Anda di halaman 1dari 12

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HIBRID DI PULAU

MAGINTI MENGGUNAKAN SOFTWARE HOMER

PLANING OF HYBRID POWER PLANT IN MAGINTI ISLAND USING


HOMER SOFTWARE

Usman, Ansar Suyuti, Ardiaty Arief

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, 90245, Tamalanrea-


Makassar, Indonesia

Alamat korespondensi
Usman
Program Studi Teknik Elektro
Program Pascasarjana
Universitas Hasanuddin
Makassar
HP : 085242396562
e-mail : st.usman.05@gmail.com
Abstrak

Pulau Maginti mempunyai jumlah penduduk 2483 jiwa, dimana sistem kelistrikannya disuplai oleh genset dengan
kapasitas 40 KVA yang beroperasi selama12 jam setiap hari, dengan sumber daya Energi Baru Terbarukan (EBT)
yang dapat dikembangkan yaitu energi surya dengan potensi rata-rata sebesar 5.099 KWh/m2/hari dan potensi
energi angin rata-rata sebesar 4.49 m/s. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan kapasitas pembangkit
hibrid dari PLTD, PLTS dan PLTB yang optimal berdasarkan Net Present Cost (NPC) dan menghitung hasil
analisis kelayakan investasinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melakukan simulasi dengan
menggunakan software HOMER. Berdasarkan hasil simulasi tersebut kemudian akan dilakukan analisis
kelayakan investasi untuk mengukur seberapa layak sistem pembangkit hibrid ini apabila diterapkan. Hasil
simulasi dari sistem yang direncanakan terdiri dari 4 sistem pembangkit, yaitu 1) PLTD 256 KW dan 32 KW,
dengan NPC sebesar $ 4.428.512. 2) PLTD 256 KW dan 32 KW dan PLTS 300 KW, inverter 200 KW dan
baterai 184 buah, dimana NPC sebesar $ 3.883.534. 3) PLTD 256 KW dan 32 KW dan PLTB 390 KW, inverter
200 KW dan baterai 190 buah, dimana NPC sebesar $ 3.860.725. 4) PLTD 256 KW dan 32 KW, PLTS 230 KW
dan PLTB 260 KW, inverter 200 KW dan baterai 188 buah, dimana NPC sebesar $ 3.432.373. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah sistem pembangkit yang optimal adalah sistem pembangkit hibrid PLTD, PLTS dan PLTB,
karena mempunyai NPC yang lebih rendah dan hasil analisis dari semua parameter kelayakan investasi
menunjukan bahwa sistem ini layak untuk di kembangkan.

Kata kunci : pembangkit hibrid, HOMER, NPC, kelayakan investasi

Abstract

Maginti island has a population of 2483, the electrical system in there is supplied by a generator with a
capacity of 40 KVA which operated for 12 hours every day, with the resources of Renewable Energy (RE) which
can be developed with the potential of solar energy is an average of 5,099 kWh/m2/day and wind energy
potential average of 4:49 m/s. The study aims to obtain a generating capacity of the hybrid Diesel Power Plant
(DPP), Solar Power Plant (SPP) and Wind Power Plant (WPP) based on the optimum Net Present Cost (NPC)
and calculate the results of the feasibility analysis of investment. The method used in this research is to do a
simulation using HOMER software. Based on the simulation results will then be analyzed to assess the
feasibility of investment viable of this hybrid power system when applied. Simulation results of the planned
system consists of a 4 generation systems, ie 1) DPP 256 KW and 32 KW, with NPC is $ 4.428.512. 2) DPP 256
KW and 32 KW, SPP 300 KW, inverter 200 KW and battery 184 pieces, with NPC is $ 3.883.534. 3) DPP 256
KW and 32 KW, WPP 39 x 10 KW, inverter 200 KW and battery 190 pieces, with NPC is $ 3.860.725. 4) DPP
256 KW and 32 KW, SPP 230 KW, WPP 26 x 10 KW, inverter 200 KW and battery 188 pieces, with dimana
NPC is $ 3.432.373. The conclusion from this study is that the optimal generation system is the diesel hybrid
DPP, SPP and WPP, because it has a lower NPC and the results of all parameter analysis shows that the
investment feasibility of this system is viable to be developed.

