Anda di halaman 1dari 9

Pencegahan :

1. Awasi jika dekat sumber air.


2. Ajarkan berenang.
3. Simpan korek api, hati-hati terhadap kompor dan setrika.
4. Tempatkan bahan kimia/toxic di almari.
5. Jangan biarkan anak main tanpa pengawasan.
6. Cek air mandi sebelum dipakai.
7. Tempatkan barang-barang berbahaya ditempat yang aman.
8. Jangan biarkan kabel listrik menggantung dan mudah ditarik.
9. Hindari makan ikan yang ada tulang dan makan permen yang keras.
10. Awasi pada saat memanjat, lari, lompat karena sense of balance.

C. Pra Sekolah

Kecelakaan terjadi karena anak kurang menyadari potensial bahaya : objek panas, benda tajam,
akibat naik sepeda misalnya main di jalan, lari mengambil bola atau layangan, menyeberang
jalan.

Pencegahan ada 2 cara :

1. Mengontrol lingkungan.
a. Jauhkan korek api dari jangkauan.
b. Mengamankan tempat-tempat yang secara potensial dapat membahayakan anak.
2. Mendidik anak terhadap keamanan dan potensial bahaya.
a. Cara menyeberang jalan.
b. Arti rambu-rambu lalu lintas.
c. Cara mengendarai sepeda yang aman dan peran orang tua perlu belajar
mengontrol lingkungan.

D. Usia Sekolah

1. Anak sudah berpikir sebelum bertindak.


2. Aktif dalam kegiatan : mengendarai sepeda, mendaki gunung, berenang.

Pencegahan :

1. Aturan lalu lintas bagi pengendara sepeda.


2. Aturan yang aman dalam berenang.
3. Mengawasi pada saat anak menggunakan alat berbahaya : gergaji, alat listrik.
4. Mengajarkan agar tidak menggunakan alat yang bisa meledak atau terbakar.
5. Ajari anak tentang bahaya menggunakan obat-obatan dan bahan kimia yang tidak
diresepkan.
6. Anjurkan anak untuk bermain di tempat yang aman.
7. Ajarkan anak agar tidak mengusik atau menganggu anjing.

E. Remaja

1. Penggunaan kendaraan bermotor bila jatuh dapat : fraktur, luka pada kepala.
2. Kecelakaan karena olahraga.

Pencegahan :

1. Perlu petunjuk dalam penggunaan kendaraan bermotor sebelumnya ada negosiasi


antara orang tua dan remaja.
2. Menggunakan alat pengaman yang sesuai.
3. Melakukan latihan fisik yang sesuai sebelum melakukan olahraga.
4. Berenang dengan teman.
5. Tekankan perilaku yang tepat di srea dengan bahaya terbakar (bensin, kawat listrk,
api).
6. Hindari hal-hal yang dapat menganggu kesehatan (merokok, dll).
7. Ajarkan bahaya penggunaan obat, termasuk alcohol.
8. Ajarkan tindakan keamanan umum di semua aktivitas.
9. Waspada terhadap tanda depresi (potensi bunuh diri).
2.6 Pendidikan Kesehatan Untuk Orang Tua

Upaya pencegahan kecelakaan pada anak orang tua harus diberikan bimbingan dan antisipasi
pendidikan kesehatan.

Prinsip pendidikan kesehatan :

