vii
-------Halaman ini sengaja dikosongkan------
viii
KATA PENGANTAR
Penulis
ix
-------Halaman ini sengaja dikosongkan------
x
DAFTAR ISI
xi
2.3.3 Bagian Transaksi Energi Listrik ........................ 15
2.3.4 Bagian Perencanaan dan Evaluasi .................... 16
2.3.5 Bagian Konstruksi ............................................ 17
2.4 Lokasi Perusahaan .......................................................... 18
2.5 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ........................ 19
2.6 Etika Profesi ................................................................... 20
2.6.1 Etika di Tempat Kerja ...................................... 21
BAB 3 HASIL KEGIATAN KERJA PRAKTIK .............. 23
3.1. Bidang Kegiatan ............................................................. 23
3.1.1 Sistem Pendistribusian Tenaga Listrik ................ 23
3.1.1.1 Konstruksi Jaringan Tegangan Menengah .... 23
3.1.1.2 Konstruksi Jaringan Tegangan Rendah ........ 36
3.1.2 Susut Daya Penyulang ......................................... 45
3.1.2.1 Saluran Pendek .......................................... 46
3.1.2.2 Saluran Medium ........................................ 46
3.1.3 Jenis – Jenis Susut Daya ....................................... 47
3.1.3.1 Susut Teknis ................................................. 47
3.1.3.2 Susut Non Teknis ......................................... 48
3.1.4 Cara Memperbaiki Susut Daya .............................. 48
3.2 Konstribusi ................................................................... 49
3.2.1 Single Line Diagram Rayon Krian .......................... 51
3.2.2 Single Line Diagram Penyulang Banjaran ............... 51
3.2.3 Single Line Diagram Penyulang Dawar .................. 52
3.2.4 Data Aset Penyulang................................................ 53
3.2.5 Data Daya Trafo Penyulang Dawar dan Penyulang
Banjaran…… ...................................................... 60
3.2.6 Perhitungan Arus Beban Pada Trafo ....................... 64
3.2.6.1 Perhitungan Satuan Besar Beban ..................... 65
xii
3.2.7 Hasil Simulasi Penyulang dengan Software ETAP . 66
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN.................................69
4.1 Kesimpulan ............................................................ 69
4.2 Saran ...................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 71
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................. 73
xiii
-------Halaman ini sengaja dikosongkan------
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
3.20 Trafo Distribusi…………….................................35
3.21 Kabel Tanah Hantaran Tunggal ........................ 35
3.22 Kabel Tanah Tiga Hantaran ............................... 36
3.23 Tiang Listrik TR 1 ............................................... 36
3.24 Tiang Listrik TR 2 ............................................... 37
3.25 Tiang Listrik TR 3 ............................................... 37
3.26 Tiang Listrik TR 4 ............................................... 38
3.27 Tiang Listrik TR 5 ............................................... 38
3.28 Tiang Listrik TR 6 ............................................... 39
3.29 Tiang Listrik TR 7 ............................................... 39
3.30 Tiang Listrik TR 8 ............................................... 40
3.31 Tiang Listrik TR 9 ............................................... 40
3.32 Konduktor BBC ................................................... 40
3.33 Konduktor NF2X ................................................. 41
3.34 Pole Bracket ......................................................... 41
3.35 Strain Clamp ........................................................ 42
3.36 Suspension Clamp ................................................ 42
3.37 Penghantar Pembumian ...................................... 43
3.38 Bimetal Joint ........................................................ 43
3.39 Konduktor NYY .................................................. 43
3.40 Konduktor NYAF ................................................ 44
3.41 Perlengkapan Hubung Bagi ................................ 44
3.42 Sepatu Kabel ........................................................ 44
3.43 NH Fuse ................................................................ 45
3.44 Permodelan Saluran Pendek .............................. 46
3.45 Permodelan Saluran Medium Mode Phi ........... 46
3.46 Permodelan Saluran Medium Mode T .............. 47
3.47 Toolbar Aliran Daya pada ETAP ....................... 49
xvi
3.48 Single Line Diagram Rayon Krian ..................... 51
3.49 Single Line Diagram Penyulang Banjaran ........ 51
3.50 Single Line Diagram Penyulang Dawar ............. 52
3.51 Simulasi Penyulang Dawar ................................. 66
3.52 Simulasi Penyulang Banjaran............................. 67
xvii
-------Halaman ini sengaja dikosongkan------
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Sejarah Perkembangan Industri Kelistrikan
di Indonesia ................................................................... 5
3.1 Data Aset Penyulang Dawar dan
Penyulang Banjaran ..................................................... 53
3.2 Data Daya Trafo Penyulang Dawar dan
Penyulang Banjaran ..................................................... 60
3.3 Losses Penyulang Dawar............................................. 66
3.4 Losses Penyulang Banjaran ......................................... 67
ix
-------Halaman ini sengaja dikosongkan------
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman modern saat ini manusia tidak dapat dijauhkan dari
peralatan peralatan elektronik sebagai penunjang kebutuhan
berkomunikasi maupun untuk bekerja, sebagian besar kebutuhan akan
kebutuhan elektronik dimana peralatan tersebut bersumber pada energi
listrik. Seperti yang kita ketahui dimana energi listrik dibangkitkan oleh
pembangkit yang kemudian di alirkan melalui sistem transmisi dan
distribusi hingga tersalur ke konsumen. Dalam pendistribusian energi
listrik tentunya sering terjadi permasalahan termasuk berkurangnya daya
energi listrik yang didistribusikan atau biasa disebut susut daya energi
(losses). Penyebab susut daya dapat disebabkan oleh berbagai macam
faktor antara lain adanya tahanan jenis penghantar, jarak dan
sebagainya.
Faktor penyebab susut daya ada dua faktor yaitu faktor teknis dan
faktor non teknis. Rugi teknis disebabkan oleh penghantar saluran,
adanya tahanan dari penghantar yang dialiri arus sehingga muncul rugi
teknis (I2R) pada jaringan tersebut. Jaringan distribusi lebih rawan
mengalami gangguan jika dibandingkan dengan jaringan transmisi,
hampir 90% berasal dari jaringan distribusi. Mengetahui nilai susut daya
dapat dilakukan dengan berbagai cara yang pertama perhitungan secara
manual dan yang kedua adalah mengunakana aplikasi simulasi ETAP
(Electric Transient and
Analysis Program) 12.6. ETAP merupakan bentuk kemajuan
tekhnologi yang dapat digunakan untuk mempermudah dalam
perhitungan untuk mencari nilai susut daya pada pendistribusian energi
listrik.
