Anda di halaman 1dari 8

DEKOLORISASI FOTOKATALITIK AIR LIMBAH TEKSTIL

MENGANDUNG ZAT WARNA AZO ACID RED 4 MENGGUNAKAN


MIKROPARTIKEL TiO2 DAN ZnO
PHOTOCATALYTIC DECOLORIZATION OF TEXTILE WASTEWATER
CONTAINING ACID RED 4 AZO DYE BY USING TiO2 AND ZnO
MICROPARTICLES
Doni Sugiyana1, Yulianti Harja2
1
Balai Besar Tekstil, Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 390 Bandung
E-mail: texirdti@bdg.centrin.net.id;
2
Program Studi Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesa 10, Bandung
E-mail: ftsl@bdg.itb.ac.id

Tanggal diterima: 5 Februari 2014, direvisi: 3 Maret 2014, disetujui terbit: 15 April 2014

ABSTRAK

Dalam penelitian ini dilakukan evaluasi terhadap proses dekolorisasi fotokatalitik air limbah tekstil artifisial
mengandung zat warna azo Acid Red 4 (AR4) dengan menggunakan katalis mikropartikel TiO2 dan ZnO. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menentukan proses fotokatalitik optimum dengan menganalisis pengaruh variabel antara
lain: pH, konsentrasi awal zat warna, dosis katalis, kombinasi katalis, dan temperatur awal air limbah. Evaluasi ter-
hadap efisiensi dan laju dekolorisasi dilakukan melalui pengukuran absorbansi menggunakan spektrofotometer.
Proses dekolorisasi fotokatalitik AR4 ditemukan berlangsung efektif pada kondisi optimum: pH 11, konsentrasi
awal zat warna 10 mg/L dan dosis katalis 0,5 g/L baik untuk mikropartikel TiO2 maupun ZnO. Setelah waktu irra-
diasi selama 2 jam, proses dengan mikropartikel ZnO mampu mencapai efisiensi dekolorisasi lebih baik (89,9%)
dibanding mikropartikel TiO2 (86,9%). Berdasarkan kinetika reaksi pseudo orde pertama, dekolorisasi fotokatalitik
menggunakan mikropartikel ZnO memperlihatkan laju lebih cepat (k’= 0,022 menit-1) dibandingkan dengan
mikropartikel TiO2 (k’= 0,018 menit-1). Kombinasi kedua jenis katalis menyebabkan laju dekolorisasi menjadi lebih
lambat (k’= 0,015 menit-1) dibandingkan penggunaan katalis secara individual. Temperatur awal air limbah yang
lebih tinggi ditemukan menyebabkan penurunan efisiensi dekolorisasi fotokatalitik.

Kata kunci: limbah cair tekstil, dekolorisasi, fotokatalitik, TiO2, ZnO.

ABSTRACT

In this research, photocatalytic decolorization process of artificial textile wastewater containing Acid Red 4
(AR4) azo dye by using TiO2 and ZnO microparticle catalysts was evaluated. The aims is to determine the optimized
photocatalytic process by analyzing effect of variables such as: pH, initial dye concentration, catalyst dose, catalyst
combination, and initial wastewater temperature. Decolorization efficiency and rate was calculated through
measurement of absorbancy by using spectrophotometer. Photocatalytic decolorization process of AR4 found
effectivelly at optimized condition: pH 11, dye initial concentration 10 mg/L, and catalyst dose 0.5 g/L for both TiO2
and ZnO microparticles. After 2 hrs of irradiation time, process with ZnO microparticle obtained better
decolorization efficiency (89.9%), than that of TiO2 microparticle (86.9%). Based on pseudo first order reaction
kinetic, photocatalytic decolorization by using ZnO microparticle shows faster rate (k’= 0,022 min-1) than that of
TiO2 microparticle (k’= 0,018 min-1). Combination of both catalysts causes the decolorization rate to be slower
(k’= 0,015 min-1) than individual usage of catalyst. Higher initial temperature of wastewater found causes the
decrease of photocatalytic decolorization efficiency.

Keywords: textile wastewater, decolorization, photocatalytic, TiO2, ZnO.

PENDAHULUAN Air limbah tekstil proses pencelupan adalah salah


satu kontributor pencemaran dengan karakter spesi-
Selama lebih dari dua dekade, air limbah in- fik timbulan warna pada air limbah. Dari total kon-
dustri tekstil menjadi permasalahan lingkungan di- sumsi zat warna di industri tekstil, zat warna azo
sebabkan karakteristik kualitas dan kuantitasnya. merupakan golongan zat warna yang paling banyak

