Anda di halaman 1dari 7

SIMULASI PERFORMANSI AIROFOIL TURBIN ANGIN NACA 4412 TERHADAP

VARIASI PANJANG CHORD DAN SUDUT SERANG MENGGUNAKAN SOFTWARE


CFD

Rizky Agus Maulana1, Agus Sugiri2, M. Dyan Susila ES3


1)
Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas teknik, Universitas Lampung
2)
Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Lampung
3)
Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Lampung
Jln. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145
Telp. (0721) 7406534 Fax. (0721) 704625
Email: Rizkyagusmaulana@gmail.com

Abstrak
Penelitian tentang turbin angin berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Efisiensi dan kinerja
turbin angin tergantung pada desain dan bentuk sudu turbin angin itu sendiri. Pembuatan model dengan semua
variasi turbin angin akan menghabiskan biaya yang cukup besar sementara hasilnya tidak dapat ditentukan secara
pasti. Penggunaan software CFD sebagai perangkat lunak untuk meneliti turbin angin yang memungkinkan
mendapatkan tujuan perancangan tanpa harus membuat model sebenarnya.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh variasi panjang chord sudu dan sudut serang terhadap
performansi turbin angin dengan mensimulasikannya dengan menggunakan software CFD. Simulasi
aerodinamika pada airfoil yang digunakan pada sudu turbin angin dilakukan untuk mengetahui karakteristik
aerodinamika dari airfoil yang digunakan. Airfoil NACA 4412 digunakan sebagai bentuk dasar dari sudu turbin
angin. Data hasil simulasi CFD 2D pada airfoil NACA 4412 cukup memenuhi dan sesuai dengan kondisi
aktualnya dimana nilai kesalahan yang diperoleh kurang dari 10 % untuk simulasi 2D. Titik kritis dari koefisien
lift terjadi pada airfoil dengan sudut 16o. Indikasi terjadinya kondisi stall akan terjadi jika sudut serang terus
dinaikan, dan nilai koefisien drag terkecil didapatkan pada sudut serang -4o. Nilai glide ratio terbesar terjadi pada
sudut serang 0o yaitu sebesar 36,585. Pada chord 1 m terlihat mengalami stall pada sudut serang 18o sedangkan
pada chord 0.65 m dan chord 0,3 m belum mengalami stall hingga sudut 20o.

Kata kunci : Airfoil, NACA 4412, CFD.

Abstract
Research on wind turbines is growing rapidly in recent years. The efficiency and performance of wind
turbines depend on the design and shape of the wind turbine blade itself. Model creation with all variations of
wind turbines will cost a considerable amount of time while the results cannot be determined for sure. The use of
CFD Software as a tool for researching wind turbines makes it possible to obtain design objectives without having
to create the actual model.
The purpose of this study is to determine the influence of long variations of the chord and angle of
attack against the performance of the wind turbine by simulting it with the use of CFD software. An aerodynamic
simulation of the airfoil used in the wind turbine substation is performed to determine the aerodynamic
characteristics of the airfoil used. NACA airfoil 4412 is used as the base form of the wind turbine blade. The 2D
CFD simulation Data on the NACA 4412 airfoil is quite fulfilling and in accordance with the actual conditions
where the error value is obtained less than 10% for the 2D simulation. The critical point of the lift coefficient
occurs in an airfoil with angle of attack 16o where a stall condition indication occurs if the angle of attack is
continuously adjusted, and the smallest coefficient of drag is obtained at an angle of attack -4o. The biggest glide
ratio occurred at 0o attack angle of 36.585. On the 1 m chord is seen experiencing stall at an angle of attack 18o
while the chord is 0.65 m and a chord of 0.3 m has not experienced stall until 20 o angle.

Keywords: Airfoil, NACA 4412, CFD.