Oleh karena itu mahasiswa Elektro Industri Politeknik Elektronika
Negeri Surabaya berkesempatan kerja praktik di PT. PLN (Persero)
Distribsi Jawa Timur Area Sidoarjo selama 3 bulan diharapkan
menyelesaikan masalah perhitungan susut daya pada penyulang
menggunakan software ETAP dan mempelajari tentang system distribusi
jaringan serta permasalahan teknis dan non teknis di lapangan.
1
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari kerja praktik ini, kami menspesifikasi
menjadi tujuan umum dan khusus
2
3
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari kerja praktik ini antara lain:
1. Mengetahui gambaran umum dan gambaran khusus tentang
pekerjaan yang berada di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa
Timur Area Sidoarjo.
2. Bertambahnya wawasan tentang pendistribusian listrik dari
pembangkitan sampai ke beban.
3. Mengetahui peralatan yang digunakan mulai dari alat
pengaman, perawatan, dan pemeliharaan.
3
1.6 Sistematika Laporan
Laporan kerja praktik ini membahas hal-hal sebagai berikut:
1. BAB 1 PENDAHULUAN
Membahas latar belakang, tujuan, ruang lingkup masalah dan
sistematika laporan.
2. BAB 2 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Membahas sejarah PT PLN (Persero), Profil PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Timur Area Sidoarjo
3. BAB 3 HASIL KEGIATAN KERJA PRAKTIK
Membahas mengenai jaringan distribusi pada PLN jaringan
teganagan menengah dan jaringan tegangan rendah serta analisa
susut daya menggunakan ETAP.
4. BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dan saran dalam kerja praktik
4
BAB 2 TINJAUAN UMUM PERUAN
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sekilas Sejarah PT PLN (Persero)
Kelistrikan di Indonesia di mulai pada akhir abad ke 19, pada tahun
1898 pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Pengelolahan industri
listrik pada saat itu dilakukan oleh pemerintahan Belanda dengan
perusahaan listrik swasta. Sejarah perkembangan industri listrik di
Indonesia sendiri dapat dibagi menjadi beberapa periode seperti yang di
jelaskan pada tabel 2.1
5
S’Land Waterkracht Bedijvren (LB) yaitu perusahaan listrik Negara
yang mengelola PLTA pelanggan, PLTA Lamajan dan PLTA Bangkok
Dago, PLTA Ubrug dan Kracak di Jawa Barat , PLTA Giringan di
Madiun, PLTA tes di Bengkulu, PLTA Tonsea lama di Sulawesi Utara
dan PLTU di Jakarta. Selain itu beberapa Kotapraja dibentuk perusahaan
– perusahaan listrik di Kotapraja
Menyerahnya Pemerintahan Belanda kepada Jepang dalam Perang
Dunia II maka Indonesia dikuasai oleh Jepang, yang kemudian jatuhnya
Jepang ke tangan Sekutu dan diproklamasikannya kemerdekaan RI
maka diambil alih perusahaan – perusahaan listrik yang dikuasai oleh
Jepang. Pengambil alilhan tersebut diserahkan kepada Presiden
Soekarno dan kemudian dengan Penetapan Pemerintah tahun 1945 No. 1
dan Gas dibawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga. Sejarah
ketenaga listrikan di Indonesia mengalami pasang surut sejalan dengan
perjuangan bangsa. Tanggal 27 Oktober 1945 kemudian dikenal sebagai
Hari Listrik dan Gas. Penetapan secara resmi sebagai Hari Listrik dan
Gas berdasarkan keputusan mentri Pekerjaan Umum dan Tenaga No. 20
tahun 1960, namun kemudian berdasarkan keputusan Mentri Pekerjaan
Umum dan Tenaga Listrik No.235/KPTS/1975 tanggal 30 September
1975 peringatan Hari Listrik dan Gas yang digabung dengan Hari
Kebangkitan Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik yang jatuh pada
tanggal 3 Desember. Mengingat pentingnya semangat dan nilai – nilai
hari listrik, maka berdasarkan Keputusan Mentri Pertambangan dan
Energi No.1134/43/MPE/192 tanggal 31 Agustus 1992 ditetapkan
tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik Nasional.
Pada tahun 1994 terjadi perubahan mendasar dalam tubuh
perusahaan yang tadinya berstatus sebagai Perusahaan Umum ini, yaitu
setelah keluarnya Perpu No. 3 dan sesuai dengan akte notaris Soetjipto,
SH NO 169 yang menyatakan bahwa Perum PLN statusnya diubah
menjadi Perseroan dengan nama PT. PLN (Persero). Perubahan status
perusahaan tersebut ternyata mendapatkan dampak sangat kuat bagi
perkembangan perusahaan listrik Indonesia dalam Menggapai orientasi
dan obsesinya. Selain itu dalam rangka memaksimalkan peran
perusahaan itu berbagai upaya telah dilakukan perusahaan ini, baik
secara internal maupun eksternal. Perubahan internal misalnya dapat
dilihat dari perubahan struktur organisasinya baik dikantor pusat
maupundidaerah.Begitu juga secara eksternal kini PLN telah melakukan
ekspansi dengan membentuk unit – unit bisnis dan anak perusahaan
sebagai unit pelaksananya.
.
6
Unit wilayah yang dimiliki PLN terdiri dari 11 wilayah kerja ditambah
dengan kawasan Batam sebagai wilayah khusus. Wilayah tersebut antara
lain: Wilayah I Aceh, Wilayah II Sumatra Utara, Wilayah III Sumbar-
Riau, Wilayah IV Sumsel-Bengkulu-Jambi dan Bnagka Belitung,
Wilayah V Kalimantan Barat, Wilayah VI Kalimantan Selatan, Timur
dan Tengah, Wilayah VII Sulut Sulteng, Wilayah VIII Sulawesi Selatan
dan Tenggara, Wilayah IX Maluku, Wilayah X Irian Jaya dan XI Bali
NTT – NTB. Selain wilayah PLN memiliki unit distribusi Jawa Tengah
dan Timur. Begitu juga membentuk anak perusahaan diantarana PT.
