Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SUKARNO PARUMBA
09320150165
LAMERURU
2018
HALAMAN PENGESAHAN
SUKARNO PARUMBA
09320150165
Disetujui Oleh,
Pembimbing
Firdaus, ST.,MT
NIP. 109 10 1032
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Pertambangan
Kerja Praktek_ii
KATA PENGANTAR
Assalamualikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat, karunia serta
nikmat yang diberikan kepada kita baik itu berupa nikmat keislaman, nikmat
kesehatan serta nikmat kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
kerja praktek yang berjudul “STUDI TEKNIS METODE PENGEBORAN FULL
CORING PADA EKSPLORASI SUMBERDAYA BIJIH NIKEL LATERIT PT.
ADHI KARTIKO PRATAMA, SULAWESI TENGGARA” yang kemudian menjadi
salah satu bukti telah melaksanakan Kerja Praktek di PT. Adhi Kartiko Pratama dan
syarat kelulusan untuk mata kuliah Kerja Praktek (KP) serta syarat untuk
menyelesaikan program studi Strata Satu (S1) pada Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Ir. Firman Nullah Yusuf, ST.,MT.,IPP selaku Ketua Jurusan Teknik
Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.
2. Bapak Firdaus, S.T., M.T selaku Pembimbing dalam pembuatan laporan Kerja
Praktek
3. Para Dosen Jurusan Teknik Pertambangan yang telah mendampingi,
membimbing dan membantu dalam pembuatan laporan Kerja Praktek
4. Orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan do’a, materi, dan moral
5. Teman-teman mahasiswa Teknik Pertambangan Universitas Muslim Indonesia
yang selalu setia membantu baik dalam suka maupun duka.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari titik
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan dukungan dan partisipasinya
berupa kritik dan saran demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penulis menghaturkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya
apabila dalam penulisan laporan Kerja Praktek ini masih banyak kesalahan, kehilafan
serta. Semoga Allah SWT memberikan berkah pada setiap umatnya yang senantiasa
berbagi ilmu.
Kerja Praktek_iii
Billahi Taufik Walhidayah, Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu.
Penulis
Kerja Praktek_iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR.................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR...................................................................... v
DAFTAR TABEL........................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang............................................................................ 1
1.2 Maksud dan tujuan..................................................................... 2
1.2.1 Maksud............................................................................. 2
1.2.2 Tujuan.............................................................................. 2
1.3 Batasan masalah....................................................................... 2
1.4 Alat dan bahan......................................................................... 2
1.5 Manfaat Penelitian.................................................................. 3
1.5.1 Manfaat untuk mahasiswa............................................. 3
1.5.2 Manfaat untuk perusahaan............................................. 3
1.5.3 Manfaat untuk universitas............................................. 3
1.6 Lokasi dan kesampaian daerah............................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah singkat PT. Adhi Kartiko Pratama............................. 4
2.2 Iklim dan curah hujan............................................................. 5
2.3 Keadaan geologi..................................................................... 6
2.3.1 Geologi Regional.......................................................... 6
2.3.2 Geomorfologi............................................................... 7
2.3.3 Litologi......................................................................... 7
2.3.4 Mineralisasi................................................................. 9
2.4 Pengeboran........................................................................... 10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.2 Tahap Pendahuluan.............................................................. 14
Kerja Praktek_v
3.3 Tahap Pengambilan Data..................................................... 15
3.3.1 Sumber Data............................................................... 15
3.3.2 Jenis Data............................................................. 15
3.4 Tahap Pengolahan Data.................................................. 16
3.5 Tahap Penulisan Laporan Kerja Praktek.......................... 16
3.6 Tahap seminar kerja praktek.............................................. 16
3.7 Diagram kegiatan KP.................................................... 17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Pembahasan..................................................... 18
4.1.1 Bagian dan Fungsi Alat bor Singel Tub
Metode Full Coring............................................. 18
4.1.2 Proses Pengeboran dan Penanganan hasil core........ 20
4.1.3
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan...................................................................... 38
5.2 Saran......................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Kerja Praktek_vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Kerja Praktek_vii
4.20 Hasil pengambilan sample untuk dianalisa di lab............................ 33
4.21 Hasil deskripsi core.......................................................................... 34
4.22 Profil Laterit ideal di site Betamindo 3............................................ 34
4.23 Profil Laterit yang tidak ideal........................................................... 35
4.24 Tampilan drill hole dalam 3D berdasarkan
hasil pembuatan Database................................................................ 37
4.25 Ore body zona saprolite.................................................................... 38
4.26 Ore body zona limonit.................................................................... 38
4.27 Blok Model...................................................................................... 38
4.28 Hasil composite zona saprolite......................................................... 39
4.29 Constrain zona saprolite................................................................... 31
4.30 Constrain zona limonit................................................................... 31
4.31 Peta penyebaran kadar Ni................................................................. 31
Kerja Praktek_viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Kerja Praktek_ix
BAB I
PENDAHULUAN
Kerja Praktek_1
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari kegiatan praktek ini adalah untuk mengamati bagaimana
teknis pengeboran full coring yg digunakan untuk mengestimasi sumberdaya terukur.
