Al-Aqsa Pusat Peradaban Islam Dunia PDF
Al-Aqsa Pusat Peradaban Islam Dunia PDF
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi orang Islam, masjid merupakan rumah kedua, karena hampir setiap saat
dan waktu melakukan aktivitasnya di masjid. Bukan hanya pada saat ibadah saja,
tetapi aktivitas lain juga dapat dilakukan di masjid. Selain itu, masjid bagi orang
Islam memiliki peran strategis untuk kemajuan peradaban umat Islam. Sejarah telah
membuktikan multifungsi peranan masjid tersebut. Masjid bukan hanya tempat
shalat, tetapi juga sebagai pusat Pendidikan, pengajian keagamaan, Pendidikan,
militer, dan fungsi-fungsi lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Al-Aqsa adalah bangunan ke-2 yang di letakkan Allah di bumi?
2. Dimana kiblat pertama umat muslim?
3. Bagaimana Al-Aqsa menjadi masjid suci umat muslim?
C. Tujuan Pembahasan
1. Dapat mengetahui Al-Aqsa sebagai bangunan ke-2 yang di letakkan
Allah di bumi.
1
2. Mampu mengenali tempat yang pernah dijadikan kiblat pertama umat
muslim.
3. Mampu memahami sejarah masjid Al-Aqsa menjadi tempat suci umat
muslim.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Nama Masjid Al-Aqsa bila diterjemahkan dari Bahasa Arab dalam bahasa
Indonesia, maka ia mempunyai arti masjid terjauh. Nama ini berasal dari keterangan
dalam Al-Quran pada surat al-Israa' ayat l, yaitu tentang peristiwa Isra' Mi'raj yang
telah dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw.2
َام ِإلَى ْال َم ْس ِج ِد َِ ْل ِمنََ ْال َم ْس ِج َِد ْال َح َر َ ً س ْب َحانََ الَّذِي أَ ْس َرىَ ِب َع ْب ِد َِه لَي
ُ
۞ ير
َُ ص ِ َس ِمي َُع ْالب َ َصى الَّذِي ب
َْ ار ْكنَا َح ْولَ َهُ ِلنُ ِريَ َهُ ِم
َّ ن آيَاتِنَاَۚ ِإنَّ َهُ ُه ََو ال َ ْاْل َ ْق
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu
malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi
sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda
(kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.” (Q.S. Al-Isra: 1)
1
Taufik Rahman, Kisah dan Hikmah Isra Mi’raj Nabi Muhammad S.A.W., (Bandung:
Husaini, 1990), h. 49-50.
2
Moh. Ali Hasan Zaidany, Misteri 3 Masjid Paling Fenomenal, (Yogyakarta: Najah,
2012), h. 151.
3
Jadi, pada waktu Nabi Muhammad melakukan Isra di masjidil Aqsa atau
Baitul Maqdis itu masih merupakan lapangan terbuka, bekas reruntuhan rumah
Allah yang telah dibangun oleh Nabi Sulaiman (937 SM). Sesudah itu di atas tanah
bekas reruntuhan dibangun kembali oleh Herold The Great pada tahun 374 SM,
namun dihancurkan kembali oleh panglima Titus pada tahun 70 M.
Begitu pula pada masa itu, masjidil Haram pun masih meruapakan lapangan
terbukaَdiَsekelilingَKa’bahَdanَdiَsanaَadaَbeberapaَrumahَpembesarَQuraisy. Di
lapangan itupun terdapat sekitar tiga ratus patung sembahan orang kafir Quraisy,
sedangkan di sebelah kanan kiri telaga Zam-Zam pun berdiri patung berhala Dewi
Nailat dan Dewa Isaf. BahkanَdiَruanganَdalamَKa’bahَituَsendiriَterdapatَpatungَ
besarَyangَdiberiَnamaَ“Hubal”َyangَterbuatَdariَemas.َPatungَHubalَituَmenjadiَ
tempat penyembahan dari pendeta-pendeta besar. Pada tahun 628 M saat kota
Mekah baru dikuasai oleh kaum muslimin, pada saat itulah Nabi Muhammad
sendiri memukul patung Hubal itu dan segeralah penghancuran besar-besaran
patung-patungَdiَsekitarَKa’bah. Terjadilah pula perubahan besar di kota Mekah
setelah kaum muslimin memperoleh kemenangannya, sehingga banyaklah
penduduk Mekah yang memeluk Islam.3
3
Taufik Rahman, Kisah dan Hikmah Isra Mi’raj Nabi Muhammad S.A.W., (Bandung:
Husaini, 1990), h. 52.
