Anda di halaman 1dari 18

UJIAN AKHIR SEMETER

PRANATA PEMBANGUNAN

OLEH:
MUHAMMAD ILHAM (4118210051)
MALLEKH ALIYY (4118210053)

AKBAR ANAS G. (4118210059)


I KADEK APRIMAS (4118210061)
RUMAYSHA KAMILIYA (4118210081)

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR


UNIVERSITAS PANCASILA
2019/2020
DAFTAR ISI

I. MATERI PERKULIAHAN PRANATA


PEMBANGUNAN……………… …………………………………..1
A. Kepranataan bangunan …………………………………. ……1
B. Profesi arsitek …………………………………………………...2
C. Kontrak proyek ………………………………………………….4
D. Peraturan bangunan dan lingkungan …………………………4
E. Cagar budaya ……………………….…………………………..5
F. Tender ……………………………………………………………6
G. Regulasi pengamanan bangunan terhadap kebakaran …… 7
H. Kaitan IMB, SLF dan engkajian teknis system utilitas……….8
II. GREEN ARSITEKTUR…………………………………………10
III. KEGAGALAN BANGUNAN………………………………………11
IV. DAFTAR PUSTAKA………….……………………………………16
MATERI PERKULIAHAN PRANATA PEMBANGUNAN
➢ KEPRANATAAN PEMBANGUNAN
PRANATA : NORMA atau aturan mengenai suatu aktifitas masyarakat yang khusus
(bersifat tertulis.

4 unsur kegiatan pembangunan


-manusia – kekayaan alam – modal – teknologi

Cara pandang proses pembangunan:


-growth (bertumbuh)
-struktural change (perubahan struktur)
-system approach (pendekatan system)
-technology (teknologi)

PRANATA PEMBANGUNAN DALAM ARSITEKTUR


Latar belakang historis arsitektur → sejak zaman purba manusia berusaha membuat
tempat untuk melindungi diri dari berbagai ancaman, baik ancaman cuaca, binatang
buas, musuh, dll, sehingga terbuatlah tempat tinggal mulai dari yang sangat primitive
seperti gua-gua hingga yg modern dengan berkembangnya daya cipta dan kreasi
manusia.

Macrus Vitruvius polio (lahir 80-70SM, meninggal setelah 15SM), umumnya dikenal
sebagai Vitruvius atau Vitruvi atau Vitruvio, seorang penulis, arsitek, insinyur sipil dan
insinyur militer Romawi selama abad ke-1 SM, yang dikenal karena naskah multi-
volumenya yang berjudul De architectura

Vitruvius adalah penulis dari De architectura, saat ini dikenal sebagai Sepuluh buku-Buku
tentang Arsitektur, sebuah risalah yang ditulis dalam bahasa Latin tentang arsitektur,
yang didedikasikan untuk kaisar Augustus. Dalam kata pengantar dari bukunya, Vitruvius
mendedikasikan tulisannya untuk memberikan pengetahuan pribadi dari kualitas
bangunan untuk kaisar.

Vitruvius terkenal untuk menyatakan dalam bukunya De architectura bahwa struktur


harus menunjukkan tiga kualitas firmitas, utilitas, dan venustas – yang artinya, harus
KOKOH, BERFUNGSI , dan ESTETIS . Ini kadang-kadang
disebut kebajikan Vitruvian atau Vitruvian Triad. Menurut Vitruvius, arsitektur adalah
tiruan dari alam. Seperti burung-burung dan lebah membangun sarang mereka, sehingga
manusia membangun perumahan dari bahan-bahan alami, yang memberi mereka tempat
berlindung terhadap unsur-unsur alam yang merusak. Ketika menyempurnakan seni
bangunan, orang-orang Yunani menemukan arsitektur
pesanan: Doric, Ionic dan Corinthian.

Rasa proporsi, dari anatomi tubuh manusia yang diuraikan dalam buku de architectura
digambar kemudian oleh Leonardo da Vinci: digambarkan sebagai lingkaran dan persegi
(fundamental pola-pola geometris dari cosmic order).

Leonardo da Vinci (lahir di Vinci, provinsi Firenze, Italia, 15 April 1452 – meninggal
di Clos Lucé, Perancis, 2 Mei 1519 pada umur 67 tahun)
adalah arsitek, musisi, penulis, pematung, dan pelukis Renaisans Italia. Ia digambarkan
sebagai arketipe "manusia renaisans" dan sebagai genius universal.

1
Masa sekarang dengan regulasi yang semakin tertata kompetensi dari pelaku-pelaku
pembangunan semakin jelas

Dari rangkaian tahapan proses konstruksi akan melibatkan berbagai unsur yang bekerja
bersama-sama dengan tujuan yang sama. Pelaku-pelaku yang berperan disini
diantaranya adalah:
Owner-konsultan-kontraktor-sub kontraktor-Tenaga kerja-supplier-pemerintah-bank dll

➢ PROFESI ARSITEK
DEFINISI ahli yang mampu melakukan peran dalam proses kreatif desain tata ruang dan
bentuk guna mewujudkan lingkungan binaan bagi masyarakat yang mempunyai latar
belakang pendidikan tinggi arsitektur dan atau setara mempunyai kompetensi Sertifikat
Keahlian Arsitek (SKA) yang diakui seuai ketentuan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) serta
melakukan profesi arsitek

lingkup pekerjaan seorang arsitek sangat luas, mulai dari lingkup interior ruangan, lingkup
bangunan, lingkup kompleks bangunan, sampai dengan lingkup kota dan regional.
Karenanya, lebih tepat mendefinisikan arsitek sebagai seorang ahli di bidang ilmu
arsitektur, ahli rancang bangun atau lingkungan binaan. Arsitek merancang bangunan
baru dan menyarankan perubahan untuk bangunan yang ada.

