PRANATA PEMBANGUNAN
OLEH:
MUHAMMAD ILHAM (4118210051)
MALLEKH ALIYY (4118210053)
Macrus Vitruvius polio (lahir 80-70SM, meninggal setelah 15SM), umumnya dikenal
sebagai Vitruvius atau Vitruvi atau Vitruvio, seorang penulis, arsitek, insinyur sipil dan
insinyur militer Romawi selama abad ke-1 SM, yang dikenal karena naskah multi-
volumenya yang berjudul De architectura
Vitruvius adalah penulis dari De architectura, saat ini dikenal sebagai Sepuluh buku-Buku
tentang Arsitektur, sebuah risalah yang ditulis dalam bahasa Latin tentang arsitektur,
yang didedikasikan untuk kaisar Augustus. Dalam kata pengantar dari bukunya, Vitruvius
mendedikasikan tulisannya untuk memberikan pengetahuan pribadi dari kualitas
bangunan untuk kaisar.
Rasa proporsi, dari anatomi tubuh manusia yang diuraikan dalam buku de architectura
digambar kemudian oleh Leonardo da Vinci: digambarkan sebagai lingkaran dan persegi
(fundamental pola-pola geometris dari cosmic order).
Leonardo da Vinci (lahir di Vinci, provinsi Firenze, Italia, 15 April 1452 – meninggal
di Clos Lucé, Perancis, 2 Mei 1519 pada umur 67 tahun)
adalah arsitek, musisi, penulis, pematung, dan pelukis Renaisans Italia. Ia digambarkan
sebagai arketipe "manusia renaisans" dan sebagai genius universal.
1
Masa sekarang dengan regulasi yang semakin tertata kompetensi dari pelaku-pelaku
pembangunan semakin jelas
Dari rangkaian tahapan proses konstruksi akan melibatkan berbagai unsur yang bekerja
bersama-sama dengan tujuan yang sama. Pelaku-pelaku yang berperan disini
diantaranya adalah:
Owner-konsultan-kontraktor-sub kontraktor-Tenaga kerja-supplier-pemerintah-bank dll
➢ PROFESI ARSITEK
DEFINISI ahli yang mampu melakukan peran dalam proses kreatif desain tata ruang dan
bentuk guna mewujudkan lingkungan binaan bagi masyarakat yang mempunyai latar
belakang pendidikan tinggi arsitektur dan atau setara mempunyai kompetensi Sertifikat
Keahlian Arsitek (SKA) yang diakui seuai ketentuan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) serta
melakukan profesi arsitek
lingkup pekerjaan seorang arsitek sangat luas, mulai dari lingkup interior ruangan, lingkup
bangunan, lingkup kompleks bangunan, sampai dengan lingkup kota dan regional.
Karenanya, lebih tepat mendefinisikan arsitek sebagai seorang ahli di bidang ilmu
arsitektur, ahli rancang bangun atau lingkungan binaan. Arsitek merancang bangunan
baru dan menyarankan perubahan untuk bangunan yang ada.
2
d. Kesediaan untuk bekerja berjam-jam, di bawah waktu dan tekanan
anggaran
e. Mendesain dan drafting yang sangat baik keterampilan dan kemampuan
dengan dibantu komputer desain (CAD)
f. Kemampuan matematika yang kuat
g. Mata yang tajam untuk detail dari tugas-tugas tertentu, dikombinasikan
dengan pemahaman tentang spesifik bagaimana seperti cocok dengan
proyek secara keseluruhan
h. Organisasi, manajemen proyek dan perencanaan keterampilan, termasuk
kemampuan untuk menyulap beberapa tugas
i. Pikiran analitis dengan kemampuan pemecahan masalah yang sangat
baik
j. Keterampilan kepemimpinan serta kemampuan untuk bekerja dengan baik
dalam tim profesional lainnya
3
2. Arsitek madya → Perencana bangunan hingga kompleksitas sedang
maksimal 4 lantai
3. Arsitek utama → Perencana bangunan hingga kompleksitas tinggi (High
rise building)
➢ KONTRAK PROYEK
DEFINISI perjanjian antara pihak-pihak seperti owner (pemberi tugas) dengan kontraktor
yang diikat dalam suatu kontrak kerja.