4
Masjid Al-Haram merupakan masjid pertama, yang dibangun di kota Mekah
bagi umat manusia. la dibangun oleh Ibrahim dan putranya Ismail, sebagaimana
yang telah kita ketahui. Sementara, Masjid Al-Aqsa adalah masjid kedua di muka
bumi, yang dibangun oleh Nabi Ya'qub dan direnovasi oleh Nabi Daud serta
disempurnakan oleh Nabi Sulaiman.
Dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, Abu Dzar meriwayatkan
bahwa ia bertanya kepada Rasulullah saw tentang masjid pertama yang dibangun
di muka bumi. Rasulullah saw menjawab, “Masjid Al-Haram.” Abu Dzar kemudian
bertanya lagi, “Selanjutnya masjid apa?” Beliau saw menjawab, “Masjid Al-Aqsa.”َ
la bertanya lagi, “Berapa lama jarak pembangunan keduanya?” Rasulullah saw
berkata, “Empat puluh tahun. Lalu Allah menjadikan bumi ini bagi kalian sebagai
masjid. Oleh karena itu, kapan pun waktu salat datang, lakukanlah salat di atasnya,
karena dia memiliki keutamaan.”4
ْث َماَُ امَۚ َو َحي َِ َط ََر ْال َم ْس ِج َِد ْال َح َر
ْ كش ََ ل َو ْج َه َِ ت فَ َو َُ ن َحي
ََ ْث خ ََر ْج َْ َو ِم
ََّل الَّذِين
َ َّ اس َعلَ ْي ُك َْم ُح َّجةَ ِإ
َ ِ َّل َي ُكونََ ِللن ْ ُك ْنت ُ َْم فَ َولُّوا ُو ُجو َه ُك َْم ش
َ َّ ََط َر َهُ ِلئ
َاخش َْونِي َو ِْلُتِ ََّم ِن ْع َمتِي َعلَ ْي ُك ْمَ َولَ َعلَّ ُك ْم
ْ ظلَ ُموا ِم ْن ُه َْم فَ َلَ ت َ ْخش َْو ُه ْمَ َو َ
ََت َ ْهتَدُون
۞
4
Hanafi Al-Mahlawi, Jejak-jejak Rasulullah, (Jakarta: PT. Ufuk Publishing House, 2012),
h. 57-58.
5
“Dan dari mana saja kamu (keluar), maka palingkanlah wajahmu ke arah
Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu (sekalian) berada, maka palingkanlah
wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali
orang-orang yang zalim diantara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada
mereka dan takutlah kepada-Ku (saja). Dan agar Ku-sempurnakan nikmat-Ku
atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk.” (Q.S. Al-Baqarah: 150)
Kejadian perubahan kiblat bagi umat Islam ini diabadikan di kota Madinah
berupa peninggalan bersejarah yang masih ada hingga sekarang. Situs bersejarah
itu adalah Masjid Qiblatain. Di tempat ini, para sahabat melakukan satu shalat
dengan menghadap dua kiblat, yaitu menghadap ke Masjid Al-Aqsa, kemudian
menghadap Masjidil Haram.
اس َما َو َّّل ُه َْم َعن ِق ْبلََِت ِه ُمَ الَّ ِتي َكانُوا َعلَ ْي َها
َ ِ سفَ َها َُء ِمنََ ال َّنُّ ل الَُ س َيقُو
َ َۚ
ِ َبَۚ يَ ْهدِي َمن يَشَا َُء ِإلَى
َص َراطَ ُّم ْستَ ِقيم َُ ق َو ْال َم ْغ ِر
َُ ِّلِ ْال َم ْش ِر
ََّ ِ قُل
ِ َّش َهدَا َءَ َعلَى الن
ََاسَ َويَ ُكون ُ طا ِلتَ ُكونُوا َ َو َكذَ ِل َكَ َجعَ ْلنَا ُك َْم أ ُ َّم َةً َو
ً س
5
Nur Faizin Muhith, Keajaiban 3 Kota Suci, (Surakarta: Ahad Books, 2013), h. 131-132.