PENDAHULUAN mampu untuk terbang. Untuk ekstraksi energi yang
efisien, sudu turbin angin modern dibuat dengan
Energi angin memiliki sejumlah manfaat dan bagian airfoil. Fitur utama dari airfoil tersebut
keuntungan, tenaga angin merupakan sumber energi ditunjukkan pada Gambar 12. Airofoil yang
bersih dan ramah lingkungan. Sebagai sumber digunakan untuk turbin angin adalah foil udara
energi yang tak habis-habisnya dan gratis, energi ini penerbangan di bawah seri NACA (National
tersedia dan berlimpah di sebagian besar wilayah Advisory Committee for Aeronautics). NACA
bumi. Selain itu, dalam penggunaan tenaga angin menentukan fitur airfoil dengan angka.
akan membantu mengurangi ketergantungan
terhadap bahan bakar fosil dan juga biaya per kWh Koedisien Lift Dan Koefisien Drag
tenaga angin juga jauh lebih rendah daripada tenaga Gaya lift (L) memiliki arah tegak lurus terhadap arah
surya [7] kecepatan hulu dan gaya drag (D) memiliki arah
sejajar terhadap arah kecepatan hulu. Pada Gambar
Melihat potensi tersebut desain turbin terus 2. Dapat dilihat vektor gaya dan kecepatan pada
airfoil [3].
berevolusi dan produsen berusaha mengurangi biaya
dan meningkatkan hasil melalui inovasi ilmiah.
Rentang sudu meningkat seiring dengan permintaan
energi yang meningkat, dan desain yang mampu
menghasilkan daya yang besar. Sudah banyak
pengembangan jenis baru turbin angin untuk
menghasilkan listrik dari energi angin. Kecepatan
rotasi sudu turbin angin dapat ditingkatkan karena
kemudi airfoil. Efek dari turbulensi memainkan
peran penting pada kinerja turbin angina [4]. Gambar 1. Gaya lift dan drag
(Wind Energy Fundamentals, 2010)
Hasil dari berbagai eksperimen telah banyak
digunakan untuk merancang berbagai tipe turbin Persamaan gaya lift dapat dirumuskan sebagai
angin. Namun pengujian dengan menggunakan berikut:
Wind Tunnel membutuhkan seperangkat peralatan 1
𝐿 = 𝐶𝐿 ∙ ∙ 𝜌𝑎 ∙ 𝐴 ∙ 𝑉 2 (1)
2
dan membutuhkan biaya yang cukup mahal.
Persamaan gaya drag dapat dirumuskan sebagai
Dengan bantuan software Computational Fluid
berikut:
Dynamics (CFD), para peneliti dapat menganalisis 1
dan merancang turbin angin yang lebih baik dan 𝐷 = 𝐶𝐷 ∙ ∙ 𝜌𝑎 ∙ 𝐴 ∙ 𝑉 2 (2)
2
lebih murah dari segi biaya perancangan. dimana CL adalah koefisien lift, CD adalah
Perancangan dengan menggunakan software CFD koefisien gaya drag, ρ adalah massa jenis udara, V
merupakan tolak ukur sebagai perkiraan dalam adalah kecepatan angin relative, A adalah luas sudu.
merancang dan membuat turbin angin yang
sebenarnya [2]. Sudut Serang
Tali busur sebuah airfoil dan arah aliran udaranya
Mengacu pada beberapa hal diatas maka peneliti membentuk sebuah sudut yang dinamakan sudut
mencoba untuk menganalisis desain airfoil turbin serang dan diberi notasi α. Sudut serang dibagi
angin dengan menggunkan model dua dimensi dari menjadi dua jenis yaitu sudut serang mutlak dan
National Advisory Committee for Aeronautics sudut serang kritis. Sudut serang mutlak adalah
(NACA) 4412, dengan variasi panjang chord sudu sudut yang diukur dari keadaan zero angle lift. Sudut
dan sudut serang turbin angin dengan menggunakan serang kritis yaitu sudut serang yang menghasilkan
bantuan perangkat lunak CFD. gaya angkat maksimum.

