Anda di halaman 1dari 8

- 9-

BAB II
KEDUDUKAN RENSTRA-KL DALAM SISTEM PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL

A. Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional


sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2004 mengamanatkan adanya Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), dan Rencana
Kerja Pemerintah (RKP). Dokumen RPJPN 2005-2025
telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2007. Sementara itu, dokumen RPJMN dan RKP ditetapkan
dengan Peraturan Presiden sesuai dengan periode
pemerintahan. RPJMN Tahap I (2004-2009) telah
ditetapkan dan dilaksanakan, selanjutnya RPJMN Tahap II
(2010-2014) akan disusun sesuai dengan visi-misi program
prioritas Presiden terpilih (2009-2014).

RPJPN 2005-2025 terdiri dari sembilan bidang


pembangunan, yaitu bidang sosial budaya dan kehidupan
beragama, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK), politik, pertahanan dan keamanan, hukum dan
aparatur, pembangunan wilayah dan tata ruang,
penyediaan sarana dan prasarana, serta pengelolaan
sumberdaya alam (SDA) dan lingkungan hidup. Secara
substansial hal-hal yang diuraikan dalam RPJPN
mencakup Kondisi Umum, Visi dan Misi
- 10 -

Nasional, Arah, Tahapan, dan Prioritas Pembangunan


Jangka Panjang 2005-2025. Detail cakupan substansial
tersebut dapat dilihat pada dokumen RPJPN tersebut.

RPJPN 2005-2025 dituangkan ke dalam empat


tahapan RPJMN. Dalam pentahapan RPJPN 2005-2025,
RPJMN 2010-2014 merupakan tahap II pencapaian visi
dan misi pembangunan nasional. Tahap II RPJMN
bertujuan untuk lebih memantapkan penataan kembali
Indonesia di segala bidang dengan menekankan upaya
peningkatan kualitas sumberdaya manusia termasuk
pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi serta
penguatan daya saing perekonomian (lihat anak
Lampiran 1).

RPJMN dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah


(RKP) sebagai dokumen perencanaan nasional untuk
periode satu tahun. RKP merupakan penjabaran tahunan
dari RPJMN dan memuat rancangan kerangka ekonomi
makro, antara lain adalah arah kebijakan fiskal dan
moneter, prioritas pembangunan, rencana kerja dan
pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh
Pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong
partisipasi masyarakat.

RKP memungkinkan adanya pemutakhiran program


prioritas Presiden serta penetapan kebijakan baru. RKP
yang telah ditetapkan dengan Peraturan Presiden menjadi
pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN).
- 11 -

B. Keterkaitan Renstra-KL Dengan Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional

RPJMN yang merupakan penjabaran dari visi, misi,


dan program Presiden terpilih memuat sasaran dan
strategi pembangunan nasional selama 5 (lima) tahun
masa pemerintahan. Untuk menjabarkan serta
mewujudkan amanat pembangunan jangka menengah,
diperlukan dokumen perencanaan pembangunan nasional
yang dapat menjadi acuan bagi Kementerian/Lembaga
untuk mendukung pencapaian program prioritas Presiden
tersebut. Dokumen rencana tersebut adalah Rencana
Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra-KL) yang
memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, serta
program dan kegiatan Kementerian/Lembaga untuk
melaksanakan tugas dan fungsinya serta berpedoman
pada RPJMN 2010-2014.

Keterkaitan antar dokumen perencanaan dalam


sistem perencanaan pembangunan dan sistem keuangan
negara dapat dilihat dalam bagan sebagai berikut:
- 12 -

Gambar 2.1 Bagan Alur Keterkaitan Dokumen Perencanaan

Bagan di atas menunjukkan alur penyusunan Renstra-


KL yang berpedoman pada RPJMN, dan kemudian menjadi
pedoman penyusunan Rencana Kerja
Kementerian/Lembaga (Renja-KL). Dokumen Renstra-KL
adalah penjabaran RPJMN, terkait dengan program dan
kegiatan Kementerian/Lembaga dalam mendukung prioritas
Presiden. Sementara penetapan kebijakan baru terkait
dengan dinamika pembangunan yang belum diakomodasi
dalam RPJM dapat dimutakhirkan dalam dokumen Rencana
Kerja Pemerintah (RKP).
- 13 -

4.2 memahami persiapan penyusunan RAPBN

Persiapan Penyusunan APBN 2008

Sesuai dengan UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara disebutkan


bahwa penyusunan Rancangan APBN harus berpedoman pada Rencana Kerja
Pemerintah. Dalam lampiran PP 21 Tahun 2004 tentang penyusunan rencana
kerja dan anggaran kementerian negara/lembaga, disebutkan antara bulan
Januari-April merupakan persiapan dalam penyusunan APBN. Untuk itu dalam
beberapa edisi kedepan akan membahas hal-hal berkaitan dengan hal tersebut.

Keseriusan pemerintah untuk memperbaiki kinerja penyusunan APBN terus


dilakukan. Setelah menyelesaikan penyusunan APBN 2007, kini pemerintah
telah berbenah dan menyiapkan diri untuk menyusun APBN 2008. Bappenas
sebagai institusi yang melaksanakan perencanaan secara nasional telah mulai
persiapan untuk menyusun RKP 2008 dengan berkoordinasi dengan K/L
(Januari-April 2007). Sebagaimana diketahui bahwa RKP didalamnya harus
telah memuat pagu indikatif.

