Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

DIABETES MILITUS

DI SUSUN OLEH :

IMELDA AYU SINTA

14.401.18.026

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI

2019
1
LEMBAR PENGESAHAN
MAKALAH

ASKEP KEPERAWATAN KLIEN DENGAN DIABETES MILITUS

Telah di koreksi dan di setujui pada tanggal...................oleh

Pembimbing

(.................................................)

NIK :.........................................

Mengetahui

Kaprodi D III Keperawatan

EKO PRABOWO S.Kep.Ns,.M.Kes

NIK : 200630.07

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua serta memberikan kesehatan
sehingga penulis dapat menyusun Makalah Askep dengan judul ”ASUHAN
KEPERAWATAN DENGAN PASIEN DIABETES MILITUS ”. Dimana Askep ini sebagai
salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah program DIII Keperawatan.

Dalam kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih banyakkepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, yaitu :

1. Bapak Hendrik Probo Sasongko,S.Kep.,Ns.,MM selaku Dosen Pembimbing

2. Semua pihak yang telah membantu dalam jalan memberikan semangat untuk
menyelesaikan makalah ini.

Sebagai manusia, penulis menyadari bahwa penyusunan Makalah Askep ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan sebuah kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak demi perbaikan yang lebih baik di masa yang akan datang.

Dan pada khirnya, semoga Askep ini bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca pada
umumnya, Terima Kasih.

Krikilan, 6 September 2019

Penulis

3
DAFTAR ISI

................................................................................................................................................................ 1
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................................... 2
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 3
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 4
BAB I ...................................................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 5
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 5
B. Batasan Masalah ....................................................................................................................... 6
C. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 6
D. Tujuan ........................................................................................................................................ 7
BAB 2 ..................................................................................................................................................... 8
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................................................... 8
A. KONSEP PENYAKIT .............................................................................................................. 8
1. Definisi ................................................................................................................................... 8
2. ETIOLOGI ............................................................................................................................ 9
Faktor Penyebab DM yaitu :........................................................................................................ 9
3. Tanda dan Gejala .................................................................................................................. 9
4. Patofisiologi ......................................................................................................................... 10
5. Manifestasi Klinis................................................................................................................ 11
6. Phatway................................................................................................................................ 12
7. Klasifikasi ............................................................................................................................ 13
8. Komplikasi ........................................................................................................................... 14
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN .......................................................................................... 16
1. Diagnosa keperawatan........................................................................................................ 19
3. Intervensi............................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 25

4
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes militus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
atau kedua-duanya.Word Health organization (WHO) telah merumuskan bahwa DM
sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban yang jelas dan singkat tetapi
secara umum dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan problema anatomik dankimiawi
akibat dari sejumlah faktor dimana di dapat defiesiensi insulin absolut atau relatif dan
gangguan fungsi insulin.
Perubahan dalam diagnosis dan klasifikasi DM terus-menerus terjadi baik dari
WHO maupun American Diabetes Association (ADA).Para pakar Indonesia
bersepakat melalui PERKENI (Perkumpulan Endrokinologi Indonesia)pada tahun
1993 untuk membicarakan standar pengelolaan DM yang kemudian juga melakukan
revisi konsensus tersebut pada tahun 1998,2002 yang menyesuaikan dengan
perkembangan baru.

Secara epidemologi diabetis tiidak terdeteksi, mulai terjadinya diabetes adalah


7tahun sebelumnya diagnosis di ketahuin, sehingga morbiditas dan mortalitas dini
yang terjadi pada kasus tidak terdeteksi..Penelitian lain menyatakan bahwa adanya
urbanisasi,sehingga DM tipe2 bisa meningkat 5-10 kali karena perubahan
perilaku,.faktor resiko secara epidemiologi yaitu, : usia yang bertambah,dan akan
lebih banyak sehingga lebih lama terjadi obesitas, distribusi lemak tubuh,
kurangnyaativitas jasmani hiperinsulinemia.faktor di atas ini juga berinteraksi dengan
beberapa faktor genetik yang berhubungan dengan terjadinya DM tipe2.

Selain itu karena diabetes sudah merupakan suatu penyakit global dan menurut
P.Zimmet sudah merupakan suatu epidemi, banyak penelitian dilakukan untuk
mencoba mengatasinya.Saat ini terdapat berbagai penelitian yang bertujuan untuk
memperbaiki kehidupan orang dengan diabetes, ada yang berusaha untuk mencari obat
untuk menyembuhka. ada pula yang mempelajari dampak diabetes pada beberapa
populasi di dunia.

5
Diabetes militus atau kencing maniss adalah penyakit yang ditandai dengan
hiperglikemia yang terus-menerus dan juga bervariasi, terutama setelah
makan,Diabetes Militus merupakan keadaan hiperglikemi kronik diikuti berbagai
kelainan akibat gangguan hormonal, dan juga dapat menimbulkan berbagai komplikasi
kronik yang di serang yaitu mata, ginjal, dan pembuluh darah, dan juga disertai lesi
pada membran basalis di dalam pemeriksaan mikroskop elektron (Bilous, 2002).

Jumlah penduduk didunia yang sakit DM cenderung meningkat dari tahun


ketahun. Hal ini berkaitan dengan jumlah populasi meningkat, pola hidup, prevalensi
obesitas meningkat dan kegiatan fisik kurang (Smeltzer & bare,2002).Laporan dari
WHO mengenai studi populasi DM diberbagai negara,jumlah penderita diabetes
militus pada tahun 2000 Indonesia menduduki ke4 terbesar dalam jumlah
penderitadiabetesmilitus dengan prevalensi 8,4 juta jiwa, dan amerika serikat (17,7 juta
jiwa)(Darmono,2007). Pada tahun 2010 jumlah penderita diabetes militus dengan
prevalensi 8,4 juta jiwa.Urutan diatasanya adalah india (31,7 juta jiwa), china (20,8
juta jiwa), dan amerika serikat (17,7 juta jiwa)(Darmono, 2007). Di prekdisikan di
tahun 2010 jumlah penduduk yang ada di indonesia yang terkena DM menjadi 5 juta,
dan didunia menjadi 239,9 juta.Dan akan diperkirakan juga pada tahun 2030 diabetes
militus di indonesia meningkat menjadi 21,3 juta. Angka penduduk yang merasakan
sakit sampai juga kematian di indonesia lebih meningkat setiap tahunnya.di karenakan
gaya hidup penduduk yang mengarah pada makanan siapsaji dan makanan serat
berkarbohidrat (Depkes RI, 2006)

B. Batasan Masalah

Pada asuhan keperawatan ini difokuuskan pada konsep penyakit Diabetes


Militus dan konsep asuhan keperawatan DM..

C. Rumusan Masalah
Bagaimanakah asuhan keperawatan pasien yang mengalami DM ??

6
D. Tujuan
1) Tujuan umum
Mahasiswa mampu menganalisis asuhan keperawatan pasien yang
mengalami Diabetes militus.

2) Tujuan Khusus
a. Memahami konsep penyakit DM
b. Memahami konsep asuhan keperawatan DM

7
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Diabetes militus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang di tandai
oleh peningkatan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.Glukosa secara
normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu yangada di dalam darah.Glukosa di
bentuk dihati dari makanan yang di konsumsi. Insulin yaitu suatu hormon yang di
produksi oleh pankreas,mengendalikan kadar glukosa dalam darah dalam
mengatur produksi dan pemyimpananya (Brunerr,2002).
Diabetes militus merupakan penyakit metabolik, memiliki tanda-tanda
yaitu hiperglikemia dan juga glukosuria, dan juga disertai dengan tidak adanya
gejala klinik yang akut atau juga kronik,dan juga akibat dari insulin yang kurang
efektif yang ada di dalam tubuh,dan gangguan primer terletak pada metabolisme
karbohidrat yang biasanya disertai gangguan metabolisme lemak dan protein
(Askandar, 2001).
Hyperglikemia di definisikan sebagai kadar glukosa plasma puasa sama
atau lebih dari 120mg/dl dan gula darah sewaktu (GDS) di atas 200mg/dl.
(Askandar, 2001).
Gangren adalah proses atau keadaan yang di tandai dengan adanya mati
atau nekrosis, namun secara mikrobiologis adalah proses nekrosis yang di
sebabkan oleh infeksi. (Askandar,2001).
Gangren kaki diabetik adalah luka pada kaki yang merah kehitam-hitaman
dan berbau busuk akibat sumbatan yang terjadi di pembuluh darah sedang atau
besar di tungkai.(Askandar,2001).
Diabetes militus (DM) adalah penyakit kronis progresif yang ditandai
dengan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolisme karbohidrat, lemak
dan protein, mengarah ke hiperglikemia kadar glukosa darah tinggi Diabetes
Militus dapat berhubungan dengan komplikasi serius, namun dengan orang DM
dapat mengambil cara-cara pencegahan untuk mengurangi kemungkinan kejadian
tersebut (Joyce M.BLACK ,2014).