Indonesia Power, PT. Icon Plus dan PLN Batam yang seblumnya
menjadi daerah khusus.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga
Nomor : Ment. 16/I/20 tanggal 20 Mei 1961 diantaranya disebutkan di
daerah2, dibentuk daerah EXPLOITASI yang terdiri dari 10 Daerah
Exploitasi Listrik Umum (Pembangkit dan Distribusi) dimana untuk
Wilayah Jawa Timur adalah Exploitasi IX yang melaksanakan fungsi
pembangkitan dan pendistribusian tenaga listrik.
Pada tanggal 23 Oktober 1973, berdasarkan Keputusan Direksi
PLN Nomor 054/DIR/73 nama PLN Exploitasi diubah menjadi PLN
Distribusi I / Pembangkitan I, dan kemudian pada tanggal 25 Februari
1976 di-ubah menjadi PLN Wilayah XII berdasarkan Keputusan Direksi
PLN. Nomor 012/DIR/1976.
Selanjutnya sejak tanggal 3 Juli 1982 dengan Keputusan Direksi
Nomor 042/DIR/1982 nama PLN Wilayah XII di-ubah lagi menjadi
PLN Distribusi Jawa Timur, dengan tugas dan tanggung jawab
mengelola pendistribusian tenaga listrik di Jawa Timur sampai dengan
saat ini.
Bahwa sejalan dengan kebijakan restrukturisasi sector
ketenagalistikan sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri
Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 39/KEP/MK.WASPAN/9/1998 serta kebijakan
PT.PLN (Persero) Kantor Pusat tentang PT.PLN (Persero) Distribusi
Jawa Timur diarahkan kepada STRATEGIC BUSINESS
UNIT/INVESTMENT CENTRE.
Seiring dengan itu dan dalam rangka Optimasi Corporate Gain dan
penyusunan organisasinya berdasarkan Value Chain, sehingga juga
secara eksternal kini PLN telah melakukan ekspansi dengan membentuk
unit – unit bisnis dan anak perusahaannya.
7
154.K/023/DIR/1993 perlu disempurnakan lagi disertai perubahan
status dan nama menjadi PT.PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa
Timur yang tertuang pada Keputusan Direksi PT.PLN (Persero) Nomor
26.K/010/DIR/2001 tanggal 20 Februari 2001.
Keputusan Direksi PT.PLN (Persero) No.120.K/010/2002.
Tanggal 27 Agustus 2002 tentang Nama Unit Bisnis di lingkungan
PT.PLN (Persero) yang intinya Organisasi dengan status Unit Bisnis
hanya untuk anak Perusahaan PT.PLN (Persero) sedangkan PLN Jawa
Timur menjadi PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur.
8
Gambar 2.2 Persegi Vertical
5. Petir atau Kilat
Petir melambangkan tenaga listrik yang terkandung di
dalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh
perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat
para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik
bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan
kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia
dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan
perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan
perkembangan jaman. Bentuk seperti seperti gambar 2.3
6. Tiga Gelombang
Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga
bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan,
penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras
para insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik
bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan
konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap
diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga
melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan
dalam memberikan
9
10
11
layanan terbaik bagi para pelanggannya.Tiga gelombang biru di
gambarkan seperti gambar 2.4
2.1.2. Visi dan Misi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area
Sidoarjo
1. Visi PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Sidoarjo
“Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh
kembang, Unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada Potensi
Insani”
2. Misi PT. PLN (Persero)
a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,
berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan
dan pemegang saham.
b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat.
c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong
kegiatan ekonomi.
d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan
10
2.2. Bagan Organigram Struktur Organisasi
11
2.3. Kewenangan Dan Tanggung Jawab Tiap Bidang
2.3.1 Bagian Pelayanan dan Administrasi
Kewenangan dan tanggung jawab tertiggi di bagian ini berada di
bawah Asisten Manajer yang memiliki tanggung jawab antara lain:
a. Mengevaluasi kebutuhan & penyerapan anggaran, Anggaran
Investasi, Anggaran Operasi dan Cash Budget, Penyerapan
SKKI-SKKO bagian Pelayanan & Administrasi sesuai RKAP
juga kebutuhan dan Anggaran biaya tenaga kerja outsourcing
(PJTK & PP) dan melakukan supervisi sesuai proses bisnis
bagian Pelayanan & Administrasi
b. Menyusun strategi pengembangan pelayanan pelanggan &
peningkatan pendapatan, mengkoordinasikan usulan program
kegiatan peningkatan pelayanan pelanggan dan memonitoring
pemeliharaan data Arsip Induk Langganan (AIL)
c. Mengevaluasi Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik
(SPJBTL) sesuai ketentuan yang berlaku, Sistem administrasi
pelanggan, pelaporan bulanan pada bagian Pelayanan dan
Administrasi dan mengkoordinasikan rekonsiliasi data dan
dana, mengkoordinasikan usulan peningkatan sarana dan
prasarana pelayanan pelanggan
d. Mengevaluasi pengembangan SDM dan pemetaannya,
kenaikan grade, skala grade, MUK dan talenta, kontrak PJTK,
PP dan perawatan kesehatan dengan pihak ke tiga.
e. Mengevaluasi kebutuhan rencana dan hasil diklat, biaya
pegawai dan memonitoring pembayaran penghasilan pegawai,
SPT tahunan dan memverifikasi pengantar rawat Inap
Pegawai juga, permintaan perlengkapan K3 / APK, tunjangan
kecelakaan kerja, permohonan SPPD dan memonitor masa
berlakunya asuransi PDKB.
f. Menyusun rencana alokasi dana operasioanl dan investasi di
Area & Rayon, juga memonitor dan mengevaluasi laporan
pajak, perhitungan dana PPJ, PPN dan Bea Meterai.
12
g. Mengkoordinasikan proses pelanggaran disiplin pegawai (SK
Tim Investigasi) dan memonitor operasioanal kendaraan
dinas, fasilitas kantor dan pemeliharaan gedung, Pelaksanaan
sertijab dan kegiatan protokoler.
h. Monitoring Kinerja Perusahaan, merencanakan permintaan
AT/PA dan dropping ke kantor Distribusi, mengkoordinir
pembuatan penyusunan RKAP & Cash Flow.
i. Mengevaluasi kinerja Bagian Pelayanan & Adminstrasi,
Menyusun laporan rutin sesuai bidang tugasnya,
melaksanakan tugas/kegiatan yang ditetapkan pada cascading
KPI atasannya, menyusun sistem manajemen unjuk kerja
setiap semester tahun berjalan, memantau dan membina
pencapaian sasaran unjuk kerja individu bawahannya juga
membina kompetensi dan karier bawahannya, melalui diklat
profesi dan diklat penjenjangan.
