Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam upaya mengantisipasi kemungkinan masuk dan tersebarnya hama penyakit hewan
karantina baik dari luar negeri maupun antar area tertentu diperlukan pengawasan dan pemeriksaan
yang menjadi peranan Karantina Hewan guna melakukan tindakan pencegahan dan penangkalan
atau penolakan masuk dan tersebarnya hama penyakit hewan serta diharapkan mampu mengelola
suatu sistem kewaspadaan atau kesiagaan darurat jika terjadi suatu wabah hama penyakit hewan
karantina. Oleh karena itu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Karantina Hewan di pintupintu masuk
dan keluar (entry/exit point) diharuskan melakukan kegiatan pengawasan, pemeriksaan, dan
tindakan karantina terhadap lalu lintas hewan dan produk olahannya yang dapat bertindak sebagai
media pembawa hama penyakit hewan karantina.

Pemasukan atau pengeluaran media pembawa penyakit HPHK diperlukan proses yang
meliputi terbitnya KH-1 sampai KH-14. Pemasukan atau pengeluaran tersebut meliputi ekspor,
impor, atau pengiriman domestik atau antar pulau. Berikut disertakan alur karantina yang telah
dilihat di lapangan.

4.1 Alur Eksport Bulu Bebek ke Taiwan di Wilker Perak Kalimas dan Sarang Walet di
Cargo Juanda

1. Pengguna jasa memasukkan Permohonan Pemeriksaan Karantina (PPK) secara online atau
bisa juga secara manual (KH-01), yang nantinya kelengkapan persyaratan dokumen akan
diperiksa dan dilkaukan validasi oleh pihak karantina.

2. Kepala UPT menerbitkan Surat Penugasan (KH-02) kepada dokter hewan dan atau
paramedik karantina untuk melakukan tindakan karantina, diantaranya ialah dilakukan
pemeriksaan fisik terhadap media pembawa. Pemeriksaan yang dilakukan bertujuan untuk
mengetahui kesesuaian isi, jumlah dan jenis barang yang akan di eksport.

3. Dokter hewan yang ditugaskan melakukan tindakan karantina dan verifikasi dokumen, maka
akan menerbitkan laporan tindakan hasil karantina (KH03). Laporan tindakan hasil
karantina meliputi : kesesuaian jenis dan jumlah bahan yang diperiksa dengan dokumen
yang ada, organlpetik bahan yang diperiksa normal, kemasan utuh.
4. Jika terdapat kecocokan antara data dari dokumen dengan hasil pemeriksaan fisik, maka
BBKP (Balai Besar Karantina Pertanian) akan mengeluarkan KH-11 yaitu sertifikat produk
asal hewan bulu bebek dan produk siap untuk di ekspor.

5. Selain itu, petugas karantina juga akan memberikan stiker yang berisikan keterangan bahwa
produk telah diperiksa (Gambar 4.4) dan memberikan sealcode (Gambar 4.5) yang nantinya
akan dipasang di kontainer.

4.2 Alur Impor Masuk Kulit Setengah Jadi Wet Blue di Wilker Perak Kalimas

Kulit sapi yang baru dikuliti mengalami beberapa proses sebelum dapat diimpor.
Kulit dicuci dengan air bersih menjadi grain hide. Setelah dijemur menjadi natural hide,
yaitu kulit yang belum terdapat penambahan apapun. Kemudian kulit ditambah garam (wet
salted) sebagai pengawet, komoditas yang sudah dalam bentuk wet salted bisa
diekspor/impor. Setelah kulit sampai di negara tujuan, kulit dibongkar lalu dicuci dengan
air bersih kemudian dikeruk bulunya kemudian ditambah H2SO4 yang nantinya akan
menjadi pickel. Pickel merupakan bahan mentah industri kulit. Kegiatan koasistensi pada
Bidang Karantina Hewan Unit Pelayanan II (Tanjung Perak) di Tanjung Perak yaitu
mengunjungi depo perusahaan bernama “ECCO”, “FEMME” dan “286” pada bagian
bongkar muat. Kunjungan yang dilakukan bertujuan untuk melakukan pengecekan segel
pada kontainter (Gambar 4.6) dan pengecekan penampakan fisik komoditas kulit (Gambar
4.7). Ukuran kontainer yang digunakan dapat sebesar 20ft yang memiliki kapasitas
maksimal 25 ton.

Komoditas kulit jadi wet blue termasuk kedalam media pembawa resiko rendah
(low risk). Hal ini dikarenakan komoditas sudah melalui beberapa tahapan sampai menjadi
produk, dan tidak diperlukan adanya perlakuan sehingga dianggap memiliki tingkat resiko
penyebaran penyakit dalam kategori rendah. Waktu layanan untuk impor yaitu maksimal
3 hari dengan biaya pelayanan sesuai PP No. 35 Tahun 2016. Alur pelayanan komoditas
kategori resiko rendah dapat seperti pada Gambar 4.2 berikut.

Prosedur pelayanan untuk media pembawa resiko rendah:


1. Pengguna jasa mengajukan permohonan pemeriksaan karantina (PPK) secara
online / manual dan menyerahkan dokumen persyaratan.

2. Pemeriksaan dokumen lengkap, sah dan sesuai persyaratan.

3. Pemeriksaan fisik/klinis IKHS/TPK.

4. Hasil pemeriksaan fisik/klinis sesuai dokumen dilakukan pembebasan.

Dokumen persyaratan yang diperlukan:

1. Sertifikat Kesehatan / Health Certificate / Sanitary Certificate yang


dikeluarkan oleh Dokter Hewan Pemerintah yang berwenang / Karantina Hewan
negara pengekspor.

2. Cargo manifest;

3. Invoice;

4. Surat Persetujuan Pemasukan;

5. Bill of Lading (B/L) atau Air Ways Bill (AWB).

Tindakan Karantina Hewan (TKH) Hasil HBAH Nonpangan (HBAH untuk


industri kulit jadi wet blue):

Anda mungkin juga menyukai

  • Lembar Pengesahan Dinas
    Lembar Pengesahan Dinas
    Dokumen3 halaman
    Lembar Pengesahan Dinas
    Ghifari Syafrizaldi Nasukha
    Belum ada peringkat
  • Bakmi Fix
    Bakmi Fix
    Dokumen33 halaman
    Bakmi Fix
    Ghifari Syafrizaldi Nasukha
    Belum ada peringkat
  • Bakmi Fix
    Bakmi Fix
    Dokumen33 halaman
    Bakmi Fix
    Ghifari Syafrizaldi Nasukha
    Belum ada peringkat
  • Bakmi Fix
    Bakmi Fix
    Dokumen33 halaman
    Bakmi Fix
    Ghifari Syafrizaldi Nasukha
    Belum ada peringkat