1.2.2 Tujuan
a. Mengetahui bagian dan fungsi dari alat bor untuk pengeboran full coring
b. Mengetahui proses pengeboran dan penanganan hasil corenya
c. Rangkuman dari Rig Pengeboran
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan kerja praktek ini
adalah :
Kerja Praktek_2
5 APD
Berfungsi untuk pelindung dalam bekerja
Kerja Praktek_3
Daerah konsesi dapat diakses dengan pesawat udara dari Jakarta ke Kendari
dengan penerbangan komersial setiap hari (sekitar 3 jam). Akses ke daerah konsesi
mengikuti jalan provinsi dan kabupaten yang ada dari Kendari sepanjang Pantai
Timur dengan rute yang telah ditetapkan sebagai zona industri dimasa depan oleh
pemerintah provinsi Sulawesi Tenggara. Untuk mencapai daerah konsesi
membutuhkan waktu sekitar 5 jam perjalanan dengan kombinasi kondisi jalan yang
baik dan buruk.
Kerja Praktek_4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kerja Praktek_5
2.2 Keadaan Geologi
Tabel 2.1. Luasan formasi batuan IUP PT. Adhi Kartiko Pratama
Rock Formation Litologi Area (Ha) %
Kerja Praktek_6
sedimen. batupasir adalah batuan hasil pelapukan batuan beku yg sudah lebih dulu
ada, batu pasir ini memiliki komposisi yg beragam tergantuk material pembentuknya.
batu lempung adalah batuan yang terbentuk dari material sedimen yang berukuran
sangat kecil (lempung) yang kemudian terendapkan dan terlitifikasi.
2.3.2 Geomorfologi
Salah satu faktor utama dalam membentuk nikel laterit yang baik adalah
aspek geomorfologi. Kemiringan lahan-bentukan yang memainkan peranan penting
dalam intensitas pembentukan nikel laterit. Lereng yang landai akan memudahkan air
permukaan untuk menyusup lebih mudah, sehingga membuat proses pelapukan
bekerja secara intensif. Proses pelapukan adalah proses utama untuk membentuk
pengayaan (supergen enrichment) nikel laterit. Sebaliknya, kemiringan tinggi akan
memudahkan air ”run-off”, berarti sedikit air menyusup tanah atau batu. Pada
gilirannya, hal tersebut tidak memfasilitasi proses pelapukan untuk membentuk nikel
laterit. Berdasarkan klasifikasi kelas kelerengan menurut van Zuidam (1985), areal
konsesi PT.AKP dibagi menjadi 2 satuan yaitu morfologi perbukitan bergelombang
dan morfologi perbukitan terjal. Topografi Daerah penambangan bijih nikel pada PT.
Adhi Kartiko Pratama merupakan rangkaian pegunungan yang mempunyai
ketinggian ± 7 meter diatas permukaan laut (mdpl) sampai dengan 1000 mdpl.
Kondisi daerah tersebut merupakan pegunungan hutan tropis yang memiliki
keanekaragaman flora dan fauna endemic pulau Sulawesi.