Key word : hibrud power plant, HOMER, NPC, investment feasibility


PENDAHULUAN
Indonesia saat ini masih menghadapi persoalan disparitas antara daerah maju dan
daerah tertinggal. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) menetapkan
199 kabupaten yang dikatagorikan sebagai daerah tertinggal. Daerah tertinggal umumnya
tidak mendapatkan akses tenaga listrik dari PT. PLN dan salah kendala belum optimalnya
pemanfaatan sumberdaya energi baru dan terbarukan (Rosyid, 2011). Sampai tahun 2012
rasio elektrifikasi Indonesia baru mencapai 73.37 % (ESDM, 2012a). Sumber energi listrik
yang umum digunakan di Indonesia selama ini adalah hasil konversi dari energi fosil seperti
minyak bumi, batubara dan gas yang sifatnya terbatas dan tidak ramah lingkungan (chem-is-
ry.org, 2013). Indonesia memiliki potensi 50.000 MW dengan kapasitas terpasang 8 MW
berupa Solar Home System (SHS) (ESDM, 2012b). Sedangkan untuk tenaga angin indonesia
mempunyai potensi 75 GW, kapasitas terpasang sampai saat ini adalah 0.6 MW (Susandi,
2012). Pemanfaatan energi ini sejalan dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia (Pepres
RI) No. 5 tahun 2006 kontribusi Energi Baru Terbarukan (EBT) dan Perpres RI tentang
Kebijakan Energi Nasional (KEN) (ESDM, 2013).
Pulau Maginti merupakan salah satu pulau yang terdapat di Kecamatan Maginti
Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara dengan jumlah penduduk 2483 jiwa dengan
luas wilayah 0.73 Km2 dengan pertumbuhan penduduk sebesar 1.03% (BPS Kab Muna, 2012).
Saat ini sistem kelistrikan Pulau Maginti dipasok oleh genset yang dikelola oleh pihak swasta
dengan kapasitas sebesar 40 KVA yang beroperasi selama12 jam setiap hari yaitu dari pukul
18.00 sampai pukul 06.00. Sumber daya EBT yang ada di Pulau Maginti energi surya dengan
potensi rata-rata insolasi harian matahari sebesar 5.099 KWh/m2/hari (NASA, 2013) dan
potensi energi angin mempunyai rata-rata 4.49 m/s (Openei.org, 2013) yang ditunjukan pada
Tabel 1.
Pemodelan sistem pembangkit hibrid dapat menggunakan software HOMER.
Software ini paling banyak digunakan dalam menganalilis sistem pembangkit hibrid dalam
skala kecil. Software ini mempunyai keunggulan dibandingkan dengan software lain
misalnya dapat mengetahui hasil yang optimal dari konfigurasi sistem berdasarkan NPC,
dapat melakukan analisis sensifitas dari sumber energi primer pembangkit, komponen
pembangkit lebih terperinci, dapat melakukan simulasi yang terhubung dengan jaringan
listrik, parameter masukan lebih terperinci dan lain-lain (Prityatomo, 2009). Penelitian-
penelitian terdahulu yang relevan dengan topik ini adalah “Program Homer untuk Studi
Kelayakan Pembangkit Listrik Hibrid di Propinsi Riau” oleh Kunafi pada tahun 2010,
Optimisasi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu Dan Diesel Generator Menggunakan Software
Homer oleh Nugroho pada tahun 2011 dan Economic Study of Hibrid Power System in
Selayar Island, South Sulawesi, Indonesia dan A. M. Shiddiq Yunus, dkk pada tahun 2013.
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mendapatkan kapasitas
pembangkit hibrid dari PLTD, PLTS dan PLTB yang optimal berdasarkan Net Present Cost
(NPC).