Arsitek membuat desain untuk proyek-proyek baru, perubahan dan pengembangan


ulang. Mereka menggunakan pengetahuan konstruksi khusus mereka dan keterampilan
menggambar tingkat tinggi untuk merancang bangunan yang fungsional, aman,
berkelanjutan dan estetis. Arsitek tetap terlibat selama proses konstruksi, mengadaptasi
rencana mereka sesuai dengan keterbatasan anggaran, faktor lingkungan atau
kebutuhan klien. Dengan demikian, mereka beroperasi sebagai bagian dari tim proyek
secara keseluruhan; mereka bekerja sama dengan berbagai profesional konstruksi dari
surveyor kuantitas untuk membangun layanan insinyur.

A. Tugas dan tanggung jawab arsitek


a. Menciptakan desain bangunan dan gambar yang sangat rinci baik dengan
tanagn atau computer.
b. Penghubung dengan professional konstruksi tentang kelayakan proyek
potensial
c. Perencanaan bangunan, dampak lingkungan dan anggaran proyek
d. Bekerja sama dengan tim profesional lain seperti insinyur bangunan,
manajer konstruksi, surveyor kuantitas dan teknologi arsitektur
e. Menulis dan penyajian laporan, proposal, aplikasi dan kontrak
f. Memilih material yang akan digunakan dan menetapkan persyaratan untuk
proyek
g. Beradaptasi rencana sesuai dengan keadaan dan menyelesaikan setiap
masalah yang mungkin timbul selama konstruksi
h. Memastikan proyek ini berjalan sesuai jadwal dan anggaran
i. Memainkan bagian dalam proyek dan tim manajemen

B. Kompetensi umum yang di butuhkan arsitek


a. Keterampilan komunikasi yang baik, baik tertulis maupun lisan
b. Tingkat kreativitas yang tinggi, imajinasi dan visi
c. Minat dalam lingkungan dibangun dan dedikasi untuk melihat proyek-
proyek pada kesimpulan mereka

2
d. Kesediaan untuk bekerja berjam-jam, di bawah waktu dan tekanan
anggaran
e. Mendesain dan drafting yang sangat baik keterampilan dan kemampuan
dengan dibantu komputer desain (CAD)
f. Kemampuan matematika yang kuat
g. Mata yang tajam untuk detail dari tugas-tugas tertentu, dikombinasikan
dengan pemahaman tentang spesifik bagaimana seperti cocok dengan
proyek secara keseluruhan
h. Organisasi, manajemen proyek dan perencanaan keterampilan, termasuk
kemampuan untuk menyulap beberapa tugas
i. Pikiran analitis dengan kemampuan pemecahan masalah yang sangat
baik
j. Keterampilan kepemimpinan serta kemampuan untuk bekerja dengan baik
dalam tim profesional lainnya

C. Program untuk menjadi arsitek professional:


a. PROGRAM ORIENTASI ORGANISASI & PROFESI
Merupakan acara bagi calon anggota IAI untuk mengikuti orientasi
pengenalan organisasi antara lain AD /ART serta kode etik arsitek dan
kaidah tata laku profesi arsitek
b. PROGRAM KOLEKTIF SERTIFIKASI KEAHLIAN ARSITEK (SKA) & ITPB
Sebagai salah satu persyaratan memperoleh IPTB adalah arsitek harus
memiliki SKA , memperhatikan perkembangan dewasa ini serta tuntutan
terhadap kemudahan dalam pengurusan IPTB dan SKA ,maka program
kolektif ini bertujuan untuk mendorong pelaku perencana arsitektur
(arsitek) untuk dapat mengurus administrasi lebih cepat,efisien dan tepat
waktu
c. PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
Arsitektur merupakan perpaduan antara seni dan teknologi , dimana
keduanya selalu mengalami perubahan ,kemajuan dan pengembangan
agar dapat menjamin kompetensi sacara terus menerus. Para arsitek
diwajibkan melakukan proses belajar seumur hidup untuk menjaga
,memelihara ,meningkatkan atau menambah pengetahuan dan
keterampilan.
D. Kompetensi SKA arsitek IAI
a. Perancangan Arsitektur
b. Pengetahuan arsitektur
c. Pengetahuan seni
d. Perencanaan & perancangan kota
e. Hubungan antara manusia ,bangunan danlingkungan .
f. Pengegtahuan daya dukung lingkungan
g. Peran Arsitek di masyarakat
h. Persiapan pekerjaan perancangan
i. Pengertian masalah antar disiplin.
j. Pengetahuan fisik dan fisika bangunan
k. Penerapan Batasan Anggaran & Peraturan Bangunan
l. Pengetahuan Industri konstruksi dalam Petrencanaan
m. Pengetahuan manajemen proyek
Terbagi atas 3 tingkatan, sesuai dengan tingkatan pengalaman dan keahliannya
1. Arsitek pratama → Perencana bangunan rumah tinggal & bangunan
sederhana maksimal 2 lantai

3
2. Arsitek madya → Perencana bangunan hingga kompleksitas sedang
maksimal 4 lantai
3. Arsitek utama → Perencana bangunan hingga kompleksitas tinggi (High
rise building)

➢ KONTRAK PROYEK
DEFINISI perjanjian antara pihak-pihak seperti owner (pemberi tugas) dengan kontraktor
yang diikat dalam suatu kontrak kerja.