6
َ ش ِهيدًاَۗ َو َما َج َع َْلنَا ْال ِق ْبلَةََ الَّتِي ُك
َنتَ َعلَ ْي َها ِإ َّّل َ َل َعلَ ْي ُك ْمَُ سو
ُ الر َّ
َْ ب َعلَىَ َع ِق َب ْي َِهَۚ َو ِإن َكان
َت َُ ل ِم َّمن َينقَ ِل ََ سوُ الر
َّ ِلنَ ْعلَ ََم َمن َيت َّ ِب َُع
ََّ ن
َّللا ََّ ضي ََع ِإي َمانَ ُك َْمَۚ ِإ ََّ ّل َعلَى الَّذِينََ َهدَى
ََّ ََّللاَُۗ َو َما َكان
ِ ُّللاُ ِلي َ َّ ير َة ً ِإ
َ لَ َك ِب
Menghadap kiblat dalam shalat adalah syarat sah shalat. Dari kejadian ini
dapat ditarik kesimpulan, bahwa orang yang tidak mengetahui arah kiblat kemudian
berijtihad/berusaha mengetahui arah kiblat, lalu melakukan shalat sesuai hasil
6
Yusuf Al-Qardhawy, Al-Quds Masalah Kita Bersama, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,
1999), h. 17-18.
7
ijtihadnya, kemudian di tengah-tengah shalatnya itu tampak jelas bahwa ada kiblat
yang benar, maka dia bisa berpaling dan mengarahkan shalatnya agar menghadap
kepada kiblat yang benar tersebut, dan shalatnya tetap sah.
Masjid Al-Aqsa di Baitul Maqdis menjadi kiblat bagi umat Islam selama
setahun lebih empat atau lima bulan. Setelah turun ayat Al-Quran di atas, umat
Islam kemudian melakukan shalat dengan menghadap ke Masjidil Haram di
Makkah. Namun, dengan diubahnya kiblat tersebut, bukan berarti Baitul Maqdis
dan Masjid al-Aqsha menjadi kehilangan tempat di hati umat Islam. Bagaimanapun,
tanah itu adalah tanah suci umat Islam yang ketiga.
Meskipun demikian, dan apabila hal itu benar adanya, di dalam hati
Rasulullah sendiri sebenarnya mengharapkan agar kiblat umat Islam segera diubah
menghadap ke Kakbah. Hubungan antara umat Islam dengan Kakbah itu sudah
terjalin semenjak Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail merenovasi Kakbah. Sedangkan
kaum Yahudi lebih dekat hubungannya dengan Baitul Maqdis, terutama ketika Nabi
Musa dan Yahudi (bani Israil) diselamatkan Allah dari cengkeraman tangan Fir’aun
di Mesir.7
7
Nur Faizin Muhith, Keajaiban 3 Kota Suci, (Surakarta: Ahad Books, 2013), h. 132-133.
8
di Hari Kiamat umatnya mudah berdiri di sana berkat bekas kedua telapak kaki
beliau.8
Dalam beberapa referensi yang didapatkan dari berbagai sumber, baik kitab
maupun hadis, dijelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW. pernah mengajarkan
umat Islam untuk berkiblat kearah Masjid Al-Aqsa hingga 17 bulan setelah hijrah
ke Madinah. Setelah itu, kiblat shalat mengarah ke Kakbah hingga sekarang. 9
Fungsi awal masjid adalah tempat umat muslim berkumpul. Mereka bertemu
untuk salat berjamaah, dan juga melaksanakan berbagai aktivitas bermasyarakat,
social,َdanَPendidikan.َKataَ‘masjid’َberasalَdariَkataَArabَ masjid, yang berarti
‘tempatَbersujud’, di mana lima kali sehari umat muslim menundukkan kepala ke
lantai, memasrahkan diri kepada Allah dalam salat, ibadah yang diwajibkan Islam.10
Masjid yang dimaksud ini terletak di salah satu tempat suci yang menjadi
bagian kompleks bangunan suci di Kota lama Jerusalem, atau terletak di daerah
Jerusalem bagian timur. Di sekitar masjid yang disucikan ini terdapat Kubah batu
yang dikenal oleh umat Islam dengan sebutan Al-Haram Asy-Syarif atau “tanah
suci yang mulia.” Akan tetapi sebaliknya, tempat ini juga dikenal oleh umat Yahudi
8
Hanafi Al-Mahlawi, Jejak-jejak Rasulullah, (Jakarta: PT. Ufuk Publishing House, 2012),
h. 56.