Regulasi yuridis (peraturan hukum) kontrak kerja proyek konstruksi diatur oleh pihak-
pihak yang terlibat dan sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku (KUHAP pasal 1601 b). Kontrak kerja proyek konstruksi ini , berupa
dokumen tertulis dan wajib menjelaskan tentang kesepakatan keselamatan umum dan
tertib bangunan , karena suatu proyek konstruksi merupakan pekerjakan dengan resiko
tinggi
4
2. Memenuhi/tidak melampaui Batasan intensitas Bangunan yang ditentukan
3. Jaringan sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki (pedestrian) tersedia dengan baik
4. Memenuhi penyediaan fasilitas pendukung dan atau fasilitas umum sesuai
ketentuan termasuk pula sarana dan prasarana untuk transportasi umum,shelter,
jembatan penyeberangan dan sebagainya bila diperlukan
5. Memenuhi ketentuan2 tentang penanggulangan bahaya banjir dan bahaya
kebakaran baik pada /di dalam persil/lingkungan sekitarnya.
6. Memenuhi panduan Rancang Kota (URBAN DESIGN Guide Line) yang
ditetapkan pada kawasan tersebut.
7. Memenuhi ketentuan tentang pemugaran bangunan maupun pemuguran
lingkungan yang ditetapkan.
B. Pertimbangan arsitektur kota dan lingkungan
Pertimbangan ini bertujuan untuk memberikan arah agar hasil perencanaan fisik
dapat optimal pada pembentukan ruang-ruang kota ,yang antara lain mencakup :
1. Orientasi dan keselarasan konfigurasi massa bangunan (building massing)
didalam daerah perencanaan maupun dengan lingkungan sekitarnya.
2. Keindahan,kenyamanan, kesehatan dan keamanan lingkungan
3. Keserasian nilai-nilai arsitektur baik di dalam daerah perencanaan maupun
dengan lingkungan sekitarnya.
4. Penyediaan sarana2 umum (public use, common use dst)dalam rangka
memperindah kota ,antara lain plazaumum, koridor umum dan trotoir internal di
dalam daerah perencanaan tersebut
5. Penyediaan sarana hijau antara lain berupa taman, penanaman pohon-pohon
peneduh dan seterusnya untuk memperkuat pembentukan lansekap kota dan
ruang terbuka kota.
6. Keserasian antara massa bangunan lama yang dipertahankan dengan massa
bangunan baru, apalagi bangunan lama termasuk bangunan yang dilindungi
oleh undang-undang Pemugaran
➢ CAGAR BUDAYA
DEFINISI warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan
Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar
Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki
nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan
melalui proses penetapan.
5
a. Preservasi : adalah pelerstarian suatu tempat persis seperti keadaan aslinya tanpa
ada perubahan ,termasuk upaya mencegah penghancuran
b. Restorasi/rehabilitasi : adalah mengembalikan suatu tempat ke keadaan semula
dengan menghilangkan tambahan-tambahan dan memasang komponen semula
tanpa menggunakan bahan baru .
c. Rekonstruksi : adalah mengembalikan suatu tempat semirip mungkin dengan
keadaan semula ,dengan menggunakan bahan lama maupun bahan baru
d. Adaptasi / Revitalisasi : adalah merubah tempat agar dapat digunakan untuk fungsi
yang lebih sesuai . Yang dimaksud fungsi yang lebih sesuai adalah kegunaan yang
tidak menuntut perubahan drastis ,atau yang hanya memerlukan sedikit dampak
minimal
e. Demolisi : adalah penghancuran atau perombakan suatu bangunan yang sudah rusak
atau membahayakan
Berdasarkan UU no 11 thn 2010 ,Pasal 4 Lingkup Pelestarian Cagar Budaya meliputi :
a. Perlindungan Merupakan upaya mencegah dan menanggulangi dari kerusakan
,kehancuran ,atau kemusnahan dg cara penyelamatan , pengamanan, zonasi
,pemeliharaan dan Pemugaran cagar budaya.