2.3.3 Litologi
Satuan Peridotit
Berdasarkan geologi regional, peridotit ini berumur Kapur. Batuan ini telah
mengalami tingkat terserpentinisasi menengah dengan warna hijau gelap dan hitam-
hijau. Batuan ini telah mengalami pelapukan yang intensif dan menjadi tanah laterit
di sebagian besar areal konsesi. Tekstur batuan porphyroaphanitic, phenocrys
piroksen dengan masa dasar dari olivin dan serpentin, bentuk kristal anhedral,
Kerja Praktek_7
holocrystaline. Bentuk permukaan satuan ini adalah tanah laterit (limonit), batuan
dasar peridotit, iron cap, dan silica boxwork.
Gambar 2.2 Singkapan batuan peridotit pada bagian selatan Block A area konsesi PT AKP
Satuan Alluvial
Satuan Alluvial menempati daerah di sebelah Timur - Tenggara dari areal konsesi.
Satuan ini tersusun atas material hasil pelapukan batuan ultrabasa (tanah laterit) yang
terakumulasi bersama dengan material lainnya seperti lempung dan lanau.
Terbentuknya satuan ini sangat dipengaruhi oleh morfologi yang landai dan sistem
sungai yang terbentuk.
Gambar 2.3 Singkapan alluvial yang tersusun atas pelapukan batuan ultrabasa di sekitar sungai pada
bagian timur Block B area konsesi PT. AKP
2.3.4 Mineralisasi
Pada pelapukan kimia khususnya, air tanah yang kaya akan CO2 berasal dari
udara dan pembusukan tumbuh-tumbuhan menguraikan mineral-mineral yang tidak
stabil (olivin dan piroksen) pada batuan ultrabasa, menghasilkan Ni, Fe, Mg yang
larut. Si cenderung membentuk koloid dari partikel-partikel silika yang sangat halus.
Di dalam larutan, Fe teroksidasi dan mengendap sebagai ferri-hidroksida, akhirnya
membentuk mineral-mineral seperti goethit, limonit, dan hematit dekat permukaan.
Bersama mineral-mineral ini selalu ikut serta unsur cobalt dalam jumlah kecil.
Larutan yang mengandung Ni, Mg dan Si terus menerus kebawah selama larutannya
bersifat asam, hingga pada suatu kondisi dimana suasana cukup netral akibat adanya
kontak dengan tanah dan batuan, maka ada kecenderungan untuk membentuk
endapan hidrosilikat. Nikel yang terkandung dalam rantai silikat atau hidrosilikat
dengan komposisi yang mungkin bervariasi tersebut akan mengendap pada celah-
Kerja Praktek_9
celah atau rekahan-rekahan yang dikenal dengan urat-urat garnierit dan krisopras.
Sedangkan larutan residunya akan membentuk suatu senyawa yang disebut saprolit
yang berwarna coklat kuning kemerahan. Unsur-unsur lainnya seperti Ca dan Mg
yang terlarut sebagai bikarbonat akan terbawa kebawah sampai batas pelapukan dan
akan diendapkan sebagai dolomit, magnesit yang biasa mengisi celah-celah atau
rekahan-rekahan pada batuan induk. Dilapangan, urat-urat ini dikenal sebagai batas
penunjuk antara zona pelapukan dengan zona batuan segar yang disebut dengan akar
pelapukan (root of weathering).
2.3 Pengeboran
Pengeboran adalah suatu usaha secara teknis untuk membuat lubang dengan
aman sampai menembus lapisan bumi atau formasi yang diperkirakan memiliki suatu
mineral atau kaya akan minyak bumi dan gas. Tujuan utamanya yaitu adalah
mengambil dan merekam data geologi yang ditembus oleh lubang bor. Dalam
perkembanganya terdapat beberapa metode pengeboran, diantaranya :
Kerja Praktek_10
Gambar 2.5 Skema cable tool drilling
Kerja Praktek_11
Gambar 2.6 Skema rotary drilling ( Bor Putar)
Kerja Praktek_12
(2) Jika terjadi kelebihan beban memungkinkan adanya selip sehingga aman tetapi
efisiensi dayanya rendah.
b. Sistem transmisi roda gigi (gear)
(1) Biasanya digunakan untuk mesin bor yang dayanya besar.
