Anda di halaman 1dari 12

1.

Mekanisme gejala diabetes mellitus


2. Hubungan BB, usia, jenis kelamin, dan kadar gula darah pada scenario ?

 Umur > 45 tahun


 Berat badan lebih (dengan kriteria: BBR > 110% BB idaman atau IMT >23
kg/m2)
 Hipertensi (≥ 140/90 mmHg)
 Riwayat diabetes mellitus dalam garis keturunan
 Riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat, atau BB lahir bayi > 4000 gram
 Kadar kolesterol HDL ≤ 35 mg/dl dan atau trigliserida ≥ 250 mg/dl.
 BB, usia, jenis kelamin, dan kadar gula darah pada skenario mempunyai
hubungan dengan terjadinya DM.

3. Diagnosis Diabetes Melitus


a. Klasik : 3P
b. Lainnya : lemah badan, kesemutan, gatal,mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria,
serta pruritus vulvae pada wanita.
c. Dapat dilakukan 3 cara :
a) Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu >200
mg/dL sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM.
b) Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL dengan adanya keluhan klasik.
c) TTGO
d. Pemeriksaan HbA1c (>6.5%) oleh ADA 2011 sudah dimasukkan menjadi salah satu
kriteria diagnosis DM, jika dilakukan pada sarana laboratorium yang telah
terstandardisasi dengan baik.

e. Fungsinya untuk memonitor DM

Kriteria Kriteria
Pengendalian A1c (%)

Baik < 6,5

Sedang 6,5 - 8

Buruk >8
o Restriksi kalori
a. Adalah penurunan jumlah kalori dalam tubuh
b. Optimal sekitar 30-40%
c. Dapat menurunkuan risiko PJK, Dislipidemia, dan DM.
d. Dapat dilakukan dengan kontrol makanan dan olahraga secara teratur (control
Lifestyle)