BAHAN DAN METODE


Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini ada di Pulau Maginti terletak Barat Laut Pulau Muna, dibatasi
oleh Selat Tiworo tepatnya pada posisi 4°50'8.46" - 4°50'6.73" LS dan 122°11'34.09" -
122°11'46.00" BT. Secara administrasi masuk dalam wilayah di Kecamatan Maginti,
Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara. Pulau ini terdiri dari 2 (dua) desa yaitu Desa
Maginti dan Desa Kangkunawe, dan mempunyai luas wilayah 0.73 km2 dengan jumlah
penduduk 2483 jiwa dan 568 rumah tangga (BPS-Kab-Muna, 2012).
Pengumpulan Data
Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh cara wawancara dan studi
literatur berupa buku, jurnal ilmiah, skripsi, tesis dan website yang berkaitan dengan
penggunaan software HOMER dalam melakukan analisis pembangkit hibrid. Informasi
tersebut berupa data kebutuhan energi listrik setiap jiwa, potensi energi matahari dan energi
angin, harga bahan bakar dan komponen pembangkit hibrid, profil beban Pulau Muna, suku
bunga pinjaman dan pertumbuhan penduduk Pulau Maginti.
Rancangan Penelitian
Perencanaan beban yang akan disimulasikan adalah untuk memenuhi kebutuhan
energi listrik sampai 20 tahun yang akan datang berdasarkan komsumsi energi listrik
perkapita yaitu sebesar 680 KWh (worldbank.org, 2013). Untuk melakukan simulasi pada
penelitian ini akan dilakukan 4 jenis simulasi yang berbeda berdasarkan jenis pembangkitnya
yaitu PLTD, hibrid PLTD dan PLTS, hibrid PLTD dan PLTB dan hibrid PLTD, PLTS dan
PLTB. Data yang dibutuhkan dalam simulasi ini ditunjukan oleh Tabel 2.
Analsis Data
Data yang didapatkan berupa kebutuhan energi listrik pada saat ini diproyesikan
sampai 20 tahun kedepan berdasarkan pertumbuhan penduduk. Profil beban yang didasarkan
pada profil beban di Pulau Muna yang disajikan pada Gambar 1. Hasil simulasi yang akan
dianalis adalah biaya sistem, kelistrikan, komsumsi bahan bakar dan emisi, dengan
membandingkan semua hasil simulasi sistem yang dianggap optimal terhadap sistem lainnya.
HASIL PENELITIAN
Hasil simulasi penelitian ini sesuai dengan rancangan penelitian dibagi dalam 4
simulasi yang terdiri dari PLTD, hibrid PLTD dan PLTS, hibrid PLTD dan PLTB dan hibrid
PLTD, PLTS dan PLTB. Hasil simulasi tersebut meliputi kapasitas masing-masing jenis
pembangkit, capital cost, NPC, operating cost, Cost of Energi (COE), produksi energi listrik,
komsumsi bahan bakar, faktor kapasitas, kontribusi EBT, kelebihan energi listrik dan emisi
PLTD. Hasil simulasi ini disajikan pada Tabel 3. Berdasarkan tersebut, sistem pembangkit
yang optimal adalah pembangkit hibrid yang terdiri dari PLTD 256 KW dan 32 KW, PLTS
230 KW dan PLTB 26 x 10 KW, inverter 200 KW dan baterai 188 buah. Sistem pembangkit
hibrid PLTD, PLTS dan PLTB ini mempunyai NPC yang terndah dibandingkan dengan
sistem pembangkit lainnya yaitu sebesar $ 3.432.374. seperti yang ditunjukan pada Gambar
2. Hasil analisis parameter kelayakan investasi didapatkan NPV sebesar $ 451,686, PI sebesar
1.325 %, DPP sebesar 5 tahun dan 7 bulan serta IRR 11.63%.