(2) Efisiensi daya tinggi, tidak memungkinkan adanya selip.
c. Sistem transmisi gabungan sabuk dan roda gigi
Ukuran dari mesin bor ditentukan oleh beberapa hal, yaitu :
a. Jarak dari tiang ke poros utama
b. Besarnya mata bor yang dapat dipasang
c. Panjang langkah poros utama
d. Jarak dari permukaan meja ke spindel utama
B. Bagian Mesin
1. Badan / Rumahan
2. Pilar / Tiang
3. Tenaga Penggerak
4. Transmisi
5. Spindel Head ( Spindel tempat memasang mata bor )
6. Meja
7. Perangkat Kontrol
a. Saklar utama
b. Tombol emergency
c. Saklar pemutar spindel
d. Saklar penggerak laju pemutaran
C. Jenis Mesin
1. Berdasar tenaga penggerak : 2. Berdasar kedudukan spindel :
a. Mesin bor tangan a. Mesin bor vertikal
b. Mesin bor listrik b. Mesin bor horizontal
Kerja Praktek_13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Data Primer
1. Peralatan dan tahapan yang digunakan saat melakukan pengeboran. Hal ini
penting untuk diketahui karena peralatan dan tahapan pengeboran memiliki
fungsi yang berbeda-beda dan penanganan yg berbeda dalam setiap
tahapanya.
2. Teknik mendeskripsi ketebalan zonasi juga profil laterit dan juga cara
mengolah data hasil coring untuk mengestimasi sumberdaya. karena
mendeskripsi profil laterit dan menentukan ketebalan zonasi merupakan hal
yg membutuhkan perhitungan dan analisa dan matang, dan juga dalam
mengolah data log bor memiliki metode sendiri agar siap dijadikan data dasar
untuk penentuan sumberdaya.
Kerja Praktek_14
B. Data Sekunder
1. Sejarah / profile PT. Adhi Kartiko Pratama
2. Peta Lokasi daerah kerja praktek, untuk mengetahui letak dari PT. Adhi
Kartiko Pratama
3 Keadaan geologi lokasi penelitian dan SOP Pengeboran
3.3 Tahap Pengolahan Data
Data-data yang diperoleh atau didapatkan baik dari lapangan maupun dari PT.
Adhi Kartiko Pratama, kemudian diolah sebelum dilanjutkan kepada tahap
selanjutnya, yaitu tahap penulisan laporan.
Tahap ini akan dilakukan presentasi mengenai laporan yang telah dibuat dan
disusun selama berada diperusahaan.
Kerja Praktek_15
METODOLOGI PENELITIAN
TAHAP PENDAHULUAN
1. ADMINISTRASI
2. STUDI PUSTAKA
3. PERLENGKAPAN LAPANGAN
4. ORIENTASI LAPANGAN
STUDI PUSTAKA
TAHAP PENGOLAHAN
DATA
Kerja Praktek_16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.1 Bagian dan Fungsi Alat bor Singel Tub Metode Full Coring
Bagian dari rig pengeboran single tub metode full coring merk YBM yaitu
Drill Bit (Mata Bor), Core Barrel, Spindel, Rod (Batang Bor), Gearbox, Main
Engine (Mesin Penggerak), Casis dan hidrolik oil, Sub dan Swivel :
Kerja Praktek_17
berfungsi sebagai pengatur
kecepatan, putaran serta tekanan
4 Spindel yg diinjeksikan kebawah
permukaan yg sedang dibor dan
penyambung antara rod.
Kerja Praktek_18
4.1.2 Proses Pengeboran dan Penanganan hasil core
Proses Pengeboran dan Penanganan Hasil Core adalah tahap utama dalam
kegiatan pengeboran, tahapanya yaitu sebagai berikut :
1. Tahap awal yaitu penentuan lokasi pengeboran, penentuan lokasi ini berdasarkan
hasil dari mapping yang ada dalam tahap eksplorasi yang kemudian hasil dari
kegiatan mapping dimasukan kedalam peta untuk membuat grid pengeboran
sesuai dengan data hasil mapping yang sudah didapatkan. Kemudian melakukan
transport ke lokasi tersebut dalam hal ini rig pengeboran telah dipisah-pisah agar
memudahkan proses transport, lalu masuk ke pembersihan area yang akan
dilakukan pengeboran, terakhir pemasangan dan pembuatan sarana pendukung
kegiatan pengeboran agar pengeboran berlangsung dengan baik. Dalam kegiatan
awal pengeboran ini, dianjurkan untuk memperhatikan beberapa hal sebelum
masuk ketahap selanjutnya yaitu :
1. Untuk kru pemboran diwajibkan menyiapkan P3K, menggunakan helm,
sepatu bot, sarung tangan, safety glasses, ear plug dan rambu safety pada saat
kegiatan pemboran. Hal ini dilakukan agar meminimalisir dampak dari
kecelakaan kerja yang dapat terjadi saat melakukan pekerjaan tersebut.
