psikologik)
Tanpa adanya bahasa, setiap orang akan merasa kesulitan untuk menyampaikan pendapat,
gagasan, atau ide yang sedang mereka pikirkan. Bahasa juga merupakan alat komunikasi yang
Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat, berupa lambang bunyi suara,
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Tiap bentuk bahasa pertama-tama mempunyai fungsi
sebagai pendukung suatu gagasan. Pada suatu waktu kita berhadapan dengan bermacam-macam
ide yang harus diungkapkan. Kita harus memilih dua jalan, pertama kita mengungkapkan
gagasan-gagasan itu secara terpisah-pisah dalam kalimat-kalimat yang tersendiri (analitis) dan
kedua mempersatukannya dalam satu perpaduan (sintetis) >> metode tranformasi (proses
mengubah bentuk bahasa menjadi bentuk-bentuk lain, dari bentuk yang sederhana > kompleks,
atau sebaliknya)
Tiap bahasa mempunyai sistem ungkapan dan sistem makna yang khusus, masing-masing
lepas terpisah dan tidak tergantung daripada yang lain. Kedua sistem tersebut dibatasi oleh
kerangka alam yang diterima dari alam sekitarnya. Yang bersifat khusus bagi setiap zaman dalam
Jadi, bahasa Indonesia pun merupakan alat pergaulan, alat pengucapan, dan alat berpikir
dalam kebudayaan Indonesia modern. Bahasa Indonesia haruslah bisa menjadi bahasa yang
modern seperti halnya bahasa Inggris, Jerman, Prancis, Jepang yang sepenuh-penuhnya
1
menjelmakan sikap dan pemandangan hidup manusia modern dalam kebudayaannya yang
dikuasai oleh nilai-nilai ilmu dan ekonomi yang melahirkan teknologi (cipta, karsa, dan karya).
Ada banyak pendapat mengenai pengertian bahasa. Salah satunya menyebutkan bahwa
bahasa adalah sebuah sistem. Dalam Kamus Lingusitik Edisi Keempat yang disusun oleh
Kridalaksana, mengatakan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh
para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri.
Kridalaksana juga memberikan pengertian yang lain yakni alat komunikasi verbal.
Bahasa Indonesia sendiri merupakan bahasa persatuan dan bahasa negara. Nama yang
tercantum pada bahasa ini diberikan oleh M. Tabrani, tokoh pemuda dan pelopor pers Indonesia,
dalam rapat pelaksanaan Kongres Pemuda I pada 2 Mei 1926 untuk menyanggah pendirian M.
Yamin yang mengusulkan nama Bahasa Melayu sebagai unsur Ikrar Pemuda.
Rumusan Ikrar Pemuda (Sumpah Pemuda) dengan perubahan Tabrani itu diterima dalam
sidang pleno Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928. Bahasa Indonesia menjadi bahasa
Ciri-ciri Bahasa
Bahasa memiliki fungsi sebagai alat komunikasi atau alat interaksi yang hanya dimiliki
oleh manusia. Ini sejalan dengan ciri-ciri bahasa, yakni berupa lambang, unik walaupun
Dikatakan berupa lambang, karena bahasa merupakan sebuah sistem, yang dibentuk oleh
sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sistem bahasa yang
dimaksud adalah lambang berupa bentuk bunyi, atau lazim disebut bunyi ujar atau bunyi bahasa.
Setiap lambang bahasa melambangkan sesuatu yang disebut makna atau konsep. Dikatakan
2
sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang memiliki pola secara tetap dan
dapat dimengerti.
Bagi seseorang yang telah mengerti bahasa Indonesia dengan baik, susunan “Ayah
membaca sebuah koran di depan rumah” dapat diterima dan dimengerti walaupun ada beberapa
bagian yang ditanggalkan. Beda halnya dengan susunan “Membaca ayah se majalah kamar di”,
susunan tersebut bukanlah sebuah kalimat bahasa Indonesia yang baik dan benar karena tidak
Sebagai sebuah bahasa yang berupa sistem, bahasa memiliki sifat sistematis dan sistemis.
Sistematis yang dimaksud adalah bahasa itu tersusun menurut suatu pola tertentu, tidak disusun
sembarangan atau acak. Sedangkan yang dimaksud dengan sistemis adalah sistem bahasa itu
bukan merupakan sebuah sistem tunggal melainkan terdiri dari sejumlah subsistem. Karena itulah
dalam bahasa Indonesia, baik bentuk kata maupun urutan kata sama-sama penting dan
Inilah yang dikatakan bahasa memiliki sifat unik meskipun juga bersifat universal. Unik,
artinya memiliki ciri atau sifat khas yang tidak dimiliki oleh bahasa yang lain dan universal
berarti memiliki ciri yang sama dengan apa yang ada pada bahasa yang lain.
