Anda di halaman 1dari 9

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

EFEKTIVITAS OZON DALAM MENURUNKAN KADAR TSS dan NILAI


pH LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT dr. ADHYATMA, MPH SEMARANG

Rina Indah Dianawati, Nur Endah Wahyuningsih, Muhammad Nur


1
Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro, Semarang, 50275, Indonesia
2
Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Diponegoro, Semarang, 50275, Indonesia

Email: rina.indah09@gmail.com

ABSTRACT

Waste is a by-product generated by the hospital. Alternative waste treatment


technology is ozone technology. This study aims to determine the ability of ozone
in reducing the levels of TSS and the pH value of waste water hospital. Ozone
used in this study using dielectric barrier-discharged plasma technology, by the
Plasma Laboratory of the Faculty of Mathematical Science Diponegoro University
of Semarang. Samples used by hospital dr. Adhyatma, MPH Semarang.
Research type is true experimental with posttest with control group design. The
study used five time intervals, 0 as controls, 30, 60, 90 and 120 minutes as well
as three ozone concentrations of 100, 200 and 300 mg / liter. The result of
Kruskal-Wallis test for TSS with concentration obtained significance value p-value
= 0.057 (P≥0,05) or no difference in TSS decrease. TSS p-value = 0.721
(p≥0,05) or no differences in TSS. The pH level of waste remains constant from
the beginning before treatment and after treatment is 7. The most effective value
for the reduction of TSS at a concentration of 100 mg / liter, because mean value
for TSS 17,47 mg/liter.

Keywords : waste, ozon, TSS, pH

PENDAHULUAN kandungannya dapat ditentukan


Rumah sakit sebagai dengan uji kotor umumnya seperti
sarana pelayanan kesehatan BOD, COD, TSS, pH, mikrobiologi,
merupakan salah satu penyumbang dan lain-lain1. Limbah cair rumah
limbah bagi suatu daerah. Sebagai sakit merupakan salah satu sumber
sarana kesehatan dalam pencemar yang sangat berbahaya
melaksanakan fungsinya ternyata karena mengandung senyawa
menghasilkan produk sampingan organik yang cukup tinggi dan
berupa limbah, baik limbah padat, senyawa kimia serta mikroorganisme
limbah cair dan gas. Juga berbagai patogen yang bisa menimbulkan
jenis limbah medis maupun limbah penyakit apabila tidak di olah dan
non medis. Limbah rumah sakit dikelola secara benar.
seperti halnya limbah lain Rumah Sakit dr. Adhyatma, MPH
mengandung bahan-bahan organik Semarang berdiri aiatas luas tanah
dan anorganik, yang tingkat 37.360m2, luas bangunan 31.096m2
815
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

