TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini penulis akan menjelaskann beberpa hal yang berkaitan
2.1 Pengertian
seluruh organ tubuh lainnya. Bakteri ini dapat masuk melalui sistem
pernafasan dan seluruh pencernaan juga luka terbuka pda kulit. Tetapi
paling banyak melalui inhalasi droplet yang berasal dari orang yang
terinfeksi banteri tersebut. Price, ( 2006 dalam Nurarif dan Kusuma 2015,
hlm 209 ).
ginjal, tukang dan nodus limfe. Infeksi awal biasanya terjadi selama 2
6
7
2.2 Etiologi
yaitu tipe human dan tipe bovin, basil tipe bovin berada pada susu sapi
yang menderita mastitis tuberkulosis usus. Basil tipe human bisa berada
pada becak ludah ( droplet ) dan diudara yang berasal dari penderita TBC
dan orang terkena rentan teinfeksi bisa menghirupnya. Jong ( 2005, dalam
Menurut jong ( 2005, dalam Nurarif dan Kusuma, 2013, hlm 210 ),
pertahanan tubuh.
b. Fase II
tahan tubuh dan bisa terdapat ditulang panjang, vertebra, tuba fallopi,
d. Fase IV
1. Tuberkulosis paru.
positive.
2.3 Patofisiologi
infeksi TB terjadi melalui udara, yaitu inhalasi droplet, jika droplet sudah
diperantarai sel. Sel efektor adalah makrofag dan limfosit ( biasannya sel
dibagian bawah lobus atas paru, basil tiberkel ini membangkitkan reaksi
tidak ada sisanya yang tertinggal atau proses dapat berjalan terus
primer tidak adekuat. Jika pertahanan primer tidak adekuat maka akan
konsolidasi dan eksudani dan terjadi gangguan pertukaran gas. Jika batuk
Price dan Standridge ( 2005, hlm 852 ) dan Nurarif dan Kusuma ( 2013,
hlm 565 ).
11
Pathway
Dibersihkan
makrofag Menempel diparu
Sembuh tanpa pengobatan
Menetap diparu
Tumbuh dan
berkembang biar
membentuk sarang Terjadi Peradangan
Membentuk
kerusakan membrane alveolar
jaringan keju
↓ Efek paru
Secret keluar saat Produksi secret ke alveoler
batuk ↑
b. Mengigil
2.6.2 Pengobatan
Tuberkulosis paru diobati terutama dengan agens kemo
terapi (agen anti tuberkulosis) selama periode 6 sampai 12 bulan.
Lima medikasi garis besar yang digunakan : losinasid (INH),
Rifampisin (RIF), Streptomisin (SM), Emambutol (EMB) dan
Pirainamid (PZA), Kapreomisin, kanamisin, etionamid, natrium
para-aminosalisilat, amikasin, dan siklisia merupakan obat–obat
baris kedua. Pengbatan yang direkomendasikan bagi kasus
tuberkulosis paru yang didiagnosa adalah regimen pengobatan
beragam, termasuk INH, RIF, dan PZA selama 4 bulan dengan
INH dan RIF dilanjutkan untuk tambahan 2 bulan sehingga
totalnya 6 bulan pengobatan. ( Smetlzer dan Bare, 2008, hlm 586 ).
2.6.3 Perawatan
Menurut Nurarif dan Kusuma ( 2015, hlm 218 ) antar lain :
1. Pelajari penyebab dan penularan TB serta pencegahan saat
diluar rumah.
2. Pahami tantangan kegunaan batuk yang efektif dan mengapa
terdapat penumpukan sekret disaluran penafasan.
3. Nafas dalam perlahan saat duduk detgak mungkin.
4. Lakukan pernafasan diafragma : tahan nafas selama 3 – 5 detik,
kemudian secaa perlahan, keluarkan sebanyak mungkin dari
mulut.
5. Selalu menjaga kebersihan mulut dan pelajari secara baik saat
batuk dan setelah batuk juga cara mengontrol batuk.
6. Jangan memberikan vaksin BCG pada bayi baru lahir dan
konsultasikan pada tenaga medis terlebih dahulu sebelum
vaksin.
7. Ibu menderita TB aman untuk memberikan ASI pada bayi
dengan catatan menghindari cara penularan TB.
8. Jalankan terapi obat dengan teratur dan jangan putus tanpa
induksi.
17
e. Pernapasan
Gejala : Batuk, produktif / non produktif, nafas pendek,
riwayat tuberkulosis / terpanjan pada individu
terinfeksi.