2.3.2 Bagian Jaringan
Kewenangan dan tanggung jawab tertiggi di bagian ini berada di
bawah Asisten Manajer yang memiliki tanggung jawab antara lain:
a. Menyusun usulan RKAP bidang distribusi, untuk memenuhi
jadwal yang ditetapkan Kantor Distribusi.
b. Membuat usulan AO Yantek dan HarGardu
c. Membuat dan Evaluasi PRK Pekerjaan Distribusi dan
Pembangkit
d. Memverifikasi kinerja asset Jaringan dan Pembangkit
e. Mengevaluasi SAIDI/SAIFI, gangguan /100kms, gangguan
per penyulang
f. Mengevaluasi SFC/SLOC, gangguan dan jam operasi
pembangkit
g. Memverifikasi keakuratan data DIJ dan GIS
h. Menentukan prioritas pekerjaan pemeliharaan jaringan ( JTM,
GTT, JTR dan SR)
i. Mengevaluasi pembebanan gardu distribusi
j. Mengevaluasi hasil sampling pengukuran tegangan jatuh /
flicker / harmonisa (Power Quality) dan besaran listrik
lainnya di pelanggan.
13
k. Memutuskan pemulihan/pemadaman gangguan sifatnya
sementara/emergency
l. Membuat target kinerja supervisor, sebagai tolok ukur
keberhasilan kerja.
m. Mengarahkan, mengendalikan dan memonitor kegiatan
Operasi, Efisiensi, Pemeliharaan, PDKB Jaringan Disribusi,
Pembangkitan Tenaga Listrik , untuk mencapai keselarasan
kerja antar fungsi.
n. Mengevaluasi kinerja Bagian Jaringan secara berkala, untuk
mencapai target kinerja
o. Memeriksa pembuatan laporan para Supervisor di Bagian
Jaringan, agar tercapai laporan yang benar.
p. Memeriksa dan mengevaluasi rencana kegiatan PDKB, agar
tercapai target jumlah titik pemeliharaan, kWh diselamatkan
dan terjaga K-3.
q. Menerbitkan dan menandatangani SP2B dan SP3B setiap hari
r. Melakukan analisa dan evaluasi neraca energi untuk
mengetahui susut teknis dan non teknis, menganalisa dan
mengevaluasi kinerja pelaksanaan pengaturan jaringan
distribusi untuk pengaturan beban jaringan / gardu,
mengevaluasi penyelesaian klaim, tuntutan ganti rugi atas
terjadinyanya kecelakaan listrik yang dialami masyarakat.
s. Mengendalikan pengoperasian tenaga listrik secara effektif dan
effisien, mengendalikan pelaksanaan pemeliharaan,
mengkoordinir pelaksanaan PDKB, mengendalikan
pelaksanaan pengukuran dan pemeliharaan APP Pelanggan
Besar, mengendalikan susut distribusi, mengendalikan
pelaksanaan P2TL serta melaksanakan penyimpanan dokumen
dan barang bukti penyalahgunaan tenaga listrik, mengendalikan
dan mengkoordinir proteksi serta pengukuran untuk penyulang
dan gardu distribusi , mengendalikan pemasangan dan
pemeliharaan trafo dan kapasitor yang disewakan pada
pelanggan khusus, mengendalikan pembangunan jaringan
distribusi agar sesuai standart konstruksi yang berlaku serta
melaksanakan koordinasi dengan unit terkait dalam
14
rangka pengembangan dan operasi sistem distribusi jaringan
atau gardu induk.
k. Mensosialisasikan Pedoman Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2) untuk dipahami dan dilaksanakan petugas lapangan.
l. Membuat laporan berkala sesuai bidang tugasnya dan
melaksanakan tugas kedinasan lainnya untuk optimalisasi
sumber daya.
2.3.3 Bagian Transaksi Energi Listrik
Kewenangan dan tanggung jawab tertiggi di bagian ini berada di
bawah Asisten Manajer yang memiliki tanggung jawab antara lain:
a. Memonitoring realisasi penggunaan anggaran SKKI/SKKO
yang terbit terkait dengan pekerjaan Transaksi Energi Listrik
dengan memonitoring pelaksanaan perintah kerjanya,
Memonitoring manajemen APP, segel dan AMR.
Mengevaluasi usulan biaya operasi dan investasi serta data
pendukung RKAP terkait dengan Transaksi Energi Listrik dan
memonitoring pelaksanaan ISO untuk manajemen Transaksi
Energi Listrik dan AMR.
b. Mengkoordinasikan kegiatan operasional, pemeliharaan
peralatan dan out-put AMR serta jaringan komunikasi
datanya, mengkoordinasikan pemasangan maupun
pemeliharaan APP dan sistem AMR yang dikerjakan pihak
ketiga.
c. Mengevaluasi hasil pembacaan AMR pelanggan dan incoming
/ outgoing Gardu Induk, GTT serta PCT. dan mengevaluasi
rencana pekerjaan pemeliharaan APP (tera ulang, meter rusak,
kotak APP, relay pembatas dan CT/PT pengukuran) di
pelanggan secara berkala.
Mengevaluasi hasil sampling APP dari hasil peneraan
Metrologi dan hasil tera ulang fihak ketiga. Dan mengevaluasi
hasil pengujian fungsi dan material alat pengukur, pembatas
dan kelengkapannya (CT/PT dan relay). Juga mengevaluasi
hasil sampling pengukuran
15
d. tegangan jatuh / flicker / harmonisa (Power Quality) dan
besaran listrik lainnya di pelanggan.
e. Mengevaluasi kegiatan Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik
(P2TL), hasil ukur (kwh, kvarh, beban kosiden) PSA/TSA
terurai dengan Region, laporan neraca energi ( Laporan 12
RB), laporan kegiatan pengukuran energi pelanggan potensial
secara berkala, memverifikasi data penertiban PJU, dan
mengkoordinasikan dengan instansi Kepolisian untuk kegiatan
P2TL.
f. Melaksanakan tugas / kegiatan yang ditetapkan pada
cascading KPI atasannya, menyusun Sistem Manajemen
Unjuk Kerja setiap semester tahun berjalan, memantau dan
membina pencapaian Sasaran Unjuk Kerja Individu
bawahannya, membina kompetensi dan karir bawahannya,
melalui Diklat Profesi dan diklat penjenjangan dan menyusun
laporan rutin sesuai bidang tugasnya.