9
Arena Tekstil Vol. 29 No. 1, Juni 2014: 9-16

digunakan pada industri pencelupan.1 Keberadaan METODE


warna selain mengganggu dari segi estetika ling-
kungan, juga membawa potensi bahaya terhadap Bahan yang digunakan
kesehatan masyarakat terkait senyawa pecahan zat Zat warna yang digunakan dalam pembuatan
warna golongan azo tertentu yang berpotensi karsi- air limbah artifisial adalah Acid Red 4 (Sigma Al-
nogenik. drich, Jerman) dengan struktur molekul seperti di-
Mengingat akibat negatif dari keberadaan tunjukkan pada Gambar 1, selanjutnya disebut
warna pada badan air penerima, maka proses AR4. Material fotokatalis yang digunakan adalah
dekolorisasi warna merupakan bagian yang sangat mikropartikel TiO2 tipe anatase dan mikropartikel
penting dalam proses pengolahan IPAL (Instalasi ZnO tipe wurtzite (Brataco, Indonesia) dengan
Pengolahan Air Limbah) industri tekstil. Metoda grade teknis. Untuk pengaturan pH digunakan asam
koagulasi, flokulasi dan adsorpsi secara efektif sulfat dan natrium hidroksida (Merck, Jerman). Se-
terbukti mampu menyisihkan warna dan polutan luruh percobaan menggunakan air demineralisasi
lain pada air limbah.2,3 Demikian pula metoda (Brataco, Indonesia).
membran filtrasi dalam beberapa studi dilaporkan
efektif menyisihkan warna pada air limbah.4,5,6 Pada
H
C
O
3
kenyataannya, metoda-metoda di atas hanya
memisahkan pencemar tanpa mendestruksi senyawa =
N
zat warna, sehingga belum cukup efektif dan a
S
O
H
3N
memerlukan biaya tambahan untuk pengelolaan
lumpur.
Pengolahan dekolorisasi warna dengan
proses fotokatalitik saat ini banyak dikembangkan
dengan karakteristik pengolahan yang sesuai untuk Gambar 1. Struktur molekul Acid Red 4
air limbah berwarna tekstil. Sejumlah kelebihan
proses pengolahan fotokatalitik antara lain: reaksi Eksperimen fotokatalitik
cepat, bebas produksi lumpur, katalis dapat Eksperimen dekolorisasi fotokatalitik
digunakan ulang dan biaya relatif ekonomis.6 dilakukan pada sebuah fotoreaktor berpenutup yang
Proses dekolorisasi fotokatalitik berlangsung dilengkapi lampu UV-C 3 x 15 watt (Vilbert
melalui foto induksi senyawa oksida katalis yang Lourmat) dengan panjang gelombang 254 nm
menghasilkan spesies-spesies oksidatif yang (Gambar 2). Sampel air limbah artifisial
mampu mendestruksi zat warna dalam air limbah. ditempatkan pada 4 buah gelas beker 500 mL yang
Mikropartikel TiO2 adalah senyawa oksida yang diletakkan di atas magnetic stirrer. Pengadukan
telah banyak dipelajari sebagai fotokatalis karena oleh magnetic stirrer digunakan untuk homogeni-
mempunyai beberapa keunggulan antara lain: foto- sasi air limbah selama percobaan. Pembuatan air
konduktivitas tinggi, ketersediaan, struktur kimia limbah artifisial dilakukan dengan memanaskan
sangat stabil, toksisitas rendah dan ekonomis.7 Di larutan zat warna pada temperatur 90oC dan diaduk
samping TiO2, mikropartikel ZnO merupakan selama 30 menit, kemudian dibiarkan selama 12
senyawa oksida lain yang relatif lebih murah dan jam pada temperatur ruang untuk hidrolisis. Pada
mudah didapat. Kombinasi mikropartikel TiO2 setiap percobaan dekolorisasi fotokatalitik, air lim-
dengan ZnO sebagai katalis dalam proses bah dan katalis mikropartikel terlebih dahulu men-
dekolorisasi fotokatalitik merupakan suatu hal yang galami kontak dalam ruang gelap selama 1 jam un-
perlu dipelajari untuk memperoleh proses tuk memperoleh kesetimbangan adsorpsi-desorpsi.
pengolahan yang lebih efektif dan ekonomis. Pemisahan mikropartikel dari larutan air limbah
Dalam penelitian ini dilakukan studi untuk setelah proses dekolorisasi dilakukan melalui proses
mempelajari proses dekolorisasi fotokatalitik zat sentrifugasi. Percobaan dekolorisasi fotokatalitik
warna azo AR4 dengan mengetahui pengaruh pH, dilakukan menggunakan sampel masing-masing
konsentrasi awal zat warna dan dosis katalis TiO2. sebanyak 300 mL dalam waktu irradiasi UV selama
Penelitian dilanjutkan dengan optimasi penggunaan 2 jam, diikuti dengan pengujian nilai absorbansi
kombinasi katalis TiO2 dan ZnO serta pengaruh terhadap sampel setiap 30 menit.
temperatur pada proses fotokatalitik. Evaluasi ter-
hadap performa proses dilakukan dengan mengana- Pengukuran dan perhitungan laju dekolorisasi
lisis efisiensi dekolorisasi dan laju reaksi dekolori- Pengukuran absorbansi untuk analisis kon-
sasi (k’). Studi dekolorisasi fotokatalitik dilakukan sentrasi zat warna dilakukan dengan menggunakan
dengan target pengolahan air limbah artifisial spektrofotometer UV-Vis (Perkin Elmer Lambda
tekstil mengandung zat warna azo Acid Red 4 da- 35). Pengukuran pH dilakukan dengan mengguna-
lam percobaan fotokatalitik skala laboratorium. kan pH meter (Schoot Gerate Handylab 1).

