Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Definisi Irigasi


Irigasi (Irrigatie – Bahasa Belanda, Irrigation – Bahasa Inggris) adalah cara untuk
mencukupi kebutuhan air bagi tanaman. Istilah irigasi menurut PP no 7 tahun 2001 adalah
usaha manusia didalam menyediakan dan pengaturan air untuk menunjang pertaniaan yang
jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi bawah tanah, irigasi pompa dan irigasi tambak.
Irigasi dimaksudkan sebagai usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang
pertaniaan ( PP Nomor 22 tahun 1982 ).
Negara RI sejak tahun 1974 telah mengeluarkan UU RI No 11/1974 tentang pengairan,
yang berisi tentang kebijakan dasar bagi peraturan-peraturan pelaksanaan tentang pengairan.
Pengairan merupakan pemanfaatan dan pengaturan air, meliputi :
Irigasi yaitu usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian, baik air
permukaan maupun air tanah.
1. Pengembangan daerah rawa, yaitu pematangan tanah daerah-daerah rawa antara lain
untuk pertanian.
2. Pengendaliaan dan pengairan banjir serta usaha untuk perbaikan sungai, waduk, dan
lainnya.
3. Pengaturan penyediaan air minum, air perkotaan, air industri dan pencegahan terhadap
pencemaran atau pengotoran air dan lainnya.

Menurut Hansen, 1992, Irigasi adalah suatu seni yang dimiliki oleh manusia sesuai
dengan keberadaban manusia atau dikatakannya bahwa peradaban manusia ternyata
mengikuti perkembangan irigasi, peradaban meningkat dengan meningkatnya daerah yang
beririgasi.
Irigasi secara umum didefinisikan sebagai cara-cara pemanfaatan air yang ada untuk
keperluan mencukupi pertumbuhan dan tumbuhnya tanaman-tanaman terutama bagi tanaman
pokok. Secara umum lagi Irigasi diartikan sebagai pemanfaatan keberadaan air yang ada di
dunia ini tidak saja untuk pertaniaan tetapi untuk kebutuhan dan keperluan hidup dan
kelestarian dunia itu sendiri.

1
1.2. Maksud dan Tujuan Irigasi
Maksud dan tujuan Irigasi dapat di rumuskan menjadi delapan permasalahan, yaitu :
1. Menambah air ke dalam tanah atau membasahi tanah.
Pemberian air pada waktu tidak hujan atau kurang hujan dimaksudkan agar tanaman
mendapatkan air bagi pertumbuhannya, karena air sangat dibutuhkan oleh tanaman
untuk pertumbuhan tanaman.
2. Mencukupi kebutuhan air bagi tanaman saat musim kemarau (kering atau saat
kekurangan air) dan merabuk.
Seraya mengalirkan air yang mengandung zat-zat makanan bagi tanaman atau lumpur
yang baik maka dengan sendirinya kebutuhan air bagi tanaman tercukupi, tanah akan
menjadi bertambah subur dan dapat melakukan pertumbuhan dengan baik karena
kandungan air yang dialirkan dapat merabuk tanaman.
3. Mendinginkan tanah dan atmosfer atau mengatur suhu tanah.
Adanya perendaman atau pengaliran air muka, suhu tanah menjadi sesuai dengan suhu/
keadaan tanaman. Dalam pertumbuhannya tanaman membutuhkan suhu-suhu tertentu
sehingga ada batas-batas tertentu yang harus dipenuhi dan tidak boleh terlalu panas
ataupun terlalu dingin.
4. Mengurangi bahaya kebekuan dan gangguan hama tanah lainnya.
Perendaman tanah dapat mengurangi kebekuan dalam tanah dan dapat membasmi hama-
hama yang ada di dalam tanah.
5. Membersihkan (mencuci), mengurangi kandungan garam dalam tanah.
Di dalam tanah sangat dimungkinkan banyaknya zat-zat kimia yang dapat merugikan
tanaman, dengan melakukan penggenangan ada zat-zat yang dapat larut dan terangkut
terutama pada saat dilakukan penggantian lapis air.
6. Mengurangi bahaya erosi tanah dan kolmatase.
Bila air dalam keadaan mengalir maka pasti akan terjadi erosi sehingga untuk
menguranginya dilakukan penggenangan. Kolmatase dilakukan dengan mengalirkan air
yang banyak mengandung lumpur ke daerah yang rendah dengan maksud
mengendapkannya maka daerah yang rendah akan terisi lumpur dan semakin lama akan
semakin tinggi dari semula.
7. Melunakan tanah pada saat pengerjaan tanah.
Dengan penggenangan atau pembasahan tanah dalam waktu tertentu diharapkan dapat
melunakan tanah, sehingga mempermudah dalam proses pengerjaan tanah. Adanya

2
gumpalan-gumpalan tanah pun akan berkurang dan dengan mudah akan dapat
dihancurkan pada saat pengerjaan tanah.
8. Mempertinggi muka air tanah dan mengurangi adanya penguapan.
Adanya penggenangan air akan mempertinggi muka air tanah disekelilingnya. Secara
otomatis air akan meresap dan berusaha untuk menyeimbangkan kedudukannya.
Penguapan yang terjadi disetiap saat akan selalu tertutupi/ digantikan oleh pemberian air
yang dilakukan.