9
Moh. Ali Hasan Zaidany, Misteri 3 Masjid Paling Fenomenal, (Yogyakarta: Najah,
2012), h. 153.
10
Caroline Chapman, Ensiklopedia Seni Dan Arsitektur Islam, (Jakarta: Penerbit Erlangga,
2012), h. 20.
9
dan Kristen dengan sebutan bait suci (temple mount), suatu tempat paling suci
dalam Agama Yahudi yang umumnya dipercaya merupakan tempat bait pertama
dan bait kedua yang pernah berdiri pada waktu lampau. Dengan demikian, Masjid
Al-Aqsa secara luas dianggap sebagai tempat suci ketiga oleh umat Islam setelah
Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Karena selain sebagai tempat persinggahan
NabiَMuhammadَSAW.َpadaَsaatَIsra’َ Mi’raj,َmasjidَiniَjugaَpernahَdijadikanَ
sebagai kiblat pertama bagi umat Islam. Umat Islam percaya bahwa Nabi
Muhammad SAW. diangkat ke Sidratul Muntaha dari tempat ini, setelah
sebelumnya dibawa dari Masjidil Haram di Makkah, kemudian ke Masjid Al-Aqsa.
DalamَIslam,َperistiwaَiniَdikenalَdenganَperistiwaَIsra’َMi’raj. 11 PeristiwaَIsra’َ
Mi’rajَterjadiَsetelahَkepulanganَRasulullahَdariَkotaَThaif.َMukjizat luar biasa ini
merupakan peristiwa bersejarah dalam dakwah Islam pada fase Makkah yang
paling dicatat oleh riwayat sejarah.
PadaَsuatuَmalamَstelahَwaktuَshalatَIsya’,َmalaikatَJibrilَturunَdariَlangitَ
ke rumah Rasulullah SAW. malaikat Jibril membelah dada beliau, mencuci isi hati
beliau dengan air Zam-Zam dan kemudian mengisinya dengan iman dan
kebijaksanaan, kemudian mengembalikannya utuh seperti sedia kala.
11
Moh. Ali Hasan Zaidany, Misteri 3 Masjid Paling Fenomenal, (Yogyakarta: Najah,
2012), h. 152-153.
12
Abu Fatiah Al-Adnani, Journey to Damascus: Perjalanan Menuju Negeri Akhir Zaman,
(Solo : Granada, 2014), h. 45.
10
D. Bagian-Bagian Masjid Al-Aqsa
1. Kubah
2. Menara Masjid
Masjid ini memiliki empat Menara di sisi selatan, utara, dan barat.
Menara pertama, dikenal sebagai Menara Al-Fakhariyyah, dibangung pada
tahun 1278 di bagian barat daya masjid atas perintah sultan Mamluk. Alasan di
13
Moh. Ali Hasan Zaidany, Misteri 3 Masjid Paling Fenomenal, (Yogyakarta: Najah,
2012), h. 165-166.
14
Ibid, h. 167-168.
11
bagian timur tidak terdapat Menara, karena dalam sejarahnya dulu, sangat sedikit
penduduk yang tinggal di sisi tersebut, sehingga tidak diperlukan menara
tambahan untuk menyerukan azan. Namun, Raja Abdullah II dari Jordan pada
tahun 2006 mengumumkan keinginannya untuk membangun menara kelima
yang menghadap ke Bukit Zaitun. Menara Raja Hussein ini direncanakan akan
menjadi struktur bangunan tertinggi di Kota Tua Jerusalem.15
Bagian depan masjid ini dibangun pada 1065 M, atas perintah Khalifah
Fatimiyah Al-Mastanshir. Di bagian muka terdapat bangunan pagar langkan
(balustrade) yang berupa lorong-lorong beratap, dengan tiang-tiang kolom kecil.
Serambi depan ini pernah mengalami kerusakan saat terjadi pembakaran.
Namun, Ayyubiyah memperbaiki dan membangunnya kembali seperti sedia
kala. Serambi depan juga mengalami penambahan berupa tempelan ubin pada
dindingnya, yang membuat wajah masjid ini semakin menawan.