yang terdiri dari gedung rawat jalan, limbah domestik (kamar mandi, air
gedung IGD, bangsal perawatan, wudhu dll) masuk ke bak pengumpul
kamar bedah, kamar bersalin, bagian pertama. Masuk ke bak selanjutnya
penunjang, kantor, auditorium dan yang disebut bak pengurai anaerob.
wisma.2. Rumah sakit ini mempunyai Selanjutnya ke bak pengendapan,
jumlah tempat tidur 434. Perhitungan bak aerasi, saringan pasir dan
Bed Occupation Rate (BOR) rumah saringan karbon dan bak indikator.
sakit sebanyak 422 atau atau Sebelum dialirkan ke badan air
97,23%. terlebih dahulu melalui tahap
Jumlah pegawai rumah sakit disinfeksi menggunakan khlorin.
ini delapan puluh sembilan orang) Instalasi pengolahan limbah yang
yang terdiri dari PNS 585 (lima ratus sekarang baru dibangun tahun 2016.
delapan puluh lima orang), Non PNS Untuk biaya perawatan Instalasi
583 (lima ratus delapan puluh tiga Pengolahan Limbah per tahun
orang) dan harian lepas 21 (dua sebesar 5 (lima) juta rupiah.2
puluh satu) orang. Teknologi pengolahan limbah
Jumlah kunjungan rata – rata yang ada di rumah sakit ini
tahun 2016 untuk rawat inap membutuhkan lahan yang luas,
sebanyak 2.711 (dua ribu tujuh ratus pemeliharaan yang intensif, energi
sebelas) orang dan rawat jalan yang besar pada bak aerasi untuk
sebanyak 11.537 (sebelas ribu lima menggerakkan alat yang berfungsi
ratus tiga puluh tujuh ribu) per sebagai penghasil oksigen, dana
bulannya.2 yang lumayan besar untuk
Hasil laporan bagian instalasi pengadaan nutrien pada bakteri yang
sanitasi Rumah Sakit dr. Adhyatma, ada di sludge agar bakteri senantiasa
MPH Semarang dari bulan bekerja secara optimal, waktu yang
September 2016 sampai 2016 bulan relatif lama pada proses
Mei tahun 2017, diketahui bahwa dari biodegradable dan hasil sampingan
bulan September 2016 sampai berupa sludge yang merupakan
dengan Februari 2017, kadar TSS limbah baru. Berbagai masalah
masih diatas NAB. Pada bulan Maret dalam proses-proses pengolahan
2017 tidak ditemukan masalah, limbah yang sudah ada memicu
namun di bulan April kadar COD berbagai alternatif pengolahan limbah
melonjak tinggi sebesar 171 mg/liter dengan cara lain.
dan jauh diatas standar baku mutu Perkembangan teknologi
yang telah ditetapkan menurut pada saat ini mengarah pada metode
Peraturan Daerah no. 5 Tahun 2012 baru yang dinilai lebih efektif untuk
sebesar 80 mg/liter. Untuk pH dari mengolah limbah. Salah satu
Januari sampai April 2017 sudah teknologi yang mengalami
memenuhi standar persyaratan baku perkembangan sangat pesat adalah
mutu sebesar 6-9, demikian juga teknologi plasma. Teknologi plasma
angka TDS masih dibawah standar dapat menjadi salah satu alternatif
baku mutu sebesar 2000 mg/liter. pengolahan limbah cair rumah sakit.
Instalasi pengolahan limbah Teknologi plasma memanfaatkan
rumah sakit dr. Adhyatma, MPH elektron energi tinggi, ion dan
Semarang menggunakan sistem spesies aktif yang terkandung dalam
sistem biofilter anaerob-aerob. plasma untuk mengoksidasi senyawa
Pertama limbah bak inlet dimana organic, teknologi ini mampu
semua limbah yang berasal dari unit menyisihkan senyawa organik dalam
laundry, laboratorium, unit pantry, limbah cair tanpa menghasilkan