10
Dekolorisasi Fotokatalitik Air Limbah Tekstil Mengandung Zat Warna Azo Acid Red 4 Menggunakan Mikropartikel TiO dan
2

ZnO (Doni Sugiyana dkk)

sarkan nilai k’ yang merefleksikan laju dekolorisasi,


diketahui pH optimum untuk proses dekolorisasi
AR4 dengan katalis mikropartikel TiO2 adalah pada
pH 11.
Gelas beker
Proses fotokatalitik dengan penyisihan warna
terbaik dalam durasi irradiasi 2 jam ditunjukkan
pada pH 3 dan pH 11 dengan masing-masing sebe-
sar 80% dan 86,9%. Namun demikian, efisiensi
dekolorisasi pada pH 11 menunjukkan persentase
Gambar 2. Skema percobaan fotokatalitik optimum sekaligus laju reaksi tercepat (k’=0,017
menit-1) dibandingkan variasi pH lainnya. Perbe-
Persamaan pseudo orde pertama Langmuir- daan laju reaksi pada Tabel 1 mengindikasikan
Hinshelwood (Persamaan 1) digunakan untuk bahwa nilai pH sangat mempengaruhi efisiensi
menghitung laju dekolorisasi warna (k’).8 proses dekolorisasi fotokatalitik. Pengaruh pH pada
fotokatalitik berhubungan dengan kondisi ionisasi
C  (1) permukaan katalis, di mana muatan permukaan ke-
ln 0   kKt  k ' t
C banyakan oksida semikonduktor dipengaruhi oleh
sifatnya yang amfoterik, sesuai persamaan (2) dan
Dengan C0: konsentrasi warna awal, mg.L-1, (3).7
C : konsentrasi warna pada waktu t, mg.L-1
k : konstanta laju reaksi, menit-1 TiOH + OH- → TiO- + H2O (2)
K : koefisien adsorpsi, L mg-1 TiOH + H+ → TiOH2+ (3)
t : waktu irradiasi, menit
k’ : konstanta laju dekolorisasi, menit-1 1
pH 3

Gambar 3 memperlihatkan grafik ln C0/C pH 5


0.8
terhadap waktu irradiasi dalam percobaan awal de- pH 7
kolorisasi fotokatalitik AR4 menggunakan mikro- pH 9
partikel TiO2. Tampak bahwa penurunan konsentra- 0.6 pH 11
si warna mengikuti pola linear terhadap penam-
C/C0

bahan waktu irradiasi. Hal ini mengindikasikan


bahwa kinetika pseudo orde pertama dapat dipergu- 0.4
nakan dalam estimasi konstanta laju dekolorisasi.
0.2
4
y = 0.0252x
3 R² = 0.9884 0
ln C0 /C

0 30 60 90 120
2
Waktu (menit)
1
Gambar 4. Dekolorisasi fotokatalitik AR4 dengan
katalis TiO2 dengan variasi pH ([AR4]:
0 10 mg/L , [TiO2]: 0,5 g/L)
0 40 80 120 Dalam beberapa studi fotokatalitik lain, pH
Waktu (menit)
optimum bervariasi sesuai dengan perbedaan jenis
Gambar 3. Laju dekolorisasi mengikuti persamaan zat warna yang menjadi target penelitian dan katalis
kinetika pseudo orde pertama ([AR4]: yang digunakan.9,10 Dalam penelitian ini, dapat di-
10 mg/L, [TiO2]: 0,5 g/L). simpulkan bahwa peranan OH• pada proses fotoka-
talitik lebih besar dibandingkan dengan gaya elek-
HASIL DAN PEMBAHASAN tro-statik antara katalis dengan molekul zat warna.
Pengaruh pH Perubahan pH mempengaruhi proses adsorpsi mo-
Percobaan ini bertujuan untuk mengamati lekul zat warna pada permukaan TiO2, hal ini me-
pengaruh pH terhadap efisiensi proses dekolorisasi rupakan langkah penting untuk terjadinya oksidasi
fotokatalitik AR4 menggunakan katalis mikroparti- fotokatalitik. Dengan demikian aktivitas fotokatali-
kel TiO2, sekaligus menentukan pH optimum proses tik sangat dipengaruhi oleh perubahan sifat asam-
fotokatalitik. Grafik hasil proses dekolorisasi AR4 basa pada permukaan senyawa oksida. Proses foto-
pada berbagai variasi pH ditunjukkan pada Gambar katalitik AR4 dengan fotokatalis TiO2 pada pH
4. Sementara nilai k’ untuk berbagai variasi pH dari tinggi berlangsung lebih baik akibat pembentukan
proses tersebut ditunjukkan pada Tabel 1. Berda- OH• dari reaksi antara ion OH yang teradsorpsi