PEMBAHASAN
Penelitian ini menunjukan bahwa sistem yang optimal berdasarkan NPC adalah sistem
pembangkit hibbrid PLTD, PLTS dan PLTB. Sistem ini mempunyai NPC sebesar $
3.432.374, dengan COE sebesar $ 0.386 dan biaya operasi sebesar $ 278,795/thn. Komponen
penyusun NPC ini, bahan bakar merupakan biaya terbesar dalam total NPC sebesar $
1,647,706, kemudian biaya investasi sebesar $ 1,285,610, biaya operasi dan pemeliharaan
sebesar $ 546,343, biaya penggantian sebesar $ 161,962 dan nilai sisa proyek sebesar $
9,248. Apabila dibandingkan dengan sistem pembangkit lainnya misalnya PLTD biaya bahan
bakar pada sistem ini dapat mencapai 61% dari NPC sistem, yaitu sebesar $ 3,135,317. Sama
halnya dengan sistem hibrid PLTD dan PLTS, hibrid PLTD dan PLTB biaya bahan bakar
dalam sistem NPC masih mendominasi yaitu sebesar $ 2,127,063 dan $ 2,024,445 berturut-
turut, sedangkan sistem pembangkit hibrid PLTD, PLTS dan PLTB biaya bahan bakar ini
sebesar $ 1,647,706. Penurunan biaya bahan bakar dalam NPC ini disebabkan oleh
berkurangnya jam operasi dari pembangkit yang menggunakan bahan bakar disel, sehingga
mengurangi penggunaan bahan bakar.
Total energi yang dihasilkan oleh sistem ini adalah sebesar 1,385,187 KWh/tahun.
Energi listrik yang dihasilkan setiap bulannya dalam setahun PLTS menghasilkan energi
listrik sebesar 363,843 KWh (26%) dan faktor kapasitasnya adalah 18.1%. PLTB sebesar
394,832 KWh (29%) dan faktor kapasitasnya adalah 17.3%. PLTD sebesar 626,513 KWh
(45%) dan faktor kapasitasnya adalah 41.4%.
Sistem pembangkit hibrid PLTD, PLTS dan PLTD menghasilkan energi listrik yang
lebih besar yaitu sebesar 1,385,187 KWh/tahun. Dibandingkan dengan sisetem PLTD, hibrid
PLTD dan PLTS, hibrid PLTD dan PLTB masing-masing sebesar 1,189,211 KWh/tahun,
1,292,100 KWh/tahun, 1,353,205 KWh/tahun. Hal ini terjadi karena besarnya jumlah total
kapasitas pembangkit dari sistem ini, akan tetapi akan menghasilkan kelebihan energi listrik
setiap tahunnya besar pula. Sistem pembangkit ini menghasilkan kelebihan energi sebesar
168,052 KWh/tahun. Kelebihan energi listrik ini terjadi karena produksi energi listrik
melebihi permintaan energi listrik yang dibutuhkan beban dan melebihi kemampuan baterai
dalam menyimpan energi tersebut. Untuk mengurangi kelebihan energi ini bisa diatasi
dengan pengaturan beban atau menambahkan penyimpanan energi (baterai) akan tetapi dapat
mempengaruhi biaya sistem yang akan menaikan NPC sistem sehingga tidak optimal lagi.
Pada sistem pembangkit hibrid ini, menghasilkan kontribusi energi terbarukan sebesar
45%. Dibandingkan dengan sistem pembangkit hibrid PLTD dan PLTS, hibrid PLTD dan
PLTB masing-masing sebesar 37% dan 44%. Sistem pembangkit hibrid ini mempunyai
kontribusi energi terbarukan yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh besarnya kapasitas
pembangkit yang menggunkanan EBT. Presentasi energi terbarukan ini akan mengurangi
penggunaan bahan bakar disel serta biaya sistem seperti biaya operasi, NPC, dan COE, akan
tetapi akan menambah biaya investasi.
Sistem pembangkit hibrid ini, membutuhkan bahan bakar sebesar 198,381 liter/tahun
dan menghasilkan gas buang CO2 sebesar 522,403 kg/tahun. Sistem pembangkit hibrid ini
mempunyai pemakain bahan bakar dan menghasilkan emisi CO2 yang terendah dari semua
sisitem yang disimulasikan. Seperti PLTD membutuhkan bahan bakar sebesar 377,488
liter/tahun, hibrid PLTD dan PLTS, hibrid PLTD dan PLTB masing-masing sebesar 256,095
liter/tahun dan 256,095 liter/tahun. Untuk emisi CO2 mengalami penurunan sebesar 47.45%
apabila dibandingkan dengan sistem PLTD, 35.43% terhadap hibrid PLTD dan PLTS dan
32.16% terhdap hibrid PLTD dan PLTB. Penurunan penggunaan bahan bakar dan emisi ini
sebagai akibat berkurangnya operasi dari unit PLTD dari sistem hibrid.
Hasil simulasi ini menunjukan bahwa biaya investasi dari sistem hibrid yang
menggunakan energi terbarukan masih tinggi yang diakibatkan oleh mahalnya komponen-
komponen, bila dibandingkan dengan pembangkit yang berbasiskan energi fosil atau PLTD.
Akan tetapi harga energinya yang rendah yaitu sebesar $ 0.386, bila dibandingkan dengan
sistem PLTD yaitu sebesar 0.471. Hal ini akibat dari penurunan penggunaan bahan bakar,
karena dalam sistem pembangkit berbasiskan energi fosil biaya bahan bakar bisa mencapai 60
% dari total biaya operasi (Marsudi, 2011).
Kelayakan investasi suatu sistem diukur dengan beberapa parameter misalnya NPV,
PI, DPP dan IRR. Suatu investasi akan layak apabila NPV lebih besar 0, PI lebih besar 0 dan
DPP lebih besar umur investasi dan IRR lebih besar suku bunga acuan (Halim, 2009). Hasil
analisis didapatkan NPV sebesar $ 451,686, nilai ini lebih dari 0. PI sebesar 1.325 %, juga
lebih besar 0, DPP sebesar 5 tahun dan 7 bulan lebih kecil dari umur proyek yaitu 20 tahun
serta IRR 11.63% lebih besar dari suku bunga acuan sebesar 10%, dengan demikian semua
parameter ini terpenuhi dimana umur