8
2. ETIOLOGI
DM memiliki etiologi yang heterogen, dimana berbagai lesi dapat
menyebabkan insufisiensi insulin,tetapi determinan genetik biasanya memegang
peranan penting pada mayoritas Diabetes Militus.
Faktor Penyebab DM yaitu :
a. Kelainan sel beta pancreas : hilangnya sel beta dan kegagalan sel beta
melepas insulin.
b. Faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta,yang dapat menimbulkan
infeksi,dimana pemasukan karbohidrat,diproses secara berlebihan.
c. Gangguan sistem imunitas sistem ini dapat di lakukan oleh autoimunitas yang
di sertai pembentukan se-sel antibodi antipankreatik dan mengakibtkan
kerusakan sel-sel penyekresi insulin,kemudian peningkatan kepekaan sel beta
oleh virus.
d. Kelainan insulin. Pada pasien obesitas,terjadi gangguan kepekaan jaringan
terhadap insulin akibat kurangnya reseptor insulin yang terdapat pada
membran sel yang responsir terhadap insulin.

3. Tanda dan Gejala


a. Poliuria dan polidipsia yang di sebabkan oleh osmolalitas serum yang tinggi
akibat kadar glukosa serum yang tinggi.
b. Anoreksia (sering terjadi) atau polifagia (kadang-kadang terjadi).
c. Penurunan berat badan (biasanya sebesar 10% hingga 30%; penyandang
diabetes tipe 1 secara khas tidak memiliki lemak pada tubuhnya saat diagnosis
di tegakkan) karena tidak terdapat metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein yang normal sebagai akibat fungsi insulin yang rusak atau tidak ada.
d. Sakit kepala,rasa cepat lelah,mengantuk,tenaga yang berkurang,dan gangguan
pada kinerja sekolah serta pekerjaan ; semua ini di sebabkan oleh kadar
glukosa intrasel yang rendah.
e. Kram otot, iritabilitas,dan emosi yang labil akibat ketidakseimbangan
elektrolit.
f. Gangguan penglihatan,seperti penglihatan kabur,akibat pembengkakan yang di
sebabkan glukosa.

9
g. Patirasa (baal) dan kesemutan akibat kerusakan jaringan saraf.
h. Gangguan rasa nyaman dan nyeri pada abdomen akibat neuropati otonom
yang menimbulkan gastroparesis dan kontipasi.
i. Mual, diare, atau kontipasi akibat dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit
ataupun neuropati otonom.
j. Infeksi atau luka pada kulit yang lambat sembuhnya; rasa gatal pada kulit.
k. Infeksi kandida yang rekuren pada vagina atau anus.

4. Patofisiologi
Pada individu yang secara genetik rentan terhadap diabetes tipe 1, kejadian
pemicu, yakni kemungkinan infeksi virus akan menimbulkan produksi
autoantibodi terhadap sel-el beta pankreas. Destruksi sel beta yang diakibatkan
menyebabkan penurunan sekresi insulin dan akhirnya kekurangan hormon insulin.
Defisiensi insulin mengakibatkan keadaan hyperglikemia,peningkatan lipolisis
(penguraian lemak) dan katabolisme protein.karakteristikini terjadi ketika sel-sel
beta yang mengalami destruksi melebihi 90%.
Diabetes melitus tipe2 merupakan penyakit kronis yang di sebabkan oleh
satu atau lebih faktor berikut ini, kerusakan sekresi insulin,produksi glukosa,yang
tidak tepat di dalam hati,atau penurunan sensitivitas resptor insulin perifer. Faktor
genetik merupakan hal yang begitu signifikan,dan diabetes dipercepat oleh
keadaan obesitas dan juga gaya hidup sendentari (sering duduk).sekali lagi,stres
juga dapat menjadi faktor penting.
Diabetes gestasional terjadi ketika seorang wanita yang sebelumnya tidak
didiagnosa sebagai penyandang diabetes memperlihatkan intoleransi glukosa
selama kehamilannya. Hal ini dapat terjadi, jika hormon-hormon plasenta
melawan balik kerja insulin sehingga timbul resistensi insulin. Diabetes kehamilan
merupakan faktor resiko yang signifikan bagi terjadinya diabetes melitus tipe 2 di
kemudian hari.

10
5. Manifestasi Klinis
Gejala klinis DM yang klasik : muka polidipsi, poliuri dan berat badan
mengikat (fase kompensasi ) apabila keadaan ini tidak segera di obati maka
muncul segala decompensasi fase trias di bawah ini di sebut dengan trias sindrom
Diabetes Mielitus akut .
a. Polidipsi
b. Gejala kronis yang sering adalah lemah badan, kesemutan, penurunan
kemampuan seksual,penglihatan, kaku otot,dan sakit kepala
c. Berat badan, di susul dengan mual muntag dan ketoasidosis Diabetes
d. Poli uri
e. Gula darah puasa di atas 120mg/dl, gula darah 2 jam PP di atas 200mg/dl.

Peningkatan kadar glukosa darah, di sebut hiperglikemia mengarah


kepada manifestasi klinis umum yang berhubungan dengan DM.pada DM tipe
1,onset manifestasi klinis mungkin tidak setara dengan kemungkinan situasi yang
mengancam hidup seperti biasanya terjadi (misal ketoasidosis diabetikum). Pada
DM Tipe 2,onset manifestasi klinis mungkin berkembang secara bertahap yang
klien mencatat sedikit atau tanpa manifestasi klinis selama beberapa tahun.

Manifestasi klinis DM adalah peningkatan frekuensi buang air kecil


(poliuria),peningkatan rasa haus dan minum(polidipsi),dan karena penyakit
berkembang ,penurunan berat badan meskipun lapar dan peningkatan makan
(polifagi)

11
6. Phatway
Transplanta
Kerusakan sel beta dan alfa
si sel
pankreas
isiet/pankre keton
as

Produksi glukagon
Gagal produksi insulin
berlebihan
atau resistensi insulin
OHO /
Insulin olahraga
Produksi
Gula darah glukagon dari Napas
Osmolarita asidosis
simpanan protein keton
s karena & lemak
glukosa

Peningkatan Pemakaian
gula darah berlebihan kelelahan
kronis massa lemak
polidip poliuri polifagia tubuh
si BB

Penumpukan glikoprotein
dinding sel
BB
Percepatan Fungsi
Kehilanga Neuropati Penyakit ateroskleros imun
Retinopati
n sensasi deabetik perdarahan is tergangg
diabetik
protektif kecil u
Dialisis
transplan infeksi
Mati rasa Nefropati kebutuhan
tasi diabetik
Penyembu
han luka
Pemakaia lambat
hipertensi
n Neuropati
berlebihan Gagal ginjal
autonom
otot tahap akhir Penyakit
Kadar LDL jantung
Kulit pecah koroner
Peruba
han
gastroparesis Terapi laser
charcot

impotensi anthiperte
Neurogemic bladder
nsi

12
7. Klasifikasi
a. Tipe 1 : diabetes melitus tergantung insulin ( Insulin Dependent Diabetes Melitus / IDDM )
1) Disebut juga Diabetes juvenillis.
2) Kurang lebih 5-10% penderita mengalami diabetes tipe 1
3) Pada diabetes jenis ini, sel-sel beta pankreas menghasilkan hormon insulinyang di
hancurkan oleh suatu proses outoimun. Sebagai akibatnya penyuntikan insulin di perlukan
untuk mengendalikan kadar glukosa darah.
4) Etiologi mencakup faktor genetik, imunologik atau lingkungan (misalnya: virus ).
5) Sering memiliki antibodi sel langerhans.memiliki antibodi terhadap insulin sekalipun
belum pernah mendapat terapi insulin.sedikit atau tidak mempunyai insulin endogen.
6) Memerlukan insulin untuk mempertahankan kelangsungan hidup.
7) Gejala biasanya mendadak dan terjadi pada usia kurang lebih 30 tahun. Biasanya tubuh
akan menjadi kurus saat sudah di diagnosis,dan dengan penurunan berat yang baru saja
terjadi.
8) Cenderung mengalami ketosis jika tidak memiliki insulin.
9) Komplikasi akibat hiperglikemia : ketoasidosis diabetik.
b. Tipe II : Diabetes Militus tidak tergantung insulin ( Non-Insulin Dependent Diabetes Militus
/NIDDM).
1) Kurang lebih 90-95 % penderita mengalami Diabetes Tipe II
2) Etiologi mencakup faktor obesitas,herediter atau lingkungan
3) Tidak ada antibodi sel pulau lengerhans
4) Penurunan produksi insulin endogen atau peningkatan resistensi insulin
5) Mayoritas penderita obesitas dapat mengendalikan kadar glukosa darahnya melalui
penerunan berat badan
6) Agen hiplogikemia oral dapat memperbaiki kadar glukosa darah,bila modifikasi diet dan
latihan tidak berhasil
7) Awitan terjadi di segala usia, biasanya di atas 30 tahun.biasanya bertubuh obesitas
8) Diabetes ini sering di temukan pada individu lebih dari 30 tahun dan obesitas
9) Ketosis jarang terjadi,kecuali bila dalam keadaan stres atau menderita infeksi
10) Komplikasi akut : sydrom hiperosmoler nenketotik.
c. Diabetes militus yang berhubungan dengan keadaan atau syndrom lainnya
1) Di sertai dengan keadaan yang diketahui atau dicurigai dapat menyebabkan penyakit :
pankreatitis, kelainan hormonal, obat-obat glukokortikoid dan preparat yang mengandung
estrogen penyandang diabetes
2) Bergantung pada kemampuan pancreas untuk menghasilkan insulin, pasien mungkin
memerlukan terapi dengan obat-obat atau insulin

13
d. Diabetes militus gestasional ( Gestional Diabetes Militus /GDM)
1) Awitan selama kehamilan biasanya terjadi pada trimester kedua atau ketiga
2) Disebabkan oleh horman yang di sekresikan plasenta dan menghambat kerja insulin
3) Resiko terjadinya komplikasi perinatal di atas normal, khususnya makrosomia ( bayi yang
secara abnormal berukuran besar)
4) Mengatasinya dengan diet, dan juga suntik insulin jika diperlukan untuk mempertahankan
kadar glukosa darah normal
5) Terjadi pada sekitar 2-5% dari seluruh kehamilan
6) Intoleransi glukosa terjadi sementara waktu tetapi juga dapat sembuh kembali, pada
kehamilan berikutnya 30-40% yang akan mengalami diabetes yang nyata (biasanya tipe II
terjadi dalam waktu 10 tahun (khususnya jika obesitas)
7) Faktor resiko mencakup: obesitas,usia di atas 30 tahun, riwayat diabetes dalam
keluarga,pernah melahirkan bayi besar (kurang lebih 4 ½ kg)
8) Pemeriksaan skrining (tes toleransi glukosa ) harus di lakukan pada semua wanita hamil
dengan usia kehamilan antara 24-28 minggu.
c. Diabetes gestasional
Diabetes gestasional didapat pertama kali selama kehamilan dan mempengaruhi 4% dari semua
kehamilan,faktor resiko terjadinya GDM adalah usia tua,etnik,obesitas,multiparitas,riwayat
keluarga,riwayat gestasional terdahulu. Karena terjadi peningkatan sekresi dari berbagai
hormon yang memiliki efek metabolik terhadap toleransi glukosa,jadi kehamilan merupakan
suatu keadaan diabetogenik.
d. Diabetes tipe lain
a) Kelainan genetik dalam sel beta,diabet sub tipe ini memiliki prevalensi familial yang tinggi
dan bermanifestasi sebelum usia 14 tahun pasien sering kali obesitas dan resisten terhadap
insulin.
b) Kelainan genetik pada kerja insulin,menyebabkan sindrom resistensi insulin menjadi berat
c) Penyakit pada eksokrin pankreas menyebabkan pankreatitis kronik
d) Penyakit endokrin seperti syndrom chusing dan akromegali
e) Obat-obat yang bersifat toksit
8. Komplikasi
Pasien dengan DM berisiko terjadinya komplikasi baik bersifat akut maupun kronis
diantaranya :
a. Komplikasi akut
1) Koma hiperglikemia disebabkan kadar gula sangat tinggi biasanya terjadi pada NIDDM

14
2) Ketoasidosis atau keracunan zat keton sebagai hasil metabolisme lemak dan protein
terutama terjadi pada IDDM
3) Koma hipoglikemia ini terjadi akibat terapi insulin yang terlalu berlebih atau tidak bisa di
kontrol

b. Komplikasi kronis
1) Mikroangiopati (kerusakan pada saraf- saraf perifer) pada organ –organ yang mempunyai
pembuluh darah kecil seperti pada :
a) Retinopati diabetika (kerusakan saraf retina dimata) sehingga mengakibatkan kebutaan
b) Neuropati diabetika (kerusakan saraf-saraf parifer) mengakibatkan baal/gangguan
sensoris pada organ tubuh
c) Nefropati diabetika (kelainan/kerusakan pada ginjal) dapat mengakibatkan gagal ginjal.
2) Makroangiopati
a) Kelainan pada jantung dan pembuluh darah seperti miokard infark maupun gangguan
fungsi jantung karena arteriskelosis
b) Penyakit vaskuler perifer
c) Gangguan sistem pembuluh darah otak atau stroke
3) Gangren diabetika karena adanya neuropati dan terjadi luka yang tidak sembuh-sembuh.
4) Disfungsi erektil diabetika
Angka kematian dan kesakitan dari diabetes terjadi akibat komplikasi seperti karena
a) Hiperglikemia atau hipoglikemia
b) Meningkatnya resiko infeksi
c) Komplikasi mikrovaskuler seperti retinopati, nefropati
d) Komplikasi makrovakuler sepertipenyakit jantung koroner, stroke (Tartowo, 2012).
c. Ketoasidosis Diabetikum
Ketoasidosis diabetikum merupakan salah satu komplikasi akut diabetes militus akibat
defisiensi (absolut ataupun relative) hormon insulin yang tidak di kenal dan bila tidak
mendapat pengobatan segera maka akan menyebabkan kematian.
faktor yang dapat memicu keadaan ini adalah infeksi yang merupakan pencetus paling
sering karena pada keadaan infeksi kebutuhan tubuh akan insulin tiba-tiba meningkat.infeksi
yang paling sering di jumpai adalah infeksi saluran kemih dan pneumonia..faktor pencetus lain
adalah infrak miokard akut dan penghentian insulin.Komplikasi yang dapat terjadi antara lain
infrak miokrad akut,edema otak,kematian bisa terjadi walau hanya 5%.

15
Ketoasidosis diabetic adalah keadaan dekompensasi-kekacauan metabolic yang di
tandai oleh trias hiperglikemia,asidosis,dan ketosis,terutama disebabkan oleh defisiensi insulin
absolut atau relatif.Gejala yang muncul seperti poliuri dan polidipsi,penglihatan
kabur,kelemahan dan sakit kepala,nafas berbau aseton,mual,muntah,nyeri abdomen.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Identitas

Penderita diabetes militus bisa terjadi pada siapa saja baik anak-anak, remaja, dan dewasa, baik
laki – laki maupun perempuan,dan terjadi pada usia kurang lebih 30 tahun.tubuh kurus pada
saat sudah di diagnosis diabetes militus, dengan usia diatas 30 tahun,dan juga memiliki riwayat
diabetes yang di derita oleh keluarga,dan juga bisa di karenakan melahirkan bayi berukuran
besar (kurang lebih 4 ½ kg)

b. Status kesehatan saat ini


1) Keluhan utama
Penderita mengeluh kesemutan pada kaki/tungkai bawah,rasa raba yang menurun,adanya
luka yang tidak sembuh-sembuh dan berbau,adanya nyeri pada luka
2) Alasan masuk rumah sakit
Penderita diabetes militus mengeluhkan penurunan BB yang relatif singkat, badan terasa
lemas, cepat lelah.penderita diabetes mengalami kehausan yang sangat berlebih (Barahan
& Jauhar 2013).
3) Riwayat penyakit sekarang
Penderita mengeluh kesemutan pada tungkai kaki sejak seminggu yang lalu,dan penderita
merasa berat badan menurun dengan drastis akhir-akhir ini,mudah lelah dan haus.dan
penderita mempunyai luka pada kaki yang tidak kunjung sembuh selama 1bulan sehingga
keluarga membawa penderita ke rumah sakit.
d. Riwayat kesehatan terdahulu
1) Riwayat penyakit sebelumnya
Adanya penyakit DM atau penyakit-penyakit lain yang ada kaitannya dengan defisiensi
insulin misalnya penyakit pangkreas. Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun
arterosklerosis, tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa
digunakan oleh penderita(Tartowo, 2012)
2) Riwayart penyakit keluarga
Dari genogram keluarga bisanya terdapat salah satu anggota keluarga yang juga menderita
DM atau penyakit keturunan yang dapat menyebabkan terjadinya defisiensi insulin misal
hipertensi, jantung (taqiyah, 2011)
3) Riwayat pengobatan

16
Pengobatan penderita diabetes militus tipe 1 menggunakan terapi injeksi insulin,eksogen
harian untuk kontrol kadar glukosa gula darah.
e. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
a) Penderita masuk rumah sakit dengan keadaan glikemi,yaitu akibat dari reaksi penggunaan
insulin yang kurang tepat.pasien juga mengeluh kesemutan dan merasa gelisah.
b) Tanda-tanda vital
Pemeriksaan tekanan darah,nadi,suhu,turgor kulit,dan frekuensi pernafasan.
2) Body System
a) Sistem Pernafasan : pasien mengatakan tidak ada keluhan batuk dan sesak napas.tidak ada
tambahan nafas,tidak mempunyai riwayat penyakit bronchitis,TB,asma.pernafasan
20x/menit,bunyi napas vesikuler,kesadaran komposmentis.
b) Sistem Kardiovaskuler
Ictus kordis tidak terlihat,nadi perifer melemah,mengetahui ukuran jantung secara kasar.
c) Sistem Persarafan
Terjadi penurunan sensoris,parasthesia,anastesia,letargi,mengantuk,reflex lambat.
d) Sistem Perkemihan
Retensi urin penderita meningkat,rasa panas meningkat saat proses miksi
e) Sistem Pencernaan
Penderita mengalami mual muntah dan dehidrasi,penyerapan juga terganggu sehingga berat
badan menurun.
f) Sistem Integumen
Suhu kulit kering,warna kulit coklat sawo matang
g) Sistem Muskuluskeletal
Penderita merasa cepat lelah,lemah dan nyeri
h) Sistem Endokrin
Autoimun menyerang sel beta pankreas dan menyebabkan produksi insulin pada penderita
tidak adekuat.
i) Sistem Reproduksi
Anginopati menyebabkan gangguan kualitas pada penderita
j) Sitem Penglihatan
Penderita masih bisa melihat dengan jelas. Karena biasanya pada pasien DM dengan
retinopati diabetik merupakan penyebab utama kebutaan pada pasien.
k) Sistem Imun
Area infeksi pada luka pasien sembuh secara perlahan karena kerusakan pembuluh darah
tidak membawa cukupmoksigen,sel darah putuih, zat gizi dan antibody ke tempat luka.

17
f. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan darah
a) Glukosa darah puasa (GDP) : >120 mg/dl
b) Glukosa darah 2 jam PP : >200 mg/dl
c) Glukosa darah GDA : >200 mg/dl

Gula darah normal pada tubuh :

a) Sebelum makan sekitar : 70-130 mg/dl


b) 2 jam setelah makan :gula darah normal kurang dari 140 mg/dl
c) Setelah tidak makan atau puasa selama setidaknya 8 jam : kurang dari 100 mg/dl
d) Menjelang tidur : 100-140 mg/dl
2) Urin
Pemeriksaan urin reduksi biasanya 3x sehari di lakukan 30 menit sebelum makan dapat
juga 4x sehari, tetapi lebih lazim di lakukan 3x sehari sebelum makan, urin reduksi normal
umumnya biru,bila tiap glukosa dalam urin.
c. Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan DM berdasarkan diet Agen hipoglikemia pernyataan aktivitas fisik :
a) Jika pasien mengalami obesitas maka dietnya mengurangi kalori sampai berat badan
menurun
b) untuk mencegah hiperglikemia post prandial dan glukosuria pasien diabetik tidak boleh
makan karbohidrat berlebihan
c) memeriksa semua makanan esensial (vitamin, mineral)
d) latihan pada DM seperti
1) Gunakan alas kaki yang tepat, bila perlu alat pelindung kaki lainnya
2) hindaridalam udara yang sangat panas dan dingin
2) Penatalaksanaan 3J
a) Jadwal : mengatur jadwal pola makan penting untuk di terapkan dalam pengobatan
diabetes. Pasien diabetes memiliki jadwal 6 kali makan yang terdiri dari 3
selingan.berikut jadwal makan pasien diabetes :
1) Makan pagi jam 07.00
2) Camilan 1 jam 10.00
3) Makan siang jam 13.00
4) Camilan 2 jam 16.00
5) Makan malam jam 19.00
6) Camilan 3 jam 21.00

18
b) Jumlah : sebagai bentuk manajemen pengobatan diabetes,pengaturan jumlah makan
pasien diabetes harus dalam porsi yang kecil tapi sering.jumlah kalori per porsinya pu
harus di perhatikan.pembagian kalori setiap makan :
1) Sarapan pagi = 20% kalori
2) Camilan 1 = 10% kalori
3) Siang = 25% kalori
4) Camilan 2 = 10% kalori
5) Malam = 25% kalori
6) Camilan 3 = 10% kalori
c) Jenis : jenis makanan akan berpengaruh pada kenaikan kadar gula darah. Hindari jenis
makanan yang mempunyai kadar glikemik tinggi,seperti jenis karbohidrat putih (beras
putih,tepung putih) gula,madu,dan sirup.lebih baik makanan yang memiliki serat
tinggi,seperti buah-buahan dan sayuran.
2. Diagnosa keperawatan
Menurut PPNI diagnosa keperawatan diabetes militus yang muncul antara lain :
1) Ketidakstabilan kadar glukosa darah( Peningkatan gula darah kronis )
Defenisi : variasi kadar glukosa darah naik/turun dari rentang normal
Penyebab :
a) Hiperglikemia
1) Disfungsi pankreas
2) Resistensi insulin
3) Gangguan toleransi glukosa darah
4) Gangguan glukosa darah puasa
b) Hipoglikemia
1) Penggunaan insulin atau obat glikemik oral
2) Hiperinsulinemia
3) Endokrinopati
4) Disfungsi hati
5) Disfungsi ginjal kronis

Gejala dan tanda minor

Subjektif

a) Hipoglikemia
1) Mengantuk
2) Pusing
b) Hiperglikemia
1) Lelah atau lesu

19
Objektif
a) Hipoglikemia
1) Gangguan koordinasi
2) Kadar glukosa dalam darah / urin rendah
b) Hiperglikemia
1) Kadar glukosa dalam darah/ urin tinggi
Gejala dan tanda minor
Subjektif
a) Hipoglikemia
1) Palpitasi
2) Mengeluh lapar

Objektif

a) Hiperglikemia
1) Gemetar
2) Kesadaran menurun
3) Perilaku aneh
4) Sulit bicara
5) Berkeringat
b) Hiperglikemia
1) Mulut kering
2) Haus meningkat
c) Hiperglikemia
1) Jumlah urin meningkat
2) Resiko gangguan integrasi kulit / jaringan ( kulit pecah )
Defenisi : beresiko mengalami kerusakan kulit (dermis dan epidermis) atau jaringan(membran
mukosa,kornea,fasia,otot,tendon,tulang,kartilago)
Faktor resiko
a) Perubahan sirkulasi
b) Perubahan status nutrisi
c) Kekurangan/kelebihan volume cairan
d) Penurunan mobilitas
e) Bahan kimia iritatif
f) Suhu lingkungan yang ekstrim
g) Kelembapan
h) Neuropati ferifer
i) Perubahan hormonal
j) Proses penuaan

20
Kondisi klinis terkait

a) Imobilisasi
b) Gagal jantung kongetif
c) Gagal ginjal
d) Diabetes militus
e) Imunodefisiensi
f) Kateterisasi jantung
3) Resiko infeksi
Defenisi : beresiko mengalami peningkatan terserang organisme patogenetik
a) Penyakit kronis
b) Efek prosedur invasif
c) Malnutrisi
d) Peningkatan paparan organisme patogen lingkungan
e) Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer
1) Gangguan peristaltik
2) Kerusakan integritas kulit
3) Perubahan sekresi Ph
4) Penurunan kerja siliaris
Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder :
a) Penurunan hemoglobin
b) Imunosupresi
c) Leukopenia
d) Supresi respon inflamasi
e) Vaksinasi tidak adekuat
Kondisi klinis terkait
a) AIDS
b) Luka bakar
c) Diabetes militus
d) Tindakan invasif
e) Gagal ginjal
f) Kanker
g) Penyakit obstruksi kronis
h) Penyalahgunaan obat
i) Gangguan fungsi hati
j) Ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW)

\
21
4) Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit
Defenisi : Beresiko mengalami perubahan kadar serum elektrolit
Faktor resiko :
a) Ketidakseimbangan cairan (mis,dehidrasi dan intoksikasi air )
b) Kelebihan volume cairan
c) Gangguan mekanisme regulasi (mis, diabetes)
d) Efek samping prosedur (mis, pembedahan)
e) Diare
f) Muntah
g) Disfungsi ginjal
h) Disfungsi regulasi endokrin

Kondisi Klinis Terkait

a) Gagal ginjal
b) Anareksia nervosa
c) Diabetes militus
d) Penyakit chron
e) Gastroenteritis
f) Cedera kepala
g) Kanker
h) Trauma multipel
i) Luka bakar
j) Anemia sel sabit
5) Defisit Nutrisi
Defenisi :Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
Penyebab
a) Ketidakmampuan menelan makanan
b) Ketidakmampuan mencerna makanan
c) Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
d) Peningkatan kebutuhan metabolisme
e) Faktor ekonomi (mis, finansial tidak mendukung)
f) Faktor psikologis (mis,stress,keengganan untuk makan )

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif

22
Objektif

1) Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif

1) Cepat kenyang setelah makan


2) Kram / nyeri abdomen
3) Nafsu makan menurun

Objektif

1) Bising usus hiperaktif


2) Otot pengunyah lemah
3) Otot menelan lemah
4) Membran mukosa pucat
5) Sariawan
6) Serum albumin turun
7) Rambut rontok berlebihan
8) Diare

Kondisi Klinis Terkait

1) Stroke
2) Parkinson
3) Mobius syndrome
4) Cerebal palsy
5) Cleft lip
6) Cleft palate
7) Amyotropic lateral sclerosis
8) Kerusakan neuromuskular
9) Luka bakar
10) Kanker
11) Infeksi
12) AIDS
13) Penyakit crohn’s

23
3. Intervensi

a. Tujuan

Kadar glukosa darah stabil yang di buktikan dengan kadar glukosa hemoglobin
glikosolasi,glukosa urin,dan keton urin. Tujuan untuk diagnosa ini mencegah kadar glukosa
darah yang tidak stabil,bukan hanya menejemen diabetes jangka panjang. Jadi tujuan ini
menjelaskan perawatan kaki,pemeriksaan mata,dan sebagainya.

b. Intervensi (NIC)
CATATAN : Intervensi NIC belum di hubungkan dengan diagnosis baru ini,beberapa
intervensi dibawah ini mungkin sesuai.

