hangat (yg agak pahit), dan sesendok madu.
Kadang juga minum air rebusan daun pepaya.
2. Dari Madu , Cara membuat :
 Satu sendok makan madu asli, masuk kan ke dalam gelas.
 Kemudian tambahkan air hangat atau dingin ke dalam gelas (klo gelas besar
setengahnya)
 Aduk sampai rata
 Lalu minum air yg sudah dicampur dengan madu asli tersebut 3 kali dalam sehari.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Untuk mewujudkan indonesia yang sehat, maka harus di mulai dari keluarga yang
sehat. Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari berhubungan dengan kita .
keadaan ini perlu kita sadari sepenuhnya bahwa setiap individu merupakan bagiannya. Masalah
dalam keluarga akan berpengaruh pada kondisi fisik, sosisal, dan spiritual keluarga tersebut.
Apabila terdapat anggota keluarga yang sakit maka asuhan keperawatan kelularga tidak hanya
berfokus pada anggota keluarga yang sakit tersebut, tetapi juga memandang dari segi anggota
keuarga yang lain.
Untuk memberikan asuhan keperawatan keluarga, maka harus dilakukan pengkajian
terlebih dahulu, pengkajian yang baik akan menghasilkan diagnosa yang
tepat.Setelahpengkajian maka akan ditemukan beberapa masalah dalam keluarga, kemudian
masalah di analisis dan di skoring. Setelah itu diambil 3 diagnosa utama sebagai acuan
dilakukannya rencana keperawatan yang akan dilakukan kepada keluarga tersebut. setelah itu
implementasikan renpra dan selanjudnya evaluasi. Lakuakn intervensi ulang apabila terdapat
kegagalan.

3.2 Saran
Dalam melakukan asuhan keperawtan keluarga, perlua adanya kepercayaan keluarga
terhadap tenaga kesehatan terutama perawat. Dengan adanya kepercayaan menjadikan salah
satu faktor tercapainya tujuan asuhan keperawatan keluarga. Jangan lupa kontrak waktu
sebelum bertemu dengan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

Ballon, G dan Maglaya (1978). Family Health Nursing. Philippines : UP. College of Nursing

Carpenito, L.J (1992). Nursing Diagnosis. Application to Clinical Practice : Philadelphia

Friedmann, M.M (1998). Family Nursing. Theory and Assesment. Connecticut : Appleton
Century-Cropts

Keliat, B.A (1992). Asuhan Keperawatan Keluarga. Tasik Malaya : PPNI

Stolie, K.M (1996). Wellness Nursing Diagnosis for Health Promotion. Philadelphia Lippincott.

Anda mungkin juga menyukai