11
Arena Tekstil Vol. 29 No. 1, Juni 2014: 9-16

pada permukaan katalis dengan hole positif yang pada proses fotokatalitik. Hasil percobaan dekolori-
terbentuk akibat radiasi UV pada katalis. Reaksi sasi AR4 pada rentang konsentrasi zat warna awal
pembentukan OH• ditunjukkan oleh persamaan 10-50 mg/L diperlihatkan pada Gambar 5, sedang-
(4).11 kan laju reaksi dekolorisasi ditunjukkan pada Tabel
1. Pada konsentrasi 10 mg/L, zat warna AR4
OHsurf + h+ → OH•surf (4) mengalami laju dekolorisasi tercepat (k’= 0,017
menit-1) dan efisiensi tertinggi (86,9%), dibanding-
Hole positif merupakan spesi oksidatif utama kan hasil pada konsentrasi yang lebih pekat. Hal ini
pada pH rendah, sedangkan radikal hidroksil meru- sejalan dengan hasil studi fotokatalitik sebelum-
pakan spesi dominan pada pH netral atau tinggi. nya9,10, yang menemukan bahwa degradasi zat war-
Pada larutan basa, OH• lebih mudah dibentuk den- na diketahui menurun seiring dengan peningkatan
gan mengoksidasi lebih banyak ion hidroksida yang konsentrasi zat warna yang diolah.
terdapat pada permukaan TiO2 sehingga secara lo- Secara umum dapat diterima bahwa pada
gis efisiensi proses dapat meningkat. Namun di sisi metode katalis tersuspensi, laju reaksi fotokatalitik
lain, pada pH tinggi terdapat potensi pembalikan akan menurun seiring dengan meningkatnya kon-
coulombic (coulombic repulsion/electrostatic repul- sentrasi zat warna. Konsentrasi zat warna yang ter-
sion), yaitu gaya tolakan elektrostatik yang diberi- lalu tinggi mengakibatkan larutan menjadi pekat
kan satu partikel bermuatan kepada partikel lain sehingga menghambat rambatan sinar ultraviolet
yang bermuatan sama, antara permukaan katalis untuk mencapai permukaan katalis yang pada
bermuatan negatif dengan anion hidroksida. Hal akhirnya menyebabkan proses fotokatalitik menjadi
tersebut dapat mencegah pembentukan OH• se- kurang efektif.
hingga mengurangi efektivitas reaksi fotooksidasi. 1
Dari Tabel 1 diketahui degradasi zat warna
yang baik juga ditunjukkan pada pH 3 (k’=0,013
menit-1). Zat warna AR4 tergolong zat warna azo 0.8
anionik sehingga cenderung lebih mudah terdegra-
dasi secara fotokatalitik pada pH rendah dengan
0.6
adanya fenomena adsorpsi. Pada pH rendah, ad-
C/C0

sorpsi zat warna yang kuat pada partikel TiO2 terja-


di akibat gaya tarik elektrostatik antara TiO2 ber- 0.4
muatan positif dengan zat warna. Sedangkan pada 10 mg/L
pH tinggi, molekul zat warna bermuatan negatif 20 mg/L
mengalami gaya tolak-menolak dengan TiO- yang 0.2 30 mg/L
terbentuk pada permukaan katalis. Namun demi- 50 mg/L
kian, pada suasana asam cenderung terjadi peng- 40 mg/L
0
gumpalan partikel-partikel TiO2 sehingga area per-
mukaan yang tersedia untuk adsorpsi dan absorpsi 0 30 60 90 120
foton berkurang. Dengan demikian, dalam studi ini Waktu (menit)
fenomena pembentukan OH• relatif lebih dominan Gambar 5. Dekolorisasi fotokatalitik AR4 dengan
dibandingkan fenomena adsorpsi. katalis TiO2 dengan variasi konsentrasi
awal warna ([TiO2]: 0.5 g/L, pH 11)
Tabel 1. Nilai k’ proses fotokatalitik dengan
variasi pH dan konsentrasi awal warna Terhambatnya sinar ultraviolet menuju per-
k’ mukaan katalis dapat menurunkan intensitas proses
No Parameter Variasi eksitasi elektron, sehingga menghambat reaksi
(menit-1)
1 pH 3 0,013 pembentukan OH• sebagai spesies oksidatif. Oleh
5 0,010 karena itu pada umumnya proses ini lebih tepat di-
7 0,008 tujukan sebagai pengolahan lanjutan (post- treat-
9 0,011 ment) dengan sasaran limbah berwarna dengan kon-
11 0,017 sentrasi rendah, seperti efluen IPAL yang telah
2 Konsentrasi 10 0,017 mengalami pengolahan air limbah primer maupun
warna 20 0,007 sekunder.
30 0,004
40 0,003 Pengaruh dosis TiO2 dan ZnO
50 0,002 Pengaruh dosis katalis mikropartikel TiO2
dan ZnO dievaluasi melalui rangkaian percobaan
Pengaruh konsentrasi zat warna dekolorisasi fotokatalitik AR4 pada berbagai kon-
Konsentrasi awal zat warna adalah salah satu sentrasi TiO2 dan ZnO. Grafik dekolorisasi fotoka-
faktor yang mempengaruhi efisiensi dekolorisasi talitik menggunakan mikropartikel TiO2 ditunjuk-

12
Dekolorisasi Fotokatalitik Air Limbah Tekstil Mengandung Zat Warna Azo Acid Red 4 Menggunakan Mikropartikel TiO dan
2

ZnO (Doni Sugiyana dkk)

kan pada Gambar 6, sedangkan hasil percobaan bawa yang berada di sekitarnya sehingga jelas me-
dengan menggunakan mikropartikel ZnO ditunjuk- nunjukkan bahwa penyebaran ZnO lebih transparan
kan pada Gambar 7. Laju dekolorisasi AR4 berda- dibandingkan TiO2.14
sarkan nilai k’ mengikuti persamaan kinetika reaksi
orde 1 pada proses dengan kedua jenis katalis pada 1
berbagai dosis diperlihatkan pada Tabel 2. 0.1 g/L
Dalam percobaan dengan menggunakan ka- 0.5 g/L
0.8
talis mikropartikel TiO2, dosis optimum dengan 1.0 g/L
efisiensi dekolorisasi maksimum ditemukan pada 1.5 g/L
0,5 g/L dengan nilai k’ sebesar 0,018 menit-1. Hasil 0.6 2 g/L
yang serupa juga diperoleh dalam percobaan meng-

