PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2015; pada 2040 menjadi sebesar 640 juta, bahkan, Indonesia saat ini
mencatat pada tahun 2013 terdapat 382 juta orang di dunia yang menderita
DM, diantaranya terdapat 175 juta yang belum terdiagnosis dan terancam
secara progresif menjadi komplikasi tanpa disadari akibat tanpa
menjadi 592 juta orang yang akan menderita diabetes melitus di tahun
data PTM diantaranya Prevalensi Diabetes Melitus pada penduduk umur >
atau lebih setiap hari) makan makanan asin 24,5%, obesitas (usia > 18
tahun) 19,1% (terdiri dari berat badan lebih 8,8% dan obesitas 10,3%),
lebih tinggi dari prevalensi pada tahun 2007 (18,8%), Prevalensi perokok
2017).
Prevalensi diabetes melitus per kabupaten/kota di Provinsi
Lampung berdasarkan diagnosa dan gejala pada penduduk usia lebih dari
Puskesmas tahun 2016 sebanyak 41.780 jiwa dengan penderita laki laki
sebanyak 1.622 dari rawat inap dan 4.736 dari rawat jalan. Data kasus
pemantauan faktor risiko PTM serta tindak lanjut dini yang dilaksanakan
secara terpadu, rutin dan periodik. Sasaran program ini ditujukan kepada
seluruh masyarakat sehat dan berisiko yang berusia mulai dari 15 tahun
obesitas, tekanan darah tinggi, peningkatan kadar gula darah dan lemak
darah yang terdapat pada setiap individu agar tidak berkembang penjadi
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
melitus
TINJAUAN PUSTAKA
Diabetes Melitus (DM) atau penyakit gula atau kencing manis adalah
DM atau bukan
( Hasdianah, 2012)
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua duanya.
ketika tubuh menjadi suatu saluran untuk mengelurkan cairan yang berlebih
dan “mellitus” dari bahasa Yunani dan Latin yang berarti madu. Kelainan
kurus
B. Epidemiologi PTM
tidak menular proses terjadinya penyakit akibat interaksi antara agen penyakit
(non living agent), manusia dan lingkungan. Penyakit tidak menular dapat
bersifat akut dapat juga bersifat kronis. Pada Epidemiologi Penyakit tidak
Menular terutama yang akan dibahas adalah penyakit- penyakit yang bersifat
o Cancer
o Cerebrovasculer Disease
o Cirrhosis
o Diabetes Melitus
fruktosa. Glukosa yang ada dalam darah tidak dapat langsung masuk kedalam
sel sel tubuh. Untuk dapat masuk kedalam sel dibutuhkan bahan hormon
yang diproduksi oleh kelenjar ludah perut (pankreas), yang dikenal dengan
Bila insulin ini tidak dihasilkan akibat kerusakan pada sel beta
kelenjar pankreas, ataupun jumlah insulin cukup tetapi tidak dapat digunakan
secara efektif (resistensi insulin), maka hal ini akan menyebabkan terjadinya
peningkatan kadar gula darah sehingga menimbulkan berbagai gejala dan
komplikasi kerusakan organ tubuh pada seseorang akibat kadar gula darahnya
yang tinggi.
Menurut Rudi Bilous dan Richard Donelly (2014) terdapat dua kategori
diabetes, yaitu :
absolute)
2015, yaitu :
d. Endokrinopati
f. Infeksi
g. Imunologi (jarang)
sebagai berikut :
menghasilkan cukup insulin agar kadar gula darah normal, oleh karena
itu badan tidak dapat respon terhadap insulin. Penyebabnya tidak
insulin tapi tidak berfungsi. Bisa juga karena kekurangan insulin atau
kekurangan olahraga.
a. Kesemutan
f. Penglihatan kabur
g. Cepat lelah
h. Mudah mengantuk
i. Disfungsi ereksi.
melalui pemeriksaan kadar gula darah. Untuk jelasnya dapat dilihat pada
dan diagnosis DM
sewaktu dengan hasil > 200 mg/dl atau puasa > 126 mg/dL atau
pemeriksaan darah kapiler sewaktu dengan hasil > 200 mg/dL atau
(GDPT)
125 mg/dL dan pemeriksaan TTGO gula darah 2 jam < 140
mg/dL.
kronis :
1. Komplikasi Akut
a. Ketoasidosis
2. Komplikasi Kronis
atau sebagian besar dari sel sel betha dari pulau pulau Langerhans pada
keruangan insulin.
antara lain :
1. Pola makan
2. Obesitas (kegemukan)
DM.
