Anda di halaman 1dari 5

SATUAN ACARA PENGAJARAN TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF

MATA AJARAN : Pendidikan Kesehatan

POKOK PEMBAHASAN : Terapi relaksasi otot progresif pada lansia

INSTALASI : Rumah Bapak S

WAKTU : 30 menit

HARI/TANGGAL :

JAM :

TEMPAT : Rumak Bpk S Ds Klairandu Rt 5

I. Tujuan instruksional umum


Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan lansia dapat memahami
dan dapat mempraktekkannya tentang terapi relaksasi otot progresif.

II. Tujuan intruksional khusus


Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan klien dapat :
Menjelaskan cara mengatasi gangguan pola tidur

III. Materi pembelajaran

A. Definisi
Terapi Relaksasi Otot Progresif / Progressive Muscle Relaxation (PMR) merupakan
suatu terapi relaksasi yang diberikan kepada klien dengan menegangkan otot-otot
tertentu dan kemudian relaksasi.

Relaksasi progresif adalah salah satu cara dari teknik relaksasi yang
mengkombinasikan latihan napas dalam dan serangkaian seri kontraksi dan relaksasi
otot tertentu (Kustanti dan Widodo, 2008).

Berdasarkan keyakinan bahwa tubuh manusia berespons pada kecemasan dan


kejadian yang merangsang pikiran dengan ketegangan otot (Davis, 1995), maka
teknik relaksasi otot progresif adalah teknik relaksasi otot dalam yang tidak
memerlukan imajinasi, ketekunan, atau sugesti.

B. Tujuan
Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung, tekanan darah
tinggi, frekuensi jantung, laju metabolisme.
Mengurangi disritmia jantung, kebutuhan oksigen;
Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar dan tidak
memfokuskan perhatian serta relaks;
Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi;
Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stress
Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot, fobia ringan, gagap
ringan, dan
Membangun emosi positif dari emosi negative.

C. Hal yang perlu diperhatikan


Jangan terlalu menegangkan otot berlebihan karena dapat melukai diri sendiri.
Dibutuhkan waktu sekitar 20-50 detik untuk membuat otot-otot relaks.
Perhatikan posisi tubuh. Lebih nyaman dengan mata tertutup. Hindari dengan posisi
berdiri.
Menegangkan kelompok otot dua kali tegangan.
Melakukan pada bagian kanan tubuh dua kali, kemudian bagian kiri dua kali.
Memeriksa apakah klien benar-benar relaks.
Terus-menerus memberikan instruksi.
Memberikan instruksi tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat

D. Terapi relaksasi otot progresif


Persiapan
1. Jelaskan tujuan, manfaat, prosedur, dan pengisian lembar persetujuan
terapi pada klien;
2. Posisikan tubuh klien secara nyaman yaitu berbaring dengan mata tertutup
menggunakan bantal dibawah kepala dan lutut atau duduk dikursi dengan
kepala ditopang, hindari posisi berdiri;
3. Lepaskan asesoris yang digunakan seperti kacamata, jam, dan sepatu;
4. Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain yang sifatnya mengikat
ketat

Gerakan terapi relaksasi

1. Ditujukan untuk melatih otot tangan.


 Genggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan.
 Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi ketegangan
yang terjadi.
 Pada saat kepalan dilepaskan, klien dipandu untuk merasakan relaks
selama 10 detik.
 Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga klien dapat
membedakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan
relaks yang dialami.
 Prosedur serupa juga dilatihkan pada tangan kanan.

2. Ditujukan untuk melatih otot tangan bagian belakang.


 Tekuk kedua lengan ke belakang pada pergelangan tangan sehingga
otot di tangan bagian belakang dan lengan bawah menegang, jari-
jari menghadap ke langit-langit.

3. Ditujukan untuk melatih otot biseps (otot besar pada bagian atas pangkal
lengan).
 Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan.
 Kemudian membawa kedua kepalan ke pundak sehingga otot biseps
akan menjadi tegang.
4. Ditujukan untuk melatih otot bahu supaya mengendur.
 Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan hingga
menyantuh kedua telinga.
 Fokuskan atas, dan leher.