g. Mengkoordinasikan pelaksanaan manajemen baca meter, dan
memonitoring proses billing
h. Mengevaluasi dan mengendalikan piutang pelanggan dan
memverifikasi data piutang pelanggan ( DPP) yang akurat dan
up to date
i. Mengevaluasi pelaporan bulanan pada bagian Transaksi
Energi Listrik dan memonitoring pemutusan sementara
bongkar rampung, penghapusan piutang, BPS, PFK
2.3.4 Bagian Perencanaan dan Evaluasi
Kewenangan dan tanggung jawab tertiggi di bagian ini berada di
bawah Asisten Manajer yang memiliki tanggung jawab antara lain:
a. Menyusun Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik
(RUPTL) Rencana Bisnis Perusahaan (RBP )
b. Mengkoordinasikan penyusunan RKAP, LKAO, LKAI dan
Kontrak Kinerja
c. Menyusun Laporan Manajemen & Laporan Hasil Penilaian
Tingkat Kinerja (LPTK) Area.
d. Menyusun Usulan Anggaran Investasi (AI) Jardis, proteksi ,
Scada dan biaya Pembangkit sistem Isolated
e. Menyusun Prakiraan Beban untuk jangka Menengah dan
Panjang.
16
f. Menyusun Master Plan Pengembangan Jaringan Distribusi dan
Scada (termasuk Konstruksinya).
g. Mengevaluasi Kajian Kelayakan Operasi dan Kajian Kelayakan
Finansial (KKO,KKF).
h. Mengkoordinasikan rencana perluasan jaringan distribusi
dengan bagian terkait
i. Melakukan analisa dan mengevaluasi usulan pembangunan
Lisdes
j. Melakukan implementasi aplikasi, pemeliharaan sistem
informasi dan evaluasinya.
k. Mengkoordinir dan mengevaluasi pencapaian target Kinerja
Perusahaan.
l. Melakukan pengelolaan Administrator System Informasi dan
Security Management
m. Menyusun SOP & Laporan Bulanan Kegiatan Mapping
2.3.5 Bagian Konstruksi
Kewenangan dan tanggung jawab tertiggi di bagian ini berada di
bawah Asisten Manajer yang memiliki tanggung jawab antara lain:
a. Menyiapkan detail rencana pengawasan konstruksi sesuai
kontrak sumber dana SKKI/SKKO/APBN/LOAN maupun
Pekerjaan Fihak Ketiga (PFK) yang memerlukan pembangunan
jaringan distribusi baru
b. Mengevaluasi kelayakan teknis Pedoman Rencana Kerja (PRK)
Program Pemasaran dan Non Pemasaran
c. Memverifikasi spesifikasi peralatan dan material yang
digunakan memenuhi standar/ desain konstruksi, SPLN /
standar teknik lainnya
d. Melaksanakan koordinasi dengan UPI maupun UP untuk
pengadaan MDU/ non MDU untuk pekerjaan konstruksi
jaringan distribusi
e. Melakukan pengelolaan material barang gudang dan persediaan
untuk menjaga kontinuitas penyediaan dan pengamanan
material
f. Mengkoordinasikan dan mengoperasikan pelaksanaan PB/PD
pelanggan yang memerlukan penambahan/pengurangan asset
jaringan distribusi.
g. Mengkoordinasikan Pemasangan APP dengan Bagian TEL
17
h. Mengevaluasi berita acara penyambungan
i. Menyiapkan TOR sesuai kaidah pelelangan yang berlaku
j. Mengkoordinasikan pelaksanaan TOR sesuai desain/standar
konstruksi dalam kontrak pembangunan dan rehabilitasi
jaringan distribusi
k. Mengkoordinasikan pelaksanaan dan pengendalian konstruksi
jaringan distribusi yang memenuhi kaidah aman dan andal
dalam rangka memperoleh sertifikasi laik operasi (SLO)
l. Mengkoordinasikan pelaksanaan updating Data Induk Jaringan
distribusi yang tea siap dioperasikan dengan bagian perencanaa
2.4. Lokasi Perusahaan
PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Sidoarjo terletak di
Jl. A. Yani No. 47-49 Sidokumpul Sidoarjo, mempunyai 3 (tiga) unit
seperti yang tersebar di wilayah Sidoarjo antara lain:
1. Rayon Sidoarjo Kota
2. Rayon Krian
3. Rayon Porong
18
Jl. A. Yani, Rw2, Sidokumpul, Kec. Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo,
Jawa Timur 61212
19
yang menggambarkan keseluruhan masalah obyek yang ada dan
kemudian disimpulkan. Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan PT
PLN (Persero) Distribusi Area Surabaya Selatan sekaligus menjadi
sumber atau informan. Pengumpulan data teknik dalam penelitian ini
adalah wawancara, observasi, checklist, dan dokumentasi. Hasil
penelitian ini menemukan bahwa penerapan sistem Manajemen K3 di
PT PLN(Persero) Distribusi UP3 Sidoarjo telah berjalan dengan baik
dan sesuai dengan jumlah keputusan menteri PER 05/MEN/1996.
Namun pelaksanaannya masih perlu ditingkatkan, terutama dalam
pemeriksaan dan tahap evaluasi. Tingkat 'kesadaran terhadap K3 relatif
tinggi, hal itu dibuktikan oleh karyawan yang pengetahuan tentang K3
sangat baik, mereka juga memperhatikan dan menerapkan Standard
Operating System (SOP) dalam setiap pekerjaan mereka. Karyawan tahu
risiko dan manfaat untuk diri sendiri atau perusahaan mereka jika
mereka bekerja tidak sesuai yang ada K3.
2. Professionalism (Profesional)
Perilaku kerja positif yang memiliki anggota Perseroan dengan
kesadaran tinggi untuk selalu memberikan total komitmen pada
paradigma kerja yang integral. Meningkatkan kemampuan dan
menguasai bidang keahlian sehingga menciptakan penampilan
(performance) yang unggul dalam bidangnya untuk mendukung citra
Perseroan.
20
3. Trust (Dapat Dipercaya)
Membangun sikap dapat dipercaya yang dilandasi oleh keyakinan
akan integritas, itikad baik dan kompetensi dari semua pihak baik
internal maupun eksternal dalam penyelenggaraan praktek bisnis yang
bersih dan etikal.
4. Excellent (Unggul)
Perilaku kerja yang selalu berusaha memberikan produk yang
terbaik dari segi biaya, mutu dan waktu.