3. Faktor genetis
jenis residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang lama dapat
mengiritasi pankreas.
5. Penyakit dan infeksi pada pankreas
terkena DM.
6. Pola hidup
pankreas.
lapisan, baik dari segi ekonomi rendah, menengah , atas , ada pula dari
segi usia. Tua maupun muda dapat menjadi penderita DM. Umumnya
lagi terhadap insulin. Teori yang ada mengatakan bahwa seseorang > 45
2014).
mengungkap hal itu setelah mengamati 51.920 laki laki dan 43.137
atau overweight. Laki laki terkena diabetes pada IMT rata rata 31,83
risiko untuk dapat menderita penyakit diabetes melitus yang lebih besar
karena bayi dari ibu GDM mensekresi insulin lebih besar sehingga
kira 5-5 % dan para ibu tersebut meningkat risikonya untuk menjadi
a. Kegemukan (BB > 120 % BB idaman atau Indek Massa Tubuh (IMT) >
peluang lebih besar untuk terkena penyakit DM. Sembilan dari sepuluh
berat badan dengan tinggi badan kuadrat dalam meter (Kaplan &
Salah satu resiko yang dihadapi oleh orang yang obesitas adalah
darah pada tingkat normal, namun insulin tersebut tidak dapat bekerja
glukosa oleh sel sel tubuh maka pankreas akan berusaha menghasilkan
lebih banyak insulin. Lama kelamaan karena dipaksa untuk menghasilkan
populasi Asia Pasifik tahun 2000 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
tekanan darah sitolik > 140 mmHg dan atau tekanan diastolik > 90
darah sistolik atau yang dikenal dengan hipertensi sistolik terisolasi (HST).
risiko sekitar 2,3 kali lebih banyak mengalami peningkatan tekanan darah
Bahkan setelah usia usia 65 tahun, akibat faktor hormonal maka pada
d. Riwayat Dislipidemia, kadar lipid (Kolesterol HDL < 35 mg/dl dan atau
meningkat.
fungsi sel beta individu yang rentan (Prince & Wilson, 2002). Individu
sampai berat badannya turun mencapai batas ideal. Penurunan kalori yang
g. Merokok.
1992 dan 2006, dengan sebanyak 1,2 juta peserta yang ditelusuri selama
30 tahun. Mereka mendapati resiko bahkan lebih tingg bagi perokok berat.
2016)
b. Paparan protein susu sapi : konsumsi susu sapi pada anak usia
3) Obesitas perut
4) Kurang aktifitas fisik
5) Ras / Etnik
7) Hipertensi
1) Faktor nutrisi
2) Konsumsi alkohol
3) Kebiasaan mendengkur
4) Faktor stress
5) Kebiasaan merokok
6) Jenis kelamin
7) Lama tidur
10) Paritas
11) Intake zat besi
optimal, bila dilakukan deteksi dini faktor resiko sejak dini berikut upaya
menunjukkan bahwa orang yang terdiagnosis pada saat dilakukan deteksi dini
memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan yang berobat secara tiba-tiba
karena diabetes mellitus. Oleh karena itu deteksi dini direkomendasikan untuk
sering makan, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
sebabnya.
kabur, dan disfungsi erreksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita.
Bila keluhan ini sudah timbul maka perjalanan penyakit diabetes melitus
darah secara massal cukup tinggi, maka strategi yang dilakukan adalah dengan
diabetes melitus sesuai standar, pemeriksaan gula darah untuk usia 15-59
tahun > 60 tahun dilakukan 1 (satu) kali dalam setahun menjadi standar
pemerikasaan kadar gula darah secara enzimatik dengan bahan darah plasma
vena. Penggunaan bahan darah utuh (whole blood), vena, ataupun kapiler tetap
terdiagnosis pada masyarakat, maka perlu dilakukan upaya deteksi dini faktor
diabetes melitus melalui pos pembinaan terpadu (Posbindu) PTM atau pada
sebab itu perubahan gaya hidup harus menjadi intervensi awal bagi
panjang.