C/C0
gunakan mikropartikel ZnO, dosis optimum dengan
efisiensi dekolorisasi maksimum ditemukan pada 0.4
0,5 g/L dengan nilai k’ sebesar 0,022 menit-1. Dari
hasil yang diperoleh maka diketahui pada dosis op-
0.2
timum, mikropartikel TiO2 dan ZnO memberikan
persentase dekolorisasi masing-masing sebesar
86,9% (TiO2) dan 89,9% (ZnO). 0
Peningkatan dosis katalis sebelum dosis op- 0 30 60 90 120
timum akan meningkatkan efisiensi fotokatalitik
karena meningkatkan jumlah sisi aktif permukaan Waktu (menit)
katalis. Namun peningkatan dosis katalis di atas Gambar 6. Dekolorisasi fotokatalitik AR4 dengan
dosis optimum akan menurunkan efisiensi fotokata- variasi dosis katalis TiO2 ([AR4]: 10
litik. Katalis dalam jumlah tinggi akan menimbul- mg/L, pH 11)
kan turbiditas pada larutan sehingga penetrasi sinar 1
UV akan berkurang. Selain itu, katalis dalam jum- 0.1 g/L
lah yang berlebih akan menyebabkan penggum-
2 g/L
palan/aglomerasi antar partikel sehingga terdapat 0.8
bagian permukaan katalis yang tidak dapat meneri- 1.5 g/L
ma radiasi UV untuk mengabsorpsi foton dan me- 1.0 g/L
0.6
nyebabkan proses dekolorisasi tidak berlangsung 0.5 g/L
C/C0

efektif. Di sisi lain, jumlah katalis di bawah dosis


optimum menyebabkan efisiensi proses fotokatali- 0.4
tik akan berkurang karena seiring penurunan dosis
katalis maka produksi OH• juga akan semakin ber-
kurang. 0.2
Hasil yang diperoleh dari proses fotokatalitik
menggunakan TiO2 dan ZnO menunjukkan bahwa
0
kedua katalis tersebut efektif dalam dekolorisasi
0 30 60 90 120
AR4 (efisiensi > 85%). Namun dalam dosis yang
sebanding, penyisihan zat warna AR4 dalam durasi Waktu (menit)
2 jam oleh katalis ZnO memiliki efisiensi yang le- Gambar 7. Dekolorisasi fotokatalitik AR4 dengan
bih baik dibanding TiO2. Hasil yang diperoleh pada variasi dosis katalis ZnO ([AR4]: 10
studi ini sejalan dengan penelitian lain dengan kata- mg/L, pH 11).
lis TiO2 dan ZnO meskipun dengan target limbah
yang berbeda.10,12 Faktor utama yang berpengaruh Secara umum TiO2 merupakan fotokatalis
adalah kekeruhan sampel yang berpotensi menye- yang paling efektif dan umum digunakan untuk
babkan hambatan dalam penetrasi sinar UV dalam degradasi senyawa organik dengan kisaran luas,
larutan limbah. Secara visual tampak bahwa mikro- namun demikian ZnO juga diketahui sebagai alter-
partikel TiO2 yang tersuspensi dalam air limbah natif yang cocok untuk TiO2 dilihat dari mekanisme
menyebabkan larutan menjadi lebih keruh diban- fotodegradasinya yang terbukti menyerupai TiO2.15
dingkan de-ngan mikropartikel ZnO. Perbedaan ZnO dilaporkan lebih efisien daripada TiO2 untuk
kekeruhan sampel mengandung suspensi mikropar- beberapa proses seperti pada oksidasi tingkat lanjut
tikel TiO2 dan ZnO didasarkan pada nilai indeks limbah cair pemutihan pulp, fotooksidasi fenol dan
bias (perbandingan kecepatan cahaya pada kondisi oksidasi fotokatalitik 2-phenyl phenol.16 Selain itu
vakum dengan medium yang diamati). Nilai indeks juga ditemukan bahwa quantum yield produksi
bias TiO2 rutile 2,903 dan anatase 2,49, sedangkan H2O2 dalam larutan suspensi ZnO yang disinari
ZnO hanya 1,99.13 Intensitas persebaran (dispersi) diketahui lebih tinggi dibanding TiO2, dimana H2O2
sebanding dengan perbedaan indeks bias dan pem- selanjutnya bereaksi menjadi OH•.14

13
Arena Tekstil Vol. 29 No. 1, Juni 2014: 9-16

Tabel 2. Nilai k’ proses fotokatalitik pada variasi si. Dalam studi fotokatalitik dengan teknik immobi-
dosis TiO2 dan ZnO lisasi partikel katalis pada suatu media, penam-
Nilai k’ bahan ZnO justru memberikan efek doping terha-
Dosis
TiO2 ZnO dap katalis TiO2 sehingga mampu meningkatkan
0,1 0,012 0,017 efisiensi hasil akhir proses degradasi warna.20,21,22
0,5 0,018 0,022
1,0 0,016 0,019 1
1,5 0,014 0,018 TiO2
TiO2
2,0 0,007 0,012
0.8 ZnO
TiO2+ZnO#1
TIO2+ZnO#1
Mikropartikel ZnO memiliki beberapa aspek
kelebihan, diantaranya mampu mengabsorbsi spek- TiO2+ZnO#2
TIO2+ZnO#2
0.6
trum cahaya matahari dalam fraksi yang lebih be- TiO2+ZnO#3
TIO2+ZnO#3