1. Diberikan berdasarkan kebutuhan spesifik klien.


2. Pendidikan kesehatan yang diberikan harus bersifat menyeluruh.
3. Hanya terjadi interaksi timbale balik antara perawat dan orang tua dan bukan hanya
perawat sepihak yang aktif memberikan materi pendidikan kesehatan.
4. Pendidikan kesehatan diberikan dengan mempertimbangkan usia klien yang
menerimanya.
5. Proses pendidikan kesehatan harus memperhatikan prinsip belajar dan mengajar.
6. Perubahan perilaku pada orang tua menjadi tujuan utama pendidikan kesehatan yang
diberikan.
2.7 Bimbingan Nutrisi
Nutrien adalah zat yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh dan berkembang. Setiap anak
mempunyai kebutuhan nutrient yang berbeda dan anak mempunyai karakteristik yang
khas dalam mengkonsumsi makanan atau zat gizi tersebut.
2.7.1 Dampak Nutrisi Terhadap Tumbuh Kembang Anak
Pemberian nutrisi pada anak tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan fisik atau
fisiologis anak, tetapi juga berdampak pada aspek psikodinamik, perkembangan
psikososial, dan maturasi organic.
1. Dampak Psikologis
Dampak psikologis nutrisi mencakup :

1. Aspek Psikodinamik (Freud)


Pada anak usia bayi, pemenuhan kebutuhan yang utama adalah kebutuhan
dasar melalui oral. Kebutuhan makan dan minum anak dipenuhi oleh ibu, baik
berupa air susu ibu maupun makanan lumat.
2. Aspek Psikososial (Erikson)
Fase awal dari pertumbuhan dan perkembangan anak menurut pendekatan
psikososial adalah tercapainya rasa percaya dan tidak percaya sebagai
kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan tersebut. Makanan dapat merupakan
stimulus yang dapat meringankan rasa lapar anak, dan pemuasan yang
konsisten terhadap rasa lapar dapat mempengaruhi kepercayaan anak pada
lingkungannya, terutama keluarga.
3. Maturasi Organik (Piaget)
Perkembangan organic yang dialami anak melalui makanan adalah pengalaman
mendapatkan beberapa sensoris, seperti rasa atau pengecapan, penciuman,
pergerakan, dan perabaan. Melalui makanan anak dapat meningkatkan
ketrampilan, seperti memegang botol susu, memegang cangkir, sendok, dan
ketrampilan koordinasi gerak seperti, menyuap dan menyendok makanan.
2. Dampak Fisiologis
Dampak nutrisi pada anak yang terlihat jelas adalah terhadap pertumbuhan
fifik anak. Selama masa intrauterine, asupan nutrisi yang adekuat pada ibu
berdampak tidak hanya pada kesehatan ibu, tetapi lebih pada pertumbuhan
janin. Asupan yang adekuat akan berdampak pada saat janin siap dilahirkan
janin akan lahir dengan berat badan, dan pertumbuhan organ fisik lainnya
yang normal.

27.2 Kebutuhan Nutrisin Pada Bayi dan Anak

Jenis nutrient yang dibutuhkan tubuh adalah air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan
mineral.