5. Ditujukan untuk melemaskan otot-otot wajah (seperti otot dahi, mata,


rahang, dan mulut).
 Gerakkan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai
otot terasa dan kulitnya keriput.
 Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan disekitar mata dan
otot-otot yang mengendalikan gerakan mata.

6. Ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh otot rahang.


 Katupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi sehingga terjadi
ketegangan disekitar otot rahang.

7. Ditujukan untuk mengendurkan otot-otot sekitar mulut.


 Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan
ketegangan di sekitar mulut.

8. Ditujukan untuk merileksikan otot leher bagian depan maupun belakang.


 Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian
otot leher bagian depan.
 Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.
 Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa
sehingga dapat merasakan ketegangan dibagian belakang leher dan
punggung atas.

9. Ditujukan untuk melatih otot leher begian depan.


 Gerakan membawa kepala ke muka.
 Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan ketegangan di
daerah leher bagian muka.

10. Ditujukan untuk melatih otot punggung


 Angkat tubuh dari sandaran kursi.
 Punggung dilengkungkan.
 Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik, kemudian
relaks.
 Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil membiarkan
otot menjadi lemas.

11. Ditujukan untuk melemaskan otot dada.


 Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara
sebanyak-banyaknya.
 Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di
bagian dada sampai turun ke perut, kemudian dilepas.
 Saat ketegangan dilepas, lakukan napas normal dengan lega.
 Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan antara kondisi
tegang dan relaks.

12. Ditujukan untuk melatih otot perut.


 Tarik dengan kuat perut kedalam.
 Tahan sampai menjadi kencang dank eras selama 10 detik, lalu
dilepaskan bebas.
 Ulangi kembali seperti gerakan awal perut ini.

13. Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki (seperti paha dan betis).
 Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang.
 Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa sehingga
ketegangan pindah ke otot betis.
 Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu dilepas.
 Ulangi setiap gerakan masing-masing dua kali.

IV. Metode
a. Ceramah
b. Demonstrasi

V. Kegiatan pembelajaran
No Kegiatan Pengajar Waktu Kegiatan Peserta
1. Pembukaan: 5’ Menjawab salam, berdoa
Memberi salam, Berdoa

Memperkenalkan diri Mendengarkan dan memperhatikan

Menjelaskan tujuan penyuluhan


2. Kegiatan: 20’ Menjawab pertanyaan
Menjelaskan terapi otot relaksasi
progresif

Menjelaskan tentang tujuan terapi Mendengarkan dan memperhatikan

Menjelaskan tentang hal-hal yang Mendengarkan dan memperhatikan


diperhatiikan

Menjelaskan dan mempraktikan Mendengarkan dan mempraktekkan


gerakan terapi

Memberi kesempatan bertanya Bertanya

Menjawab pertanyaan Mendengarkan dan memperhatikan

3. Penutup: 5’ Mendengarkan dan memperhatikan


Menjawab pertanyaan

Mengevaluasi kegiatan dengan cara Menjawab pertanyaan


memberi pertanyaan
Membuat kesimpulan materi yang Mendengarkan dan memperhatikan
telah disampaikan

Memberikan leaflet Menerima leaflet

Mengakhiri penyuluhan dan


mengucapkan salam Menjawab salam

VI. Media

a. Leaflet

VII. Sumber bahan


 https://psikodemia.com/terapi-relaksasi-otot-progresif/

VIII. Evaluasi
a. Prosedur : Lisan
b. Jenis : Formatif
c. Bentuk : Redemonstrasi

Hasil
 Apa itu terapi otot relaksasi progresif?
 Apa tujuan dari terapi otot relaksasi progresif?
 Apa hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan terapi otot relaksasi
progresif?
 Bagaimana gerakan terapi otot relaksasi progresif?

Anda mungkin juga menyukai