b. Pengembangan , merupakan peningkatan potensi nilai, informasi , dan promosi
Cagar budaya serta pemanfaatannya melalui penelitian ,revitalisasi, dan adaptasi
secara berkelanjutan , serta tidak bertentangan dengan tujuan pelestarian
c. Pemanfaatan , merupakan pendayagunaan Cagar Budaya untuk kepentingan
sebesar-besar kesejahteraan rakyat dengan tetap mempertahankan kelestariannya
6
lewat surat undangan/ seca-ra lisan , lewat telepon dsbnya. Proyek kons-truksi
dgn cara tender tertutup ini banyak di-lakukan oleh pihak swasta dan pemerintah
yg membangun proy yg sifatnya rahasia.
C. Penjelasan pekerjaan
tatap muka antara para peminat pekerjaan/calon kontraktor dengan pihak pemilik.
Dalam hal ini pemilik diwakili oleh konsultan perencana. Biasanya untuk proyek2
pemerintah rapat ini diseleng-garakan oleh panitia pelelangan. Pembicaraan berkisar
kepada dua bidang yaitu bidang administratif dan bidang teknis proyek.
a) Bidang administrative
dijelaskan akan persyaratan persyaratan yang tercantum dalam dokumen
tender seandainya terdapat hal hal yang masih meragukan misalnya tentang
syarat2 pelelangan, bentuk surat penawaran, referensi bank, NPWP dan lain-
lain.
b) Bidang teknis
dijelaskan antara lain modifikasi baru atau ukuran ukuran gambar yang tidak
cocok dengan yang tertulis dalam spesifikasi teknis pelaksanaan, gambar2
konstruksi yang sulit dimengerti/dibaca serta kesalahan2 tulis yang terjadi.
D. Pembukaan tender
semua calon peserta membawa penawarannya dan dimasukkan ke dalam kotak
pelelangan yang telah disediakan dan dilakukan sebelum tender dibuka. Kemudian
pemasukan surat2 penawaran dinyatakan ditutup, barumasing2 amplop penawaran
dibuka satu persatu dihadapan yang hadir. Rekanan yang ikut dalam penawaran
pekerjaan pemborongan ini diharuskan untuk memberi-kan jaminan tender
(Tender/Bid-Bond) kepada pemilik sebagai pernyataan mereka sungguh-sungguh.
E. Proses evaluasi tender
Pada proyek2 yang besar, kadang2 terdapat data penawaran yang meragukan dan
umumnya calon kontraktor dimintai keterangan secara tertulis (clarification letters).
Jangka waktu evaluasi bisa memakan waktu beberapa hari atau lebih. Sistem
evaluasi bisa bermacam-macam caranya dan umumnya cara yang banyak dipakai
yaitu dg cara sistem bobot/sistem skoring.
F. Penetapan dan pembukaan pemenang
Calon kontraktor yang paling banyak mengum-pulkan angka biasanya yang ditunjuk
sebagai calon pemenang. panitia Pelelangan mengumumkan hasilnya. Bila tidak ada
sanggahan atau penolakan atau apabila semua sanggahan telah dijawab maka tugas
pa-nitia Pelelangan telah selesai.