1. Makanan Bayi umur 0-6 Bulan


Kebutuhan kalori bayi antara 100-200 kkal/kgBB. Berikan hanya ASI saja
sampai berumur 6 bulan (ASI Eksklusif). Kontak fisik dan hisapan bayi akan
merangsang produksi ASI terutama 30 menit pertama setelah bayi lahir. Pada
periode ini ASI saja sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi. Berikan ASI
kedua payudara, berikan ASI dari satu payudara sampai kosong kemudian
pindah ke payudara lainnya (Depkes RI, 2005)
Kolostrum jangan dibuang tetapi harus segera diberikan pada bayi.
Walaupun jumlahnya sedikit, namun sudah memenuhi kebutuhan gizi bayi
pada hari-hari pertama. Pemberian ASI tetap dilanjutkan hingga byi berusia 2
tahun. Waktu dan lama menyusui tidak perlu dibatasi dan frekuensinya tidak
perlu dijadwal (diberikan pagi, siang, dan malam hari). Serta sebaiknya jangan
memberikan makanan dan minuman (air kelapa, air tajin, air the, madu,
pisang, dan lain-lain) pada bayi sebelum diberikan ASI karena sangat
membahayakan kesehatan bayi dan menganggu keberhasilan menyusui
(Depkes RI, 2005).
2. Makanan Bayi umur 6-9 Bulan
Hal – hal yang harus diperhatikan :
a. Pemberian ASI dilanjutkan.
b. Bayi mulai diperkenalkan dengan MP-ASI berbentuk lumat halus
karena bayi sudah memiliki reflex mengunyah. Contoh MP-ASI
berbentuk halus antara lain bubur susu, biscuit yang ditambah air atau
susu, pisang dan papaya yang dilumatkan. Sedikit demi sedikit mulai
dengan jumlah 1-2 sendok makan, 1-2 kali sehari. Berikan untuk
beberapa hari secara tetap, kemudian baru diberikan jenis MP-ASI
yang lain.
c. Perlu diingat tiap kali berikan ASI lebih dulu baru MP-ASI , agar ASI
dimanfaatkan seoptimal mungkin.
d. Memperkenalkan makanan baru pada bayi, jangan dipaksa. Kalau sulit
menerima, ulangi pemberiannya pada waktu bayi lpar, sedikit demi
sedikit dengan sabar, sampai bayi terbiasa dengan rasa makanan
tersebut.
3. Makanan Bayi umur 9-12 Bulan
Hal – hal yang harus diperhatikan :
a. Pemberian ASI diteruskan.
b. Bayi mulai diperkenalkan dengan makanan lembek yaitu berupa nasi
tim atau saring bubur dengan frekuensi 2 kali sehari.
c. Untuk mempertinggi nilai gizi makanan, nasi tim bayi ditambah
sedikit demi sedikit dengan sumber zat lemak, yaitu santan atau
minyak kelapa atau margarine. Bahkan manakan ini dapat menambah
kalori bayi, disamping memberikan rasa enak juga mempertinggi
penyerapan vitamin A dan zat gizi lain yang larut dalam lemak. Nasi
tim bayi harus diatur secara berangsur. Lambat laun mendekati bantuk
dan kepadatan makanan keluarga.
d. Berikan makanan selingan 1 kali sehari. Dipilih makanan yang bernilai
gizi tinggi, seperti bubur kacang hijau, buah dan lain-lain. Diusahakan
agar selingan dibuat sendiri agar kebersihan terjamin.
4. Makanan Anak Usia 1-5 Tahun
Dalam memenuhi kebutuhan zat gizi anak usia 1-5 tahun hendaknya
digunakan kebutuhan prinsip sebagai berikut :
a. Bahan makanan sumber kalori harus dipenuhi baik berasal dari
makanan pokok, minyak dan zat lemak serta gula.
b. Berikan sumber protein nabati dan hewani.
c. Jangan memaksa anak memakan makanan yang tidak disenangi,
berikan makanan lain yang dapat diterima, misalnya jika anak menolak
sayur mungkin karena cara memasaknya, buatlah cara lain, jika masih
menolak gantilah sayuran dengan menambah buah-buahan yang
penting anak mendapat vitamin dan mineral.
d. Berikan makanan selingan (makanan ringan) seperti biscuit dsb
diberikan waktu pagi, siang dan malam.
e. Makanan anak usia 1 tahun belum banyak berbeda dengan makanan
waktu usia kurang dari 1 tahun, sebagaimana telah dijelaskan bahwa
anak disapih lebih baik pada usia 2 tahun,sehingga pada usia 1 tahun
ASI masih diberikan pada anak.

Pada umumnya makanan masih berbentuk lunak, baik nasi, sayur dan lauk pauk seperti
daging hendaknya dimasak sedemikian rupa sehingga anak mudah mengunyahnya dan
pencernaan mudah mencerna. Anak mulai diajak makan bersama keluarga.

Makanan anak setelah usia 3 tahun lebih banyak makanan padat, masa 1-3 tahun ini masa
yang sangat labil dimana anak mudah sekali terserang berbagi penyakit infeksi, sehingga
keadaan gizi anak harus mendapatkan perhatian yang baik.