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil simulasi, pembangkit hibrid yang optimal adalah terdiri dari PLTD
256 KW dan 32 KW, PLTS 230 KW dan PLTB 26 x 10 KW, inverter 200 KW dan baterai
188 buah dengan NPC sebesar $ 3.432.373. Sistem ini memilki COE sebesar $ 0.386/KWh.
Energi yang dihasilkan adalah 1,385,187 KWh/tahun, dengan pemakaian bahan bakar sebesar
198,381 liter/tahun. Untuk mendapatkan hasil simulasi yang paling mendekati kondisi riil,
maka sebaiknya melakukan pengukuran radiasi matahari dan kecepatan angin langsung di
lapangan. Karena HOMER mengoptimalkan suatu sistem pembangkit berdasarkan parameter
ekonominya, maka nilai tukar Rupiah terhadap dolar akan mempengaruhi hasil simulasi,
sehingga hal ini harus menjadi perhatian dalam penelitian-penelitian kedepannya.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis menyadari bahwa penyusunan penelitian ini banyak mengalami hambatan,
rintangan dan halangan, namun dengan bantuan dari berbagai pihak semua ini dapat
terselesaikan dengan baik, Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Ansar
Suyuti, MT dan Ibu Ardiaty Arief. ST. MTM. Ph.D. selaku pembimbing yang banyak
meluangkan waktunya memberikan petunjuk dan bimbingan sehingga kesulitan penulis
dalam membuat tesis ini dapat terselesaikan. Terima kasih juga yang sebesar-besarnya
kepada Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan banyak masukan dan bimbingannya
selama penulis menempuh perkuliahaan.
DAFTAR PUSTAKA

BPS Kab Muna. ( 2012). Kecamatan Maginti Dalam Angka. Raha Badan Pusat Statistik
Kabupaten Muna.
chem-is-ry.org. (2013). pembangkit listrik tenagan surya memecah kebuntuan energi
nasional dan dampak pencemaran lingkungan. Retrieved 23 Mei 2013, from
http://www.chem-is-ry.org
ESDM. (2012a). Handbook of Energy & economic Statistics Of indonesia. Jakarta:
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral.
ESDM. (2012b). Indonesia Energy Outlook 2010. Jakarta: Kementrian Energi dan Sumber
Daya Mineral.
ESDM. (2013). Rancangan Umum Pokok-pokok Kebijakan Energi Nasional. Retrieved 6.
Juni, 2013, from http://www.esdm.go.id
Halim, Akhmad. (2009). Analisis Kelayakan Investasi Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Marsudi, Djiteng. (2011). Pembangkitan Energi Listrik (S. Lameda Simarmata & S. Ade M.
Drajat Eds.). Jakarta: Erlangga.
NASA. (2013). Dayli Radiation. Retrieved 24 Mei, 2013, from http://power.larc.nasa.gov/
Openei.org. (2013). Wind Sped. Retrieved 10 September, 2013, from
http:\\en.openei.org/apps/swera/
Prityatomo, Angga Rizki. (2009). Analysis Homer Simulation for BTS (Base Transceiver
Station) di Pecatu Bali. (Under Gruduate), Universitas Indonesia., Depok.
Rosyid, Akhmad. (2011). Pembangkit Listrik Tenaga Surya Hibrida untuk Listrik Pedesaan
di Indonesia. Jurnal Material dan Energi Indonesia, 01(01), 31-38.
Susandi, Army. (2012). Potensi Energi Angin Dan Surya di Indonesia. Bandung: Institut
Teknlogi Bandung.
worldbank.org. (2013). Electric power consumption (kWh per capita). Retrieved oktober,
2013,from
http://data.worldbank.org/indicator/EG.USE.ELEC.KH.PC?order=wbapi_data_value_
2010+wbapi_data_value+wbapi_data_value-last&sort=asc
Tabel 1. Potensi energi matahari dan angin Pulau Maginti (NASA, 2013; Openei.org,
2013)