Dengan adanya serambi depan ini, akses ke masjid tidak langsung masuk
ke dalam masjid, namun akan melalui pintu masuk serambi terlebih dahulu.
Desain seperti ini memang sengaia dibuat untuk mengantisipasi agar tidak terjadi
lagi peristiwa yang menimpa masjid besar ini. Setiap jamaah yang hendak masuk
harus diketahui identitasnya dengan jelas terlebih dahulu.
15
Ibid, h. 172.
12
jamaah bisa masuk masjid tidak hanya melalui satu pintu saja. Dalam lorong ini
juga ada jalan yang membedakan antara laki-laki dan perempuan, di mana untuk
jamaah perempuan biasanya ditempatkan pada salah satu bangunan berbentuk
mirip paviliun, bekas sisa Tentara Salib.16
16
Ibid, h. 173-175.
13
Secara arsitektur, bangunan Masjid Al-Aqsa berbentuk persegi dengan
luas area 144.000 m2 termasuk area sekitar masjid, sehingga dapat menampung
jamaah hingga 400.000 orang. Panjang bangunan masjid adalah 272 kaki atau
sekitar 83 m, dan lebarnya 184 kaki sekitar 56 m, dan dapat menampung sampai
5.000 jamaah.17
5. Mimbar Masjid
Struktur mimbar terbuat dari gading dan kayu yang dipahat secara hati-
hati. Kaligrafi Arab dan desain-desain berbentuk geometris dan bunga terukir
pada bagian-bagian kayu mimbar tersebut. Setelah hancur karena perbuatan
Rohan pada tahun 1969, mimbar itu digantikan oleh mimbar lain yang
mempunyai dekorasi lebih sederhana dari sebelumnya. Selanjutnya, Adnan Al-
Hussaini, kepala lembaga wakaf Islam yang bertanggung jawab atas al-Aqsa,
pada bulan Januari 2007 menyatakan akan mernbuat sebuah mimbar baru. Pada
bulan Februari 2007 mimbar baru tersebut telah selesai dipasang, meskipun
secara desain sangat jauh berbeda dengan mimbar yang dibuat oleh Akhtarini.
Desain mimbar baru ini dibuat oleh Jamil Badran berdasarkan replika yang
saksama dari mimbar Shalahuddin. Badran menyelesaikan mimbar ini selama
empat tahun. Para pengrajinnya menggunakan metode kuno dalam mengukir
17
Ibid, h. 176-178.
14
kayu. Mereka menggabungkan potongan-potongan dengan pasak bukan paku,
dan menggunakan media komputer untuk desain mimbarnya. 18
Air mancur tempat air wudhu utama di Masjid Al-Aqsa bernama Al-Kas.
Air mancur ini terletak di bagian utara, yaitu antara masjid dan Kubah Batu. Para
jamaah menggunakannya untuk wudhu. Bangunan ini pertama kali dibangun
pada tahun 709, yaitu pada masa pemerintahan Umayyah, Tetapi, pada tahun
1327-1328, Guberur Tankiz membuat lebih besar untuk dapat melayani lebih
banyak jamaah. Meskipun pada awalnya air berasal dari kolam Salomo yang ada
di dekat Betlehem, namun kini air berasal dari pipa yang terhubung ke sumber
air kota Jerusalem.
18
Ibid, h. 178-180.
19
Ibid, h. 180-181.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nama Masjid Al-Aqsa bila diterjemahkan dari Bahasa Arab dalam bahasa
Indonesia, maka ia mempunyai arti masjid terjauh. Nama ini berasal dari keterangan
dalam Al-Quran pada surat al-Israa' ayat l, yaitu tentang peristiwa Isra' Mi'raj yang
telah dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw.
Masjid Al-Aqsa di Baitul Maqdis menjadi kiblat bagi umat Islam selama
setahun lebih empat atau lima bulan. Lalu, Masjid Al-Aqsa adalah bangunan kedua
yang diletakkan Allah di muka bumi setelah Masjidil Haram.
B. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
Muhith, Nur Faizin. “Keajaiban 3 Kota Suci,” Surakarta: Ahad Books, 2013.
Rahman, Taufik. “Kisah dan Hikmah Isra Mi’raj Nabi Muhammad S.A.W.,”
Bandung: Husaini, 1990.
17
BIODATA DIRI
18