Makanan anak usia 3-5 tahun tetap sama dengan makanan anak usia sebelumnya tetapi
seperti kebutuhan protein sedapat mungkin diambil dari makanan sumber hewani.

5. Makanan Anak Sekolah


Pada masa ini gigi anak mulai tanggal dan akan diganti dengan gigi
permanen sehingga makanan disiapkan selain untuk pertumbuhan tubuhnya
juga untuk pertumbuhan gigi permanennya.
Usia sekolah ini sudah aktif memilih makanan yang disukai, kebutuhan
energy semakin besar karena anak sudah banyak melakukan kegiatan-kegiatan
lainnya. Kebutuhan kalori anak usia sekolah adalah 86 kkal/kgBB.
Mulai usia 10 tahun kebutuhan gizi anak laki-laki dengan perempuan
berbeda, anak laki laki lebih banyak melakukan aktifitas sehingga
membutuhkan energy yang lebih banyak sedangkan anak perempuan
membutuhkan protein dan zat besi yang lebih banyak karena saat itu telah
muali haid.
6. Makanan Anak Remaja
Pada masa ini terjadi pertumbuhan pesat sehingga dibutuhkan zat gizi
yang cukup untuk mengimbangi pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya.
Anak wanita pada masa ini biasanya sering banyak yang mebgurangi makan
karena takut gemuk sehingga akibatnya mereka akan sakit atau kurang gizi,
untuk itu perlu sekali ditanamkan pada mereka mengenai masalah gizi.
Kebutuhan kalori pada remaja dipengaruhi oleh waktu pencapaian
pubertas. Jadi anak perempuan lebih dini memerlukan peningkatan kalori
disbanding anak laki-laki. Sedangkan untuk aktivitas fisik anak laki-laki
memerlukan 60kkal/kgBB dan anak perempuan 50kkal/kgBB.
2.8 Bimbingan Istirahat Tidur
Secara umum, istirahat berarti suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan
emosional, dan bebas dari perasaan gelisah. Jadi, istirahat bukan berarti tidak
melakukan aktivitas sama sekali. Terkadang, berjalan-jalan ditaman juga bisa
dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat (Mubarak, 2007).
Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana seorang masih
dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau rangsang
lainnya (Guyton & Hall, 1997).
Tidur yang normal melibatkan 2 fase pergerakan mata yang tidak cepat (tidur
nonrapid eye movement,NREM) dan pergerakan mata yang cepat (tidur rapid
eye movement, REM). Pola atau tipe tidur biasa ini juga disebut NREM (Non
Rapid Eye Movement = Gerakan Mata Tidak Cepat). Pola tidur NREM
merupakan tidur yang nyaman dan dalam tidur gelombang pendek karena
gelombang otak selama NREM lebih lambat dari pada gelombang alpha dan
beta pada orang yang sadar atau tidak dalam keadaan tidur. Tanda – tanda
tidur NREM adalah : mimpi berkurang, keadaan istirahat (otot mulai
berelaksasi), tekanan darah turun, kecepatan pernafasan turun, metabolism
turun daan gerakan mata lambat. Pola atau tipe tidur paradoksikal ini disebut
juga (Rapid Eye Movement = Gerakan Mata Cepat). Tidur tipe ini disebut
paradoksikal karena hal ini bersifat “paradox” yaitu seorang dapat tetap
tertidur walaupun aktivitas otaknya nyata. Selama tidur REM, otak cenderung
aktif dan metabolismenya meningkat hingga 20%. Pada tahap ini individu
menjadi sulit untuk dibangunkan atau justru dapat bangun dengan tiba-tiba,
tonus otot terdepresi, sekresi lambung meningkat, serta frekuensi jantung dan
pernafasan sering kali tidak teratur.
Secara umum, durasi atau waktu lama tidur mengikuti pola sesuai dengan
tahap tumbuh kembang manusia.
a. Bayi
Pada bayi baru lahir membutuhkan tidur selama 14-18 jam sehari,
pernafasan teratur, gerak tubuh sedikit 50% tidur NREM dan terbagi
dalam 7 periode. Dan pada bayi tidur selama 12-14 jam sehari, sekitar
20-30% tidur REM, tidur lebih lama pada malam hari dan punya pola
terbangun sebentar (Asmadi, 2008).
b. Toodler
Kebutuhan tidur pada toodler menurun menjadi 10-12 jam sehari.
Sekitar 20-30% tidurnya adalah tidur REM,banyak. Tidur 11 siang
dapat hilang pada usia 3 tahun karena sering terbangun pada malam
hari yang menyebabkan mereka tidak ingin tidur pada malam hari
(Asmadi, 2008).
c. Preschool
Pada usia preschool biasanya memerlukan waktu tidur 11-12 jam
semalam. Kebanyakan pada usia ini tidak menyukai waktu tidur. Bisa
jadi anak usia 4-5 tahun mengalami kurang istirahat tidur dan mudah
sakit jika kebutuhan tidurnya tidak terpenuhi. Sekitar 20% tidurnya
adalah tidur REM (Asmadi, 2008).
d. Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah tidur antara 8-10 jam semalam tanpa tidur siang.
Anak usia 8 tahun membutuhkan waktu kurang lebih 10 jam setiap
malam. Tidur REM pada anak usia ini berkurang sekitar 20%
(Asmadi, 2008).
e. Adolesen
Kebanyakan remaja memerlukan waktu tidur sekitar 8-10 jam tiap
malamnya, untuk mencegah terjadinya kelemahan dan kerentanan
terhadap infeksi. Tidur pada usia ini 20% adalah tidur REM. Pada
remaja laki-laki mengalami Nocturnal Emission (Orgasme dan
mengeluarkan cairan semen pada malam hari) yang biasanya kita
kenal dengan istilah mimpi basah (Potter, 2005).