816
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

sludge. Prinsipnya proses produksi rumah sakit dr. Adhyatma, MPH


ozon dengan teknologi plasma dapat Semarang.
dilakukan dengan melewatkan gas Volume limbah cair untuk
oksigen (O2) pada daerah yang setiap perlakuan sebanyak 1500 ml,
dikenai tegangan tinggi. Molekul diozonasi dengan variasi konsentrasi
oksigen ini akan mengalami ionisasi, ozon 100, 200 dan 300 mg/liter
yaitu proses terlepasnya suatu atom menit, dan variasi waktu 0 sebagai
atau molekul dari ikatannya, menjadi kontrol, 30, 60, 90 dan 120 menit.
ion-ion oksigen (O*). Molekul-molekul Kemudian hasil perlakuan dianalisis
oksigen yang terionisasi ini biasa kadar TSS dan nilai pH-nya.
disebut dalam kondisi plasma. Jenis Dibandingkan dengan yang tidak di
dari ion oksigen tersebut adalah O*, proses dengan ozonasi. Dari hasil
O2 *,O-,O2- dan O3- . Kombinasi dari analisis kemudian dibuat grafik
kesemuanya dapat menghasilkan pengaruh konsentrasi ozon dan
ozon3. waktu ozonasi terhadap kadar TSS
Tujuan dari penelitian ini dan nilai pH.
adalah untuk mendeskripsikan TSS Percobaan atau proses
dan nilai pH serta menganalisis kadar ozonasi sebagai berikut : gas yang
TSS dan nilai pH sebelum dan keluar dari tabung lucutan yaitu gas
setelah perlakuan ozonasi pada ozon langsung ditampung dengan
limbah cair rumah sakit dr. beaker glass yang berisi sampel
Adhyatma, MPH Semarang. limbah cair rumah sakit. Waktu
proses dicatat dari saat
dihidupkannya generator ozon
METODE PENELITIAN sampai dengan dimatikannya alat
Metode penelitian yang tersebut.
digunakan dalam penelitian ini adalah Sampel yang pertama diambil
penelitian true eksperimental dengan tanggal 4 Mei 2017 digunakan untuk
desain postes dengan grup kontrol uji pendahuluan sebanyak 5
(Posttest with control group design). perlakuan yang dibatasi pada
Teknik pengambilan sampel yang konsentrasi ozon 70 mg/liter dengan
digunakan adalah random sampling4. variasi interval waktu 0 sebagai
Populasi dan sampel dalam kontrol, kemudian 15 menit, 30 menit,
penelitian ini adalah air limbah pada 45 menit dan 60 menit.
Rumah Sakit dr. Adhyatma, MPH Hasil dari uji pendahuluan
Semarang. Sampel yang digunakan dianggap belum bagus maka uji
adalah air limbah yang sudah selanjutnya konsentrasi ozon
tertampung dalam bak pertama atau dinaikkan menjadi 100, 200 dan 300
inlet diistilahkan sebagai bak mg/liter dimana setiap sekali
pengumpul sebelum pengolahan pengambilan dilakukan 5 kali
primer, diharapkan limbah yang ada perlakuan yaitu dengan interval
di bak inlet bisa mewakili limbah dari waktu 0 sebagai kontrol selanjutnya
semua sumber. selama 30 menit, 60 menit, 90 menit
Alat yang digunakan yaitu dan 120 menit dengan konsentrasi
generator ozon, gelas ukur, regulator, bertingkat 100, 200 dan 300 mg/liter.
cawan porselen, oven, kertas saring, Setelah pengambilan sampel
penjepit, timbangan analitik, jam, pada uji pendahuluan selanjutnya
kertas pH dan desikator. Sedang diambil sampel untuk penelitian
bahan berupa sampel air limbah sesungguhnya yaitu sampel pertama
diambil pada tanggal 29 Mei 2017,

817
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

sampel kedua diambil pada 31 Mei


2017 dan sampel ketiga diambil pada Variasi
Konsentras
167
tanggal 2 Juni 2017. 180 i Ozon

Nilai Kadar TSS (mg/l)


160 (mg/l)
Variabel bebas dalam 140
100
penelitian ini adalah konsentrasi ozon 120
100 200
dan waktu atau lamanya paparan 80
45
300
60
ozon. Variabel terikat yaitu 40
26,5
12,5 19,5
19 19
14,5 19

penurunan kadar TSS, dan pH 20


0 8 7 14 10,5 7,5
limbah cair rumah sakit dr. 0 30 60 90 120
Adhyatma, MPH Semarang. Gambar.1 Grafik Kadar TSS
Sedangkan variabel pengganggu Sebelum
Waktu Ozonasidan Setelah
Limbah (menit)