7
Sistem proteksi kebakaran aktif berupa alat atau instalasi yang disiapkan untuk
mendeteksi dan/ atau memadamkan kebakaran, di antaranya:
a) Sistem deteksi dan alarm kebakaran (otomatis atau manual)
b) Sistem sprinkler otomatis
c) Sistem hydrant
d) Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
D. System proteksi pasif
Sistem proteksi kebakaran pasif berupa alat, sarana atau metode/ cara
mengendalikan asap, panas maupun gas berbahaya apabila terjadi kebakaran, di
antaranya:
a) Semua jalan keluar dan komponen2 nya (exit sign,lighting, pintu kebakaran
,alat bantu evakuasi dsb)
b) Pertimbangan /pembatasan bahan mudah terbakar (combustibility)
c) Kontruksi atau struktur tahan api (fire rating) dan kompartemenisasi
termasuk komponen-komponennya ( fire damper, fire stoping dan fire seal
d) Sistem Pengendalian & manajemen asap baik natural maupun mekanikal
E. Fire safety management
a) Pemeriksaan dan pemeliharaan peralatan proteksi kebakaran
b) Pembentukan team fire & emergency
c) Pembinaan dan pelatihan team fire & emergency
d) Penyusuan Fire Emergency Plan (FEP)
e) Latihan kebakaran dan evakuasi (Fire & evacuation drill)
f) Penyusunan SOP pelaksanaan kerja yang aman (hot works dll)
g) Pelaksanaan Fire safety audit (walk through,preliminary,comprehensive)
h) Penetapan Pusat Kendali keadaan darurat
8
a) Kenyamanan ruang gerak
b) Kondisi udara
c) Kenyamanan pandangan
d) Kenyamanan getaran
e) Kenyamanan kebisingan
4. Kemudahan → kemudahan hubungan ke, dari, dan di dalam bangunan gedung,
serta kelengkapan prasarana dan sarana dalam pemanfaatan bangunan
Gedung
a) Hubungan horizontal
b) Hubungan vertical
c) Sarana evakuasi
d) Aksesibilitas
e) Prasarana/sarana dalam bangunan Gedung
9
GREEN ARSITEKTUR
Green Architecture adalah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh
buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang
lebih baik dan lebih sehat yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan
sumber daya alam secara efisien dan optimal.
Konsep Green Architecture bertanggung jawab terhadap lingkungan, memiliki tingkat
keselarasan yang tinggi antara strukturnya dengan lingkungan, dan penggunaan sistem
utilitas yang sangat baik.
Bagaimana prinsip bangunan berkonsep “Green Architecture”?
Prinsip – Prinsip bangungan yang berkonsep Green Architecture adalah sebagai
berikut:
1. Hemat Energi / Conserving Energi: pengoperasian bangunan harus
meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik (sebisa mungkin
memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan)
2. Memperhatikan kondisi iklim / Working with Climate: mendisain bangunan
harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan sumber energi
yang ada.
3. Minimizing new resources: mendisain dengan mengoptimalkan kebutuhan
sumber daya alam tersebut tidak habis dan dapat digunakan di masa
mendatang/ penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi
ekosistem dan sumber daya alam.
4. Tidak berdampak negatif bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni
bangunan tersebut/ Respect for site: Bangunan yang akan dibangun,
nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti
bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak
berubah. (tidak merusak lingkungan yang ada).
5. Merespon keadaan tapak dari bangunan/ Respect for user : Dalam
merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan
memenuhi semua kebutuhannya.
6. Menetapkan seluruh prinsip – prinsip green architecture secara keseluruhan /
Holism: Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita pergunaan sesuai
kebutuhan bangunan kita.
10
KEGAGALAN BANGUNAN
DEFINISI Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi Pasal 1
ayat 6 bahwa yang dimaksud dengan kegagalan bangunan adalah keadaan bangunan yang
setelah diserah-terimakan oleh penyedia jasa kepada pengguna jasa menjadi tidak
berfungsi baik sebagian atau secara keseluruhan dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam kontrak kerja konstruksi atau pemanfaatannya yang menyimpang
sebagai akibat kesalahan penyedia dan/atau pengguna jasa.
11
PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB:
1. Penyedia jasa, dan/atau
2. Pengguna jasa.
JANGKA WAKTU DALAM PERTANGGUNG JAWABAN KEGAGALAN BANGUNAN:
a) Penyedia jasa : sesuai dg umur rencana konstruksi yg dicantumkan dalam
Kontrak;maksimum 10 tahun sejak FHO (ST 2).
b) Pengguna jasa : setelah jangka waktu pertang-gung jawaban penyedia jasa,
harus dicantumkan dlm Kontrak.
Jangka waktu pertanggung jawaban Kegagalan Bangunan wajib ditetapkan oleh Perencana
di dlm Dokumen Perencanaan dan Dokumen Lelang.
1. Kegagalan Bangunan krn kesalahan perencana: Perencana bertanggung jawab atas
ganti rugi sebatas hasil perencanaannya yg belum diubah.