1. Tidak merokok.
dan lemak).
berkala
5. Penyelengaraan kegiatan ini dilakukan oleh petugas pelaksana
3. Aktivitas Fisik
%.
tinggi dari seluruh pihak baik para petugas kesehatan, penyandang DM itu
berikut:
Setiap kali kunjungan tinggi badan, berat badan dan distribusi lemak
pengaturan waktu asupan makan. Target kegiatan ini berupa penurunan berat
badan sehingga berat badan ideal dan kendali gula darah dapat tercapai
yaitu : jumlah kalori yang dibutuhkan, jadwal makan yang harus diikuti, dan
(10-15%), Lemak (20-25%), garam (< 3000 mg atau 6-7 gr per hari), dan serat
(+ 25 gr/hr).
sedangkan sayuran yang dianjurkan golongan A (wortel, nangka muda, dll) dan
kal/kg BB; 2) Umur, Diabetisi diatas 40 tahun kebutuhan kalori dikurangi yaitu
usia 40-59 tahun dikurangi 5%, usia 60-69 tahun dikurangi 10%, dan lebih 70
tahun dikurangi 20%; 3) Aktifitas fisik, kebutuhan kalori dapat ditambah sesuai
sedang ditambahkan 30%, dan aktifitas berat dapat ditambahkan 50%; 4) Berat
Kondisi khusus, Penderita kondisi khusus misal dengan ulkus diabetika atau
Penilaian aktivitas fisik dilakukan paling sedikit setiap tiga bulan sekali
Rencana latihan fisik berupa penggabungan aktivitas fisik yang dilakukan saat
ini dengan tingkat latihan fisik sampai batas toleransi. Dianjurkan 150 menit/
melakukan latihan fisik secara teratur sehingga berat badan ideal dan kendali
Olah Raga meliputi empat prinsip : 1) Jenis olah raga dinamis yaitu
latihan kontinyu, ritmis, interval, progresif dan latihan daya tahan; 2) intensitas
olah raga , takaran latihan sampai 72-87% denyut nadi maksimal disebut zona
latihan. Rumus denyut nadi maksimal adalah 220 dikurangi usia (dalam tahun).
Lama latihan kurang lebih 30 menit; 3) Frekwensi latihan paling baik 5 x per
3. Penatalaksanaan Obat
modifikasi gaya hidup sehat pada DM tipe 2 selama 2 bulan dapat diberikan
jenis obat oral, Insulin diberikan bila adanya gangguan metabolik berat atau
HbA1C > 9 %. Bila intervensi gaya hidup saja belum cukup untuk mencapai
jasmani yang teratur namun pengendalian kadar gula darah belum tercapai
bawah kulit (subkutan) dan pada keadaan khusus diberikan secara intravena
atau intramuskuler. Mekanisme kerja insulin short acting, medium acting dan
ALT, kolesterol total, HDL, trigliserida, dan pemeriksaan lain yang diperlukan
( Hasdianah, 2012).
BAB III
KESIMPULAN
1. penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing
manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang
ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya
2. Dalam tingkat dunia, Indonesia saat ini menjadi negara peringkat empat
dengan jumlah penderita diabetes mellitus atau kencing manis terbesar. Para
tersebut terjadi karena beberapa faktor yang cukup sulit untuk diatasi.
seperti terjadinya peningkatan gula darah, dan gejala lainnya yang jika tidak
penyakit jantung, penyakit ginjal, gangguan kulit dan syaraf, pembusukan dan
gairah sex menurun, dan lain-lain. Untuk penanganan penyakit ini dapat
Bustan. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI, 2014. Waspada
Diabetes;Eat well, Life well. http: / / www. depkes. go. id/ resources/ download/
pusdatin/infodatin/infodatindi abetes.pdf., 2 Oktober 2019.
Rengganis, Iris dkk. 2007. Bunga Rampai Masalah Kesehatan Dari Dalam
Kandungan Sampai Lanjut Usia. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
www.ningharmanto.com. Diabetes Melitus: Gejala Penderita Diabetes Melitus.
(diakses pada 2 Oktober 2019)
www.oketips.com. Tips Kesehatan: Mengulas Sejarah Penyakit Diabetes Mellitus
(diakses pada 2 Oktober 2019)
http://pusparima.wordpress.com/2013/05/31/makalah-diabetes-melitus/