Manajemen Hiperglikemia : mencegah dan menangani kadar glukosa darah diatas nilai
normal.

Manajemen hipoglikemia : mencegah dan menangani kadar glukosa yang rendah.

Surveilans : mengumpulkan,menginterprestasi,dan menyintesis data pasien secara terarah


untuk mengambil keputusan klinis.

Penyuluhan proses penyakit : membantu pasien memahami informasi yang berhubungan


dengan proses penyakit tertentu.

Penyuluhan individual : merencanakan melakukan implementasi dan evaluasi program


penyuluhan yang di rancang untuk memahami kebutuhan khusus.

Penyuluhan program diet : mempersiapkan pasien untuk mengikuti dengan benar program
diet.

Penyuluhan obat resep : mempersiapkan pasien untuk menerima program medikasi secara
aman dan memantau efeknya.

Penyuluhan :keterampilan psikomotor : mempersiapkan pasien untuk melakukan


keterampilan psikomotor.

24
DAFTAR PUSTAKA

Aspiani, N. R. (2014). Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta: CV.TRANS INFO MEDIA.

DR.dr.Aru W Sudoyo, S.-K. (2009). ILMU PENYAKIT DALAM . Jakarta : InternalPublishing.

PPNI, T. P. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan.

25
26
PLAGIARISM SCAN REPORT

Words 513 Date September 13,2019


Characters 3961 Exclude Url

5% 95% 1 19
Plagiarized
Plagiarism Unique Unique Sentences
Sentences

Content Checked For Plagiarism

Latar Belakang Diabetes militus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya.Word Health organization (WHO) telah merumuskan bahwa DM sesuatu yang
tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban yang jelas dan singkat tetapi secara umum dapat
dikatakan sebagai suatu kumpulan problema anatomik dankimiawi akibat dari sejumlah faktor
dimana di dapat defiesiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin. Perubahan
dalam diagnosis dan klasifikasi DM terus-menerus terjadi baik dari WHO maupun American
Diabetes Association (ADA).Para pakar Indonesia bersepakat melalui PERKENI
(Perkumpulan Endrokinologi Indonesia)pada tahun 1993 untuk membicarakan standar
pengelolaan DM yang kemudian juga melakukan revisi konsensus tersebut pada tahun
1998,2002 yang menyesuaikan dengan perkembangan baru. Secara epidemologi diabetis tiidak
terdeteksi, mulai terjadinya diabetes adalah 7tahun sebelumnya diagnosis di ketahuin, sehingga
morbiditas dan mortalitas dini yang terjadi pada kasus tidak terdeteksi..Penelitian lain
menyatakan bahwa adanya urbanisasi,sehingga DM tipe2 bisa meningkat 5-10 kali karena
perubahan perilaku,.faktor resiko secara epidemiologi yaitu, : usia yang bertambah,dan akan
lebih banyak sehingga lebih lama terjadi obesitas, distribusi lemak tubuh, kurangnyaativitas
jasmani hiperinsulinemia.faktor di atas ini juga berinteraksi dengan beberapa faktor genetik
yang berhubungan dengan terjadinya DM tipe2.

27
Selain itu karena diabetes sudah merupakan suatu penyakit global dan menurut P.Zimmet
sudah merupakan suatu epidemi, banyak penelitian dilakukan untuk mencoba
mengatasinya.Saat ini terdapat berbagai penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki
kehidupan orang dengan diabetes, ada yang berusaha untuk mencari obat untuk menyembuhka.
ada pula yang mempelajari dampak diabetes pada beberapa populasi di dunia. Diabetes militus
atau kencing maniss adalah penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia yang terus-menerus
dan juga bervariasi, terutama setelah makan,Diabetes Militus merupakan keadaan hiperglikemi
kronik diikuti berbagai kelainan akibat gangguan hormonal, dan juga dapat menimbulkan
berbagai komplikasi kronik yang di serang yaitu mata, ginjal, dan pembuluh darah, dan juga
disertai lesi pada membran basalis di dalam pemeriksaan mikroskop elektron (Bilous, 2002).
Jumlah penduduk didunia yang sakit DM cenderung meningkat dari tahun ketahun. Hal ini
berkaitan dengan jumlah populasi meningkat, pola hidup, prevalensi obesitas meningkat dan
kegiatan fisik kurang (Smeltzer & bare,2002).Laporan dari WHO mengenai studi populasi DM
diberbagai negara,jumlah penderita diabetes militus pada tahun 2000 Indonesia menduduki ke4
terbesar dalam jumlah penderitadiabetesmilitus dengan prevalensi 8,4 juta jiwa, dan amerika
serikat (17,7 juta jiwa)(Darmono,2007). Pada tahun 2010 jumlah penderita diabetes militus
dengan prevalensi 8,4 juta jiwa.Urutan diatasanya adalah india (31,7 juta jiwa), china (20,8 juta
jiwa), dan amerika serikat (17,7 juta jiwa)(Darmono, 2007). Di prekdisikan di tahun 2010
jumlah penduduk yang ada di indonesia yang terkena DM menjadi 5 juta, dan didunia menjadi
239,9 juta.Dan akan diperkirakan juga pada tahun 2030 diabetes militus di indonesia
meningkat menjadi 21,3 juta. Angka penduduk yang merasakan sakit sampai juga kematian di
indonesia lebih meningkat setiap tahunnya.di karenakan gaya hidup penduduk yang mengarah
pada makanan siapsaji dan makanan serat berkarbohidrat (Depkes RI, 2006) Batasan Masalah
Pada asuhan keperawatan ini difokuuskan pada konsep penyakit Diabetes Militus dan konsep
asuhan keperawatan DM.. Rumusan Masalah Bagaimanakah asuhan keperawatan pasien yang
mengalami DM ?? Tujuan Tujuan umum Mahasiswa mampu menganalisis asuhan keperawatan
pasien yang mengalami Diabetes militus. Tujuan Khusus Memahami konsep penyakit DM
Memahami konsep asuhan keperawatan DM

28
Sources

Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik denganCompare text

*) Perubahan dalam diagnosis dan klasifikasi DM terus menerus terjadi baik oleh WHO
maupun American Diabetes Association (ADA). Para pakar di Indonesia pun bersepakat
melalui PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) pada tahun 1993 untuk
membicarakan...

https://www.scribd.com/document/373319217/Diabetes-Melitus-Merupakan-Suatu-Kelompok-
Penyakit-Metabolik-Dengan-Karakteristik-Hiperglikemia-Yang-Terjadi-Karena-Kelainan-
Sekresi-Insulin

Similarity

10%

29
PLAGIARISM SCAN REPORT

Words 835 Date September 13,2019

Characters 6456 Exclude Url

2
5% 95% 37
Plagiarized
Plagiarism Unique Unique Sentences
Sentences

Content Checked For Plagiarism

Definisi Diabetes militus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang di tandai oleh peningkatan kadar glukosa dalam darah
atau hiperglikemia.Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu yangada di dalam darah.Glukosa di bentuk dihati dari
makanan yang di konsumsi. Insulin yaitu suatu hormon yang di produksi oleh pankreas,mengendalikan kadar glukosa dalam darah
dalam mengatur produksi dan pemyimpananya (Brunerr,2002). Diabetes militus merupakan penyakit metabolik, memiliki tanda-tanda
yaitu hiperglikemia dan juga glukosuria, dan juga disertai dengan tidak adanya gejala klinik yang akut atau juga kronik,dan juga
akibat dari insulin yang kurang efektif yang ada di dalam tubuh,dan gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang
biasanya disertai gangguan metabolisme lemak dan protein (Askandar, 2001). Hyperglikemia di definisikan sebagai kadar glukosa
plasma puasa sama atau lebih dari 120mg/dl dan gula darah sewaktu (GDS) di atas 200mg/dl. (Askandar, 2001). Gangren adalah
proses atau keadaan yang di tandai dengan adanya mati atau nekrosis, namun secara mikrobiologis adalah proses nekrosis yang di
sebabkan oleh infeksi. (Askandar,2001). Gangren kaki diabetik adalah luka pada kaki yang merah kehitam-hitaman dan berbau
busuk akibat sumbatan yang terjadi di pembuluh darah sedang atau besar di tungkai.(Askandar,2001). Diabetes militus (DM) adalah
penyakit kronis progresif yang ditandai dengan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein, mengarah ke hiperglikemia kadar glukosa darah tinggi Diabetes Militus dapat berhubungan dengan komplikasi serius,
namun dengan orang DM dapat mengambil cara-cara pencegahan untuk mengurangi kemungkinan kejadian tersebut (Joyce
M.BLACK ,2014). ETIOLOGI DM memiliki etiologi yang heterogen, dimana berbagai lesi dapat menyebabkan insufisiensi
insulin,tetapi determinan genetik biasanya memegang peranan penting pada mayoritas Diabetes Militus. Faktor Penyebab DM yaitu :
Kelainan sel beta pancreas : hilangnya sel beta dan kegagalan sel beta melepas insulin. Faktor lingkungan yang mengubah fungsi
sel beta,yang dapat menimbulkan infeksi,dimana pemasukan karbohidrat,diproses secara berlebihan. Gangguan sistem imunitas
sistem ini dapat di lakukan oleh autoimunitas yang di sertai pembentukan se-sel antibodi antipankreatik dan mengakibtkan
kerusakan sel-sel penyekresi insulin,kemudian peningkatan kepekaan sel beta oleh virus. Kelainan insulin

30
. Pada pasien obesitas,terjadi gangguan kepekaan jaringan terhadap insulin akibat kurangnya reseptor insulin yang terdapat pada
membran sel yang responsir terhadap insulin. Tanda dan Gejala Poliuria dan polidipsia yang di sebabkan oleh osmolalitas serum
yang tinggi akibat kadar glukosa serum yang tinggi. Anoreksia (sering terjadi) atau polifagia (kadang-kadang terjadi).