22
BAB 3
HASIL KEGIATAN KERJA PRAKTIK
23
1. Tiang Listrik
Untuk konstruksi tiang listrik tegangan menengah memiliki
banyak jenis yang memiliki fungsi tertentu, berikut jenis – jenis
tiang listrik tegangan menengah 20 kV. Di wilayah Jawa Timur
konstruksi tiang listrik diberi nama TM untuk mempermudah.
a. Tiang Listrik TM 1
Untuk tiang dengan tipe ini berfungsi untuk konstruksi
tiang penyangga dengan sudut 0 sampai 15 derajat dan
biasanya dipasang dengan kondisi jaringan lurus tidak
berbelok dan bercabang.
b. Tiang Listrik TM 2
Untuk konstruksi tiang listrik ini memiliki ciri – ciri
yang sama dengan tiang listrik TM 1 hal yang membedakan
yaitu pada TM 2 ini memiliki jumlah cross arm sebanyak 2
buah.
24
Gambar 3.2 Tiang Listrik TM 2
c. Tiang Listrik TM 3
Untuk konstruksi ini digunakan untuk konstruksi tiang
tarik akhir jadi tidak untuk perluasan. Konstruksi ini
mempunyai double traves isolator yang digunakan enam buah
isolator jenis suspension insulator dan tiga buah jenis pin
insulator.
25
d. Tiang Listrik TM 4
Pada konstruksi ini berfungsi untuk konstruksi tiang
tarik akhir yang bisa diperluas lagi jaringannya atau bisa
menjadi tiang awal untuk memulai jaringan.
26
f. Tiang Listrik TM 6
Konstruksi ini terpasang pada konstruksi tiang TM siku
dengan sudut 60 sampai 90 derajat. Konstruksi ini berfungsi
untuk tiang penegang yang memiliki 1 cross arm.
g. Tiang Listrik TM 7
Konstruksi ini berfungsi sebagai tiang penyangga dan
tarik sehingga dapat disambung dengan jaringan lagi.
Konstruksi ini biasa dipasang pada konstruksi percabangan
dengan sudut siku-siku. Pada TM induk terpasang isolator
jenis suspension.
27
h. Tiang Listrik TM 8
Konstruksi ini hampir sama dengan konstruksi TM 7
namun perbedaannya terletak pada jenis isolator yang
terpasang pada TM induknya, pada TM 8 menggunakan
isolator tumpu.
i. Tiang Listrik TM 9
Konstruksi ini memiliki kontruksi tiang sudut dengan
satu cross arm. Konstruksi ini biasa dipakai di daerah
perkotaan. Konstruksi ini terlihat sama dengan konstruksi TM
1 namun perbedaannya terletak pada penggunaan long rod
insulator pada TM 9.
28
j. Tiang Listrik TM 10
Konstruksi ini berfungsi untuk konstruksi tiang sudut
dan dapat diperluas jaringannya.
k. Tiang Listrik TM 11
Konstruksi ini berfungsi untuk konstruksi tiang akhir
dengan pemasangan kabel tanah sehingga dibutuhkan
perlengkapan untuk memasukkan kabel ke dalam tanah dari
tiang.
29
l. Tiang Listrik TM 12
Pada konstruksi ini memiliki konstruksi yang berfungsi
untuk tiang tarik akhir yang letaknya di gardu portal dan
konstruksi ini memiliki 2 tiang yang disambung untuk
meletakkan trafo distribusi
2. Cross Arm
Cross arm adalah peralatan listrik yang terbuat dari besi
berfungsi untuk menyangga pin isolator yang tersambung oleh
konduktor.
30
3. Penghantar Konduktor Tegangan Menengah
Penghantar konduktor adalah komponen utama dari
sistem distribusi listrik di suati jaringan. Material ini berfungsi
untuk mengalirkan arus listrik. Untuk jaringan tegangan
menengah menggunakan konduktor dari bahan aluminium atau
tembaga, berikut material konduktor untuk jaringan tegangan
menengah :
31
Gambar 3.16 Konduktor Tipe AAAC dan Tipe AAACS
32
Gambar 3.18. Isolator Tumpu
5. Fuse Cut Out
Fuse Cut Out merupakan sebuah alat pemutus rangkaian
listrik yang berbeban pada jaringan distribusi yang bekerja
dengan cara meleburkan bagian dari komponennya (fuse link)
yang telah dirancang khusus dan disesuaikan ukurannya.
Perlengkapan fuse ini terdiri dari sebuah rumah fuse, pemegang
fuse, dan fuse link sebagai pisau pemisahnya dan dapat
diidentifikasi dengan hal – hal berikut :
Tegangan Isolasi Dasar (TID) pada tingkat distribusi
Utamanya digunakan untuk penyulang TM dan proteksi
trafo
Konstruksi mekanis didasarkan pemasangan pada tiang
atau pada crosarm
Dihubungkannya ke sistem distribusi dengan batas – batas
tegangan operasinya
33
Gambar 3.19. Fuse Cut Out
6. Transformator Distribusi
Transformator atau yang biasa disebut trafo adalah
suatu alat untuk memindahkan daya listrik bolak-balik
(alternating current) dari suatu rangkaian kerangkaian lainnya
berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik yang terjadi antara
2 induktor atau lebih. Transformator distribusi yang sering
digunakan adalah jenis transformator step up pada jaringan
tegangan rendah adalah 380/220 Volt karena terjadi drop
tegangan maka tegangan pada ujung TR dibuat menjadi
maksimal 400/231 Volt agar tegangan pada ujung menjadi
380/220 Volt. Bagian – bagian terpenting dan mendasar dari
sebuah trafo adalah :
Kumparan primer yang dihibungkan dengan 20 kV
Kumparan sekunder yang dihibungkan dengan pelanggan
Inti, terbuat dari lempengan – lempengan pelat besi lunak
atau baja silikon yang diklem menjadi satu
Sistem pendingin, bagian ini terdapat pada trafo
berkapasitas besar
Bushing berfungsi untuk menghubungkan rangkaian dalam
dari transformator ke rangkaian luar
34
Gambar 3.20 Trafo Distribusi
35
2. Kabel Tanah Tiga Hantaran
36
1.1. Tiang Listrik TR 2
Konstruksi ini digunakan untuk konstruksi tiang sudut atau
belokan dengan sudut anatara 15 sampai 90 derajat. Material
untuk menggantung penghantar yaitu tension bracket
37
Gambar 3.26. Tiang Listrik TR 4
38
Gambar 3.28. Tiang Listrik TR 6
1.6. Tiang Listrik TR 7
Konstruksi ini merupakan konstruksi dengan
penyambungan SUTR existing dengan menggunakan material
strain clamp.