2. Pihak pemboran wajib untuk melaksanakan safety meeting, hal ini sangat
diperlukan untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan akan bahaya
yang bisa saja terjadi didalam pekerjaan yang akan dilakukan sehingga
membuat semua kru yang terlibat menjadi lebih memperhatikan keselamatan
dalam bekerja
3. Siapkan perlengkapan tambahan seperti alat tulis, penghapus, spidol
permanen, dll. Hal ini juga menjadi hal penting karena alat-alat tersebut
adalah alat yang memeiliki fungsi untuk mencatat data-data yang ada
dilapangan.
4. Cek lokasi pemboran (pad), yakinkan terbebas dari batang-batang pohon
yang berpotensi tumbang, tanah longsor, jatuhan batu dll. Hal ini harus
dilakukan agar dalam kegiatan bahaya yang mungkin ditimbulkan dapat di
minimalisir, karena dalam pengeboran akan menghasilkan getaran yang bisa
membuat material diatas menjadi bergerak.
Kerja Praktek_19
5. Persiapan tata lokasi disekitar rig sehingga pekerjaan lebih mudah dan aman.
Hal ini perlu diperhatikan agar dalam kegiatan pengeboran ini dapat
terlaksana dengan nyaman.
6. Tidak dianjurkan mengadakan pemotongan lereng pada rencana titik bor saat
pembuatan lokasi bor. Hal ini dimaksudkan agar tidak memotong lereng yang
cukup tinggi karena dikhawatirkan saat melakukan kegiatan pengeboran,
lereng tersebut mengalami kelongsoran.
7. Periksa perlengkapan pemboran meliputi perlengkapan standard antara lain
pipa bor, core barrel, meteran,kunci-kunci dll.
Kerja Praktek_20
Gambar 4.2 Pembersihan lokasi yang akan dilakukan pengeboran
8. Tahap selanjutnya yaitu perangkaian rig pengeboran yang tadi dalam proses
transportasinya dipisah menjadi bagian-bagian yg lebih kecil dan penyiapan alat-
alat tambahan yang dibutuhkan dalam peroses pengeboran nantinya. Dalam
proses ini peralatan tadi harus diperhatikan dengan baik Periksa perlengkapan
pemboran meliputi perlengkapan standard antara lain pipa bor, core barrel,
meteran, kunci-kunci dll. Perangkaian rig pengeboran ini terdiri dari perangkaian
gearbox dengan casis, kemudian bagian itu disambungkan lagi dengan spindel
lalu spindel tadi disambungkan dengan rod dan yang terakhir main engine
dihubungkan dengan gearbox yang dimana main engine ini adalah mesin
penggerak utamanya.
Kerja Praktek_21
Gambar 4.4 Pemasangan spindel ke gearbox
Kerja Praktek_22
Gambar 4.6 Pemasangan mesin penggerak merk YBM 05DA
Kerja Praktek_23
hasil lapukanya, tekstur tanahnya, dll. Hal ini dikerjakan oleh geologist yg
ditempatkan pada hole tersebut.
f. Kemudian setelah deskripsi selesai maka sample dimasukan kekantong sample,
lalu diberi keterangan pada kantong samplenya dengan keterangan hole id,
kedalaman, dan juga elevasi serta diberikan barcode. Kemudian setelah proses
samplingnya selesai, kemudian sample tadi dibawa ke lab preparasi untuk
dianalisa.
Dalam proses pengeboran ini terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan yaitu :
1. Apabila panjang rod / stang bor tidak sama, dianjurkan untuk membuat susunan
rod dan diinformasikan kepada logger.
2. Kedalaman maksimum pemboran 30 meter, apabila kedalaman kurang dari
itu,batas maksimal menembus batuan dasar 3 meter atau boulder nenerus.Jika
lebih dari 30 meter , dan dirasa formasi masih baik (saran logger) kedalaman
pemboran dapat dilanjutkan.