Regulasi yuridis (peraturan hukum) kontrak kerja proyek konstruksi diatur oleh pihak-
pihak yang terlibat dan sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku (KUHAP pasal 1601 b). Kontrak kerja proyek konstruksi ini , berupa
dokumen tertulis dan wajib menjelaskan tentang kesepakatan keselamatan umum dan
tertib bangunan , karena suatu proyek konstruksi merupakan pekerjakan dengan resiko
tinggi

A. Jenis kontrak proyek konstruksi


a. Kontrak Rancang Bangun (Design & Build Contarc)
b. Kontrak Putar Kunci ((Turn Key Contrac)
c. Build Operate & Transfer (BOT)
d. Build Operate & Own ( BOO)
e. Build Lease & Transfer (BLT)
B. 13 item yang harus ada dalam kontrak jasa konstruksi:
a. Identitas para pihak yang berkontrak
b. Rumusan pekerjaan.
c. Masa pertanggungan dan/atau pemeliharaan, yang memuat jangka waktu
pertanggungan atau pemeliharaan yang menjadi tanggung jawab
penyedia jasa.
d. Gambaran tentang tenaga ahli, baik mengenai jumlah, kualifikasi keahlian,
dan klasifikasi pekerjaan jasa kontruksi yang akan dilakukan.
e. Hak dan kewajiban para pihak. Misalnya, di satu sisi pengguna jasa
berhak untuk memperoleh hasil konstruksi; di sisi lain berkewajiban
memenuhi isi perjanjian seperti membayar penyedia jasa.
f. Cara pembayaran. Dalam kontrak harus diatur bagaimana pembayaran
proyek dilakukan.
g. Aturan mengenai cedera janji (wanprestasi). Kontrak harus memuat
tanggung jawab salah satu pihak jika isi perjanjian tidak dilaksanakan
sesuai apa yang disepakati.
h. Klausula penyelesaian sengketa.
i. Pemutusan kontrak kerja konstruksi.
j. Kondisi-kondisi yang dikualifikasi sebagai keadaan memaksa atau force
majeur.
k. Klausula mengenai kegagalan bangunan.
l. Klausula mengenai perlindungan pekerja.
m. Klausula mengenai pemenuhan kewajiban yang berkenaan dengan
lingkungan, seperti Amdal.

➢ PERATURAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN


A. Ketentuan yang mengatur perencanaan kota harus:
1. Sesuai dengan jenis peruntukan & penggunaan yg ditentukan

4
2. Memenuhi/tidak melampaui Batasan intensitas Bangunan yang ditentukan
3. Jaringan sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki (pedestrian) tersedia dengan baik
4. Memenuhi penyediaan fasilitas pendukung dan atau fasilitas umum sesuai
ketentuan termasuk pula sarana dan prasarana untuk transportasi umum,shelter,
jembatan penyeberangan dan sebagainya bila diperlukan
5. Memenuhi ketentuan2 tentang penanggulangan bahaya banjir dan bahaya
kebakaran baik pada /di dalam persil/lingkungan sekitarnya.
6. Memenuhi panduan Rancang Kota (URBAN DESIGN Guide Line) yang
ditetapkan pada kawasan tersebut.
7. Memenuhi ketentuan tentang pemugaran bangunan maupun pemuguran
lingkungan yang ditetapkan.
B. Pertimbangan arsitektur kota dan lingkungan
Pertimbangan ini bertujuan untuk memberikan arah agar hasil perencanaan fisik
dapat optimal pada pembentukan ruang-ruang kota ,yang antara lain mencakup :
1. Orientasi dan keselarasan konfigurasi massa bangunan (building massing)
didalam daerah perencanaan maupun dengan lingkungan sekitarnya.
2. Keindahan,kenyamanan, kesehatan dan keamanan lingkungan
3. Keserasian nilai-nilai arsitektur baik di dalam daerah perencanaan maupun
dengan lingkungan sekitarnya.
4. Penyediaan sarana2 umum (public use, common use dst)dalam rangka
memperindah kota ,antara lain plazaumum, koridor umum dan trotoir internal di
dalam daerah perencanaan tersebut
5. Penyediaan sarana hijau antara lain berupa taman, penanaman pohon-pohon
peneduh dan seterusnya untuk memperkuat pembentukan lansekap kota dan
ruang terbuka kota.
6. Keserasian antara massa bangunan lama yang dipertahankan dengan massa
bangunan baru, apalagi bangunan lama termasuk bangunan yang dilindungi
oleh undang-undang Pemugaran

➢ CAGAR BUDAYA
DEFINISI warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan
Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar
Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki
nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan
melalui proses penetapan.

Pada UU NO. 11 TAHUN 2010 BAB 3 PASAL 5


Benda, bangunan, atau struktur dapat diusulkan sebagai Benda Cagar Budaya,
Bangunan Cagar Budaya, atau Struktur Cagar Budaya apabila memenuhi kriteria:
a) berusia 50 (lima puluh) tahun atau lebih;
b) mewakili masa gaya paling singkat berusia 50 (lima puluh) tahun;
c) memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau
kebudayaan; dan
d) memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa.

Terdapat batasan pengertian tentang istilah-istilah dasar yang`disepakati dalam Piagam


Burra sebagai berikut :
Konservasi adalah segenap proses pengelolaaan suatu tempat agar makna kultural
yang dikandungnya terpelihara dengan baik . Konservasi dapat meliputi seluruh kegiatan
pemeliharaan dan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat , mencakup kegiatan
preservasi ,restorasi ,rekonstruksi , adaptasi dan revitalisasi .