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bimbingan Antisipasi (Anticipatory Guidance) adalah bantuan perawat terhadap orang tua dalam
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan melalui upaya orang tua dalam mempertahankan
dan meningkatkan kesehatan melalui upaya pertahanan nutrisi yang adekuat, pencegahan
kecelakaan dan supervise kesehatan.
Kecelakaan merupakan kejadian yang dapat menyebabkan kematian pada anak. Kepribadian
adalah factor pendukung kecelakaan. Orang tua bertanggungjawab terhadap kebutuhan anak,
menyadari karakteristik perilaku yang menimbulkan kecelakaan waspada terhadap faktor-faktor
lingkungan yang mengancam keamanan anak.

Nutrien adalah zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang. Setiap anak
mempunyai kebutuhan nutrient yang berbeda dan anak mempunyai karakteristik yang khas
dalam mengkonsumsi makanan atau zat gizi tersebut.

Istirahat berarti suatu keadaan tenang, relaks tanpa tekanan emosional, dan bebas dari perasaan
gelisah, Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana seseorang masih dapat
dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya.

3.2 Saran

Sebagi bagian dari tenaga professional dibidang kesehatan, perawat hendaknya memberikan
bimbingan dan pengarahan pada orang tua, sebagai suatu bentuk antisipasi orangtua dalam
mencegah terjadinya kecelakaan pada anak, makanan dan minuman yang berguna dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi anak serta pemenuhan kebutuhan istirahat tidur anak.

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC

Guyton, A. C. and Hall, J. E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta : EGC
Mubarak, Wahid I.,& Nurul C. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia: teori dan aplikasi
dalam praktik. Jakarta : EGC

Nursalam, Utami. 2005. Asuhan keperawatan bayi dan anak (untuk perawat dan bidan). Jakarta :
Salemba Medika

Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan, Edisi 4 . Jakarta : EGC

Supartini, Yupi. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC

Wartonah ,Tarwoto. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai