1. Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta
dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal
yang diperlukan;
2. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan
mempertahankan kekuatan egonya;
Fungsi komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan mengajarkan kerja sama
antara perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien. Perawat berusaha
mengungkap perasaan, mengidentifikasi dan mengkaji masalah serta mengevaluasi tindakan
yang dilakukan dalam perawatan (Purwanto, 1994).
Ada beberapa trik ketika harus berkomunikasi dengan penderita gangguan jiwa :
1. Support system : dukungan dari orang lain atau keluarga membantu seseorang
bertahan terhadap tekanan kehidupan, stresor yang menyerang seseorang akan
melumpuhkan ketahanan psikologisnya, dengan dukungan dari sahabat, orang
- orang terdekat, suami, istri, orang tua maka seseorang menjadi lebih kuat
dalam menghadapi stressor.
2. Mekanisme Koping : bagaimana cara seseorang berespon terhadap stressor
menjadi satu ciri khas bagi setiap individu, jika responnya adaptif maka
hasilnya tentu perlaku positif, jika responnya negatif hasilnya adalah perilaku
negatif.
3. Harga Diri : jika dia merasa lebih baik dari orang lain maka akan menjadi
sombong, jika dia merasa orang lain lebih baik dari dia maka dia akan
mengalami Harga Diri Rendah.
4. Ideal Diri : Bagaimana cara seseorang melihat dirinya, bagaimana dia
seharusnya : " saya hanya akan menikah dengan seorang wanita anak
pengusaha" comment tersebut adalah ideal diri tinggi, " saya hanya lulusan
SD, menjadi buruh saja saya sudah maksimal" comment ini adalah ideal diri
rendah.
5. Gambaran Diri : apakah seseorang menerima dirinya beserta semua kelebihan
dan kekurangan, meski cantik dia menerima kecantikannya tersebut satu paket
dengan keburukan lain yang menyertai kecantikan tersebut.
6. Tumbuh Kembang : Jika seseorang tidak pernah mengalami trauma maka
dewasa dia tidak akan mengalami memori masa lalu yang kelam atau yang
buruk.
7. Pola Asuh : kesalahan mengasuh orang tua memicu perubahan dalam
psikologis anak.
8. Genetika : Schizofrenia bisa secara genetis menurun ke anak, bahkan pada
saudara kembar peluang nya 50 %.
9. Lingkungan : Lingkungan yang buruk menjadi salah satu faktor pendukung
munculnya gangguan jiwa.
10. Penyalahgunaan Zat : penyalahgunaan zat memicu depresi susunan saraf
pusat, perubahan pada neurotransmitter sehingga terjadi perubahan pada
fungsi neurologis yang berfungsi mengatur emosi.
11. Perawatan Diri : jika seseorang tidak pernah mendapatkan perawatan, ex :
lansia maka dia akan mengalami suatu perasaan tidak berguna jika perasaan
ini berlangsung lama bisa memicu gangguan jiwa.
12. Kesehatan Fisik : gangguan pada sistem saraf mampu merubah fungsi
neurologis, dampak jangka panjangnya jika yang terkena adalah pusat
pengaturan emosi akan memicu gangguan jiwa.
Seharusnya ada banyak faktor yang memicu gangguan jiwa, jika semua faktor bisa direduksi
dan di minimalisir maka ke depan jumlah penderita gangguan jiwa dapat ditekan sekecil
mungkin.
Strategi Pelaksanaan pada px gangguan jiwa
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
a) Data Subjektif (DS)
1. Klien Mengungkapkan keinginan bunuh diri
2. Mengungkapkan keinginan untuk mati
3. Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan
4. Ada riwayat berulang percobaan bunuh diri sebelumnya dari keluarga
5. Berbicara tentang kematian, menanyakan tentang dosis obat yang mematikan
6. Mengungkapkan adanya konflik interpersonal
7. Mengungkapkan telah terjadi korban perilaku kekerasan saat kecil
b). Data Objektif (DO)
1. Menunjukkan perilaku yang mencurigakan ( biasanya menjadi sangat patuh)
2. Ada riwayat penyakit mental (depresi, psikosis, dan penyalahgunaan alkohol)
3. Pengangguran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan, atau kegagalan dalam
karier)
4. Status perkawinan yang tidak harmonis
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko bunuh diri
3. Tujuan Khusus
1. Klien dapat meningkatkan harga dirinya
2. Klien dapat melakukan kegiatan sehari- hari
3. Klien mendapat perlindungan dari lingkungan
4. Tindakan Keperawatan
Memberikan manajemen koping
Percakapan
Perawat : “Perkenalkan, nama saya Masita . Bapak bisa panggil saya Itha. Kalau boleh tahu
nama bapak siapa?”