yaitu laju alir oksigen atau udara. Perlakuan dengan Variasi


Pengukuran konsentrasi ozon Konsentrasi
dilakukan dengan cara titrasi, sedang Gambar.1 Grafik Kadar TSS
waktu diukur dengan jam. Kadar Sebelum dan Setelah
COD diukur dengan cara titrasi. TSS Perlakuan dengan Variasi
dan TDS diukur dengan timbangan Konsentrasi dan Waktu
analitik sedang pH menggunakan
kertas pH. Laju alir gas oksigen TSS air limbah awal sebelum
diukur menggunakan alat flow meter. perlakuan ozonasi pada konsentrasi
Data diolah berdasarkan 4 ozon 100 mg/liter sudah sangat
tahap, yaitu : editing, coding, entry rendah hanya sebesar 8 mg/liter.
data, dan tabulating. Analisis Angka tersebut sudah dii bawah baku
univariat dengan menggunakan tabel mutu yang dipersyaratkan yaitu 30
distribusi frekuensi dan grafik mg/liter. Pada menit ke 30
persentase untuk mendeskripsikan mengalami penurunan dari 8 mg/liter
penurunan kadar TSS, TDS dan pH. menjadi 7 mg/liter atau 12,5%.
Data diuji kenormalannya Namun pada menit selanjutnya 60
menggunakan uji normalitas shapiro- menit, kadar TSS naik dari kadar
wilk untuk jumlah sampel kurang dari awal menjadi 14 mg/liter, naik
sama dengan 50. Analisis bivariat sebesar 75%. Pada menit ke 90
menggunakan uji one way anova masih naik dari kadar awal menjadi
dengan tingkat ketelitian sebesar 10,5 atau 31,2%. Pada menit terakhir
0,05 digunakan untuk data normal menit ke 120 turun lagi menjadi 7,5
dengan post hoc LSD sedang mg/liter, turun 18,7% dari kadar awal.
Kruskal-Wallis untuk data tidak TSS air limbah awal sebelum
normal dengan post hoc Mann- perlakuan ozonasi dengan
Whitney5. konsentrasi 200 mg/liter juga sudah
rendah hanya sebesar 45 mg/liter.
Namun kadar tersebut masih di atas
HASIL DAN PEMBAHASAN standar baku mutu yang
A. Analisis Univariat dipersyaratkan Pemerintah yaitu 30
mg/liter. Pada menit ke 30 langsung
turun sangat signifikan menjadi 12,5
mg/liter atau 72%. Pada menit
selanjutnya 60 menit, kadar TSS naik
dari menit ke 30 sebesar 19 mg/liter
atau 58% dari kadar awalnya. Pada
menit ke 90 menjadi 14,5 atau dari
kadar awal turun sebesar 68%. Kadar

818
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

TSS naik lagi daripada menit Para


Kon
sen Me Me Ni lai Nilai
sebelumnya di menit ke 120 menjadi me
trasi
N
an
SD
dian Max Min
19 mg/liter, dari angka awal turun ter
(mg/l)
sebesar 57%. 0 3 73,3 83, 45,0 167 8
Kadar TSS pada perlakuan 3 2
100 4 17,4 3,2 9,0 14 7
konsentrasi 300 mg/liter menit ke 30 Kon
7 2
turun sangat signifikan sebesar 84% sen
200 4 16,2 3,2 16,7 19 12,5
trasi
menjadi 26,5 mg/liter atau sudah 5 7 5
dibawah standar baku mutu yang 300 4 21,0 3,6 19,2 19 26,5
7 5
ditetapkan Pemerintah sebesar 30 0 3 73,3 83, 45,0 167 8,0
mg/liter. Pada menit selanjutnya 60 3 2
menit, kadar TSS turun lagi menjadi 30 3 15,3 10, 12,5 26,5 7,0
3 05
19,5 mg/liter atau 90% dari angka Wak 60 3 17,5 3,0 19,0 19,5 14,0
awal. Pada menit ke 90 dan menit ke tu 0 4
120 kadar TSS diperoleh hasil sama 90 3 42,5 29, 14,5 19 10,5
3 34
yaitu 19 mg/liter, atau dari angka 120 3 15,1 6,6 19,0 19 7,5
awal turun sebesar 90,2%. 6 3

Nilai mean untuk kadar TSS


pH tertinggi pada konsentrasi 300
mg/liter dan terendah pada
8
konsentrasi 200 mg/liter. Nilai median
Nilai pH