Tanda : Peningkatan frekuensi pernafasan (penyakit luas
atau fibrosis parenkum paru dan pleura),
pengembangan tak simetri ( effuse plueral ), perkusi
pekak dan penurunan frenitus ( cairan pleunal atau
penebalan pleunal. Bunyi nafas menurun/tak ada
secara bilateral / unilateral ( efusi pleunal/
pneumothorak ), Bunyi nafas tubuler dan / bisikan
pectoral diatas lesi luas. Krekels tercatat diatas aspek
paru selama ini spirasi cepat setelah batuk pendek
(krekels pasttussic). Karakteristik sputum : Hijau/
purulen, mukoid kuning, atau bercak darah, deviasi
trakeal (penyebaran bronkogenik), tak perhatian,
mudah terangsang yang nyata, perubahan mental
(tahap lanjut).
f. Keamanan
Gejala : Adanya kondisi penekanan imun, contohnya AIDS,
Kanker, Tes HIV positif.
Tanda : Demam rendah atau sakit panas akut.
g. Interaksi Sosial
Gejala : Perasaan isolasi/ penolakan karena penyakit menular,
perubahan pola biasa dalam tanggung jawab/
perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran.
h. Penyuluhan Pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga TB, ketidakmampuan umum/status
kesehatan buruk, gejala untuk membaik/
kesembuhannya TB, tidak berpartisipasi dalam terapi.
Pertimbangan : DRG menunjukan rerata lama dirawat 6,6 hari.
19
Rasional :
1. Membantu pasien menyadari perlunya mematuhi program
pengobatan untuk mencegah pengaktifan ulang.
2. Orangyang terpajan ini perlu pengobatan terapi obat untuk
pencegahan penyebaran.
3. Perilaku yang diperlukan untuk pencegahan infeksi.
4. Dapat membantu menurunkan terisolasi pasien dan
membuang stigma sosial sehubungan dengan penyakit
menular.
5. Reaksi demam indikator sehubungan dengan infeksi lanjut.
6. Membantu pasien untuk mengubah pola hidup.
7. Periode singkat berakhir 2 - 3 hari setelah kemoterapi awal
tetapi pada adanya rongfa pleura atau penyakit luas sedang,
resiko penyebaran infeksi dapat berlangsung sampai 3 bulan.
8. Alat dalam pelaksanaan efektif atau keefektifan obat dan
respon pasien terhadap terapi.
9. Adnya anoreksia sebelumnya merendahkan tahanan terhadap
proses infeksi dan menganggu penyembuhan.
10. Untuk membunuh kuman.
11. Membantu mengidentifikasi lembaga yang dapat dihubungi
untuk menurunkan penyebran infeksi.
b. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhunbungan dengan
penumpukan sekret / darah.
Diagnosa keperawatan dengan bersihan jalan nafas yaitu dengan
kriteria hasil :
1. Menjukan jalan nafas yang paten ( frekuensi pernafasan
dalan rentang normal, tidak ada suara nafas tambahan ).
2. Mmpu mengidentifikasi dan mencegah faktor yang
menghambat jalan nafas.
3. Menunjukan suara nafas bersih.
21
Intervensi :
1. Auskultasi suara nafas.
2. Beri posisi semi fowler.
3. Pertahankan masukan cairan sedikitnya 2.500 ml / hari.
4. Kolaborasi pemberian oksigen dan obat – obatan sesuai
dengan terapi.
Rasional :
1. Ronkhi, mengi menunjukan akumulasi secret atau
ketidakmampuan untuk membersihkan jalan nafas yang
dapat menimbulkan penggunaan otot aksesori pernafasaan
dan peningkatan kerja pernafasaan.
2. Posisi membantuk memaksimalkan ekspensi paru dan
menurunkan upaya pernafasan ventilasi maksimal membuka
area atelektasis dan mengikatkan gerakan secret kedalam
jalan nafas untik dikeluarkan.
3. Pemasukan tinggi cairan membantu untuk memperlancar
secret pendarahan pada paru - paru.
4. Sebagai tambahan pemasukan udara dan membantu
menghentikan pendarahan pada paru.
c. Gangguan pertukaran gas dengan penurunan efektif paru.
Diagnosa keperawatan dengan gangguan pertukaran gas yaitu
dengan kriteria hasil :
1. Menunjukan ventilas dan oksigenasi jaringan adekuat.
2. GDA dalamrentang normal.
3. Bebas gejala distress pernafasan.
Intervensi :
1. Kaji dispneu, tekhipneu, menurunnya bunyi nafas,
penigkatan upaya pernafasaan, terbatasnnya ekspansi
dinding dada dan kelemahan.
2. Evaluasi perubahan tingkat kesadaran, catat sianosis dan
atau perubahan pada warna kulit.
22