2. Kegagalan Bangunan krn kesalahan pelaksana: Pelaksana dikenakan sanksi dan
ganti rugi.
3. Kegagalan Bangunan krn kesalahan pengawas: Pengawas dikenakan sanksi dan
ganti rugi.
Pertanggung jawaban
1. Penyedia Wajib mengganti atau memperbaiki kegagalan bangunan yang disebabkan
kesalahan penyedia jasa
2. Penyedia Jasa wajib bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan dalam jangka
waktu yang ditentukan sesuai dengan rencana umur konstruksi paling lama 10
(sepuluh) tahun terhitung sejak penyerahan akhir layanan Jasa Konstruksi
3. Pengguna Jasa bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan yang terjadi setelah
jangka waktu yang telah ditentukan
4. Jangka waktu pertanggung jawaban atas Kegagalan Bangunan harus dinyatakan
dalam Kontrak Kerja Konstruksi.
PENILAI AHLI yang dalam melakukan pekerjaannya tidak sesuai pasal 62 (2):
1. Peringatan tertulis
2. Pemberhentian dari tugas; dan/atau
3. Dikeluarkan dari daftar penilai ahli teregistrasi.
PENYEDIA JASA yang tidak memenuhi kewajiban utk mengganti/ memperbaiki kegagalan
bangunan sesuai Pasal 63:
1. Peringatan tertulis
2. Denda administratif
3. Penghentian sementara kegiatan layanan Jasa Konstruksi;
4. Pencantuman dalam daftar hitam
5. Pembekuan izin; dan/atau
6. Pencabutan izin.
KEGAGALAN BANGUNAN DI TETAPKAN OLEH PENILAI AHLI. PENILAI AHLI DI
TETAPKAN OLEH MENTERI.
12
Syarat Penilai Ahli :
1. Mempunyai sertifikat Kompetensi Kerja pd jenjang ahli yg sesuai
2. Memiliki pengalaman sbg perencana, pelaksana, dan/atau pengawas yg sesuai
3. Terdaftar sbg Penilai Ahli di kementerian
Tugas Penilai Ahli :
1. Menilai tingkat kepatuhan thd Standar K4
2. Menetapkan penyebab Kegagalan Bangunan
3. Menetapkan tingkat keruntuhan dan/atau tidak berfungsinya bangunan
4. Menetapkan pihak yg bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan
5. Melaporkan hasil penilaian
6. Memberikan rekomendasi kebijakan kpd Menteri untuk pencegahan terjadinya
Kegagalan Bangunan.
STANDAR KEAMANAN, KESELAMATAN, KESEHATANM DAN KEBERLANJUTAN,
PALING SEDIKIT MELIPUTI:
a. Standar mutu bahan;
b. Standar mutu peralatan;
c. Standar keselamatan dan kesehatan kerja;
d. Standar prosedur pelaksanaan Jasa Konstruksi;
e. Standar mutu hasil pelaksanaan jasa konstruksi;
f. Standar operasi dan pemeliharaan;
g. Pedoman pelindungan social tenaga kerja; dan
h. Standar pengelolaan lingkungan hidup. (pasal 59)
Catatan:
1. Pemenuhan standar harus dengan persetujuan pengguna/penyedia jasa
2. Standar K4 harus memperhatikan kondisi geografis yang rawan gempa dan
kenyamanan lingkungan terbangun.