6
4
tertinggi pada konsentrasi 0 mg/liter
2 dan terendahnya konsentrasi 100
0 pH mg/liter. Nilai minimal terendah pada
konsentrasi 100 mg/liter dan tertinggi
0 30 60 90 120
pada konsentrasi 200 mg/liter.
Waktu Ozonasi (menit) Kadar TSS kategori waktu
ozonasi nilai mean tertinggi pada
menit 0 terendah menit 120. Nilai
Gambar. 2 Grafik nilai pH Sebelum median tertinggi menit 0, terendah
dan Setelah Perlakuan Ozonasi menit 30. Nilai maksimal tertinggi
dengan Variasi Konsentrasi dan menit 0, terendah menit 90 dan 120.
Waktu Nilai minimal tertinggi menit 90,
Nilai pH air limbah cenderung terendah menit ke 30.
konstan dan tidak ada perubahan
sama perlakuan tidak ada perubahan Tabel 2. Uji Beda Rerata Kadar TSS
baik pada waktu 30, 60, 90 maupun Antar Variasi Konsentrasi Ozon
120 menit dan pada konsentrasi 100, Kon
sen
200 dan 300 mg/liter. Namun nilai pH trasi N
Me Me
Sd
Nilai Nilai P-
7 sudah berada di bawah standar an dian min max value
Ozon
baku mutu limbah cair rumah sakit (mg/l)
yang telah ditetapkan Pemerintah 0 3 73,3 45,0 83, 8,00 167
3 2
yaitu 6 – 9. 100 4 9,75 9,00 3,2 7,00 14,0
2
0,57
B. Analisis Bivariat 200 4 32,4 32,45 8,8 23,3 41,4
8
300 4 75,2 75,7 3,0 71,2 78,3
Tabel 1. Deskriptif Statistik Kadar 2 0
TSS

819
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Hasil Uji Kruskal-Wallis kadar TSS mengalami peningkatan


didapat nilai p-value = 0,057 (≥ 0,05) hingga sebesar hal ini menunjukkan
atau tidak ada perbedaan kadar TSS ozon (O3) belum mengikat senyawa
dengan variasi konsentrasi ozon. organik lainnya karena sifat ozon
Sedang untuk uji stastistik Kruskal (O3) yang tidak stabil. Waktu
Wallis dengan variasi waktu nilai pengolahan menit ke-90 kadar TSS
signifikansi p-value= 0,721 (p≥0,05), mengalami penurunan kembali. Hal
yang bila disimpulkan tidak ada ini menandakan telah terbentuk
perbedaan rata-rata penurunan kadar banyaknya radikal hidroksil yang
TSS limbah cair rumah sakit dengan mampu medegradasi senyawa
berbagai variasi waktu ozonasi. kontaminan pada limbah.7
Ozonasi menghilangkan zat
padat yang sangat kecil dengan
PEMBAHASAN menggabungkannya menjadi partikel
Kadar Total Suspended Solid yang lebih besar (flok), partikel yang
(TSS) pada pengambilan sampel bisa disaring, dan dengan reaksi
pertama sangat rendah hanya langsung melalui oksidasi kimia8.
sebesar 8 mg/liter. Pengambilan Pecahan zat padat terlarut yang
sampel pertama dilakukan jam 7.30. mudah menguap sangat terpengaruh
Jadi aktifitas rumah sakit belum dengan ozonasi. Materi yang lebih
mencapai puncaknya. Di sampel kecil hilang menjadi buih. Sejalan
yang kedua kadar TSS juga masih dengan Rueter and Johnson’s (1995)
rendah yaitu 45 mg/liter tapi sudah di mengemukakan bahwa ozon
atas NAB. Kadar TSS pada proses mempunyai efek sebagai
ozonasi dengan konsentrasi 300 mg/l koagulan/flokulan.9
cukup tinggi sebesar 167 mg/liter. . Pengolahan dengan ozonasi
Pada sampel ketiga kadar TSS tinggi saja dirasa masih belum bisa
mencapai 167 mg/liter dikarenakan menurunkan kadar TSS secara
pengambilan ketiga dilakukan pada optimal. Pengolahan akan lebih
jam 09.05. Pada jam tersebut aktifitas maksimal apabila dikombinasikan
rumah sakit sudah mulai tinggi. dengan koagulan atau absorpben
Kadar TSS turun disebabkan untuk menurunkan kadar TSS.
semakin tinggi konsentrasi ozon yang Walaupun kadar TSS setelah
dikontakkan dalam air limbah akan perlakuan ozonasi dalam penelitian
menghasilkan semakin banyak flok, ini sudah dibawah NAB.
sehingga flok – flok ini akan Menurut Said (2008), air yang
menyerap koloid – koloid dalam diolah dengan ozon dengan dosis
limbah.6 1 mg/l memperlihatkan kenaikan
Penurunan kadar TSS pada mutagenesitas. Namun
air limbah dengan konsentrasi ozon mutegenesitas berkurang pada level
mengalami fluktuasi penurunan dari ozon tinggi (>3 mg/l). Senyawa
menit 0 menuju menit 120. Waktu mutagenik dapat dihilangkan dengan
pengolahan awal hingga menit ke-30, butiran karbon aktif (GAC).10
kadar TSS menunjukkan penurunan Menurut Hatmanto (2006),
dari kadar awal Hal tersebut proses ozonisaasi hanya sedikit
dikarenakan radikal hidroksil sekali mempengaruhi penurunan
langsung bertumbukan dengan zat konsentrasi TSS dalam air limbah,
organik dalam air limbah sehingga karena yang paling berpengaruh
dapat mengoksidasi TSS dalam air pada penurunan TSS adalah pada
limbah. Akan tetapi pada menit ke-60

