Jurnal Rizky Agus Maulana 1415021077
Jurnal Rizky Agus Maulana 1415021077
Abstrak
Penelitian tentang turbin angin berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Efisiensi dan kinerja
turbin angin tergantung pada desain dan bentuk sudu turbin angin itu sendiri. Pembuatan model dengan semua
variasi turbin angin akan menghabiskan biaya yang cukup besar sementara hasilnya tidak dapat ditentukan secara
pasti. Penggunaan software CFD sebagai perangkat lunak untuk meneliti turbin angin yang memungkinkan
mendapatkan tujuan perancangan tanpa harus membuat model sebenarnya.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh variasi panjang chord sudu dan sudut serang terhadap
performansi turbin angin dengan mensimulasikannya dengan menggunakan software CFD. Simulasi
aerodinamika pada airfoil yang digunakan pada sudu turbin angin dilakukan untuk mengetahui karakteristik
aerodinamika dari airfoil yang digunakan. Airfoil NACA 4412 digunakan sebagai bentuk dasar dari sudu turbin
angin. Data hasil simulasi CFD 2D pada airfoil NACA 4412 cukup memenuhi dan sesuai dengan kondisi
aktualnya dimana nilai kesalahan yang diperoleh kurang dari 10 % untuk simulasi 2D. Titik kritis dari koefisien
lift terjadi pada airfoil dengan sudut 16o. Indikasi terjadinya kondisi stall akan terjadi jika sudut serang terus
dinaikan, dan nilai koefisien drag terkecil didapatkan pada sudut serang -4o. Nilai glide ratio terbesar terjadi pada
sudut serang 0o yaitu sebesar 36,585. Pada chord 1 m terlihat mengalami stall pada sudut serang 18o sedangkan
pada chord 0.65 m dan chord 0,3 m belum mengalami stall hingga sudut 20o.
Abstract
Research on wind turbines is growing rapidly in recent years. The efficiency and performance of wind
turbines depend on the design and shape of the wind turbine blade itself. Model creation with all variations of
wind turbines will cost a considerable amount of time while the results cannot be determined for sure. The use of
CFD Software as a tool for researching wind turbines makes it possible to obtain design objectives without having
to create the actual model.
The purpose of this study is to determine the influence of long variations of the chord and angle of
attack against the performance of the wind turbine by simulting it with the use of CFD software. An aerodynamic
simulation of the airfoil used in the wind turbine substation is performed to determine the aerodynamic
characteristics of the airfoil used. NACA airfoil 4412 is used as the base form of the wind turbine blade. The 2D
CFD simulation Data on the NACA 4412 airfoil is quite fulfilling and in accordance with the actual conditions
where the error value is obtained less than 10% for the 2D simulation. The critical point of the lift coefficient
occurs in an airfoil with angle of attack 16o where a stall condition indication occurs if the angle of attack is
continuously adjusted, and the smallest coefficient of drag is obtained at an angle of attack -4o. The biggest glide
ratio occurred at 0o attack angle of 36.585. On the 1 m chord is seen experiencing stall at an angle of attack 18o
while the chord is 0.65 m and a chord of 0.3 m has not experienced stall until 20 o angle.
1.225
Densitas (kg/m3) -8 -0.356 -0.035 10.085
1,7894 x 10-5
Viscositas (kg/m.s) -4 -0.001 0.0011 -0.909
1,81 x 106
Bilangan Reynold 0 0.432 0.012 36.585
288,16 1
Temperatur (K) 4 0.844 -0.042 -20.095
Karakteristik Aliran
Pada gambar 5 dan 6 terlihat kontur kecepatan
dan kontur tekanan yang terjadi sepanjang
airfoil NACA 4412. Kontur aliran udara yang
ditampilkan adalah kontur tekanan dan vektor
kecepatan yang terjadi pada airfoil NACA 4412
pada α = 0o. Tekanan maksimum yang terjadi
pada airfoil dengan sudut serang 0o pada
gambar terjadi pada leading edge airfoil, selain
itu juga diperlihatkan bahwa tekanan yang
paling rendah terjadi pada permukaan atas
airfoil sehingga pada kondisi ini gaya lift akan Gambar 6. Kontur tekanan untuk α = 0o
lebih besar dibandingkan dengan gaya drag
yang terjadi. Pada gambar 4 aliran udara yang Perbandingan Simulasi Dengan Eksperimen
mengalir terlihat rapat dan tidak terjadi kondisi Hasil penelitian berupa simulasi CFD dari airfoil
flow separation yang dapat menyebabkan NACA 4412 akan dibandingkan dengan hasil yang
kondisi stall pada airfoil. Oleh karena itu untuk didapat dari hasil Robert M. Pinkertons yang
α = 0o perbandingan CL dan CD memiliki nilai berjudul “The Variation with Reynolds Number of
yang paling besar. Pressure Distribution Over an Airfoil Section report
No.613” yang menyajikan hasil penelitian secara
eksperimen dengan menggunakan terowongan
angin.