TAHAP JIKA TERJADI KEGAGALAN BANGUNAN
→Laporan Pengguna Jasa dan/atau pihak yang dirugikan
→ Penerimaan Laporan Kegagalan Bangunan oleh Menteri
→ Penetapan Penilai Ahli oleh Menteri paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak
diterimanya laporan
→ Laporan Kajian Teknis oleh Penilai Ahli paling lambat 90 hari kerja
a. Standar Mutu Bahan
b. Standar Mutu Peralatan
c. Standar Keselamatan Kerja Dan Kesehatan
d. Standar Prosedur Pelaksanaan
e. Standar Mutu Hasil Pelaksanaan
f. Standar Operasi Dan Pemeliharann
g. Pedoman Pelindungan Sosial Tenaga Kerja
h. Standar Pengelolaan Lingkungan Hidup
i. Memperhatikan Kondisi Geografi Rawan Gempa
13
→ Penentuan Pihak yang Bertanggungjawab (Pasal 61)
→Pengguna Jasa bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan yang terjadi setelah jangka
waktu yang telah ditentukan
→Penyedia Jasa wajib bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan dalam jangka waktu
yang ditentukan sesuai dengan rencana umur konstruksi paling lama 10(sepuluh) tahun
terhitung sejak penyerahan akhir layanan Jasa Konstruksi
14
4. Tenaga kerja konstruksi
a. Sertifikat kompetensi kerja diperoleh melalui uji kompetensi yang
pelaksanaanya dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). LSP dapat
dibentuk oleh Asosiasi profesi terakreditasi dan Lembaga Pendidikan dan
pelatihan yang sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan
(Pasal71). Akreditasi terhadap asosiasi profesi diberikan oleh Menteri kepada
asosiasi profesi yang memenuhi persyaratan. LSP diberikan lisensi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan (saat ini oleh BNSP) setelah
mendapat rekomendasi dari Menteri
b. Untuk mendapatkan pengakuan pengalaman profesional, setiap tenaga kerja
konstruksi harus melakukan registrasi kepada Menteri(Pasal72).
c. Setiap tenaga kerja konstruksi yang memiliki sertifikat kompetensi kerja
berhak atas imbalan yang layak atas layanan jasa yang diberikan dalam
bentuk upah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
(Pasal73). Terhadap jenjang jabatan ahli, pengguna jasa harus
memperhatikan standar remunerasi minimal yang ditetapkan oleh Menteri
(Pasal43).
5. Ketentuan pidana
a. Dalam hal terdapat pengaduan masyarakat akan adanya dugaan kejahatan
dan/atau pelanggaran yang disengaja dalam penyelenggaraan Jasa
Konstruksi, proses pemeriksaan hokum terhadap Pengguna Jasa dan/atau
Penyedia Jasa dilakukan dengan tidak mengganggu atau menghentikan
proses penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
b. Dalam hal terdapat pengaduan masyarakat terkait dengan kerugian negara
dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi, proses pemeriksaan hokum hanya
dapat dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan dari Lembaga negara yang
berwenang untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara.
c. Hal-hal tersebut dikecualikan dalam hal terjadi hilangnya nyawa seseorang;
dan/atau tertangkap tangan melakukan tindak pidana korupsi (Pasal86)
PENYEBAB KEGAGALAN BANGUNAN:
a. Ulah manusia
1. Salah desain
2. Salah proses pelaksanaan
3. Kelebihan beban
4. sabotase
5. kebakaran
b. Kombinasi (ulah manusia dan alam)
1. salah lokasi
2. menentang prinsip alam
3. kurang memperhatikan lingkungan
c. Alam atau lingkungan
1. gempa
2. longsor
3. angin topan
4. banjir
5. dislokasi tanah
TINJAUAN DESAIN ARSITEKTUR, TINJAUAN PLANNING, TINJAUAN ENJINIRING,
TINJAUAN EKONOMI, TINJAUAN LINGKUNGAN.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. “AHLI KONSTRUKSI PENILAI “. Sibima.pu.go.id. 5 Januari 2020.
http://sibima.pu.go.id/pluginfile.php/47734/mod_resource/content/2/201805-
CPD%20Ahli%20K3%20Konstruksi-09-03-Penilai%20Ahli.pdf
file:///C:/Users/User/AppData/Local/Temp/3933-8440-1-SM.pdf
2. “KEGAGALAN BANGUNAN”. Sibima.pu.go.id. 5 Januari 2020.
http://sibima.pu.go.id/pluginfile.php/45998/mod_resource/content/1/20180430-02-
Kegagalan%20Bangunan.pdf
3. ‘KEGAGALAN BANGUNAN”.deswitam.blog.spot.com. 5 Januari 2020.
https://deswitam.blogspot.com/2012/06/kegagalan-bangunan-dan-kegagalan.html
4. Dr. Handayani Sri, M.pd 2009 Arsitektur & Lingkungan : Penerbit Universitas
Indonesia
16