820
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

saat pre-treatment dengan (pretreatment) yang ada di unit pantry


menggunakan bahan koagulan.11 dan laundry berupa bak penangkap
Hasil penelitian oleh lemak. Juga pengolahan
Isyuniarto, dkk (2007) diperoleh hasil pendahuluan di unit laboratorium
bahwa semakin tinggi pH air limbah menjadi penyebab nilai pH netral.
dan waktu ozonisasi yang dibutuhkan Menurut penelitian
hanya 20 menit sudah mampu Novermen, dkk, apabila larutan
menurunkan kadar TSS dalam limbah sudah banyak mengandung
limbah. Untuk menaikkan pH ion – ion hidrogen yang berarti
ditambahkan kapur. Kondisi optimal suasana menjadi asam, hal itu
pada penelitian tersebut adalah pada penyebab oksidasi menjadi lebih
kadar kapur 0,6% (berat) dengan lambat, sehingga nilai pH menjadi
waktu ozonisasi 20 menit dan pH cenderung konstan.7
limbah 10. Pada kondisi optimal Dari data penelitian yang telah
tersebut kadar TSS 50 mg/liter. dilakukan bisa disimpulkan bahwa
Namun penelitian ini juga untuk menurunkan kadar TSS selain
mengandung kelemahan. dengan perlakuan ozonasi juga
Penambahan kapur menyebabkan dengan beberapa kombinasi seperti
kadar pH tinggi sehingga harus kapur untuk menaikkan pH,
menambahkan air segar baru sampai kombinasi ozon dengan karbon aktif,
kadar pH menjadi normal antara 6-9 maupun penambahan tawas sebagai
serta aman di buang ke perairan koagulan.
umum.12
Penelitian yang lain Estikarini,
dkk (2016). Kadar awal TSS 1.630 KESIMPULAN
mg/liter. Penelitian ini menggunakan
kombinasi ozon dengan karbon aktif. 1. Kadar Total Suspended Solid
Metode ozonasi paling besar pada (TSS) pada pengambilan sampel
pengolahan dengan dosis ozon 32 pertama sangat rendah hanya
ppm dengan waktu kontak 180 menit sebesar 8 mg/liter. Pengambilan
dan proses adsorpsi dengan karbon sampel pertama dilakukan jam
aktif, dengan efisiensi penyisihan 7.30. Jadi aktifitas rumah sakit
TSS sebesar 97,2%.13 Waktu kontak belum mencapai puncaknya..
semakin lama karena konsentrasi Pada sampel yang kedua kadar
ozon yang digunakan sangat rendah. TSS cukup tinggi yaitu 45 mg/liter
Pada penelitian oleh dan kadar TSS pada sampel
Isyuniarto, dkk (2006) diperoleh hasil ketiga tinggi sebesar 167 mg/liter
proses ozonasi dikombinasikan dikarenakan pengambilan ketiga
dengan penambahan koagulan tawas dilakukan pada jam 09.05. Pada
dan kapur bisa menurunkan angka jam tersebut aktifitas rumah sakit
BOD, COD dan TSS dengan sangat sudah mulai tinggi.
signifikan. Kapur berfungsi untuk 2. Kadar TSS setelah dilakukan uji
menaikkan pH limbah. Pemakaian statistik tidak ada perbedaan rata-
tawas 1% berat, pH 12 dan waktu rata sebelum dan sesudah
ozonisasi 20 menit adalah kondisi perlakuan ozonasi.
yang optimum yang bisa menurunkan 3. Begitu juga kadar pH dari awal
COD hingga 91,1%-91,2% dan sebelum ozonasi sudah di bawah
penurunan TSS 53,3% - 54,2%.14 baku mutu yang ditetapkan
Nilai pH netral diduga adanya Pemerintah sebesar 7, dimana
pengolahan pendahuluan