Penurunan berat badan (biasanya sebesar 10% hingga 30%; penyandang diabetes tipe 1 secara khas tidak memiliki lemak pada
tubuhnya saat diagnosis di tegakkan) karena tidak terdapat metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang normal sebagai akibat
fungsi insulin yang rusak atau tidak ada. Sakit kepala,rasa cepat lelah,mengantuk,tenaga yang berkurang,dan gangguan pada
kinerja sekolah serta pekerjaan ; semua ini di sebabkan oleh kadar glukosa intrasel yang rendah. Kram otot, iritabilitas,dan emosi
yang labil akibat ketidakseimbangan elektrolit. Gangguan penglihatan,seperti penglihatan kabur,akibat pembengkakan yang di
sebabkan glukosa. Patirasa (baal) dan kesemutan akibat kerusakan jaringan saraf. Gangguan rasa nyaman dan nyeri pada
abdomen akibat neuropati otonom yang menimbulkan gastroparesis dan kontipasi. Mual, diare, atau kontipasi akibat dehidrasi dan
ketidakseimbangan elektrolit ataupun neuropati otonom. Infeksi atau luka pada kulit yang lambat sembuhnya; rasa gatal pada kulit..
Infeksi kandida yang rekuren pada vagina atau anus. Patofisiologi Pada individu yang secara genetik rentan terhadap diabetes tipe
1, kejadian pemicu, yakni kemungkinan infeksi virus akan menimbulkan produksi autoantibodi terhadap sel-el beta pankreas.
Destruksi sel beta yang diakibatkan menyebabkan penurunan sekresi insulin dan akhirnya kekurangan hormon insulin. Defisiensi
insulin mengakibatkan keadaan hyperglikemia,peningkatan lipolisis (penguraian lemak) dan katabolisme protein.karakteristikini
terjadi ketika sel-sel beta yang mengalami destruksi melebihi 90%. Diabetes melitus tipe2 merupakan penyakit kronis yang di
sebabkan oleh satu atau lebih faktor berikut ini, kerusakan sekresi insulin,produksi glukosa,yang tidak tepat di dalam hati,atau
penurunan sensitivitas resptor insulin perifer. Faktor genetik merupakan hal yang begitu signifikan,dan diabetes dipercepat oleh
keadaan obesitas dan juga gaya hidup sendentari (sering duduk).sekali lagi,stres juga dapat menjadi faktor penting. Diabetes
gestasional terjadi ketika seorang wanita yang sebelumnya tidak didiagnosa sebagai penyandang diabetes memperlihatkan
intoleransi glukosa selama kehamilannya. Hal ini dapat terjadi, jika hormon-hormon plasenta melawan balik kerja insulin
sehingga timbul resistensi insulin. Diabetes kehamilan merupakan faktor resiko yang signifikan bagi terjadinya diabetes
melitus tipe 2 di kemudian hari. Manifestasi Klinis Gejala klinis DM yang klasik : muka polidipsi, poliuri dan berat badan
mengikat (fase kompensasi ) apabila keadaan ini tidak segera di obati maka muncul segala decompensasi fase trias di bawah
ini di sebut dengan trias sindrom Diabetes Mielitus akut : Polidipsi Gejala

31
kronis yang sering adalah lemah badan, kesemutan, penurunan kemampuan seksual,penglihatan, kaku otot,dan sakit kepala
Berat badan, di susul dengan mual muntag dan ketoasidosis Diabetes Poli uri Gula darah puasa di atas 120mg/dl, gula darah
2 jam PP di atas 200mg/dl. Peningkatan kadar glukosa darah, di sebut hiperglikemia mengarah kepada manifestasi klinis
umum yang berhubungan dengan DM.pada DM tipe 1,onset manifestasi klinis mungkin tidak setara dengan kemungkinan
situasi yang mengancam hidup seperti biasanya terjadi (misal ketoasidosis diabetikum). Pada DM Tipe 2,onset manifestasi
klinis mungkin berkembang secara bertahap yang klien mencatat sedikit atau tanpa manifestasi klinis selama beberapa tahun.
Manifestasi klinis DM adalah peningkatan frekuensi buang air kecil (poliuria),peningkatan rasa haus dan minum(polidipsi),dan
karena penyakit berkembang ,penurunan berat badan meskipun lapar dan peningkatan makan (polifagi).

32
Sources

metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan...Compare text

insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada. metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga
gangguan metabolisme. lemak dan protein. ( Askandar, 2000 ). Gangren adalah proses atau keadaan yang ditandai
dengan adanya jaringan mati atau nekrosis...

https://www.scribd.com/doc/295606261/Diabetes-Melitus

Laporan pendahuluan tentang penyakit diabetes...Compare text

ð Faktor – faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel b, antara lain agen yang dapat menimbulkan infeksi, diet dimana
pemasukan karbohidrat dan gula yang diproses secara berlebihan, obesitas dan kehamilan. ð Gangguan sistem imunitas.