4. Apa saja obat untuk diabetes mellitus tipe


Obat Hipoglikemik Oral
1) Sulfonylurea
 Efikasi : meningkatkan sekresi insulin, dan menurunkan 1,0-2,0 % HbA1c
 Kesesuaian : usia muda, BB normal/kurus
 : jangan diberikan pada DM tipe I, dan hipersensifitas sulfa
 Biaya : LOW
 Nama obat :
a) Gibenclamid
- Donil, dosis 2,5-15mg, lama kerja 12-24, frek/hari 1-2, lama
pengobatan 2-3 bulan, sediaan oral.
b) Glipizid
- Minidiab dosis 5-20mg, lama kerja 10-16, frek/hari 1-2, lama
pengobatan 2-3 bulan, sediaan oral.
- Glucotrol, dosis 5-20mg, lama kerja 12-16, frek/hari 1, lama
pengobatan 2-3 bulan, sediaan oral.
c) Glikazid
- Diamicron, dosis 80-320mg, lama kerja 10-20, frek/hari1-2, lama
pengobatan 2-3 bulan, sediaan oral.
- Diamicron-MR, sediaan 30-120mg, lama kerja 24, frek/hari 1, lama
pengobatan 2-3 bulan, sediaan oral.
d) Glikuidon
- Glurenom, sediaan 30-120, lama kerja 6-8, frek/hari 2-3, lama
pengobatan 2-3bulan, sediaan oral.
e) Glimepirid
- Amanyl, sediaan 0,5-6mg, lama kerja 24, frek/hari 1, lama pengobatan
2-3 bulan, sediaan oral.
- Glucas, sediaan 1-6mg, lama kerja 24, frek/hari 1, lama pengobatan 2-
3 bulan, sediaan oral.
- Amadiab, sediaan 1-6mg, lama kerja 24, frek/hari 1, lama pengobatan
2-3 bulan, sediaan oral.
- Metrix, sediaan 1-6mg, lama kerja 24, frek/hari 1, lama pengobatan 2-
3 bulan, sediaan oral.
2) Metformin
 Efikasi : menekan produksi glukoneogenesis dan menambah sensifitas terhadap
insulin dan menurunkan kadar HbA1c 1,0-2,0%
 Kesesuaian : BB gemuk
 Kemanan : jangan diberikan pada gangguan fungsi ginjal, hati, dan pasien dengan
kecenderungan hipoksemia (missal:penyakit serebrovaskular, sepsis, gagal
jantung)
 Biaya : LOW
 Nama obat :
a) Metformin
b) Glucophage, dosis 250-3000mg, lama kerja 6-8, frek/hari 1-3, lama
pengobatan 2-3 bulan, sediaan oral.
c) Glumin, dosis 500-3000mg, lama kerja 6-8, frek/hari 2-3, lama pengobatan 2-
3 bulan, sediaan oral.
d) Metformin-XR
e) Glucophage-XR, dosis -, lama kerja 24, frek/hari 1, lama pengobatan 2-3
bulan, sediaan oral.
f) Glumin-XR, sediaan 500-2000, lama kerja 24, frek/hari 1, lama pengobatan 2-
3 bulan, sediaan oral.
3) Penghambat alfa glukosidase
 Efikasi : menghambat absorbs glukosa, dan menurunkan kadar HbA1c 0,5-0,8%
 Kesesuaian : BB gemuk, dan untuk mengurangi glukosa postprandial.
 Keamanan : jangan diberikan pada gangguan pencernaan kronis, dan wanita hamil
dan menyusui.
 Biaya : HIGH
 Nama obat :
a) Acarbose
g) Glucobay, dosis 100-300mg, lama kerja-, frek/hari 3, lama pengobatan 2-3
bulan, sediaan oral.
h) Eclid, dosis 100-300mg, lama kerja-, frek/hari 3, lama pengobatan 2-3 bulan,
sediaan oral.
4) Tiazolidindion
 Efikasi : menambah sensifitas terhadap insulin, dan menurunkan kadar HbA1c
0,5-1,4%
 Kesesuaian : BB normal/kurus
 Keamanan : jangan diberikan pada gagal janutng, dan gangguan faal hati.
 Biaya : -
 Nama obat :
a) Pioglitazone
i) Actos, dosis 15-45mg, lama kerja 24, frek/hari 1, lama pengobatan 2-3 bulan,
sediaan oral.
j) Deculin, dosis 15-45mg, lama kerja 24, frek/hari 1, lama pengobatan 2-3
bulan, sediaan oral.
k) Pionix, dosis 15-45mg, lama kerja 18-24, frek/hari 1, lama pengobatan 2-3
bulan, sediaan oral.
5) DPP-4 inhbitor
 Efikasi : meningkatkan sekresi insulin, menghambat sekresi glucagon dan
menurunkan kadar HbA1c 0,5-0,8%
 Kesesuaian :
 Keamanan : tidak menimbulkan hipoglikemia bila digunakan sebagai monoterapi
 Biaya : HIGH
 Nama obat :
a) Vildagliptin
- Galvus, sediaan 50-100mg, lama kerja 12-24, frek/hari 1-2, sediaan
oral.
b) Sitagliptin
- Januvia, sediaan 25-100mg, lama kerja 24, frek/hari 1, lama
pengobatan 2-3 bulan, sediaan oral.
c) Saxagliptin
- Onglyza, dosis 5mg, lama kerja 24, frek/hari 1, lama pengobatan 2-3
bulan, sediaan oral.

5. Bagaimana terapi non farmako pada pasien DM tipe 2 ?


6. Jelaskan algoritma pengobatan DM tipe 2 ?
7. Bagaimana monitoring dari pasien DM tipe 2 ?
o Pemantauan kenadali DM
Pemantauan status metabolic pasien DM merupaka hal penting. Hasil pemantauan
digunakan untuk menilai manfaat pengobatan, penyesuaian diet, latihan jasmani,
dan obat-obatan untuk mencapai kadar glukosa darah senormla mungkin dan
terhindat dari keadaan hipoglikemia dan hiperglikemia.

o Untuk mengetahui status metabolic pasien DM dapat dinilai dari :


a) Perasaan sehat secara subjektif
b) Perubahan berat badan
c) Kadar glukosa darah
d) Kadar glukosa urin
e) Kadar keton dalam darah dan urin
f) Kadar hemoglobin glikat
g) Kadar lipid darah.

o Pemeriksaan A1c
Hasil pemeriksaan A1c sangat akurat untuk menilai status glikemik jangka
panjang, selain itu nilai A1c merupakan predictor terhadap kemungkinan
timbulnya komplikasi diabetes. Kadar A1c dapat mencerminkan glukosa darah
rata-rata.