821
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

baku mutu yang ditetapkan untuk 6. Purwadi,A, Suryadi, Widdi


pH antara 6,0 – 9,0 Usada, dkk. Aplikasi Ozon Hasil
4. Nilai pH netral diduga adanya Lucutan Plasma Untuk
pengolahan pendahuluan Menurunkan Nilai pH, COD,
(pretreatment) yang ada di unit BOD Dan Jumlah Bakteri Limbah
pantry dan laundry berupa bak Cair Rumah Sakit. Pusat
penangkap lemak. Juga Teknologi Akselerator dan
pengolahan pendahuluan di unit Proses Bahan.2006
laboratorium menjadi penyebab 7. Novermen, dkk. Pengaruh pH
nilai pH netral. dan Waktu Pada Pengolahan
5. Dari data penelitian yang telah Limbah Cair CPO dengan
dilakukan bisa disimpulkan bahwa Proses Ozonasi
untuk menurunkan kadar TSS 8. Summerfelt, S.T., Hankins, J. A.,
selain dengan perlakuan ozonasi Weber, A.L., and Martin, D.D.,
juga dengan beberapa kombinasi Ozonation of a recirculating
seperti kapur untuk menaikkan pH, rainbow trout culture system. II.
kombinasi ozon dengan karbon Effects on microscreen filtration
aktif, maupun penambahan tawas and water quality. Aquaculture
sebagai koagulan. 1997 158: 57 – 67. et al., 1997
6. Penelitian tentang kinerja ozon 9. Rueter, J., and Johnson, R., The
dalam mengoksidasi zat-zat use of ozone to improve solids
organik pada limbah masih perlu disinfection. Aquacultural
dikembangkan lebih mendalam, Engineering 14; 123 – 141.
karena hasil satu penelitian (1995)
dengan penelitian yang lain belum 10. Said, Nusa Idaman. 2008.
menunjukkan konsistensi baik Teknologi Pengolahan Air Minum
ditinjau dari waktu maupun Teori dan Pengalaman Praktis.
konsentrasi ozon.7 Pusat Teknologi Lingkungan
BPPT: Jakarta Pusat
11. Hatmanto, Bima Patria Dwi.
Penurunan Kadar BOD, COD,
DAFTAR PUSTAKA
dan TSS Limbah Pabrik Tahu
dengan Metode Ozonasi.
1. Soewarso. Limbah Cair Universitas Diponegoro :
Permasalahan dan Semarang 2006.
Penanggulangannya. 1996; 12. Isyuniarto, Widdi Usada, dkk
2. Profil Rumah Sakit Umum Degradasi Limbah Cair Industri
Daerah Tugurejo Semarang. Kertas Menggunakan Oksidan
3. Lilik Slamet S. Pemanfaatan Ozon
Ozon di Indonesia, Peneliti dan Kapur Pusat Teknologi
Bidang Aplikasi Klimatologi dan Akselerator dan Proses Bahan.
Lingkungan LAPAN BATAN 2007
4. Hayatuddin Fataruba (2012), 13. Hutami Dinar Estikarini, dkk.
Desain Penelitian Eksperimen Penurunan Kadar COD dan TSS
diakses di http://sospol.untag- Pada Limbah Tekstil Dengan
smd.ac.id/?p=347 diakses 2 Metode Ozonasi. Jurnal Teknik
Agustus 2017 Lingkungan, Vol 5. No I 2016
5. M. Sopiyudin Dahlan. Statistik 14. Isyuniarto, dkk. Pengolahan
Untuk Kedokteran dan Limbah Cair Industri Tahu
Kesehatan. Jakarta: Salemba Dengan Teknik Lucutan Plasma.
Medika
822
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Pusat Teknologi Akselerator dan


Proses Bahan BATAN 2006.

823

Anda mungkin juga menyukai