K : “iwan"
K : “terserah”
K : “hm”
h). Kerahasiaan
P : “ Mas tak perlu kuatir ataupun cemas. Kalau mas tidak keberatan, mas bisa sharing
dengan kami tentang segala permasalahan-permasalahan ataupun keluhan-keluhan yang
sedang bapak alami. Insya Allah, kita bersama-sama mencarikan jalan keluarnya dan saya
tidak akan memberitahukannya pada orang yang tidak berhak untuk tahu akan hal itu.”
K : Beneran?
P : betul mas kami akan menjaga semua rahasia mas.
i). Tujuan Hubungan
P : “ Semua tindakan tentu perlu adanya kerja sama yang baik antara kita. Tujuannya supaya
tindakan yang kami lakukan dapat semaksimal mungkin dan memberikan hasil terbaik untuk
kami dan terutama mas heksa. Bagaimana, mas?”
K : “Ya”
2. Fase Orientasi
a). Salam terapeutik
P : “ Selamat pagi, mas iwan!”
K : “pagi”
Fase Kerja
P: Alhamdulillah.. Mas sudah sarapan?
K: Sudah..
P: Gimana rasanya enak ?
K: Enak..
P: Gimana dengan keluarga dirumah?
K: Baik, tadi sudah kesini
P: Terus tadi ngapain aja?
K: Ya ngobrol, terus main, jalan jalan ditaman belakang
P: Berarti sudah baikan dong?
K: iya sih sus.. tapi saya masih kepikiran sama tanggung jawab saya pada keluarga, nanti
gimana masa depan keluarga saya, kalau saya tidak bekerja, saya makan apa sus?
P: oh.. begitu, Begini saja mas jangan pesimis dulu Allah itu sudah mengatur rejeki kita,
Sekarang tinggal mas untuk berusaha dan berdoa kepada Tuhan. Seingat saya kemarin mas
bilang kalau salah satu hobi mas main computer ya?
K: Iya kenapa emang?
P: Nah, Ya itu bisa dijadikan ladang pekerjaan mas
K: Gimana caranya?
P: kan sekarang banyak bisnis online, coba mas ikutan. Kaya jual baju, peralatan bola atau
mungkin mas iwan punya ide yang lain boleh dicoba.
K: mmmm iya ya,, kenapa gak terpikirkan dari dulu ya?
P: iya mas.. apa ada yg masih dipendam ?Kalau masih ada kita bisa sharing
K: Gak Ada sus.. ya itu tadi aja yg bikin saya mikir dan tidak tenang sehingga saya ingin
bunuh diri
P: Sebaiknya kalau punya jangan dipendam masalah, di sharing ke keluarga, sahabat, atau
teman mas. Nanti kalau bunuh diri kasian keluarganya, nanti keluarga mas malah terlantar.
K: emm… iya sus, saya sekarang menyesal, atas perbuatan saya sebelumnya.
P: Nah gitu dong.. sekarang mas iwan harus berpikiran bahwa tidak ada masalah yang tidak
dapat diselesaikan.
Fase Terminasi
Salam terapeutik
P : “ Baiklah mas, karena mas heksa sudah bisa sharing ke kami dan masalah mas sudah
terselesaikan, kami permisi dulu, terima kasih atas kerja samanya, dan kalau mas perlu
bantuan, mas bisa panggil saya diruang perawat. Dan saya doakan supaaya cepat pulang dan
beraktifitas ” “ Selamat pagi, mas!”
K : Iya sus terimakasih juga atas masukan dan solusinya , pagi juga sus”
Daftar Pustaka
http://komterpadakliengangguanjiwabisri.blogspot.co.id/
https://www.academia.edu/5112195/KOMUNIKASI_TERAPEUTIK_PADA_GANGGUAN
_JIWA