Intensitas Matahari Kecepatan Angin


Bulan 2
(kWh/m /d) (m/det)
Januari 4.99 4.68
Februari 5 4.81
Maret 5.15 4.23
April 4.87 4.09
Mai 4.55 4.75
Juni 4.33 4.67
Juli 4.6 4.9
Augustus 5.23 4.87
September 5.86 4.69
Oktober 6.01 4.05
November 5.55 3.85
Desember 5.04 4.31
Rata-rata 5.09 4.49
Tabel 2. Parameter masukan komponen dalam HOMER

PV (Black&Vact, 2012; LG, 2012; Solarpower, 2014)


Size (KW) 1 Daerating (%) 85
Capitasl ($) 2306 Tracking system No tracking
Life time (year) 25(LG, 2012) Eficiency (%) 15
Turbin angin (Black&Vact, 2012; Evoco-Energi, 2011)
Technologi Evoco Energy Life time (year) 20
Power (KW) 10 Hub. Height (m) 15
Capitasl ($) 19800 Replacement ($) 0
Baterai (Islam & Islam, 2010; Trojan, 2014)
Technologi Torajan L16P Capasity (Ah) 360
Voltage (V ) 6 Life time (kWh) 1,075
Capitasl ($) 335 Replacement ($) 288
Inverter (Islam & Islam, 2010)
Capacity (kW) 1 Capitasl ($) 214
Eficiency (%) 95 Replacement ($) 168
Life time (year) 15 O & M ($) 0
Generator terpasang (Mitshubitsi; Omar, 2007)
Capacity (kW) 32 Capitasl ($) 0
Lifetime (hour) 20000 Replacement ($) 9880
Min. load ratio (%) 30 O & M ($) 0.6
Intercept coef (L/hr/Kw Slop L/hr/Kw
0.051 0.1937
rated) output)
Generator tambahan (Olympian-Power, 2013; Omar, 2007; Trakindo, 2014)
Capacity (kW) 256 Capitasl ($) 51500
Lifetime (hour) 20000 Replacement ($) 51400
Min. load ratio (%) 30 O & M ($) 13.474
Intercept coef (L/hr/Kw Slop L/hr/Kw
0.052 0.2187
rated) output)
Disel
1.043 $/L
Ekonomi
Interest rate (%) 11 Fixed capital ($) 83150
Project lifetime (yr) 20 Fixed O&M ($) 7305
Kontrol sistem
Dispatch strategy Load following
Batasan sistem
Max. annual capacity sortage (%) 0
Min. renewable fraction (%) 0
Tabel 3. Hasil simulasi sistem

Operating Produksi Komsumsi Faktro Kelebihan


Jenis Capital Cost NPC COE Kontribusi Emisi CO2
Cost listrik BBM kapasitas listrik
Pembangkit ($) ($) ($/kWh) EBT (%) (kg/tahun)
($) (kWh/tahun) (liter/tahun) (%) (KWh/ tahun)
PLTD 256 KW 52.9
134,650 4,428,512 539,204 0.471 1,189,211 377,488 0 8,868 994,049
PLTD 32 KW 1.05
PLTD 256 KW 35.0
PLTD 32 KW 12.0
PLTS 249 KW 930,890 3,883,535 370,780 0.413 1,292,100 256,095 18.1 37 86,915 674,383
Baterai 184 buah
Inverter 200 KW
PLTD 256 KW 32.4
PLTD 32 KW 12.4
PLTB 39 x 10 KW 1,013,300 3,860,726 357,567 0.411 1,353,205 243,740 17.3 44 145,156 641,848
Baterai 190 buah
Inverter 200 KW
PLTD 256 KW 26.0
PLTD 32 KW 15.4
PLTS 230 KW 18.1
1,285,610 3,432,374 294,696 0.386 1,385,187 198,381 55 168,052 522,403
PLTB 26 x 10 KW 17.3
Baterai 188 buah
Inverter 200 KW
(a)

(b)
Gambar 1. Profil beban Pulau Maginti a) harian dan b) bulanan

Gambar 2. Total NPC sistem

Anda mungkin juga menyukai