5
a. Preservasi : adalah pelerstarian suatu tempat persis seperti keadaan aslinya tanpa
ada perubahan ,termasuk upaya mencegah penghancuran
b. Restorasi/rehabilitasi : adalah mengembalikan suatu tempat ke keadaan semula
dengan menghilangkan tambahan-tambahan dan memasang komponen semula
tanpa menggunakan bahan baru .
c. Rekonstruksi : adalah mengembalikan suatu tempat semirip mungkin dengan
keadaan semula ,dengan menggunakan bahan lama maupun bahan baru
d. Adaptasi / Revitalisasi : adalah merubah tempat agar dapat digunakan untuk fungsi
yang lebih sesuai . Yang dimaksud fungsi yang lebih sesuai adalah kegunaan yang
tidak menuntut perubahan drastis ,atau yang hanya memerlukan sedikit dampak
minimal
e. Demolisi : adalah penghancuran atau perombakan suatu bangunan yang sudah rusak
atau membahayakan
Berdasarkan UU no 11 thn 2010 ,Pasal 4 Lingkup Pelestarian Cagar Budaya meliputi :
a. Perlindungan Merupakan upaya mencegah dan menanggulangi dari kerusakan
,kehancuran ,atau kemusnahan dg cara penyelamatan , pengamanan, zonasi
,pemeliharaan dan Pemugaran cagar budaya.
b. Pengembangan , merupakan peningkatan potensi nilai, informasi , dan promosi
Cagar budaya serta pemanfaatannya melalui penelitian ,revitalisasi, dan adaptasi
secara berkelanjutan , serta tidak bertentangan dengan tujuan pelestarian
c. Pemanfaatan , merupakan pendayagunaan Cagar Budaya untuk kepentingan
sebesar-besar kesejahteraan rakyat dengan tetap mempertahankan kelestariannya

➢ TENDER (PROSEDUR DAN PROSES PELELANGAN)


Proses dan prosedur pelelangan dapat dijelaskan dengan diagram sebagai be-rikut:
Prakwalifikasi,Pengumuman pelelangan, Penjelasan pekerjaan, Pembukaan ten-der,
Proses evaluasi tender, Penetapan dan pembukaan pemenang.
A. Prakwalifikasi
Untuk mengidentifikasi kemampuan (modal kerja, jumlah tenaga ahli, jumlah
peralatan, pengalaman kerja dan fasilitas kerja) dan ruang ling-kup pekerjaan
(bidang2 keahlian pekerjaan yang dikuasai oleh badan2 tersebut), maka diperlukan
prakwalifikasi badan2/organisasi seperti konsultan perencana, pengawas maupun
pemborong.
B. Pengumuman pelelangan
memakai iklan di media massa yang ditujukan kepada publik seperti misalnya lewat
surat kabar, majalah teknis profesi dsbnya. Bila proyeknya bersifat internasional,
maka iklannya dibuat dalam bahasa inggris dan juga lewat bantuan kedutaan asing
yang ada.
a) Tender terbuka → adalah tender yang diumumkan kepada 6ublic, dimana
pekerjaan proyek tersebut dapat dikerjakan oleh umum. Tentunya oleh badan-
badan yang sudah lulus prakwalifikasi. Biasanya tender terbuka dilakukan oleh
proyek-proyek pemerintah dan perusahaan swasta yang besar. Dalam
undangan untuk tender terbuka yang diiklankan, disebutkan antara lain apa
hakekat pekerjaannya, siapa pemiliknya, dan siapa pemberi dananya (misalnya
dana proyek yang dipinjam dari bank luar negeri). Para peminat dapat mengambil
dokumen tender dari proyek yang akan dilelang dan setelah mempelajarinya
sampailah pada tahapan yang ketiga yaitu Rapat Penjelasan Pekerjaan.
b) Tender tertutup → dimana pekerjaan yang akan di-lelangkan hanya dapat
dikerjakan oleh beberapa badan yang sudah dikenal dan memiliki kekhususan
tersendiri (keahlian khusus yang belum dimiliki badan lain). Pemberitahuannya

6
lewat surat undangan/ seca-ra lisan , lewat telepon dsbnya. Proyek kons-truksi
dgn cara tender tertutup ini banyak di-lakukan oleh pihak swasta dan pemerintah
yg membangun proy yg sifatnya rahasia.

C. Penjelasan pekerjaan
tatap muka antara para peminat pekerjaan/calon kontraktor dengan pihak pemilik.
Dalam hal ini pemilik diwakili oleh konsultan perencana. Biasanya untuk proyek2
pemerintah rapat ini diseleng-garakan oleh panitia pelelangan. Pembicaraan berkisar
kepada dua bidang yaitu bidang administratif dan bidang teknis proyek.
a) Bidang administrative
dijelaskan akan persyaratan persyaratan yang tercantum dalam dokumen
tender seandainya terdapat hal hal yang masih meragukan misalnya tentang
syarat2 pelelangan, bentuk surat penawaran, referensi bank, NPWP dan lain-
lain.
b) Bidang teknis
dijelaskan antara lain modifikasi baru atau ukuran ukuran gambar yang tidak
cocok dengan yang tertulis dalam spesifikasi teknis pelaksanaan, gambar2
konstruksi yang sulit dimengerti/dibaca serta kesalahan2 tulis yang terjadi.
D. Pembukaan tender
semua calon peserta membawa penawarannya dan dimasukkan ke dalam kotak
pelelangan yang telah disediakan dan dilakukan sebelum tender dibuka. Kemudian
pemasukan surat2 penawaran dinyatakan ditutup, barumasing2 amplop penawaran
dibuka satu persatu dihadapan yang hadir. Rekanan yang ikut dalam penawaran
pekerjaan pemborongan ini diharuskan untuk memberi-kan jaminan tender
(Tender/Bid-Bond) kepada pemilik sebagai pernyataan mereka sungguh-sungguh.
E. Proses evaluasi tender
Pada proyek2 yang besar, kadang2 terdapat data penawaran yang meragukan dan
umumnya calon kontraktor dimintai keterangan secara tertulis (clarification letters).
Jangka waktu evaluasi bisa memakan waktu beberapa hari atau lebih. Sistem
evaluasi bisa bermacam-macam caranya dan umumnya cara yang banyak dipakai
yaitu dg cara sistem bobot/sistem skoring.
F. Penetapan dan pembukaan pemenang
Calon kontraktor yang paling banyak mengum-pulkan angka biasanya yang ditunjuk
sebagai calon pemenang. panitia Pelelangan mengumumkan hasilnya. Bila tidak ada
sanggahan atau penolakan atau apabila semua sanggahan telah dijawab maka tugas
pa-nitia Pelelangan telah selesai.