Sistem bahasa yang telah dijelaskan sebelumnya merupakan lambang dalam bentuk
bunyi, lazim dikatakan sebagai bunyi ujar atau bunyi bahasa. Setiap lambang bahasa
melambangkan sesuatu yang disebut konsep atau makna. Misalnya lambang bahasa yang
berbunyi [mata] melambangkan konsep atau makna ‘salah satu panca indera yang digunakan
untuk melihat’, lain halnya dengan [atam], [taam], [maat], atau [tama], bunyi-bunyi tersebut tidak
3
Lambang bunyi bahasa itu bersifat arbitrer, artinya hubungan antara lambang dengan yang
dilambangkan tidak bersifat wajib, bisa berubah, dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambang
Secara konkret, [mata] digunakan untuk menyatakan ‘salah satu panca indera yang
digunakan untuk melihat’ tidak dapat dijelaskan mengapa lambang bunyinya demikian.
Seandainya hubungan itu bersifat wajib, tidak akan ada yang mengatakan <mripat> atau <eye>.
Selain itu juga bukti dari lambang bunyi bahasa bersifat arbiter adalah dengan adanya sebutan
untuk konsep besarnya tubuh yang lebih kecil dari ukuran normal yang di bahasa Indonesia
Namun, meski lambang-lambang bahasa itu bersifat arbitrer, bahasa juga bersifat
konvensional. Artinya, setiap penutur akan mematuhi hubungan antara lambang dengan yang
dilambangkannya. Menyebutkan [mata] maka akan menyatakan ‘salah satu panca indera yang
digunakan untuk melihat’, dan tidak untuk melambangkan konsep yang lain.
Bahasa bersifat produktif, yang artinya dengan sejumlah unsur yang terbatas, namun
dapat dibuat satuan-satuan ujaran yang hampir tidak terbatas. Menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia susunan W.J.S. Purwadarminta bahasa Indonesia hanya mempunyai kurang lebih
23.000 kata, tapi dengan jumlah kata tersebut, kata-kata itu dapat dibuat jutaan kalimat yang tidak
terbatas.
Sifat lain bahasa adalah bersifat dinamis, artinya bahasa tidak terlepas dari berbagai
kemungkinan perubahan yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Perubahan itu dapat terjadi pada
tataran fonologis, morfologis, sintaksis, semantik, dan leksikon. Contoh kasus ini adalah adanya
4
Bahasa pun memiliki sifat beragam, artinya walaupun sebuah bahasa mempunyai kaidah
atau pola tertentu yang sama, namun karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang heterogen
yang memiliki latar belakang sosial dan kebiasaan yang berbeda, maka bahasa itu menjadi
beragam. Misalnya bahasa Jawa yang digunakan oleh masyarakat Surabaya tidak sama persis
dengan bahasa Jawa yang digunakan oleh masyarakat Jember, Banyuwangi, ataupun Yogyakarta.
Yang paling mendasar dari semua sifat bahasa, adalah bahasa itu memiliki sifat
manusiawi. Artinya, bahasa sebagai alat komunikasi verbal hanya dimiliki oleh manusia. Hewan
tidak memiliki bahasa, yang dimiliki oleh hewan hanyalah berupa bunyi atau gerak isyarat, tidak
Hewan menguasai bahasa secara naluriah, manusia menguasai bahasa dengan cara belajar.
Tanpa belajar manusia tidak akan dapat berbahasa, hewan tidak memiliki kemampuan untuk
mempelajari bahasa manusia. Oleh karena itulah dikatakan bahwa bahasa bersifat manusiawi,
Fungsi Bahasa
Konsep bahwa bahasa adalah alat untuk menyampaikan pikiran sudah menjadi sejarah
yang panjang jika menelusuri sejarah studi bahasa pada masa lalu.