vektor kecepatan angin sedangkan airfoil tetap pada
kondisi horizontal dan sudutnya tidak diubah-ubah.
CL Dengan kondisi grid meshing yang terstruktur,
2 maka ketika vektor kecepatan disesuaikan dengan
sudut serang yang tinggi, aliran udara yang
1.5 disimulasikan tidak akan sejajar dengan kondisi
grid meshing yang terstruktur.
1
CL
0.5
KESIMPULAN DAN SARAN
0
-8 -4 0 4 8 12 16 18 20
-0.5 Kesimpulan
α Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan
sebagai berikut:
Gambar 7. Grafik Perbandingan Nilai CL 1. Airfoil NACA 4412 memiliki nilai rasio glide
Eksperimen dan Simulasi paling optimal pada sudut serang 0o yaitu sebesar
36,585. Dimana terlihat pada kontur tekanan
bahwa tekanan maksimum yang terjadi pada
CD airfoil sudut serang 0o terjadi pada leading edge
0.400
airfoil, selain itu juga tekanan yang paling rendah
0.300 terjadi pada permukaan atas airfoil sehingga pada
kondisi ini gaya lift akan lebih besar
CD
25
aliran di atas chord lebih lambat dibandingkan
20
kecepatan di bawah chord dikarenakan tekanan
15
di atas chord lebih besar dibandingkan tekanan
10
di bawah chord.
5
0 3. Rata-rata persentase error yang terjadi
-8 -4 0 4 8 12 16 18 20 menunjukan hasil yang sesuai yaitu kurang dari
α 10%, sehingga simulasi CFD 2D pada airfoil ini
cukup sesuai dengan kondisi aktualnya. Eror
Gambar 9. Grafik Perbandingan Rasio Glide tersebut dikarenakan pengaruh model grid mesh
Eksperimen dan Simulasi yang digunakan dan dikarenakan pada simulasi
CFD, aliran turbulen digunakan sepenuhnya
Grafik-grafik diatas menunjukan hubungan dikeseluruhan bagian airfoil sedangkan pada
aktualnya ada aliran laminar disetengah bagian
yang cukup baik antara hasil simulasi CFD
dan hasil percobaan. Terdapat beberapa eror yang airfoil.
terjadi hal itu disebabkan oleh pengaturan sudut
serang pada simulasi dilakukan dengan mengubah
Saran [8] Sugiarto, Tris. 2007. Analisa Karakteristik
Adapun saran untuk penelitian selanjutnya sebagai Airfoil Naca 4412 Dengan Metode Wind
berikut: Tunnel. Intuisi Teknologi dan Seni.
1. Simulasi CFD sebaiknya dilakukan dengan
menggunakan komputer dengan spesifikasi [9] Tong, Wei. 2010. Wind Power generation and
komputer yang lebih baik sehingga pada proses wind turbine design. WIT Press: Southampton.
iterasi bisa dilakukan dengan cepat dalam
pengambilan data dan didapatkan model mesh [10] Wagner, H J. 2017. Introduction to wind
yang lebih baik dengan jumlah mesh yang lebih energy systems. Ruhr-University Bochum.
banyak agar data yang didapatkan lebih akurat. Bochum, Germany.
2. Variasi airfoil yang lain perlu untuk disimulasi
untuk mengetahui airfoil yang paling optimal
dalam mengekstrak energi angin.
3. Agar simulasi yang dilakukan lebih akurat dan
presisi, model mesh diatur menjadi lebih baik
(finer mesh).
DAFTAR PUSTAKA