➢ REGULASI PENGAMANAN BANGUNAN TERHADAP KEBAKARAN


Dasar regulasi menyangkut masalah keamanan terhadap bahaya kebakaran dan
bencana umum lainnya:
a. UU 1928 tahun 2002 tentang bangunan Gedung
b. UU no 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
c. Kepmen PU no 10 /KPTS/2000 tentang ketentuan Teknis Pengamanan terhadap
kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
d. Kepmen PU no 11 /KPTS/2000 tentang ketentuan teknis tentang Manajemen
penanggulangan Kebakaran di Perkotaan.
e. Kepmen PU no 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
f. SKBI tentang Pencegahan Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung
g. SNI tentang Proteksi kebakaran (32 Judul) ada di lampiran

C. System proteksi aktif

7
Sistem proteksi kebakaran aktif berupa alat atau instalasi yang disiapkan untuk
mendeteksi dan/ atau memadamkan kebakaran, di antaranya:
a) Sistem deteksi dan alarm kebakaran (otomatis atau manual)
b) Sistem sprinkler otomatis
c) Sistem hydrant
d) Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
D. System proteksi pasif
Sistem proteksi kebakaran pasif berupa alat, sarana atau metode/ cara
mengendalikan asap, panas maupun gas berbahaya apabila terjadi kebakaran, di
antaranya:
a) Semua jalan keluar dan komponen2 nya (exit sign,lighting, pintu kebakaran
,alat bantu evakuasi dsb)
b) Pertimbangan /pembatasan bahan mudah terbakar (combustibility)
c) Kontruksi atau struktur tahan api (fire rating) dan kompartemenisasi
termasuk komponen-komponennya ( fire damper, fire stoping dan fire seal
d) Sistem Pengendalian & manajemen asap baik natural maupun mekanikal
E. Fire safety management
a) Pemeriksaan dan pemeliharaan peralatan proteksi kebakaran
b) Pembentukan team fire & emergency
c) Pembinaan dan pelatihan team fire & emergency
d) Penyusuan Fire Emergency Plan (FEP)
e) Latihan kebakaran dan evakuasi (Fire & evacuation drill)
f) Penyusunan SOP pelaksanaan kerja yang aman (hot works dll)
g) Pelaksanaan Fire safety audit (walk through,preliminary,comprehensive)
h) Penetapan Pusat Kendali keadaan darurat

➢ KAITAN IMB, SLF DAN PENGKAJIAN TEKNIS SISTEM UTILITAS BANGUNAN


GEDUNG
B. Persyaratan keandalan bangunan Gedung
1. Keselamatan → kemampuan bangunan gedung untuk mendukung beban
muatan, serta kemampuan bangunan gedung dalam mencegah dan
menanggulangi bahaya kebakaran dan bahaya petir
a) Struktur dan bahan
b) Instalasi dan kebakaran
c) Proteksi kebaran (pasif, aktif, MPK)
d) System kelistrikan
e) System keamanan terhadap bahan ledak
f) Proteksi petir
g) Komunikasi darurat dalam bangunan Gedung
h) Pencahayaan darurat, tanda arah, system peringatan bahaya
2. Kesehatan → persyaratan sistem penghawaan, pencahayaan, sanitasi, dan
penggunaan bahan bangunan Gedung
a) Ventilasi
b) Pencahayaan
c) Sanitasi
d) Instalasi gas medik
e) Penyaluran air hujan
f) Sampah
g) Bahan bangunan
3. Kenyamanan → kenyamanan ruang gerak dan hubungan antarruang, kondisi
udara dalam ruang, pandangan, serta tingkat getaran dan tingkat kebisingan

8
a) Kenyamanan ruang gerak
b) Kondisi udara
c) Kenyamanan pandangan
d) Kenyamanan getaran
e) Kenyamanan kebisingan
4. Kemudahan → kemudahan hubungan ke, dari, dan di dalam bangunan gedung,
serta kelengkapan prasarana dan sarana dalam pemanfaatan bangunan
Gedung
a) Hubungan horizontal
b) Hubungan vertical
c) Sarana evakuasi
d) Aksesibilitas
e) Prasarana/sarana dalam bangunan Gedung

C. PEMERIKSAAN TERHADAP KONDISI BANGUNAN DAN LINGKUNGAN


1. Structural (retak, korosif, deformasi, dll)
2. Arsitektural (standar dan fungsi ruang, penampilan bangunan, dll)
3. Mekanikal dan elektrikal (kebocoran, gangguan listrik, komuniaksi, dll)
4. Ruang luar (genangan air, selokan, tanaman, jalan setapak, dll)
5. Gangguan hama (tikus, rayap,dll)