39
Gambar 3.30. Tiang Listrik TR 8
1.8. Tiang Listrik TR 9
Konstruksi TR 9 merupakan konstruksi pemasangan SUTR
pada trafo tiang.
40
Gambar 3.33. Konduktor NF2X
1. Pole Bracket
Alat ini berguna untuk pemasangan konduktor pada
tiang listrik PLN
41
Gambar 3.35. Strain Clamp
1. Suspension Clamp
Suspension clamp adalah peralatan yang berguna untuk alat
tarikan bracket dan sebagai tumpuan kabel – kabel listrik.
Bahan utama alat ini yaitu aluminium.
42
Gambar 3.37. Penghantar Pembumian
43
Gambar 3.40. Konduktor NYAF
3. Sepatu Kabel
Sepatu kabel atau schoen cable adalah suatu peralatan yang
berfungsi untuk menyambungkan kabel dengan terminal atau
panel dengan dibautkan pada bussbar atau panel.
44
4. NH Fuse
NH Fuse umumnya dipasang pada PHBTR (Panel
Hubung Bagi Tegangan Rendah) adalah komponen pengaman
kelistrikan yang berfungsi sebagai pengaman arus lebih dan
hubung singkat. Di dalam NH Fuse terdapat kawat lebur yang
berfungsi sebagai penghantar arus dan juga sebagai
pengaman dari beban lebih atau hubung singkat. Apabila
terjadi arus lebih atau hubung singkat, kawat lebur tersebut
akan mengalami kenaikan suhu dan melebur sehingga arus
listrik yang melalui NH Fuse akan terputus.
IS R I L
VS VR
Didapatkan :
Is = I = IR
Vs = VR + IRZ
Z=R+ jwL=zl
Z = impedansi persatuan panjang
l = panjang saluran
Is R L IR
Vs VR
Y=yl=jωC
Y = Admitansi capasitive total
y = admitansi persatuan panjang
46
Didapatkan
Vs = VR + IZ
I = IR + (VR ⁄ Y)
Is = I + (Vs ⁄ Y)
Diperoleh :
Vs = VC + (½ Z)Is
VC = VR + (½ Z)IR
Is = IR + VC
47
5. Kondisi isolator dan penghantar yang tidak baik
sehingga menimbulakan arus bocor
3.1.3.2. Susut Secara Non Teknis
1. Bencana alam seperti : banjir, gempa bumi, angin topan
2. Kondisi sarana dan prasarana pekerjaan
3. Pencurian listrik
4. Penggunaan listrik secara sembarangan
48
3.2. Konstribusi
Pada kerja praktik ini kami berkonstribusi pada PT. PLN
(Persero) Distribusi Jawa Timur Area Sidoarjo tentang mencari
nilai susut daya menggunakan software ETAP 12.6.0. Berikut
tentang penjelasannya.
ETAP (Electrical Transient Analyzer Program) merupakan
suatu perangkat lunak yang berfungsi untuk menganalisis system
tenaga listrik. Pada konstribusi ini kami menggunakan ETAP
dalam keadaan offline untuk mensimulasikan system tenaga
listrik dari penyulang Dawar yang ingin kita cari nilai susut
dayanya.
ETAP dapat digunakan untuk membuat proyek system
tenaga listrik dalam bentuk diagram satu garis dan jalur system
pentanahan untuk berbagai bentuk analisa.
Analisa system tenaga listrik yang dapat dilakukan ETAP
antara lain :
A. Analisa Aliran Daya
Program analisis aliran daya pada software ETAP dapat
menghitung tegangan pada tiap-tiap cabang, aliran arus
pada system tenaga listrik. Metode perhitungan alliran
daya dapat dipilih untuk efisiensi perhitungan yang
lebih baik. Metode perhitungan aliran daya pada
software ETAP ada tiga yaitu: Newton Rhapson, Fast-
Decouple, dan Gauss Diesel.
49
4. Alert adalah icon untuk menampilkan batas kritis
dan marginal dari hasil keluaran aliran daya system
distribusi tenaga listrik.
5. Repport Manager adalah icon untuk menampilkan
hasil aliran daya dalam bentuk report yang dapat
dicetak.
50
4. Study Case
Study Case berisikan parameter – parameter yang
berhubugan dengan metode studi yang akan dilakukan
51
3.2.3. Single Line Diagram Penyulang Dawar
Keterangan gambar
52
3.2.4. Data Aset Penyulang
Tabel 3.1. Data Aset Penyulang Dawar dan Penyulang Banjaran
Section Posisi jaringan Panjang aktual nama material
53
2 Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 37,75 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 132 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
54
3 Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 132 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 37,75 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Dalam tanah 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Dalam tanah 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 132 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3CS
55
3 Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3CS
4 Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 37,75 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 37,75 A3CS
56
1 Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 37,75 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3C
Dalam tanah 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Dalam tanah 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 132 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3CS
57
2 Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
3 Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 132 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3C
58
4 Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 132 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3C
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3CS
Saluran udara 13,43000031 A3C
59
3.2.5. Data Daya Trafo Penyulang Dawar dan Penyulang
Banjaran