http://peszect.blogspot.com/2013/01/laporan-pendahuluan-tentang-penyakit_19.html

33
Similarity

10%

5%

PLAGIARISM SCAN REPORT

Words 825 Date September 13,2019

Characters 6549 Exclude Url

0
0% 100% 45
Plagiarized
Plagiarism Unique Unique Sentences
Sentences

Content Checked For Plagiarism

34
Klasifikasi Tipe 1 : diabetes melitus tergantung insulin ( Insulin Dependent Diabetes Melitus / IDDM ) Disebut juga Diabetes juvenillis.
Kurang lebih 5-10% penderita mengalami diabetes tipe 1 Pada diabetes jenis ini, sel-sel beta pankreas menghasilkan hormon
insulinyang di hancurkan oleh suatu proses outoimun. Sebagai akibatnya penyuntikan insulin di perlukan untuk mengendalikan kadar
glukosa darah. Etiologi mencakup faktor genetik, imunologik atau lingkungan (misalnya: virus ). Sering memiliki antibodi sel
langerhans.memiliki antibodi terhadap insulin sekalipun belum pernah mendapat terapi insulin.sedikit atau tidak mempunyai insulin
endogen. Memerlukan insulin untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Gejala biasanya mendadak dan terjadi pada usia kurang
lebih 30 tahun. Biasanya tubuh akan menjadi kurus saat sudah di diagnosis,dan dengan penurunan berat yang baru saja terjadi.
Cenderung mengalami ketosis jika tidak memiliki insulin. Komplikasi akibat hiperglikemia : ketoasidosis diabetik. Tipe II : Diabetes
Militus tidak tergantung insulin ( Non-Insulin Dependent Diabetes Militus /NIDDM). Kurang lebih 90-95 % penderita mengalami
Diabetes Tipe II Etiologi mencakup faktor obesitas,herediter atau lingkungan Tidak ada antibodi sel pulau lengerhans Penurunan
produksi insulin endogen atau peningkatan resistensi insulin Mayoritas penderita obesitas dapat mengendalikan kadar glukosa
darahnya melalui penerunan berat badan Agen hiplogikemia oral dapat memperbaiki kadar glukosa darah,bila modifikasi diet dan
latihan tidak berhasil Awitan terjadi di segala usia, biasanya di atas 30 tahun.biasanya bertubuh obesitas Diabetes ini sering di
temukan pada individu lebih dari 30 tahun dan obesitas Ketosis jarang terjadi,kecuali bila dalam keadaan stres atau menderita infeksi
Komplikasi akut : sydrom hiperosmoler nenketotik. Diabetes militus yang berhubungan dengan keadaan atau syndrom lainnya Di
sertai dengan keadaan yang diketahui atau dicurigai dapat menyebabkan penyakit : pankreatitis, kelainan hormonal, obat-obat
glukokortikoid dan preparat yang mengandung estrogen penyandang diabetes Bergantung pada kemampuan pancreas untuk
menghasilkan insulin, pasien mungkin memerlukan terapi dengan obat-obat atau insulin. Diabetes militus gestasional ( Gestional
Diabetes Militus /GDM) Awitan selama kehamilan biasanya terjadi pada trimester kedua atau ketiga Disebabkan oleh horman yang di
sekresikan plasenta dan menghambat kerja insulin Resiko terjadinya komplikasi perinatal di atas normal, khususnya makrosomia (
bayi yang secara abnormal berukuran besar) Mengatasinya dengan diet, dan juga suntik insulin jika diperlukan untuk
mempertahankan kadar glukosa darah normal Terjadi pada sekitar 2-5% dari seluruh kehamilan Intoleransi glukosa terjadi
sementara waktu tetapi juga dapat sembuh kembali, pada kehamilan berikutnya 30-40% yang akan mengalami diabetes yang nyata
(biasanya tipe II terjadi dalam waktu 10 tahun (khususnya jika obesitas) Faktor resiko mencakup: obesitas,usia di atas 30 tahun,
riwayat diabetes dalam keluarga,pernah melahirkan bayi besar (kurang lebih 4 ½ kg) Pemeriksaan skrining (tes toleransi glukosa )
harus di lakukan pada semua wanita hamil dengan usia kehamilan antara 24-28 minggu. Diabetes gestasional Diabetes gestasional
didapat pertama kali selama kehamilan dan mempengaruhi 4% dari semua kehamilan,faktor resiko terjadinya GDM adalah usia
tua,etnik,obesitas,multiparitas,riwayat keluarga,riwayat gestasional terdahulu. Karena terjadi peningkatan sekresi dari berbagai
hormon yang memiliki efek metabolik terhadap toleransi glukosa,jadi kehamilan merupakan suatu keadaan diabetogenik. Diabetes
tipe lain Kelainan genetik dalam sel beta,diabet sub tipe ini memiliki prevalensi familial yang tinggi dan bermanifestasi sebelum usia
14 tahun pasien sering kali obesitas dan resisten terhadap insulin. Kelainan genetik pada kerja insulin,menyebabkan sindrom
resistensi insulin menjadi berat Penyakit pada eksokrin pankreas menyebabkan pankreatitis kronik Penyakit endokrin seperti
syndrom chusing dan akromegali Obat-obat yang bersifat toksik Komplikasi Pasien dengan DM berisiko terjadinya komplikasi baik
bersifat akut maupun kronis diantaranya : Komplikasi akut Koma hiperglikemia disebabkan kadar gula sangat tinggi biasanya terjadi
pada NIDDM Ketoasidosis atau keracunan zat keton sebagai hasil metabolisme lemak dan protein terutama terjadi pada IDDM Koma
hipoglikemia ini terjadi akibat terapi insulin yang terlalu berlebih atau tidak bisa di kontrol Komplikasi kronis Mikroangiopati
(kerusakan pada saraf- saraf perifer) pada organ –organ yang mempunyai pembuluh darah kecil seperti pada : Retinopati diabetika
(kerusakan saraf retina dimata) sehingga mengakibatkan kebutaan Neuropati diabetika (kerusakan saraf-saraf parifer)
mengakibatkan baal/gangguan sensoris pada organ tubuh Nefropati diabetika (kelainan/kerusakan pada ginjal) dapat
mengakibatkan gagal ginjal. Makroangiopati Kelainan pada jantung dan pembuluh darah seperti miokard infark maupun
gangguan fungsi jantung karena arteriskelosis Penyakit vaskuler perifer Gangguan sistem pembuluh darah otak atau stroke
Gangren diabetika karena adanya neuropati dan terjadi luka yang tidak sembuh-sembuh. Disfungsi erektil diabetika Angka
kematian dan kesakitan dari diabetes terjadi akibat komplikasi seperti karena Hiperglikemia atau hipoglikemia Meningkatnya
resiko infeksi Komplikasi mikrovaskuler seperti retinopati, nefropati Komplikasi makrovakuler sepertipenyakit jantung

35
koroner, stroke (Tartowo, 2012). Ketoasidosis Diabetikum Ketoasidosis diabetikum merupakan salah satu komplikasi akut
diabetes militus akibat defisiensi (absolut ataupun relative) hormon insulin yang tidak di kenal dan bila tidak mendapat
pengobatan segera maka akan menyebabkan kematian. faktor yang dapat memicu keadaan ini adalah infeksi yang
merupakan pencetus paling sering karena pada keadaan infeksi kebutuhan tubuh akan insulin tiba-tiba meningkat.infeksi
yang paling sering di jumpai adalah infeksi saluran kemih dan pneumonia..faktor pencetus lain adalah infrak miokard akut dan
penghentian insulin. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain infrak miokrad akut,edema otak,kematian bisa terjadi walau
hanya 5% Ketoasidosis diabetic adalah keadaan dekompensasi-kekacauan metabolic yang di tandai oleh trias
hiperglikemia,asidosis,dan ketosis,terutama disebabkan oleh defisiensi insulin absolut atau relatif. Gejala yang muncul seperti
poliuri dan polidipsi,penglihatan kabur,kelemahan dan sakit kepala,nafas berbau aseton,mual,muntah,nyeri abdomen.

Sources Similarity

PLAGIARISM SCAN REPORT

Words 757 Date September 13,2019

Characters 5618 Exclude Url

0
0% 100% 30
Plagiarized
Plagiarism Unique Unique Sentences
Sentences

Content Checked For Plagiarism

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN Pengkajian Identitas Penderita diabetes militus bisa terjadi pada siapa saja baik anak-anak,
remaja, dan dewasa, baik laki – laki maupun perempuan,dan terjadi pada usia kurang lebih 30 tahun.tubuh kurus pada saat sudah
di diagnosis diabetes militus, dengan usia diatas 30 tahun,dan juga memiliki riwayat diabetes yang di derita oleh keluarga,dan juga
bisa di karenakan melahirkan bayi berukuran besar (kurang lebih 4 ½ kg) Status kesehatan saat ini Keluhan utama Penderita
mengeluh kesemutan pada kaki/tungkai bawah,rasa raba yang menurun,adanya luka yang tidak sembuh-sembuh dan
berbau,adanya nyeri pada luka Alasan masuk rumah sakit Penderita diabetes militus mengeluhkan penurunan

36
yang relatif singkat, badan terasa lemas, cepat lelah.penderita diabetes mengalami kehausan yang sangat berlebih (Barahan &
Jauhar 2013). Riwayat penyakit sekarang Penderita mengeluh kesemutan pada tungkai kaki sejak seminggu yang lalu,dan penderita
merasa berat badan menurun dengan drastis akhir-akhir ini,mudah lelah dan haus.dan penderita mempunyai luka pada kaki yang
tidak kunjung sembuh selama 1bulan sehingga keluarga membawa penderita ke rumah sakit. Riwayat kesehatan terdahulu Riwayat
penyakit sebelumnya Adanya penyakit DM atau penyakit-penyakit lain yang ada kaitannya dengan defisiensi insulin misalnya
penyakit pangkreas. Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan medis yang pernah di dapat
maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh penderita(Tartowo, 2012) Riwayart penyakit keluarga Dari genogram keluarga
bisanya terdapat salah satu anggota keluarga yang juga menderita DM atau penyakit keturunan yang dapat menyebabkan terjadinya
defisiensi insulin misal hipertensi, jantung (taqiyah, 2011) Riwayat pengobatan Pengobatan penderita diabetes militus tipe 1
menggunakan terapi injeksi insulin,eksogen harian untuk kontrol kadar glukosa gula darah. Pemeriksaan fisik Keadaan umum
Penderita masuk rumah sakit dengan keadaan glikemi,yaitu akibat dari reaksi penggunaan insulin yang kurang tepat.pasien juga
mengeluh kesemutan dan merasa gelisah. Tanda-tanda vital Pemeriksaan tekanan darah,nadi,suhu,turgor kulit,dan frekuensi
pernafasan. Body System Sistem Pernafasan : pasien mengatakan tidak ada keluhan batuk dan sesak napas.tidak ada tambahan
nafas,tidak mempunyai riwayat penyakit bronchitis,TB,asma.pernafasan 20x/menit,bunyi napas vesikuler,kesadaran komposmentis.
Sistem Kardiovaskuler Ictus kordis tidak terlihat,nadi perifer melemah,mengetahui ukuran jantung secara kasar. Sistem Persarafan
Terjadi penurunan sensoris,parasthesia,anastesia,letargi,mengantuk,reflex lambat. Sistem Perkemihan Retensi urin penderita
meningkat,rasa panas meningkat saat proses miksi Sistem Pencernaan Penderita mengalami mual muntah dan
dehidrasi,penyerapan juga terganggu sehingga berat badan menurun. Sistem Integumen Suhu kulit kering,warna kulit coklat sawo
matang Sistem Muskuluskeletal Penderita merasa cepat lelah,lemah dan nyeri Sistem Endokrin Autoimun menyerang sel beta
pankreas dan menyebabkan produksi insulin pada penderita tidak adekuat Sistem Reproduksi Anginopati menyebabkan gangguan
kualitas pada penderita Sitem Penglihatan Penderita masih bisa melihat dengan jelas. Karena biasanya pada pasien DM dengan
retinopati diabetik merupakan penyebab utama kebutaan pada pasien. Sistem Imun Area infeksi pada luka pasien sembuh secara
perlahan karena kerusakan pembuluh darah tidak membawa cukupmoksigen,sel darah putuih, zat gizi dan antibody ke tempat luka.
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan darah Glukosa darah puasa (GDP) : >120 mg/dl Glukosa darah 2 jam PP : >200 mg/dl
Glukosa darah GDA : >200 mg/dl Gula darah normal pada tubuh : Sebelum makan sekitar : 70-130 mg/dl 2 jam setelah makan :gula
darah normal kurang dari 140 mg/dl Setelah tidak makan atau puasa selama setidaknya 8 jam : kurang dari 100 mg/dl Menjelang
tidur : 100-140 mg/dl Urin Pemeriksaan urin reduksi biasanya 3x sehari di lakukan 30 menit sebelum makan dapat juga 4x sehari,
tetapi lebih lazim di lakukan 3x sehari sebelum makan, urin reduksi normal umumnya biru,bila tiap glukosa dalam urin.
Penatalaksanaan Penatalaksanaan DM berdasarkan diet Agen hipoglikemia pernyataan aktivitas fisik : Jika pasien mengalami
obesitas maka dietnya mengurangi kalori sampai berat badan menurun untuk mencegah hiperglikemia post prandial dan glukosuria
pasien diabetik tidak boleh makan karbohidrat berlebihan memeriksa semua makanan esensial (vitamin, mineral) latihan pada DM
seperti Gunakan alas kaki yang tepat, bila perlu alat pelindung kaki lainnya hindaridalam udara yang sangat panas dan dingin
Penatalaksanaan 3J Jadwal : mengatur jadwal pola makan penting untuk di terapkan dalam pengobatan diabetes. Pasien diabetes
memiliki jadwal 6 kali makan yang