C/C0
sar, memiliki kuantum cahaya yang lebih besar, TiO2+ZnO#4
TIO2+ZnO#4
dan. memiliki harga yang lebih murah dibanding- 0.4
kan de-ngan mikropartikel TiO2.15,17,18 Dalam apli-
kasi pengolahan fotokatalitik dengan katalis tersus-
pensi, mikropartikel TiO2 relatif lebih mudah di- 0.2
sisihkan, karena faktor kekeruhan yang lebih rendah
dan karakteristik partikel yang lebih mudah disisih- 0
kan. Namun demikian, dalam banyak referensi di-
0 30 60 90 120
sebutkan katalis TiO2 anatase tetap lebih banyak
digunakan apabila dibandingkan ZnO karena bebe- Waktu (menit)
rapa alasan diantaranya: memiliki kestabilan yang Gambar 8. Dekolorisasi fotokatalitik AR4 dengan
lebih baik, lebih efektif dalam aplikasi pengolahan kombinasi katalis TiO2 dan ZnO
dengan katalis terimmobilisasi dan tidak mengalami ([AR4]: 10 mg/L, pH 11, [total kata-
fotokorosi pada pH rendah.7 lis]:0,5 g/L)
Pengaruh kombinasi katalis terhadap proses Pengaruh adsorpsi dan fotolisis
dekolorisasi fotokatalitik Mekanisme adsorpsi warna pada molekul ka-
Dalam percobaan berikutnya dilakukan eva- talis dan proses fotolisis memiliki kontribusi terha-
luasi terhadap efisiensi dekolorisasi AR4 dengan dap dekolorisasi AR4 di samping mekanisme foto-
variasi kombinasi katalis (TiO2+ZnO) kemudian katalitik. Dalam percobaan selanjutnya, kemam-
dibandingkan dengan penggunaan katalis mikropar- puan adsorptif mikropartikel TiO2 dan ZnO dieva-
tikel TiO2 dan ZnO secara individual. Dosis yang luasi dengan menyimpan larutan AR4 yang
digunakan pada penggunaan mikropartikel indivi- mengandung masing-masing katalis dalam kondisi
dual TiO2 dan ZnO adalah dosis optimum seperti gelap. Hasil percobaan proses adsorpsi warna ditun-
yang telah diinvestigasi pada eksperimen sebelum- jukkan pada Gambar 9. Dalam waktu percobaan
nya. Komposisi kombinasi katalis (TiO2 dan ZnO) selama 2 jam, mikropartikel TiO2 dan ZnO membe-
dan laju dekolorisasi (k’) yang diperoleh dari per- rikan kontribusi terhadap dekolorisasi AR4 sebesar
cobaan ditunjukkan pada Tabel 3. Grafik dekolori- masing-masing 17% dan 19%.
sasi AR4 menggunakan variasi katalis: mikroparti- Meskipun kemampuan adsorpsi ZnO sedikit
kel TiO2, ZnO dan kombinasi TiO2+ZnO ditunjuk- lebih tinggi dibanding TiO2, namun secara keselu-
kan pada Gambar 8. ruhan mekanisme adsorpsi tidak terlalu signifikan
Dari nilai pada Tabel 3 dan Gambar 8 dike- dalam memberikan efek dekolorisasi dalam proses
tahui bahwa penggunaan katalis dalam proses deko- fotokatalitik. Hal ini dikarenakan kemampuan ad-
lorisasi fotokatalitik, baik mikropartikel TiO2 mau- sorpsi partikel katalis setelah rentang waktu tertentu
pun ZnO secara individual pada dosis optimum le- tidak mengalami peningkatan dan cenderung
bih efektif dibandingkan penggunaan kombinasi mengalami kejenuhan.
katalis TiO2+ZnO secara bersamaan. Partikel TiO2 Tabel 3. Komposisi kombinasi mikropartikel TiO2
dan ZnO cenderung mengalami penggumpalan aki- dan ZnO dan nilai k’
bat efek gaya tarik menarik London van der Waals TiO2 ZnO k’
antar partikel logam dioksida.19 Penggumpalan Variasi
(g/L) (g/L) (menit-1)
akan mengurangi luas permukaan katalis yang ber- TiO2 0,5 0 0,018
kontak dengan foton maupun zat warna sehingga ZnO 0 0,5 0,022
efisiensi penyisihan zat warna akan menurun. De- TiO2+ZnO# 1 0,3 0,2 0,015
ngan hasil ini dapat disimpulkan bahwa kombinasi TiO2+ZnO# 2 0,2 0,3 0,015
katalis partikel oksida logam kurang sesuai dalam TiO2+ZnO# 3 0,4 0,1 0,016
proses fotokatalitik dengan sistem katalis tersuspen- TiO2+ZnO# 4 0,1 0,4 0,016

14
Dekolorisasi Fotokatalitik Air Limbah Tekstil Mengandung Zat Warna Azo Acid Red 4 Menggunakan Mikropartikel TiO dan
2

ZnO (Doni Sugiyana dkk)