Berkenaan dengan hal tersebut, DJA sebagai institusi yang berkaitan erat
dengan penyusunan APBN kini telah mempersiapkan dengan serius
penyusunan APBN 2008, apalagi untuk tahun anggaran 2008 merupakan tahun
sangat krusial dalam penerapan 3 pilar reformasi penganggaran yaitu MTEF,
Unified Budget dan Performance Based Budgeting. Langkah-awal yang
dilakukan oleh DJA diantaranya persiapan penyusunan pagu indikatif 2008.
Beberapa waktu yang lalu telah dilakukan rapat tentang persiapan prakiraan
pagu penerimaan untuk PNBP tahun 2008. Tidak lama kemudian dilakukan
pertemuan-pertemuan untuk persiapan penyusuan APBN 2008.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk persiapan penyusunan APBN 2008


tersebut diantaranya melakukan evaluasi terhadap alokasi APBN 2007 (Pagu
Definitif). Dari data tersebut selanjutnya dilakukan beberapa exercise untuk
kemungkinan kenaikan/pengurangan, penyusunan dana sesuai dengan K/L,
alokasi dana program/kegiatan yang sesuai dengan Tupoksi K/L, serta rencana
kebijakan penganggaran dan prioritas pembangunan di tahun 2008.
http://www.anggaran.kemenkeu.go.id

4.3 Memahami langkah langkah penyusunan RAPBN


- 14 -

(ada di budget cycle)

4.4 Memahami langkah-langkah dalam Pembahasan dan penetapan APBN

PEMBAHASAN APBN
Siklus APBN

Redaksi

13736

Periode : AGUSTUS - OKTOBER


Kegiatan pembahasan antara Kementerian/Lembaga (K/L) selaku Chief
Of Operation Officer (COO) dengan Menteri Keuangan selaku Chief
Financial Officer (CFO) dan Menteri Perencanaan, dihasilkan
Rancangan Undang-Undang APBN dan Nota Keuangan. Selanjutnya
dilakukan pembahasan RUU APBN antara pemerintah dan DPR dengan
mempertimbangkan masukan dari DPD. Pembahasan RAPBN antara
Pemerintah dengan DPR diawali dengan pidato Presiden menyampaikan
RUU APBN tahun anggaran yang direncanakan beserta nota
keuangannya. Untuk Nota Keuangan dan RUU APBN 2014, Presiden
dijadwalkan menyampaikan pidato pada pekan ketiga Agustus dalam
rapat Paripurna DPR RI. Dalam pembahasan ini DPR dapat mengajukan
usul yang mengakibatkan perubahan jumlah penerimaan dan
pengeluaran dalam rancangan undang-undang tentang APBN.
Pengambilan keputusan oleh DPR mengenai RUU APBN dilakukan
selambat-lambatnya dua bulan sebelum tahun anggaran yang
- 15 -

bersangkutan dilaksanakan. APBN yang disetujui oleh DPR terinci


dalam dengan unit organisasi, fungsi, subfungsi, program, kegiatan, dan
jenis belanja. Apabila DPR tidak menyetujui rancangan undang-undang
tentang APBN yang diajukan pemerintah, maka pemerintah dapat
melakukan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka APBN tahun
anggaran sebelumnya. Sumber :
a. Buku Tinta Emas Perbendaharaan
b. http://www.anggaran.depkeu.go.id
c. http://www.wikiapbn.org

PENETAPAN APBN

Periode : AKHIR OKTOBER


Setelah mempelajari Nota Keuangan dan RUU APBN yang disampaikan
oleh Presiden, masing-masing Fraksi memberikan pemandangan umum
atas RUU APBN beserta Nota Keuangannya. Pemandangan umum
Fraksi-fraksi ini meliputi pendapat dan tanggapan masing-masing Fraksi
atas asumsi dasar ekonomi makro, target pendapatan serta rencana
kebijakannya, alokasi belanja termasuk belanja subsidi dan anggaran
pendidikan serta pembiayaan serta rencana kebijakannya. Pemandangan
umum ini disampaikan dalam rapat paripurna pada pekan ke empat
Agustus. APBN yang telah ditetapkan dengan undang-undang, rincian
pelaksanaan APBN dituangkan lebih lanjut dengan Peraturan Presiden
tentang Rincian APBN. Selanjutnya, Menteri Keuangan
memberitahukan kepada menteri/pimpinan lembaga agar menyampaikan
dokumen pelaksanaan anggaran untuk masing-masing kementerian
negara/lembaga. Menteri/pimpinan lembaga menyusun dokumen
- 16 -

pelaksanaan anggaran untuk kementerian negara/lembaga yang


dipimpinnya, berdasarkan alokasi anggaran yang ditetapkan dalam
Peraturan Presiden tentang Rincian APBN. Dokumen pelaksanaan
anggaran terurai dalam sasaran yang hendak dicapai, fungsi, program,
dan rincian kegiatan anggaran yang disediakan untuk mencapai sasaran
tersebut, dan rencana penarikan dana tiap-tiap satker, serta pendapatan
yang diperkirakan. Sumber :
a. Buku Tinta Emas Perbendaharaan
b. http://www.anggaran.depkeu.go.id
c. http://www.wikiapbn.org

https://djpb.kemenkeu.go.id
http://www.anggaran.kemenkeu.go.id
https://www.kemenkeu.go.idgaran.kemenkeu.go.id

TINGGAL CARI PROSES PENYUSUNAN PERPRES RINCIAN APBN


ER!

Anda mungkin juga menyukai