TINJAUAN PUSTAKA Panjang Chord


Jarak antara leading edge dan trailing edge.
Airofoil Perhitungan panjang chord dapat menggunakan
Airfoil merupakan penampang sayap metode soliditas yaitu:
pesawat terbang. Airofoil digunakan untuk
mendapatkan gaya lift yang besar sehingga pesawat
𝑁∙𝑐 2. Simulasi airfoil 2D
𝜎= (3)
2∙𝜋∙ 𝑟 File model geometri yang telah dihasilkan di
design modeler lalu dibuka di Fluent.
dimana : Selanjutnya ada beberapa tahapan yaitu:
σ = solidity turbin angin a. Membentuk mesh yang dilakukan setelah
N = jumlah sudu membuat geometri dengan melakukan
c = panjang sudu (m) pembagian objek menjadi bagian bagian
R = jari jari turbin angin (m) kecil disebut dengan meshing. Ukuran mesh
yang terdapat pada suatu objek akan
METODOLOGI PENELITIAN
mempengaruhi ketelitian hasil perhitungan
Alat dan Bahan CFD.
Alat yang digunakan yaitu komputer dengan b. Menentukan boundary condition. Boundary
spesifikasi Processor AMD A4, RAM 4 Gb, VGA condition diperlukan sebagai parameter
AMD Radeon HD 8330, Operating system Win10 yang akan dikenali Fluent untuk
64 bit, dan Software yang digunakan adalah notepad, menyelesaikan suatu kasus CFD. Parameter
Ms. Excel untuk input koordinat geometri, software yang digunakan dalam menyelesaikan kasus
Ansys Design Modeler untuk mendesain dimensi ini adalah dengan menggunakan boundary
dari airofoil dan software Ansys Fluent untuk Velocity Inlet.
mensimulasikan hasil dari desain yang telah dibuat. c. Melakukan inisialisasi dan iterasi dimana
simulasi akan mencapai konvergen setelah
melalui beberapa iterasi.
Prosedur Pengujian
d. Melakukan Post-processing dimana hasil
Ada beberapa tahapan-tahapan pengujian yang
dilakukan yaitu: konvergen akan didapat setelah dilakukan
1. Pemodelan geometri airofoil secara 2D beberapa kali iterasi. Langkah selanjutnya
airofoil yang dipilih merupakan airofoil NACA adalah melakukan post-processing berupa
tipe 4412 yang diunduh dari situs milik nilai CL, CD, vektor kecepatan, kontur
Universitas Illinois. Selanjutnya koordinat tekanan serta data data lain yang dibutuhkan
geometri yang telah diunduh berupa file pada penelitian ini seperti ditunjukkan oleh
notepad yang tersusun atas 2 kolom. Kolom ini gambar 3.
mewakili sumbu x dan sumbu y. Untuk dapat
diinput ke software Ansys Design Modeler,
diperlukan koordinat untuk sumbu z. Langkah
yang dilakukan adalah meng copy file yang ada
di notepad ke Ms. Excell.

Langkah selanjutnya adalah membentuk


geometri dengan software Ansys Design
Modeler. Tahapan yang dilakukan adalah
menginput koordinat airofoil. Proses simulasi Gambar 3. Kontur kecepatan
airofoil ini dilakukan seperti di terowongan
angin . hanya saja terowongan angin digantikan
HASIL DAN PEMBAHASAN
oleh bentuk simulasi CFD. Langkah berikutnya
adalah menggambar lingkungan tempat dimana Kondisi Batas
airofoil ini diletakkan seperti gambar 2. Hasil yang ditampilkan berupa nilai sudut serang (α)
dan panjang chord yang paling optimal dalam
menghasilkan nilai koefisien lift (CL) yang paling
besar dan nilai koefisien drag (CD) yang paling
rendah serta ditampilkan nilai CL/CD yang paling
maksimal. Nilai karakteristik tersebut kemudian
airofoil dibandingkan dengan nilai hasil eksperimen.
Adapun kondisi batas simulasi yaitu:
Gambar 2. Geometri airofoil dan lingkungannya
Tabel 1. Parameter Airfoil Simulasi Pengaruh Variasi Panjang Chord
NACA 4412 Adapun hasil simulasi pengaruh variasi panjang
Tipe Airfoil chord yaitu:
Tabel 3. Hasil Simulasi Panjang Chord
1
Panjang chord (m) Chord AoA CL CD CL/CD

1.225
Densitas (kg/m3) -8 -0.356 -0.035 10.085

1,7894 x 10-5
Viscositas (kg/m.s) -4 -0.001 0.0011 -0.909

1,81 x 106
Bilangan Reynold 0 0.432 0.012 36.585

288,16 1
Temperatur (K) 4 0.844 -0.042 -20.095

8 1.027 -0.092 -11.163


Pengaruh Variasi Sudut Serang
Hasil yang diperoleh adalah nilai CL/CD terbesar
didapatkan pada α = 0o dengan nilai sebesar 36.85. 12 1.329 -0.199 -6.678
Nilai CL terbesar didapatkan pada α = 16o dengan
nilai sebesar 1,540. Nilai CD terbesar didapatkan
16 1.540 -0.375 -4.107
pada α = 18o dengan nilai sebesar -0.380. Gaya lift
dan gaya drag merupakan besaran vektor sehingga
angka negatif pada gaya lift dan gaya drag hanya 18 1.518 -0.380 -3.995
menunjukkan arah dari gaya.
Tabel 2. Hasil Simulasi Variasi Sudut Serang 20 1.393 -0.294 -4.738
AoA Cl Cd Cl/Cd