1.3 Tentang Air Irigasi


Sejak tahun 1974 Negara Republik Indonesia telah mengeluarkan Undang-Undang RI
No 11/1974 tentang pengairan, berisi tentang kebijakan yang menjadi dasar bagi peraturan-
peraturan pelaksanaan tentang pengairan. Dikemukakan bahwa pengairan adalah suatu
bidang pembinaan atas air dan sumber-sumber air termasuk kekayaan alam bukan hewani
yang terkandung didalamnya baik yang alamiah maupun yang telah diusahakan oleh
manusia.
Air di dalam tanah dibagi dalam 3 kondisi, yaitu :
1. Di bawah pengaruh gravitasi, air berada di daerah aerasi dimana peresapan berjalan
dengan cepat, sebagai gerakan gravitasi.
2. Di daerah kapiler dimana air masih dapat meresap tetapi secara lambat, ada pengaruh
kapilaritas dan gravitasi.
3. Higroskopik, di daerah ini tidak terjadi lagi peresapan karena air telah diikat atau terikat
dengan butir tanah.
Disatu sisi air dituntut keberadaannya, tapi disisi lain masih dituntut pula kualitasnya.
Jika dari segi jumlah dapat terpenuhi, belum tentu kualitas air dapat dipenuhi. Tuntutan
utamanya adalah : jangan sampai ada kandungan bahan kimia yang beracun, sehungga dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman ; jangan sampai ada bahan kimia yang dapat bereaksi
dengan tanah, yang dapat berpengaruh terhadap lingkungan, jangan sampai ada bakteri-
bakteri yang berbahaya bagi kehidupan.
Memang pada awalnya air tidak langsung dapat mempengaruhi tanah, tapi dalam waktu
tertentu sedikit banyak akan terlihat pengaruhnya dan perkembangannya. Misalnya
konsentrasi garam dalam tanah lama kelamaan akan dapat meningkat. Oleh karena itu perlu
diperhatikan tehadap kualitas airnya, terutama untuk menjaga kehidupan dan lingkungan.
Ternyata kebutuhan air disamping jumlah, kualitas juga harus diperhatikan.

3
Syarat air terhadap maksud irigasi sangat tergantung untuk tujuan apa irigasi dilakukan.
Misalnya :
a. Untuk Membasahi
Mestinya cukup kalau adaair yang tidak membawa akibat negatif atau yang
merugikan/membahayakan bagi pertumbuhan/kehidupan tanaman termasuk zat-zat yang
dapat melarutkan kesuburan tanah.
b. Untuk Merabuk
Untuk memenuhi kerperluan merabuk harus diperhatikan ada tidaknya zat-zat yang ada
dalam kandungan air, yang berguna bagi pertumbuhan tanaman biasanya air yang
mengandung lumpur sangat baik untuk tanaman.
c. Untuk Kolmatase
Diperlukan air yang banyak mengandung lumpur/pasir agar dapat diendapkan Sehingga
akan mempercepat proses peninggian permukaan tanah.
Syarat air irigasi untuk kebutuhan tanaman-tanaman/tumbuh-tumbuhan adalah jangan
sampai air yang diberikan mengandung zat-zat yang merugikan tanaman. Air yang
merugikan bagi tanaman antara lain adalah air yang mengandung S (sulphure = belerang)
atau Cl (chloor) karena secara langsung merugikan tanaman. Air yang baik bagi tanaman
antara lain adalah air yang mengandung N (Nitrogen), P (phosporus), K (kalium), Ca
(calsium), dan Fe (Ferrum).
Pengaruh air secara fisik terhadap tanah adalah bila air mengandung zat Fe atau Na
mengakibatkan tanah menjadi padat akan menutup peredaran udara dalam tanah. Hal ini
secara langsung akan merugikan tanaman. Biasanya air yang jernih miskin akan unsur-unsur
kimia mengandung zat asam yang agresif sehingga dapat mempengaruhi proses oksidasi
yang mengurangi tingkat kesuburan tanah karena air akan melarutkan zat-zat kimia yang
sangat dibutuhkan oleh tanaman.

Anda mungkin juga menyukai