1 sasi pada 30 menit awal dan berangsung turun. Hal


ini disebabkan penurunan temperatur sampel secara
bertahap selama percobaan. Meskipun dalam per-
0.8 cobaan ini pengaruh perbedaan temperatur tidak
dapat dipantau secara konsisten dalam waktu
0.6
pengamatan 2 jam, namun perbedaan temperatur air
limbah secara eksplisit dapat dikatakan berpengaruh
C/C0

terhadap efisiensi proses fotokatalitik. Hal ini dapat


0.4 dilihat dari laju reaksi dekolorisasi pada temperatur
Adsorpsi TiO2
TiO2 awal 27oC (k’=0,018) yang lebih tinggi dibanding-
kan laju pada temperatur awal 50oC (k’=0,016).
0.2 Adsorpsi ZnO Berdasarkan beberapa referensi diketahui
Fotolisis bahwa peningkatan temperatur akan menurunkan
efisiensi proses fotokatalitik.7 Peningkatan tempera-
0
tur dapat menyebabkan peningkatan proses rekom-
0 30 60 90 120 binasi carrier bermuatan dan juga proses desorpsi
Waktu (menit) spesi reaktan yang teradsorpsi. Hal ini mengacu
pada persamaan Arrhenius, dimana konstanta laju
Gambar 9. Dekolorisasi AR4 dengan pengaruh reaksi orde pertama (k’) berkorelasi secara linear
adsorpsi dan fotolisis ([AR4]: 10 mg/L, terhadap eksponen (-1/T), di mana T adalah tempe-
pH: 11, [TiO2]: 0,5 g/L) ratur.
Proses fotolisis terhadap larutan AR4 dieva- 1
luasi dengan menyimpan sampel tanpa katalis di
bawah irradiasi lampu UV selama 2 jam. Grafik
0.8 27oC
27oC
hasil pengamatan proses fotolisis AR4 ditunjukkan
pada Gambar 9. Efisiensi dekolorisasi yang dicapai 50oC
50oC
oleh proses fotolisis selama waktu irradiasi dua jam 0.6
adalah 47,2%. Hasil ini cukup signifikan dan mem-
C/C0

berikan indikasi bahwa faktor irradiasi UV merupa-


kan aspek terpenting dalam proses fotokatalitik se- 0.4
cara keseluruhan. Dari perbandingan hasil perco-
baan adsorpsi dan fotolisis terhadap AR4 tersebut
0.2
maka diketahui bahwa kontribusi mekanisme fotoli-
sis oleh sinar UV terhadap proses fotokatalitik lebih
signifikan dibandingkan mekanisme adsopsi katalis. 0
Pengaruh temperatur air limbah 0 30 60 90 120
Pada umumnya air limbah tekstil memiliki Waktu (menit)
temperatur di atas temperatur ambien, hal tersebut
disebabkan oleh proses tekstil menggunakan media Gambar 10. Dekolorisasi fotokatalitik AR4 dengan
air yang bertemperatur tinggi. IPAL industri pada pengaruh temperatur ([AR4]: 10 mg/L,
umumnya dilengkapi dengan bak ekualisasi untuk pH 11, [TiO2]: 0,5 g/L)
menurunkan temperatur air limbah terutama apabila
terdapat pengolahan biologi. Namun mengingat KESIMPULAN
debit air limbah yang besar, pada kenyataannya
efluen IPAL terkadang masih memiliki temperatur Dalam penelitian ini, penggunaan mikropar-
di atas temperatur air ambien. Dalam percobaan tikel TiO2 dan ZnO berfungsi efektif sebagai katalis
selanjutnya diamati pengaruh temperatur air limbah dalam proses dekolorisasi fotokatalitik air limbah
terhadap proses fotokatalitik. Percobaan dekolorisa- tekstil artifisial mengandung zat warna azo AR4.
si AR4 dilakukan dengan menggunakan katalis Pada kondisi optimum pH 11 dan dosis katalis 0,5
TiO2 dengan perbandingan temperatur awal 27oC g/L, proses dekolorisasi fotokatalitik menggunakan
dan 50oC. mikropartikel TiO2 dan ZnO dalam waktu irradiasi
Grafik dekolorisasi AR4 dengan mengguna- selama 2 jam mencapai persentase penyisihan ma-
kan dua variasi temperatur awal ditunjukkan pada sing-masing sebesar 86,9% dan 89,9%. Kombinasi
Gambar 10. Tampak bahwa dekolorisasi fotokatali- katalis (TiO2+ZnO) ditemukan dapat menyebabkan
tik AR4 berlangsung lebih efektif pada temperatur penurunan efisiensi dekolorisasi. Peningkatan tem-
awal 27oC dibandingkan dengan 50oC. Temperatur peratur awal 27oC menjadi 50oC berpengaruh ter-
awal sampel 50oC hanya memberikan dampak yang hadap penurunan laju dekolorisasi. Dalam proses
signifikan terhadap penurunan persentase dekolori- fotokatalitik dengan menggunakan katalis TiO2 dan