9
GREEN ARSITEKTUR
Green Architecture adalah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh
buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang
lebih baik dan lebih sehat yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan
sumber daya alam secara efisien dan optimal.
Konsep Green Architecture bertanggung jawab terhadap lingkungan, memiliki tingkat
keselarasan yang tinggi antara strukturnya dengan lingkungan, dan penggunaan sistem
utilitas yang sangat baik.
Bagaimana prinsip bangunan berkonsep “Green Architecture”?
Prinsip – Prinsip bangungan yang berkonsep Green Architecture adalah sebagai
berikut:
1. Hemat Energi / Conserving Energi: pengoperasian bangunan harus
meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik (sebisa mungkin
memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan)
2. Memperhatikan kondisi iklim / Working with Climate: mendisain bangunan
harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan sumber energi
yang ada.
3. Minimizing new resources: mendisain dengan mengoptimalkan kebutuhan
sumber daya alam tersebut tidak habis dan dapat digunakan di masa
mendatang/ penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi
ekosistem dan sumber daya alam.
4. Tidak berdampak negatif bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni
bangunan tersebut/ Respect for site: Bangunan yang akan dibangun,
nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti
bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak
berubah. (tidak merusak lingkungan yang ada).
5. Merespon keadaan tapak dari bangunan/ Respect for user : Dalam
merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan
memenuhi semua kebutuhannya.
6. Menetapkan seluruh prinsip – prinsip green architecture secara keseluruhan /
Holism: Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita pergunaan sesuai
kebutuhan bangunan kita.

Lalu, bagaimana sifat dari arsitektur berkonsep “Green Architecture”?


Sifat – sifat bangunan berkonsep “Green Architecture” adalah sebagai berikut:
A. Sustainable (berkelanjutan)
Berkelanjutan berarti bangunan arsitektur hijau tetap bertahan dan berfungsi seiring
zaman, konsisten terhadap konsepnya yang menyatu dengan alam tanpa adanya
perubahan – perubahan yang sigifikan tanpa merusak alam sekitar.

B. Earthfriendly ( ramah lingkungan)


Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan berkonsep arsitektur hijau
apabila bangunan tersebut tidak bersifat ramah lingkungan.

C. High Performance Building.


Bangunan berkonsep arsitektur hijau mempunyai satu sifat yang tidak kalah
pentingnya dengan sifat – sifat lainnya. Sifat ini adalah High Performance Building.

10
KEGAGALAN BANGUNAN
DEFINISI Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi Pasal 1
ayat 6 bahwa yang dimaksud dengan kegagalan bangunan adalah keadaan bangunan yang
setelah diserah-terimakan oleh penyedia jasa kepada pengguna jasa menjadi tidak
berfungsi baik sebagian atau secara keseluruhan dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam kontrak kerja konstruksi atau pemanfaatannya yang menyimpang
sebagai akibat kesalahan penyedia dan/atau pengguna jasa.

Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang


Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Pasal 34 mendefinisikan kegagalan bangunan adalah
keadaan bangunan yang tidak berfungsi, baik keseluruhan maupun sebagian dari segi
teknis, manfaat, keselamatan dan kesehatan kerja dan atau keselamatan umum sebagai
akibat kesalahan Penyedia dan/atau Pengguna setelah penyerahan akhir pekerjaan
konstruksi (FHO, Final Hand Over).
BERBAGAI PERATURAN PEMERINTAH YANG RELEVAN:
1. UUJK No. 2/2017 tentang Jasa Konstruksi.
2. Kepmen PU no 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap
Bahaya Kebakaran pada Bangunan dan Lingkungan, serta Kepmen PU no
11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di
Perkotaan.
3. UU No. 28/2002 tentang Bangunan Gedung.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun2005 tentang Peraturan pelaksanaan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor28 tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung
5. UU No. 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana
6. UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang
RESIKO KEGAGALAN BANGUNAN YANG DAPAT TERJADI:
a) Kebakaran
b) Gempa
c) Banjir
d) Tidak berfungsi nya system bangunan/building system
TINJAUAN KASUS KEGAGALAN BANGUNAN PADA GEDUNG:
1.Komponen Pondasi
b. Struktur Pondasi
c. Stabilitas dan Kekuatan Tanah
d. Struktur Penunjang / Pengaku Pondasi
2. Struktur Utama Bangunan
a. Kekuatan dan Kekakuan Kolom dan Dinding Penopang
b. Kekuatan dan Kekakuan Balok dan Plat
3. Atap Bangunan
a. Hubungan Kolom dan Kaki rangka Atap
b. Kekakuan, kekuatan dan keawetan rangka Atap
c. Pemasangan penutup atap