Tabel 3.2. Data Daya Trafo Penyulang Dawar dan Penyulang Banjaran
60
Nomor Status Status Tegangan Daya
Trafo Kepemilikan Operasi (kV) (KVA)
PB 725 PLN Operasi 20 200
PB 346 PLN Operasi 20 100
PB 303 PLN Operasi 20 160
PB 290 PLN Operasi 20 100
PB 339 PLN Operasi 20 50
PB 149 PLN Operasi 20 200
PB 289 PLN Operasi 20 100
PB 288 PLN Operasi 20 100
PB 395 PLN Operasi 20 200
PB 414 PLN Operasi 20 100
PB 336 PLN Operasi 20 200
PB 438 PLN Operasi 20 50
PB 311 PLN Operasi 20 100
PB 382 PLN Operasi 20 160
PB 312 PLN Operasi 20 50
PB 313 PLN Operasi 20 100
PB 310 PLN Operasi 20 100
PB 242 PLN Operasi 20 200
PB 330 PLN Operasi 20 100
PB 283 PLN Operasi 20 200
PB 699 PLN Operasi 20 160
PB 269 PLN Operasi 20 200
PB 294 PLN Operasi 20 160
PB 151 PLN Operasi 20 160
PB 181 PLN Operasi 20 100
PB 190 PLN Operasi 20 160
PB 102 PLN Operasi 20 100
PB 187 PLN Operasi 20 160
PB 271 PLN Operasi 20 100
PB 274 PLN Operasi 20 160
PB 272 PLN Operasi 20 100
PB 724 PLN Operasi 20 160
PB 270 PLN Operasi 20 160
PB 268 PLN Operasi 20 160
61
Nomor Status Status Tegangan Daya
Trafo Kepemilikan Operasi (kV) (KVA)
PB 200 PLN Operasi 20 160
PB 214 PLN Operasi 20 100
PB 241 PLN Operasi 20 160
PB 150 PLN Operasi 20 200
PB 585 PLN Operasi 20 160
PB 195 PLN Operasi 20 200
PB 468 PLN Operasi 20 50
PB 467 PLN Operasi 20 200
PB 471 PLN Operasi 20 50
PB 459 PLN Operasi 20 50
PB 458 PLN Operasi 20 100
PB 222 PLN Operasi 20 160
PB 262 PLN Operasi 20 160
PB 156 PLN Operasi 20 250
PB 345 PLN Operasi 20 100
PB 244 PLN Operasi 20 200
PB 698 PLN Operasi 20 160
PB 243 PLN Operasi 20 200
PB 139 PLN Operasi 20 50
PB 055 PLN Operasi 20 150
PB 276 PLN Operasi 20 100
PB 277 PLN Operasi 20 100
PB 314 PLN Operasi 20 100
PB 315 PLN Operasi 20 100
PB 278 PLN Operasi 20 160
PB 281 PLN Operasi 20 100
PB 217 PLN Operasi 20 100
PB 279 PLN Operasi 20 200
PB 300 PLN Operasi 20 160
PB 437 PLN Operasi 20 50
PB 1284 PLN Operasi 20 100
PB 1312 PLN Operasi 20 160
PB 1313 PLN Operasi 20 200
PB 1320 PLN Operasi 20 100
62
Nomor Status Status Tegangan Daya
Trafo Kepemilikan Operasi (kV) (KVA)
PB 811 PLN Operasi 20 160
PB 1225 PLN Operasi 20 100
PB 764 PLN Operasi 20 160
PB 126 PLN Operasi 20 200
PB 904 PLN Operasi 20 250
PB 140 PLN Operasi 20 100
PB 321 PLN Operasi 20 100
PB 618 PLN Operasi 20 160
PB 1251 PLN Operasi 20 200
PB 1222 PLN Operasi 20 160
PB 141 PLN Operasi 20 100
PB 320 PLN Operasi 20 250
PB 307 PLN Operasi 20 100
PB 352 PLN Operasi 20 100
PB 609 PLN Operasi 20 160
PB 237 PLN Operasi 20 100
PB 238 PLN Operasi 20 250
PB 1149 PLN Operasi 20 150
PB 239 PLN Operasi 20 100
PB 1299 PLN Operasi 20 250
PB 328 PLN Operasi 20 50
PB 329 PLN Operasi 20 50
PB 845 PLN Operasi 20 100
PB 700 PLN Operasi 20 50
PB 178 PLN Operasi 20 50
PB 792 PLN Operasi 20 200
PB 177 PLN Operasi 20 160
PB 658 PLN Operasi 20 100
PB 595 PLN Operasi 20 50
PB 911 PLN Operasi 20 100
PB 567 PLN Operasi 20 50
PB 325 PLN Operasi 20 160
PB 338 PLN Operasi 20 150
PB 293 PLN Operasi 20 160
PB 1047 PLN Operasi 20 160
PB 331 PLN Operasi 20 100
63
3.2.6 Menghitung Arus Beban Pada Trafo
Ibeban =
√
Dimana :
Ibeban = = 1,44 A
√
Ibeban = = 2,88 A
√
Ibeban = = 4,33 A
√
Perhitungan Arus Beban dengan daya trafo sebesar 160 kVA
Ibeban = = 4,61 A
√
Ibeban = = 5,77 A
√
Ibeban = = 7,21 A
√
64
3.2.6.1. Menghitung Satuan Besar Beban (S)
Ibeban 20 kV
S = 1,44 A 20 kV
S = 28,8 kVA
S = 2,88 A 20 kV
S = 57,6 kVA
S = 4,33 A 20 kV
S = 86,6 kVA
S = 4,61 A 20 kV
S = 92,2 kVA
S = 5,77 A 20 kV
S = 115,4 kVA
65
Perhitungan satuan besar beban dengan daya trafo sebesar 250
kVA
S = 7,21 A 20 kV
S = 144,2 kVA
LOSSES
KW KVAR
76,7 236,1
66
Gambar 3.52. Simulasi Penyulang Banjaran
LOSSES
KW KVAR
38,9 120,8
67
-----Halaman ini sengaja dikosongkan-----
68
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Setelah mengikuti kegiatan kerja praktik dan mensimulasikan
kondisi Penyulang Dawar dan Penyulang Banjaran, dapat disimpulkan
bahwa pengaruh dari losses pada penyulang yaitu jarak atau panjang
penyulang, jumlah beban yang diampu pada penyulang, dan jenis
konduktor yang digunakan. Namun yang paling berpengaruh yaitu
panjang dari penyulang, semakin panjang penyulang maka losses akan
semakin besar.
4.2. Saran
Dalam setiap kegiatan kerja praktik ini, disarankan yaitu saat
pengecekan penyulang di lapangan dilakukan dengan teliti agar simulasi
sesuai dengan kondisi pada lapangan, supaya hasil simulasi losses pada
penyulang menghasilkan hasil yang akurat.
69
-------Halaman ini sengaja dikosongkan------
70
DAFTAR PUSTAKA
71
-----Halaman ini sengaja dikosongkan-----
72
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Lampiran 1 : Foto mahasiswa saat kerja praktik
73
Mahasiswa melihat kegiatan pengurutan fasa pada PMCB
74
Nameplat dari Relay
75
Mahasiswa mengikuti pekerjaan pemeliharaan recloser
76
Lampiran 2 : foto mahasiswa saat di kantor perusahaan
77
78
78
55
56
57
58
59
60
61
62
62
62
62
51
50
54
55
56
57
ix
8
49
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
8
-------Halaman ini sengaja dikosongkan------
47
26
27
-------Halaman ini sengaja dikosongkan------
28
DAFTAR PUSTAKA
29