A1C Mg/dl
(%)

5 97

6 126

7 154

8 183

9 212

10 240

11 269

12 289

Pada psien yang terapinya diubah atau belum mencapai target kendali glukosa,
pemeriksaan A1c sebaiknya dilakukan 4 kali setahun. Pemeriksaan ini harus rutin
dilakukan pada seluruh pasien diabetes, baik saat kunjungan awal maupun sebagai bagian
dari pengobatan selanjutnya.

o Pemeriksaan Kadar Glukosa Sendiri (PKGS)


a) Hasil beberapa penelitian menunjukan manfaat PKGS sebagai alat untuk mencegah
hipoglikemia dan menyesuaikan pengobatan, diet, dan aktivitas fisik untuk mencapai
target yang glikemik yang diinginkan.
b) PKGS dapat dilakukan dengan uji strip glukosa darah maupun uji glukosa urin.
c) Kadar glukosapasien DM tipe 2 cenderung lebih stabil disbanding DM tipe 1

o American Diabetes Association (ADA) mengindikasi Pemantauan Kadar Glukosa


Sendiri _PKGS) pada konsdisi berikut :
1) Mencapai dan memelihara kendali glikemik : PKGS memebrikan informasi kepada
dokter/perawat mengenai kenadli glikemik dari hari ke hari.
2) Mencegah dan mendeteksi hipoglikemia
3) Mencegah hiperglikemia berat
4) Menyesuaikan dengan perubahan gaya hidup
5) Memnetukan kebutuhan untuk memulai terapi insulin pada pasien DMG

Pasien DM tipe 2 yang mendapat pengobatan obat hipoglikemik oral (OHO) ataupun
insulin mempunyai risiko terjadinya hipoglikemia. Pada umumnya pengobatan insulin
pada pasien DM tipe 2 tidak sensitive disbanding pasien DM tipe 1 oleh karena profil
kadar glukosanya relative lebih stabil.

8. Bagaimana edukasi pada pasien diabtes ?


Tujuan pengobatan diabetes melitus yang paling utama adalah pencegahan. Untuk
diabetes tipe 2, pencegahan obesitas sangat penting untuk menurunkan insiden penyakit.
Tahap pertama pengobatan untuk pengidap diabetes tipe 2 biasanya perbaikan sensitivitas
dan sekresi insulin melalui diet, penurunan berat badan dan olahraga.

o Perencanaan diet : Regimen diet biasanya dihitung per individu, bergantung


kebutuhan pertumbuhan, penurunan berat badan yang diinginkan, dan tingkat
aktivitas. Pembagian kalori biasanya 50% - 60% dari KH kompleks, 20% dari
protein, dan 30% dari lemak. Diet juga mencakup serabut, vitamin, dan mineral.

o Olahraga : Program olahraga digabung dengan penurunan berat badan telah


memperlihatkan peningkatan sensitivitas insulin dan menurunkan kebutuhan
terhadap intervensi farmakologik. Untuk itu, olahraga terbukti dapat
meningkatkan pemakaian glukosa oleh sel sehingga kadar glukosa turun.
o Edukasi dimaksudkan untuk memberikan pengertian dan pengetahuan sebanyak
mungkin pada penderita DM. Oleh karena DM merupakan penyakit kronik yang
berlangsung seumur hidup, maka sangat diperlukan kerjasama antara dokter dg
penderia serta keluarganya.

Anda mungkin juga menyukai