11
PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB:
1. Penyedia jasa, dan/atau
2. Pengguna jasa.
JANGKA WAKTU DALAM PERTANGGUNG JAWABAN KEGAGALAN BANGUNAN:
a) Penyedia jasa : sesuai dg umur rencana konstruksi yg dicantumkan dalam
Kontrak;maksimum 10 tahun sejak FHO (ST 2).
b) Pengguna jasa : setelah jangka waktu pertang-gung jawaban penyedia jasa,
harus dicantumkan dlm Kontrak.
Jangka waktu pertanggung jawaban Kegagalan Bangunan wajib ditetapkan oleh Perencana
di dlm Dokumen Perencanaan dan Dokumen Lelang.
1. Kegagalan Bangunan krn kesalahan perencana: Perencana bertanggung jawab atas
ganti rugi sebatas hasil perencanaannya yg belum diubah.
2. Kegagalan Bangunan krn kesalahan pelaksana: Pelaksana dikenakan sanksi dan
ganti rugi.
3. Kegagalan Bangunan krn kesalahan pengawas: Pengawas dikenakan sanksi dan
ganti rugi.
Pertanggung jawaban
1. Penyedia Wajib mengganti atau memperbaiki kegagalan bangunan yang disebabkan
kesalahan penyedia jasa
2. Penyedia Jasa wajib bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan dalam jangka
waktu yang ditentukan sesuai dengan rencana umur konstruksi paling lama 10
(sepuluh) tahun terhitung sejak penyerahan akhir layanan Jasa Konstruksi
3. Pengguna Jasa bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan yang terjadi setelah
jangka waktu yang telah ditentukan
4. Jangka waktu pertanggung jawaban atas Kegagalan Bangunan harus dinyatakan
dalam Kontrak Kerja Konstruksi.
PENILAI AHLI yang dalam melakukan pekerjaannya tidak sesuai pasal 62 (2):
1. Peringatan tertulis
2. Pemberhentian dari tugas; dan/atau
3. Dikeluarkan dari daftar penilai ahli teregistrasi.
PENYEDIA JASA yang tidak memenuhi kewajiban utk mengganti/ memperbaiki kegagalan
bangunan sesuai Pasal 63:
1. Peringatan tertulis
2. Denda administratif
3. Penghentian sementara kegiatan layanan Jasa Konstruksi;
4. Pencantuman dalam daftar hitam
5. Pembekuan izin; dan/atau
6. Pencabutan izin.
KEGAGALAN BANGUNAN DI TETAPKAN OLEH PENILAI AHLI. PENILAI AHLI DI
TETAPKAN OLEH MENTERI.

12
Syarat Penilai Ahli :
1. Mempunyai sertifikat Kompetensi Kerja pd jenjang ahli yg sesuai
2. Memiliki pengalaman sbg perencana, pelaksana, dan/atau pengawas yg sesuai
3. Terdaftar sbg Penilai Ahli di kementerian
Tugas Penilai Ahli :
1. Menilai tingkat kepatuhan thd Standar K4
2. Menetapkan penyebab Kegagalan Bangunan
3. Menetapkan tingkat keruntuhan dan/atau tidak berfungsinya bangunan
4. Menetapkan pihak yg bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan
5. Melaporkan hasil penilaian
6. Memberikan rekomendasi kebijakan kpd Menteri untuk pencegahan terjadinya
Kegagalan Bangunan.
STANDAR KEAMANAN, KESELAMATAN, KESEHATANM DAN KEBERLANJUTAN,
PALING SEDIKIT MELIPUTI:
a. Standar mutu bahan;
b. Standar mutu peralatan;
c. Standar keselamatan dan kesehatan kerja;
d. Standar prosedur pelaksanaan Jasa Konstruksi;
e. Standar mutu hasil pelaksanaan jasa konstruksi;
f. Standar operasi dan pemeliharaan;
g. Pedoman pelindungan social tenaga kerja; dan
h. Standar pengelolaan lingkungan hidup. (pasal 59)
Catatan:
1. Pemenuhan standar harus dengan persetujuan pengguna/penyedia jasa
2. Standar K4 harus memperhatikan kondisi geografis yang rawan gempa dan
kenyamanan lingkungan terbangun.
TAHAP JIKA TERJADI KEGAGALAN BANGUNAN
→Laporan Pengguna Jasa dan/atau pihak yang dirugikan
→ Penerimaan Laporan Kegagalan Bangunan oleh Menteri
→ Penetapan Penilai Ahli oleh Menteri paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak
diterimanya laporan
→ Laporan Kajian Teknis oleh Penilai Ahli paling lambat 90 hari kerja
a. Standar Mutu Bahan
b. Standar Mutu Peralatan
c. Standar Keselamatan Kerja Dan Kesehatan
d. Standar Prosedur Pelaksanaan
e. Standar Mutu Hasil Pelaksanaan
f. Standar Operasi Dan Pemeliharann
g. Pedoman Pelindungan Sosial Tenaga Kerja
h. Standar Pengelolaan Lingkungan Hidup
i. Memperhatikan Kondisi Geografi Rawan Gempa

13
→ Penentuan Pihak yang Bertanggungjawab (Pasal 61)
→Pengguna Jasa bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan yang terjadi setelah jangka
waktu yang telah ditentukan
→Penyedia Jasa wajib bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan dalam jangka waktu
yang ditentukan sesuai dengan rencana umur konstruksi paling lama 10(sepuluh) tahun
terhitung sejak penyerahan akhir layanan Jasa Konstruksi

PERBEDAAN DALAM PERATURA PEMERINTAHAN DAHULU DAN SEKARANG


TENTANG KEGAGALAN BANGUNAN:
UU NO. 18 TAHUN 1999
1. Hanya mengatur masalah pembinaan yang dilakukan bersama-sama dengan
masyarakat jasa konstruksi dimana tugas pembinaan dilimpahkan kepada
Pemerintah Daerah yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah (Pasal 35)
2. Yang menentukan kegagalan bangunan adalah penilai ahli, dimana belum dijelaskan
secara gambling tentang siapa penilai ahli yang menyatakan kegagalan bangunan
tersebut (Pasal25)
3. Terkait dengan sertifikasi dan registrasi tenaga kerja dilakukan oleh Lembaga (LPJK)
(Pasal33). UU ini belum mengatur masalah upah dan remunerasi.
4. Ada ketentuan pidana yang menghentikan proses konstruksi jika terjadi ketentuan
pidana terkait dengan kesalahan perencanaan, pelaksanaan konstruksi, dan
pengawasan yang tidak sesuai dengan ketentuan keteknikan yang menyebabkan
kegagalan pekerjaan (Pasal43).

