Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diabetes Melitus adalah gangguan metabolik yang ditandai dengan
peningkatan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia). Hal ini dihubungkan dengan
kelainan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kerja insulin (sensitivitas) atau keduanya, dari faktor genetik, serta faktor
lingkungan dan mengakibatkan komplikasi kronis termasuk makrovaskuler,
mikrovaskuler, dan neuropati kronis (Dipiro, et al., 2015; Hasan, et al., 2013).
Angka kejadian diabetes melitus dari tahun ke tahun terus mengalami
peningkatan. International Diabetes Federation (IDF) memprediksi adanya kenaikan
jumlah penyandang iabetes melitus di Indonesia dari 8.5 juta pasa tahun 2013
menjadi 14,1 juta pada tahun 2035. Oleh karena itu, kini penyakit diabetes mellitus
mendapat banyak perhatian dari berbagai pihak dalam upaya pencegahan dan
pengelolaannya (Parkeni, 2015).
Pengelolaan dan pencegahan komplikasi pada penderita diabetes melitus
dilakukan melalui pengaturan kadar glukosa dengan terapi non farmakologis maupun
farmakologis. Penggunaan obat antidiabetes kebanyakan berlangsung lama dan
menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan, serta tingginya biaya pengobatan
sehingga diperlukan alternatif terapi. Salah satunya yaitu dengan memanfaatkan
tanaman yang diketahui berkhasiat hipoglikemik (Kumar, et al., 2005).
Indonesia memiliki beraneka ragam tanaman yang mempunyai kandungan zat
aktif di dalamnya yang oleh nenek moyang sejak lama dimanfaatkan sebagai obat
tradisional atas dasar pengalaman, dan kemudian diwariskan secara turun temurun
dari generasi ke generasi berikutnya. Di masa sekarang, anjuran Kementerian
Kesehatan untuk back to nature (kembali ke obat tradisional) adalah pilihan yang
tepat karena bahannya mudah didapat, harganya murah, dan terjangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat, serta dapat disiapkan secara sederhana oleh semua orang
(Hendra, et al., 2015).
Kopi merupakan salah satu dari delapan komoditas utama perkebunan di
Indonesia dengan luas areal tanam yang cukup besar, serta menjadi komoditas ekspor
yang sangat menjanjikan. Kopi adalah salah satu sumber antioksidan alami untuk
tubuh manusia. Senyawa antioksidan tersebut antara lain adalah kafein, fenol, dan
asam klorogenat. Kopi robusta mengandung kadar kafein 2%, minyak atsiri 10%-
16%, asam klorogenat 6%-1-0%, zat gula 4%-12%, selulosa 22%-27%, polifenol
0,2% (Asti, 2005).
(JELASKAN SPESIFIK PENGUJIAN TENTANG APA, BARU BISA DIDAPAT
RUMUSAN MASALAH)

1.2 Identifikasi Masalah


1.
1.3 Tujuan Penelitian

1.4 Kegunaan Penelitian

1.5 Waktu dan Tempat Penelitian

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Tanaman
Menurut Integrated Taxonomic Information System (2011), klasifikasi dari
tanaman kopi robusta adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Subdivisi : Spermatophyta
Infradivisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea
Spesies : Coffea canephora Pierre ex A.Froechner
(SERTAKAN GAMBAR SIMPLISIA DAN SUMBER GAMBARNYA)

2.2 Morfologi Tanaman


Secara alami tanaman kopi memiliki akar tunggang sehingga tidak mudah
rebah. Namun akar tunggang tersebuthanya dimiliki oleh tanaman kopi yang berasal
dari bibit semai atau bibit sambung (okulasi) yang batang bawahnya berasal dari bibit
semai. Sementara tanaman kopi yang berasal dari bibit setek, cangkok, atau okulasi
yang batang bawahnya berasal dari bibit setek tidak memiliki akar tunggang sehingga
relatif mudah rebah. Kopi robusta mempunyai daun berbentuk bulat telur dengan
ujung agak meruncing. Daun tumbuh berhadapan dengan batang, cabang dan ranting-
rantingnya. Permukaan atas daun mengkilat, tepi rata, pangkal tumpul, panjang 5-15
cm; lebar 4,0-6,5 cm; pertulangan menyirip, tangkal panjang 0,5-1,0 cm; dan
berwarna hijau (Aksi, 1988).
Pada umumnya tanaman kopi berbunga setelah berumur sekitar dua tahun.
Bunga kopi berukuran kecil. Mahkota berwarna putih dan berbau harum. Kelopak
bunga berwarna hijau. Bunga tersusun dalam kelompok, masing-masing terdiri dari
4-6 kuntum bunga. Tanaman kopi yang sudah cukup dewasa dan dipelihara dengan
baik dapat menghasilkan ribuan bunga. Bila bunga sudah dewasa, kelopak dan
mahkota akan membuka, kemudian segera terjasi penyerbukan. Setelah itu bunga
akan berkembang menjadi buah (Aksi. 1988).
Buah kopi terdiri dari daging buah dan biji buah. Daging buah terdiri dari tiga
bagian yaitu lapisan kulit luar (eksokarp), lapisan daging buah (mesokarp), dan
lapisan kulit tanduk (endokarp) yang tipis, tetapi keras.Pada umumnya buah kopi
mengandung dua butir biji, biji tersebut mempunyai dua bidang, bidang yang datar
(perut) dan bidang yang cembung (punggung) (Aksi, 1988).

2.3 Kandungan Kimia

2.4 Manfaat Biji Kopi Hijau

2.5 Simplisia

2.6 Karaketerisasi Simplisia

2.7 Diabetes Melitus

BAB III
TATA KERJA
3.1 Alat

3.2 Bahan

3.3 Metode penelitian

Anda mungkin juga menyukai