terdiri dari 3 selingan.berikut jadwal makan pasien diabetes : Makan pagi jam 07.00 Camilan 1 jam 10.00 Makan siang jam 13.00

Camilan 2 jam 16.00 Makan malam jam 19.00 Camilan 3 jam 21.00 Jumlah : sebagai bentuk manajemen pengobatan
diabetes,pengaturan jumlah makan pasien diabetes harus dalam porsi yang kecil tapi sering.jumlah kalori per porsinya pu harus
di perhatikan.pembagian kalori setiap makan : Sarapan pagi = 20% kalori Camilan 1 = 10% kalori Siang = 25% kalori Camilan 2
= 10% kalori Malam = 25% kalori Camilan 3 = 10% kalori Jenis : jenis makanan akan berpengaruh pada kenaikan

37
kadar gula darah. Hindari jenis makanan yang mempunyai kadar glikemik tinggi,seperti jenis karbohidrat putih (beras
putih,tepung putih) gula,madu,dan sirup.lebih baik makanan yang memiliki serat tinggi,seperti buah-buahan dan sayuran.

Sources Similarity

PLAGIARISM SCAN REPORT

Words 596 Date September 13,2019

Characters 4866 Exclude Url

0
0% 100% 17
Plagiarized
Plagiarism Unique Unique Sentences
Sentences

Content Checked For Plagiarism

Diagnosa keperawatan Menurut PPNI diagnosa keperawatan diabetes militus yang muncul antara lain : Ketidakstabilan kadar

glukosa darah( Peningkatan gula darah kronis ) Defenisi : variasi kadar glukosa darah naik/turun dari rentang normal
Penyebab : Hiperglikemia Disfungsi pankreas Resistensi insulin Gangguan toleransi glukosa darah Gangguan glukosa darah
puasa Hipoglikemia Penggunaan insulin atau obat glikemik oral Hiperinsulinemia Endokrinopati Disfungsi hati Disfungsi ginjal
kronis Gejala dan tanda minor Subjektif Hipoglikemia Mengantuk Pusing Hiperglikemia Lelah atau lesu Objektif Hipoglikemia
Gangguan koordinasi Kadar glukosa dalam darah / urin rendah Hiperglikemia Kadar glukosa dalam darah/ urin tinggi Gejala
dan tanda minor Subjektif Hipoglikemia Palpitasi Mengeluh lapar Objektif Hiperglikemia Gemetar Kesadaran menurun
Perilaku aneh Sulit bicara Berkeringat Hiperglikemia Mulut kering Haus meningkat Hiperglikemia Jumlah urin meningkat
Resiko gangguan integrasi kulit / jaringan ( kulit pecah ) Defenisi : beresiko mengalami kerusakan kulit (dermis dan epidermis)
atau jaringan(membran mukosa,kornea,fasia,otot,tendon,tulang,kartilago) Faktor resiko Perubahan sirkulasi Perubahan status
nutrisi Kekurangan/kelebihan volume cairan Penurunan mobilitas Bahan kimia iritatif Suhu lingkungan yang ekstrim
Kelembapan Neuropati ferifer Perubahan hormonal Proses penuaan Kondisi klinis terkait Imobilisasi Gagal jantung kongetif
Gagal ginjal Diabetes militus Imunodefisiensi Kateterisasi jantung Resiko infeksi Defenisi : beresiko mengalami peningkatan
terserang organisme patogenetik Penyakit kronis Efek prosedur invasif Malnutrisi Peningkatan paparan organisme patogen
lingkungan Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer Gangguan peristaltik Kerusakan integritas kulit Perubahan sekresi Ph
Penurunan kerja siliaris Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder :

38
Penurunan hemoglobin Imunosupresi Leukopenia Supresi respon inflamasi Vaksinasi tidak adekuat Kondisi klinis terkait AIDS
Luka bakar Diabetes militus Tindakan invasif Gagal ginjal Kanker Penyakit obstruksi kronis Penyalahgunaan obat Gangguan
fungsi hati Ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW) Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit Defenisi : Beresiko mengalami
perubahan kadar serum elektrolit Faktor resiko : Ketidakseimbangan cairan (mis,dehidrasi dan intoksikasi air ) Kelebihan
volume cairan Gangguan mekanisme regulasi (mis, diabetes) Efek samping prosedur (mis, pembedahan) Diare Muntah
Disfungsi ginjal Disfungsi regulasi endokrin Kondisi Klinis Terkait Gagal ginjal Anareksia nervosa Diabetes militus Penyakit
chron Gastroenteritis Cedera kepala Kanker Trauma multipel Luka bakar Anemia sel sabit Defisit Nutrisi Defenisi :Asupan
nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme Penyebab Ketidakmampuan menelan makanan
Ketidakmampuan mencerna makanan Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien Peningkatan kebutuhan metabolisme Faktor
ekonomi (mis, finansial tidak mendukung) Faktor psikologis (mis,stress,keengganan untuk makan ) Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif - Objektif Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal Gejala dan Tanda Minor Subjektif Cepat
kenyang setelah makan Kram / nyeri abdomen Nafsu makan menurun Objektif Bising usus hiperaktif Otot pengunyah lemah
Otot menelan lemah Membran mukosa pucat Sariawan Serum albumin turun Rambut rontok berlebihan Diare Kondisi Klinis
Terkait Stroke Parkinson Mobius syndrome Cerebal palsy Cleft lip Cleft palate Amyotropic lateral sclerosis Kerusakan
neuromuskular Luka bakar Kanker Infeksi AIDS Penyakit crohn’s Intervensi Tujuan Kadar glukosa darah stabil yang di
buktikan dengan kadar glukosa hemoglobin glikosolasi,glukosa urin,dan keton urin. Tujuan untuk diagnosa ini mencegah
kadar glukosa darah yang tidak stabil,bukan hanya menejemen diabetes jangka panjang. Jadi tujuan ini menjelaskan
perawatan kaki,pemeriksaan mata,dan sebagainya. Intervensi (NIC) CATATAN : Intervensi NIC belum di hubungkan dengan
diagnosis baru ini,beberapa intervensi dibawah ini mungkin sesuai. Manajemen Hiperglikemia : mencegah dan menangani
kadar glukosa darah diatas nilai normal. Manajemen hipoglikemia : mencegah dan menangani kadar glukosa yang rendah.
Surveilans : mengumpulkan,menginterprestasi,dan menyintesis data pasien secara terarah untuk mengambil keputusan klinis.
Penyuluhan proses penyakit : membantu pasien memahami informasi yang berhubungan dengan proses penyakit tertentu.
Penyuluhan individual : merencanakan melakukan implementasi dan evaluasi program penyuluhan yang di rancang untuk
memahami kebutuhan khusus. Penyuluhan program diet : mempersiapkan pasien untuk mengikuti dengan benar program
diet. Penyuluhan obat resep : mempersiapkan pasien untuk menerima program medikasi secara aman dan memantau
efeknya. Penyuluhan :keterampilan psikomotor : mempersiapkan pasien

untuk melakukan keterampilan psikomotor.

39
Sources Similarity

Anda mungkin juga menyukai