-8 -0.363 -0.031 11.786


-8 -0.356 -0.035 10.085

-4 -0.004 0.007 -0.571


-4 -0.001 0.0011 -0.909

0 0.236 0.009 26.222


0 0.432 0.012 36.585
0.65
4 0.567 -0.030 -19.027
4 0.844 -0.042 -20.095

8 0.693 -0.069 -10.043


8 1.027 -0.092 -11.163

12 0.887 -0.143 -6.222


12 1.329 -0.199 -6.678

16 1.028 -0.226 -4.549


16 1.540 -0.375 -4.107

18 1.075 -0.264 -4.072


18 1.518 -0.380 -3.995

20 1.096 -0.278 -3.942


20 1.393 -0.294 -4.738
-8 -0.318 -0.033 9.785

-4 -0.001 0.004 -0.300

0.3 0 0.109 0.005 21.800

4 0.221 -0.008 -28.269

8 0.342 -0.040 -8.636

12 0.405 -0.066 -6.136


Gambar 4. Vektor Kecepatan untuk α = 0o
16 0.469 -0.102 -4.598

18 0.504 -0.119 -4.235

20 0.508 -0.127 -4.000

Nilai CL maksimum terdapat pada chord 1 m sebesar


1,540. nilai CD dari masing-masing chord
mengalami kenaikan terhadap kenaikan sudut
serang. Untuk nilai rasio glide maksimum terdapat
pada chord 1 m sebesar 36,685. Terlihat bahwa
semakin besar nilai chord semakin besar juga nilai
parameter yang dihasilkan.
Gambar 5. Kontur Kecepatan untuk α = 0o

Karakteristik Aliran
Pada gambar 5 dan 6 terlihat kontur kecepatan
dan kontur tekanan yang terjadi sepanjang
airfoil NACA 4412. Kontur aliran udara yang
ditampilkan adalah kontur tekanan dan vektor
kecepatan yang terjadi pada airfoil NACA 4412
pada α = 0o. Tekanan maksimum yang terjadi
pada airfoil dengan sudut serang 0o pada
gambar terjadi pada leading edge airfoil, selain
itu juga diperlihatkan bahwa tekanan yang
paling rendah terjadi pada permukaan atas
airfoil sehingga pada kondisi ini gaya lift akan Gambar 6. Kontur tekanan untuk α = 0o
lebih besar dibandingkan dengan gaya drag
yang terjadi. Pada gambar 4 aliran udara yang Perbandingan Simulasi Dengan Eksperimen
mengalir terlihat rapat dan tidak terjadi kondisi Hasil penelitian berupa simulasi CFD dari airfoil
flow separation yang dapat menyebabkan NACA 4412 akan dibandingkan dengan hasil yang
kondisi stall pada airfoil. Oleh karena itu untuk didapat dari hasil Robert M. Pinkertons yang
α = 0o perbandingan CL dan CD memiliki nilai berjudul “The Variation with Reynolds Number of
yang paling besar. Pressure Distribution Over an Airfoil Section report
No.613” yang menyajikan hasil penelitian secara
eksperimen dengan menggunakan terowongan
angin.
vektor kecepatan angin sedangkan airfoil tetap pada
kondisi horizontal dan sudutnya tidak diubah-ubah.
CL Dengan kondisi grid meshing yang terstruktur,
2 maka ketika vektor kecepatan disesuaikan dengan
sudut serang yang tinggi, aliran udara yang
1.5 disimulasikan tidak akan sejajar dengan kondisi
grid meshing yang terstruktur.
1
CL

0.5
KESIMPULAN DAN SARAN
0
-8 -4 0 4 8 12 16 18 20
-0.5 Kesimpulan
α Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan
sebagai berikut:
Gambar 7. Grafik Perbandingan Nilai CL 1. Airfoil NACA 4412 memiliki nilai rasio glide
Eksperimen dan Simulasi paling optimal pada sudut serang 0o yaitu sebesar
36,585. Dimana terlihat pada kontur tekanan
bahwa tekanan maksimum yang terjadi pada
CD airfoil sudut serang 0o terjadi pada leading edge
0.400
airfoil, selain itu juga tekanan yang paling rendah
0.300 terjadi pada permukaan atas airfoil sehingga pada
kondisi ini gaya lift akan lebih besar
CD

0.200 dibandingkan dengan gaya drag yang terjadi.