UU NO. 2TAHUN 2017


2. Sudah diatur lebih tegas dalam Bab tersendiri (Bab III) mengenai pembagian tugas,
tanggung jawab dan kewenangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Pasal4 –Pasal10) termasuk di dalam nya masalah pembinaan (Bab VIII Pasal76 -
Pasal77). Tanggung Jawab Pemerintah Pusat misalnya meningkatkan kemampuan
dan kapasitas usaha jasa konstruksi nasional; terselenggaranya jasa konstruksi yang
sesuai dengan standar keamanan, keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan;
meningkatkan kompetensi, profesionalitas dan produktivitas tenaga kerja konstruksi
nasional; meningkatkan partisipasi masyarakat jasa konstruksi (Pasal4).
Kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi adalah menyelenggarakan pelatihan
tenaga kerja konstruksi; penyelenggaraan system informasi jasa konstruksi cakupan
wilayah provinsi (Pasal7). Kewenangan Pemerintah Daerah Kab/Kota adalah
menyelenggarakan pelatihan tenaga kerja konstruksi; penyelenggaraan system
informasi jasa konstruksi cakupan wilayah kab/kota; penertiban izin usaha nasional
kualifikasi kecil, menengah dan besar; dan pengawasan tertib usaha, tertib
penyelenggaraan dan tertib pemanfaatan jasa konstruksi (Pasal 8)
3. Dalam UU baru ini yang menetapkan kegagalan bangunan adalah penilai ahli yang
ditetapkan oleh Menteri dengan persyaratan-persyaratan yang lebih rinci (Pasal61)
Menteri harus menetapkan penilai ahli dalam waktu paling lambat 30 hari kerja
terhitung sejak diterimanya laporan mengenai terjadinya Kegagalan Bangunan dan
melaporkan hasil penilaiannya kepada Menteri dan instansi yang mengeluarkan izin
membangun, paling lambat 90 hari kerja terhitung sejak tanggal pelaksanaan tugas

14
4. Tenaga kerja konstruksi
a. Sertifikat kompetensi kerja diperoleh melalui uji kompetensi yang
pelaksanaanya dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). LSP dapat
dibentuk oleh Asosiasi profesi terakreditasi dan Lembaga Pendidikan dan
pelatihan yang sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan
(Pasal71). Akreditasi terhadap asosiasi profesi diberikan oleh Menteri kepada
asosiasi profesi yang memenuhi persyaratan. LSP diberikan lisensi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan (saat ini oleh BNSP) setelah
mendapat rekomendasi dari Menteri
b. Untuk mendapatkan pengakuan pengalaman profesional, setiap tenaga kerja
konstruksi harus melakukan registrasi kepada Menteri(Pasal72).
c. Setiap tenaga kerja konstruksi yang memiliki sertifikat kompetensi kerja
berhak atas imbalan yang layak atas layanan jasa yang diberikan dalam
bentuk upah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
(Pasal73). Terhadap jenjang jabatan ahli, pengguna jasa harus
memperhatikan standar remunerasi minimal yang ditetapkan oleh Menteri
(Pasal43).
5. Ketentuan pidana
a. Dalam hal terdapat pengaduan masyarakat akan adanya dugaan kejahatan
dan/atau pelanggaran yang disengaja dalam penyelenggaraan Jasa
Konstruksi, proses pemeriksaan hokum terhadap Pengguna Jasa dan/atau
Penyedia Jasa dilakukan dengan tidak mengganggu atau menghentikan
proses penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
b. Dalam hal terdapat pengaduan masyarakat terkait dengan kerugian negara
dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi, proses pemeriksaan hokum hanya
dapat dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan dari Lembaga negara yang
berwenang untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara.
c. Hal-hal tersebut dikecualikan dalam hal terjadi hilangnya nyawa seseorang;
dan/atau tertangkap tangan melakukan tindak pidana korupsi (Pasal86)
PENYEBAB KEGAGALAN BANGUNAN:
a. Ulah manusia
1. Salah desain
2. Salah proses pelaksanaan
3. Kelebihan beban
4. sabotase
5. kebakaran
b. Kombinasi (ulah manusia dan alam)
1. salah lokasi
2. menentang prinsip alam
3. kurang memperhatikan lingkungan
c. Alam atau lingkungan
1. gempa
2. longsor
3. angin topan
4. banjir
5. dislokasi tanah
TINJAUAN DESAIN ARSITEKTUR, TINJAUAN PLANNING, TINJAUAN ENJINIRING,
TINJAUAN EKONOMI, TINJAUAN LINGKUNGAN.

15
DAFTAR PUSTAKA
1. “AHLI KONSTRUKSI PENILAI “. Sibima.pu.go.id. 5 Januari 2020.
http://sibima.pu.go.id/pluginfile.php/47734/mod_resource/content/2/201805-
CPD%20Ahli%20K3%20Konstruksi-09-03-Penilai%20Ahli.pdf
file:///C:/Users/User/AppData/Local/Temp/3933-8440-1-SM.pdf
2. “KEGAGALAN BANGUNAN”. Sibima.pu.go.id. 5 Januari 2020.
http://sibima.pu.go.id/pluginfile.php/45998/mod_resource/content/1/20180430-02-
Kegagalan%20Bangunan.pdf
3. ‘KEGAGALAN BANGUNAN”.deswitam.blog.spot.com. 5 Januari 2020.
https://deswitam.blogspot.com/2012/06/kegagalan-bangunan-dan-kegagalan.html
4. Dr. Handayani Sri, M.pd 2009 Arsitektur & Lingkungan : Penerbit Universitas
Indonesia

16

Anda mungkin juga menyukai