Wardhaugh (1972:3-8) mengatakan bahwa fungsi bahasa adalah alat komunikasi manusia
baik tertulis maupun lisan. Fungsi ini sudah mencakup lima fungsi dasar, yang menurut Kinneavy
Bagi sosiolinguistik, konsep bahwa bahasa adalah alat yang berfungsi untuk
menyampaikan pikiran dianggap terlalu sempit, sebab seperti dikemukakan oleh Fishman (1972)
bahwa yang menjadi persoalan sosiolinguistik adalah “who speak what language to whom, when
5
and to what end’. Oleh karena itu, fungsi bahasa antara lain dapat dilihat dari sudut penutur,
Dari sisi penutur, bahasa berfungsi personal atau pribadi, atau biasa disebut fungsi emotif.
Maksudnya, si penutur menyatakan sikap terhadap apa yang dituturkannya. Si penutur bukan
emosi saat menyampaikan tuturannya. Dalam hal ini pihak pendengar juga dapat menduga
Dari sisi pendengar, bahasa berfungsi direktif atau mengatur tingkah laku pendengar, hal
ini biasa disebut fungsi retorikal, ada pula yang menyebutnya fungsi instrumental. Dalam hal ini,
bahasa tidak hanya membuat si pendengar melakukan sesuatu tetapi juga melakukan kegiatan
yang sesuai dengan yang diminta dan diinginkan oleh pembicara. Pada kasus ini, terjadi fungsi
fatik, atau interpersonal yang biasa disebut oleh Finnocchiaro, atau interactional yang biasa
disebut oleh Halliday, yaitu fungsi menjalin hubungan, memelihara, memperlihatkan perasaan
Dari sisi topik ujaran, bahasa memiliki fungsi referensial. Istilah ini biasa disebut oleh
menyebutnya fungsi kognitif. Namun ada pula yang menyebutnya fungsi denotatif atau fungsi
informatif. Di bagian ini, bahasa berfungsi sebagai alat untuk membicarakan objek atau peristiwa
yang ada di sekeliling penutur atau yang ada dalam budaya pada umumnya. Fungsi referensial
inilah yang melahirkan paham tradisional, bahwa bahasa itu adalah alat untuk menyatakan
Jika melihat dari sisi kode yang digunakan, bahasa memiliki fungsi metalingual atau
metalinguistik (Jakobson dan Finnochiarno, 1960-1974) yakni bahasa itu digunakan untuk
6
membicarakan bahasa itu sendiri. Dalam fungsinya di sini, bahasa itu digunakan untuk
menjelaskan bahasa. Hal ini dapat dilihat dalam proses pembelajaran bahasa, bahwa kaidah-
kaidah atau aturan-aturan bahasa dijelaskan dengan bahasa. Juga dalam kamus monolingual,
bahasa itu digunakan untuk menjelaskan arti bahasa (dalam hal ini kata) itu sendiri.
Dari sisi amanat yang akan disampaikan, bahasa memiliki fungsi imaginatif.
Sesungguhnya bahasa itu dapat digunakan untuk menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan,
baik yang sebenarnya ataupun hanya berupa imajinasi (khayalan atau rekaan). Fungsi imajinatif
ini biasanya berupa karya seni (puisi, cerita, dongeng, lelucon) yang digunakan untuk kesenangan
Bahasa secara nyata telah menciptakan kegiatan yang disebut dengan komunikasi.
Sebagai alat komunikasi, bahasa memiliki dua aspek, yakni aspek linguistik dan nonlinguistik
atau paralinguistik. Kedua aspek tersebut saling bekerja sama dalam membangun komunikasi-
paralinguistik mencakup (1) kualitas ujaran; seperti falseto, dan lain sebagainya, (2) unsur supra
segmental; tekanan, intonasi, nada, (3) jarak dan gerak tubuh, (4) rabaan. Kedua aspek tersebut
berfungsi sebagai alat komunikasi, bekerjasama membentuk atau membangun situasi tertentu
menyampaikan ide atau gagasan untuk disampaikan pada orang lain. Bayangkan saja jika tidak
Latihan 1
7
Ada pernyataan: “fungsi bahasa sebagaimana secara umum kita ketahui bahwa fungsi
bahasa dibagi menjadi 4 bagian, yaitu: bahasa sebagai alat ekspresi diri, bahasa sebagai alat
komunikasi, bahasa sebagai alat kontrol sosial, bahasa sebagai alat adaptasi dan integrasi diri.”
Diskusikan secara kelompok, dari sudut pandang Saudara sebagai mahasiswa Fakultas
Peternakan keempat fungsi itu pentingkah? Ambillah contoh kasus dan ilustrasikan dengan
bahasa Saudara? Buatlah gagasan-gagaan kelompok Saudara dengan media Power Point untuk