Aliran udara yang mengalir terlihat rapat dan
0.100 tidak terjadi kondisi flow separation yang dapat
menyebabkan kondisi stall pada airfoil.
0.000
Sedangkan untuk nilai koefisien lift maksimum
-8 -4 0 4 8 12 16 18 20
α terdapat pada sudut serang 16o yaitu sebesar
Gambar 8. Grafik Perbandingan Nilai CD 1,540 dan nilai koefisien drag minimum pada
Eksperimen dan Simulasi sudut serang -4o yaitu sebesar 0.001.
2. Pada chord 1 m terlihat mengalami stall pada
sudut serang 18o ditandai dengan menurunya
CL/CD nilai koefisen lift dan meningkatnya nilai
45 koefisen drag, sedangkan pada chord 0.65 m dan
40 chord 0,3 m belum mengalamistall hingga sudut
35 serang 20o. Stall terjadi karena adanya separasi
30 aliran pada sudut serang 18o, dimana kecepatan
CL/CD

25
aliran di atas chord lebih lambat dibandingkan
20
kecepatan di bawah chord dikarenakan tekanan
15
di atas chord lebih besar dibandingkan tekanan
10
di bawah chord.
5
0 3. Rata-rata persentase error yang terjadi
-8 -4 0 4 8 12 16 18 20 menunjukan hasil yang sesuai yaitu kurang dari
α 10%, sehingga simulasi CFD 2D pada airfoil ini
cukup sesuai dengan kondisi aktualnya. Eror
Gambar 9. Grafik Perbandingan Rasio Glide tersebut dikarenakan pengaruh model grid mesh
Eksperimen dan Simulasi yang digunakan dan dikarenakan pada simulasi
CFD, aliran turbulen digunakan sepenuhnya
Grafik-grafik diatas menunjukan hubungan dikeseluruhan bagian airfoil sedangkan pada
aktualnya ada aliran laminar disetengah bagian
yang cukup baik antara hasil simulasi CFD
dan hasil percobaan. Terdapat beberapa eror yang airfoil.
terjadi hal itu disebabkan oleh pengaturan sudut
serang pada simulasi dilakukan dengan mengubah
Saran [8] Sugiarto, Tris. 2007. Analisa Karakteristik
Adapun saran untuk penelitian selanjutnya sebagai Airfoil Naca 4412 Dengan Metode Wind
berikut: Tunnel. Intuisi Teknologi dan Seni.
1. Simulasi CFD sebaiknya dilakukan dengan
menggunakan komputer dengan spesifikasi [9] Tong, Wei. 2010. Wind Power generation and
komputer yang lebih baik sehingga pada proses wind turbine design. WIT Press: Southampton.
iterasi bisa dilakukan dengan cepat dalam
pengambilan data dan didapatkan model mesh [10] Wagner, H J. 2017. Introduction to wind
yang lebih baik dengan jumlah mesh yang lebih energy systems. Ruhr-University Bochum.
banyak agar data yang didapatkan lebih akurat. Bochum, Germany.
2. Variasi airfoil yang lain perlu untuk disimulasi
untuk mengetahui airfoil yang paling optimal
dalam mengekstrak energi angin.
3. Agar simulasi yang dilakukan lebih akurat dan
presisi, model mesh diatur menjadi lebih baik
(finer mesh).

DAFTAR PUSTAKA

[1] Aryanto, F., Mara, I.M. dan Nuarsa, M. 2013.


Pengaruh kecepatan angin dan variasi jumlah
sudu terhadap unjuk kerja turbin angin poros
horizontal. Dinamika teknik mesin, Vol.3 No.
1.

[2] Castillo. 2011. Small-scale vertical axis wind


turbine design. Tamper university of applied
scince.

[3] Matthew, S. 2006. Wind Energy


Fundamentals, Resource Analysis and
Economics. Springer . Berlin, Jerman.

[4] P. Jamieson. 2011. Innovation in wind turbine


design. John Wiley & Sons.

[5] Pinkerton, Robert m. 1997. Calculated and


measured pressure distributions over the mid
span section of the NACA 4412 airfoil, Report
No.563, United States of America.

[6] Ramadika, Wisnu. 2018. Pengaruh Panjang


Chord Terhadap Nilai Koefisien Gaya Angkat
(Cl) Dan Koefisien Gaya Hambat (Cd) Pada
Variasi Sudut Serang Hydrofoil Naca 0018
Menggunakan Computational Fluid
Dynamics. Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Teknologi Industri, Universitas Trisakti.

[7] Schubel , Peter J. 2012. Wind turbine blade


design. Jurnal Enesis. Nottingham. Inggris
Raya.

Anda mungkin juga menyukai