15
Arena Tekstil Vol. 29 No. 1, Juni 2014: 9-16

ZnO, ditemukan bahwa proses fotolisis memiliki of simulated dyehouse effluents using novel
kontribusi lebih besar dalam dekolorisasi diban- TiO2-photocatalysts. Apllied Catalysis B: Envi-
dingkan dengan proses adsorpsi oleh partikel kata- ronmental. 26: pp. 193-206.
12
lis. Bansal, P., & Sud, D. (2011), Photodegradation of
commercial dye, Procion Blue HERD from real
PUSTAKA textile wastewater using nanocatalysts, Desali-
1
Erdemoglu, S., Aksub, S.K., Sayılkan, F., Izgi, B., nation 267, pp.244-249.
13
Asilturk, M., Sayılkan, H., Frimmel, F. & Guc- Lasa, H., Serrano, B. & Salaices, M., (2005), Photo-
er, S.,(2008), Photocatalytic degradation of catalytic Reaction Engineering. E-Book Li-
Congo Red by hydrothermally synthesized na- brary of Congress Cataloging in Publication
nocrystalline TiO2 and identification of degra- Data, Springer.
14
dation products by LC–MS, Journal of Ha- Kitture, R., Koppikar, S.J., Ghanekar, R.K., & Kale,
zardous Materials 155, pp. 469-476. S.N., (2010), Catalyst efficiency, photostability
2
Azbar, N., Yonar, T.,& Kestioglu, K., (2004), Com- and reusability study of ZnO nanoparticles in
pa-rison of various advanced oxidation visible light for dye degradation, Journal of
processes and chemical treatment methods for Physics and Chemistry of Solids 72, pp.60-66.
15
COD and color removal from a polyester and Marto, J., São Marcos, P., Trindade, T., & Labrinch,
acetate fiber dyeing effluent, Chemosphere 55, J.A., (2009), Photocatalytic decolouration of
pp. 35-43. Orange II by ZnO active layers screen-printed
3
Sugiyana, D., (2003), Pencemaran logam berat pada on ceramic tiles, Journal of Hazardous Mate-
limbah industri tekstil dan alternatif material rials 163, pp.36-42.
16
penyerap ekonomis, Arena Tekstil 39 (2), pp.. Amisha, S, Selvam, K., Sobana N., & Swaminathan,
4
Notodarmojo, S. & Deniva, A., (2004), Removal of M., (2007). Photomineralisation of Reactive
organic substances and turbidity by using ul- Black 5 with ZnO using Solar and UV-A Light.
tra/nanofilter membrane: Saguling Reservoir Annamalai University.India.
17
case study, Proceedings ITB Sains & Technol- Sakthivel, S.B., Neppolian, B., Shankar, M.V., Ara-
ogy. bindoo, B., Palanichamy, M., & Murugesan V.,
5
Choi, H., Stathatos, E., & Dionysiou, D.D., (2007), (2003), Solar Photocatalytic Degradation of
Photocatalytic TiO2 films and membranes for Azo Dye: Comparison of Photocatalytic Effi-
the development of efficient wastewater treat- ciency of ZnO and TiO2, Solar Energy Materi-
ment and reuse systems, Desalination 202, pp. al and Solar Cells, 77, pp. 65-82.
199-206. 18
Li, Y., Gong, J., & Deng, Y., (2010), Hierarchical
6
Akpan, U.G., & Hameed, B.H., (2009), Parameters structured ZnO nanorods on ZnO nanofibers
affecting the photocatalytic degradation of dyes and their photoresponse to UV and visible
using TiO2 – based photocatalysts: A review, lights, Sensors and Actuators A 158, pp.176-
Journal of Hazardous Materials 170, pp. 520- 182.
529. 19
7
Rauf, M.A & S.Salman Ashraf. (2009), Fundamental Gouvêa, C.A.K, Wypych, F., Moraes, S.G., Durán,
principles and application of heterogeneous N., Nagata, N., & Zamora, P.P., (1999). Semi-
photocatalytic degradation of dyes in solution. conductor-assisted photocatalytic degradation
Chemical Engineering Journal 151, pp.10-18. of reactive dyes in aqueous solution. Universi-
8
Doh, S.J., Kim, C., Lee, S.G., Lee, S.J., & Kim H., dade Federal do Paraná. Brazil.
20
(2008), Development of photocatalytic TiO2 Liu, R., Ye, H., Xiong, X., & Liu, H., (2010), Fabri-
nanofibers by electrospinning and its applica- cation of TiO2/ZnO composite nanofibers by
tion to degradation of dye pollutants, Journal electrospinning and their photocatalytic proper-
of Hazardous Materials 154, pp. 118-127. ty, Materials Chemistry and Physics 121, pp.
9
Mahvi, A.H., Ghanbarian, M., Nasseri, S., & Khairi, 432-439.
21
A. (2009) : Mineralization and discoloration of Wang, H.Y., Yang, Y., Li, X., Li, L.J., & Wang, C.,
textile wastewater by TiO2 nanoparticles, De- (2010), Preparation and characterization of
salination 239, 309-316. porous TiO2/ZnO composite nanofibers via
10
Habib, M.A., Ismail, I.M.I., Mahmood, A.J., & Ra- electrospinning, Chinese Chemical Letters 21,
fique Ullah, M., (2011), Photocatalytic decolo- pp. 1119-1123.
22
rization of Brilliant Golden Yellow in TiO2 and Rauf, M.A., Meetani, M.A., & Hisaindee, S., (2011),
ZnO suspensions, Journal of Saudi Chemical An overview on the photocatalytic degradation
Society 16, pp.423-429. of azo dyes in the presence of TiO2 doped with
11
Arslan, I., Balcioglu, I.A., & Bahnemann, D.W., selective transition metals, Desalination 267,
(2000), Heterogeneous photocatalytic treatment pp.13-27

16

Anda mungkin juga menyukai