3. Running maksimal 1 meter.
4. Pada waktu menaik-turunkan spindle maksimum 5 cm, agar cutting tidak
tercampur dengan core.
5. Core dikeluarkan dari tube atau core barrel dengan cara ditekan menggunakan
rod yang telah dimodifikasi agar dapat digunakan sebagai pendorong core keluar
dari core barrel.
6. Gunakan core trail untuk tempat sementara core sebelum diletakkan di core box.
7. Core disusun dalam core box dengan cara diurutkan dari bottom. Apabila
terdapat kelebihan core akibat core mengembang, maka kelebihan core tersebut
ditumpuk pada meteran tersebut
8. Cutting hasil reaming dibuang.
9. Pengawasan pemboran dilakukan oleh geologist / logger
10. Stop atau penghentian pengeboran sepenuhnya menjadi tanggung jawab logger.
11. Pihak pemboran diwajibkan menyampaikan laporan kemajuan pemboran harian
pada pihak geologi perusahaan.
12. Diwajibkan untuk menjaga kebersihan lokasi pemboran dari sampah tak terurai
(plastic, kertas dll)
Kerja Praktek_24
13. Setelah pemboran dikatakan finish dilakukan pengecekan kedalaman dan panjang
core yang terambil keseluruhan, apakah sesuai antara kedalaman dan panjang
core.
14. Posisi core harus sesuai dengan kedalaman pemboran. Apabila terjadi selisih
maka pemboran dianggap tidak berlaku, dan diwajibkan untuk dilakukan
pemboran ulang pada titik yang ditentukan oleh logger.
15. Total core recovery ≥ 90% perlubang, dengan ketentuan core recovery tidak
kurang dari 80% untuk setiap meter pemboran.
16. Pemboran menggunakan tube HQ
17. Pemboran menggunakan single tube dari meteran pertama hingga akhir
pemboran
18. Apabila terjadi lose core, pada kemajuan pemboran harus diparaf oleh logger dan
driller.
19. Periksa kembali laporan kemajuan atau perpancingan di lapangan, apakah sesuai
dengan lokasi, kedalaman, dan recovery, apabila sudah benar laporan diparaf
oleh logger.
20. Penandatanganan Berita Acara Pemboran antara pihak pemboran dan pihak
geologi dilaksanakan apabila pemboran pada titik tersebut telah selesai.
21. Pihak pemboran meyertakan laporan perpancingan / running langsung dilapangan
dan akan ditandatangani oleh logger pada saat penyetopan pemboran.
22. Guna menunjang kelancaran proses pemboran wajib menyediakan
- minimal 2 tube per-mesin
- peralatan kunci pada setiap rig
- kelengkapan spare part
- kelengkapan bengkel/work shop
Kerja Praktek_25
Gambar 4.7 Proses Warming Up
Kerja Praktek_26
Gambar 4.9 Pengeluaran Rod untuk mengeluarkan core barrel
Kerja Praktek_27
Gambar 4.12 Pengeluaran core barrel
Kerja Praktek_28
Gambar 4.14 Penyambungan core barrel dengan sub
Kerja Praktek_29
Gambar 4.16 Pemindahan core dari core barrel ke corebox
Kerja Praktek_30
Gambar 4.18 Hasil core dengan kedalaman 0-5 meter
Kerja Praktek_31
Gambar 4.20 Hasil pengambilan sample untuk dianalisa di lab
Kerja Praktek_32
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Kerja Praktek_33
2. Harus lebih memperhatikan dan meningkatkan cara perlakuan terhadap core,
karena penulis melihat adanya perlakuan yang kurang hati-hati pada penanganan
core.
3. Mempertimbangkan untuk memindahkan titik pengeboran dalam radius yang
dapat ditoleransi, karena dilapangan penulis melihat kurangnya pertimbangan
terhadap faktor geologi yang mengindikasikan proses laterisasi yang baik atau tidak
untuk menentukan titik pengeboran.
Kerja Praktek_34
DAFTAR PUSTAKA
Kerja Praktek_35
TIME SCHEDULE
Bulan September
Jadwal Kegiatan
Minggu 1 2 3 4
Orientasi Lapangan
Pengambilan Data
Penulisan Laporan